Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dwi Putri Fitriyani

No.Peserta : 19016402710122
Kelas : B/UNJ

Pertanyaan :

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD memiliki peranan strategis dalam


pembelajaran di sekolah dasar. Kemukakan pendapat Bapak/Ibu tentang peranan

penting pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dan pendekatan apa yang efektif


digunakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia agar kopetensi berkomunikasi

siswa dapat tercapai.

Jawab :

Peranan penting pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas

bangsa Indonesia. Upaya dapat digunakan untuk melestarikan bahasa Indonesia


adalah dengan menanamkan bahasa Indonesia sejak dini. Penanaman bahasa

Indonesia sejak dini adalah memberikan pelatihan dan pendidikan tentang bahasa
Indonesia sejak anak masih kecil dalam pendidikan formal maupun non formal.

Guru yang berperan penting dalam menanamkan pengetahuan akan bahasa


Indonesia. Pendidikan bahasa Indonesia di lembaga formal dimulai dari SD. Jumlah

jam pelajaran bahasa Indonesia di SD kelas rendah sebanyak 6 jam pelajaran.


Sedangkan kelas tinggi sebanyak 5 jam pelajaran. Banyaknya jumlah jam pelajaran

Bahasa Indonesia dimaksudkan agar siswa mempunyai kemampuan berbahasa


Indonesia yang baik serta mempunyai kemampuan berpikir dan bernalar yang baik
yang dapat disampaikan melalui bahasa yang baik pula. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa nasional, yang dipakai oleh masyrakat Indonesia. Dalam semua

mata pelajaran di sekolah dasar juga menggunakan bahasa Indonesia. Pembelajaran


bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

berkomunikasi dengan baik dan benar. Selain itu pembelajaran bahasa Indonesia
juga dapat membentuk sikap berbahasa yang positif serta memberikan dasar untuk

menikmati dan menghargai sastra Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia


perlu diperhatikan pelestarian dan pengembangan nilai-nilai luhur bangsa, serta

pembinaan rasa persatuan nasional.

Sebelumnya saya ingin menjelaskan beberapa pendekatan dalam KBN Bahasa


Indonesia. Dalam merancang KBM bahasa Indonesia terdapat beberapa

pendekatan yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

1. Pendekatan Whole language

Whole language adalah satu pendekatan pengajaran bahasa yang

menyajikan pengajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah - pisah (Edelsky,


1991; Froese, 1990; Goodman, 1986; Weaver, 1992). Para ahli whole language

berkeyakinan bahwa bahasa merupakan satu kesatuan (whole) yang tidak


dapat dipisah- pisahkan (Rigg, 1991). Oleh karena itu pengajaran keterampilan
berbahasa dan komponen bahasa seperti tata bahasa dan kosakata disajikan
secara utuh bermakna dan dalam situasi nyata atau otentik. Pengajaran

tentang penggunaan tanda baca seperti koma, semikolon, dan kolon


misalnya, diajarkan sehubungan dengan pelajaran menulis.
11

Tujuan
Pembelajaran:
Teknik Penilaian:
Peran siswa:
Bahasa Indonesia
Penilaian
adalah menguasai Siswa terlibat aktif dalam
dilaksanakan
keterampilan pembelajaran bermakna.
selama proses
berbahasa secara
belajar
utuh dan tidak
berlangsung.
terpisah pisah. Peran Guru:

Guru harus membuat


perencanaan
mengaktifkan siswa
sekalian berperan
sebagai fasilitator Teknik Mengajar :
Materi: pembelajaran.
Banyak teknik
Materi diambil dari mengajar seperti tanya
lingkungan yang jawba, diskusi,
dekat dengan anak. demostrasi,
penugasan.

2. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan kontruktivisme mempunyai prinsip-prinsip antara lain :

1) Pengetahuan dibangun oleh siswa yang aktif


2) Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa

3) Mengajar adalah membantu siswa belajar


4) Tekanan dalam mengajar terletak pada proses , bukan pada hasil akhir

5) Kurikulum menekankan pada partisipasi siswa


6) Guru adalah fasilitator dan motifator
Analogi bahwa sebagai pemahaman dan penghayatan pandangan

kontruktivisme, ketika guru membaca butir pembelajaran dengan kompetensi


dasar agar siswa mampu membaca teks bacaan dan memahami isinya maka

guru akan melakukan kegiatan sebagai berikut:


a. usaha memahami hal apa saja yang berhubungan dengan membaca teks

bacaan dan memahami isinya. Proses pemahamannya dipandu oleh hasil


belajar dan indikator pencapaian hasil belajar yang ditafsirkan cocok

digunakan sebagai landasan penjabaran butir pembelajaran.


b. Berusaha membangkitkan pengalaman serta pengetahuan yang relevan

dengan butir pembelajran tersebut, mempelajari buku tentang membaca,


bertanya kepada orang lain atau teman sejawat dan berdiskusi denganya.

c. Ketika menggambarkan perihal yang berhubungan dengan membaca teks


bacaan dan memahami isinya, tergambar berbagai kemungkinan yang bisa

dipilih. Dalam hal ini guru hanya memfokuskan perhatian pada jabaran
yang (1) sesuai dengan tingkat pengalaman dan pengetahuan siswa baik

yang diperoleh di dalam kelas maupun kehidupan sehari-harinya, (2)


