Anda di halaman 1dari 80

STRATEGI PEMASARAN MAKANAN DAN MINUMAN DI KAMPUNG

DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Dalam menempuh Studi Pada
Program Diploma III

Oleh :

Daniel Manalu
Nomor Induk : 201117682

JURUSAN HOSPITALITI
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN TATA HIDANG

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG


BANDUNG
2016
BAB I!

PENDAHULUAN!

A. Latar Belakang Masalah!

Indonesia memilki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum

dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sektor pariwisata. Untuk lebih

memantapkan pertumbuhan sektor pariwisata dalam rangka mendukung pencapaian

sasaran pembangunan, sehingga perlu diupayakan pengembangan produk-produk yang

mempunyai keterkaitan dengan sektor pariwisata. Pengembangan kepariwisataan

berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan pengembangan budaya

bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia.

Pemanfaatan disini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih berarti mengelola,

memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut

dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata.!

Seperti halnya di negara Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan jumlah

penduduk sekitar 240 juta jiwa yang mempunyai beragam adat dan istiadat serta

tanahnya yang subur yang terkenal dengan rempah-rempah serta bahan pangannya, hal

ini menyebabkan banyak bermunculan berbagai macam kuliner sesuai dengan daerah

asalnya, contohnya adalah rumah makan tradisional Sunda yang banyak terdapat di

daerah Jawa Barat dan rumah makan Padang yang berada di daerah Sumatra.

Perkembangan industri makanan dan minuman di Indonesia dapat dilihat juga dari

banyaknya jenis restoran yang ada di Indonesia seperti coffee shop, fine dining, cafe dan
lain-lainnya.!

Mengikuti perkembangan terkini di Indonesia ini, sudah banyak sekali restoran

yang dibangun demi tercapainya sebuah tujuan masing-masing. Mereka semua saling

bersaing dengan menghasilkan suatu produk makanan atau minuman yang berbeda

dengan restoran di sekitarnya, dengan memiliki resep tersendiri untuk menarik para

pelanggan. Seiring dengan perkembangan terkini, bukan hanya produk makanan dan

minuman saja yang mereka jual, tetapi sekarang sudah berbeda. Mereka mencari tempat

yang strategis untuk bisa mendapatkan pemandangan yang bagus demi kenyamanan para

tamu. Sekarang restoran yang banyak didatangi oleh para tamu adalah restoran yang bisa

menyediakan makanan dan minuman yang enak dan juga pemandangan di sekitarnya

juga bisa membuat para tamu merasa nyaman. Kebanyakan juga mereka hanya

menyediakan menu yang sedikit tetapi restoran tersebut memiliki suasana tempat yang

bagus, jenis restoran seperti ini yang kebanyakan di datangi oleh para tamu khususnya

para remaja. Dan juga dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung. Sekarang telah

banyak restoran yang sudah menyediakan fasilitas internet untuk para tamu yang

berkunjung. Walaupun restoran itu memiliki produk makanan dan minuman yang enak

tapi tidak memiliki tempat dan fasilitas pendukung untuk para tamu biasanya restoran

tersebut jarang didatangi oleh para tamu. Karena kebanyakan masyarakat yang datang ke

restoran bukan saja untuk sekedar makan atau minum saja tetapi mereka lebih senang

duduk atau menikmati pemandangan dan juga menggunakan fasilitas internet.!

Dapat kita lihat sekarang makanan dan minuman bukanlah hanya sekedar

kebutuhan pokok saja, seperti di kota Bandung perkembangan industri makanan dan

minuman dapat kita lihat dengan macam – macam jenis restoran. Menurut Suarthana
(2006:23): “Restoran adalah tempat usaha yang komersial yang ruang lingkup

kegiatannya menyediakan pelayanan makanan dan minuman untuk umum di tempat

usahanya”.!

Sedangkan menurut Sihite (2000:16): “Suatu tempat dimana seseorang yang

datang menjadi tamu yang akan mendapatkan pelayanan untuk menikmati makanan, baik

pagi, siang, ataupun malam sesuai dengan jam bukanya dan oleh tamu yang menikmati

hidangan itu harus membayar sesuai dengan harga yang ditentukan sesuai daftar yang

disediakan di restoran itu”.!

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa restoran adalah tempat usaha

yang melayani tamu yang datang dengan ruang lingkup kegiatannya yang menyediakan

makanan dan minuman yang bersifat komersial.!

