Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

PERANCANGAN JEMBATAN KOMPOSIT

OLEH :

MUH. ADITYA EKO D111 15 006

SYAHRUL SATAR D111 15 013

FIKY DESKA PRATAMA D111 15 312

MUH. HARBIANSYAH D111 15 320

A.MUH.ERDIHAMZAH D111 15 321

MELYANA CAKRA D111 15 528

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembangan transportasi di Indonesiasaat ini semakin pesat, sejalan dengan
laju perkembangan teknologi dan industri. Oleh karena itu perlu adanya sarana
dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara. Prasarana perhubungan darat
adalah masalah paling penting untuk diprioritaskan, karena tanpa adanya sarana
perhubungan darat kegiatan ekonomi, sosial dan budaya maupun informasi dari
suatu daerah akan terhambat.
Pembangunan sarana darat sangat dipengaruhi oleh keadaan topografi daerah
yang dibangun. Masalah yang sering timbul dalam pembangunan jalan raya
adalah trase jalan yang direncanakan terhalang oleh jurang, sungai atau keadaan
lain yang menuntut dibangunnya bangunan penghubung seperti jembatan.
Perencaanaan jembatan ini hendaknya memenuhi persyaratan perencanaan yang
harus dapat menerima beban – beban yang berada diatasnya dengan konstruksi
permanen dan dapat berumur panjang.
Oleh karena itu, dalam penyusunan laporan akhir ini penyusun membahas
mengenai Perencanaan Bangunan Atas Jembatan Komposit Sungai Sawo.
Jembatan ini merupakan elemen yang sangat penting dalam transportasi untuk
mengangkut kayu jati yang berkualitas tinggi di daerah tersebut. Jembatan
Komposit Sungai Sawo terletak Jalan Pembangunan dan Jalan DR. Sitomo
Balikpapan.
1.2 PERMASALAHAN
Dengan desain konvensional yang telah ada, keakuratan hasil perencanaan
kurang memadai, maka penyusun menganggap perlu untuk merencanakan
jembatan komposit ini dengan perencanaan 3 D yang terintegrasi. Permasalahan
yang timbul adalah :
Bagaimana merencanakan struktur bangunan atas jembatan sesuai syarat aman
dan ekonomis.?
I.3 TUJUAN
Dalam merencanakan ulang (redesain) jembatan komposit ini penyusun dapat :
1. Menentukan desain awal dan data jembatan.
2. Memperoleh hasil yang meliputi gelagar utama, gelagar tepi, diafragma,
tebal pelat lantai kendaraan, tebal lantai trotoir, dimensi kerb, tiang
sandaran, sambungan dan SHEAR CONNECTOR.
3. Mengetahui gambaran metode pelaksanaan jembatan komposit di
lapangan.
1.4 BATASAN MASALAH
Dalam penyusunan laporan akhir ini, penyusun memberikan batasan
permasalahan yang akan dibahas. Adapun materi yang akan penyusun bahas
antara lain :
1. Perencanaan bangunan atas jembatan komposit.
a. Perencanaan pelat lantai kendaraan.
b. Perencanaan tiang sandaran
c. Perencanaan kerb
d. Perencanaan pelat trotoar
e. Perencanaan gelagar utama
f. Perencanaan penyambung geser ( SHEAR CONNECTOR )
g. Perencanaan sambungan profil.
h. Perencanaan diafragma
i. Metode pelaksanaan pembangunan bangunan atas jembatan
komposit.

1.5 SISTIMATIKA PEMBAHASAN


1. Perencanaan bangunan atas jembatan tipe komposit dimulai dari
penyusunan Bab I yang isinya antara lain : latar belakang ;
permasalahan ; tujuan ; batasan masalah dan sitematika masalah. Bisa
juga dimulai dari bab II, karena tidak ada keterkaitan yang berarti.
Dalam bab II berisi dasar/pedoman dalam merencanakan jembatan
komposit ini. (catatan : tanda panah putus-putus merupakan urut-urutan
jika bab I harus diselesaikan terlebih dahulu karena ada keterkaitan
yang berarti).
2. Setelah selesai penyusunan bab I & bab II dilanjutkan penyusunan bab
III yang didalamnya terdapat item perhitungan dan perencanaan.
3. Pada bab III berisi perencanaan jembatan jembatan komposit yang
dimulai dengan mengansumsikan atau memperkirakan sementara data
yang akan dipakai untuk perhitungan nantinya, misalnya : dimensi pelat,
tiang sandaran, dll.
4. Perhitungan pada bab III dapat dimulai dari keempat item hitungan,
yaitu : Pelat lantai kendaraan ; tiang sandaran ; kerb dan atau lantai
trotoir.Kemudian hasil dari perhitungan didapatkan momen untuk
mencari tulangan yang dipakai. Khusus untuk pelat lantai kendaraan
penyusun membandingkan dengan perhitungan memakai Staad Pro
untuk perhitungan momennya dan menggunakan momen tersebut dalam
perencanaan penulangan.
5. Perhitungan gelagar tidak mempunyai keterkaitan yang berarti jadi dapat
pula dikerjakan sebelum atau bersamaan dengan dimulai dengan
mengansumsikan dimensi profil yang akan digunakan.
6. Data tersebut kemudian dipakai untuk perhitungan gelagar tengah dan
gelagar tepi (biasanya dimensi untuk gelagar tengah dan tepi dipakai
dimensi yang sama). Dari perhitungan didapat momen yang kemudian
dikontrol terhadap lendutan, perubahan bentuk dan faktor keamanan
(SF).
7. Jika hasil yang didapatkan tidak memenuhi syarat, maka perhitungan
diulang dari point ke – 5. tetapi jika data yang dihasilkan telah
memenuhi syarat maka dilanjutkan dengan perhitungan tegangan
sebelum dan sesudah komposit. Perhitungan untuk tegangan juga
dikontrol oleh tegangan ijin dasar baja.
8. Jika hasil perhitungan tersebut tidak memenuhi syarat maka dilakukan
perhitungan ulang pada point ke – 5, tetapi jika telah sesuai dengan yang
disyaratkan maka perhitungan dapat dilanjutkan dengan perhitungan
pada SHEAR CONNECTOR, sambungan, atau diafragma. Hasil
perhitungan tersebut kemudian dikontrol .
9. Jika hasil perhitungan tersebut tidak memenuhi syarat maka dilakukan
perhitungan
ulang pada masing-masing
10. Setelah selesai maka yang terakhir menyusun bab V yaitu penutup yang
berisi kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai