Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perkembangan zaman tidak lepas dari ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi yang mana mengharuskan adanya pemikiran akan pembaharuan pendidikan
secara inovatif. Pembaharuan yang inovatif tersebut mendorong untuk mengarahkan
adanya upaya dalam peningkatan mutu kualitas pendidikan, pemerataan dan relevansi
pendidikan. Inovasi terjadi karena tentu mendapati masalah yang harus melakukan
penyelesaian, dimana hal tersebut berkaitan juga dengan inovasi pendidikan yang
mana telah kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa terpisahkan
maka pendidikan harus beriringan dengan berkembangnya teknologi dimana sistem
dan proses dalan pendidikan mengharuskan adanya inovasi.
Pendidikan adalah sesuatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan
manusia, pada hakikatnya pendidikan mampu merubah kehidupan seseorang, baik itu
karakter, lingkungan maupun kepribadiannya. Pendidikan seseorang yang sebelumnya
tidak tahu bisa menjadi tahu. Pendidikan mampu mengubah kehidupan seseorang dari
belenggu kemiskinan keluarganya, dan dengan pendidikan seseorang mampu
meningkatkan kreatifitas dan keahlian yang dimilikinya.
Fenomena pendidikan dapat ditemukan di berbagai lingkungan kehidupan
yaitu masyarakat, keluarga dan sekolah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa
pendidikan di Indonesia saat ini mulai membaik dengan adanya teknologi, pembaruan
sistem kurikulum, dan banyaknya model atau metode pembelajaran. Oleh karena itu
pemikiran siswa mulai ke arah tingkat yang lebih modern atau mulai mengikuti
perkembangan zaman. Tetapi dibalik perkembangan zaman yang semakin modern
memiliki dampak negatif pada pemikiran siswa yang mulai meninggalkan budaya-
budayanya sendiri.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang menyebabkan
perubahan cara berpikir siswa, dengan begitu siswa beranggapan segala sesuatu bisa
dilakukan secara praktis. Dalam hal ini guru menjadi ujungtombak penidikan, guru
harus mampu merubah siswa mengikuti perkembangan zaman namun tidak
meninggalkan budaya-budaya yang telah ada pada kehidupan sehari-hari. Pendidikan
zaman sekarang sudah disuguhkan berbagai metode dan model pembelajaran oleh

1
pemerintag.Namun pada impelemntasinya tidak semua metode dan model
pembelajaran dapat diterima dengan baik di dunia pendidikan, baik alasan sarana
prasarana, kompetensi pendidik maupun motivasi dari peserta didik itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan inovasi pendidikan?
2. Inovasi pendidikan apa saja yang telah berhasil atau sedang dilakukan pemerintah
di sekolah?
3. Apa saja yang menjadi hambatan dalam keberhasilan penerapan inovasi?
4. Inovasi pendidikan yang bagaimana agar sesuai dengan kebudayaan pribadi
bangsa tetapi mampu bersaing pada ekonomi global?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui:
1. Inovasi pendidikan.
2. Inovasi pendidikan apa saja yang telah berhasil atau sedang dilakukan pemerintah
di sekolah.
3. Hambatan dalam keberhasilan penerapan inovasi.
4. Inovasi pendidikan yang bagaimana agar sesuai dengan kebudayaan pribadi bangsa
tetapi mampu bersaing pada ekonomi global.

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat:

1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah untuk menambah dan
mengembangkan wawasan tentang pendidikan khususnya tentang Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah, diharapkan dapat memberi masukan bagi sekolah mengenai
Inovasi Pendidikan.

2
b. Bagi guru, diharapkan memberikan masukan bagi guru untuk dapat
melaksanakan kegiatan sesuai dengan Inovasi Pendidikan.
c. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
peneliti tentang Inovasi Pendidikan.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Inovasi


Menurut UU No. 18 tahun 2002 Inovasi adalah kegiatan penelitian,
pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan
praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau
proses produksi.
Menurut Van de Ven Inovasi adalah pengembangan dan implementasi
gagasan-gagasan baru oleh orang dimana dalam jangka waktu tertentu melakukan
transaksi-transaksi dengan orang lain dalam suatu tatanan organisasi.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah ide atau
gagasan baru yang diciptakan untuk merubah atau membuat sesuatu hal yang baru
dalam bidang ilmu pengetahuan atau teknologi.

2.2 Pengertian Pendidikan


Menurut Prof. H. Mahmud Yunus, pendidikan ialah suatu usaha yang dengan
sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa
mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar
memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat bermanfaat
bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.
Menurut Prof. Dr. John Dewey pendidikan merupakan suatu proses
pengalaman. Karena kehidupan merupakan pertumbuhan, maka pendidikan berarti
membantu pertumbuhan batin manusia tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan
adalah proses penyesuaian pada setiap fase dan menambah kecakapan dalam
perkembangan seseorang melalui pendidikan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
suatu proses yang dialami seseorang dengan sengaja yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan agar dapat menjalani kehidupannya dan apa yang
dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan
agamanya.

4
2.3 Pengertian Inovasi Pendidikan
Menurut Ibrahim Inovasi pendidikan adalah inovasi (pembaruan) pada bidang
pendididkan atau inovasi yang dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah
pendidikan. Jadi inovasi pendidikan merupakan suatu gagasan (ide), metode atau
barang yang dianggap sebagai hal baru bagi individu atau kelompok masyarakat baik
berupa hasil investasi atau diskoveri yang dimanfaatkan dalam pencapaian tujuan
pendidikan atau untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan.
Menurut Hamijoyo mengemukakan inovasi pendidikan adalah suatu perubahan
yang baru dan kualitatif yang berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta disengaja
untuk diusahakan dalam meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu
dalam pendidikan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi pendidikan
adalah ide barang atau metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu dalam pendidikan atau memecahkan masalah-masalah pendidikan.

2.4 Ciri Inovasi Pendidikan


Inovasi termasuk inovasi pendidikan merupakan pemikiran cemerlang yang
bercirikan hal baru, atau berupa praktik-praktik tertentu, atau berupa produk dari suatu
hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu , yang
diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul memperbaiki
suatu keadaan tertentu, atau proses tertentu yang terjadi di masyarakat. Difusi inovasi
pendidikan sering diartikan sebagai penyebarluasan gagasan inovasi pendidikan
tersebut malalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan
saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu di antara anggota sistem sosial
masyarakat.
Rogers (1983) mengemukakan empat ciri penting yang mempengaruhi difusi
inovasi, termasuk inovasi pendidikan, yaitu : esensi inovasi itu sebdiri, saluran
komunikasi, waktu dan proses penerimaan dan sistem sosial.
1. Esensi Inovasi Itu Sendiri

5
Inovasi termasuk inovasi pendidikan adalah inovasi adalah suatu ide,
gagasan, praktik atau objek/benda yang disadari, dan diterima sebagai suatu hal
yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk di adopsi. Namun demikian,
proses adopsi inovasi ini tak datang dengan serentak tiba-tiba. Dalam kaitannya
dengan esensi inovasi, paling tidak ada tiga hal yang berkaitan erat, yaitu
teknologi, informasi dan pertimbangan ketidakpastian, dan reinovasi. Dalam
kadar tertentu, makna inovasi sering identik dengan teknologi yang digunakan.
Kata “teknologi” diartikan sebagai “a design for instrumental action that
reduces the uncertainty in the cause effect relationship involved in achieving in
desired outcomes” (teknologi adalah suatu desain aksi kegiatan yang ditempuh
guna mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dari hasil yang
ingin dicapai). Adanya teknologi, termasuk pemanfaatan teknologi informasi
dalam difusi inovasi antara lain untuk menjawab persoalan dalam hal mengurangi
ketidakpastian masa depan.
Sebagai ilustrasi mislanya, ketika sekolah menggulirkan program
desentralisasi sekolah melalui mekanisme komite sekolah dan peran kepala
sekolah dengan semangat manajemen yang bercirikan keterbukaan (transparancy)
dan pertanggung jawaban (accountability) dalam mengelola sekolah ke arah
raihan mutu pendidikan yang lebih baik.
2. Saluran Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses dimana partisipan berbagai informasi
untuk mencapai pengertian satu sama lain. Lasswell (1948) menyebut komponen
dasar komukasi adalah “who say what, in what channels, to whom and in with
what effects”. Komunikasi adalah sesuatu yang berkaitan dengan “siapa
mengatakan atau mengemukakan apa, dengan saluran komunikasi apa, kepada
siapa, dan dengan dampak apa (hasil yang dicapai)”.
Saluran komunikasi dapat diklasifikasikan pada dua hal, yaitu komunikasi
homofil dan komunikasi heterofil.
a. Komunikasi Homofil
Komunikasi homofil adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh
dua individu atau kelompok yang dikategorikan memiliki kesamaan satu
sama lain. Lazarsfeld dalam rogers (1983) menyebut komunikasi homofil
sebagai “human communication in which pairs of individuals who interacts

