Anda di halaman 1dari 34

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Dasar

Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1998 terdapat beberapa pengertian

antara lain:

1. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak

bersifat sementara.

2. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat

pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk

melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu.

3. Fasilitas parkir di badan jalan (On Street Parking) adalah fasilitas

parkir yang menggunakan tepi jalan.

4. Fasilitas parkir di luar badan jalan (Off Street Parking) adalah fasilitas

parkir kendaraan di luar tepi jalan umum yang dibuat khusus atau

penunjang kegiatan yang dapat berupa tempat parkir dan /atau gedung

parkir.

5. Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk

meletakkan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda

motor), termasuk ruang bebas dan lebar buka pintu.

6. Jalur sirkulasi adalah tempat, yang digunakan untuk pergerakan

kendaraan yang masuk dan keluar dari fasilitas parkir.

7. Jalur gang merupakan jalur antara dua deretan ruang parkir yang

berdekatan.

II - 1
Bab II Tinjauan Pustaka

8. Kawasan parkir adalah kawasan atau area yang memanfaatkan badan

jalan sebagai fasilitas parkir dan terdapat pengendalian parkir melalui

pintu masuk.Berdasarkan dari definisi-definisi di atas maka dapat

ditarik.

2.2 Jenis Parkir

Lalu-lintas baik yang bergerak pada suatu saat akan berhenti. Setiap perjalanan

akan sampai pada tujuan sehingga kendaraan harus diparkir. Sarana perparkiran

merupakan bagian dari sistem transportasi dalam perjalanan mencapai tujuan

karena kendaraan yang digunakan memerlukan parkir.

Sarana parkir ini pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi (Direktorat Jendral

Perhubungan Darat, 1998) :

2.2.1 Parkir Berdasarkan Penempatannya

1. Parkir di jalan (on street parking)

On street parking (parkir di jalan) menurut Clarkson Grg Lesby dan

Bary Hicks (1988:424) adalah ruang yang tersedia untuk memarkir

kendaraan pada tepi jalan di kawasan pusat kota dan sepanjang jalan

raya utama yang dilakukan dengan tetap ada pembatasan dan

pengendalian serta pengaturan. Parkir jenis ini sangat menguntungkan

bagi pengunjung yang menginginkan parkir dekat dengan tempat

tujuan. Tempat parkir seperti ini dapat ditemui dikawasan pemukiman

berkepadatan cukup tinggi serta pada kawasan pusat perdagangan dan

perkantoran yang umumnya tidak siap untuk menampung pertambahan

dan perkembangan jumlah kendaraan yang parkir. Kerugian parkir

II - 2
Bab II Tinjauan Pustaka

jenis ini dapat mengurangi kapasitas jalur lalu lintas yaitu badan jalan

yang digunakan sebagai tempat parkir. Parkir ini terdiri dari

(Direktorat Jendral Perhubungan Darat,1998) :

a. Parkir di daerah perumahan

Akibat dari terus meningkatnya volume kendaraan di jalan serta

hambatan yang diakibatkan oleh parkir kendaraan seperti

terganggunya kelancaran lalu lintas dan penurunan kelas jalan,

hampir pada setiap pusat kota kebijaksanaan mengenai perparkiran

mutlak diperlukan. Dalam sistem parkir di perumahan, sebenarnya

terdapat disbenefit/kerugian dari berjejernya parkir disepanjang

trotoar jalan, namun hal tersebut tertutupi dengan berkurangnya

kecepatan kendaraan akibat keberadaan parkir di jalan tersebut yang

secara tidak langsung akan meningkatkan keselamatan bagi

penghuni di sekitar jalan tersebut. Terlebih lagi di perumahan di

pinggiran kota dimana masih tersedia ruang untuk parkir, dan parkir

dijalanpun dapat dilakukan.

b. Parkir di pusat kota, tidak dikontrol (uncontrolled)

Pada parkir jenis ini terdapat 4 macam alternatif cara parkir

kendaraan yaitu:

1) Paralel terhadap jalan

2) Tegak lurus terhadap jalan

3) Diagonal atau membentuk sudut terhadap jalan

4) Di tengah jalan yang cukup lebar, baik secara diagonal

maupun tegak lurus terhadap jalan.

II - 3
Bab II Tinjauan Pustaka

Untuk jalan yang tidak terlalu lebar, dapat digunakan sistem paralel.

Sistem diagonal sebenarnya dapat menampung lebih banyak mobil

tetapi untuk itu disepanjang pinggiran jalan harus diperkeras. Parkir

diagonal memang tidak umum, namun sebenarnya dapat

menampung lebih banyak kendaraan. Di sisi lain, cara ini juga akan

banyak mengurangi lebar jalan. Kesulitan lainnya adalah waktu

untuk keluar dari areal parkir (manuver) yang akan memakan

waktu lebih lama jika dibandingkan dengan sistem parkir paralel.

Sampai dengan saat ini nampaknya parkir paralel dirasakan

paling tepat karena selain tidak terlalu banyak memakan tempat

untuk manuver juga jauh lebih sedikit mengambil lebar jalan dan

kecil kemungkinan menyebabkan kecelakaan (Pusdiklat Direktorat

Jenderal Perhubungan Darat, 1998).

c. Parkir di pusat kota, terkontrol (controlled)

Ada tiga jenis metode kontrol yang dapat dipergunakan oleh

perencana transportasi :

1) Pembatasan waktu parkir

Petunjuk umum yang dapat digunakan untuk pembatasan

waktu (lamanya) parkir adalah:

a) 1 (satu) jam untuk daerah perkotaan.

b) 2 (dua) jam untuk daerah pinggiran dan sekitarnya.

c) 10-20 menit di daerah tertentu misalnya seperti Bank dan

kantor pos.

