SANKO GOSEI
TECHNOLOGY INDONESIA MASTERLIST PERATURAN PERUNDANGA
PERSYARATAN LINGKUNGAN
Lingkungan (Limbah B3) 9 KEPBAP KEPBAPEDAL 02 Kep Bapedal No 02 tahun 1995 Tentang Dok
Lingkungan (Pencemaran Air) 16 KEPMEN KEPMENLH 112 Kep Men LH No 112 Tahun 2003 tentang Ba
Page 1 of 67
Lingkungan (Pencemaran Udara) 19 PP PP 41 PP No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalia
Lingkungan (Pencemaran Udara) 21 SK GUB SK GUB SK Gub Jawa Barat No. 660 Tahun 1982 teta
Lingkungan (Kebisingan) 22 KEPMEN KEPMENLH 48 Kep Men LH No. 48 Tahun 1996 tentang Bak
Lingkungan (Getaran) 23 KEPMEN KEPMENLH 49 Kep Men LH No. 49 Tahun 1996 tentang Bak
Lingkungan (UPL-UKL) 25 SEMEN SEMENLH 1234 SE Men LH No. 1234 Tahun 1999 Tentang Ke
Keselamatan (tanggap darurat) 28 KEPMEN KEPMENAKER 186 Kep Menaker RI No.186 tahun 1999 Tentang
Keselamatan (tanggap darurat) 29 PERMEN PERMENAKER 02 Per Menaker RI No.02 tahun 1983 Tentang
Page 2 of 67
:Nama :Nama :Nama
:Jabatan :Jabatan :Jabatan
:Tanggal :Tanggal :Tanggal
Page 3 of 67
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
TURAN PERUNDANGAN &
TAN LINGKUNGAN
PROSES/DEPARTEMEN/KOMITE
No 05 tahun 1995 Tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan
o.03 tahun 2008 tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan
n Beracun
No. 122 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Negara
idup No. 51 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
erah No. 9 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Air di Kabupaten Bekasi
Page 4 of 67
hun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
No. 05 tahun 2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan
ma
Page 5 of 67
:Nama
:Jabatan
:Tanggal
Page 6 of 67
SIS
JUDUL/NO.PERATURAN
PERUNDANGAN & SUB
No KATEGORI
PERSYARATAN NO.
LINGKUNGAN
1.1
Page 7 of 67
1.2
1.3
1.4
Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang
1 Lingkungan Umum Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
1.5
Page 8 of 67
1.6
Undang-Undang Nomor 18
2 Lingkungan Umum Tahun 2008 Tentang 2.1
Pengelolaan sampah
Page 9 of 67
Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1990 tentang Konservasi
3 Lingkungan Umum Sumber Daya Alam Hayati dan 3.1
Ekosistemnya
Undang-Undang Nomor 30
\ Lingkungan Umum Tahun 2007 tentang 4.1
Ketenagalistrikan
Page 10 of 67
Peraturan Pemerintah No. 70
5 Lingkungan Enrgi Tahun 2009 tentang Konservasi 5.1
Energi
Page 11 of 67
Kep Bapedal No 02 tahun 1995
9 Lingkungan Limbah B3 Tentang Dokumen Limbah B3. 9.1
11.1
11.2
11.5
11.6
Page 12 of 67
12.1
Per Men LH No.03 tahun 2008
tentang Tata Cara Pemberian
12 Lingkungan Material B3 Simbol dan Label Bahan
Berbahaya dan Beracun
12.2
16.1
16.3
16.4
18.1
Page 14 of 67
Peraturan daerah No. 9 Tahun
2005 tentang Pengelolaan
Pengendalian Kualitas Air dan Pengendalian
18 Lingkungan
Pencemaran Air Pencemaran Air di Kabupaten
Bekasi
18.2
19.1
Pengendalian PP No. 41 Tahun 1999 tentang
19 Lingkungan Pencemaran pengendalian pencemaran
udara udara
19.2
20.1
20.3
Page 15 of 67
Pengendalian Kep.Men LH No. 48 Tahun 1996
22 Lingkungan tentang kebisingan 22.1
Kebisingan
###
Page 16 of 67
26.1
26.3
Page 17 of 67
28.1
28.2
28.3
28.5
28.6
Page 18 of 67
28.7
29.1
29.2
29.3
29.5
Page 19 of 67
29.6
29.7
30.1
30.2
30.3
30.4
Page 20 of 67
30.5
30.6
30.7
30.8
30.9
30.10
Page 21 of 67
30.11
30.13
30.14
30.15
30.16
Page 22 of 67
30.17
30.18
30.19
30.20
30.21
30.22
Page 23 of 67
30.23
In Menaker RI
No.Ins.11/M/BW/1997
tentang pengawasan
31 Keselamatan Tanggap darurat 31.1
khusus K3
penanggulangan
kebakaran
33.1
Page 24 of 67
Peraturan Pemerintah RI No.
