DI SUSUN OLEH :
AFIFAH CHANTIKA LUTHFI (11836017)
CHYNTIYA SANNY MASRUROH (11836010)
IRA NORMA PERTIWI (11836016)
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur alhamdullilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas curahan nikmat iman,
islam, dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Sejarah dan
Perkambang Tasawuf ini dengan tepat waktu.
Sholawat dan salam semoga tetap tersanjungkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang kita harapkan barokahnya di dunia dan syafaatnya di akhirat.Ucapan
terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada Bapak selaku Dosen dengan mata kuliah
Akhlak Tasawuf yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Semoga makalah ini dapat
memberikan dan menambah pengetahuan serta wawasan kepada kita semua tentang
sejarah dan perkambangan tasawuf.
Namun demikian, dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kelemahan
dan kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
sekalian demi peningkatan kualitas makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan................................................................................. 1
BAB II ISI.......................................................................................................... 2
A. Latar Belakang Lahirnya Tasawuf.......................................................... 2
B. Perkembangan Tasawuf dari Munculnya Hingga Sekarang.................... 6
C. Tokoh-tokoh Tasawuf pada Setiap Periode............................................ 13
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 16
A. Kesimpulan.............................................................................................. 16
B. Saran........................................................................................................ 16
Daftar Pustaka.................................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci sekaligus pedoman hidup umat isalm. Di dalam Al-Qur’an
terdapat berbagi perintah, larangan dan aturan-aturan dalam menjalani hidup.Oleh karena
itu muncul berbagai ilmu, diantaranya yaitu ilmu tasawuf.
Tasawuf merupakan ilmu yang digunakan untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan
jiwa dan menjernihkan akhlaq secara lahir batin untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.Orang yang bertasawuf disebut sufi, kehidupan sufi telah ada pada diri Rasulullah
S.A.W dan para sahabat-sahabatnya. Meskipun pada saat itu belum mengenal istilah
tasawuf.
Istilah tasawuf dan sufi baru muncul pertama kali di perkenalkan pada generasi tabiin.
Hasan Al-Bashri, seorang tabiin terkemuka mengatakan:”Aku melihat seorang sufi sedang
thawaf mengitari baitullah, aku memberinya sedikit perbekalan namun dia menolaknya
seraya berkata aku masih memiliki persediaan”. Sejak itu istilah tasawuf dan sufi terus
diperkenalkan hingga sekarang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang lahirnya tasawuf?
2. Bagaimana perkembangan tasawuf dari munculnya hingga sekarang?
3. Siapa tokoh-tokoh tasawuf pada setiap periodenya?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui latar belakang lahirnya tasawuf.
2. Mengetahui perkembangan tasawuf dari munculnya hingga sekarang.
3. Mengetahui tokoh-tokoh tasawuf pada setiap periodenya.
BAB II
ISI
3. Unsur India
M. Horten berpendapat bahwa tasawuf berasal dari pikiran India. Sedang Hartman
mengemukakan bahwa:
a. Kebanyakan generasi pertama sufi bukan berasal dari Arabia
b. Kemunculan dan penyebaran tasawuf untuk pertama kalinya adalah di Khurasan
c. Turkistan merupakan pusat pertama berbagai agama dan kebudayaan Timur dan Barat
d. Kaum muslimin sendiri mengakui adanya pengaruh India
4. Unsur Persia
Di antara para orientalis ada yang berpendapat bahwa tasawuf berasal dari persia. Thoulk,
misalnya seorang orientalis abad ke-19 menganggap bahwa tasawuf di timba dari sumber
Majusi, dengan alasan bahwa sejumlah besar orang-orang Majusi di Iran Utara, setelah
penaklukkan islam, tetap memeluk agama mereka dengan banyaknya tokoh sufi yang
berasa dari sebelah utara kawasan Khurasan. Di samping kenyataan bahwa sebagian pendiri
aliran-aliran tasawuf angkatan pertama berasal dari kelompok orang-orang Majusi.
