Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan
nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan,
terjatuh, dll di setiap 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini tidak hanya mampu
menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan
peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS,
2015).
sedikit empat pemeriksaan selama kehamilan, yaitu minimal satu kali pemeriksaan
dalam trimester pertama, satu kali pemeriksaan dalam trimester kedua dan dua kali
pemeriksan dalam trimester ketiga (Depkes RI, 2010). Capaian pelayanan kesehatan
ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan
K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal care pertama
kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah
1
2
kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal care sesuai dengan standar paling sedikit
4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu
wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses
pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2015 telah memenuhi
demikian, terdapat lima provinsi yang belum mencapai target tersebut yaitu Papua,
ceper klaten tahun 2015 menunjukkan bahwa ada hubungan promosi kesehatan
terhadap pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah pemberian promosi kesehatan.
promosi kesehatan 56%, dan sesudah diberi promosi kesehatan 90% dengan tingkat
pengetahuan tinggi. Bahan peragaan dalam promosi kesehatan dapat berupa poster
tunggal, poster seri, pricat, tranparan, slide, film, brosur, lembar balik, stiker dan
seterusnya. Selain dukungan alat peraga di atas dapat juga dilakukan bentuk
pada kelompok besar seperti metode ceramah, seminar, belajar kelompok. Sementara
untuk kelompok kecil dapat dilakukan metode diskusi kelompok, curah pendapat,
Penelitian Rembang (2015) yang dilakukan pada ibu hamil dipuskesmas pinto
tentang antenatal care sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan terhadap
peningkatan pengetahuan ibu hamil. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa nilai
merupakan hal yang penting agar dapat mengetahui dan lebih memperhatikan
kesehatan dan kenyamanan diri. Pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah
ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan.
pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi
dini terhadap faktor resiko kehamilan yang penting untuk segera ditangani (Depkes
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, perawatan diri selama kehamilan
4
serta tanda bahaya yang perlu diwaspadai, dengan pengetahuan tersebut diharapkan
ibu akan termotivasi kuat untuk menjaga dirinya dan kehamilannya dengan mentaati
nasehat yang diberikan oleh pelaksana pemeriksa kehamilan, sehingga ibu dapat
melewati masa kehamilannya dengan baik dan menghasilkan bayi yang sehat
mungkin dialami oleh mereka. Hal ini bisa disebabkan karena rendahnya tingkat
sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal maupun informal. Penyuluhan atau
penginderaan respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi keteraturan ANC. Jadi perilaku ibu hamil dalam merawat
2013). Dengan manfaat yang besar seharusnya ibu hamil melakukan ANC yang
teratur guna kesehatan ibu dan bayi. Namun kenyataannya tidak demikian, 6
(Dewi, 2012).
angka kematian ibu (AKI) sebesar 328/100.000 KH, angka ini masih cukup tinggi
kematian ibu dan kematian bayi tahun 2012, menunjukkan bahwa angka kematian ibu
5
sebanyak 4 orang dari 4.444 ibu bersalin, jumlah kematian bayi sebanyak 30 dari
4.444 kelahiran, jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak
3.326 dari 4.444 ibu bersalin. Pada tahun 2013, menunjukkan bahwa angka kematian
ibu sebanyak 3 orang dari 4.486 ibu bersalin, jumlah kematian bayi sebanyak 18 bayi
dari 4.486 kelahiran, komplikasi kebidanan 342 orang, jumlah persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 3,629 dari 4.486 ibu bersalin (Dinas
Data laporan Dinas Kesehatan Kota Padang Sidimpuan pada tahun 2016
73% dan cakupan ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 95%. Sedangkan
cakupan K4 sebesar 64% belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 90%
kepatuhan ibu hamil tentang antenatal care masih rendah, 7 orang ibu hamil
dan pelayanan antenatal care. Sedangkan 3 orang ibu hamil patuh melakukan
pemeriksaan karena sudah mengetahui manfaat antenatal care. Selama ini penyuluhan
secara bersama-sama dengan program yang lain, namun tingkat perilaku ibu hamil
masih rendah.
6
pendidikan kesehatan terhadap perilaku ibu hamil tentang antenatal care di wilayah
masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal maupun informal.
antenatal care.
Dengan manfaat yang besar seharusnya ibu hamil melakukan antenatal care
yang teratur guna kesehatan ibu dan bayi. Namun kenyataannya tidak demikian ibu-
antenatal care.
4. Menganalisis sikap ibu hamil sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang
antenatal care.
5. Menganalisis tindakan ibu hamil sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang
antenatal care.
6. Menganalisis tindakan ibu hamil sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang
antenatal care.