II - 4
Bab II Tinjauan Pustaka

2) Disc parking

Dengan sistem ini pemilik kendaraan diminta untuk

memperagakan kartu atau disc yang memperlihatkan waktu

kedatangan kendaraan pada ruang parkir.

3) Parkir meter

Terdiri atas jam pengukur waktu, dimana jam berfungsi untuk

mengukur lamanya parkir tersebut berputar sesuai dengan

jumlah uang yang dimasukkan. Jadi seolah-olah si pemarkir

membeli waktu pada ruang parkir tersebut. Alat pengukur

tersebut disamping memperlihatkan pembatasan waktu,

sekaligus mengumpulkan uang pula.

2. Parkir di luar jalan (off street parking)

Untuk menghindari terjadinya hambatan akibat parkir kendaraan

di jalan maka parkir kendaraan di jalan maka parkir di luar jalan / off

street parking menjadi pilihan yang terbaik. Terdapat dua jenis parkir

di luar jalan, yaitu :

1) Pelataran parkir

Pelataran parkir di daerah pusat kota sebenarnya merupakan

suatu bentuk yang tidak ekonomis. Karena itu di pusat kota

seharusnya jarang terdapat peralatan parkir yang dibangun oleh

gedung-gedung yang berkepentingan, dimana masalah

keuntungan ekonomi dari parkir bukan lagi merupakan suatu hal

yang penting.

II - 5
Bab II Tinjauan Pustaka

2) Gedung parkir bertingkat

Saat ini bentuk yang banyak dipakai adalah gedung parkir

bertingkat, dengan jumlah lantai yang optimal 5, serta kapasitas

sekitar 500 sampai 700 mobil. Terdapat dua alternatif biaya

parkir yang akan diterima oleh pemakai kendaraan, tergantung

pada pihak pengelola parkir, yaitu pihak pemerintah setempat

menerapkan biaya nominal atau pemerintah setempat

menyerahkan pada pihak operator komersial yang menggunakan

biaya struktural. Biasanya pemerintah lokal mengatasi defisit

parkir di luar jalan tadi dengan Dana Pajak (Rate Fund) atau dari

surplus parkir meter.

Berbeda dengan pihak swasta yang terlibat dalam properti, pihak

swasta yang terlibat dalam bisnis perparkiran ini tidak menerima

subsidi dari pemerintah sehingga tidak ada cara lain untuk tetap

dapat berbisnis di bidang ini dan mendapatkan profit. Hal inilah

yang perlu mendapatkan pengawasan dari pemerintah dalam

pelaksanaannya, sebab penerapan tarif oleh pengelola yang

tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan akan

menerapkan tarif yang lebih tinggi dari tarif yang seharusnya.

Hal ini tentu akan merugikan masyarakat sebagai pengguna jasa

parkir dan mengurangi kenyamanan dalam penggunaannya.

II - 6
Bab II Tinjauan Pustaka

2.2.2 Parkir Berdasarkan Statusnya

A. Parkir Umum

Parkir umum adalah perparkiran yang menggunakan tanah, jalan

dan lapangan yang memiliki/dikuasai dan pengelolaannya

diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Tempat parkir umum ini

menggunakan sebagian badan jalan umum yang dikuasai atau milik

pemerintah yang termasuk bagian dari tempat parkir umum ini adalah

parkir ditepi jalan umum.

B. Parkir khusus

Parkir khusus adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang

tidak dikuasai oleh pemerintah daerah yang pengelolanya

diselenggarakan oleh pihak lain baik berupa badan usaha maupun

perorangan. Tempat parkir khusus ini berupa kendaraan bermotor

dengan mendapatkan ijin dari pemerintah daerah. Yang termasuk

jenis ini adalah gedung parkir, peralatan parkir, tempat parkir gratis

dan garasi. Gedung parkir adalah tempat parkir pada suatu bangunan

atau bagian bangunan atau bagian banguanan. Peralatan parkir adalah

tempat parkir yang tidak memungut bayaran dari pemilik kendaraan

yang parkir di suatu lokasi. Tempat penitipan kendaraan atau garasi

adalah tempat/bangunan atau bagian bangunan milik perorangan,

pemerintah daerah atau badan hukum yang diperuntukkan sebagai

tempat penyimpanan kendaraan bermotor dengan memungut

bayaran/sewa dan dengan diselenggarakan secara tetap.

II - 7
Bab II Tinjauan Pustaka

C. Parkir darurat/insidentil

Parkir darurat/insedentil adalah perparkiran di tempat-tempat

umum baik yang menggunakan lahan tanah, jalan-jalan, lapangan-

lapangan milik Pemerintah Daerah maupun swasta karena kegiatan

insendentil.

D. Taman Parkir

Taman parkir adalah suatu areal bangunan perparkiran yang dilengkapi

fasilitas saran perparkiran yang pengelolanya diselenggarakan oleh

Pemerintah Daerah.

E. Gedung Parkir

Gedung parkir adalah bagunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir

kendaraan yang penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah atau

pihak ketiga yang telah mendapat ijin dari Pemerintah Daerah.

