Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nyamuk merupakan salah satu serangga yang potensial sebagai vektor penyebar berbagai
jenis penyakit, diantaranya adalah malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD) dan filariasis.
Pengendalian vektor dalam garis besar dilakukan dengan empat cara yaitu; pengendalian kimiawi,
pengelolaan lingkungan, pengendalian hayati dan pemberantasan vektor cara genetik .
Pengendalian vektor cara kimiawi dengan insektisida dalam pemberantasan malaria yang
umum digunakan salah satunya adalah metode IRS (Indoor Residual Spraying) atau penyemprotan
rumah. lnsektisida yang digunakan biasanya hanya berdasarkan hasil uji coba terhadap satu spesies
nyamuk vektor dan pada kondisi satu daerah saja, sedang Indonesia yang merupakan negara
kepulauan dengan keragaman ekosistem. Kepekaan nyamuk vektorpun mungkin berbeda dari satu
daerah dengan daerah lainnya. lnsektisida umumnya juga hanya diuji pada skala laboratorium,
sementara berbagai faktor di lapangan sangat berpengaruh. Faktor-faktor yang mempengaruhi residu
insektisida diantaranya adalah dosis, suhu dan kelembaban, jenis permukaan benda, alat semprot dan
ukuran droplet.
Efektivitas IRS juga dipengaruhi oleh pola perilaku nyamuk vektor di daerah setempat.
Nyamuk vektor malaria umumnya aktif mencari mangsa pada malam hari, setelah menghisap darah
nyamuk biasanya beristirahat sementara di sekitar rumah. Kebiasaan inilah yang mendukung
pemberantasan vektor melalui metode IRS, karena diharapkan nyamuk yang menempel pada dinding
berinsektisida akan mati paling lam bat 24 jam setelah kontak. Dengan diketahuinya efektivitas
penyemprotan (IRS) pada berbagai lokasi dengan berbagai faktor yang mempengaruhi maka dapat
dilakukan tinjauan untuk meningkatkan efektivitas IRS di lapangan (masyarakat). Dalam kajian ini
diharapkan juga dapat diketahui efekt!vitas masing- masing permukaan pada penyemprotan IRS
dalam menyerap insektisida dan mempertahankan daya bunuh terhadap vektor dapat diketahui. Oleh
karena itu jika terjadi suatu wabah di daerah endemis tindakan pengendalian segera dapat
dilaksanakan dengan menerapkan strategi khusus untuk memaksimalkan efektivitas IRS.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu IRS?
1.2.2 Apa sasaran dari IRS?
1.2.3 Bagaimana Pelaksanaan IRS?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi IRS.
1.3.2 Untuk mengetahui sasaran dari IRS.
1.3.3 Untuk mengetahui Pelaksaan IRS.

1.4 Metode Penulisan


Makalah ini dibuat dengan menggunakan metode studi pustaka, dengan mengambil materi dari
dari internet.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyemprotan Rumah (IRS)

IRS dalah Penyemprotan rumah dengan efek residual (IRS = Indoor Residual Spraying).
Telah lama dilakukan dalam pemberantasan malaria di Indonesia. Sampai sekarang cara ini masih
dipakai karena dipandang paling tepat dan besar manfaatnya untuk memutuskan transmisi, murah dan
ekonomis.

Penyemprotan IRS adalah suatu cara pemberantasan vektor dengan menempelkan racun
serangga tertentu dengan jumlah (dosis) tertentu secara merata pada permukaan dinding yang
disemprot dengan tujuan untuk memutus rantai penularan karena umur nyamuk menjadi lebih pendek
sehingga tidak sempat menghasilkan sporozoit didalam kelenjar ludahnya (Depkes, 2003).
Penyemprotan residual di dalam rumah dapat mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap
penularan malaria daripada perlakuan terhadap tempat perindukan, karena dapat mengurangi longevity
daripada nyamuk vektor dan juga kepadatannya.

Tujuan dari dilaksanakannya IRS adalah untuk mengurangi penularan penyakit malaria
dengan menyemprotkan residu insektisida untuk membunuh nyamuk/vektor malaria yang berada di
dalam rumah penduduk.