Demikian beberapa asumsi tentang asal-usul, dasar atau sumber tasawuf, yang di
kemukakan oleh para orientalis yang berminat terhadap mistisisme dalam islam. Al-
Taftazani mengatakan bahwa sejak permulaan abad ke-19 sampai akhir-akhir ini telah
bercorak ragam pendapat para orientalis yang menaruh perhatian terhadap tasawuf,
tentang asal-usul dan sumber tasawuf. Generasi pertama para orientalis, katanya cenderung
merujukkan tasawuf pada satu sumber, sementara generasi terakhir cenderung menolak
gagasan sumber yang hanya satu itu. Hal ini telah di kemukakan oleh R.A Nicholson sebagai
berikut:
“kajian modern membuktikan bahwa asak-usul tasawuf tidak bisa di rujukkann terbatas
pada satu sebab. Karena, seorang pengkaji yang jujur tidak akan bisa menerima berbagai
generalisasi yang di lakukan, misalnya bahwa tsawuf adalah reaksi intelektual arya terhadap
agama Semitis yang menaklukkanya, atau tasawuf tidak lain dari hanya hasil murni pikiran
Persia dan India.
Generalisasi semacam ini, walau mungkin sebagian memiliki kebenaran, namun pada
dasarnya telah mengabaikan prinsip bahwa dalam menetapkan kaitan historis antara (fakta-
fakta) A dan B tidak cukup dengan mengemukakan kesesuaianya antara satu dengan yang
lainnya, tanpa menunjukkan bahwa pada saat yang sama bahwa: (1) hubungan antara A dan
B adalah riil, sehingga membuat hubungan yang di asumsikan itu menjadi hal yang mungkin,
dan (2) asumsi yang di ajukan sama dan sebangun dengan semua realitas yang sebenarnya
meyakinkan.
Pada kenyataanya teori-teori yang di kemukakan tersebut tidak memenuhi persyaratn-
persyaratan itu. Apabila tasawuf tidak lain hanyalah sebuah revolisi dari semangat Arya,
maka bagaimana kita dapat menjelaskan kenyataan yang ada bahwa sebagian besar tokoh-
tokoh tasawuf berasal dari Syria dan Mesir, yang notabenenya adalah bangsa Arab.
Demikian pula, apabila di kemukakan tentang pengaruh ajaran Budha atau Veda ( kitab suci
agama Hindu ), maka yang berpendapat demikian sudah melupakan satu fakta penting,
yaitu bahwa pengaruh India ( Hinduisme dan Budhisme ) terhadap peradaban Islam
sebenarnya baru terjadi belakangan, yakni tatkala ilmu kalam, filsafat dan sains di kalangan
umta islam telah berhasil menunjukkan keunggulanya, justru ketika lahan budaya yang ada
sudah di penuhi oleh budaya Hellenistik.
Abu Bakar ash-Shiddiq, 'Umar ibn al-Khartab, ‘Usman ibn ‘Affan, 'Ali ibn Abi 'Ihalib, Abu
‘Ubaidah ibn al-Jarrah, Sa'id ibn ‘Amr, Abdullah ibn al-Mas'ud, Abu Dzar al-Ghifari, Salim
Maula, Abu Hudzaifah, 'Abdullah ibn 'Umar, Miqdad ibn al-Aswad, Salman al-Farisi, dan lain
sebagainya.
· Perilaku hidup dan kehidupan zuhud, yang senantiasa berpegang teguh kcpada Al-
Qur’an dan Al-Sunmh (perilaku Nabi Saw).
Periode III: Masa Tabi'in (40 H-100 H)
Hasan al-Basri, Rabi'ah al‘Adawiyah, Ibrahim bin Adzham, Sufyan bin Sa’id ats-Tsauri, Daud
ach-Thai, Malik bin Dinar, Tsabit al-Banani, Ayub as-Sakhtayani, Muhammad bin Wasi’,
'Ihaus, Rabi' bin Khaitsam, dan lain-lain.
· Berupa konsepsi tentang zuhud, raja', khauf, mahabbah; yang senantiasa berkelindan
dengan Al-Quran, Al-Sunnah, dan tradisi sahabat.
· Mulai diajarkan tentang tasawuf dalam bentuk disiplin ilmu.
Periode
IV: Masa Penyebaran Tasawuf ( 100 H-450 H)
Ma'ruf al-Karkhi (w. 201 H.), Sulaiman ad-Darani (w. 215 H.), Abul Faidh Dzun Nun bin
Ibrahim al-Mishri (w. 240 H), Harits alMuhasibi (w. 243 H.), Abul Hasan Sirri as-Siqti (w. 253
H.), Abu Yazid aJ-Bisthami (w. 261 H.), Abu Hamzah Muhammad bin Ibrahim ash-Shufi (w.