Peraturan Pemerintah RI No.
81Tahun 2012 tentang
33 Lingkungan Umum Pengelolaan Sampah rumah 33.2
Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga
33.3
34.1
34.2
Page 25 of 67
Rata-r
Page 26 of 67
SISTEM MANAJEMEN K3L
o. Revisi : 0 PROSES/DEPARTEME
INTISARI PERATURAN PERUNDANGAN DAN AKTIVITAS, PRODUK DAN JASA YANG EVIDENCE/
PERSYARATAN Lingkungan BERKAITAN DI PERUSAHAAN DOKUMEN TERKAIT
pasal 34:
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk Dokumen UKL/UPL
SG berada di kawasan Surya Cipta
dalam kriteria wajib amdal sebagaimana dimaksud dalam Perusahaan
Pasal 23 ayat (1) wajib memiliki UKL UPL.
Page 27 of 67
Pasal 36 :
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal
Dokumen UKL/UPL
atau UKL- UPL wajib memiliki izin lingkungan. Izin lingkungan SG berada di kawasan Surya Cipta
Perusahaan
diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.
Pasal 49 :
SG melakukan audit lingkungan Jadwal internal audit
(2) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
berdasarkan standard ISO 14001:2004 lingkungan
melaksanakan audit lingkungan hidup.
Pasl 59 :
(1) Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib
melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya. SG menyerahkan kepada pemanfaat
Ijin pemanfaat limbah B3
(3) Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri limbah B3
pengelolaan limbah B3, pengelolaannya diserahkan kepada
pihak lain.
Pasal 68 :
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
berkewajiban:
a. memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, Dokumen UKL/UPL
SG berada di kawasan Surya Cipta
terbuka, dan tepat waktu; Perusahaan
b. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan
c. menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup
dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
Page 28 of 67
Pasal 69 :
(1) Setiap orang dilarang :
a. melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup;
b. memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan
perundang-undangan ke dalam wilayah Negara Kesatuan
SG tidak memasukkan B3 yang dilarang
Republik Indonesia;
dan limbah B3 ke dalam wilayah RI, IK Pengendalian Limbah
c. memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara
tidak membuang limbah, B3 dan limbah B3
Kesatuan Republik Indonesia ke media lingkungan hidup
B3 ke media lingkungan hidup
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
d. memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
e. membuang limbah ke media lingkungan hidup;
f. membuang B3 dan limbah B3 ke media lingkungan hidup;
Pasal 29
(1) Setiap orang dilarang:
a. memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
b. mengimpor sampah; SG telah memisahkan sampah dengan
c. mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan limbah berbahaya dan beracun dan
beracun; melakukan penanganan sampah dengan
d. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran pembuangan terbuka di tempat -
dan/atau perusakan lingkungan; pemrosesan akhir dan tidak membakar
e. membuang sampah tidak pada tempat yang telah sampah yang tidak sesuai dengan
ditentukan dan disediakan; persyaratan tekhnis pengelolaan sampah
f. melakukan penanganan sampah dengan pembuangan
terbuka di tempat pemrosesan akhir; dan/atau
g. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan
teknis pengelolaan sampah.