6
are similar in certain attributes, suchs as beliefs, education, social status,
and the like ”. Suatu proses komunikasi yang berlangsung antara dua
pasangan atau kelompok individu, dimana keduanya memiliki ciri (atribute)
yang sama satu sama lain. Ciri itu antara lain kepercayaan, pendidikan, status
sosial, dan sejenisnya. Secara umum, komunikasi homofil ini akan efektif
karena kedua individu atau kelompok memiliki kesamaan karakteristik
ataupun latar belakang sosial budaya, yang memudahkan komunikasi bisa
dilaksanakan secara akrab, dari hati ke hati.
Difusi inovasi yang dilakukan pada masyarakat yang homogen atau
bersifat homofil, akan menghasilkan hasil komunikasi yang positif. Artinya,
difusi inovasi melalui komunikasi homofil jauh lebih efektif ketimbang
dilakukan dengan komunikasi yang lain pada masyarakat yang heterogen atau
beragam latar belakang budaya ataupun ciri lainnya.
b. Komunikasi Heterofil
Komunikasi heterofil yaitu proses komunikasi yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih, dimana pengirim pesan dan penerima pesan, memiliki
latar belakang yang berbeda, baik dilihat dari sosial budaya, pendidikan,
agama, atau karakteristik sosial lainnya. Oleh karena proses komunikasi yang
dilakukan bersifat heterofil, maka proses difusi inovasi tak senantiasa
berjalan mulus, karena perbedaan latar belakang di atas.
Banyak gangguan atau distorsi dalam komunikasi, sebagai akibat
ditemukan berbagai kendala sebagai akibat Dari adanya keragaman atau
perbedaan (heterofil) antara pengirim pesan dan penerima pesan dalam proses
difusi yang berlangsung.
3. Waktu dan Proses Penerimaan
Waktu merupakan hal yang penting dalam proses difusi inovasi. Proses
keputusan inovasi pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilalui individu atau
kelompok, mulai dari pertama kali adanya inovasi, dilanjutkan dengan keputusan
sikap terhadap inovasi, penetapan keputusan untuk menerima atau menolak,
implementasi inovasi, dan konfirmasi atas keputusan inovasi yang dipilihnya.
Berikut adalah tahapan dari model proses keputusan inovasi, yang dapat
dilakukan oleh praktisi pendidikan hingga peserta didik, yaitu :
a. Tahap Pengetahuan (Knowledge)

7
Tahap ini berlangsung apabila individu/kelompok, membuka diri
terhadap adanya suatu inovasi serta ingin mengetahui bagaimana fungsi dan
peran inovasi tersebut memberi konstribusi perbaikan di masa mendatang.
b. Tahapan Bujukan (Persuation)
Tahap ini berlangsung manakala individu atau kelompok, mulai
membentuk sikap menyenangi atau bahkan tidak menyenangi terhadap
inovasi.

c. Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Making)


Tahap dimana seseorang atau kelompok melakukan aktifitas yang
mengarah kepada keputusan untuk menerima atau menolak inovasi tersebut.
d. Tahap Implementasi (Implementation)
Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau kelompok menerapkan
atau menggunakan inovasi itu dalam kegiatan organisasinya.
e. Tahap Konfirmasi (Confirmation)
Tahap dimana seseorang atau kelompok mencari penguatan terhadap
keputusan inovasi yang dilakukannya.
f. Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan berbagai unit yang saling berhubungan satu
sama lain dalam tatanan masyarakat, dalam mencari tujuan yang diharapkan
(a social system is defined as a set of interrelated units that are engaged in
joint problem solving to accomplish a common goal).
Beberapa hal yang dikelompokkan sebagai bagian atau unit dalam sistem
sosial kemasyarakatan, antara lain: individu anggota masyarakat, tokoh
masyarakat, pemimpin formal, tokoh agama, kelompok tertentu dalam
masyarakat. Kesemuanya secara nyata, baik langsung atau tidak langsung
mempengaruhi dalam proses difusi inovasi yang dilakukan.

2.5 Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi Pendidikan


Untuk menghindari penolakan terhadap inovasi pendidikan, faktor-faktor
utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah guru, siswa,
kurikulum dan fasilitas, dan program/tujuan:
1. Guru

8
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan
pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan
kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di
kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya
kepada tujuan yang hendak dicapai.
Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain
adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan
situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu, baik dengan siswa maupun
antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti
adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya,
pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.
Maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari
perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya
memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan.
Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak inovasi
yang diperkenalkan kepada mereka. Dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah
yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai
pendidik, sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai dokter, sebagi motivator dan
lain sebagainya.
2. Siswa
Siswa sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses
belajar mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses
belajar mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui
penggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen
yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila
siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan
mengenalkan kepada mereka tujuan dari pada perubahan itu mulai dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaan, sehingga apa yang mereka lakukan
merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan dengan konsekwen.
Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya dengan
peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa sebagai penerima pelajaran, pemberi
materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai guru. Oleh
karena itu, dalam memperkenalkan inovasi pendidikan sampai dengan

