Anda di halaman 1dari 2

ANTIARITMIA

Perubahan unrutan denyut jantung dapat terjadi akibat pengaruh pada pembentukkan rangsang
dan atau penghantaran rangsang. jika frekuensi jantung melampaui 100 denyut/menit, terjadi
takhikardia, frekuensi jantung <50 denyut/menit disebut brakikardia. yang dimaksud dengan
aritmia adalah denyut jantung yang tak teratur. ekstrasistol adalah rangsang yang timbul diluar
ritmus jantung normal, yang menimbulkan kontraksi ekstra dan dengan demikian ritmus dasar
normal berubah sementara.

MEKANISME KERJA

Aritmia disebabkan oleh aktivitas pacemaker yang tidak normal atau penyebaran impus yang
tidak normal. oleh karenannya, tujuan terapi pada aritmia adalah menurunkan aktivitas
pacemaker ektopik dan memodifikasi konduksi atau karefrakterak pada sirkuit re-entry untuk
menggagalkan terjadinya gerakan sirkus. mekanisme utama yang ada sekarang mencapai tujuan
tersebut adalah, Penyakatan kanal natrium, penyakatan efek otonomik simpatis pada jantung,
memperpanjang periode refraker efektif dan penyakatan kanal kalsium.

Obat antiaritmia menurunkan otomatisitas pacemaker ektopik lebih daripada oada nodus
sinoatriul. obat antiaritmia juga menurunkan konduksi dan eksitabilitas serta meningkatkan
periode refrakter lebih jauh pada jaringan yang mengalami depolarisasi daripada jaringan yang
mengalami polarisasi normal. kejadian tersebut diselesaikan terutama dengan panyakatan secara
selektif kanal kalium dan kalsium dari sel-sel terdepolarisasi. obat penyakat kanal yang
digunakan sebagai terapi mempunyai afinitas tinggi untuk kanal yang telah diaktifasi (yaitu,
selama fase 0) atau kanal yang diinaktivasi (selama fase 2) tetapi hanya mempunyai afinitas
rendah pada kanal yang sedang rihat. karenanya, obat tersebut dapat menakat aktivitas listrik
apabila terdapat suatu takikardi yang cepat (banyak terdapat aktivasi dan inaktivasi kanal pada
setiap kesatuan waktu) atau apabila terdapat kehilangan potensial rihat yang berarti (banyak
terjadi inaktivasi kanal pada saat rihat).

Obat antiaritmia dapat mengubah pembentukan impuls dan konduksi. lebih dari satu lusin obat
demikian yang berpotensi bermanfaat dalam penanganan aritmia sudah tersedia. namun, hanya
beberapa saja yang berguna secara klinis untuk pengeobatan aritmia tertentu. sebagai contoh,
penghentikan takikardia supraventrikel dengan adenosine atau verapamil adalah contoh-contoh
terapiantiaritmia yang menurunkan morbiditas. sebaliknya, banyak obat antiaritmia yang
sekarang dikenal mempunyai kerja proaritma berbahaya-yang menyebabkan aritmia.

PENGGOLONGAN OBAT ANTIARITMIA

A. KELAS I ( Penghambat Kanal Na+)

obat-obat antiaritmia dapat digolongkan berdasarkan efek kecenderungan obat tersebut


terhadap potensial aksi. meskipun klasifikasi ini cukup baik, tidak seluruhnya mudah atau
benar karena banyak obat yang kerjanya berhubungan lebih dari satu kelas atau dapat
memiliki metabolit aktif dengan cara kerjanya menghambat kanal natrium sensitive-
voltase oleh mekanisme yang sama dengan kerja anestesi local. penurunan kecepatan
masuknya natrium memperlambat kecepatan kenaikan fase 0 potensi aksi. contoh obatnya
yaitu dysopyramide (IA), flecainide (IC), lidocaine (IB), Mexiletine (IB), Procainamide
(IA), propafenone (IC), quinidine (IA), tocainide (IB).

B. KELAS II (Penghambat Adrenoreseptor-B)


Obat-obat kelas II merupakan antagonis adrenergic-B. obat-obat ini mengurangi
depolarisasi fase 4 sehingga mendepresi otomatisasi, memperpanjang konduksi AV, dan
dapat menurunkan denyut jantung dan kontraksi. obat kelas II berguna untuk pengobatan
takiaritmia yang disebabkan peningkatan aktivasi simpatis. obat ini juag digunakan untuk
fibrilasi dan flutter atrium, serta takikardia re-entrant nodus AV. contoh obat nya :
Esmolol, metoprolol dan propranolol.
C. KELAS III (Penghambat kanal K+)
Obat kelas III menghambat kanal kalium sehingga mengurangi arus kalium keluar selama
repolarisasi sel jantung. obat ini memperpanjang lama potensial aksi tanpa mengaggu
depolarisasi fase 0 atau membrane istirahat. contoh obatnya : Amiodarone, dofetilide, dan
sotalol).
D. KELAS IV (Penghambat Kanal Ca+)
Obat-obat kelas IV adalah penghambata kanal kalsium. obat ini mengurangi arus masuk
yang di bawa kalsium, menyebabkan penurunan kecepaan depolarisasi spontan fase 4.
obat ini juga memperlambat konduksi oada jaringan yang tergantung pada arus kalsium,
seperti nodus AV. Meskipun kanal kalsium yang sensitive-voltase terdapat pada berbagai
jaringan, efek uatam penghambat kanal kalsium adalah pada otot polos vascular dan
jantung. contoh obatnya : Verapamil dan diltiazem.
E. ANTIARITMIA LAIN
Pada penggolongan obat ini hanya terdapat dua macam obat yaitu digoxin dan adenosine.

Anda mungkin juga menyukai