3. Bagi Masyarakat
8
Hasil Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan masyarakat khususnya ibu
4. Bagi Penelitian
Hasil Penelitian dapat sebagai data pendukung pada Penelitian berikutnya tentang
5. Bagi Institusi
Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek baik
mereka sendiri. Pendidikan kesehatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
9
Individual dan kelompok. Pendidikan kesehatan dalam skala besar dapat dilakukan
dengan metode ceramah. Metode ini cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal – hal yang merugikan
kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan
care menghasilkan perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan
teknik praktik belajar atau instruksi secara individu untuk meningkatkan kesadaran
akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi
perilaku sehat.
membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif
perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan konsep
hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan
dan kematian. Ketiga, menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk
mengubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Ika,
2015).
masyarakat, balai kesehatan, rumah sakit umum maupun khusus dengan sasaran
karyawan.
dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel
pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penyakit yang terjadi
dimasyarakat.
d. Pembatasan cacat (disability limitation)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena masyarakat sering
didapat tidak mau melanjutkan pengobatannya sampai tuntas atau tidak mau
melakukan pemeriksaan dan pengobatan penyakitnya secara tuntas. Pada tingkat ini
12
lebih lanjut, serta fasilitas untuk mengatasi cacat dan mencegah kematian.
e. Rehabilitasi (rehabilitation)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena setelah sembuh dari
kecacatannya itu diperlukan latihan – latihan. Untuk melakukan suatu latihan yang
baik dan benar sesuai program yang ditentukan, diperlukan adanya pengertian dan
digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik
individual ini disebabkan karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang
berbeda – beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk
dari pendekatan ini antara lain 1) bimbingan dan penyuluhan (guidance and
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok
13
yang besar metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode
a. Kelompok besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu
lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain ceramah
dan seminar.
b. Kelompok kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang disebut kelompok kecil.
Metode – metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain diskusi kelompok,
curah pendapat (brain storming), bola salju (snow bolling), kelompok kecil – kecil
(bruzz group), memainkan peran (role play), permainan simulasi (simulation game).
pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public,
maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Pada umumnya bentuk
pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui
media massa. Contoh metode ini antara lain: ceramah umum (public speaking).
2.2 Perilaku
seseorang sebagian terletak di dalam diri individu sendiri yang disebut juga faktor
8
14
internal sebagian lagi terletak di luar dirinya atau disebut dengan faktor eksternal
dahulu. Perilaku adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan
lingkungannya dengan kata lain. Perilaku yang baru terjadi apabila ada sesuatu
dua, yaitu :
Yaitu faktor – faktor yang ada di dalam diri individu itu sendiri, misalnya :
yang dimiliki seseorang. Selain itu juga dapat berupa pengalaman akan keberhasilan
merasa tidak puas dengan hasil dari pekerjaan yang telah dilakukannya, dapat
dikaitkan dengan faktor – faktor yang sifatnya dari luar diri individu.
Yaitu faktor – faktor yang ada di luar individu yang bersangkutan. Faktor ini
totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama antara
berbagai faktor, baik faktor internal dan eksternal. Perilaku dipandang dari segi
biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. Oleh sebab itu dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup
dengan perilaku manusia itu sendiri mempunyai bentangan yang sangat luas antara
lain ; berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, dan sebagainya. Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak
respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespons, maka teori ini disebut teori ”S-O-R” atau Stimulus
Organisme Respons.
2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan
respons.
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
(covert). Respons atau reaksi terhadap stimulis ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau
tangsanagn dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat
tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons tiap-
1. Determinan atau faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang
sebagainya.
17
2. Determinan atau faktor eksternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,
yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah merupakan hasil pengetahuan dan ini terjadi setelah orang
Menurut Taufik (2007), pengetahuan merupakan pengamatan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap penderita melalui Indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,
dan sebagainya).
adalah benda atau hal yang diselidiki oleh pengetahuan itu (Ashari, 2010)
(fakta) dengan melihat, mendengar sendiri melaui alat-alat komunikasi seperti surat
kabar, televise, radio, film, dan lain-lain. Hal demikian diterima panca indera dan
hasil dari proses pendidikan yang didapat oleh seseorang melalui penggunaan panca
melaui penyuluhan.
tingkatan, yaitu :
a. Tahu (Know)
(recall) sesuatu yang specipik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu itu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
c. Aplikasi (application)
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
19
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
e. Sintesis (synthesis)
Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
f. Evaluasi (evaluation)
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada
suatu criteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan criteria-kriteria yang tela
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
yang masih tertutup dari orang lain terhadap stimulasi atau objek. Sikap secara nyata
pertahanan diri; penerima objek, ilmu serta memberi arti nilai ekspresif; social
kehidupan.
