TINJAUAN PUSTAKA
A. Dismenore
1. Pengertian Dismenore
Dismenore adalah keluhan sewaktu haid dalam siklus teratur akibat dari
peningkatan kadar prostaglandin dalam darah haid (Pritchard, MacDonald, & Gant,
dibagi menjadi dismenore primer (tanpa patologi) dan dismenore sekunder (karena
2. Klasifikasi Dismenore
sekunder. Dismenore primer adalah nyeri saat haid tanpa ada patologi sedangkan
dismenore sekunder adalah nyeri haid dikarenakan ada patologi (Rees, et al. 2008).
3. Etiologi Dismenore
dalam jumlah tinggi. Selama siklus menstruasi yaitu pada fase luteal, hormon
disebabkan karena endometriosis, polip atau fibroid uterus ,penyakit radang panggul
terapeutik, atau melahirkan, dan kanker ovarium atau uterus (Morgan & Hamilton,
2009).
Dismenore primer muncul berupa serangan ringan, kram pada bagian tengah,
bersifat spasmodik yang dapat menyebar ke punggung atau paha bagian dalam.
Umumnya dismenore primer ini dimulai 1 – 2 hari sebelum menstruasi, namun nyeri
paling berat selama 24 jam pertama menstruasi dan mereda pada hari kedua.
Dismenore primer kerap disertai efek samping seperti muntah, diare, sakit kepala,
5. Karakteristik Dismenore
1-3 tahun setelah menarce dan bertambah berat setelah beberapa tahun sampai usia
23-27 tahun, lalu mulai mereda. Dismenore terjadi pada wanita yang berusia antara
20 tahun hingga 24 tahun yang mana episode dismenore yang paling parah biasanya
Umumnya terjadi pada wanita nulipara dan kerap menurun signifikan setelah
kelahiran anak. Lebih sering terjadi pada wanita obesitas. Dismenore jarang terjadi
pada wanita yang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. Dismenore berkaitan
dengan aliran darah menstruasi yang lama dan jarang terjadi pada atlet. Sedangkan
pada dismenore sekunder, kasus ini dimulai setelah usia 20 tahun dan nyeri bersifat
unilateral. Faktor risiko durasi dan tingkat keparahan dismenore adalah usia
menarche, periode menstrual yang panjang dan juga adanya riwayat merokok
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
Menurut Perry & Potter (2005), skala penilaian Numeric Rating Scale (NRS)
digunakan untuk menggantikan penilaian dengan deskripsi kata. Klien menilai nyeri
dengan menggunakan skala 0-10. Skala yang paling efektif digunakan unruk
Keterangan :
0 : tidak nyeri
7. Penatalaksanaan Dismenore
seksual secara aktif dan riwayat mengarah kepada dismenore primer, uji coba obat
atau dismenore dan dilanjutkan selama 2 – 3 hari. Dosis yang dianjurkan adalah
ibuprofen 400 – 800 mg setiap 6 jam, atau naproxen (220 – 550 mg) 2 kali sehari.
Jika seseorang tidak merespon kerja NSAIDs, pil kontrasepsi merupakan pengobatan
efektif untuk dismenore primer. Jika pasien tidak merespon keduanya, dismenore
sekunder lebih mungkin terjadi dan pemeriksaan panggul dianjurkan. Para dokter
dan melakukan pemeriksaan panggul walaupun pasien tidak aktif secara seksual.
Pemeriksaan gonore dan klamidia, CBC dan tingkat pengendapan, dan periksa
Obat yang sering digunakan untuk menghilangkan radang dan rasa nyeri
berkhasiat menghilangkan radang dan nyeri, obat ini tidak boleh digunakan
sembarangan. Pasalnya, jika digunakan bertahun – tahun dengan dosis tinggi, bisa
menimbulkan adiksi, penegroposan tulang , dan tulang rawan. Pada masa lalu,
Tetapi, akibatnya berefek samping berupa nyeri lambung dan kerusakan ginjal
B. Ekstrak Jahe
maupun sub tropis dan membutuhkan curah hujan yang tinggi dan tanah yang subur
yang tumbuh secara horizontal. Rhizome ini memberikan aroma khas dan terasa
Jahe (Zingiberaeae) adalah salah satu rempah yang paling lazim digunakan
Jahe ditanam pada iklim tropis yang lembap dan hangat di India, Cina, Sri Lanka,
Asia Tenggara, Nigeria, dan Jamaika. Rimpangnya adalah bagian tumbuhan yang
digunakan dan tersedia di perdagangan baik yang sudah ataupun belum dikupas.
Penggunaan jahe sebagai obat di Eropa memiliki sejarah kuno dan dapat ditelusuri
dari masa Yunani dan Romawi. Tumbuhan ini juga telah tercantum dalam Ayurveda
dan kitab-kitab agama lain yang tertulis pada 2000 SM, ketika jahe diketahui
membantu pencernaan serta untuk rematik dan peradangan (Michael, et al. 2009).
