Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Wali Songo

Guru Pembimbing:
Nani Nihayati S.Ag

Ahmad Rifqi Syadi


“Walisongo” berarti sembilan orang wali”
Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad,
Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada
saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam
ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.

Maulana Malik Ibrahim yang tertua. Sunan Ampel anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah
keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan
Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid
Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan
Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu
meninggal.

Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga
wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di
Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi
pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban
baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan
hingga pemerintahan.

Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu.
Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan
Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri,
Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga
sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati kaum jelata.

Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk
digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia.
Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka
yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap
kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat “sembilan wali”
ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam.
Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai “tabib” bagi
Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai “paus dari
Timur” hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan
nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha.

1. Sunan Gresik: Maulana Malik Ibrahim

Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik termasuk salah seorang Sunan dari
9 nama-nama Wali Songo. Menurut sejarah Wali Songo inti pokok perjuangan Sunan
Gresik adalah untuk menghapuskan sistem kasta yang ada pada masyarakat. Karena
hal itu tidak sesuai dengan ajaran agam islam yang menyatakan bahwa semua
manusia itu sama di mata Allah SWT, yang membedakan hanyalah amal ibadahnya
saja.

 Nama Asli Sunan Gresik: Maulana Malik Ibrahim.


 Wilayah Dakwah Sunan Gresik: Gresik, Jawa Timur.
 Peninggalan Sunan Gresik: Masjid Malik Ibrahim di Leran, Gresik, Jawa Timur.
 Tahun Wafatnya: 1419 masehi
 Makam Sunan Gresik: Desa Gapura Wetan, Gresik.
Berdasarkan catatan sejarah Wali Songo, Sunan Gresik merupakan keturunan Nabi
Muhammad SAW ke 22. Beliau pertama kali memulai menyebarkan luaskan agama
Islam di pulau Jawa di akhir era kekuasaan kerajaan Majapahit.

Beliau menarik hati masyarakat pada saat itu dengan cara bertani dan menjadi
pedagang. Sehingga bisa merangkul dan menolong rakyat jelata yang menjadi korban
dari perang saudara sebagai dampak runtuhnya kerajaan Majapahit. Sehingga banyak
rakyat jelata yang terbantu dan secara perlahan tertarik belajar Islam.

Karena terus bertambahnya masyarakat yang berkeinginan mempelajari Islam dengan


baik. Akhirnya Sunan Gresik mendirikan sebuah pondok pesantren di daerah Leran,
Gresik, Jawa Timur. Di tempat itulah Sunan Gresik selama bertahun-tahun
mengajarkan tentang ilmu agama Islam hingga akhir hayatnya.
2.Sunan Ampel

Sunan Ampel termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Walisongo.
Menurut sejarah Walisongo inti sari dari ajaran Sunan Ampel yang terkenal pada saat
itu yaitu “Moh Limo“. Moh Limo merupakan bahasa jawa yang mempunyai makna
Moh artinya tidak atau menolak, dan Limo memiliki arti lima.

Maksudnya adalah pada inti ajaran beliau terdapat makna “Untuk menolak dan tidak
mengerjakan lima perkara. Kelima perkara itu adalah Moh Main (Tidak Berjudi), Moh
Ngombe (Tidak Minum Alkohol), Moh Maling (Tidak Mencuri), Moh Madat (Tidak
Menghisap Narkoba), Moh Madon (Tidak Berzina).

 Nama Asli Sunan Ampel: Raden Rahmat.


 Wilayah Dakwah Sunan Ampel: Surabaya.

 Peninggalan Sunan Ampel: Masjid Ampel di Ampel Denta, Surabaya.


 Tahun Wafatnya: 1481 M.
 Makam Sunan Ampel: Sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.

Menurut sejarah Sunan Ampel merupakan anak dari pasangan Sunan Gresik dan Dewi
Condro Wulan. Beliau menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat di daerah
pedesaan Ampel Denta di Surabaya. Di tempat itu Beliau mendirikan pondok
pesantren untuk masyarakat yang hendak belajar dan mendalami ajaran agama Islam.
3.Sunan Bonang

Sunan Bonang merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama
Sunan Wali Songo. Dalam sejarah Wali Songo, Sunan Bonang merupakan salah satu
tokoh Wali Songo yang dalam ajarannya beliau menyampaikan “Jangan bertanya,
Jangan memuja nabi dan wali-wali, jangan mengaku Tuhan. Jangan mengira tidak ada
padahal ada, sebaiknya diam, jangan sampai di goncang kebingungan.

 Nama Asli Sunan Bonang: Maulana Makdum Ibrahim.


 Wilayah Dakwah Sunan Bonang: Tuban, Jawa Timur.
 Peninggalan Sunan Bonang: Alat musik tradisional gamelan yang berisi
bonang, bende dan kenong. Juga perkenalkan gapura yang berarsitektur tema
islam.
 Tahun Wafatnya: 1525 M.
 Makam Sunan Bonang: Tuban, Jawa Timur.
Menurut sejarah Wali Songo Sunan Bonang yang memiliki nama asli Maulana
Makdum Ibrahim adalah putra dari pasangan Sunan Ampel dan Dewi Condrowati.
Sesudahtelah ayahnya Sunan Ampel wafat Sunan Bonang mengambil keputusan
untuk belajar agama di Malaka yang berada di wilayah Samudra Pasai.

