Disusun Oleh :
1. Anzaina Sukmawati 170106005
2. Azra Safira 170106006
3. Fikri Maulana Abdullah 170106014
4. Fitri Wahyu Widyawati 170106017
5. Ghalda Fadhila 170106020
Kelompok : 4 (empat) A
Prodi : Farmasi 2017
Tanggal praktikum : 15-Januari-2019
Tanggal pengumpulan : 22-Januari-2019
I. LATAR BELAKANG
Perlu kita ketahui, penghilangan mikroba dapat digunakan dengan cara
sterilisasi. Sterilisasi merupakan suatu proses menghilangkan, membersihkan
dan membunuh mikroorganisme hidup, termasuk bakteri dan sporanya, secara
kimia atau secara fisika. Fungsi dari sterilisasi ini yaitu agar bakteri-bakteri
yang berada pada alat, media dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
dapat steril dan tidak terkontaminasi mikroorganisme lainnya dari luar.
Terdapat tiga cara untuk melakukan sterilisasi ini yaitu mekanik, fisik dan
kimiawi. Dalam praktikum kali ini akan dijabarkan mengenai cara fisik yaitu
dengan Uap air panas bertekanan dan menggunakan alat khusus yaitu Autoklaf..
pada autoklaf termasuk dalam pengoperasian sterilisasi basah dimana pada
proses sterilisasinya memerlukan air. Tekanan yang digunakan pada autoklaf
ini umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121ºC. Lama sterilisasi
yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121ºC (Aryulina, D., 2006).
Dalam mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang
disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus
dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak
diharapkan agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di
dalam medium, maka diperlukan syarat tertentu yang diantaranya bahwa
didalam medium harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan mikroba kemudian susunan makanannya,
tekanan osmosis, keasaman (pH), temperature, sterilisasi (Schlegel, 1994).
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus
dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur.
Untuk mensterilkannya diperlukan pula pengetahuan tentang teknik sterilisasi.
Hal ini dilakukan karena alat-alat yang digunakan pada laboratorium
mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda. Berdasarkan hal
tersebut, maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui teknik
pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta fungsi dan prinsip kerja setiap alat
laboratorium mikrobiologi. Selain itu pula untuk mengetahui teknik sterilisasi
dari alat, bahan dan media (Pratiwi, 2008).
Hal yang melatar belakangi dilakukan percobaan ini untuk mengetahui
cara sterilisasi alat bahan dan media. Pada praktikum ini digunakan media Luria
Bertani karena Luria Bertani adalah medium yang kaya akan nutrisi, terutama
digunakan untuk menumbuhkan berbagai jenis bakteri (Luria, 1957).
II. TUJUAN
2.1 Mengetahui teknik sterilisasi alat-alat dan bahan yang akan digunakan
dalam pemeriksaan secara mikrobiologi.
2.2 Mengetahui pembuatan media dalam bentuk padat (Luria Bertani Agar)
dan dalam bentuk cair (Luria Bertani Borth) serta pembuatan larutan
pengencer Natrium Klorida Fisiologis 0,9% b/v.
2.3 Mengetahui cara sterilisasi pada media padat (Luria Bertani Agar) dan
media cair (Luria Bertani Borth) dengan menggunakan autoklaf.
2.4 Mengetahui cara pembuatan media pada plat agar, agar miring, agar
tegak, dan media cair dalam tabung secara aseptis.
Autoklaf digunakan untuk sterilisasi basah melalui panas uap air yang
tinggi serta bertekanan. Panas dan tekanan yang digunakan secara bersamaan
membuat proses sterilisasi lebih mudah. Autoklaf banyak digunakan untuk
sterilisasi mikroba yang tahan panas dan tekanan. Sterilisasi yang dihasilkan
adalah konstan (Dolphin, 2008).
