Anda di halaman 1dari 4

1.

Pemboran Pilot Hole

Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter
lubang kecil sampai kedalaman yang dikehendaki. Diameter pilot hole biasanya
antara 4 sampai dengan 8 inchi. Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan atau
spesifikasi mesin bor yang digunakan.

Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :

 Kekentalan (viskositas) Lumpur bor


 Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap meternya
(penetrasi waktu per meter)
 Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya.
Conto (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan dalam
plastik kecil atau kotak sampel dan masing-masing diberi nomor sesuai dengan
kedalamanya. Adapun maksud pengambilan sample cutting adalah sebagai data
pendukung hasil electrical logging untuk menentukan posisi kedalaman sumber
air (akuifer).

2. Logging

Logging adalah metode atau teknik untuk mengkarakterisasi formasi di bawah


permukaan dengan pengukuran parameter – parameter fisis batuan dalam lubang bor,
sedangkan log adalah hasil rekaman dalam fungsi kedalaman terhadap proses logging
(Serra, 1984).

Tujuan dilakukannya logging adalah untuk mengetahui karakter fisik batuan di


dalam lubang sumur secara in-situ sehingga dapat mengetahui kondisi bawah
permukaan seperti litologi, porositas, saturasi air, permeabilitas, dan kandungan serpih
yang ada dalam formasi.

Umumnya well logging menggunakan pengukuran yang memanfaatkan prinsip –


prinsip fisika, seperti resistivitas, radioaktif, gelombang akustik, konduktifitas dll. Dengan
bantuan peralatan tersebutlah kegiatan eksplorasi geosaintis dapat lebih optimal. Pada
kegiatan well logging secara konvensional, maka peralatan logging akan mengukur
secepatnya setelah peralatan pengeboran tidak lagi berada didalam lubang bor.
Pengukuran tersebut biasanya dilakukan dengan sampling rate sebesar setengah feet
atau 6 inchi, walaupun untuk kasus tertentu, sampling rate tersebut bisa didetilkan lagi
hingga 2.5 mm.

3. Konstruksi Sumur

Konstruksi sumur adalah instalasi sumur yang terpasang setelah proses


pengeboran atau penggalian serta penyelesaian sumur selesai, yang terdiri atas
pipa jambang, saringan, pipa naik, pipa pisometer, kerikil pembalut, lempung
penyekat dan semen penyekat.

1. Pipa jambang adalah susunan pipa dengan diameter tertentu pada


bangunan konstruksi sumur mulai dari permukaan tanah sampai kedalaman
tertentu yang berfungsi untuk menampung air bawah tanah dan
penempatan pompa.
2. Pipa naik adalah susunan pipa dengan diameter tertentu pada bangunan
konstruksi sumur yang terletak di bawah pipa jambang, berfungsi sebagai
sarana air bawah tanah naik sampai ke pipa jambang.
3. Pipa saringan adalah pipa yang berlubanglubang atau bercelah-celah dengan
ukuran tertentu di bagian dindingnya untuk memungkinkan masuknya air
bawah tanah ke dalam sumur.
4. Pipa pisometer adalah pipa dengan lubanglubang pada dindingnya yang
dipasang di luar pipa jambang dan pipa naik serta pipa saringan di dalam
lubang bor untuk pemantauan muka air bawah tanah.
5. Kerikil pembalut adalah pembalut yang terbentuk dari kerikil yang diisikan ke
dalam ruang antara dinding lubang bor dan saringan, yang berfungsi untuk
menjaga kemampuan saringan dalam meluluskan air dan menahan butir-
butir batuan lepas yang akan masuk ke dalam sumur.
6. Lempung penyekat adalah penyekat yang terbentuk dari lempung yang
dimasukan ke dalam ruang antara dinding lubang bor dan pipa naik.
7. Semen penyekat adalah penyekat yang terbentuk dari bubur semen yang
diinjeksikan ke dalam ruang antara dinding lubang bor dan pipa jambang
atau pipanaik. Penyekat semen berguna untuk mencegah tercemarnya air
bawah tanah, serta untuk menahan agar dinding lubang bor tidak runtuh.
4. PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT)

Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan dengan


maksud untuk dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer erta kerikil pembalut
dari partikel hlus, agar seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat terbuka penuh
sehinga ar tanah dapat mengalir kedalam lubang saringan (screen) dengan
sempurna.

Manfaat dari tahap Well Development ini adalah :

 Menghilangkan atau mengurangi penyumbatan (clogging) akuifer pada


dinding lobang bor.
 Meningkatkan porositas dan permeabilitas akuifer disekeliling sumur dalam.
 Menstabilakan formasi lapisan pasir disekeliling saringan, sehingga
pemompaan bebas dari kandungan pasir.

Pelaksanaan tahap Well Development dilakukan dengan cara :

1. Water Jetting

Peralatan yang digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu alat dari pipa yang
mempunyai 4 lobang (dozzle). Alat ini dimasukkan kedalam sumur dalam pada tiap-
tiap interval saringan secara berurutan dari bawah keatas dengan penghantar pipa
bor yang dihubungkan dengan pompa yang dihubungkan dengan pompa tekan
yang memompakan air bersih kedalam sumur dalam. Pada pengoperasiannya, alat
ini digerakkan berputar-putar atau dengan memutar-mutar pipa penghantarnya dan
naik turun sepanjang saringan (screen).

2. Air Lift

Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur
dalam dari tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift ini
dilakukan mulai dari interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan hingga
ke dasar sumur dalam.
tugas 9

HIDROGEOLOGI
Definisi Tahapan dalam Eksplorasi Air Tanah

Oleh:

Fauzi Syaiful Adam


(D621 13 320)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2015

Anda mungkin juga menyukai