Anda di halaman 1dari 10

BAB III

KOMPONEN PASIF

3.1. Resistor/Hambatan

3.1.1. Pengertian

Resistor/Hambatan/Tahanan adalah komponen elektronik dua kutub yang


didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara
kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang
mengalir.

3.1.2 Fungsi

Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus


yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik
dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor secara lengkap adalah
sebagai berikut :

1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan
suatu rangkaian elektronika.

2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh


rangkaian elektronika.

3. Berfungsi untuk membagi tegangan.

4. Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan


bantuan transistor daan kondensator (kapasitor).

3.1.3. Jenis-Jenis resistor

3.1.3.1. Resistor Tetap

Resistor tetap/fixed/biasa adalah resistor yang nilai


hambatanya/resistansinya tidak dapat diubah-ubah dan besarnya sudah ditentukan
oleh pabrik yang membuatnya. Resistor ini sering digunakan sebagai penghambat
arus listrik secara permanen dalam rangkaian elektronika.
3.1.3.1.1. Menentukan Nilai Resistansi Tetap

Nilai resistansi resitor jenis fixed tertulis pada badan resistor bisa
dengan angka (gambar 3.3) atau gelang-gelang (cincin) berwarna atau
biasa disebut kode warna ( gambar 3.2).
Gambar 3.3 Nilai dengan angka

3.1.3.2. Varibel Resistor

Varibel Resistor/Resistor tidak tetap adalah resistor yang memiliki nilai


hambatan yang dapat berubah-ubah. Contoh dari resistor jenis ini adalah
potensiometer dan trimpot.

3.2. Kapasitor

3.2.1. Pengertian

Kapasitor atau kondensator adalah alat (komponen) yang dapat menyimpan


muatan listrik yang besar untuk sementara waktu. Sebuah kapasitor terdiri atas keping-
keping logam yang disekat satu sama lain dengan isolator. Isolator penyekat disebut zat
dielektrik.
3.2.2. Fungsi

Fungsi penggunaan kapasitor dalam suatu rangkaian : menyimpan muatan


listrik, memilih gelombang radio (tuning), perata arus pada rectifier, sebagai filter dalam
catu daya (power supply), dan lain-lain.

3.2.3. Jenis-Jenis Kapasitor

3.2.3.1. Jenis Kapasitor berdasarkan Polaritas

Ada dua cara pemasangan kapasitor, yaitu tanpa memerhatikan kutub-


kutubnya (untuk kapasitor nonpolar) dan dengan memperhatikan kutub-kutubnya
(untuk kapasitor polar).
3.2.3.2. Jenis Kapasitor Berdasarkan Kegunaannya

Berdasarkan Kegunaannya kapasitor ada dua jenis, yaitu: kapasitor tetap


dan kapasitor tidak tetap. Kapasitor tetap adalah kapasitor yang nilai
kapasitansinya tetap, tidak dapat di rubah. Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor
yang nilai kapasitansinya dapat dirubah.

Kapasitor tidak tetap terdapat dua jenis, yaitu: Kapasitor Trimer dan
Kapasitor Variabel (Varco). Kapasitor trimer adalah kapasitor yang nilai
kapasitansinya dapat dirubah dengan cara memutar porosnya dengan obeng. Varco
adalah kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat di ubah dengan memutar poros
yang tersedia menyerupai potensiometer.
3.2.3.3 Jenis Kapasitor Berdasarkan Typenya

Kapasitor terdiri dari beberapa type, tergantung dari bahan dielektrikknya.


Berdasarkan typenya kapasitor dapat dibagi 3 bagian, yaitu : kapasitor
elektrostatik, kapasitor elektrolitik, dan kapasitor elektrochemikal.

Kapasitor elektrostatik adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan


bahan dielektrik dari keramik, film, dan mika. Umumnya kapasitor klompok ini
adalah non-polar.

Kapasitor elektrolitik adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan


bahan dielektriknya dari metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk
klompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan – dibadannya. Mengapa
kapasitor ini dapat memiliki polaritas , adalah karena proses pembuatannya
menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutub positif anoda dan kutub negatif
katoda.

Termasuk kapasitor jenis ini aalah battery dan accu. Pada kenyataannya
battery dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi
yang sangat besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil.

Gambar 3.7 Jenis kapasitor berdasarkan typenya


3.2.4. Menentukan Nilai Capasitor

Kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan


angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Gambar
3.8 memperlihatkan sebuah kapasitor dengan jelas tertulis nilai kapasitansi tegangan
maksimum dan polaritasnya

Gambar 3.8 Kapasitor 100µF 25v

Kapasitor yang ukuran fisiknya kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau
3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pF (pico farads). Gambar
3.9 memperlihatkan kapasitor yang bertuliskan 68 ( dua angka) , maka kapasitansi
kapasitor tersebut adalah 68 pF.

Gambar 3.9 Kapasitor dua angka

Kapasitor dengan 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai


nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan
angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya.
Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 103 (lihat gambar 3.10a), maka kapasitansinya
adalah 10 x 1000 = 10.000pF atau = 10nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya
kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF.
3.3. Induktor

3.1. Pengertian

Induktor/reactor/lilitan/belitan/kumparan adalah sebuah komponen elektronika


pasif yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet
ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry (H). Biasanya sebuah induktor
adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu
membuat medan magnet yang kuat di dalam kumparan.

Gambar 3.11 Induktor


3.2. Fungsi

Induktor berfungsi sebagai : tempat terjadinya gaya magnet, pelipat tegangan,


pembangkit getaran.

3.3. Macam-macam Induktor

Macam-macam induktor menurut bahan pembuat intinya dapat dibagi 4 yaitu :


1. Induktor dengan inti udara ( air core )

2. Induktor dengan inti besi

3. Induktor dengan inti ferit

4. Induktor dengan perubahan inti.

Anda mungkin juga menyukai