Anda di halaman 1dari 67

PT.

SANKO GOSEI
TECHNOLOGY INDONESIA MASTERLIST PERATURAN PERUNDANGA
PERSYARATAN LINGKUNGAN

No. Dok : STD/STI-PM-08/01 No. Revisi 0

Tgl. Efektif : 1 Oktober 2012 Halaman 1/1

KATEGORI NO JENIS KODE JUDUL DAN N


Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tent
Lingkungan (umum) 1 UU UU 32 Hidup

Lingkungan (umum) 2 UU UU 18 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tent

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tenta


Lingkunngan (umum) 3 UU UU 5
Ekosistemnya

Lingkungan (Energi) 4 UU UU 30 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tent

Lingkungan (Energi) 5 PP PP70 Peraturan Pemerintah No. 70 tahun 2009 te

Lingkungan (Limbah B3) 6 PP PP 18 PP RI No. 18 Thn 1999 Tentang Pengelolaan

PP RI No. 85 Thn 1999 Tentang Perubahan a


Lingkungan (Limbah B3) 7 PP PP 85
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan B

Kep Bapedal No 05 tahun 1995 Tentang Sim


Lingkungan (Limbah B3) 8 KEPBAP KEPBAPEDAL 05
Beracun

Lingkungan (Limbah B3) 9 KEPBAP KEPBAPEDAL 02 Kep Bapedal No 02 tahun 1995 Tentang Dok

Kep Bapedal No 01 tahun 1995 Tentang Tat


Lingkungan (Limbah B3) 10 KEPBAP KEPBAPEDAL 01 Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 t


Lingkungan (Material B3) 11 PP PP 74
Beracun

Per Men LH No.03 tahun 2008 tentang Tata


Lingkungan (Material B3) 12 PERMEN KEPMENLH 03
Berbahaya dan Beracun

Peraturan Menteri Perindustrian No. 87/M-I


Lingkungan (Material B3) 13 PERMEN PERMEN IND RI 87
Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kim

Lingkungan (Pencemaran Air) 14 PP PP 42 PP RI No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelola

Lingkungan (Pencemaran Air) 15 PP PP 43 PP RI No. 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah

Lingkungan (Pencemaran Air) 16 KEPMEN KEPMENLH 112 Kep Men LH No 112 Tahun 2003 tentang Ba

Kep Men LH No. 122 Tahun 2004 tentang P


Lingkungan (Pencemaran Air) 17 KEPMEN KEPMENLH 122 Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1995 Tenta
Industri

Peraturan daerah No. 9 Tahun 2005 tentang


Lingkungan (Pencemaran Air) 18 PERDA PERDA 9
Pencemaran Air di Kabupaten Bekasi

Page 1 of 67
Lingkungan (Pencemaran Udara) 19 PP PP 41 PP No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalia

Kep Men LH No. 05 tahun 2006 Tentang Am


Lingkungan (Pencemaran Udara) 20 KEPMEN KEPMENLH 05
Bermotor Lama

Lingkungan (Pencemaran Udara) 21 SK GUB SK GUB SK Gub Jawa Barat No. 660 Tahun 1982 teta

Lingkungan (Kebisingan) 22 KEPMEN KEPMENLH 48 Kep Men LH No. 48 Tahun 1996 tentang Bak

Lingkungan (Getaran) 23 KEPMEN KEPMENLH 49 Kep Men LH No. 49 Tahun 1996 tentang Bak

Per Men LH No 13 Tahun 2010 Tentang Upa


Pemantauan
Lingkungan (UPL-UKL) 24 PERMEN PERMEN 13
Lingkungan Hidup Dan Surat Pernyataan Ke
Pengelolaan DanPemantauan Lingkungan H

Lingkungan (UPL-UKL) 25 SEMEN SEMENLH 1234 SE Men LH No. 1234 Tahun 1999 Tentang Ke

Peraturan Menteri Perindustrian Republik In


Lingkungan (Perlindungan Lapisan
26 PERMEN PERMEN IND RI 33 Larangan Memperoduksi Bahan Perusak Lap
ozon)
Menggunakan Bahan Perusak Lapisan Ozon

Kep Men Perindag No 410 tahun 1998 tenta


Lingkungan (Perlindungan Lapisan KEPMENPERINDAG dan Perdagangan No.110 tahun 1998 Tenta
27 KEPMEN
ozon) 410 Memperdagangkan Bahan Perusak Lapisan
Memperdagangkan Barang Baru

Keselamatan (tanggap darurat) 28 KEPMEN KEPMENAKER 186 Kep Menaker RI No.186 tahun 1999 Tentang

Keselamatan (tanggap darurat) 29 PERMEN PERMENAKER 02 Per Menaker RI No.02 tahun 1983 Tentang

Per Menaker RI No.04 tahun 1980 Tentang


Keselamatan (tanggap darurat) 30 PERMEN PERMENAKER 04
Alat Pemadam Api Ringan

In Menaker RI No.Ins.11/M/BW/1997 tenta


Keselamatan (tanggap darurat) 31 INMENAKER INMENAKER 11
kebakaran

Lingkungan (Izin Lingkungan) 32 PP PP 27 Permen RI No.27 Tahun 2012 tentang Izin L

Peraturan Pemerintah RI No. 81Tahun 2012


Lingkungan (umum) 33 PP PP 81
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

Kesehatan (penyakit) 34 PP PP 81 PP RI No. 81 Tahun 1999 Tentang Pengama

Disetujui oleh : KLH Disetujui oleh : Depnaker Disetujui oleh : DepKes

Page 2 of 67
:Nama :Nama :Nama
:Jabatan :Jabatan :Jabatan
:Tanggal :Tanggal :Tanggal

Page 3 of 67
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
TURAN PERUNDANGAN &
TAN LINGKUNGAN

PROSES/DEPARTEMEN/KOMITE

HRGA HR/GA HRGA Manager MR

JUDUL DAN NO.PERATURAN KETERANGAN


ng Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

ng Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan sampah

ng Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan

ng Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi

merintah No. 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi

Thn 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Thn 1999 Tentang Perubahan atas PP RI No. 18 Thn 1999 Tentang


Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

No 05 tahun 1995 Tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan

No 02 tahun 1995 Tentang Dokumen Limbah B3.