2.2.3 Parkir Berdasarkan Jenis Kendaraannya

Menurut jenis kendaraan yang diparkir, terdapat beberapa macam parkir yang

bertujuan mempermudah pelayanan, yaitu :

a. Parkir untuk kendaraan roda dua tidak bermesin (sepeda).

b. Parkir untuk becak, andong dan dokar.

c. Parkir untuk kendaraan roda dua bermesin (sepeda motor).

d. Parkir untuk kendaraan roda tiga, empat atau lebih dan bermesin

(bemo, mobil, truk dan lain-lain).

2.2.4 Parkir Berdasarkan Tujuannya

a. Parkir penumpang yaitu parkir untuk menaikkan dan menurunkan

penumpang.
II - 8
Bab II Tinjauan Pustaka

b. Parkir barang yaitu parkir untuk bongkar/muat barang.

Keduanya sengaja dipisahkan agar satu sama lain masing-masing

kegiatan tidak saling menunggu.

2.2.5 Parkir Berdasarkan Jenis Pemilikan Dan Pengoperasiannya

Menurut jenis kepemilikan dan pengoperasian parkir dapat digolongkan

menjadi :

a. Parkir milik dan yang mengoperasikan Pemerintah Daerah.

b. Parkir milik Pemerintah Daerah dan yang mengoperasiakan adalah

swasta

c. Parkir milik dan yang mengoperasiakan swasta.

2.3 Satuan Ruang Parkir

2.3.2 Dimensi Ruang

Suatu “Satuan Ruang Parkir” (SRP) adalah tempat untuk satu kendaraan.

Dimensi ruang parkir menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1998,

dipengaruhi oleh :

a. Lebar total kendaraan

b. Panjang total kendaraan

c. Jarak bebas

d. Jarak bebas areal lateral

Penentuan SRP untuk jenis kendaraan diklasifikasi menjadi tiga golongan,

dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2

II - 9
Bab II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.1 Penentuan Satuan Ruang Parkir

Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (m2)

1. a. Mobil penumpang untuk golongan I 2,30 x 5,00

b. Mobil penumpang untuk golongan II 2,30 x 5,00

c. Mobil penumpng untuk golongan III 3,00 x 5,00

2. Bus / truk 3,40 x 5,00

3. Sepeda Motor 0,75 x 2,00

(Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998)

Tabel 2.2. Pemakaian Golongan SRP

Golongan Jenis bukaan pintu Penggunaan

I Pintu depan belakang Kendaraan untuk karyawan atau

terbuka tahap awal + 55 pekerja kantor dan kendaraan

cm untuk tamu/pengunjung kegiatan

perkantoran,perdagangan,

pemerintah, universitas

II Pintu depan/belakang Kendaraan untuk pengunjung

penuh + 75 cm tempat olahraga pusat hiburan,

hotel, swalayan, rumah sakit,

bioskop

III Pintu depan terbuka Kendaraan untuk Orang cacat

penuh dan ditambah

untuk pergerakan kursi

roda

(Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998)

II - 10
Bab II Tinjauan Pustaka

1. Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Sepeda Motor

Dilihat dari Tabel 2.1 bahwa satuan ruang parkir untuk sepeda motor

adalah (0,75 x 2,00) m2. lebih detailnya dapat dilihat dalam gambar

dibawah ini:

(Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998)

Gambar 2.1. Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Sepeda Motor (dalam cm)

2. Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk mobil penumpang

Dapat dilihat dari Tabel 2.1 bahwa Satuan Ruang Parkir untuk mobil

penumpang adalah (2,30 x 5,00), (2,50 x 5,00), (3,00 x 5,00) m 2 .

Lebih detailnya dapat dilihat dalam Gambar di bawah ini:

II - 11
Bab II Tinjauan Pustaka

(Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998)

Gambar 2.2. Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk mobil penumpang (dalam cm)

Gol I : B = 170 a1 = 10 Bp = 230 = B + O + R

O = 55 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2

R=5 a2 = 20

Gol II : B = 170 a1 = 10 Bp = 250 = B + O + R

O = 75 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2

R=5 a2 = 20

Gol III : B = 170 a1 = 10 Bp = 300 = B + O + R

O = 80 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2

R = 50 a2 = 20

II - 12
Bab II Tinjauan Pustaka

2.3.2 Posisi Parkir

1. Posisi Parkir Motor

Pola parkir sepeda motor roda dua umumnya posisi kendaraan adalah

90o. Dilihat dari segi efektifitas ruang, posisi sudut 90o paling

menguntungkan disebabkan antara lain:

a. Pola parkir satu sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang parkir tidak

begitu besar (<5,6 m)

1,6m

2m

(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998)


Gambar 2.3 Pola parkir satu sisi

b. Pola parkir dua sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup

memadai (lebar ruas> 5,6m)

2m

1,6m
m

2m

( Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998 )

Gambar 2.4 Pola parkir dua sisi

II - 13
Bab II Tinjauan Pustaka

c. Pola parkir pulau

Pola ini dapat diterapkan apabila ketersediaan ruang parkir

cukup luas.

(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998)

Gambar 2.5. Pola parkir pulau dua gang dengan sudut 90o

Keterangan = h = jarak terjauh antara tepi luar satuan

Ruang parkir w = lebar terjauh satuan ruang parkir

Pulau b = lebar jalur gang

2. Posisi Parkir Mobil

Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,1998 posisi parkir off

street mobil penumpang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

A. Parkir kendaraan satu sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang terlalu sempit.

1. Membentuk sudut 90

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika

dibandingkan dengan pola parkir paralel, tetapi kemudahan dan

kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan keluar

II - 14
Bab II Tinjauan Pustaka

ke ruangan parkir lebih sedikit jika dibandingkan dengan pola

parkir dengan sudut yang lebih kecil dari 90 (lihat gambar 2.6).