9
penerapannya, siswa perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidak saja
menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi resistensi
seperti yang diuraikan sebelumnya.
3. Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi
program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu kurikulum sekolah
dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar
mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum
memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan.
Tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti program-program yang ada
di dalamya, maka inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan
inovasi itu sendiri. Pembaharuan pendidikan, perubahan itu hendaknya sesuai
dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan
pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan
berjalan searah.
4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan
dalam dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam
pembahruan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut
mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa adanya
fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan
berjalan dengan baik.
Fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang esensial dalam
mengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan. Oleh karena itu, jika dalam
menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya
ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan sebagainya.
5. Lingkup Sosial Masyarakat.
Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara
langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik
positif maupun negatif, dalam pelaklsanaan pembahruan pendidikan. Masyarakat
secara tidak langsung atau tidak langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam
pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya

10
mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat di mana peserta
didik itu berasal.
Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan
terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan.
Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu
inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.
Kesimpulan dari uraian tersebut di atas bahwa inovasi pendidikan sebagai
usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus melibatakan semua
unsur yang terkait di dalamnya, seperti inovator, penyelenggara inovasi seperti guru
dan siswa. Disamping itu, keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja ditentukan oleh
satu atau dua faktor saja, tapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas.
Inovasi pendidikan yang berupa top-down model tidak selamanya bisa berhasil
dengan baik. Hal ini disebabkan oleh banyak hal antara lain adalah penolakan para
pelaksana seperti guru yang tidak dilibatkan secara penuh baik dalam perencananaan
maupun pelaksanaannya. Sementara itu inovasi yang lebih berupa bottom-up model
dianggap sebagai suatu inovasi yang langgeng dan tidak mudah berhenti karena para
pelaksana dan pencipta sama-sama terlibat mulai dari perencanaan sampai pada
pelaksanaan. Oleh karena itu mereka masing-masing bertanggung jawab terhadap
keberhasilan suatu inovasi yang mereka ciptakan.

2.6 Pentingnya Inovasi Pendidikan


Dalam melakukan suatu inovasi perlu adanya suatu perencanaan termasuk
dalam melaksanakan dalam iovasi pendidikan, karena tanpa suatu rencana yang
mantap proses inovasi tidak akan dapat terlaksana secara efektif. Setelah diketahui
tentang suatu rencana inovasi dilanjutkan dengan pembicaraan tentang beberapa
model inovasi pendidikan, kemudian diakhiri dengan pembicaraan tentang petunjuk
untuk mengadakan inovasi pendidikan tersebut.
Inovasi pendidikan di sekolah diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman
jika seorang guru atau kepala sekolah akan mengadakan inovasi atau suatu perubahan
di sekolah tempatnya bertugas. Untuk dapat melaknakan suatu inovasi pendidikan
dengan baik, guru dan kepala sekolah perlu memahmai berbagai hal yang berkaitan
dengan perencanaan inovasi, model inovasi, dan petunjuk tentang cara menerapakan
inovasi pendidikan tersebut. Dengan wawasan yang lebih luas dan lengkap tentang

11
inovasi pendidikan akan dapat membantu kelancaran proses pelaksanaan inovasi
pendidikan.
Lembaga pendidikan formal seperti sekolah dan perguruan tinggi merupakan
bagian dari sistem sosial, oleh karena itu jika terjadi suatu perubahan dalam
masyarakat, maka pendidikan formal juga akan mengalami perubahan, demikian juga
sebaliknya jika lembaga pendidikan mengalami perubahan maka hasil perubahan
tersebut akan mempengaruhi terhadap perubahan masyarakat. Dengan demikian
sesungguhnya lembaga pendidikan memiliki beban ganda yaitu melestarikan nilai
budaya tradisional dan mempersiapkan generasi muda agar mampu menghadapai
tantangan kemajuan jaman.
Sumber : https://www.sepengetahuan.co.id/2015/02/15-pengertian-pendidikan-
menurut-para-ahli.html

12
BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN

3.1 Apa yang dimaksud dengan inovasi pendidikan?

Perkembangan zaman tidak lepas dari ilmu pengetahuan dan teknologi


informasi yang mana mengharuskan adanya pemikiran akan pembaharuan
pendidikan secara inovatif. Pembaharuan yang inovatif tersebut mendorong untuk
mengarahkan adanya upaya dalam peningkatan mutu kualitas pendidikan,
pemerataan dan relevansi pendidikan. Inovasi terjadi karena tentu mendapati
masalah yang harus melakukan penyelesaian, dimana hal tersebut berkaitan juga
dengan inovasi pendidikan yang mana telah kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan
dan teknologi tidak bisa terpisahkan maka pendidikan harus beriringan dengan
berkembangnya teknologi dimana sistem dan proses dalan pendidikan
mengharuskan adanya inovasi.
Berikut skema sederhana dalam alur inovasi pendidikan yang dilakukan
oleh sekolah dalam menerapkan inovasi.