Sikap merupakan factor yang ada dalam diri manusia yang dapat mendorong
atau menimbulkan perilaku yang tertentu. Walaupun demikian sikap mempunyai segi-
segi perbedaan dengan pendorong-pendorong lain yang ada dalam diri manusia itu.
Menurut Gerungan (2008), ciri-ciri sikap adalah :
a. Menerima (receiving)
b. Merespon (Responding)
c. Menghargai (valuing)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan denga objek sikap yang
dihadapinya.
yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbale balik yang turut mempengaruhi
interaksi social ini meliputi hubungan antara individu dengan lingkungan fisik
adalah :
a. Faktor internal
yang dating dari luar dirinya itu. Dan faktor-faktor internal itu turut ditentukan pula
oleh motif-motif dan sikap lainnya yang sudah terdapat dalam pribadi orang itu.
b. Faktor eksternal
Antara lain, sifat, isi pandangan baru yang ingin diberikan itu siapa yang
mengemukakannya dan siapa yang menyokong pandangan baru tersebut, dengan cara
bagaimana pandangan itu diterangkan, dan dalam situasi bagaimana sikap baru.
kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap
belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
3. Tindakan
belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk mewujudkan sikap menjadi
suatu perbuatan nyata di perlukan factor pendukung atau suatu kondisi yang
sesuai urutan yang benar dan sesuai sengan contoh adalah merupakan indicator
sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan
kebiasaan.
4. Adaptasi (adaptation) adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah
2.3 Kehamilan
waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis
untuk wanita hamil ialah gravid. Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
disebut primigravida (gravida 1) kali dan pada wanita yang belum pernah hamil
Kategori ibu hamil Menurut Janiwarty dan Pieter (2013), kategori ibu hamil
1. Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Para
adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (Viable).
2. Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang viable
3. Multigravida atau pleuripara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi
4. Grande multigravida adalah wanita yang telah hamil lebih dari 5 kali.
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk
memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan
kembang bayi.
bayi.
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi agar dapat
2013).
gambaran dasar mengenai perubahan fisiologik yang terjadi selama kehamilan dan
(Manuaba, 2009). Pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat bagi ibu dan
1. Bagi Ibu
26
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam
menghadapi persalinan.
ASI.
2. Bagi Janin
persalinan prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal
minggu.
kehamilan.
Menurut Depkes RI (2014) setiap ibu hamil paling sedikit mendapatkan empat
minggu).
2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu).
3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (usia kehamilan antara 28-36 minggu
berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan program lain
Tujuan ANC terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang
a. Inspeksi
linea alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae
b. Palpasi
1. Leopold I
bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Gambar 1. Leopold 1
* Teknik pemeriksaan
30
untuk meraba fundus. Mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri
Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras, bundar
Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak,
kurang bundar, dan kurang melenting. Fundus kosong apabila posisi janin melintang
pada rahim.
1. Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis.
2. Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis dan pusat.
3. Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat.
5. Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat.
7. Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah prosesus
xipoideus
2. Leopold II
31
Bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada
Gambar 2. Leopold II
*Teknik pemeriksaan
Menghadap ke kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi perut ibu.
Menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi perut
ibu bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan.
Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan
menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
3. Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang
terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah
*Teknik pemeriksaan
Pemeriksa hanya menggunakan satu tangan. Bagian yang teraba, bisa kepala,
bisa juga bokong (Lihat Leopold I). Cobalah apakah bagian yang teraba itu masih
dapat digerakkan atau tidak. Apabila tidak dapat digoyangkan, maka janin sudah
4. Leopold IV
bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin
Gambar 4. Leopold IV
33
*Teknik pemeriksaan
janin apa (bokongkah atau kepalakah?) yang terletak di bagian bawah perut ibu.
Mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul
Apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berarti baru sedikit janin
memasuki pintu atas panggul. Apabila divergen (jarak antara kedua jari pemeriksa
jauh), janin (kepala janin) telah banyak memasuki pintu atas panggul).
c. Auskultasi
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung dari
TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap
minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Berat
badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu
sebelum hamil. Indeks massa tubuh (IMT) adalah hubungan antara tinggi badan dan
berat badan. Ada rumus tersendiri untuk menghitung IMT anda yakni :
34
Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik perlahan dan bertahap,
bukan mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambha berat badan 0,4 kg. Perempuan dengan gizi kurang 0,5 kg gizi
baik 0,3 kg. Indeks masa tubuh adalah suatu metode untuk mengetahui penambahan
optimal, yaitu :
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung. Pemeriksaan tekanan
darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau rendah. Tekanan
umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil
anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai
dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang
Tablet ini mengandung 200mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang diikat
pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan kebutuhannya meningkat
seiring pertumbuhan janin. Zat besi ini penting untuk mengkompensasi penigkatan
volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan
perkembangan janin.
upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin kuman tetanus
toxoid (TT) artinya pemberian kekebalan terhadap penyakit tetanus kepada ibu hamil
2. TT1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada
Jadwal Imunisasi TT :
Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan imunisasi
tetanus maka ia harus mendapatkan paling sedikitnya dua kali (suntikan) selama
kehamilan (pertama pada saat kunjungan antenatal dan kedua pada empat minggu
(Anggrita S, 2015).
Lama %
Antigen Interval
perlindungan Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT 3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT 5 1 taun setelah TT4 25 tahun/seumur 99
hidup
6. Pemeriksaan Hb (T6)
Pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan dengan cara
Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama kali, lalu periksa
lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu hamil.
Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan pada ibu hamil dengan
37
riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan protein urin ini untuk
lain syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil
spesimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan postif, ibu hamil dilakukan
pengobatan/rujukan. Akibat fatal yang terjadi adalah kematian janin pada kehamilan
< 16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan premature, cacat bawaan.
Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
Diabetes Melitus Gestasioal pada ibu dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa
Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2 kali
Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu hamil
dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah
yang positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan
stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui
R” (stimulus-organisme-respons).
TEORI S-O-R
Respons Tertutup
Stimulus Organisme Pengetehuan,
Sikap
Respons Terbuka
Praktik
Tindakan
39
2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan
berkembang dan kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain.
Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena
yang relevan dengan tujuan penelitian, pengetahuan, sikap, tindakan ibu hamil
adalah perilaku ibu hamil yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan. Untuk
dilakukan pre-test dan untuk melihat sejauh mana perubahan setelah diberikan
test.
Intervensi
Pendidikan Kesehatan
Pre-test Post-test
Perilaku Ibu Hamil Perilaku Ibu Hamil
Tentang Antenatal Care Tentang Antenatal
Care
40
tentang antenatal care akan mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam upaya
2.6 Hipotesis
2. Tidak ada pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil
3. Ada pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap sikap ibu hamil tentang
4. Tidak ada pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap sikap ibu hamil tentang
5. Ada pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap tindakan ibu hamil tentang
6. Tidak ada pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap tindakan ibu hamil
BAB III
METODE PENELITIAN
pendidikan terhadap perilaku ibu hamil tentang antenatal care. Rancangan penelian
O1 X O2
Keterangan :
Padangsidimpuan.
Penelitian ini dimulai bulan Januari 2018 sampai Juni 2018. Tahapan yang
3.3.1 Populasi
dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Aziz, 2007). Populasi
dalam penelitian ini, seluruh ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Batunadua
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih mengikuti prosedur tertentu
digunakan adalah ibu hamil yang ada di wilayah kerja puskesmas Batunadua
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu
teknik pengambilan sampel secara keseluruhan dari seluruh populasi yang ada
(Arikunto, 2010). Sampel sebanyak 36 orang ibu hamil. Kriteria inklusi dari sampel
Data primer dalam penelitian ini adalah diperoleh melalui daftar pertanyaan di
diberikan kepada responden yaitu ibu hamil yang tinggal di kecamatan Batunadua
Data sekunder diperoleh dari pencatatan dan dokumen yang ada pada wilayah
Padangsidempuan.
1. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam
mengukur data (Hastono, 2007). Uji ini bertujuan untuk menguji pada tiap item atau
butir pernyataan yang benar-benar mampu mengungkapkan faktor yang akan diukur
atau konsistensi internal tiap item alat ukur dalam mengungkapkan faktor yang akan
diukur. Validitas masing-masing butir pernyataan dapat dilihat pada nilai corrected
item total correlation masing-masing butir pernyataan dengan ketentuan jika nilai r
hitung > r tabel maka dinyatakan valid atau sebaliknya dalam penelitian ini untuk
45
sampel pengujian 30 orang adalah 0,361 pada df = 28 dan α = 5%. Nilai r dapat
2. Uji Reliabilitas
dipercaya, untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan
data yang dapat dipercayai juga. Apabila datanya memang benar dan sesuai dengan
kenyataan, maka berapa kali diambil tetap akan sama (Riwidikdo, 2009). Untuk
menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Jika nilai Cronbach’s
Alpha menunjukkan lebih besar dari 0,60 maka dapat dikatakan bahwa alat ukur
dalam hal ini kuesioner dinyatakan reliabel, dan jika nilai uji Cronbach Alpha yang
diperoleh < r tabel (0,60) maka dinyatakan tidak reliabel (Hastono, 2007). Nilai r
Dimana : r =
r = Nilai reliabilitas
Si = Varians total
K = Jumlah item
tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini adalah untuk mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan
mendukung penelitian seperti izin penelitian, koordinasi dengan kepala Desa dan
dengan prosedur :
b. Memberi penjelasan kepada calon responden tentang tujuan, proses dan harapan
dari penelitian ini serta memberi kesempatan bertanya bila ada yang kurang jelas.
Apabila calon responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini maka calon
Apabila tidak bersedia, maka keputusan responden tetap dihargai dan responden
c. Setelah ibu mendapat penjelasan dan setuju menjadi responden, maka ibu yang
d. Agar data yang diberikan oleh responden dapat jujur, maka petugas menjelaskan
dan memberi penekanan agar pengisian kuesioner sesuai dengan apa yang dialami
2. Tahap Pelaksanaan
diberikan promosi kesehatan tentang antenatal care, pelaksanaan pre test dan post
dengan leaflet sesuai dengan materi dan dibantu dengan power point.
5. Memberikan pelaksanaan post test untuk melihat pengetahuan, sikap, tindakan ibu
adalah:
Ibu Hamil
48
Pretest
Perilaku ibu hamil
(pengetahuan, sikap, tindakan)
Pendidikan Kesehatan
Postest
Perilaku ibu hamil
(pengetahuan, sikap, tindakan)
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan dependen.
cara menentukan variabel dan mengukur suatu variabel (Setiadi, 2007). Defenisi
operasional ini dibuat untuk memberikan pemahaman yang sama tentang pengertian
variabel yang diukur dan untuk menentukan metodologi yang digunakan dalam
menganalisa data.
Operasional Ukur
a. Pengetahuan
Variabel pengetahuan responden diukur dengan metode pemberian nilai
berganda (a, b, c) yang berjumlah 1-10, jika responden menjawab benar diberi nilai 1,
jika responden menjawab salah diberi nilai 0. Nilai tertinggi dari 10 pertanyaan
tersebut adalah 10. Tingkat pengetahuan ibu tentang antenatal care dikategorikan
sebagai berikut:
b. Sikap
Variabel sikap diukur berdasarkan skala ordinal dari 10 pernyataan, yang
terdiri dari pernyataan negatif dan pernyataan positif, jika responden menjawab
pernyataan positif maka masing-masing menjawab alternatif jawaban setuju (1), tidak
setuju (0),
1. Baik, jika nilai ≥ 7 (≥70%)
2. Tidak Baik, jika nilai < 7 (<70%)
c. Tindakan
Variabel tindakan diukur berdasarkan skala ordinal dari 10 pernyataan, yang
terdiri dari pernyataan negatif dan pernyataan positif, jika responden menjawab
2. Coding, pemberian kode dan skorsing pada tiap jawaban untuk memudahkan
penelitian dengan tujuan untuk mengetahui distribusi pada setiap variabel penelitian.
Selanjutnya frekuensi tiap kelas diubah dalam bentuk persentase (%). Hal ini
dilakukan apabila kita ingin mengetahui presentase masing- masing kelas. Analisis ini
bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan uji wilcoxon. Uji Wilcoxon
signed Rank test yaitu uji yang digunakan untuk mengukur 2 sampel bebas apabila
skala data ordinal, interval atau rasio tetapi tidak berdistribusi normal.
Uji Wilcoxon signed Rank test dengan nilai alpha 0,05. Jika (p <0,05) maka
ibu hamil tentang antenatal care). Sebaliknya jika (p>0,05) maka H0 diterima dan Ha
52
ditolak (tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku ibu hamil tentang
antenatal care).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Puskesmas Batunadua merupakan satu dari lima belas Puskesmas yang ada di
dengan jumlah laki-laki 11.369 jiwa dan jumlah perempuan 11.235 jiwa. Mayoritas
beragama Islam dan sebagian lagi beragama Kristen, Katolik dan Budha.
terhadap perilaku ibu hamil tentang antenatal care di wilayah kerja Puskesmas
terakhir, pekerjaan, jumlah anak ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Batunadua
Umur n %
<20 tahun 8 22,2
20-35 tahun 21 58,4
>35 tahun 7 19,4
Total 36 100
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dari 36 responden, dapat diketahui umur <20
tahun sebanyak 8 orang (22,2%), umur 20-35 tahun sebanyak 21 orang (58,4%) dan
terakhir sebagai SD sebanyak 3 orang (8,3%), SMP sebanyak 10 orang (27,8%), SMA
sebagai IRT sebanyak 11 orang (30,6%), PNS sebanyak 3 orang (8,3%), Petani
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dari 36 responden dapat diketahui jumlah anak
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum
Diberikan Pendidikan Kesehatan Dan Sesudah Diberikan Pedidikan
Kesehatan Tentang Antenatal Care di Puskesmas Batunadua
Padangsidimpuan Tahun 2018
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil
baik sebanyak 8 orang (22,2%). Kategori pengetahuan ibu hamil sesudah diberikan
(19,4%).
4.3.2 Sikap Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan
Tentang Antenatal Care
56
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Sikap Ibu Hamil Sebelum
Diberikan Pendidikan Kesehatan Dan Sesudah Diberikan Pedidikan
Kesehatan Tentang Antenatal Care di Puskesmas Batunadua
Padangsidimpuan Tahun 2018
diberikan pendidikan kesehatan tentang antenatal care mayoritas bersikap tidak baik
sebanyak 23 orang (63,9%) dan minoritas bersikap baik sebanyak 13 orang (36,1%).
Kategori sikap ibu hamil sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang antenatal
care mayoritas bersikap baik sebanyak 30 orang (83,3%) dan minoritas bersikap tidak
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tindakan Ibu Hamil Sebelum
Diberikan Pendidikan Kesehatan Dan Sesudah Diberikan Pedidikan
Kesehatan Tentang Antenatal Care di Puskesmas Batunadua
Padangsidimpuan Tahun 2018
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa tindakan ibu hamil
tidak baik sebanyak 26 orang (72,2%) dan minoritas bertindak baik sebanyak 10
57
orang (27,8%). Kategori tindakan ibu hamil sesudah diberikan pendidikan kesehatan
tentang antenatal care mayoritas bertindak baik sebanyak 28 orang (77,8%) dan
Pendidikan Kesehatan
Variabel Mean Std. Deviasi p*
Sebelum 1.78 0.422
Pengetahuan 0.000
Sesudah 1.19 0.401
Sebelum 1.64 0.487
Sikap 0.000
Sesudah 1.17 0.378
Sebelum 1.72 0.454
Tindakan 0.001
Sesudah 1.22 0.422
*Uji Wilcoxon
diberikan perlakuan rata-rata 1.78 dan sesudah diberikan perlakuan 1.19, dengan
nilai probabilitas (p) 0,000 < 0.05, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan responden pada
Selanjutnya hasil sikap ibu hamil sebelum diperoleh rata-rata 1.64 dan
sesudah perlakuan 1.17, dengan nilai probabilitas (p) 0,000 < 0.05, sehingga H0
ditolak dan Ha diterima yang berarti dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan
antara sikap responden pada waktu sebelum menerima pendidikan kesehatan dengan
Selanjutnya hasil tindakan ibu hamil sebelum diperoleh rata-rata 1.72 dan
sesudah perlakuan 1.22, dengan nilai probabilitas (p) 0,001 < 0.05, sehingga H0
ditolak dan Ha diterima yang berarti dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan
BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil yang diperoleh bahwa responden mayoritas umur 20-35 tahun
sebanyak 21 orang (58,4%) dan minoritas umur >35 tahun sebanyak 7 orang (19,4%).
(individu) mencakup usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, suku
mudah didefinisikan dan tersedia, data yang dapat diperoleh sebagian besar dari
Penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Anastasia (2014),
hubungan karakteristik ibu hamil dengan perilaku kunjunjungan anc (antenatal care).
dari hasil penelitian yang dilakukan di UPTD Puskesmas Gajahan Surakarta terhadap
Terakhir
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
setinggi-tingginya.
Penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Prima (2014),
atau diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing
dan suatu cara seseorang yang tujuannya untuk mencari uang terutama dalam
tani, swasta, dan PNS) dan tidak bekerja (ibu rumah tangga dan pengangguran)
(Notoatmodjo, 2010). Pekerjaan ibu yang dimaksudkan adalah apabila ibu beraktifitas
ke luar rumah maupun di dalam rumah kecuali pekerjaan rutin rumah tangga. Ibu
yang bekerja akan memiliki sedikit waktu untuk memeriksakan kehamilannya dan
lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja. Sedangkan ibu yang tidak bekerja,
Penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Widya (2013),
Sikap) Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Dengan Kunjungan Ke-4 (K4)
Penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Prima (2014),
Kabupaten Langkat Tahun 2014. Dari 46 responden didapatkan hasil yang Jumlah
tentang antenatal care mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 29 orang (80,6%) dan
sebelum diberikan perlakuan rata-rata 1.78 dan sesudah diberikan perlakuan 1.19.