V. CARA KERJA
5.1 Persiapan Dan Sterilisasi Alat
Alat-alat yang akan disterilkan, dicuci bersih terlebih dahulu dan
dikeringkan. Kemudian untuk alat yang mempunyai mulut seperti tabung
reaksi, erlenmayer, gelas ukur, labu ukur dan gelas kimia di tutup dengan
kapas berlemak yang dilapisi menggunakan kassa. Setelah itu dibungkus
kembali menggunakan alumunium foil dan plastik wrap kemudian diikat
menggunakan tali kasur. Khusus untuk alat-alat yang permukaannya harus
steril seperti pipet dan batang pengaduk dibungkus seluruhnya
menggunakan alumunium foil dan plastik wrap, untuk cawan petri
dibungkus menggunakan perkamen lebar lalu diikat dengan tali kasur
kemudian dimasukkan kedalam plastik dan dilapisi dengan plastik warp.
Sedangkan untuk karet pipet tetes dan bulb pipet volume direndam
menggunakan alkohol 70% di gelas kimia. Alat dan bahan lainnya seperti
lap dan tissu yang akan digunakan pada saat praktikum perlu disterilkan
dengan cara dimasukkan ke dalam plastik dan dilapisi plastik wrap. Alat-
alat yang berpresisi dan tidak berpresisi seperti diatas disterilisasi
menggunakan autoklaf pada suhu 121oC pada tekanan 0,15 ppm selama
15-20 menit lalu dikeringkan. Alat-alat yang sudah steril diberi label dan
disimpan.
5.3 Pembuatan Plat Agar, Agar Miring, Agar Tegak Dan Media Cair
Bunsen dinyalakan sehingga mencapai api biru untuk memperoleh
daerah steril, dibiarkan menyala selama percobaan dilakukan. Tabung
reaksi steril diletakkan pada rak tabung dan cawan petri steril diantara
nyala api. Pada pembuatan plat agar dibuat menjadi 2 bagian cawan petri
masing-masing sebanyak 20 mL, dilakukan dengan cara media Luria
Bertani agar yang telah dibuat diambil dari waterbath (yang telah cair dan
suhunya 50ºC), kemudian diukur menggunakan gelas ukur steril sebanyak
20 mL dan dimasukkan kedalam cawan petri steril, dibiarkan memadat.
dilapisi plastik warp pada sekelilingnya dan diberi label. Pada pembuatan
agar miring, media Luria Bertani agar dengan suhu 50ºC diukur
menggunakan gelas ukur sebanyak 3 mL, lalu dimasukkan kedalam
tabung reaksi steril, kemudian diletakkan miring pada papan pembentuk
agar miring dan biarkan memadat. Pada pembuatan agar tegak, media
Luria Bertani agar dengan suhu 50ºC diukur menggunakan gelas ukur
sebanyak 5 mL lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi steril, kemudian
diletakkan di rak tabung agar tetap tegak dan biarkan memadat. Pada agar
miring dan agar tegak ditutup menggunakan gulungan kapas berlemak
yang dilapisi kain kassa dilapisi kembali dengan alumunium foil dan
plastik wrap lalu diberi label. Pada media cair, sudah dimasukkan media
Luria Bertani Cair sebanyak 5 mL, lalu dimasukkan kedalam tabung
reaksi steril. Setelah itu media diamati selama 3 hari untuk melihat terjadi
kontaminasi atau tidak pada media yang telah dibuat.
VI. DATA DAN PERHITUNGAN
6.1 Data Hasil Pengamatan
Tabel 3. Hasil Pengamatan Media
Kondisi
Nama media dan
Hari ke-1 Hari ke-2
larutan pengencer Hari ke- 3
Rabu, 16-01- Kamis, 17-01-
Jum’at, 18-01-2019
2019 2019
Plat agar 1 Media tidak Media Media terkontaminasi
Luria bertani agar terkontaminasi terkontaminasi bakteri berbentuk
bakteri lingkaran menyebar
berbentuk sebanyak 3 bagian
lingkaran kecil berwarna putih
Plat agar 2 Media tidak Media tidak Media tidak
Luria bertani agar terkontaminasi terkontaminasi terkontaminasi
Agar miring Media tidak Media tidak Media tidak
Luria bertani agar terkontaminasi terkontaminasi terkontaminasi
Agar tegak Media tidak Media tidak Media tidak
Luria bertani agar terkontaminasi terkontaminasi terkontaminasi
Media cair 1 Media tidak Media tidak Media tidak
Luria bertani broth terkontaminasi terkontaminasi terkontaminasi
Media cair 2 Media tidak Media tidak Media tidak
Luria bertani broth terkontaminasi terkontaminasi terkontaminasi
6.2 Perhitungan
Diketahui : LB (Luria Bertani) dengan komposisi:
- Natrium klorida 1%
- Peptone 1%
- Yeast ektrak 0,5 %
Natrium Klorida fisiologis 0,9 %
Agar 1,5%
Ditanya: - Media Luria Bertani padat 50 mL?