No 01 tahun 1995 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan


pulan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

merintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan

o.03 tahun 2008 tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan
n Beracun

nteri Perindustrian No. 87/M-IND/PER/9/2009 tentang Sistem Harmonisasi


kasi dan Label pada Bahan Kimia

Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air

Tahun 2008 Tentang Air Tanah

No 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air limbah Domestik

No. 122 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Negara
idup No. 51 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan

erah No. 9 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Air di Kabupaten Bekasi

Page 4 of 67
hun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara

No. 05 tahun 2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan
ma

Barat No. 660 Tahun 1982 tetang Standar Udara Ambient

No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan

No. 49 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Getaran

o 13 Tahun 2010 Tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya

idup Dan Surat Pernyataan Kesanggupan


DanPemantauan Lingkungan Hidup

o. 1234 Tahun 1999 Tentang Kegiatan Wajib UKL dan UPL

nteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2007 Tentang


mperoduksi Bahan Perusak Lapisan Ozon Serta Memproduksi Barang yang
n Bahan Perusak Lapisan Ozon

ndag No 410 tahun 1998 tentang Perubahan Keputusan Menteri Perindustrian


gan No.110 tahun 1998 Tentang Larangan Memproduksi dan
ngkan Bahan Perusak Lapisan Ozon Serta Memproduksi dan
ngkan Barang Baru

RI No.186 tahun 1999 Tentang Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja

RI No.02 tahun 1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik

RI No.04 tahun 1980 Tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan


m Api Ringan

I No.Ins.11/M/BW/1997 tentang pengawasan khusus K3 penanggulangan

o.27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

merintah RI No. 81Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah rumah Tangga


Sejenis Sampah Rumah Tangga

Tahun 1999 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan

DepKes Disetujui oleh : DepPerindag

Page 5 of 67
:Nama
:Jabatan
:Tanggal

Page 6 of 67
SIS

PT. SANKO GOSEI


TECHNOLOGY INDONESIA
RESUME PEMENUHAN PERATURAN PER

No. Dok STD/SG-PM-08/02 No. Revisi : 0

Tgl. Efektif 1 Oktober 2012 Halaman

JUDUL/NO.PERATURAN
PERUNDANGAN & SUB
No KATEGORI
PERSYARATAN NO.
LINGKUNGAN

1.1

Page 7 of 67
1.2

1.3

1.4

Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang
1 Lingkungan Umum Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup

1.5

Page 8 of 67
1.6

Undang-Undang Nomor 18
2 Lingkungan Umum Tahun 2008 Tentang 2.1
Pengelolaan sampah

Page 9 of 67
Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1990 tentang Konservasi
3 Lingkungan Umum Sumber Daya Alam Hayati dan 3.1
Ekosistemnya

Undang-Undang Nomor 30
\ Lingkungan Umum Tahun 2007 tentang 4.1
Ketenagalistrikan

Page 10 of 67
Peraturan Pemerintah No. 70
5 Lingkungan Enrgi Tahun 2009 tentang Konservasi 5.1
Energi

PP RI No. 18 Thn 1999 Tentang


6 Lingkungan Limbah B3 Pengelolaan Limbah Bahan 6.1
Berbahaya dan Beracun

PP RI No. 85 Thn 1999 Tentang


Perubahan atas PPRI No. 18 Thn
7 Lingkungan Limbah B3 1999 Tentang Pengelolaan 7.1
Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun

Kep Bapedal No. KEP-


05/BAPEDAL/09/1995 Tentang
8 Lingkungan Limbah B3 Simbol dan Label Limbah Bahan 8.1
Berbahaya dan Beracun

Page 11 of 67
Kep Bapedal No 02 tahun 1995
9 Lingkungan Limbah B3 Tentang Dokumen Limbah B3. 9.1

Kep Bapedal No 01 tahun 1995


Tentang Tata Cara Dan
Persyaratan Teknis Penyimpanan
10 Lingkungan Limbah B3 Dan Pengumpulan Limbah 10.1
Bahan Berbahaya Dan Beracun

11.1

11.2

Peraturan Pemerintah No. 74 11.3


Tahun 2001 tentang
11 Lingkungan Material B3 Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun
11.4

11.5

11.6

Page 12 of 67
12.1
Per Men LH No.03 tahun 2008
tentang Tata Cara Pemberian
12 Lingkungan Material B3 Simbol dan Label Bahan
Berbahaya dan Beracun

12.2

Peraturan Menteri Perindustrian


No. 87/M-IND/PER/9/2009
13 Lingkungan Material B3 tentang Sistem Harmonisasi 13.1
Global Klasifikasi dan Label
pada Bahan Kimia