Menurut para ahli dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha

untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka

mencari pemecahan atas masalah penentuan dua, dua penentuan pokok yaitu : pertama,

bisnis apa yang diambil perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis dimasa yang akan

datang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan

sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi,

dan distribusi.!

Menurut Kotler dan Armstrong (2000:67): “Pemasaran adalah seperangkat alat

pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan

respon yang di inginkan sasaran pasar”. Dalam kegiatan pemasaran terdapat istilah

bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dengan 4-P, yaitu Product, Price, Place
dan Promotion. Keempat elemen tersebut diselaraskan dengan kebutuhan dan keinginan

para tamu dalam mencapai kepuasan yang diinginkan oleh para konsumen. Di dalam

pemasaran terdapat istilah bauran pemasaran atau marketing mix yang menurut William

Wells, John Burnett dan Sandra Moriarty dalam buku Advertising Principles and

Practice (2005:87): “Traditionally, the hierarchy of strategies employed by business

starts with the marketing mix, which involves activities such as designing the product,

including its package; pricing of the product, as well as terms of sale; distribution of the

product, including placing it in outlets accessible to customers; and promotion or

communicating about the product”. Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa secara

tradisional hirarki dari strategi yang digunakan dalam usaha diawali dengan bauran

pemasaran yang meliputi kegiatan seperti merencanakan produk berikut pengemasannya,

menetapkan harga penjualan, pendistribusian produk berikut penempatannya di tempat

penjualan yang mudah dijangkau konsumen, lalu mempromosikan atau

mengkomunikasikan produk kepada konsumen.!

Menurut Morissan, M.A. (2010:17) memberikan definisi tentang iklan yaitu

“setiap bentuk komunikasi non personal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau

ide yang dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui” Adapun maksud dibayar pada

definisi tersebut menunjukan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada

umumnya harus di beli. Maksud kata non personal berarti suatu iklan melibatkan media

(TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimnkan pesan kepada sejumlah besar

kelompok individu pada saat bersamaan. Karena itu, sebelum pesan iklan di kirimkan,

pemasang iklan harus betul-betul mempertimbangkan bagaimana audiensis akan

menginterpretasikan dan memberikan respon terhadap pesan iklan di maksud.!


Agar strategi pemasaran dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang

diinginkan maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan strategi

periklanan, menurut Robert D. Reid dan David C. Bojanic dalam buku Hospitality

Marketing Management (2001:263-264) “mengutip pernyataan Kenneth Roman dan Jane

Maas mengenai hal tersebut, yaitu:!

According to advertising experts Kenneth Roman and Jane Maas, strategy

development revolves around five keys points:!

1.Objectives : “What should the advertising do?”!

2.Targeted audience : “Who is the customer or potential customer?”!

3.Key consumer benefit : “Constumers can be skeptical and often need a benefit or a

reason to buy before they are persuaded”.!

4.Support : “To have successful advertising campaign, the key benefit

must be supported in some manner”.!

5.Tone and Manner : “The advertising strategy must have a personality”.!

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pengembangan strategi advertising berkisar

pada lima hal penting, yaitu: tujuan, target pangsa pasar, manfaat yang diterima oleh

konsumen, dukungan, serta sifat dan gaya dari advertising tersebut.!

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang penulis lakukan di Kampung Daun

Culture Gallery & Cafe Bandung, penulis melihat bahwa penjualan belum mencapai

target, yang diduga karena rendahnya tingkat kunjungan tamu, baik untuk tamu yang baru

maupun tamu yang sudah pernah berkunjung. Penulis menduga bahwa hal ini disebabkan
oleh kurang efektifnya strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung. Penulis ingin memusatkan pembahasan atas kondisi yang

terjadi di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung pada tiga hal yang penting

yang pertama mengenai tujuan, target pangsa pasar, dan manfaat yang diterima oleh

konsumen. Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut maka penulis mencoba untuk

menyusun Tugas Akhir ini dengan judul “STRATEGI PEMASARAN MAKANAN

DAN MINUMAN DI KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE

BANDUNG”!
B. Identifikasi Masalah!

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mencoba mengidentifikasi

masalah dalam penerapan standar kegiatan iklan yang ada di Restoran Kampung Daun di

Bandung, yaitu:!

1. Bagaimana penetapan tujuan advertising Kampung Daun Culture Gallery & Cafe

Bandung ?!