- Media Luria Bertani cair 10 mL?
- Natrium klorida Fisiologis 5 mL?
Jawab:
Luria bertani pada media padat
1 gram
Natrium klorida 1% = x 50 mL = 0,5 gram
100 mL
1 gram
Peptone 1% = x 50 mL = 0,5 gram
100 mL
0,5 gram
Yeast ektrak 0,5% = x 50 mL = 0,5 gram
100 mL
1,5 gram
Agar 1,5 % = x 50 mL = 0,75 gram
100 mL
Aquades 50 mL
1 gram
Peptone 1% = x 10 mL = 0,1 gram
100 mL
0,5 gram
Yeast ektrak 0,5% = x 10 mL = 0,05 gram
100 mL
Aquades 10 mL
0,9 gram
Natrium klorida fisioogis 0,9 % = x 5 mL = 0,045 gram
100 mL
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan suatu percobaan sterilisasi alat,
bahan dan media. Sterilisasi yaitu proses menghilangkan dan pemusnahan
bakteri dengan cara membunuh mikroorganisme suatu bahan atau benda. Bahan
ataupun peralatan yang dipergunakan di dalam mikrobiologi, harus dalam
keadaan steril. Artinya, pada bahan atau peralatan tersebut tidak terdapat
mikroba yang akan mengganggu atau merusak media ataupun mengganggu
proses yang sedang dikerjakan.
Prinsip kerja autoklaf yaitu saat sumber panas mulai dinyalakan, air di
dalam autoklaf akan mulai mendidih. Air yang digunakan untuk sterilisasi yaitu
akuades karena akuades adalah air destilasi hasil penyulingan satu kali yang
memiliki kandungan senyawa lebih sedikit dibanding air keran, sehingga dapat
mencegah kerak dan karat serta meminimalisir terjadinya kontaminasi saat
sterilisasi. Uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Jika
udara telah terganti uap air, katup udara atau katup uap akan ditutup sehingga
tekanan di dalamnya semakin bertambah. Saat tekanan telah mencapai suhu
sesuai, proses sterilisasi dimulai dan timer akan mulai menghitung mundur.
Setelah proses selesai dijalankan, sumber panas akan langsung dimatikan dan
tekakan akan kembali turun secara perlahan hingga suhunya mencapai 0ºC.