Page 29 of 67
Pasal 9: Setiap pemegang hak atas tanah dan hak pengusahaan di perairan SG telah menjaga kelangsungan fungsi
dalam wilayah sistem penyangga kehidupan wajib menjaga kelangsungan perlindungan Sumber daya alam hayati dan Kebijakan Perusahaan
fungsi perlindungan wilayah tersebut. ekosistemnya
Page 30 of 67
Pasal 7 (1); Pengusaha sebagaimana dimaksud di pasal 2 bertanggung
SG belum melakukan konservasi energi dan
jawab:a.) melaksanakan konservasi energi dalam setiaptahap pelaksanaan
menggunakan teknologi yang efisien dan
usaha, b.)menggunakan teknologi yang efisien energi dan/atau
menghasilkan produk yang hemat energi
c.)menghasilkan produk dan/atau jasa yang hemat energi
Pasal 6. Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumber dan Tidak diperlukan uji karakteristik dan uji
atau uji karakteristik dan atau uji toksikologi toksikologi
Page 31 of 67
Pasal 1: Dokumen limbah B3 adalah surat yang diberikan pada waktu
penyeerahan limbah B3 untuk diangkut dari lokasi kegiatan penghasil ke
SG belum memiliki dokumen limbah B3 dari
tempat penyimpanan diluar lokasi kegiatan dan atau pengumpulan dan
pihak ke tiga pengolah limbah
atau pengangkutan dan atau pengolahan limbah B3 dan atau pemanfaatan
limbah b3 serta penimbunan hasil pengolahan
Pasal 4: Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan SG memantau dan melakukan upaya standar sistem tanggap
B3 wajib mencegah terjadinya pencemaran dan atau pencegahan terjadinya pencemaran darurat pencemaran
kerusakan lingkungan hidup terhadap penggunaan B3. lingkungan
Pasal 14 : setiap B3 wajib yang dihasilkan, diangkut, Pengangkutan dan penyimpanan B3 telah Standar penyimpanan
diedarkan, disimpan wajib dikemas sesuai dengan dikemas sesuai klasifikasinya dan dalam bahan kimia
klasifikasinya keadaan tertutup
Pasal 15 (1) : setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan Standar penyimpanan
SG telah mengemas B3 sesuai dengan bahan kimia
label serta dilengkapi dengan lembar data keselamatan
klasifikasinya
bahan (material safety data sheet)
Pasal 17: Dalam hal simbol & label mengalami kerusakan Jika terjadi kerusakan simbol & label B3 Standar penyimpanan
wajib diberikan simbol dan label baru maka akan diganti dengan yang baru bahan kimia
(dikontrol dengan patrol lingkungan)
Page 32 of 67
Pasal 2: Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai
B3 telah diberi simbol dan label sesuai
dengan klasifikasinya dan label sesuai dengan jenis dan Simbol dan label B3
dengan jenis dan klasifikasinya
klasifikasinya
Pasal 2
Sumber daya air dikelola secara menyeluruh, terpadu, dan
Sumber Air dari kawasan Industri Surya
berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan untuk
Cipta
mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang
berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Page 33 of 67
a. melakukan pengolahan air limbah domestik sehingga mutu
air limbah domestik yang dibuang ke lingkungan tidak
SG berada dalam kawasan Industri -
melampaui baku mutu air limbah domestik yang telah
ditetapkan;
Lampiran c: baku mutu limbah cair bagi industri SG tidak menghasilkan limbah cair industri
Pasal 9: Pemantauan kualitas air pada sumber air dilakukan sekurang- SG telah melakukan pemantauan air setiap 6 bulan
Hasil pengukuran air kawasan
kurangnya 6 bulan sekali sekali
Page 34 of 67
Pasal 21 : Setiap orang atau badan wajib :
a. Malestarikan kualitas air pada sumber air sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan
Daerah ini.
b. Mengendalikan pencemaran air pada sumber air sebagaimana dimaksud SG telah melestarikan kualitas air pada sumber
dalam Peraturan Daerah ini. air dan mengendalikan pencemaran air dengan Hasil pemantauan air
c. Setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan berkewajiban adanya WWTP Kawasan
memberikan
infomasi yang benar dan akurat mengenai pelaksanaan kewaiiban
pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air
Bab III Pasal 36. Setiap kendaraan bermotor lama wajib
menjalani uji emisi berkala sesuai peraturan perundang- Kendaraan Operasional
undangan yang berlaku.