2. Siapa pangsa pasar Kampung Daun Culture Gallery & Café Bandung ?!

3. Bagaimana manfaat yang diterima oleh pengunjung dari strategi pemasaran di

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung ?!

C. Maksud Dan Tujuan Penelitian!

1. Tujuan Formal!

Tujuan formal dalam penulisan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu

persyaratan akademik dalam menyelsaikan studi dalam Program Diploma III,

Jurusan Hospitaliti, Program studi Manajemen Tata Hidangan di Sekolah Tinggi

Pariwaisata Bandung.!

!
2. Tujuan Operasional!

a. Untuk menjawab bagaimana penetapan tujuan advertising Kampung Daun !

Culture Gallery & Cafe Bandung.!

b. Untuk menjawab Siapa pangsa pasar Kampung Daun Culture Gallery & Café

Bandung.!

c. Untuk menjawab bagaimana manfaat yang diterima oleh pengunjung dari !

strategi pemasaran di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung.!

.!

D. Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data!

1. Metodologi Penelitian!

Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dalam membuat tugas akhir ini,

adapun metode deskrptif menurut Sugiono (2009:5) adalah: “Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri atau

lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan

variabel lain”. Maka penulis mencoba melakukan penelitiannya dengan

mendeskripsikan atau menguraikan permasalahan yang berkaitan dengan

pertanyaan yang ada


!

2. Teknik Pengumpulan Data!

a. Observasi!

Menurut Heru (2006:22): “Pengamatan atau observasi dalam kontek penelitian

ilmiah adalah studi yang disengaja dan dilakukan secara sistematis, terencana,

terarah pada suatu tujuan dengan mengamati dan mencatat fenomena atau

perilaku satu atau sekelompok orang dalam konteks kehidupan sehari-hari dan

memperhatikan syarat-syarat penelitian ilmiah. Dengan demikian hasil

pengamatan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran nya”. Penulis

mengumpulkan langsung data-data dengan mendiskripsikan aktivitas-aktivitas

yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna

kejadian yang dilihat dan perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang

diamati tersebut.!

a. Wawancara!

Restoran Kampung Daun di Bandung. Menurut Sugiono (2009:72):

“Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikotruksikan makna dalam suatu topik

tertentu”. Penulis mencoba mengumpulkan data dengan cara tanya jawab dengan

pihak manajemen maupun karyawan di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe

Bandung!

c. Kuesioner!

Kuesioner menurut Suharsimi Arikunto (2006:151): “Angket adalah sejumlah


pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam

arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Penulis mencoba

mendapatkan data dengan cara menyebarkan kuesioner atau angket kepada

pihak karyawan dan pihak tamu dari Kampung Daun Culture Gallery & Cafe

Bandung. !

d. Studi Perpustakaan!

Menurut Nazir (2005:93) yaitu: “Studi perpustakaan adalah landasan teoritis dari

permasalahan penelitian sehingga yang dilakukan bukan kegiatan yang bersifat

trial atau error tetapi, menunjukan jalan pemecahan”. Penulis mencoba mencari

teori-teori yang bersangkutan dengan standar strategi pemasaran untuk

dibandingkan dengan kenyataannya di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe

Bandung.!

E. Lokasi dan Waktu Penelitian!

1. Lokasi Penelitian!

Lokasi yang diambil untuk penyusunan tugas akhir ini di Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung, yang beralamat di Jl. Sersan Bajuri KM.4,7 Desa

Lembang, Lembang, Bandung.!

2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan sejak bulan maret hingga batas waktu yang

ditentukan.!
!
!

BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Sejarah Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung berlokasi di sebuah

lembah kecil di belahan kota Bandung tepatnya di wilayah lingkungan perumahan

Villa Triniti, kawasan obyek wisata bunga Cihideung. Lokasinya terletak di Km

4,7 dari mulut jalan Sersan Bajuri, yang berada di dekat pertigaan terminal ledeng

arah jalan menuju lembang.

Awalnya Villa Triniti dibangun di tempat ini pada tahun 1997, yang

kemudian berubah menjadi picnic area dimana orang-orang bebas datang sambil

membawa tikar dan makanan. Tempat yang alami, indah dan jauh dari hiruk pikuk

Kota membuat Ruth Tamzil de Fernandes terinspirasi membuat saung sederhana

untuk tempat makan dan pelepas penat. Ide ini semakin berkembang ketika

Indonesia banyak mengalami kerusuhan, khususnya di kota-kota besar seperti

Jakarta, Bandung dan sekitarnya. Nama Kampung Daun sendiri diambil karena di

tempat ini dahulu dipenuhi daun-daun labu siam, dan daun labu dijadikan sebagai

lambang dari Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung.

