ID Pengaruh Jumlah Adsorben Karbon Aktif Da PDF
ID Pengaruh Jumlah Adsorben Karbon Aktif Da PDF
2, Oktober 2005 : 9 - 14
Abstrak
Gondorukem merupakan produk industri pengolahan hasil hutan non kayu dari pohon pinus.
Penggunaan gondorukem dalam industri contohnya dalam industri kertas , batik dan industri
sabun. Kualitas gondorukem dipengaruhi oleh kandungan kotoran atau mineral dalam getah,
proses pemasakan , oksidasi asam resin dan sebagainya yang dapat dilihat dari perubahan
warna. Penggunaan proses bleaching pada pengolahan gondorukem adalah salah satu
usaha pengembangan teknologi pengolahan getah pinus menjadi gondorukem untuk
meningkatkan kualitas gondorukem tersebut. Prosedur pengolahan getah pinus dengan
bleaching meliputi tahap-tahap antara lain persiapan larutan getah, washing ( pencucian ),
filtrasi I, proses bleaching dengan menambahkan karbon aktif sesuai dengan variabel ( 1,25 ;
2,5 ; 3,75 ; dan 5 % berat sampel ) pada suhu 70 0 C , filtrasi II untuk memisahkan larutan
getah dan karbon aktifnya , distilasi, analisis warna dan persen transmisi.Dari hasil
percobaan untuk mendapatkan warna yang baik dalam hal ini standar warna LPPH nomor 7
, dibutuhkan waktu 30 menit untuk jumlah adsorben 3,75 % berat sampel dan 60 menit untuk
jumlah adsorben 2,5 % berat sampel.
pinus dapat mencapai 20-40 m dengan diameter beberapa jenis monoterpine dan gondorukem (
sampai 100 cm, tidak berbanir. Kulit luar kasar rosin ) sebagai bottom product.
berwarna coklat kelabu sampai coklat tua, tidak Jenis dan komposisi getah adalah
menelupas, beralur lebar dan dalam. berbeda-beda untuk masing-masing jenis pinus.
Pinus dapat tumbuh pada tanah jelek dan Pinus yang ada di Indonesia adalah jenis merkusii
kurang subur , tanah berpasir dan tanah berbatu, ( mercusii acid ) yang banyak tersebar di benua
tetapi tidak dapat tumbuh dengan baik pada tanah Asia . Getah pinus yang disadap dari pohon pinus
becek . Jenis pohon ini menghendaki iklim basah bila diolah akan menghasilkan 15-25 % terpentin
sampai agak kering . Pohon pinus tumbuh baik dan 70-80 % gondorukem .
pada ketingian 2000- 1700 m dari permkaan air Secara umum getah pinus memiliki
laut , kadang-kadang tumbuh dibawah 200 m dan komposisi 90 % material bersifat asam dan 10 %
mendekati pantai , misalnya pinus yang tumbuh material bersifat netral. Material asam
di Aceh utara. mengandung campuran dari monobasic asam
Gondorukem dapat dibuat dari proses pengolahan resin yang memiliki rumus empiris C20H30O2,
getah pinus dengan cara distilasi. Getah pinus sedangkan material netral mengandung diterpen
yang didistilasi akan menghasilkan gondorukem aldehid dan alkohol yang memiliki struktur sama
dan terpentin. Di Indonesia , pengolahan dengan asam resin, namun memiliki gugus
komoditi ini ditangani oleh Perhutani dengan aldehid ( -CHO) atau alkohol (-OH) serta
beberapa pabrik yang di Jawa dan material lain yaitu sesqui diterpen ( C15H24) dan
Sumatra.Dalam grading mutu dunia perdagangan diterpen hidrokarbon .
gondorukem, standar pokok yang digunakan Gondorukem terdiri dari 90-80 %
adalah berdasar warna, kejernihan atau prosen senyawa asam yang secara garis besar dapat
transmisi dan softening point. dipisah dalam dua kelompok yaitu tipe abietik (
Salah satu standar yang digunakan untuk asam abietik, levopinaric, neoabietic,
menentukan kualitas gondorukem dikeluarkan dehydroabietik, tetrahydroabietik ) dan tipe
oleh Lembaga penelitian Hasil Hutan ( LPHH ) pimaric ( asam dextropimaric, isodextropimaric ).