IRS dapat dilakukan sebagai upaya pengendalian dan pencegahan penularan penyakit malaria
bila memenuhi syarat sebagai berikut:

 Permukaan dinding rumah yang ada rata dan bisa lengket terhadap residu insektisida yang
disemprotkan, sehingga residu yang disemprotkan bisa bertahan lama (sekitar 6 bulan);
 Jenis nyamuk/vektor malaria yang ada adalah vektor endophilic;
 Jenis nyamuk/vektor malaria rentan terhadapa bahan insektisida yang disemprotkan ke dinding
rumah .(WHO)

2.2 Sasaran

Sasaran pada umumnya adalah semua dinding dalam rumah dan atap disemprot. Sebagai
tambahan di dalam rumah-rumah orang yang permanent, pondok-pondok yang digunakan untuk tidur
pada waktu musim tanam atau musim panen dan kandang-kandang ternak itu harus disemprot,
tergantung pada perilaku vektor lokal.

3
Selain itu menurut Depkes tahun 2003, sasaran penyemprotan Indoor Residual Spraying
dalam kegiatan program pemberantasan penyakit malaria sebagai berikut :

1. Sasaran lokasi, yaitu :


a) Daerah/desa endemis malaria tinggi.
b) Desa dengan angka positif malaria > 5‰ penduduk adanya bayi positif
malaria.
c) Daerah potensi KLB atau pernah terjadi KLB 2 (dua) tahun terakhir.
d) Daerah bencana.
e) Terjadinya perubahan lingkungan sehingga memungkinkan adanya tempat
perindukan.
f) Bercampurnya penduduk dari daerah non endemis dengan daerah endemis.
g) Penanggulangan KLB.

2. Sasaran bangunan
Semua bangunan yang pada malam hari digunakan sebagai tempat menginap atau kegiatan
lain (masjid, gardu ronda) kandang ternak besar disekitar rumah tinggal. Penyemprotan efektif
apabila :
a) Penularan terjadi di dalam rumah (indoor bitting, kejadian bayi positif).
b) Vektor resting di dinding.
c) Kandang ternak besar disekitar rumah.

4
2.3 Pelaksanaan

Di dalam pelaksanaan efikasi daripada penyemprotan rumah guna pemberantasan malaria


sangat tergantung pada : spesifikasi insektisida, prosedur aplikasi, penerimaan masyarakat terhadap
penyemprotan, tersedianya peralatan yang terpelihara, personil penyemprot yang terlatih, supervisi
yang efisien dan dukungan anggaran yang kuat.

Besarnya daerah operasional tergantung pada kekurangan di daerah tersebut dan sangat
dipengaruhi oleh distribusi malaria dan vektornya, jarak dengan habitat, jarak terbang daripada
nyamuk vektor dan kondisi masyarakat.

KUALITAS PENYEMPROTAN

Tujuan operasional penyemprotan adalah menempelkan racun serangga


tertentu dengan jumlah (dosis) tertentu secara merata pada permukaaan yang
disemprot. Untuk mendapatkan dosis yang telah ditentukan perlu diperhatikan hal hal sebagai berikut
(Depkes, 2003) :

a. Konsentrasi suspensi
Sesuai ketentuan WHO, larutan suspensi yang optimal diperlukan untuk
menyemprot 1 𝑚2 permukaan dinding adalah 40 ml. Dengan demikian suspensi
(kepekatan) yang diperlukan dengan rumus suspensi/ kepekatan larutan sebagai
berikut :
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 (𝑔𝑟)
𝑥100%
40 𝑚𝑙

Contoh : untuk mendapatkan dosis Bendiocarb 0.2 gr/m2 konsentrasi suspensi


yang diperlukan adalah

0,2𝑔𝑟
𝑥100% = 0,5%
40 𝑚𝑙

5
b. Alat dan Bahan
 Alat semprot biasanya merk Hudson X pert
 Larutan Suspensi
 Insektisida :
Beberapa hal perlu diperhatikan didalam penentuan insektisida untuk penyemprotan rumah
(IRS), termasuk : ketersediaannya, harga, efektivitas residu, keamanan (safety), suseptibilitas
vektor dan excito repellency.
DDT, masih digunakan di beberapa daerah, dimana supai regular masih ada dan vektor lokal
masih rentan. Walaupun demikian, hal tersebut tidak akan dipromosikan lebih lama sebagai
insektisida pilihan untuk IRS sehubungan dengan karakteristik dan ketersediaan insektisida
pengganti. Karena sifat beracunya terhadap manusia dan hewan piaraan, keduanya: dieldrin
dan fenthion tidak disarankan untuk IRS.
 Nozzle
Nozzle yaitu bagian vital komponen pada mesin diesel yang berfungsi sebagai penyemprot
dan mengkabutkan bahan bakar di dalam ruang bakar.

c. Persiapan dan cara kerja


Insektisida
Alat semprot yang dipakai adalah merk Hudson X pert dengan volume 8.5 liter.
Untuk Bendiocarb dengan kepekatan 0.5% diperlukan Bendiocarb murni (100%)
sebanyak 8.5 x 1000 ml x 0.5% = 42.5 gram. Oleh karena pada umumnya yang
dipakai adalah bentuk formulasi 80 WP maka untuk mendapatkan Bendiocarb
murni dibutuhkan :
100
𝑥 42,5 = 53 𝑔𝑟𝑎𝑚
80
Dengan mengikuti cara yang tersebut diatas, konsentrasi suspensi insektisida dan
jumlahnya dalam bentuk formulasi yang diperlukan untuk setiap spraycan seperti pada tabel berikut.