Demikian prinsip kerja autoklaf dalam mensterilkan aneka peralatan. Berikut
adalah cara menggunakan autoklaf untuk mensterilkan aneka peralatan serta
bahan tertentu :
Pada percobaan ketiga yaitu pembuatan plat agar, agar miring, agar
tegak dan media cair dalam tabung reaksi secara kerja aseptis. Pertama-tama
bunsen dinyalakan dan api bunsen diatur sehingga diperoleh nyala api biru
untuk memperoleh daerah steril. Bunsen berfungsi untuk menciptakan kondisi
yang steril. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen
dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola
aliran udara tersebut. Bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya
dalam sterilisasi adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas) dibiarkan
menyala selama percobaan dilakukan. Kerja Aseptis dilakukan pada radius 20
cm untuk melindungi praktikan dari mikroorganisme patogen maupun non
patogen. Tabung reaksi steril diletakkan pada rak tabung reaksi dan cawan petri
steril diantara nyala api. Pada pembuatan plat agar dibuat menjadi 2 bagian
cawan petri masing-masing sebanyak 20 mL, dilakukan dengan cara media
Luria Bertani agar yang telah dibuat diambil dari waterbath (yang telah cair dan
suhunya 50ºC), Suhu berada dalam 50ºC karena setelah di sterilisasi
menggunakan autoklaf dengan suhu 121ºC, apabila langsung didiamkan pada
suhu ruangan akan menyebabkan agar mudah mengeras karena suhu ruangan
terlalu ektrem, Bila suhu 50ºC agar masih berada dalam kondisi cair. Kemudian
diukur menggunakan gelas ukur steril sebanyak 20 mL dan dimasukkan
kedalam cawan petri steril. Cawan petri berfungsi untuk membiakkan
mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan
bagian atas sebagai penutup dan biarkan memadat. Setelah memadat cawan
petri diflambir kemudian dilapisi plastik warp pada sekelilingnya dan diberi
label. Pada pembuatan media padat di cawan petri, medium Luria Bertani Agar
yang akan dituangkan tidak boleh memiliki suhu yang terlalu tinggi. Hal
tersebut akan menyebabkan kondensasi air yang berlebihan pada tutup cawan
petri sehingga air tersebut akan kembali menitik atau menetes pada permukaan
agar yang telah memadat. Pada pembuatan agar miring, media Luria Bertani
agar dengan suhu 50ºC diukur menggunakan gelas ukur sebanyak 3 mL, lalu
dimasukkan kedalam tabung reaksi steril, kemudian diletakkan miring pada
papan pembentuk agar miring dan biarkan memadat, lalu ditutup menggunakan
gulungan kapas berlemak yang dilapisi kassa dan ditutup kembali
menggunakan alumunium foil dan plastik wrap lalu diberi label. Dengan
permukaan yang miring tentunya luas permukaan media agar miring akan lebih
luas dari media agar tegak. Hal tersebut bertujuan agar mikroorganisme yang
tumbuh pada media semakin banyak dan jumlahnya tersebar sesuai dengan luas
permukaan media agar miring. Pembuatan agar tegak, media Luria Bertani agar
dengan suhu 50ºC diukur menggunakan gelas ukur sebanyak 5 mL lalu
dimasukkan kedalam tabung reaksi steril, kemudian diletakkan di rak tabung
agar tetap tegak dan biarkan memadat, lalu ditutup menggunakan gulungan
kapas berlemak yang dilapisi kassa dan ditutup kembali menggunakan
alumunium foil dan plastik wrap lalu diberi label. Pada pembuatan media cair,
media Luria Bertani Cair diukur menggunakan gelas ukur sebanyak 5 mL, lalu
dimasukkan kedalam tabung reaksi steril. Setelah semua media dibuat,
kemudian media diamati selama 3 hari untuk melihat terjadi kontaminasi atau
tidak pada media yang telah dibuat.
Dalam percobaan ini, kerja dilakukan secara aseptis. Hal ini bertujuan
untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi dengan mikroba yang
digunakan. Kerja aseptis dari percobaan ini dapat dilihat contohnya yaitu saat
sterilisasi seperti membakar ujung tabung reaksi,cawan petri yang di flambir,
melakukan sterilisasi dengan autoklaf pada alat sebelum praktikum,
menggunakan masker, menggunakan sarung tangan, serta mencuci tangan
dengan alkohol.
Pada hasil pengamatan terhadap medium yang telah disterilkan dari hari
pertama hingga hari ketiga. Pada hari pertama untuk media plat agar, agar
miring, agar tegak dan media cair tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi
perubahan fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat permukaan
medium yang tidak ditumbuhi oleh koloni mikroba. Hal ini menunjukkan
bahwa medium tidak terjadi kontaminasi mikroba, tetapi pada hari kedua dan
ketiga pada plat agar 1 terjadi perubahan fisik pada medium tersebut. Terjadinya
perubahan fisik menunjukkan bahwa medium terkontaminan atau terdapat
mikroorganisme dan tidak dapat digunakan untuk biakan bakteri pada
praktikum selanjutnya.