Anda di halaman 1dari 5

Penerapan Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering,

Mathematics) PjBL berbantuan Arduino Uno Pada Mata Pelajaran IPS

Revolusi Industri 4.0 menjadi sebuah kata yang akrab bagi sebagian besar
Bapak Ibu Guru. Bagaimana tidak mulai dari kegiatan MGMP sampai kegiatan di
tingkat nasional kata ini menjadi trending topic. Revolusi industri 4.0 sendiri
merupakan penerus dari revolusi indutri pertama (mesin uap), revolusi industri
kedua (mesin otomasi), revolusi industri ketiga (globalisasi). Revolusi Industri 4.0
ditandai dengan penggunaan Internet Of Things dalam kehidupan sehari-hari,
Teknologi Augmented dan Virtual Reality serta Artificial Intelegence (kecerdasan
buatan). Implikasi penerapan teknologi berbasis revolusi industri 4.0 tampak pada
perangkat seperti peralatan rumah tangga yang dapat di kontrol dari jarak jauh,
perangkat yang dapat mengenali pemiliknya melalui pemindaian wajah, sampai
asisten virtual yang mampu mengatur tugas kita layaknya asisten pribadi
sesungguhnya.

Di dunia maya kita kenal aplikasi e-commerce yang dekat dengan


keseharian kita sebut saja tiga unicorn kebanggaan negeri ini yaitu Bukalapak,
Tokopedia dan Gojek. Ketiga unicorn tersebut merupakan produk dari revolusi
industri 4.0, mengapa ketiga startup tadi memiliki julukan unicorn?. Definisi kata
unicorn sendiri menurut wikipedia adalah hewan mitologi yang berwujud kuda
dengan memiliki satu tanduk di bagian kepalanya dan kemunculannya sangat jarang
terjadi. Unicorn merupakan gelar yang diberikan pada suatu startup yang memiliki
nilai valuasi (nilai dari suatu startup, bukan sekedar pendanaan yang diraih dari
investor) lebih dari $1 miliar.

Abad 21 ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


yang berkembang pesat dan cepat. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
sudah menyentuh semua bidang. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan dunia
kerja semakin ketat, hanya pribadi tangguh yang menguasai iptek yang mampu
merebut peluang kerja. Untuk dapat bersaing di era abad 21, dibutuhkan
kemampuan dan keterampilan baru yang dikenal dengan istilah keterampilan abad
21 (Maloy, Edwards, Wolf, 2016).

Guru sebagai perencana pembelajaran di abad 21 diharapkan mampu


merencanakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mempersiapkan peserta didik
menghadapi perubahan-perubahan di seluruh aspek kehidupan di masa sekarang
dan masa akan datang. Hal ini karena pendidikan sesungguhnya mempersiapkan
peserta didik untuk mampu berkompetisi di masanya kemudian hari. Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran atau mata kuliah yang mempelajari
kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang ilmu-ilmu sosial dan
humaniora (Nursid Sumaatmadja, 2005: 1.9). Proses pembelajaran IPS
sebagaimana pembelajaran pada umumnya, harus dibangun sebagai sebuah proses
transaksi kultural yang harus mengembangkan karakter sebagai bagian tak
terpisahkan dari pengembangan Iptek pada umumnya. Pembelajaran IPS diarahkan
untuk melahirkan pelaku-pelaku yang berdimensi personal, sosiokultural, spiritual,
dan intelektual (Sardiman A.M., 2010: 155-156).

Pembelajaran IPS abad ke-21 harus mampu mendorong peserta didik


berpikir kritis, pemecahan masalah, metakognisi, keterampilan berkomunikasi,
berkolaborasi, inovasi dan kreasi, literasi informasi, dan berbagai keterampilan
lainnya seperti yang termuat dalam tujuan pembelajarannya. Untuk menumbuhkan
keterampilan berpikir kreatif, peserta didik harus diberikan kesempatan untuk
mengembangkan kreativitas dengan berkarya sebanyak-banyaknya dalam
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang mampu memberikan peluang
sebesar-besarnya untuk peserta didik dapat mengeksplorasi kreativitasnya yaitu
pembelajaran PjBL (Project Based Learning). PjBL dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis, kreativitas, keterampilan berpikir kreatif dan prestasi
siswa.

Di kelas 7A SMP Negeri 2 Kedung sesuai pengamatan penulis


pembelajaran IPS diajarkan dengan metode ceramah dan diskusi kelompok
sehingga tidak melatih keterampilan berpikir kreatif sebagai bagian dari
keterampilan abad 21. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang
menyenangkan dan menantang menambah turunnya minat belajar peserta didik
pada mata pelajaran IPS.