p=0.000 (p < 0,05) artinya bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
ibu hamil dalam penelitian yang dilakukan menghasilkan perbedaan yang signifikan
atau instruksi secara individu untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan
antenatal care terhadap pengetahuan ibu hamil. Pengetahuan ini meliputi pengetahuan
seseorang bersikap lebih hati-hati dalam mensikapi kesehatan serta akan berusaha
telah mengikuti penyuluhan kesehatan akan lebih baik pengetahuannya dari pada
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Yuliana (2015)
dan pedoman dalam perawatan diri selama kehamilan akan meningkatkan pola
hidupnya sekaligus mengingatkan bahwa pendidikan kesehatan akan lebih efektif bila
responden tersebut.
skala besar dapat dilakukan dengan metode ceramah (menggunakan leaflet). Metode
ini cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Dalam penelitian
ini metode yang digunakan metode ceramah dan leaflet karena peneliti menilai bahwa
bersikap tidak baik sebanyak 23 orang (63,9%) dan minoritas bersikap baik sebanyak
13 orang (36,1%). Kategori sikap ibu hamil sesudah diberikan pendidikan kesehatan
tentang antenatal care mayoritas bersikap baik sebanyak 30 orang (83,3%) dan
minoritas bersikap tidak baik sebanyak 6 orang (16,7%). Sikap sebelum diberikan
p=0.000 (p < 0,05) artinya bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap
2018.
antara sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. Sikap responden setelah
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan
Notoatmodjo (2008) yang menyatakan bahwa dalam penentuan sikap yang utuh,
65
permanen karena sulit diubah. Komponen yang dimaksud adalah pengetahuan yang
selama ini diperoleh semasa hidup, dimana sangat mempengaruhi perilaku saat
evaluatif seseorang terhadap suatu subjek maupun objek. Sikap yang dimiliki setiap
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Yuliana (2015)
Menurut Ajzen (1988) yang dikutip dari Azwar (2005), sikap terbentuk dari
adanya informasi secara formal maupun informal yang diperoleh setiap individu.
Berarti sikap sejalan dengan pengetahuan, yaitu jika seseorang berpengetahuan baik
terhadap responden adalah karena adanya keyakinan ibu hamil tentang antenatal atau
antenatal care dapat menjadi faktor yang menyebabkan ibu hamil melakukan
66
pemeriksaan kehamilannya dan dapat berbentuk dari adanya keyakinan ibu hamil
tentang pentingnya antenatal careatau pemeriksaan kehamilan bagi ibu dan bayinya
dan salah satunya adalah adanya dukungan keluarga khususnya suami atau anggota
keluarga lainnya dimana dengan adanya dukungan keluarga maka akan mendorong
kemauan dan kemampuan yang ditujukan terutama para ibu agar membawa dirinya
bertindak tidak baik sebanyak 26 orang (72,2%) dan minoritas bertindak baik
orang (77,8%) dan minoritas bertindak tidak baik sebanyak 8 orang (22,2%).
Tindakan sebelum diberikan perlakuan rata-rata 1.72 dan sesudah perlakuan 1.22.
p=0.001 (p < 0,05) artinya bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
Tahun 2018.
(2003), tindakan adalah suatu sikap yang belum tentu terwujud dalam suatu tindakan
67
(overt behavior). Tindakan itu merupakan suatu aksi atau reaksi dari individu
terhadap rangsangan dalam bentuk nyata. Biasanya tindakan ini akan bertahan lama
apabila didasari oleh pengetahuan dan sikap yang baik dari responden.
bentuk tindakan namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan mempunyai
hubungan yang sistematis. Tindakan adalah aturan yang dilakukan, yang melakukan/
tindakan adalah respon nyata seseorang terhadap suatu objek dipengaruhi oleh
persepsi individu. Tindakan ini dibentuk oleh pengalaman interaksi individu dengan
Tindakan merupakan tahap akhir dari perilaku, sehingga tindakan yang baik atau
kurang yang dilakukan oleh responden adalah pengaruh dari tingkat pengetahuan dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Yuliana (2015)
hamil mau melakukan pemeriksaan kehamilan atau kunjungan karena adanya sikap
yang baik atau positif terhadap antenatal care sehingga responden mau membawa
68
mempengharui tindakan ibu adalah pekerjaan ibu dimana ibu yang tidak memiliki
pekerjan tetap menunjukkan kondisi yang positif dimana sebagian besar ibu
suatu sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi
yang memungkinkan. Secara logis tindakan akan mencerminkan dalam bentuk sikap,
namun tidak dapat dikatakan bahwa tindakan dan sikap memiliki hubungan yang
sistematis.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
69
sebagai berikut :
2. Pengaruh pendidikan terhadap sikap ibu hamil tentang antenatal care di Wilayah
signifikan.
signifikan.