269 H.), Sahl bin Abdillah at-Tustari (w. 283 H.), Yahya bin Ma'az, al-Junaid alBaghdadi (w.
297 H.), Husain bin Mansur al-Hallaj (w. 309 H.).
· Tasawuf telah berkembang cukup pesat, dengan adanya segolongan ahli tasawuf
menyelidiki inti ajaran tasawuf, sehingga tasawuf dapat diklasifikasi kajiannya ke dalam ilmu
jiwa, akhlak, dan metafisika.
· Tasawuf sudah memiliki corak tersendiri. Para sufi sudah ingin menguasai perasaannya
sendiri dan berusaha memisahkan diri dari dunia.
· Tumbuhnya kelompok-kelompok tarekat.
· Pengaruh filsafat dan Syi'ah sudah mulai masuk ke dalam konsepsi tasawuf.
Periode V: Masa Pencerahan Tasawuf (450 H-550 H)
Musa al-Anshari, Abu Hamid bin Muhammad al-Ghazali (tokoh paling berpengaruh), Abu
Zaid al-Adami, Abu Ali Muhammad bin Abdil Wahhab, dan lain-lain.
· Tasawuf telah berkembang lebih pesat lagi jika dibandingkan dengan periode
sebelu,nya, dengan munculnya beberapatokoh fenomenal (Al-Ghazali), yang sangat
berpengaruhpada perkembangan tasawuf masa-masa berikutnya.
Periode VI: Masa Kejayaan Tasawuf Falsafi (550 H- 700 H)
As-Suhrawardi, Ibn ‘Arabi, ibn al-Farid, dan ibn Sab’in.
· Tasawuf falsafi telah menemukan momentumnya dengan hadirnya tokoh sufi Husain
Manshur al-Hallaj.
Periode VII: Masa Pemurnian Tasawuf (700 H- sekarang)
Ibnu Taimiyah al-Harrani (661-728 H./l263-1328 M.), Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (691-751 H),
Muhammad bin Abdul Wahab (1112-1198 H./1703-1783 M.), Sidi Muhammad as- Sanusi
(1206-1275 H/1791-1859 M.),Jamaluddin al-Afghani (1839-1897 M.), Syekh Muhammad
Abduh (1849-1905 M.), Muhammad Iqbal (1873-1938 M), dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada berbagai asumsi mengenai latar belakang lahirnya tasawuf dalam Islam. Asumsi yang
dimaksud di sini adala pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf itu bersumber dari ajaran
di luar ajaran Islam yang masuk ke dalam dan menjadi ajaran Islam. Asumsi-asumsi itu
antara lain: ajaran Kristen (Nasrani), teori filsafat, unsure India, dan unsure Persia.
Setelah menjadi ajaran Islam tasawuf terus berkembang seiring perkembangan zaman.
Mulai dari zaman Rasulullah Saw hingga saat ini. Secara garis besar sejarah perkembangan
tasawuf dibagi menjadi 7 periode/masa, yaitu: masa Rasulullah Saw, masa sahabat, masa
Tabi’in, masa penyebaran tasawuf, masapencerahan tasawuf, masa kejayaan tasawuf filsafi,
serta masa pemurnian tasawuf.
Dalam setiap periode/masa perkembangan tasawuf terdapat berbagi tokoh yang memiliki
peran penting. Di antara tokoh-tokoh tersebut yaitu: Nabi Muhammad Saw, Abu Bakar ash-
Shiddiq,’Umar ibn al-Ktattab, ‘Usman ibn ‘Affan, ‘Ali ibn Abi Thalib, Hasan al-Basri,
Muhammad al-Ghazali, ibn al-Farid, Ibnu Taimiyah al-Harrani, Muhammad Iqbal, dan tokoh-
tokoh lainnya.
B. Saran
Kita sebagai umat Islam sekaligus umat Nabi Muhammad Saw hendaklah mengikuti perilaku
nabi yang dicontohkan. Salah satunya yaitu akhlak tasawuf. Kita tidak boleh hanya
mementingkan kepentingan dunia semata, karena kita hidup di dunia ini hanya sesaat. Kita
haruslah mempersiapkan diri untuk bekal hidup di akhirat kelak.
Daftar Pustaka