PP RI No. 42 Tahun 2008


Pengendalian Tentang Pengelolaan Sumber
14 Lingkungan 14.1
pencamaran air Daya Air

Pengendalian PP RI No. 43 Tahun 2008 tentang


15 Lingkungan Air tanah 15.1
pencamaran air

16.1

Pengendalian Kep Men LH No 112 Tahun 2003


tentang Baku mutu air limbah
16 Lingkungan
pencamaran air domestik
Page 13 of 67
16.2
Pengendalian Kep Men LH No 112 Tahun 2003
tentang Baku mutu air limbah
16 Lingkungan
pencamaran air domestik

16.3

16.4

Kep Men LH No. 122 Tahun


2004 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Negara
Pengendalian Lingkungan Hidup No. 51 Tahun
17 Lingkungan 17.1
pencemaran air 1995 Tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan
Industri

18.1

Peraturan daerah No. 9 Tahun


2005 tentang Pengelolaan
Pengendalian Kualitas Air dan Pengendalian
18 Lingkungan
Pencemaran Air Pencemaran Air di Kabupaten
Bekasi

Page 14 of 67
Peraturan daerah No. 9 Tahun
2005 tentang Pengelolaan
Pengendalian Kualitas Air dan Pengendalian
18 Lingkungan
Pencemaran Air Pencemaran Air di Kabupaten
Bekasi

18.2

19.1
Pengendalian PP No. 41 Tahun 1999 tentang
19 Lingkungan Pencemaran pengendalian pencemaran
udara udara
19.2

20.1

Pengendalian Kep Men LH No. Kep-05/2006


tentang AMBANG BATAS EMISI 20.2
20 Lingkungan Pencemaran GAS BUANG
udara KENDARAAN BERMOTOR LAMA

20.3

Pengendalian SK Gub Jawa Barat No. 660


21 Lingkungan Pencemaran Tahun 1982 tetang Standar 21.1
Udara Udara Ambient

Page 15 of 67
Pengendalian Kep.Men LH No. 48 Tahun 1996
22 Lingkungan tentang kebisingan 22.1
Kebisingan

Pengendalian Kep. MenLH No.49 Tahun 1996


23 Lingkungan tentang getaran 23.1
Getaran

Per Men LH No 13 Tahun 2010


Tentang Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup Dan Upaya
Pemantauan
24 Lingkungan UPL UKL Lingkungan Hidup Dan Surat 24.1
Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan DanPemantauan
Lingkungan Hidup

###

SE Men LH No. 1234 Tahun 1999


25 Lingkungan UPL UKL tentang Kegiatan Wajib UKL Dan 25.1
UPL

Page 16 of 67
26.1

Peraturan Menteri Perindustrian


Republik Indonesia Nomor 33 26.2
tahun 2007 Tentang Larangan
Perlindungan Memperoduksi Bahan Perusak
26 Lingkungan Lapisan Ozon Serta
lapisan ozon
Memproduksi Barang yang
Menggunakan Bahan Perusak
Lapisan Ozon

26.3

Kep Men Perindag No


410/MPP/Kep/9/1998 tentang
Perubahan Keputusan Menteri
Perindustrian
Dan Perdagangan
No.110/MPP/Kep/1/1998
Tentang Larangan Memproduksi
Perlindungan Dan Memperdagangkan Bahan
27 Lingkungan 27.1
lapisan ozon Perusak Lapisan Ozon Serta
Memproduksi Dan
Memperdagangkan Barang Baru
Yang Menggunakan Bahan
Perusak Lapisan Ozon (Ozone
Depleting
Substances)

Page 17 of 67
28.1

28.2

28.3

Kep Menaker RI No.Kep-


186/Men/1999 tentang
28 Keselamatan Tanggap darurat penanggulanagan kebakaran 28.4
ditempat kerja

28.5

28.6

Page 18 of 67
28.7

29.1

29.2

29.3

Per Menaker RI No.02 tahun


29 Keselamatan Tanggap darurat 1983 Tentang Instalasi Alarm 29.4
Kebakaran Automatik

29.5

Page 19 of 67
29.6

29.7

30.1

30.2

30.3

30.4

Page 20 of 67
30.5

30.6

30.7

30.8

30.9

30.10

Page 21 of 67
30.11

Per Menaker RI No.04 tahun


1980 Tentang Syarat-Syarat
30 Keselamatan Tanggap darurat Pemasangan dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan
30.12

30.13

30.14

30.15

30.16

Page 22 of 67
30.17

30.18

30.19

30.20

30.21

30.22

Page 23 of 67
30.23

In Menaker RI
No.Ins.11/M/BW/1997
tentang pengawasan
31 Keselamatan Tanggap darurat 31.1
khusus K3
penanggulangan
kebakaran

Permen RI No 12 Tahun 2012


32 Lingkungan Ijin Lingkungan tentang Izin lingkungan 32.1

33.1

Page 24 of 67
Peraturan Pemerintah RI No.
Peraturan Pemerintah RI No.
81Tahun 2012 tentang
33 Lingkungan Umum Pengelolaan Sampah rumah 33.2
Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga

33.3

34.1

PP RI No. 81 Tahun 1999


34 Kesehatan Penyakit Tentang Pengamanan
Rokok Bagi Kesehatan

34.2

Page 25 of 67
Rata-r

Page 26 of 67
SISTEM MANAJEMEN K3L

RESUME PEMENUHAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN PERSYARATAN LINGKU

o. Revisi : 0 PROSES/DEPARTEME

alaman 1/1 HRGA

INTISARI PERATURAN PERUNDANGAN DAN AKTIVITAS, PRODUK DAN JASA YANG EVIDENCE/
PERSYARATAN Lingkungan BERKAITAN DI PERUSAHAAN DOKUMEN TERKAIT

pasal 34:
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk Dokumen UKL/UPL
SG berada di kawasan Surya Cipta
dalam kriteria wajib amdal sebagaimana dimaksud dalam Perusahaan
Pasal 23 ayat (1) wajib memiliki UKL UPL.