Institut Pertanian Bogor yang mengacu pada Asam abietic mudah terisomeri oleh panas dan
standar Gardner . Semakin rendah nilai standar mudah teroksidasi oleh oksigen. Sedang tipe
gardner dan semakin kuning warnanya , maka pimaric lebih stabil sehingga tidak berubah
semakin tinggi pula kualitas gondorukem. Hal selama proses pengolahan.
tersebut akan berpengaruh terhadap nilai
ekonomisnya. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
Secara umum proses pengolahan getah gondorukem
pinus menjadi gondorukem dapat dibedakan Beberapa faktor yang mempengaruhi
menjadi dua proses utama , yaitu tahap rendeman dan mutu gondorukem antara lain :
pemurnian getah dan tahap pemasakan atau a. Kandungan mineral dalam air yang
distilasi. digunakan untuk memasak getah
Gondorukem yang dijual dipasaran terutama ion-ion besi dan tembaga
International mempunyai dua jenis yang b. Proses pemasakan yang terlalu lama
dibedakan berdasarkan asalnya, yaitu memungkinkan terjadi kehangusan,
gondorukem yang berasal dari destilasi getah isomerisasi dan oksidasi asam resin
pinus ( gum rosin ) dan yang berasal dari hasil c. Kemungkinan terjadinya reaksi antara
samping pembuatan kertas ( tall oil rosin ). komponen dalam getah dengan ion besi
Namun demikian industri-industri yang yang berasal dari drum penampung dan
memerlukan gondorukem kualitas tinggi lebih pengolahan getah
menyukai yang berasal dari getah pinus sekalipun Khusus tentang reaksi oksidasi yang terjadi
tall oil rosin harganya lebih murah . pada asam resin, asam abietik memiliki sifat
autooksidasi pada kondisi normal (tekanan 1 atm,
2. Komposisi Getah Pinus suhu 270C). Sedangkan asam pimaric relatif tidak
Getah pinus ( oleoresin ) merupakan mengalami perubahan selama proses pengolahan
getah hasil sadapan pada sel parenchim pohon getah . Reaksi oksidasi ini merupakan gangguan
pinus yang telah mencapai umur tertentu melalui utama dalam pengolahan getah pinus, dimana
proses distilasi , akan menghasilkan terpentin asam abietic dengan sistem konjungsi pada rantai
sebagai distilat , yang umumnya mengandung gandanya siap menangkap oksigen.
11
Momentum, Vol. 1, No. 2, Oktober 2005 : 9 - 14
12
PENGARUH JUMLAH ADSORBEN….. (I. Riwayati)
Standar Warna
10
30 mnt
prosen transmisi gondorukem yang 8
LPHH
6 45 mnt
dihasilkan. 4 60 mnt
c. Pengolahan data dan analisa 2
0
Data yang diperoleh disusun dalam 1.25 2.5 3.75 5
bentuk tabel dan grafik , yang kemudian karbon Aktif (% berat)
Kenaikan prosen
kemudian ditambah karbon aktif dan
Transmisi
15
30mnt
diaduk dengan magnetik stirer pada suhu 10 45 mnt
70 0 C sesuai variabel .Disaring untuk 5
60 mnt
memisahkan adsorben . Larutan getah 0
didistilasi untuk mendapatkan 1.25 2.5 3.75 5
gondorukem sebagai bottom produk. Karbon Aktif (% berat)
13
Momentum, Vol. 1, No. 2, Oktober 2005 : 9 - 14
x
1 Daftar Pustaka
k .c n Bailey, A.E., 1951 , ” Industrial Oil and Fat
m Product”, Second Edition, International
Publishing Inc. , New York
Dimana x : berat solut yang teradsorbsi,
m : berat adsorben , Gordon, M. Barrow , 1979, “ Physical
k : konstanta yang tergantung Chemistry “, 4th edition, Mc. Graw Hill Co.,
pada suhu dan berat adsorben, New York
n : konstanta yang harganya 0,1-
0,5 , Ketaren, S, 1996, “Pengantar Teknologi
c : konsentrasi larutan. Minyak dan Lemak Pangan“, Universitas
Indonesia Press, Jakarta
Semakin besar m dengan k,c,dan n tetap
maka x akan semakin besar. Penambahan Raymon E. Kirk, 1953, ”Rosin and It’s
adsorben lebih dari % adsorben optimal (3,75 Derivatives“, vol. II, Encyclopedia of
% = 30 menit ; 2,5 % = 60 menit) akan Chemical Technology, The Interscience
menunjukan kenaikan prosen transmisi yang Encyclopedia
cenderung konstan.
Silitonga, Toga , “ Pengolahan dan
Simpulan Pengawasan Kualitas Gondorukem dan
Dari analisa diatas maka dapat disimpulkan Terpentin “, Laporan no. 9 , Lembaga
sebagai berikut: Penelitian Hasil Hutan
1. Penambahan adsorben karbon aktif pada
proses bleaching dapat memberikan
pengaruh pada kenaikan kualitas
gondorukem berdasarkan parameter
standar warna LPHH dan prosen
transmisi.
2. Untuk mendapatkan warna yang baik
dalam hal ini standar warna LPHH
nomor 7 , dibutuhkan waktu 30 menit
untuk jumlah adsorben 3,75 % berat
getah dan 60 menit untuk jumlah
adsorben 2,5 % berat getah.
14