Tujuan pembelajaran IPS (instructional objective social) adalah perilaku


hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IPS. Penyelenggaraan pendidikan
merupakan suatu keseluruhan yang terangkum dalam sebuah sistem pendidikan
nasional. Begitu juga dengan pendidikan IPS pada pendidikan dasar dan mengenah
merupakan suatu yang integral dari suatu sistem pendidikan nasional pada
umumnya, yang telah diatur berdasarkan undang-undang sestem pendidikan
nasional.

Dari penyelenggaraan pendidikan IPS tersebut tujuan mata pembelajaran


IPS pada umumnya adalah mencerdaskan kehidupan masyarakat dengan dasar
nilai-nilai moral etik yang tinggi dan menjunjung tinggi nilai budaya bangsa serta
membentuk peserta didik yang memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan, wawasan
kebangsaan, dan etika sosial, berakhlak sosial yang tinggi

Setiap guru IPS mestinya paham hakikat keterpaduan dalam mata pelajaran
IPS. Namun ternyata masih banyak guru yang memahami IPS sebagai mata
pelajaran yang terpisah sebagai ilmu sosial seperti Ekonomi, Geografi, sosiologi
dan Sejarah. Bahkan sangat mungkin di antara guru IPS yang ada, juga kurang
memahami tujuan pembelajaran IPS. Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006
tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa mata
pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan


masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial .

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan


kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi


dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Keempat tujuan mata pelajaran IPS di atas menunjukkan bahwa IPS
merupakan mata pelajaran yang memiliki tujuan membentuk siswa menjadi warga
negara yang baik. Dengan demikian IPS sebenarnya merupakan pelajaran yang
sangat penting. Terkait dengan itu maka pada bab ini akan dibahas beberapa uraian
yang terkait dengan karakteristik IPS; konsep dasar atau konsep-konsep esensial
dalam IPS; standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS; serta strategi perumusan
tema dalam IPS.

Tujuan pengajaran pendidikan IPS mencakup tiga aspek yaitu aspek


kognitif, afektif, dan psikomotorik. Guru tidak hanya menekankan pada aspek
kognitif saja tetapi aspek-aspek yang lain seperti aspek afektif dan psikomotorik.

Tujuan kognitif pembelajaran IPS lebih mengarah pada tujuan memperoleh


pengetahuan, pengertian, intelegensi, dan ketrampilan berfikir siswa. Tujuan
kognitif ini terbagi ke dalam enam kelompok besar yaitu : pengetahuan,
kemampuan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintesia dan evaluasi. Tujuan afektif
pembelajaran IPS adalah menekankan pada perasaan, emosi, dan drajat penerimaan
dan penolakan siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang diberikan. Secara garis
besar tujuan afektifdikelompokan kedalam lima kelompok besar yaitu: penerimaan,
jawaban atau sambutan, penghargaan, pengorganisasian dan karakteristik
nilai.sedangkan tujuan psikomotorik dapat dikelompokan pada tujuh kelompok
besar yaitu: pengindraan, kesiapan bertindak, respon atau sambutan terbimbing,
mekanisme atau tindakan yang otomatis, ketrampilan yang dilakukan secara hati-
hati, adaptasi dan keaslian.

Salah satu cara untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang telah


dipaparkan diatas yaitu dengan pendekatan STEM (Science, Technology,
Engineering, Mathematics) PjBL berbantuan Arduino Uno. STEM PjBL berbantuan
Arduino Uno cocok untuk kreativitas, karena pada proses pembelajaran melibatkan
beberapa kemampuan seperti Mechanical Engineering, Electrical Engineering,
Software Engineering dan Data Science yang sangat dibutuhkan peserta didik
sebagai bekal bersaing di masa depan (keterampilan abad 21).
Penggunaan pendekatan pembelajaran STEM PjBL berbantuan arduino uno
pada mata pelajaran IPS bertujuan mengasah kemampuan peserta didik untuk
menguasai Mechanical Engineering, Electrical Engineering, Software Engineering
dan Data Science yang akan sangat mereka butuhkan bagi karir mereka di masa
depan. Peserta didik dilatih menyelesaikan masalah yang ada dalam pelajaran IPS
semisal gempa bumi dengan belajar dan merancang seismograph kemudian
mengukur getaran dan menganalisis data yang ditampilkan secara realtime dengan
bantuan Arduino Uno dan Microsoft Excel dengan add in Project Cordoba. Hasil
analisis data di diskusikan di kelompoknya (kolaborasi) untuk mencari alternatif
pemecahan masalah, hasil diskusi kemudian di presentasikan (komunikasi).
Arduino uno merupakan mikrokontroller yang dapat di program dengan bahasa
pemrograman C++ yang bisa kita program sendiri, arduino uno dapat di rekayasa
menjadi satu perangkat yang bisa di jadikan media pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan abad 21 peserta didik.

Gambar 1. Alur pembelajaran STEM PjBL berbantuan Arduino Uno

Anda mungkin juga menyukai