Awal mulanya pada tahun 1991, dibangun 4 buah saung dengan surabi dan

jajanan pasar sebagai makanan yang disajikan. Seiring dengan berjalannya waktu,

saung demi saung dibangun, kini Kampung Daun Culture Gallery & Cafe

Bandung memiliki 30 saung kecil, 5 saung besar, dan bale Ageung, berupa

pendopo yang berada paling atas dengan kapasitas 200-300 orang. Joglo Bale

11!
!
12!
!

Ageung ini punya cerita tersendiri yaitu didapat dari Solo, diperkirakan telah

berumur 300 tahun yang ditunjang oleh 4 soko guru atau tiang utama, dan di

setiap tiangnya terdapat koin VOC abad 17. Suasana alam yang asli dengan hijau

daun, cadas gantung atau tebing bebatuan alami, suara gemercik air terjun, suara

hewan-hewan kecil, yang luasnya 1 hektar, ditambah dengan bangunan yang

berupa saung dan rumah-rumah dari bilik bambu, pramusaji yang memakai baju

kebaya, pedagang keliling yang menjual dodol lipet, gulali, dan harum manis yang

duduk berjejer di tepi jalan setapak Kampung Daun Culture Gallery & Cafe

Bandung dan hiburan asli warga setempat berupa pemain harpa dan kecapi dengan

jari-jarinya yang lentur berkeliling dari saung ke saung, memberikan kesan

suasana asli pedesaaan.

Suasana pada malam hari terkesan romantis dengan obor – obor dan

lampion berwarna-warni yang menyala di sepanjang jalan masuk dan saung-saung

tempat makan. Kafe ini buka dari pukul 11:00 WIB – 23.00 WIB, kecuali pada

akhir pekan dan libur nasional buka sampai pukul 24.00 WIB.

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung memiliki komitmen

“Selalu berusaha mensinergikan potensi Seni Budaya Nusantara di padukan

dengan konsep bisnis restoran sehingga dapat memberikan manfaat bagi warga

Kampung Daun dan masyarakat sekitar serta masyrakat luas” yaitu dengan

membudayakan masyarakat sekitar dan memberikan memorable experience atau

pengalaman yang tidak akan terlupakan untuk para tamu yang pernah datang

bersama keluarga dan orang-orang terkasihnya di Kampung Daun Culture Gallery

& Cafe Bandung ini memiliki beberapa fasilitas pendukung yang diciptakan untuk

kegiatan operasional dan konsep dari restoran tersebut antara lain :

!
13!
!

1. Keunggulan Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung.

a. Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung ini menyajikan makanan

dan minuman Tradisional Khas Indonesia dan western food seperti cream

soup, pizza & spaghetti. Selain itu alat penyajiannya berkesan natural

seperti tempat nasi dari buah dan piring anyaman yang terbuat dari bambu.

b. Konsep restoran dengan suasana alam pedesaan yang alami dengan

bangunan-bangunan berkesan natural dari bilik-bilik bambu dan bahan dari

kayu.

c. Menyajikan kesenian dari Jawa Barat khususnya budaya Khas Sunda

d. Average Check kurang lebih Rp 200.000

B. Fasilitas Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung

Fasilitas Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung:

a. Kapasitas tempat makan

Kampung Daun Culture & Gallery Cafe Bandung memiliki total kapasitas

tempat duduk sebanyak 300 – 800. Berikut ini merupakan tabel fasilitas dan

kapasitas tempat makan di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung:

!
14!
!