2. Membentuk sudut 30, 45, 60

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika

dibandingkan dengan pola parkir paralel, dan kemudahan dan

kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan keluar

ke ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan pola

parkir dengan sudut 90 (lihat gambar 2.7).

B. Parkir kendaraan dua sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup

memadai.

1. Membentuk sudut 90 Pada pola parkir ini, arah gerakan lalu

lintas kendaraan dapat satu arah atau dua arah (lihat gambar 2.8).

2. Membentuk sudut 30, 45, 60 (lihat gambar 2.9)

C. Pola parkir pulau Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

ruang cukup luas.

1. Membentuk sudut 90 (lihat gambar 2.10)

2. Membentuk sudut 45

a. Bentuk tulang ikan tipe A (lihat gambar 2.11)

b. Bentuk tulang ikan Tipe B (lihat gambar 2.12)

c. Bentuk tulang ikan Tipe C (lihat gambar 2.13)

II - 15
Bab II Tinjauan Pustaka

Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998)

Gambar 2.6. Posisi kendaraan satu sisi membentuk sudut 90o

(Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998)

Gambar 2.7. Posisi kendaraan satu sisi membentuk sudut 30, 45, 60

(Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998)

Gambar 2.8. Posisi kendaraan dua sisi membentuk sudut 90o

II - 16
Bab II Tinjauan Pustaka

(Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998)

Gambar 2.9. Posisi kendaraan dua sisi membentuk sudut 30, 45, 60

(Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998)

Gambar 2.10. Posisi parkir pulau membentuk sudut 90o

II - 17
Bab II Tinjauan Pustaka

(Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998)

Gambar 2.11. Posisi parkir pulau membentuk tulang ikan tipe A

(Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998)

Gambar 2.12. Posisi parkir pulau membentuk tulang ikan tipe B


II - 18
Bab II Tinjauan Pustaka

(Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998)

Gambar 2.13. Posisi parkir pulau membentuk tulang ikan tipe C

2.3.3 Kebutuhan Ruang Gerak

Kebutuhan ruang gerak kendaraan parkir dipengaruhi oleh:

a. Luas bentuk pelataran parkir

b. Jalur sirkulasi (tempat yang digunakan untuk pergerakan kendaraan yang

masuk dan keluar dari fasilitas parkir).

c. Jalur gang (jalur antara dua deretan ruang parkir yang berdekatan)

d. Dimensi ruang parker

2.3.4 Standar KRP

Standart kebutuhan ruang parkir akan berbeda – beda untuk tiap jenis tempat

penelitian. Hal ini disebabkan antara lain karena perbedaan tipe pelayanan tarif

II - 19
Bab II Tinjauan Pustaka

yang dikenakan, ketersediaan ruang parkir, tingkat kepemilikan kendaraan

bermotor, dan tingkat pendapat masyarakat. Dari hasil studi Ditjen Perhubungan

Darat 1996, standar kebutuhan ruang parkir untuk pusat perdagangan dapat

dilihat dalam Tabel 2.3 berikut ini.

Tabel 2.3 Kebutuhan ruang parkir di pusat perkantoran

Jumlah karyawan 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 4000 5000

Kebutuhan Adm 235 236 237 238 239 240 242 246 249
(SRP) P.Umum 288 289 290 291 291 293 295 298 302
(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998)

Asumsi bahwa perbandingan antara SRP sepeda motor dengan SRP mobil

penumpang sebesar 1:6, maka ukuran kebutuhan ruang parkir sepeda motor 6

kali lebih kecil dari pada kebutuhan ruang parkir untuk mobil penumpang.

Untuk mengetahui ukuran kebutuhan ruang parkir mobil penumpang pada

tempat-tempat berbeda Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1998,

menyajikan dalam Tabel 2.4 berikut ini.

II - 20
Bab II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.4. Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir

Kebutuhan
Peruntukan Satuan Ruang
Parkir

Pusat perdagangan

• Pertokoan SRP / 100 m2 luas lantai efektif 3,5 – 7,5

• Pasar Swalayan SRP / 100 m2 luas lantai efektif 3,5 – 7,5

• Pasar SRP / 100 m2 luas lantai efektif 3,5 – 7,5

Pusat Perkantoran

• Pelayanan bukan SRP / 100 m2 luas lantai efektif 1,5 – 3,5

umum

• Pelayanan umum SRP / 100 m2 luas lantai efektif 1,5 – 3,5

Sekolah SRP / mahasiswa 0,7 – 1,0

Hotel/Tempat Penginapan SRP / kamar 0,2 – 1,0

Rumah Sakit SRP / tempat tidur 0,2 – 1,3

Bioskop SRP / tempat duduk 0,1 – 0,4

(Sumber: Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998)

Untuk memperlancar arus sirkulasi parkir dibutuhkan lebar jalur gang yang

optimal. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998 memberikan batasan

lebar jalur gang untuk berbagai macam jenis kendaraan yang disajikan data

Tabel 2.5 berikut ini :

II - 21
Bab II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.5. Dimensi Lebar Jalur Gang.

Lebar Jalur Gang

30o 45o 60o 90o


SRP
1 2 1 2 1 2 1 2

arah arah arah arah arah Arah arah arah

a. SRP Mobil Pnp 3,0* 6,00* 3,00* 6,00* 5,1* 6,00* 6,0* 8,0*

2,5 m x 5,0 m 3,50** 6,50** 3,50** 6,50** 5,1** 6,50** 6,5** 8,0**

b. SRP Mobil Pnp 3,0* 6,00* 6,00* 4,60* 6,00* 6,0* 8,0*
3,00*
3,50**
2,5 m x 5,0 m 3,50** 6,50** 6,50** 4,60** 6,50** 6,5** 8,0**

c. SRP Sepeda
1,6*
Motor
1,6**
0,75 m x 30 m

d. SRP Bus\Truk 9,5

3,40 m x 12,5 m

(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998)

Keterangan :

* = lokasi parkir tanpa fasilitas pejalan kaki

** = lokasi parkir dengan fasilitas pejalan kaki

2.4 Penentuan Kebutuhan Parkir

Jenis peruntukan kebutuhan parkir menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,

1998 adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan parkir yang tetap

1) Pusat perdagangan

2) Pusat perkantoran swasta atau pemerintah

3) Pusat perdagangan eceran atau pasar swalayan


II - 22
Bab II Tinjauan Pustaka

4) Pasar

5) Sekolah

6) Tempat rekreasi

7) Hotel dan tempat penginapan

8) Rumah sakit

b. Kegiatan parkir yang bersifat sementara

1) Bioskop

2) Tempat pertunjukan

3) Tempat pertandingan olahraga

4) Rumah ibadah.

2.4.1 Analisis Karakteristik Parkir

Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Suwardi (2018), menurut Hobbs

F.D (1979) hal-hal yang diperuntukkan untuk survei antara lain:

a) Akumulasi Parkir

Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang parkir di suatu area pada

waktu tertentu. Akumulasi parkir digunakan untuk mengetahui

ketersediaan ruang parkir. Akumulasi parkir dapat dicari dengan rumus

sebagai berikut:

Akumulasi parkir = Ei – Ex

Keterangan :

Ei = Entry (kendaraan yang masuk kelokasi parkir)

Ex = Extry (kendaraan yang keluar lokasi parkir)

II - 23
Bab II Tinjauan Pustaka

Jika sebelum diadakannya pengamatan sudah ada kendaraan yang parkir

di lokasi survei, maka jumlah kendaraan yang ada tersebut dijumlahkan

dalam harga akumulasi yang telah dibuat, dengan rumus:

Akumulasi parkir = Ei – Ex + X

Keterangan:

X = jumlah kendaraan yang ada

Dari hasil yang diperoleh dibuat grafik yang menunjukkan prosentase

kendaraan dalam kurva akumulasi karakteristik.

b) Durasi Parkir

Durasi parkir merupakan rentang waktu (lama waktu) kendaraan yang

parkir. Durasi parkir digunakan untuk mengetahui berapa lama

kendaraan parkir dalam waktu tertentu. Durasi parkir dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Durasi parkir = Waktu Ex – Waktu En

Keterangan :

Waktu Ex = saat kendaraan keluar lokasi parkir

Waktu En = saat kendaraan masuk lokasi parkir

∑ (𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 × 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 )
Dr (kendaraan/satuan waktu) =
𝐾𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛

Keterangan :

Dr = durasi rata-rata

Dari hasil perhitungan durasi parkir akan dibuat grafik yang

menunjukkan hubungan antara jumlah kendaraan dengan waktu yang

dipakai oleh pengguna parkir.

II - 24
Bab II Tinjauan Pustaka

c) Volume Parkir

Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang terlibat dalam suatu beban

parkir (kendaraan – kendaraan per-periode waktu tertentu, biasanya per-

hari). Dalam melakukan penelitian volume parkir diasumsikan sebagai

jumlah kendaraan yang masuk area parkir selama jam-jam pengamatan.

Volume parkir dihitung dengan menjumlahkan kendaraan yang

menggunakan area parkir dalam waktu satu hari dengan menggunakan

rumus:

Volume parkir = Ei + X

Keterangan :

Ei = Entry (kendaraan yang masuk lokasi)

X = kendaraan yang sudah ada.

d) Indeks Parkir

Indeks parkir adalah ukuran yang lain untuk menyatakan penggunaan

panjang jalan dan dinyatakan dalam prosentase ruang yang ditempati

oleh kendaraan parkir pada tiap panjang 6 (enam) meter yang tersedia

ditepi jalan. Indeks parkir digunakan untuk mengetahui tingkat

kebutuhan parkir, jika nantinya ruang parkir melebihi 100%, maka tidak

dapat memenuhi kebutuhan parkir. Indeks parkir dapat diketahui dengan

menggunakan rumus:

Akumulasi parkir
Indeks parkir = × 100%
Ruang parkir tersedia

Dari perhitungan di atas akan didapat indeks parkir pada hari-hari

tertentu dan hasilnya akan di buat grafik yang menunjukkan hubungan

antara indeks parkir dengan hari-hari tertentu.


II - 25
Bab II Tinjauan Pustaka

e) Tingkat Turn Over Parkir

Tingkat turn over parkir adalah angka penggunaan ruang parkir.

Tingkat turn over parkir yang digunakan untuk mengetahui tingkat

pergantian parkir dalam waktu tertentu dan menunjukkan kinerja parkir,

diperoleh rumus :

Volume parkir
Parking turn over =
Ruang parkir tersedia

Dari perhitungan di atas akan didapat tingkat turn over pada hari-hari

tertentu dan hasilnya akan dibuat grafik yang menunjukkan hubungan

antara tingkat turn over pada hari-hari tertentu.

f) Biaya Parkir Rata-Rata

Biaya Parkir adalah biaya yang dikeluarkan oleh pengguna parkir untuk

menggunakan fasilitas parkir yang disediakan oleh pengelola parkir.