Di tempat itu Sunan Bonang berguru dan belajar dari Sunan Giri yang memiliki ilmu
khusus dalam tata cara dakwah mengajarkan agama Islam yang dapat membuat
banyak masyarakat tertarik hatinya. Kemudian sesudah selesai menimba ilmu di sana
Beliau kembali lagi ke Tuban.

Sesampainya di Tuban Sunan Bonang mendirikan sebuah pondok pesantren di tanah


kelahiran ibunya tersebut. Karena karakteristik masyarakat Tuban yang sangat
menyukai hiburan. Maka dari itu Sunan Bonang pun mempunyai ide untuk membuat
alat musik gamelan untuk menarik minat masyarakat Tuban.

Agar banyak masyarakat yang tertarik untuk belajar agama Islam. Sehingga di saat
Sunan Bonang mengadakan pertunjukan gamelan, di sela-selanya ia melakukan
dakwah
4.Sunan Drajat

Sunan Drajat merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama
Sunan Wali Songo. Menurut sejarah Walisongo ajaran yang sering disampaikan oleh
Sunan Drajat adalah kepada murid-muridnya adalah “Suluk Petuah”. Di dalamnya
terdapat beberapa buah pesan yang bisa ditanamkan di dalam diri setiap manusia.

 Nama Asli Sunan Drajat: Raden Qosim


 Wilayah Dakwah Sunan Drajat: Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan.
 Peninggalan Sunan Drajat: Gamelan singa mangkok.
 Tahun Wafatnya: 1522 M.
 Makam Sunan Drajat: Paciran, Lamongan.
Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Drajat merupakan saudara seibu dengan
Sunan Bonang. Setelah ayahnya meninggal, Beliau belajar dan berguru tentang ilmu
agama Islam dari Sunan Muria. Kemudian Beliau kembali lagi ke Desa Jelog, Pesisir
Banjarwati, Lamongan

Adapun beberapa kutipan perkataan yang terdapat pada suluk petuah adalah sebagai
berikut:

1. Wenehono teken wong kang wuto artinya berilah tongkat kepada orang yang
buta.
2. Wenehono mangan marang wong kan luwe artinya berilah makan kepada
orang yang kelaparan.
3. Wenehono busono marang wong kang wudo artinya berilah pakaian kepada
orang yang telanjang.
4. Wenehono ngiyup marang wong kang kudanan artinya berilah tempat untuk
berteduh pada orang yang kehujanan.
Setelah Beliau tiba di Lamongan, Beliau menyampaikan pelajaran apa yang sudah
didapatkan dari dari Sunan Muria kepada masyarakat Lamongan. Semakin hari
muridnya semakin banyak, hingga pada akhirnya Sunan Drajat memutuskan
mendirikan pondok pesantren yang berada di Daleman Duwur, Desa Drajat, Paciran
Lamongan.
5.Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali
Songo. Menurut sejarah Wali Songo Sunan Kalijaga merupakan salah seorang Wali
yang mengajarkan agama Islam secara dengan bertahap. Caranya adalah
dengan menanamkan nilai-nilai agama dalam budaya dan ideologi rakyat sekitar.

Hal ini dilakukan karena Beliau memiliki keyakinan bahwa jika agama Islam sudah
dikenali dan dimengerti oleh masyarakat, maka perilaku buruk manusia akan hilang
dengan sendirinya.

 Nama Asli Sunan Kalijaga: Raden Said.


 Wilayah Dakwah Sunan Kalijaga: Cirebon, Jawa Barat.
 Peninggalan Sunan Kalijaga: Seni ukir, wayang, gamelan dan suluk.
 Tahun Wafatnya Sunan: 1513 M.
 Makam Sunan Kalijaga: Desa Kadilangu, Demak Bintara, Jawa Barat.
Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Kalijaga adalah orang pribumi asli yang lahir
di Tuban, Jawa Timur. Sunan Kalijaga adalah anak laki-laki dari Arya Wilatikta yang
merupakan seorang tokoh pemberontak pimpinan Ronggolawe pada masa kerajaan
Majapahit.

Julukan Kalijaga sendiri yang disematkan kepada beliau berdasarkan sejumlah


pendapat diambil dari nama sebuah dusun di Cirebon. Dusun tersebut memiliki nama
Kalijaga, sebab zaman dulu berdasarkan cerita sejarah Sunan Kalijaga memiliki
hubungan dekat dengan Sunan Gunung Jati.
6.Sunan Kudus

Sunan Kudus termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Wali Songo.
Berdasarkan sejarah Sunan Kudus merupakan seorang Wali yang mewariskan
budaya toleransi antar umat beragama. Sebagai contoh adalah umat Islam diajarkan
untuk menyembelih kerbau pada saat hari raya Idul Adha untuk menghormati
masyarakat Hindu di Kudus.