Tumbuh dan berkembang


Siswa/i melalui proses belajar

Proses Transformasi
Guru
Strategi, Metode, Media dll

Sekolah
Bidang Garapan
Kuikulum,biaya, tenaga, siswa
dan humas

3.1 gambar skema sederhana alur penerapan inovasi pendidikan


oleh; penulis

Berdasarkan sekema diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi pendidikan


merupakan suatu paradigma pembaharuan yang bisa berupa ide atau gagasan,
konsep, metode atau strategi dalam sistem ataupun kegiatan pembelajaran di

13
sekolah yang pada intinya menuju mutu pendidikan yang lebih baik. Elemen yang
terpenting dari proses pembaharuan atau inovatif adalah seoarang guru karena Ia
merupakan penggerak transformasi yang aktif dimana berhubungan langsung
dengan siswa-siswi, tenaga kependidikan dan masyarakat (wali murid).
Inovasi tidak lepas dari adanya komponen ide atau gagasan akan tetapi
tidak banyak yang mempunyai bentuk fisik, contohnya seperti konsep atau
ideologi, strategi dan metode. Dimana inovasi yang tidak memiliki bentuk fiksi di
adopsi hanya berupa keputusan simbolis. Sedangkan inovasi pendidikan yang
mempunyai bentuk fisik dalam pengadopsiannya berupa keputusan namun diikuti
dengan adanya sebuah tindakan.

3.2 Inovasi pendidikan yang telah berhasil atau sedang dilakukan oleh
pemerintah di sekolah

Kita tahu bahwa sejarah Indonesia pada dunia pendidikan setelah


kemerdekaan tahun 1995 hingga sekarang ini (2018) telah banyak mengalami
perubahan dan pergantian kurikulum. Hingga pada masa kini pergantian kurikulum
dalam dunia pendidikan tidak lagi menjadi suatu hal yang baru bahkan menjadi
sebuah anekdot lucu untuk mengkritik pemerintah dimana kalimat “ Ganti
pemimpin ganti pula kurikulum”. Sudah tak asing terdengar dan di cerna oleh
pikiran pada kalangan masyarakat awam sekalipun.

Melihat pada sisi pandang dunia pendidikan dimana dilakukannya


pergantian kurikulum merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan
pendididikan yang lebih efisien dan efektif dalam meningkatkan mutu kualitas
pendidikan, pemerataan pendidikan dan relevansi pendidikan. Hal tersebut
berkaitan dengan inovasi atau pembaharuan pendidikan menuju yang lebih baik,
dimana pembaharuan yang dihasilkan dari proses pengumpulan data, hasil evaluasi
dan pengamatan merupakan bentuk inovatif yang memang seharusnya dilakukan
oleh pemerintah dan elemen-elemen pendidikan serta mencangkup strategi, metode
dan media pembelajaran di sekolah.

Berikut merupakan inovasi pendidikan atau pembaharuan dari tahun ke


tahun yang dilakukan oleh pemerintah/kementrian pendidikan mengenai kebijakan
sistem, proses, dan kegiatan yang ada di sekolah diantaranya yaitu;

14
1. Bergantinya kurikulum dari tahun 1950 hingga 2013 dan sekarang 2018.
Salah satu yang kita kenali kurikulum yang berganti adalah kurikulum KBK
tahun , kurikulum KTSP tahun 2006 dan sekarang kurikulum 2013 atau sebut
sebagai K13 dimana mengalami beberapa revisi pada tahun 2017 hingga
sekarang tahun2018 masih digunakan.

2. Inovasi pendidikan yang menonjol yaitu pada sistem UN (Ujian Nasional)


diamana sebelumnya masih menggunakan kertas kini tidak lagi
menggunakannya dan beralih pada sistem online dan hal ini seiring dengan
berjalannya kemajuan teknologi informasi. Dengan sistem online tersebut
negara mampu menghemat anggaran yaitu sebesar Rp. 13,6 miliar
berdasarkan pada percobaan Ujian Nasioanl online di tahun 2015 lalu.