Page 27 of 67
Pasal 36 :
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal
Dokumen UKL/UPL
atau UKL- UPL wajib memiliki izin lingkungan. Izin lingkungan SG berada di kawasan Surya Cipta
Perusahaan
diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.

Pasal 49 :
SG melakukan audit lingkungan Jadwal internal audit
(2) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
berdasarkan standard ISO 14001:2004 lingkungan
melaksanakan audit lingkungan hidup.

Pasl 59 :
(1) Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib
melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya. SG menyerahkan kepada pemanfaat
Ijin pemanfaat limbah B3
(3) Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri limbah B3
pengelolaan limbah B3, pengelolaannya diserahkan kepada
pihak lain.

Pasal 68 :
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
berkewajiban:
a. memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, Dokumen UKL/UPL
SG berada di kawasan Surya Cipta
terbuka, dan tepat waktu; Perusahaan
b. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan
c. menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup
dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

Page 28 of 67
Pasal 69 :
(1) Setiap orang dilarang :
a. melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup;
b. memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan
perundang-undangan ke dalam wilayah Negara Kesatuan
SG tidak memasukkan B3 yang dilarang
Republik Indonesia;
dan limbah B3 ke dalam wilayah RI, IK Pengendalian Limbah
c. memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara
tidak membuang limbah, B3 dan limbah B3
Kesatuan Republik Indonesia ke media lingkungan hidup
B3 ke media lingkungan hidup
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
d. memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
e. membuang limbah ke media lingkungan hidup;
f. membuang B3 dan limbah B3 ke media lingkungan hidup;

Pasal 29
(1) Setiap orang dilarang:
a. memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
b. mengimpor sampah; SG telah memisahkan sampah dengan
c. mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan limbah berbahaya dan beracun dan
beracun; melakukan penanganan sampah dengan
d. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran pembuangan terbuka di tempat -
dan/atau perusakan lingkungan; pemrosesan akhir dan tidak membakar
e. membuang sampah tidak pada tempat yang telah sampah yang tidak sesuai dengan
ditentukan dan disediakan; persyaratan tekhnis pengelolaan sampah
f. melakukan penanganan sampah dengan pembuangan
terbuka di tempat pemrosesan akhir; dan/atau
g. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan
teknis pengelolaan sampah.

Page 29 of 67
Pasal 9: Setiap pemegang hak atas tanah dan hak pengusahaan di perairan SG telah menjaga kelangsungan fungsi
dalam wilayah sistem penyangga kehidupan wajib menjaga kelangsungan perlindungan Sumber daya alam hayati dan Kebijakan Perusahaan
fungsi perlindungan wilayah tersebut. ekosistemnya

Pasal 29( 2): Konsumen wajib:


a. melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungik timbul akibat
pemanfaatan tenaga listrik;
SG telah melaksanakan kewajiban sebagai Bukti tagihan Rekening
b. menjaga keamanan instalasi tenaga listrik milik konsumen;
konsumen Listrik PT. SANKO
c. memanfaatkan tenaga listrik sesuai dengan peruntukannya;
d. membayar tagihan pemakaian tenaga listrik; dan e. menaati
persyaratan teknis di bidang ketenagalistrikan;

Page 30 of 67
Pasal 7 (1); Pengusaha sebagaimana dimaksud di pasal 2 bertanggung
SG belum melakukan konservasi energi dan
jawab:a.) melaksanakan konservasi energi dalam setiaptahap pelaksanaan
menggunakan teknologi yang efisien dan
usaha, b.)menggunakan teknologi yang efisien energi dan/atau
menghasilkan produk yang hemat energi
c.)menghasilkan produk dan/atau jasa yang hemat energi

Bab III Pasal 10 Ayat 2. Bila limbah B3 yang dihasilkan kurang


dari 50 (lima puluh) kilogram per hari, penghasil limbah B3
dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya lebih dari SG menghasilkan Limbah kurang dari 50
sembilan puluh hari sebelum diserahkan kepada pemanfaat kg / hari
atau pengolah atau penimbun limbah B3, dengan persetujuan
instansi yang bertanggung jawab.

Pasal 6. Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumber dan Tidak diperlukan uji karakteristik dan uji
atau uji karakteristik dan atau uji toksikologi toksikologi

Pasal 4. Setiap kemasan atau tempat/wadah untuk


penyimpanan, pengolahan, pengumpulan, pemanfaatan Belum melakukan Pengelolaan limbah
limbah B3 wajib diberi simbol dan label yang menunjukkan dan menyediakan TPS
karakteristik dan jenis limbah B3

Page 31 of 67
Pasal 1: Dokumen limbah B3 adalah surat yang diberikan pada waktu
penyeerahan limbah B3 untuk diangkut dari lokasi kegiatan penghasil ke
SG belum memiliki dokumen limbah B3 dari
tempat penyimpanan diluar lokasi kegiatan dan atau pengumpulan dan
pihak ke tiga pengolah limbah
atau pengangkutan dan atau pengolahan limbah B3 dan atau pemanfaatan
limbah b3 serta penimbunan hasil pengolahan

SG belum melakukan tata cara penyimpanan dan


\
pengumpulan B3 sesuai dengan peraturan

Pasal 4: Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan SG memantau dan melakukan upaya standar sistem tanggap
B3 wajib mencegah terjadinya pencemaran dan atau pencegahan terjadinya pencemaran darurat pencemaran
kerusakan lingkungan hidup terhadap penggunaan B3. lingkungan

Setiap penyimpanan dan pengangkutan


Pasal 12 : setiap penanggung jawab pengangkutan, B3 belum disertai MSDS
penyimpanan dan pengedaran B3 wajib menyertakan lembar
data keselamatan bahan (Material safety data sheet)

Pasal 14 : setiap B3 wajib yang dihasilkan, diangkut, Pengangkutan dan penyimpanan B3 telah Standar penyimpanan
diedarkan, disimpan wajib dikemas sesuai dengan dikemas sesuai klasifikasinya dan dalam bahan kimia
klasifikasinya keadaan tertutup

Pasal 15 (1) : setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan Standar penyimpanan
SG telah mengemas B3 sesuai dengan bahan kimia
label serta dilengkapi dengan lembar data keselamatan
klasifikasinya
bahan (material safety data sheet)
Pasal 17: Dalam hal simbol & label mengalami kerusakan Jika terjadi kerusakan simbol & label B3 Standar penyimpanan
wajib diberikan simbol dan label baru maka akan diganti dengan yang baru bahan kimia
(dikontrol dengan patrol lingkungan)

Tempat Penyimpanan Limbah B3 telah


Pasal 18 (2) : tempat penyimpanan B3 wajib memenuhi
memenuhi persyaratan lokasi dan
persyaratan untuk : a. lokasi; b. kontruksi bangunan
konstruksi bangunan

Page 32 of 67
Pasal 2: Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai
B3 telah diberi simbol dan label sesuai
dengan klasifikasinya dan label sesuai dengan jenis dan Simbol dan label B3
dengan jenis dan klasifikasinya
klasifikasinya

Pasal 3:Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat


Tempat penyimpanan telah diberi label Simbol dan label B3
pengangkutan B3 wajib diberi simbol B3

Pasal 5 (1):Bahan kimia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 dan


SG telah melakukan pemberian label pada B3
ayat 2 wjib diberi label

Pasal 2
Sumber daya air dikelola secara menyeluruh, terpadu, dan
Sumber Air dari kawasan Industri Surya
berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan untuk
Cipta
mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang
berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Pasal 66 Setiap pengguna air tanah wajib memperbaiki


kondisi dan lingkungan air tanah yang rusak akibat
penggunaan air tanah yang dilakukannya dengan tindakan SG berada dalam kawasan Industri
penanggulangan intrusi air asin dan pemulihan akibat intrusi
air asin

Pasal 8: Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan


permukiman (real estate), rumah makan (restauran),
perkantoran, perniagaan dan apartemen wajib :

Page 33 of 67
a. melakukan pengolahan air limbah domestik sehingga mutu
air limbah domestik yang dibuang ke lingkungan tidak
SG berada dalam kawasan Industri -
melampaui baku mutu air limbah domestik yang telah
ditetapkan;

b. membuat saluran pembuangan air limbah domestik tertutup


dan kedap air sehingga tidak terjadi perembesan air limbah SG berada dalam kawasan Industri -
ke lingkungan.

c. membuat sarana pengambilan sample pada outlet unit


SG berada dalam kawasan Industri
pengolahan air limbah.

Lampiran c: baku mutu limbah cair bagi industri SG tidak menghasilkan limbah cair industri

Pasal 9: Pemantauan kualitas air pada sumber air dilakukan sekurang- SG telah melakukan pemantauan air setiap 6 bulan
Hasil pengukuran air kawasan
kurangnya 6 bulan sekali sekali

Page 34 of 67
Pasal 21 : Setiap orang atau badan wajib :
a. Malestarikan kualitas air pada sumber air sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan
Daerah ini.
b. Mengendalikan pencemaran air pada sumber air sebagaimana dimaksud SG telah melestarikan kualitas air pada sumber
dalam Peraturan Daerah ini. air dan mengendalikan pencemaran air dengan Hasil pemantauan air
c. Setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan berkewajiban adanya WWTP Kawasan
memberikan
infomasi yang benar dan akurat mengenai pelaksanaan kewaiiban
pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air
Bab III Pasal 36. Setiap kendaraan bermotor lama wajib
menjalani uji emisi berkala sesuai peraturan perundang- Kendaraan Operasional
undangan yang berlaku.

Bab III Pasal 43 Ayat 1. Setiap kendaraan bermotor lama


wajib menjalani uji kebisingan berkala sesuai dengan Kendaraan Operasional
peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 4 (1) Setiap kendaraan bermotor lama wajib memenuhi


ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama Hanya untuk kendaraan operasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

Pasal 4 (2) Setiap kendaraan bermotor lama wajib melakukan


Hanya utnuk kendaraan operasional
uji emisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 5
Pengujian emisi kendaraan bermotor lama dilakukan di
tempat pengujian milik pemerintah atau swasta yang telah Hanya utnuk kendaraan operasional
mendapat sertifikasi berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

Lampiran standar udara ambient SG belum melakukan Pengukuran Udara ambient

Page 35 of 67
Kebisingan di area perusahaan belum dilakukan
pengukuran
Pasal 5 (1) : setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib : a.
menaati baku tingkat kebisingan yang dipersyaratkan; b. mengendalikan
sumber penyebab bising yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan; c. menyampaikan laporan hasil pemantauan
tingkat kebisingan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali kepada gubernur,
menteri, instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian
lingkungan dan instansi teknisyang membidangi kegiatan yang
bersangkutan serta instansi lain yang dianggap perlu

Getaran di area perusahaan terkendali

Pasal 6 (1) : setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib : a.


menaati baku tingkat getaran yang dipersyaratkan; b. memasang alat
pencegah terjadinya getaran; c. menyampaikan laporan hasil pemantauan
tingkat getaran sekurang-kurangnya 3 bulan sekali kepada gubernur,
menteri, instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian
lingkungan dan instansi teknisyang membidangi kegiatan yang
bersangkutan serta instansi lain yang dianggap perlu

Pasal 2
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk SG belum memiliki UKL UPL
dalam kriteria wajib amdal wajib memiliki UKL-UPL.

pemrakarsa yang sudah memiliki dokumen AMDAL


diwajibkan juga untuk membuat dokumen Upaya Pengelolaan
SG belum memiliki UKL UPL
Lingkungan (UKL) dan dokumen Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) bagi kegiatan penunjangnya.

Page 36 of 67
Pasal 2
SG tidak memproduksi bahan perusak
BPO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka 1 dilarang
lapisan ozon
untuk diproduksi

Pasal 3
BPO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka 1 dilarang
digunakan pada produksi mesin pengatur suhu udara (Air SG mengurangi penggunaan bahan
Conditioning) yang digunakan dalam ruangan dan kendaraan bahan perusak lapisan ozon
bermotor; lemari es tipe rumah tangga; dan alat pemadam
api.

Pasal 7
(1) Barang yang tidak menggunakan bahan CFC diwajibkan
menggunakan logo sebagaimana tercantum dalam Lampiran
II Peraturan Menteri ini.
SG menggunakan APAR Non CFC
(2) Barang yang tidak menggunakan bahan Halon dan CFC
untuk alat pemadam api diwajibkan menggunakan logo
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan
Menteri ini.

Pasal 4A
1. Khusus Metil Bromida No. HS. 2903.30.000 diperkenankan
untuk diperdagangkan, sepanjang penggunaannya sebagai
fumigan untuk karantina, di gudang dan pra pengapalan.
2. Metil Bromida yang diperdagangkan sebagaimana SG tidak memproduksi dan
dimaksud ayat (1) wajib mencantumkan label dengan tulisan: memperdagangkan bahan atau barang
DIGUNAKAN HANYA UNTUK KARANTINA, DI GUDANG perusak lapisan ozon khusus Metil
DAN PRAPENGAPALAN sebagaimana tercantum pada Bromida
Lampiran
Keputusan ini.
3. Ketentuan lain tentang label sesuai dengan ketentuan
pendaftaran pestisida yang diatur oleh Menteri Pertanian.

Page 37 of 67
Pasal 2 ayat(1) Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, SG melakukan usaha latihan
mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan penanggulangan kebakaran di tempat
penganggulangan kebakaran di tempat kerja. kerja

Pasal 2 ayat(2) Kewajiban mencegah, mengurangi dan


memadamkan kebakaran di tempat kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:

Pengendalian setiap bentuk energi; SG memiliki tim tanggap darurat

Penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran SG menyediakan sarana APAR dan
dan sarana evakuasi; sarana evakuasi

Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat


SG memiliki tim tanggap darurat
kerja

SG menyelenggarakan latihan
Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan
penganggulangan kebakaran satu tahun
kebakaran secara berkala;
sekali

Page 38 of 67
Memilki buku rencana penanggulangan keadaan darurat
kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari SG memiliki Prosedur penanggulangan
50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat yang keadaan darurat kebakaran
berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.

Pasal 3
(1) Detektor harus dipasang pada bagian bangunan kecuali
apabila bagian bangunan tersebut telah dilindungi dengan
sistem pemadam kebakaran automatik.

Pasal 3l
(1) Setiap sistem alarm kebakaran harus mempunyai gambar
Lay out APAR
instalasi secara lengkap yang mencantumkan letak detektor
dan kelompok alarm.

Pasal 32
Penggunaan simbol dalam sistem alarm kebakaran harus Lay out APAR
sesuai dengan lampiran Per aturan Menteri ini.

Pasal 33
(1) Setiap instalasi alarm kebakaran harus mempunyai buku Pengelolaan Kebakaran
akte pengesahan yang dikeluarkan oleh Direktur.

Pasal 44
(1) Sistem alarm kebakaran harus dilengkapi sekurang-
kurangnya sebuah lonceng.

Page 39 of 67
(3) Sirene, pengaum atau sejenisnya dapat dipakai sebagai
pengganti lonceng atas persetujuan Direktur atau pejabat
yang ditunjuk.

Pasal 57
(1) Terhadap instalasi alarm kebakaran automatik harus
dilakukan pemeliharaan dan pengujian berkala secara
mingguan, bulanan dan tahunan.

Pasal 3
Tabung alat pemadam api ringan harus diisi sesuai dengan Tabung APAR diisi sesuai jenisnya
jenis dan konstruksinya.