Memiliki kesatuan hubungan dan menjanjikan terbuahkannya pemahaman

secara utuh, dan (3) Memiliki hubungan dengan aktivitas kehidupan siswa
sehingga jabaran yang dipilih benar-benar terhayati dan membuahkan

pengalaman dan pemahaman yang terkembangkan secara terus-menerus.


d. Menggambarkan bahan ajar yang mesti dipersiapkan untuk keperluan

pembelajaran di kelas, bentuk KBM yang membuahkan pemahaman,


penghayatan, pengalaman, internalisasi, dengan menyesuaikan alokasi

waktu bila dihubungkan dengan rentetan pertemuan sebelum dan


sesudahnya
IMPLIKASI DARI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Eksplorasi Mengaktifkan interaksi


pengetahuan awal sosial
siswa

Pemberian
pengalaman Pencapaian
langsung pemahaman siswa

3) Pendekatan Komunikatif

Pendekatan Komunikatif dimaksud untuk mengembangkan


kemampuan berkomunikasi (yang selanjutnya disebut kompetensi

komunikasi), yaitu kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi


dalam konteks yang seutuhnya. Kegiatan utama dalam kegiatan belajar-

mengajar bahasa yang menggunakan pendekatan komunikasi berupa latihan-


latihan yang langsung dapat mengembangkan kompetensi komunikasi yang

dimiliki pembelajar; tidak hanya menguasai bentuk-bentuk bahasa, tetapi


sekaligus menguasai bentuk, makna, serta pemakaiannya. Dalam pendekatan

komunikatif pembelajaran berperan sebagai negosiator antara dirinya dengan


temannya, atau dengan obejek yang dipelajari. Pembelajaran harus aktif

berinisiatif melakukan kegiatan komunikasi. Untuk keperluan ini seringkali


disediakan teks, aturan atau kaidah gramatika tidak dibahas secara eksplisit,

pengaturan tempat duduk seringkali bersifat inkonvensional, pembelajaran


diharapkan lebih banyak berinteraksi dengan pembelajaran lain, dan
kesalahan yang tidak menganggu komunikasi ditolerir (Richard dan Rodgers,

1986).

Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan komunikatif


a. Tahap persiapan, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran dan menyiapkan

berbagai strategi yang berhubungan dengan pokok bahasan yang diajarkan.


b. Tahap pelaksanaan, guru menyajikan materi pelajaran dengan memanfaatkan

pendekatan komunikatif, sehingga menarik perhatian siswa dalam proses belajar


mengajar, sehingga pembelajaran berlangsung efektif dan efesien.

c. Tahap evaluasi, guru mengadakan evaluasi materi pelajaran

Contoh pembelajran dengan pendekatan komunikatif

a. Ketika Tanya jawab antara siswa dengan guru, maka akan terjadi interaksi dan
pertukaran informasi

b. Ketika siswa menggunakan keterampilan berbahasanya (menyimak, membaca,


menulis, dan berbicara), maka secara langsung maupun tidak, telah terjadi

pembelajaran dengan pendekatan komunikatif


c. Simulasi dan bermain peran. Contoh :

1) Siswa diminta membayangkan dirinya ada dalam situasi yang dapat terjadi
di luar kelas. Ini dapat saja berupa kejadian yang sederhana, misalnya

bertemu seorang teman di jalan, tetapi dapat pula kejadian yang bersifat
kompleks, negosiasi di dalam bisnis.

2) Siswa diminta memilih peran tertentu dalam suatu situasi. Dalam beberapa
kasus, mungkin mereka berlaku sebagai dirinya sendiri, tetapi dalam

beberapa kasus-kasus lain mungkin mereka memperagakan sesuatu, di


dalam simulasi.

3) Mereka diminta berbuat seperti kalau situasi ini benar-benar terjadi, sesuai
dengan peran mereka masing-masing. Permainan peran tidak selalu dalam
bentuk akting, tetapi dapat juga dalam bentuk debat, atau improvisas
4) Pendekatan Writing Process

Pwiriting proses merupakan suatu pendekatan untuk mengamati


pembelajaran menulis yang penekanannya bergeser dari produk pada proses
penuangan apa yang dipikirk dan ditulis siswa. Pendekatan writing process
merupakan pendekatan yang terfokus pada siswa. Dalam pendekatan ini siswa
diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, pengalaman dan
keterampilan dalam pembelajarannya. Pendekatan proses menulis merupakan
pendekatan untuk mengamati pembelajaran menulis yang penekananannya
bergeser dari produk pada proses apa yang dipikir dan ditulis siswa.

KESIMPULAN

Dari keempat pendekatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang paling efektif
digunakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia agar kompetensi berkomunikasi siswa
dapat tercapai adalah pendekatan komunikasi.

Pendekatan komunikatif adalah sistem pembelajaran yang menekankan pada aspek

komunikasi, interaksi, dan mengembangkan kompetensi kebahasaan, serta keterampilan


berbahasa (menyimak, membaca, menulis, berbicara) sebagai tujuan pembelajaran bahasa dan

mengakui bahwa ada kaitannya dengan kegiatan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan Komunikatif dimaksud untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi (yang

selanjutnya disebut kompetensi komunikasi), yaitu kemampuan menggunakan bahasa untuk


berkomunikasi dalam konteks yang seutuhnya.

Anda mungkin juga menyukai