3. SIAP online, diamana hal ini merupakan layanan sistem informasi atau
aplikasi pendidikan secara online yang menghubungan orang tua, guru,
sekolah, siswa/i, dinas daerah dan pusat/kota secara terpadu dan memiliki
kredibilitas baik untuk kemajuan pendidikan Indonesia

4. Q baca, kita kenal sebagai aplikasi baca buku dan perpustakaan secara digital.
5. IndiSchool : Pemberian akses internet wifi untuk mengakses konten edukasi
bagi komunitas pendidikan di zona edukasi dengan cepat dan murah.
6. Proses pembelajaran yang beralih dari Teacher center menjadi student center,
kemudian berkaitan dengan strategi, metode, dan medria pembelajaran

3.3 Hambatan dalam keberhasilan penerapan inovasi pendidikan

Dalam proses inovasi pendidikan banyak sekali hambatan- hambatan yang


ada dalam pelaksanaannya, seperti hambatan yang dilihat dari karakteristik
perubahan, karakteristik lokal dan faktor eksternal lainnya. Sedangkan dalam
proses penyebaran inovasi timbul masalah yakni bagaimana caranya untuk
mempercepat diterimanya suatu inovasi oleh masyarakat (sasaran penyebaran
inovasi). Untuk mengatasi hal tersebut maka para ahli mengusulkan suatu proses
yang disebut difusi (difusi inovasi).
A. Hambatan inovasi pada elemen pendidikan dipengaruhi oleh pihak internal
1) Guru

15
Seorang agen pembaharuan adalah seseorang yang mempengaruhi keputusan
inovasi para klien (sasaran) ke arah yang diharapkan oleh lembaga
pembaharuan. Dengan demikian, seorang agen pembaharu (guru) berperan
sebagai penghubung antara lembaga pembaharu dengan sasarannya.
Guru harus menjadi agen perubahan yang paling siap dalam implementasi
inovasi pendidikan. Guru harus mengambil langkah dan inisiatif untuk
mendesain proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
2) Peserta Didik,
Faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan sistem inovasi pendidikan
adalah peserta didik. Peserta didik sangat besar pengaruhnya terhadap
pencapaian inovasi pendidikan. Hal ini menjadi sangat penting karena tujuan
pendidikan adalah pencapaian perubahan intelektual, spiritual dan tingkah laku
peserta didik, dimana peserta didik mempunyai peranan sebagai subjek dan
objek dari proses inovasi itu sendiri. Proses perubahan dalam inovasi
pendidikan, pada umunya ditujukan untuk meningkatkan prestasi peserta didik.
Tetapi seringkali, inovator jarang memikirkan peserta didik sebagai partisipan
dalam suatu proses perubahan dan kehidupan organisasi. Mereka dianggap
sebagai objek perubahan bukan sebagai subjek .
3) Kepala sekolah,
Kepala Sekolah merupakan tempat ujung tombak untuk terjadinya
perubahan dalam pendidikan. Dan kepala sekolah sebagai manajer sekolah
memiliki peran yang sangat penting sebagai agen perubahan. Kepala sekolah
berada ditengah-tengah hubungan antara guru dengan ide dari masyarakat luar
harus berperan aktif sebagai inisiator atau fasilitator dari perubahan program.
Kepala sekolah harus terlibat secara langsung dalam perubahan.
4) Komite Sekolah,
Peran dan fungsi komite sekolah diantaranya pertama sebagai advisor. Pada
tahap ini komite sekolah mempunyai tugas memberikan masukan atau saran
dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler serta dalam hal
sarana dan prasarana sekolah. Yang kedua, peran komite sekolah yakni
supporting. Tindakan nyata dari persatuan orang tua dan guru ini berupa
memberikan dukungan terhadap program-program sekolah, selama program

16
tersebut baik bagi siswa, guru maupun orang tua. Dukungan dapat berupa dana,
dan non dana (ide, pemikiran, dll).
B. Hambatan inovasi pada elemen pendidikan dipengaruhi oleh pihak eksternal
1) Lembaga Pendidikan
Lembaga Pendidikan (baik formal, non formal atau informal) adalah tempat
transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Melalui praktik
pendidikan, peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau
pengalaman budaya dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan
mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan
tuntutan yang ada di dalamnya.
Dengan demikian, makna pengetahuan dan kebudayaan sering kali
dipaksakan untuk dikombinasikan karena adanya pengaruh zaman terhadap
pengetahuan jika ditransformasikan. Dalam proses sebuah inovasi pendidikan
ada beberapa lembaga informal yang sangat besar pengaruhnya dalam
pelaksanaan proses pembelajaran dan sosialisasi inovasi pendidikan,
diantaranya :
 KEMENDIKBUD (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
 KEMENAG (Kementerian Agama)
 BPSDMPPMP (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Penjamin Mutu Pendidikan)
 LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan)
 BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan)
 Dewan Pendidikan
Tugas Dinas Pendidikan setempat adalah untuk mengarahkan
pengembangan dan pelaksanaan suatu rencana, menunjukkan dan memasukan
seluruh perubahan pada tingka t wilayah, sekolah, dan kelas.
2) Masyarakat Umum
Peran masyarakat umum dalam proses inovasi pendidikan sangatlah
penting karena masyarakat merupakan kelompok sosial terbesar yang di
dalamnya banyak terdapat perbedaan, khususnya dalam bidang pendidikan.
Oleh karena itu peran masyarakat umum dalam pendidikan adalah
Masyarakat/orang tua bisa menyampaikan keganjalan yang dirasakan
mengenai pendidikan kepada pihak sekolah untuk menjadi evalusai tersendiri

17
bagi sekolah itu, bahkan akan menjadi sebuah solusi atau inovasi dalam proses
pendidikan yang akan datang.
3) Orang tua.
Orang tua peserta didik mempunyai peranan yangpenting dalam
menunjang keberhasilan proses inovasi pendidikan, karena ia telah menjadi
pejuang moral yang memberi dukungan kepada peserta didik yang dalam hal
ini adalah anaknya sendiri, agar merka menjadi orang yang berguna bagi
bangsa dan akhirat kelak. Kebanyakan orang tua memperhatikan dan tertarik
dalam program dan perubahan yang bersangkutan dengan siswa. Namun
dalam pelaksanaanya sering terdapat beberapa rintangan yang dihadapi
keterlibatan orang tua.

3.4 Inovasi pendidikan yang sesuai dengan budaya pribadi bangsa tetapi mampu
bersaing pada ekonomi global

Perkembangan zaman mengantarkan manusia menuju masyarakat yang modern


dimana teknologi sudah menjadi kebutuhan dan teman hidup manusia, begitupun
pada sektor ekonomi dimana masyarakat berlomba-lomba bersaing untuk menjadi
yang terbaik dalam skill dan kecerdasan dimana kedua hal tersebut sebagian besar
terbentuk oleh proses pembelajaran disekolah. Mengenai hal tersebut pendidikan
bukan lagi memiliki tujuan murni dalam meningkatkan kecerdasan bangsa akan
tetapi mempersiapkan untuk menghasilkan peserta didik yang juga mampu
bersaing pada dunia kerja atau global. Untuk kemajuan suatu negara dalam hal
pendidikan tidak serta merta meninggalkan pribadi bangsa yang ramah, gotong-
royong dan sikap toleransi antar suku merupakan pribadi bangsa yang harus selalu
melekat pada diri bangsa.
Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya
sehingga akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat.
Namun sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill
apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar
belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada. Hingga saat ini
banyak sekelompok orang yang berinovasi pada dunia pendidikan secara
swasta/swadaya mendirikan sekolah yang mampu menghasilkan output (lulusan)

18
dapat memenuhi kebutuhan dunia kerja. Sedangkan kita dapat mengenal yang
mana lulusan pada jenjang setara SMA yang mempersiapkan untuk dunia kerja
adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dimana terdapat jurusan otomotif,
teknisi, listrik dan lain sebagainya yang pada tahun 2013 hingga sekarang sekolah
kejuruan terus mengalami kenaikan peminat, disamping mampu bersaing pada
dunia kerja juga bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi yang sama
orientasinya dengan SMA.
Namun ketidak sadaran yang ada pada pola pikir kita bahwa sekolah yang
mempersiapkan lulusan yang mampu bersaing pada dunia kerja memberikan
mental hanya sebagai karyawan bukan sebagai lulusan kreatif yang mampu
bersaing dan menciptakan lapangan pekerjaan pada dunia kerja. Pola pikir yang
hanya cukup sebagai karyawan merupakan mental yang dapat mematikan pribadi
kreatif, bebas eksplorasi pribadi, dan kemampuan membaca peluang dalam dunia
usaha. Hal tersebut perlu kita cermati apakah negara membutuhkan generasi yang
mampu bersaing pada dunia kerja yang hanya sebagai karyawan atau sebagai
pesaing dalam menciptakan sebuah lapangan pekerjaan yang di dalamnya berkaitan
dengan penciptaan gagasan, ide atau konsep yang membawa diri pribadi dan orang
lain sukses atau bermanfaat terutama bagi negara.
Gagasan atau ide konsepan inovasi pendidikan yang ditawarkan kelompok
kami pada masalah tersebut mengenai inovasi yang sesuai dengan pribadi bangsa
dan mampu bersaing pada dunia global dan menciptakan lapangan pekerjaan yaitu:

19
Potensi lahan dan kemampuan dalam bertani sebagian besar menjadi
pekerjaan bangsa Indonesia

Bidang garapan
Mata pelajaran,Tenaga, lahan, biaya, humas, siswa/i

Guru dan Tenaga Ahli


/lembaga Koperasi Sekolah

1. Ekonomi (pemasaran, 1. Bank mini


distribusi, dll) 2. Pinjaman
2. Kimia ( obat/pupuk) 3. Agen
3. Biologi(kecambah/hidrop distributor
onik) 4. Marketing
4. Matmatika (ekonomi) Peserta didik
5. PKN, Sejarah, PAI
(memanamkan sikap
tangung jawab, jujur, dan Output :
berakhlak.
1. Sayur mayur
6. Seni Budaya (Kerajinan) 2. Obat herbal
7. dll 3. Teh rosela
4. Perikanan

3.2 Gambar Skema alur inovasi pendidikan (Botani) oleh penulis

Berdasarkan gambar skema diatas dapat dijelaskan bahwa potensi alam


indonesia dan budaya bertani yang sudah menjadi kemampuan dasar orang
indonesia harus dikembangkan oleh generasi anak muda. Kita tahu bahwa generasi
milenial menjadikan pekerjaan adalah hal yang menjadi gengsi artinya pekerjaan
kantoran atau karyawan otomotif lebih baik dibanding harus bekerja di sawah atau
melanjutkan potensi alam dengan menggarap lahan, sehingga terjadilah
ketimpangan dimana hanya para orang tua yang mau bekerja di sektor pertanian.
Namun jika dikembangkan oleh generasi muda pada sektor pertanian tentu

20
menjadikan hal yang berpotensial bagi kebutuhan dalam negeri sehingga negara
tidak lagi mengimpor kebutuhan bahan pokok masyarakat. Sangat sebentar sekali
dulu kita merasakan Indonesia sebagai lumbung padi dan mengekspor besar-
besaran hasil padi dan menghasilkan keuntungan bagi masyarakat yang lebih
sejahtera serta meningkatnya masa hidup orang Indonesia.
Bidang garapan dimana mata pelajaran yang diwajibkan dikaitkan dengan
berwirausaha seperti ;
1. Ekonomi (pemasaran, distribusi, dll)
2. Kimia ( obat/pupuk alamiah)
3. Biologi(kecambah/hidroponik)
4. Matmatika (matematika ekonomi)
5. PKN, Sejarah, PAI (memanamkan sikap tangung jawab, jujur, dan berakhlak.
6. Seni Budaya (Kerajinan)
7. Pada mata pelajaran prakarya atau ekonomi peserta didik mengaplikasikannya
dengan membuat proposal usaha untuk kegiatan magang dan bazar, dll

Adanya tenaga guru dan ahli dari lembaga yang berkaitan dalam proses
transformasi yaitu proses pengembangan dan pembelajaran siswa-siswi dari
pembelajaran di kelas mengenai teori dan pemahaman, lab dan terjun langsung di
lapangan bagaimana proses teori di aplikasikan di lahan garapan dari mulai
pembenihan, pembibitan, penanaman, pemupukan dan sampai pada tanaman siap
panen.
Koperasi sekolah sebagai unit atau wadah penggerak bagi kegiatan siswa-siswi
dalam melaksanakan pemenuhan yang berkaitan dengan proses usaha, seleksi hasil
panen untuk dipasarkan, agen distribusi(super market, pasar tradisional), pinjaman
dan kegiatan bank mini. Koperasi sekolah sebagai penunjang jalannya kegiatan
usaha siswa dalam mengeksplor kemampuan berwirausaha.
Output atau hasil dari kegiatan penanaman yang telah dilakukan oleh
siswa-siswi yaitu berupa;
1. Sayur mayur (kangkung, bayam, tomat, cabai, dll)
2. Obat herbal (tanaman jahe, lengkuas, kunyit dll)
3. Teh rosela
4. Perikanan (nila, kakap, bawal dll)

21
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 SIMPULAN

4.2 SARAN

22
Daftar Pustaka

http://www.sumberpengertian.co/pengertian-inovasi-menurut-para-ahli-dan-contohnya

Wahyudin, Din Dan Rudi Susilana.Tim Pengembangan MKDP Kurikulum Dan


Pembelajaran.2006. “Kurikulum Dan Pembelajaran”. Bandung: UPI Press

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3012/BUKU%20INOVASI%20
PENDIDIKANLesson%20Study.pdf?sequence=1&isAllowed=y

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/04/12/7-inovasi-pendidikan-indonesia-di-
era-digital

23

Anda mungkin juga menyukai