Pasal 5
Pengujian emisi kendaraan bermotor lama dilakukan di
tempat pengujian milik pemerintah atau swasta yang telah Hanya utnuk kendaraan operasional
mendapat sertifikasi berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
Page 35 of 67
Kebisingan di area perusahaan belum dilakukan
pengukuran
Pasal 5 (1) : setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib : a.
menaati baku tingkat kebisingan yang dipersyaratkan; b. mengendalikan
sumber penyebab bising yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan; c. menyampaikan laporan hasil pemantauan
tingkat kebisingan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali kepada gubernur,
menteri, instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian
lingkungan dan instansi teknisyang membidangi kegiatan yang
bersangkutan serta instansi lain yang dianggap perlu
Pasal 2
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk SG belum memiliki UKL UPL
dalam kriteria wajib amdal wajib memiliki UKL-UPL.
Page 36 of 67
Pasal 2
SG tidak memproduksi bahan perusak
BPO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka 1 dilarang
lapisan ozon
untuk diproduksi
Pasal 3
BPO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka 1 dilarang
digunakan pada produksi mesin pengatur suhu udara (Air SG mengurangi penggunaan bahan
Conditioning) yang digunakan dalam ruangan dan kendaraan bahan perusak lapisan ozon
bermotor; lemari es tipe rumah tangga; dan alat pemadam
api.
Pasal 7
(1) Barang yang tidak menggunakan bahan CFC diwajibkan
menggunakan logo sebagaimana tercantum dalam Lampiran
II Peraturan Menteri ini.
SG menggunakan APAR Non CFC
(2) Barang yang tidak menggunakan bahan Halon dan CFC
untuk alat pemadam api diwajibkan menggunakan logo
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan
Menteri ini.
Pasal 4A
1. Khusus Metil Bromida No. HS. 2903.30.000 diperkenankan
untuk diperdagangkan, sepanjang penggunaannya sebagai
fumigan untuk karantina, di gudang dan pra pengapalan.
2. Metil Bromida yang diperdagangkan sebagaimana SG tidak memproduksi dan
dimaksud ayat (1) wajib mencantumkan label dengan tulisan: memperdagangkan bahan atau barang
DIGUNAKAN HANYA UNTUK KARANTINA, DI GUDANG perusak lapisan ozon khusus Metil
DAN PRAPENGAPALAN sebagaimana tercantum pada Bromida
Lampiran
Keputusan ini.
3. Ketentuan lain tentang label sesuai dengan ketentuan
pendaftaran pestisida yang diatur oleh Menteri Pertanian.
Page 37 of 67
Pasal 2 ayat(1) Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, SG melakukan usaha latihan
mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan penanggulangan kebakaran di tempat
penganggulangan kebakaran di tempat kerja. kerja
Penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran SG menyediakan sarana APAR dan
dan sarana evakuasi; sarana evakuasi
SG menyelenggarakan latihan
Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan
penganggulangan kebakaran satu tahun
kebakaran secara berkala;
sekali
Page 38 of 67
Memilki buku rencana penanggulangan keadaan darurat
kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari SG memiliki Prosedur penanggulangan
50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat yang keadaan darurat kebakaran
berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.
Pasal 3
(1) Detektor harus dipasang pada bagian bangunan kecuali
apabila bagian bangunan tersebut telah dilindungi dengan
sistem pemadam kebakaran automatik.
Pasal 3l
(1) Setiap sistem alarm kebakaran harus mempunyai gambar
Lay out APAR
instalasi secara lengkap yang mencantumkan letak detektor
dan kelompok alarm.
Pasal 32
Penggunaan simbol dalam sistem alarm kebakaran harus Lay out APAR
sesuai dengan lampiran Per aturan Menteri ini.
