Oleh :
dr. Vonny Riska Rahmawati
Pendamping :
Dr Endah
Wahana :
Puskesmas Gedongan
BAB II
ISI
1.1 PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Tingginya angka kematian yang disebabkan akibat penyakit hipertensi di
dunia,khsunya di daerah kerja puskesmas Anabanua masih menjadi permasalahn
pada saaat ini, WHO (World Health Organization) menetapkan hipertensi sebagai
faktor risiko nomor tiga penyebab kematian didunia. Sedangkan berdasarkanhasil
surveilans rutin penyakit tidak menular pada puskesmas di Sulawesi Selatan pada
tahun 2008 di dapatkan penyakit hipertensi menduduki posisi pertama dalam
urutan lima penyakit terbesar yang ditemukan di puskesmas yaitu 57,48%.
Dimana kita ketahui penaganan hipertensi memerlukan waktu yang lama bahkan
dapat sampai seumur hidup. Namun apabila hipertensi tidak ditangani dengan
baik para penderita memiliki faktor risiko untuk teradinya komplikasi seperti
penyakit ginal, penyakit jantung dan stroke.
I. PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka strategi
pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
promosi/peyuluhankesehatan ke masyarakat yang bertujuan untuk mengubah
perilaku masyarakat dan pendekatan secara individu kepada masyarakat yang
memiliki risiko tinggi untuk menekan tingginya angka kejadian hipertensi dan
khususnya menekan angkat terjadinya komplikasi akibat hipertensi.
II. PELAKSANAAN
Penyuluhan kesehatan mengenai penyakit hipertensi dan kompilkasi yang
dapat terjadi dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal11 Agustus 2016, bertempat
didesa Kaliang kecamatanDuampanua, kabupaten Pinrang, penyluhan ini diikuti
oleh masyarakat sebanyak 26 orang.
Penyuluhan ini dibawakan oleh dr. Herwin Irawan bersama dengan
anggota bidang promkes PKM Lampa dengan menggunakan media flipchart dan
leaflet. Selama penyuluhan berlangsung, pemateri menyampaikan informasi
mengenai pengertian hipertensi, faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan
teradinya hipertensi, pembagian derajat hipertensi, komplikasi yang dapat teradi
pada penderita hipertensi, dan upaya penyecegahan teradinya hipertensi.
a) Materi Penyuluhan
A. Definisi
Hipertensi merupakan “silent killer” (pembunuh diam-diam) yang secara
luas dikenal sebagai penyakit kardiovaskular yang sangat umum. Dengan
meningkatnya tekanan darah dan gaya hidup yang tidak seimbang dapat
meningkatkan faktor risiko munculnya berbagai penyakit seperti arteri koroner,
gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Salah satu studi menyatakan pasien yang
menghentikan terapi anti hipertensi maka lima kali lebih besar kemungkinannya
terkena stroke.(Gunawan, 2001;10)
Hipertensi dianggap sebagai faktor risiko utama stroke, dimana stroke merupakan
penyakit yang sulit disembuhkan dan mempunyai dampak yang sangat luas
terhadap kelangsungan hidup penderita dan keluarganya. Hipertensi sistolik dan
distolik terbukti berpengaruh pada stroke. Dikemukakan bahwa penderita dengan
tekanan diastolik di atas 95 mmHg mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk
terjadinya infark otak dibanding dengan tekanan diastolik kurang dari 80 mmHg,
sedangkan kenaikan sistolik lebih dari 180 mmHg mempunyai risiko tiga kali
terserang stroke iskemik dibandingkan dengan dengan tekanan darah kurang 140
mmHg. Akan tetapi pada penderita usia lebih 65 tahun risiko stroke hanya 1,5 kali
daripada normotensi.(Staessen A Jan, 2003; 1629-1635)
Sasaran pengobatan hipertensi untuk menurunkan morbiditas dan
mortalitas kardiovaskuler dan ginjal. Dengan menurunkan tekanan darah kurang
dari 140/90 mmHg, diharapkan komplikasi akibat hipertensi berkurang.