Rata-rata biaya parkir diperoleh dari rumus :

Rata-rata Parkir = Durasi Rata-rata x Biaya Parkir

2.5 Studi Terdahulu

1. Nama : Bagus Aulia Marintis, Judul : Analisis Karakteristik Parkir di

(Terminal 2) Internasional Bandara Soekarno - Hatta, 2013

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi global yang meningkat membawa

dampakakan kebutuhan sarana transportasi udara. Hal ini menyebabkan jumlah

rute penerbangan menjadi meningkat tak terkecuali di Bandara Soekarno-

Hatta.Adapun salah satu sarana fisik di Bandara Soekarno-Hatta adalah tempat

parker di terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Dalam hal ini wilayah studi


II - 26
Bab II Tinjauan Pustaka

adalah Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Metode penelitian yang digunakan

adalah metode survey secara langsung dengan mmembagi hari survey pada

hari weekend dan hari kerja yaitu hari sabtu dan hari senin masing-masing dari

jam 08.00-21.00. Mencatat kendaraan roda empat yang masuk dan keluar.

Hasil penelitian ini adalah Volume kendaraan yang masuk ke area parkir pada

hari sabtu 3November 2012 sebanyak 5495 mobil dan pada hari senin 5

November 2012 sebanyak 5862 mobil. Akumulasi parkir masuk terbesar pada

hari sabtu sebanyak 793 kendaraan terjadi antara pukul 18.00-18.59 karena

pengunjung sebagian besar datang untuk berlibur atau keperluan lain seperti

bisnis disamping itu tanggal 3 november adalah awal bulan lebih menimbulkan

kecenderungan untuk berwisata di akhir pekan.biasanya sebagian besar

pengunjung datang pada sabtu sore menjelang malam. Volume kendaraan

keluar pada hari sabtu terbanyak terjadi pada pukul19.00-19.59 yaitu sebanyak

503. Sedangkan pada hari senin

kendaraan terbanyak yang masuk sebanyak 840 kendaraan terjadi pada pukul

15.00-15.59 disebabkan karena pengunjung datang pada hari senin untuk

masuk kerja atau jam padat. Volume kendaraan keluar pada hari senin

terbanyak pada pukul 16.00-16.59 yaitu sebanyak 543 kendaraan. Indeks parkir

terbesar pada hari sabtu adalah 26,4% terjadi pada pukul 18.00-18.59

sedangkan pada hari senin adalah 28,0% terjadi pada pukul 15.00-15.59.

Durasi rata-rata parkir parker kendaraan pada hari sabtu adalah 2,1 jam

sedangkan pada hari senin adalah 2,2 jam. Durasi parkir waktu lama pada hari

sabtu adalah 198 kendaraan, parker menengah adalah 305 kendaraan dan parkir

pendek adalah 2764. Durasi parker kendaraan waktu lama pada hari senin

II - 27
Bab II Tinjauan Pustaka

adalah 206 kendaraan, parkir menengah adalah 387 kendaraan dan waktu

pendek adalah 2844 kendaraan. Parkir turn over terbesar adalah 2

kendaraan/SRP/hari.

2. Nama : Resti Oktavia Palayukan, Judul : Analisis Karakteristik Parkir

Kendaraan Pada Area Parkir di Bandara Sultan Hasanuddin di Kota Makasar,

2015.

Bandara Sultan Hasanuddin adalah sarana pokok sektor transportasi udara di

kota Makassar. Dengan adanya persaingan low cost carrier dari beberapa

maskapai yang beroperasi di bandara, memacu meningkatnya jumlah

penumpang dan penerbangan dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut

berdampak pada jumlah kendaraan yang masuk-keluar bandara dan

menimbulkan masalah tidak hanya pada ruas jalan, tetapi juga kebutuhan ruang

parkir. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini

adalah mengetahui karakteristik parkir kendaraan, khususnya parkir pada

Bandara Sultan Hasanuddin. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini

adalah dengan melakukan survey langsung di lapangan meliputi karcis masuk-

keluar untuk mendapatkan data kendaraan. Dari data kendaraan dilakukan

analisis untuk mendapatkan akumulasi, durasi, volume parkir, dan tingkat

pergantian parkir serta indeks parkir. Hasil analisis yang diperoleh karakteristik

parkir untuk kendaraan roda empat dan roda dua memiliki akumulasi parkir

II - 28
Bab II Tinjauan Pustaka

tertinggi berturut-turut sebesar 171 kendaraan dan 236 kendaraan , durasi

kendaraan parkir berkisar antara 1-60 menit untuk keduanya, volume parkir

tertinggi sebesar 192 kendaraan dan 273 kendaraan, tingkat pergantian parkir

rata-rata sebesar 0,193 mobil/petak parkir dan 0,203 mobil/petak parkir, serta

indeks parkir sebesar 16,1% dan 16,8%. Ditinjau dari karakteristik parkir,

parkir kendaraan pada Bandara Sultan Hasanuddin masih dapat menampung

permintaan.

3. Nama: Yan Yan Hardiyanto, Judul Tugas Akhir : Evaluasi Kebutuhan Ruang

Parkir Kelapa Gading Square Jakarta, 2009.

