Anda di halaman 1dari 1

di amerika serikat setiap tahun 1 juta pasien dirawat di rumah sakit karena angina

pektoris tak stabil, dimana 6 smpai 8 persen kemudian mendapat serangan infark
jantung yang tak fatal atau meninggal dalam satu tahun setelah diagnosis ditegakkan.

Yang dimasukkan ke dalm angina tak stabil yaitu: 1. Pasien dengan angina yang
masih baru dalam 2 bulan, dimana angina cukup berat dan frekuensi cukup sering,
lebih dari 3 kali per hari. 2. Pasien dengan angina yang makin bertambah berat,
sebelumnya angina stabil, lalu serangan angina timbul lebih sering, dan lebih berat
sakit dadanya, sedangkan faktor presipitasi makin ringan. 3. Pasien dengan serangan
angina pada waktu istirahat.

Pada tahun 1989 braunwald menganjurkan dibuat klasifikasi supaya ada keseragaman.
Klasifikasi berdasarkan berat serangan angina dan keadaan klinik.

Berat angina:

 Kelas I : angina yang berat untuk pertama kali, atau makin bertambah beratnya
nyeri dada.
 Kelas II : angina pada waktu istirahat dan terjadinya subakut dalam 1 bulan,
tapi tak ada serangan angina dalam waktu 48 jam terahir.
 Kelas III : adanya serangan angina pada waktu istirahat dan terjadinya secara
akut baik sekali atau lebih, dalam waktu 48 jam terakhir

Patogenesis

Ruptur plak

Ruptur plak aterosklerotik dianggap penyebab terpenting angina pektoris tak stabil,
sehingga tiba tiba terjadi oklusi subtotal atau total dari pembuluh koroner yang
sebelumnya mempunyai penyempitan yang minimal. Dua pertiga dari pembuluh yang
mengalami ruptur sebelumnya mempunyai penyempitan 50% atau kurang, dan pada
97% pasien dengan angina tak stabil mempunyai penyempitan kurang dari 70%.

Trombosis dan agregasi trombosit

Anda mungkin juga menyukai