6.2 Saran
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan lebih memperhatikan ibu-ibu hamil terutama di daerah terpencil
sehingga satu Puskesmas tidak hanya satu orang saja yang mewakili untuk
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2008. “Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan” ed, 2, Jakarta :
Salemba Medika.
Amiruddin. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care. Medan :
Jurnal Antenatal Care : 2005
Anastasia, 2014, Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Perilaku Kunjungan
ANC (Antenatal Care). Jurnal Kebidanan.
Astuti, Puji Hutari. 2012. “ Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan)”.
Yogyakarta : Rohima Press.
Anggrita S, dkk, 2015, Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan, In Media : Bogor
71
Mitra, 2011, Analisa Pengaruh Media Video dengan Metode Ceramah pada ibu
hamil trimester I terhadap pemeriksaan ibu hamil. Skripsi.
Mubarok, 2007. Prihatin Tingginya Angka Kematian Ibu Hamil, Pemkot Kediri
Gelas Senam Ham II Massal Libatkan 1.128 Ibu Hamil.
http:/www.kotakediri.co.id. Diakses tanggal 27 April 2008.
Notoadmodjo, 2007. Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni. Rineka Cipta : Jakarta.
Notoadmodjo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta.
Notoadmodjo S, 2010. Promosi Kesehatan Ilmu dan seni, Rineka Cipta : Jakarta.
Nursalam, 2003. Konsep dan Harapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Ridwan, A. 2007. Studi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal terhadap Kelainan
Kesehatan pada Ibu Hamil. http:/ridwanamiruddin.wordpress.com/2007.
Diakses tanggal 8 April 2008.
Rembang, 2015. Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Antenatal Care Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil di Puskesmas Fiatu Kota Kecamatan
Lembah Utara Kota Bitung Tahun 2015, Skripsi, Poltekes Kemenkes Manado.
Rukiah. 2013, Asuhan Kebidanan Kehamilan, CU. Tunas Info Media : Jakarta.
Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri. Ed 3. Buku Kedokteran. EGC : Jakarta.
Saifuddin, Abdul. B. 2009 “ Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal” Ed. 1, Cet. 5. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiriharjo.
Sarwono, Y. E, 2011, Analisis Permintaan Masyarakat Akan Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) di Kota Semarang, Skripsi, Universita Diponegoro
Semarang.
Soekidjo, N. 2002. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Suhasimi, A. 2002. Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sumardono, 2011. Promosi Kesehatan Dengan Buku KIA Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Ibu Hamil dan Antenatal Care Di Puskesmas Ceper Klaten
Tahun 2011. Skripsi, Poltekes Surakarta.
Sumiati. 2013. Metode Pemelajaran. Bumi Rancakek Kencana : Bandung.
Trianto, 2011. Mendesain Model Pembeljaran Inovatif- Progesif. Kencana : Jakarta.
73
Lampiran 1
Nim : 16.15.070
74
Dalam kesempatan ini, saya memohon kepada ibu untuk menjadi responden
mengenai “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Ibu hamil
Tentang Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Batunadua
Padangsidimpuan Tahun 2018”.
Penelitian ini ditujukan untuk tesis program studi magister ilmu kesehatan
masyarakat dan juga untuk memberikan masukan bagi seluruh masyarakat dalam
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Ibu hamil Tentang Antenatal Care
di Wilayah Kerja Puskesmas Batunadua Padangsidimpuan Tahun 2018.
Responden Peneliti
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
A. IDENTITAS RESPONDEN
75
Nama : …………………….
Umur : …………………….
Pendidikan terakhir : …………………….
Pekerjaan : …………………….
Jumlah anak : …………………….
DAFTAR KUESIONER
1. Pengetahuan
Berilah tanda silang pada jawaban yang ibu anggap paling benar:
10. Mengapa mengukur tekanan darah harus dilakukan dalam standar 14 T pada
pelayanan antenatal care ?
a. Mendeteksi kelainan jantung pada bayi
b. Melindungi janin dari tetatus neonaturum
c. Tekanan tinggi pada kehamilan merupakan resiko pada ibu hamil
77
2. Sikap
Berilah tanda ( ) pada jawaban yang paling tepat
3. Tindakan
78
No PERNYATAAN Ya Tidak
1 Apakah ibu hamil sudah melakukan kunjungan antenatal
ke petugas kesehatan ?
2 Apakah ibu tetap melakukan kunjungan kehamilan
meskipun sibuk ?
3 Apakah ibu rutin memeriksakan kehamilan?