6
Tabel Insektisida yang saat ini dipakai dalam pemberantasan malaria dan banyaknya untuk setiap
spraycan
No Konsentrasi Bahan Aktif Jumlah yang diperlukan per
Jenis Insektisida (Dosis)
. (Suspense) Spraycan (Formulasi)
1. Bendiocarb 80 WP 0,5 % 53 gram
(0,2gr/𝑚2 )
2. Etofenprks 20 WP (0,1gr/𝑚2 ) 0,25 % 104 gram
3. Lamdasihalotrin 10 WP 0,0625 % 53 gram
(0,025 gr/𝑚2 )

Nozzle yang Dipakai


Nozzle untuk kegiatan penyemprotan terdiri atas 4 jenis yaitu :
a) Solid stream, tebaran/larutan pestisida berbentuk lurus.
b) Flat spray/berbentuk kipas, tebaran/larutan pestisida berbentuk kipas.
c) Hollow cone berbentuk lingkaran kosong tengah, dipergunakan untuk menebarkan
larvisida dan pemberantasan vegetasi dalam pengendalian caplak atau tungau.
d) Solid cone bentuk lingkaran penuh, dipergunakan untuk penebaran larvisida dan
pengendalian/ pengawasan vegetasi didaerah tertentu.

Sedangkan nozzle tip yang dipergunakan dalam penyemprotan IRS adalah yang berkode 8002 E
HSS yang berarti :
a) Mempunyai sudut pancaran 80 derajat pada tekanan 2.8 kg/cm2.
b) Memancarkan 0.2 galon (757 cc) suspensi setiap menitnya.
c) HSS singkatan Hardened Stainless Steel (tahan karat) (Depkes, 2003b).

Tekanan Dalam Tangki


Alat penyemprot tangan (hand sprayers) merupakan salah satu alat yang paling banyak
dipergunakan dalam aplikasi pestisida. Jenis-jenis alat penyemprot ada 3 macam yaitu :
 Alat semprot tekanan udara (compressed air sprayers).
 Alat semprot atomizer (hand pump atomizer).
 Alat semprot aerosols (aerosols dispenser).

Tekanan dalam tangki sangat menentukan efektifitas penyemprotan. Sedapat


mungkin harus dijaga agar tekanan tetap stabil yaitu 2.8 kg/𝑐𝑚2 . Dalam prakteknya sangat sulit

7
mempertahankan tekanan sebesar itu sehingga diambil interval tekanan antara 1.8 – 3.8 kg/𝑐𝑚2 atau
25-55 PSI.
Untuk mendapatkan tekanan 3.8 kg/𝑐𝑚2 (55 PSI) dalam tangki spraycan yang berisi 8.5 liter
perlu dipompa sempurna 55 kali. Yang dimaksud dipompa sempurna adalah cara memompa yang
baik dan benar yaitu dengan menarik pegangan pompa sampai maksimal dan menekannya kembali
sampai kebawah secara maksimal pula. Hal ini dilakukan berulang kali sampai 55 kali untuk
mengetahui jumlah tekanan dalam tangki setelah dipompa sempurna sebanyak 55 kali maka dapat
diukur dengan alat khusus. Setelah disemprot selama 3 menit terus menerus, tekanan dalam tangki
akan turun menjadi 2.1 kg/cm2 (30 PSI) dan telah mengeluarkan suspensi sebanyak 3 x 757 cc =
2.271 liter. Supaya tekanan dalam tangki berada antara 1.8 – 3.8 kg/cm2 maka setelah disemprotkan
selama 3 menit perlu dipompa sebanyak 25 kali. Jadi untuk menghabiskan sebanyak 8.5 liter
dilakukan tindakan sebagai berikut (Depkes, 2003b) :
a) Pompa sebanyak 55 kali.
b) Semprotkan selama 3 menit, cairan yang keluar sebanyak 2.3 liter.
c) Pompa lagi sebanyak 25 kali.
d) Semprotkan selama 3 menit, cairan yang keluar sebanyak 4.5 liter.
e) Pompa lagi 25 kali dan semprotkan sampai cairan dalam tangki habis.