Pasal 4
(1) Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus
Posisi APAR mudah dilihat dan mudah
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas,
diambil
mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan
pemberian tanda pemasangan.

(3) Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1)


adalah 125 cm dari dasar lantai tepat diatas satu atau
kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.

(4) Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan


harus sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran
seperti tersebut dalam lampiran 2.

Page 40 of 67
(5) Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api
yang satu dengan lainnya atau kelompok satu dengan lainnya
tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh
pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.

Pasal 5
Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api
ringan yang didapati sudah berlubang-lubang atau cacat
karena karat.

Pasal 6
(1) Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang
(ditempatkan) menggantung pada dinding dengan penguatan
sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau
ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.

Pasal 8
Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian
rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya) berada pada
ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan
tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah
dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan
tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.

Pasal 9
Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam
ruangan atau tempat dimana suhu melebihi 49°C atau turun
sampai minus 44°C kecuali apabila alat pemadam api ringan
tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut
diatas.

Pasal 10
Tidak ada APAR yang ditempatkan di
Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terkuka
tempat terbuka
harus dilindungi dengan tutup pengaman.

Page 41 of 67
Pasal 11
(1) Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua)
kali dalam setahun, yaitu:
a. pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan;
b. pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan;

(2) Cacat pada alat perlengkapan pemadam api ringan yang


ditemui waktu pemeriksaan, harus segera diperbaiki atau alat
tersebut segera diganti dengan yang tidak cacat.

Pasal 12
(1) Pemeriksaan jangka 6 (enam) bulan seperti tersebut pasal
11 ayat (1) meliputi halhal sebagai berikut:

a. Berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya


tekanan dalam tabung, rusak atau tidaknya segi pengaman
cartridge atau tabung bertekanan dan mekanik penembus
segel;

b. Bagian-bagian luar dari tabung tidak boleh cacat termasuk


handel dan label harus selalu dalam keadaan baik

c. Mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang


terpasang tidak boleh retak atau menunjukan tanda-tanda
rusak.

Page 42 of 67
e. Untuk alat pemadam api ringan jenis busa diperiksa
dengan cara mencampur sedikit larutan sodium bicarbonat
dan aluminium sulfat diluar tabung, apabila cukup kuat, maka
alat pemadam api ringan tersebut dapat dipasang kembali

f. Untuk alat pemadam api ringan hydrocarbon berhalogen


kecuali jenis tetrachlorida diperiksa dengan cara menimbang,
jika beratnya sesuai denganaslinya dapat dipasang kembali;

h. Untuk alat pemadam api jenis carbon dioxida (CO2) harus


diperiksa dengan cara menimbang serta mencocokkan
beratnya dengan berat yang tertera pada alat pemadam api
tersebut, apabila terdapat kekurangan berat sebesar 10%
tabung pemadam api itu harus diisi kembali sesuai dengan
berat yang ditentukan.

Pasal 14
Petunjuk cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan
harus dapat dibaca dengan jelas.

Pasal 15
(1) Untuk setiap alat pemadam api ringan dilakukan
percobaan secara berkala dengan jangka waktu tidak
melebihi 5 (lima) tahun sekali dan harus kuat menahan
tekanan coba menurut ketentuan ayat (2),(3), dan ayat (4),
pasal ini selama 30 (tiga puluh) detik.
Pasal 17
Setelah dilakukan percobaan tekan terhadap setiap alat
pemadam api ringan, tanggal percobaan tekan tersebut
dicatat dengan cap diselembar pelat logam pada badan
tabung.

Page 43 of 67
Pasal 18
(1) Setiap tabung alat pemadam api ringan harus diisi kembali
dengan cara:
a. untuk asam soda, busa, bahan kimia, harus diisi setahun
sekali;
b. untuk jenis cairan busa yang dicampur lebih dahulu harus
diisi 2 (dua) tahun sekali;
c. untuk jenis tabung gas hydrocarbon berhalogen, tabung
harus diisi 3 (tiga tahun sekali, sedangkan jenis Iainnya diisi
selambat-lambatnya 5 (lima) tahun
Menginstruksikan :
Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait
dalam rangka upaya upaya peningkatan penerapan norma
norma keselamatan kerja di bidang penanggulangan
SG secara rutin setahun sekali
kebakaran antara lain : -
mengadakan pelatihan penanggulangan
Penerapan syarat syarat K3 dalam mekanisme perizinan IMB,
kebakaran dan tanggap darurat
IPB, HO dan lain lain
- Pembinaan /penyuluhan/ pelatihan
penanggulangan bahaya kebakaran -
Pemeriksaan/ investigsi/ analisa kasus kebakaran

Pasal 2:
(1) Setiap usaha dan/kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL PT.STI belum memiliki Izin Lingkungan
wajib memiliki Izin lingkungan

Pasal 10:
PT.STI sudah melakukan pengurangan sampah IK Pengendalian Limbah
(2) Setiap orang wajib melakukan pengurangan sampah dan penanganan
dan penanganan sampah Padat
sampah

Page 44 of 67
Pasal 13:
PT. STI telah melakukan daur ulang sampah
Produsen wajib melakukan pendaur ulangan sampah

Pasal 14: Produsen wajib melakukan pemanfaatan kembali sampah PT. STI telah melakukan pemanfaatan sampah

Pasal 24 Pimpinan atau penangung jawab tempat umum dan


SG belum menyediakan tempat
tempet kerja harus mengupayakan terbentuknya kawasan
tersendiri untuk merokok
tanpa rokok.