Akibat dari pengembangan wilayah Kelapa Gading, maka tarikanpada pusat

kegiatan seperti Kelapa Gading Square, cukup tinggi karena padaarea tersebut

terdapat apartement, mall dan ruko. Untuk itu kebutuhan ruang parkir perlu

dipertimbangkan terutama pada gedung mall dan ruko sehingga dapat

dievaluasi kebutuhan parkirnya yang terletak dipelataran dan gedung. Pada

suatu area parkir harus diketahui kapasitas parkir, volume parkir, pola sudut

parkir, akumulasi parkir dan sebagainya. Evaluasi dilakukan pada tanggal 27

Desember 2008 dan 04 Januari 2009 dimulai dari pukul 08:00 - 21:00 adapun

hasil evaluasi yang didapat adalah sebagai berikut: Untuk hari sabtu dengan

jenis kendaraan mobil jumlah kendaraan yang masuk yaitu 3032 kendaraan,

untuk jenis kendaraan motor 754 kendaraan. Sedangkan untuk hari minggu

jenis kendaraan mobil yang masukyaitu 3319 kendaraan, untuk jenis kendaraan

motor 825 kendaraan. Akumulasi parkir terbesar untuk mobil pada hari minggu

II - 29
Bab II Tinjauan Pustaka

sebanyak 450 kendaraan terjadi antara pukul 12:00 – 13:00, sedangkan motor

yaitu 112 kendaraan terjadi pada pukul 12:00 – 13:00. Indeks parkir terbesar

yaitu 76,5 % untuk mobil dan 44,8 % untuk motor terjadi pada hari minggu.

Parkir Turn Over terbesar 6 kend/SRP/hari untuk mobil dan 3 - 4

kend/SRP/hari untuk motor keduanya terjadi pada hari sabtu dan

minggu.Durasi rata-rata parkir kendaraan 1 jam 47 menit untuk mobil dan 2

jam untuk motor. Untuk memperlancar sirkulasi pada area parkir dibutuhkan

jalur akses untuk penjalan kaki.

4. Nama : Dedy Chandra L. Judul : Analisis Karakteristik dan Kebutuhan Parkir

di Supermal Karawaci,2015

Hasil analisis ini bahwa kebutuhan ruang parkir di supermall Karawaci sangat

tinggi terutama pada saat weekend (Sabtu-Minggu), hal ini di karenakan

tingginya laju kendaraan yang masuk di area Supermal Karawaci tidak

sebanding dengan kapasitas parkir yang ada. Survey dilakukan pada hari

Jumat-Minggu tanggal 10-12 April 2015, adapun hasil analisis di dapat sebagai

berikut:

Volume parkir pada tanggal 10 April 2015 untuk mobil mengalami

peningkatan pada pukul 14.00 WIB sebanyak 1.392 mobil, untuk motor

peningkatan terjadi pada pukul 15.00 WIB sebanyak 1.049 motor. Pada tanggal

11 April 2015 untuk mobil mengalami peningkatan pada pukul 20.00 WIB

sebanyak 2.580 dan untuk motor meningkat pada pukul 18.00 WIB sebanyak

1.482. Pada tanggal 12 April 2015 volume mobil mengalami peningkatan

pada pukul 15.00 WIB yaitu sebanyak 1.724. Akumulasi kendaraan baik motor

maupun mobil tertinggi terjadi di hari Minggu yaitu pada pukul 19.00 WIB

II - 30
Bab II Tinjauan Pustaka

sebanyak 5.725 untuk mobil dan untuk motor terjadi di hari Sabtu pada pukul

19.00 WIB sebanyak 3.353.

5. Nama : Haekal Ramadhan. Judul : Analisis Akses dan Analisis Parkir

Kendaraan Pada Area Parkir Pusat Perbelanjaan Carrefour Lebak Bulus –

Jakarta Selatan,2017

Jakarta selatan merupakan salah satu kota besar yang sedang berkembang saat

ini. Pada umumnya kota-kota besar menjadi pusat kegiatan, baik

industri,ekonomi, dan pemerintahan..Permasalahan yang sering dihadapi

adalah masalah kemacetan pengendalian parkir yang tidak teratur yang

menyebabkan meningkatnya kebutuhan parkir. Adapun salah satu sarana fisik

di pusat perbelanjaan yaitu area parkir Carrefour Lebak Bulus. Dalam hal ini

wilayah studi adalah Carrefour Lebak Bulus – Jakarta Selatan. Hasil penelitian

ini adalah Volume kendaraan yang masuk area parkir pada hari Minggu 5

November 2017 sebanyak 3054 mobil dan 1212 motor dan pada hari Rabu 8

November 2017 sebanyak 3645 mobil dan 2021 motor. Akumulasi parkir

terbesar pada hari Rabu sebanyak 314 mobil terjadi antara pukul 12:00-12:59

WIB dan sebanyak 658 motor terjadi antara pukul 14:00-14:59 WIB karena

pengunjung sebagian besar datang untuk belanja kebutuhan sehari-hari

disamping itu tanggal 8 November adalah awal bulan lebih menimbulkan

kecenderungan untuk belanja bulanan. Durasi rata-rata parkir mobil adalah 5

jam 45 menit dan 4 jam 45 menit untuk motor. Indeks parkir mobil terbesar

adalah 45,6% terjadi pada hari Rabu pukul 12:00-12:59 WIB dan 62,7% untuk

motor terjadi pada hari Rabu pukul 14:00-14:59 WIB. Parking turn Over

terbesar adalah 5 kendaraan/SRP/hari.