Jarak Nozzle & Permukaan yang Disemprot


Untuk mendapatkan dosis yang telah ditentukan diperlukan jarak nozzle dengan permukaan
dinding sejauh 46 cm. Pada jarak 46 cm ini tekanan dalam tangki 2.8 kg/c𝑚2 , nozzle yang dipakai
8002 HSS akan diperoleh lebar pancaran 75 cm. Dalam prakteknya lebar pancar 70 cm (bagian
tengah) artinya racun serangga yang menempel dibagian tepi pancaran ditumpangkan 5 cm pada
kolom pancaran sebelumnya.
Kecepatan Menyemprot
Mengingat larutan yang keluar per menit sebanyak 757 cc, maka larutan yang
keluar per menit untuk insektisida bendiocarb 80 WP dosis 0.2 gram per 𝑚2 dan
konsentrasi 0.5% adalah :
757
𝑥 0,5 = 3,78 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑑𝑖 3,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
100

Luas permukaan yang disemprot dalam 1 menit adalah 3.8 : 0.2 = 19 𝑚2 . Dengan ketentuan bahwa
tinggi penyemprotan maksimal 3 meter dari lantai dengan luas 19 𝑚2 , panjang permukaan yang
disemprot adalah 19 𝑚2 : 3 m = 6.33 m.

8
SIKLUS PENYEMPROTAN

• Siklus penyemprotan (aplikasi) : Frekuensi aplikasi tergantung pada durasi efektivitas residu
insektisida dengan dosis yang digunakan, macam permukaan dinding rumah disemprot, bionomic
vektor, musim penularan malaria dan kondisi iklim lingkungan. Siklus penyemprotan rumah
harus dilakukan sebelum periode/waktu penularan malaria tinggi. Durasi rata-rata efektifitas
beberapa insektisida disajikan pada Tabel 1. Walaupun demikian penyemprotan ulang lebih awal
sangat disarankan apabila deposit insektisida dihilangkan dari permukaan dinding seperti
pengecatan, perbaikan tembok dan atap atau terkena asap secara terus menerus.

• Perhatian :

 Keselamatan dan juga perlindungan terhadap penghuni rumah dan binatang peliharaan dari
tempat yang tidak disemprot atau secara tidak sengaja insektisida itu akan termakan.
 Petunjuk keselamatan untuk perlindungan, monitoring dan perlakuan terhadap
penyemprot.
 Pemeliharaan secara regular terhadap alat-alat penyemprot serta kontribusi pada proteksi
penyemprot terhadap kontaminasi yang tidak diinginkan.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
 Penyemprotan IRS adalah suatu cara pemberantasan vektor dengan menempelkan racun serangga
tertentu dengan jumlah (dosis) tertentu secara merata pada permukaan dinding yang disemprot
dengan tujuan untuk memutus rantai penularan karena umur nyamuk menjadi lebih pendek
sehingga tidak sempat menghasilkan sporozoit didalam kelenjar ludahnya (Depkes, 2003).
 Sasaran pada umumnya adalah semua dinding dalam rumah dan atap disemprot. Sasaran juga
berupa, sasaran lokasi dan sasaran bangunan.
 Di dalam pelaksanaan efikasi daripada penyemprotan rumah guna pemberantasan malaria sangat
tergantung pada : spesifikasi insektisida, prosedur aplikasi, penerimaan masyarakat terhadap
penyemprotan, tersedianya peralatan yang terpelihara, personil penyemprot yang terlatih,
supervisi yang efisien dan dukungan anggaran yang kuat.
 Tujuan operasional penyemprotan adalah menempelkan racun serangga
tertentu dengan jumlah (dosis) tertentu secara merata pada permukaaan yang
disemprot. Untuk mendapatkan dosis yang telah ditentukan perlu diperhatikan hal hal sebagai
berikut (Depkes, 2003) : konsentrasi suspense, alat dan bahan, serta persiapan dan cara kerja.
 Insektisida yang digunakan adalah DDT.
 Untuk mendapatkan dosis yang telah ditentukan diperlukan jarak nozzle dengan permukaan
dinding sejauh 46 cm.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://MAKALAH/IRS_PUSKESMAS 1 AYAH KEBUMEN.htm


http://MAKALAH/My Life PROGRAM PEMBERANTASAN MALARIA SECARA TERPADU.htm

11

Anda mungkin juga menyukai