Pasal 25 Pimpinan atau penangung jawab tempat umum atau


tempat kerja yang harus menyediakan alat penghisap udara SG belum menyediakan tempat
sehingga tidak mengganggu kesehatan bagi yang tidak tersendiri untuk merokok
merokok.

Page 45 of 67
Rata-rata

Page 46 of 67
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh

N LINGKUNGAN

ES/DEPARTEMEN

HRGA HRGA HR/GA Mgr. MR

PENGENDALIAN KAJIAN TERAKHIR REVIEW AND


STATUS KEPATUHAN
OPERASIONAL KEPATUHAN RECOMMENDATION

On progress
Record Laporan
Belum patuh 0% pembuatan dokumen
UKL/UPL SG
UKL/UPL

Page 47 of 67
On progress
Record Ijin Lingkungan
Belum patuh 0% pembuatan dokumen
SG
UKL/UPL

Jadwal internal audit


Patuh 100%
lingkungan

On progress
penyeleksian pihak ke
Belum patuh 0%
3 pemanfaat limbah
yang berijin

On progress
Belum patuh 0% pembuatan dokumen
UKL/UPL

Page 48 of 67
Patuh - 100%

Patuh 100%

Page 49 of 67
Patuh - 100%

Patuh 100%

Page 50 of 67
Patuh 100%

Monitoring jumlah limbah


Patuh 100%
B3

Patuh - 100%

Patuh 100%

Page 51 of 67
On progres
menyeleksi pihak ke 3
Belum patuh 0% pengelola limbah B3
dan mematikan
manifest limbah

On progress
Belum patuh 0% pembuatan ware
house B3

Patuh Penyediaan spill kit 100%

Patuh 100%

Record Standar
Patuh Penyimpanan bahan 100%
kimia
Record Standar
Patuh Penyimpanan bahan 100%
kimia

Record Standar
Patuh Penyimpanan bahan 100%
kimia

Patuh 100%

Page 52 of 67
Patuh 100%

Patuh 100%

Belum patuh 100%

Patuh 100%

Patuh 100%

Page 53 of 67
Patuh - 100%

Patuh - 100%

Patuh 100%

Patuh 100%

Record Hasil pengukuran


Patuh 100%
air

Page 54 of 67
Record hasil
Patuh 100%
pemantauan air

Belum patuh Perawatan rutin 0%

Belum patuh Perawatan rutin 0%

Belum Patuh Perawatan rutin 0% Melakukan Uji Emisi


untuk kendaraan
operasional

Belum Patuh Perawatan rutin 0%

Belum Patuh Perawatan rutin 0%

Lakukan pengukuran
Belum patuh 0%
Udara Ambient

Page 55 of 67
Lakukan pengukuran
Belum patuh 0%
kebisingan

Patuh 100%

On progress
Belum patuh 0% pembuatan dokumen
UKL/UPL

On progress
Belum patuh 0% pembuatan dokumen
UKL/UPL

Page 56 of 67
Patuh 100%

Patuh 100%

Patuh 100%

Patuh 100%

Page 57 of 67
program pelatihan
Patuh 100%
pemadam kebakaran

Prosedur tanggap
Patuh 100%
darurat

Prosedur tanggap
Patuh 100%
darurat

Prosedur tanggap
Patuh 100%
darurat

program pelatihan
Patuh 100%
pemadam kebakaran

Page 58 of 67
SG memiliki tim tanggap
Patuh 100%
darurat

Sistem Tanggap Darurat


Patuh 100%
Perusahaan

Sistem Tanggap Darurat


Patuh 100%
Perusahaan

Sistem Tanggap Darurat


Patuh 100%
Perusahaan

Sistem Tanggap Darurat


Patuh 100%
Perusahaan

Sistem Tanggap Darurat


Patuh 100%
Perusahaan

Page 59 of 67
Sistem Tanggap Darurat
Patuh 100%
Perusahaan

Patuh Check Sheet 100%

Patuh Sta 100%

Standar penempatan
Patuh 100%
APAR

Standar penempatan
Patuh 100%
APAR

Standar penempatan
Patuh 100%
APAR

Page 60 of 67
Standar penempatan
Patuh 100%
APAR

Standar penempatan
Patuh 100%
APAR

Standar penempatan
Patuh 100%
APAR

Standar penempatan
Patuh 100%
APAR

Standar penempatan
Patuh 100%
APAR

Standar penempatan
Patuh 100%
APAR

Page 61 of 67
Patuh Check Sheet 100%

Patuh Check Sheet 100%

Patuh Check Sheet 100%

Patuh Check Sheet 100%

Patuh Check Sheet 100%

Page 62 of 67
Patuh Check Sheet 100%

Patuh Check Sheet 100%

Patuh Check Sheet 100%

Patuh Check Sheet 100%

Patuh Check Sheet 100%

Patuh Check Sheet 100%

Page 63 of 67
Patuh Check Sheet 100%

Patuh Schedule pelatihan 100%

On progres
permohonan dan
Belum Patuh 0%
penerbitn Izin
Lingkungan

Patuh 100%

Page 64 of 67
Patuh 100%

Patuh 100%

Simbol tanda larangan


Belum Patuh 0%
merokok
Menyediakan Area
Khusus Merokok
yang memenuhi
syarat
Simbol tanda larangan
Belum Patuh 0%
merokok

Page 65 of 67
81.3186813187

Page 66 of 67
Page 67 of 67

Anda mungkin juga menyukai