II - 31
Bab II Tinjauan Pustaka

6. Nama : M. Eril Lesmana Putra. Judul : Analisis Kebutuhan Parkir Mobil dan

Motor (Studi Kasus Pasar Tanah Abang Blok B),2015

Pasar Tanah Abang Blok B adalah salah satu pusat pertokoan yang cukup besar

karena merupakan pusat Pakaian dan kebutuhan Rumah Tangga terbesar

seJakarta sehingga Pasar ini ramai dikunjungi. Pasar Tanah Abang Blok B ini

mudah dijangkau oleh kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Dengan

demikian dibangunnya gedung parkir bertingkat fasilitasnya semakin lengkap,

yang memiliki 2 (dua) pintu masuk dan 2 (dua) pintu keluar yang terdapat di

lantai basement 3 untuk motor, dan 3 (tiga) pintu masuk yang terdapat di lantai

6 dan 3 (tiga) pintu keluar yang terdapat dilantai 2 untuk mobil dalam satu

gedung. Ini membuat para pengunjung yang menggunakan sepeda motor dan

mobil merasa nyaman untuk belanja, berjalan-jalan dan berjualan. Dengan latar

belakang tersebut maka analisis kebutuhan parkir mobil dan motor ini

bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan perparkiran sepeda motor dan

mobil di Pasar Tanah Abang Blok B dan mengetahui kapasitas parkir di Pasar

Tanah Abang Blok B. Hasil penelitian ini adalah volume parkir untuk

kendaraan mobil dan motor pada hari sabtu sebanyak 684 dan 803 kendaraan,

untuk hari minggu 616 dan 750 kendaraan, sedangkan hari senin sebanyak 459

dan 567 kendaraan. Akumulasi mobil terbesar terjadi pada hari minggu

sebanyak 1038 kendaraan pada pukul 12.00-12.59 untuk mobil sedangkan

motor terjadi pada hari sabtu sebanyak 2007 kendaraan pada pukul 12.00-

12.59. durasi rata – rata parkir 2,5 jam. indeks parkir di gedung parkir sepeda

motor di Pasar Tanah Abang Blok B untuk mobil kurang dari 100% dan untuk

motor melebihi 100%. Angka Pergantian Parkir (PTO) untuk mobil yaitu 1

II - 32
Bab II Tinjauan Pustaka

kendaraan/SRP/waktu, untuk motor yaitu 6 kendaraan/SRP/waktu pengamatan.

Kapasitas Mobil di gedung parkir Pasar Tanah Abang Blok B dibawah kondisi

normal dan Kapasitas Motor di gedung parkir Pasar Tanah Abang Blok B

diatas kondisi normal.

7. Nama : Suwardi, Judul : Analisis Karakteristik dan Kebutuhan Ruang Parkir

Pada Plaza Blok M, Jakarta Selatan, 2018

Karena merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang terbesar dijakarta dan

letaknya berada di pusat kota sehingga menyebabkan kepadataan kendaraan

untuk akses ke Paza Blok M sendiri. Selain itu letak pintu masuk kendaraan

hanya ada satu yaitu terletak dibagian samping gedung. Untuk itu Plaza Blok

M membutuhkan ruang parkir yang memadai serta aksesbilitas yang baik. Hal

ini menuntut ketersedian lahan dan pengelolaan manajemen perparkiran dan

lalu lintas yang baik. Akumulasi parkir terbesar untuk mobil pada hari hari

Minggu sebanyak 409 kendaraan terjadi antara pukul 15:00-15:59 WIB,

sedangkan untuk motor pada hari Minggu sebanyak 337 kendaraan terjadi

antara pukul 18:00-18:59 WIB. Durasi rata-rata parkir kendaraan adalah 5 jam

54 menit untuk mobil dan 4 jam 51 menit untuk motor. Indeks Parkir terbesar

adalah 58,43% untuk mobil terjadi pada hari Minggu pukul 15:00-15:59 WIB

dan 112,32% untuk motor terjadi pada hari Minggu pukul 18:00-18:59 WIB.

Parking Turn Over terbesar adalah 2 kendaraan/SRP/waktu pengamatan untuk

mobil dan 4 kendaraan/SRP/waktu pengamatan untuk motor, dan itu terjadi

pada hari Minggu.

II - 33
Bab II Tinjauan Pustaka

8. Nama: Mochamad Rafiqi, Judul Tugas Akhir : Analisis Ruas Jalan Dan

Karakteristik Parkir di Gedung Deutsche Bank Building– Jakarta Pusat, 2017.

Gedung Deutsche Bank Building merupakan gedung perkantoran yang berada

di pusat kota yaitu Jakarta Pusat yang memiliki volume kendaraan yang padat

sehingga mempengaruhi akses menuju Gedung Deutsche Bank Building.

Selain itu pintu masuk hanya ada 1 akses yaitu terletak di bagian jalan H.Agus

Salim. Untuk itu Gedung Deutsche Bank Building harus membutuhan ruang

parkir yang memadai agar dapar menampung kendaraan yang parkir setiap

harinya. Akumulasi parkir terbesar untuk mobil terjadi pada hari kamis dengan

akumulasi kendaraan sebanyak 141 kendaraan yaitu pada pukul 10.00 – 10.59,

sedangkan untuk motor terjadi pada hari kamis sebanyak 172 kendaraan yaitu

pada pukul 14.00 – 14.59. Indeks parkir kendaraan mobil pada hari senin

sebesar 66,7% dan hari kamis sebesar 72,4% sedangkan kendaraan motor pada

hari senin sebesar 85,6% dan hari kamis sebesar 88,2%. Durasi rata-rata parkir

adalah 6.9 jam dihari senin dan 7,2 jam dihari kamis untuk kendaraan mobil

serta 7 jam untuk kendaraan motor di hari senin dan kamis. Parking turn over

sebesar 2 kendaraan/SRP/hari untuk mobil dan juga motor.

II - 34

Anda mungkin juga menyukai