Pasal 33
(1) Setiap instalasi alarm kebakaran harus mempunyai buku Pengelolaan Kebakaran
akte pengesahan yang dikeluarkan oleh Direktur.
Pasal 44
(1) Sistem alarm kebakaran harus dilengkapi sekurang-
kurangnya sebuah lonceng.
Page 39 of 67
(3) Sirene, pengaum atau sejenisnya dapat dipakai sebagai
pengganti lonceng atas persetujuan Direktur atau pejabat
yang ditunjuk.
Pasal 57
(1) Terhadap instalasi alarm kebakaran automatik harus
dilakukan pemeliharaan dan pengujian berkala secara
mingguan, bulanan dan tahunan.
Pasal 3
Tabung alat pemadam api ringan harus diisi sesuai dengan Tabung APAR diisi sesuai jenisnya
jenis dan konstruksinya.
Pasal 4
(1) Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus
Posisi APAR mudah dilihat dan mudah
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas,
diambil
mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan
pemberian tanda pemasangan.
Page 40 of 67
(5) Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api
yang satu dengan lainnya atau kelompok satu dengan lainnya
tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh
pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
Pasal 5
Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api
ringan yang didapati sudah berlubang-lubang atau cacat
karena karat.
Pasal 6
(1) Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang
(ditempatkan) menggantung pada dinding dengan penguatan
sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau
ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.
Pasal 8
Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian
rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya) berada pada
ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan
tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah
dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan
tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
Pasal 9
Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam
ruangan atau tempat dimana suhu melebihi 49°C atau turun
sampai minus 44°C kecuali apabila alat pemadam api ringan
tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut
diatas.
Pasal 10
Tidak ada APAR yang ditempatkan di
Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terkuka
tempat terbuka
harus dilindungi dengan tutup pengaman.
Page 41 of 67
Pasal 11
(1) Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua)
kali dalam setahun, yaitu:
a. pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan;
b. pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan;
Pasal 12
(1) Pemeriksaan jangka 6 (enam) bulan seperti tersebut pasal
11 ayat (1) meliputi halhal sebagai berikut:
Page 42 of 67
e. Untuk alat pemadam api ringan jenis busa diperiksa
dengan cara mencampur sedikit larutan sodium bicarbonat
dan aluminium sulfat diluar tabung, apabila cukup kuat, maka
alat pemadam api ringan tersebut dapat dipasang kembali
Pasal 14
Petunjuk cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan
harus dapat dibaca dengan jelas.
Pasal 15
(1) Untuk setiap alat pemadam api ringan dilakukan
percobaan secara berkala dengan jangka waktu tidak
melebihi 5 (lima) tahun sekali dan harus kuat menahan
tekanan coba menurut ketentuan ayat (2),(3), dan ayat (4),
pasal ini selama 30 (tiga puluh) detik.
Pasal 17
Setelah dilakukan percobaan tekan terhadap setiap alat
pemadam api ringan, tanggal percobaan tekan tersebut
dicatat dengan cap diselembar pelat logam pada badan
tabung.