Klasifikasi prehipertensi bukan suatu penyakit, tetapi hanya dimaksudkan akan
risiko terjadinya hipertensi. Terapi non farmakologi antara lain mengurangi
asupan garam, olah raga, menghentikan rokok dan mengurangi berat badan, dapat
dimulai sebelum atau bersama-sama obat farmakologi. (Staessen A Jan, 2003;
1629-1635)
B. Etiologi
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam.
Pada kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya tidak diketahui (essensial atau
hipertensi primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di
kontrol. Kelompok lain dari populasi dengan persentase rendah mempunyai
penyebab yang khusus, dikenal sebagai hipertensi sekunder. Banyak penyebab
hipertensi sekunder; endogen maupun eksogen. Bila penyebab hipertensi sekunder
dapat diidentifikasi, hipertensi pada pasien-pasien ini dapat disembuhkan secara
potensial.(Soenarta Ann Arieska, 2005; 5-7)
1. Hipertensi primer (essensial)
Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi essensial
(hipertensi primer). Literatur lain mengatakan, hipertensi essensial merupakan
95% dari seluruh kasus hipertensi. Beberapa mekanisme yang mungkin
berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi, namun belum
satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis hipertensi primer tersebut.
Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga, hal ini setidaknya
menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan penting pada patogenesis
hipertensi primer. Menurut data, bila ditemukan gambaran bentuk disregulasi
tekanan darah yang monogenik dan poligenik mempunyai kecenderungan
timbulnya hipertensi essensial. Banyak karakteristik genetik dari gen-gen ini yang
mempengaruhi keseimbangan natrium, tetapi juga di dokumentasikan adanya
mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan nitric
oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen. (Soenarta Ann
Arieska, 2005; 5-7)
2. Hipertensi sekunder
Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit
komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah (lihat
tabel 1). Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau
penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.7 Obat-obat
tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau
memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. Obat-obat ini dapat
dilihat pada tabel 1. Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, maka dengan
menghentikan obat yang bersangkutan atau mengobati / mengoreksi kondisi
komorbid yang menyertainya sudah merupakan tahap pertama dalam penanganan
hipertensi sekunder. (Soenarta Ann Arieska, 2005; 5-7)
C. Klasifikasi Hipertensi
Ada beberapa klasifikasi dari hipertensi, diantaranya menurut The Seventh
Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Eveluation,
and Tretment of High Blood Pressure (JNC7) klasifikasi tekanan darah pada
orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat
1 dan derajat 2 (dilihat tabel 2), menurut World Health Organization (WHO) dan
International Society Of Hypertension Working Group (ISHWG) (dilihat tabel 3).
(Chobanian AV et al 2003 21;289)
b. Jenis Kelamin
Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat angka
yang cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka
prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita. Prevalensi di Sumatera Barat
18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan daerah perkotaan di Jakarta
(Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan 13,7% wanita.(Thomas M.
Habermann,:2008)
c. Riwayat Keluarga
Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang
mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga dekat
yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena
hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki hipertensi dan
penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Jika kedua orang
tua kita mempunyai hipertensi, kemungkunan kita mendapatkan penyakit tersebut
60%.(Thomas M. Habermann,:2008)
d. Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot
(satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang
mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara
alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan
hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda
dan gejala.(Thomas M. Habermann,:2008)
III. EVALUASI
Kesimpulan
Penyuluhan kesehatan mengenai penyakit hipertensi dan komplikasi
yang dapat terjadi pada masyarakat, khususnya masyarakat desa Kaliang
sangat penting diadakan guna meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya hidup sehat dan pentingnya mencegah terjadinya
komplikasi yang dapat membahayakan.
Saran
Kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit hipertensi dan
komplikasi yang dapat terjadi, harnya dilaksanakan secara rutin agar
pemahaman masyarakat tentang penyakit hipertensi dan bahayanya dapat
dicegah atau angka keadiannya dapat di turunkan
Adanya pendataan kepada masyarakat yang memiliki penyakit hipertensi
agar petugas kesehatan dapat meng follow up perkembangan penyakit
pasie.
LAMPIRAN