 Nama Asli Sunan Kudus: Ja’far Shadiq


 Wilayah Dakwah Sunan Kudus: Kudus, Jawa Tengah
 Peninggalan Sunan Kudus: Masjid Menara Kudus
 Tahun Wafatnya: 1550 M
 Makam Sunan Kudus: Kudus, Jawa Tengah
Menurut catatan sejarah Sunan Kudus adalah cucu dari Sunan Ampel dan Dewi
Condrowati dari anaknya yang bernama Syarifah. Hal ini berarti Beliau merupakan
keponakan dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Julukan Sunan Kudus yang
diberikan kepadanya berasal dari nama tempat Beliau belajar yaitu Al-Quds
7.Sunan Muria

Sunan Muria termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo.
Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Muria adalah salah satu tokoh Wali Songo
yang memiliki metode pembelajaran agam Islam yang terkenal. Metode pengajaran
Beliau adalah menggunakan tembang sinom dan kinanti dalam menyampaikan ajaran
Islam

Selain itu Sunan Muria juga mewariskan sebuah budaya bernama kenduri. Budaya
Kenduri ini merupakan sebuah budaya untuk mendoakan orang yang sudah
meninggal sesudah dimakamkan. Di dalam kenduri ini terdapat istilah nelung
dinani artinya 3 hari, mitung dinani artinya 7 hari, matang puluhi artinya 40
hari, nyatus artinya 100 hari, mendak pisan, mendak pindo, nyewu artinya 1000 hari.
 Nama Asli Sunan Muria: Raden Umar Said.
 Wilayah Dakwah Sunan Muria: Kudus dan Pati.
 Peninggalan Sunan Muria: Masjid Muria.
 Tahun Wafatnya: 1551 M.
 Makam Sunan Muria: Kudus, Jawa Tengah.
Sunan Muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan Istrinya yang bernama Saroh,
adik kandung dari Sunan Giri. Dalam berdakwah di masyarakat Beliau menggunakan
cara syiar dengan menyisipkan nilai-nilai Islam kedalam budaya dan dan kesenian
masyarakat setempat.

Sunan Muria lebih akrab dan suka berdakwah kepada rakyat jelata karena memiliki
jumlahnya paling banyak dan mereka juga mudah menerima ilmu-ilmu baru. Selain
menyampaikan ajaran agama islam, semasa hidupnya Beliau juga bertani, berdagang,
dan melaut.
8.Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali
Songo. Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Gunung Jati merupakan salah
seorang tokoh Walisongo yang populer akan pesan wasiatnya.

Pesan wasiat itu berbunyi “Sugih bli rerawat, mlarat bli gegulat” maknanya menjadi
kaya bukan untuk diri sendiri, menjadi miskin bukan untuk menjadi beban orang lain.
 Nama Asli Sunan Gunung jati: Syarif Hidayatullah.
 Wilayah Dakwah Sunan Gunung Jati: Cirebon, Banten dan Demak.
 Peninggalan Sunan Gunung Jati: Masjid merah Panjunan, Kumangang Pintu,
dan Kereta untuk berdakwah.
 Tahun Wafatnya: 1568 M.
 Makam Sunan Gunung Jati: Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Cirebon
Jawa Barat.
Sunan Gunung Jati merupakan seorang Wali keturunan bangsawan dari Timur
Tengah yang bernama Sultan Syarif Abdullah Maulana. Ayah Sunan Gunung Jati
adalah keturunan dari Bani Hasyim yang berasal dari Palestina dan jadi pembesar di
Negara Mesir.

Sunan Gunung Jati semasa hidupnya menyampaikan ajaran Islam di wilayah sekitar
daerah Cirebon, Jawa Barat. Di sana Beliau juga membangun sebuah pondok
pesantren untuk mengajarkan ilmu agama Islam kepada masyarakat yang tinggal di
Cirebon.
9.Sunan Giri

Sunan Giri merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama
Sunan Wali Songo. Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Giri adalah seorang Wali
yang populer akan cara penyampaian dakwah yang ceria kepada masyarakat.

Dalam penyampaian dakwah, Sunan Giri juga menyelipkannya ke dalam hiburan lagu
permainan contohnya cublak-cublak suweng, jamuran, dan lir ilir.

 Nama Asli Sunan Giri: Muhammad Ainul Yakin.


 Daerah Penyebaran Islam Sunan Giri: Gresik, Madura, Lombok, Kalimantan,
Sulawesi dan Maluku.
 Peninggalan Sunan Giri: Tembang Pucung, Tembang Asmarandana, Masjid
Giri, Giri Kedaton dan Telogo Pegat.
 Tahun Wafat Sunan Giri: 1506 M
 Makam Sunan Giri: Cirebon, Jawa Barat.
Sunan Giri merupakan putra keturunan dari ulama Islam yang sedang melakukan
syiar Islam di daerah Pasai, Malaka. Namun karena pada saat itu timbul sebuah
konflik, sehingga ayah Sunan Giri menitipkan Sunan Giri pada seorang nelayan
supaya dibawa pergi ke Jawa

Anda mungkin juga menyukai