Page 43 of 67
Pasal 18
(1) Setiap tabung alat pemadam api ringan harus diisi kembali
dengan cara:
a. untuk asam soda, busa, bahan kimia, harus diisi setahun
sekali;
b. untuk jenis cairan busa yang dicampur lebih dahulu harus
diisi 2 (dua) tahun sekali;
c. untuk jenis tabung gas hydrocarbon berhalogen, tabung
harus diisi 3 (tiga tahun sekali, sedangkan jenis Iainnya diisi
selambat-lambatnya 5 (lima) tahun
Menginstruksikan :
Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait
dalam rangka upaya upaya peningkatan penerapan norma
norma keselamatan kerja di bidang penanggulangan
SG secara rutin setahun sekali
kebakaran antara lain : -
mengadakan pelatihan penanggulangan
Penerapan syarat syarat K3 dalam mekanisme perizinan IMB,
kebakaran dan tanggap darurat
IPB, HO dan lain lain
- Pembinaan /penyuluhan/ pelatihan
penanggulangan bahaya kebakaran -
Pemeriksaan/ investigsi/ analisa kasus kebakaran
Pasal 2:
(1) Setiap usaha dan/kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL PT.STI belum memiliki Izin Lingkungan
wajib memiliki Izin lingkungan
Pasal 10:
PT.STI sudah melakukan pengurangan sampah IK Pengendalian Limbah
(2) Setiap orang wajib melakukan pengurangan sampah dan penanganan
dan penanganan sampah Padat
sampah
Page 44 of 67
Pasal 13:
PT. STI telah melakukan daur ulang sampah
Produsen wajib melakukan pendaur ulangan sampah
Pasal 14: Produsen wajib melakukan pemanfaatan kembali sampah PT. STI telah melakukan pemanfaatan sampah
Page 45 of 67
Rata-rata
Page 46 of 67
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
N LINGKUNGAN
ES/DEPARTEMEN
On progress
Record Laporan
Belum patuh 0% pembuatan dokumen
UKL/UPL SG
UKL/UPL
Page 47 of 67
On progress
Record Ijin Lingkungan
Belum patuh 0% pembuatan dokumen
SG
UKL/UPL
On progress
penyeleksian pihak ke
Belum patuh 0%
3 pemanfaat limbah
yang berijin
On progress
Belum patuh 0% pembuatan dokumen
UKL/UPL
Page 48 of 67
Patuh - 100%
Patuh 100%
Page 49 of 67
Patuh - 100%
Patuh 100%
Page 50 of 67
Patuh 100%
Patuh - 100%
Patuh 100%
Page 51 of 67
On progres
menyeleksi pihak ke 3
Belum patuh 0% pengelola limbah B3
dan mematikan
manifest limbah
On progress
Belum patuh 0% pembuatan ware
house B3
Patuh 100%
Record Standar
Patuh Penyimpanan bahan 100%
kimia
Record Standar
Patuh Penyimpanan bahan 100%
kimia
Record Standar
Patuh Penyimpanan bahan 100%
kimia
Patuh 100%
Page 52 of 67
Patuh 100%
Patuh 100%
Patuh 100%
Patuh 100%
Page 53 of 67
Patuh - 100%
Patuh - 100%
Patuh 100%
Patuh 100%
Page 54 of 67
Record hasil
Patuh 100%
pemantauan air
Lakukan pengukuran
Belum patuh 0%
Udara Ambient
Page 55 of 67
Lakukan pengukuran
Belum patuh 0%
kebisingan
Patuh 100%
On progress
Belum patuh 0% pembuatan dokumen
UKL/UPL
On progress
Belum patuh 0% pembuatan dokumen
UKL/UPL
Page 56 of 67
Patuh 100%
Patuh 100%
Patuh 100%
Patuh 100%
Page 57 of 67
program pelatihan
Patuh 100%
pemadam kebakaran
Prosedur tanggap
Patuh 100%
darurat
Prosedur tanggap
Patuh 100%
darurat
Prosedur tanggap
Patuh 100%
darurat
program pelatihan
Patuh 100%
pemadam kebakaran
Page 58 of 67
SG memiliki tim tanggap
Patuh 100%
darurat
Page 59 of 67
Sistem Tanggap Darurat
Patuh 100%
Perusahaan
Standar penempatan
Patuh 100%
APAR
Standar penempatan
Patuh 100%
APAR
Standar penempatan
Patuh 100%
APAR
Page 60 of 67
Standar penempatan
Patuh 100%
APAR
Standar penempatan
Patuh 100%
APAR
Standar penempatan
Patuh 100%
APAR
Standar penempatan
Patuh 100%
APAR
Standar penempatan
Patuh 100%
APAR
Standar penempatan
Patuh 100%
APAR
Page 61 of 67
Patuh Check Sheet 100%
Page 62 of 67
Patuh Check Sheet 100%
Page 63 of 67
Patuh Check Sheet 100%
On progres
permohonan dan
Belum Patuh 0%
penerbitn Izin
Lingkungan
Patuh 100%
Page 64 of 67
Patuh 100%
Patuh 100%
Page 65 of 67
81.3186813187
Page 66 of 67
Page 67 of 67