Beberapa khasiat jahe yang telah terbukti berdasarkan Kemenkes (2008, dalam
Tim TPC, hal 4), antara lain untuk mengatasi mual dan muntah (akibat mabuk
kendaraan, mual pagi hari pada wanita hamil) diare, perut gembung, demam, batuk
berdahak, flu, pegal linu, tidak nafsu makan, kaki kesemutan, keracunan makanan,
jahe digunakan secara luas sebagai bumbu dapur dan obat herbal untuk beberapa
bagi kesehatan (Tim Lab IPB. 2011). Komponen utama dari jahe segar adalah
senyawa homolog fenolik keton yang dikenal sebagai gingerol (Mishra. 2009, dalam
Hernani dan Winarti, hal 127). Kandungan gingerol jahe merah lebih tinggi
dibanding jahe lainnya (Hernani & Winarti, 2011. ¶ 4). Senyawa gingerol telah
nyeri dan frekuensi sakit kepala migrain, dan penelitian tentang kerjanya pada
indikasi untuk rimpang segar (muntah, batuk, kembung abdomen, dan pireksial) dan
rimpang yang dikeringkan atau telah diolah (nyeri abdomen, lumbago, dan diare).
Hal ini dapat dibenarkan karena kandungan kimianya terdapat dalam perbandingan
Jahe merupakan obat alami anti inflamasi atau penghilang rasa sakit saat
pada endometrium yang mengakibatkan kontraksi kuat sehingga timbul rasa nyeri
yang disebut dismenore atau nyeri haid (Burner, 2012. ¶ 8). Penggunaan jahe pada
dosis 6 gram perhari atau lebih dapat menyebabkan iritasi lambung (Hawarti, 2010. ¶
5).
Dua hal utama dalam ekstrak rempah – rempah adalah essential oil dan
oleoresin. Oleoresin jahe merupakan cairan berwarna coklat gelap dan mempunyai
kandungan minyak atsiri berkisar 15 – 35%, dan senyawa pembentuk rasa yaitu
gingerol, shogaol, zingeron, bersifat agak kental rasa jahe. Oleoresin jahe yang
digunakan dalam pengolahan pangan didapat dari ekstraksi rimpang jahe segar, jahe
kering, atau tepung jahe. Oleoresin mengandung total rasa dan aroma khas bahan
dalam larutan berair, gingerol dapat bertahan sampai suhu 100 derajat celcius.
mengeluarkan sebuah senyawa atau zat dari suatu medium ke medium yang lain atau
suatu proses untuk mendapatkan suatu zat (Widya. 2007). Teknik ekstraksi yang
lazim dan sering digunakan yaitu teknik ekstraksi yang menggunakan pelarut
organik. Prinsip kerjanya adalah diawali dengan penggilingan rimpang jahe kering
pelarut organik (etanol atau aseton). Selama proses ekstraksi berlangsung maka
harus dipastikan bahwa seluruh serbuk jahe terendam dalam pelarut. Kemudian
hasilnya disaring untuk mendapatkan cairan berwarna coklat kekuningan atau coklat
gelap yang terdiri dari oleoresin dan sisa pelarut. Tahap terakhir dari pengolahan jahe
menjadi oleoresin ini adalah proses penguapan pelarut dengan prinsip perbedaan titik
Pembuatan oleoresin jahe diawali dengan pembuatan bubuk jahe. Bubuk jahe
dibuat dari jahe segar yang ditimbang sebanyak ±800 gram. Jahe kemudian dipotong
tipis-tipis tanpa proses penguapan terlebih dahulu. Setelah itu, jahe kemudian
adalah bubuk jahe. Bubuk jahe ini kemudian direndam dalam larutan etanol 95%
dengan pompa vakum dan dipekatkan dengan rotary evaporator pada kecepatan 80
rpm dan suhu 50’C. Pemekatan ini berlangsung hingga tidak ada lagi etanol yang
menetes di bagian labu pemisah. Ekstrak jahe yang diperoleh merupakan oleoresin
kental, pekat, dan berwarna kecoklatan (Tim Lab IPB, 2011). Pengeringan jahe dapat
yang ditutupi kain hitam. Tempat penjemuran tidak boleh mengenai tanah minimal
Cara mengonsumsi ekstrak jahe yaitu pemberian jahe secara per oral
sebanyak 2 gr/hari sekali diminum saat 1 hari atau 2 hari sebelum menstruasi , atau
ditunggu reaksinya selama 15 menit untuk mengukur tingkat nyeri pada dismenore
(Hua. 2012).
C. Dasar Penelitian
Pada penelitian Hua (2012) yang bertujuan untuk menguji pengaruh ekstrak
tahun 2010-2012 dengan desain penelitian quasy eksperimen one group pretest and
Variabal-variabel yang diteliti berupa karakteristik responden yaitu usia. Selain itu,
dikukur pula skala nyeri haid sebelum intervensi dan sesudah intervensi.
Pada penelitian yang saya lakukan dengan tujuan menguji pengaruh ekstrak
Medan dengan desain penelitian quasy eksperimen one group pretest and posttest
35 orang dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Variabel yang diteliti
Beberapa hal persamaan antara peneliti terdahulu dengan penelitian ini yaitu
tujuan penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, dan variabel yang diteliti.
Sedangkan yang menjadi perbedaan dari kedua penelitian ini adalah sampel
peneliti terdahulu.