TABEL 2. 1

FASILITAS TEMPAT MAKAN DI


KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG

FASILITAS JUMLAH KAPASITAS

SAUNG KECIL 30 6-8 Orang

SAUNG BESAR 5 30-50 Orang

SAUNG AGEUNG 1 200-300 Orang

Sumber: Data Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung 2016

b. Tempat parkir yang luas untuk kendaraan mobil, motor dan bus wisata

Lahan parkir yang disediakan oleh Kampung Daun Culture Gallery &

Cafe Bandung sanggup menampung 100 kendaraan roda empat dan 50

kendaraan roda dua atau lebih.

c. Mushola

Adapun mushola yang disediakan oleh Kampung Daun Culture Gallery &

Cafe Bandung untuk pengunjung yang beragama Islam untuk

melaksanakan kegiatan shalat.

d. Toko kue tradisional dan makanan ringan

Ada juga fasilitas yang disediakan oleh Kampung Daun Culture Gallery &

Cafe Bandung untuk pengunjung yang ingin membeli makanan ringan

untuk dikonsumsi ditempat

!
15!
!

e. Toko oleh-oleh

Salah satu yang unik di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung,

mereka menyediakan toko oleh – oleh untuk cindera mata yang dapat

diberikan kepada sanak keluarga.

f. Free Hotspot

Hotspot adalah salah satu fasilitas yang dapat diakses secara gratis yang

dimana password nya dapat dengan meminta kepada petugas dan

receptionist.

g. Panggung Hiburan (Stage)

Adapun Panggung hiburan berupa live music yang diadakan setiap

weekend.

C. Struktur Organisasi dan Personalia Kampung Daun Culture Gallery &

Cafe Bandung

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi memiliki peranan yang sangat penting didalam

menjalankan aktifitas perusahaan karena struktur organisasi bisa dijadikan acuan

untuk mengetahui tugas didalam operasional kerja karyawan. Hal itu bertujuan

agar dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan serta berfungi untuk

perusahaan berkembang dengan cepat. Seperti yang di ungkapkan oleh Robbins

dan Coulter, (2007:284): ”Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka

kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan

dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan.”

!
16!
!

Dalam pembentukan struktur organisasi diperlukan bagan kerangka

organisasi yang efektif, hal ini bertujuan agar individu – individu didalam sebuah

organisasi perusahaan dapat mengetahui tugas dan tanggung jawab dalam

melaksanakan operasional kerja. Seperti yang di ungkapkan oleh Kenneth Gerry

yang diterjemahkan oleh Ahmad Tohari (2002:39) yaitu: “ Struktur organisasi

adalah rumusan peran dan hubungan peran, pengalokasian aktivitas guna

mensyahkan sub unit, distribusi kekuasaan diantara jabatan-jabatan administratif

serta jaringan kerja komunikasi formal guna mencapai koordinasi akitvitas

anggotanya ”.

Dari teori diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya

struktur organisasi, maka tugas, wewenang, tanggung jawab dan hubungan kerja

antara departemen dapat diketahui dengan mudah dan jelas demi tercapainya

suatu tujuan visi maupun misi dalam suatu perusahaan tersebut. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat struktur organisasi di Kampung Daun Culture Gallery &

Cafe Bandung.

!
17!
!

GAMBAR 2. 2

STRUKTUR ORGANISASI DI KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY &

CAFE BANDUNG

F!&!B!
Manager

Bar!
Supervisor! Service! Housekeepin
Supervisor g!Supervisor!
Asst.!

Captain!/! Captain!/!
Bar! Greater! Captain! Asst! Asst!
Attendance Leader Service!Asst! Cleaning! Housekeepin
Service! g

Greater! Cleaning!
Crew Waiter/ess
Service! Gardener

Bushboy

Sumber: Data Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung 2016

Berikut ini merupakan tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian pada struktur

organisasi di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung:

1. Food and Beverage Manager

Seorang Food and Beverage di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe

Bandung memiliki tugas dan tanggung jawab penuh atas semua kegiatan yang

dilakukan di restoran, yaitu diantaranya mengkoordinasi kegiatan dan operasional,

menangani masalah yang tidak bisa diatasi oleh bawahan, menyusun rencana

kerja dan melatih bawahan.

!
18!
!

2. Bar Supervisor Asst

Bertanggung jawab secara keseluruhan tentang kelancaran jalannya

operasional bar dan minuman yang tersedia di Kampung Daun Culture Gallery &

Cafe Bandung.

3. Service Supervisor

Bertanggung jawab mengontrol dan mengkoordinasi secara langsung

didalam bekerja serta bertanggung jawab pada kelancaran jalannya operasional di

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung.

4. Housekeeping Supervisor

Bertanggung jawab terhadap kebersihan di area restoran serta area umum

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung.

5. Bar Attendance

Bertanggung jawab memberikan pelayanan secara maksimal kepada tamu

Bar Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung dalam hal pemesanan

minuman.

6. Greater Leader

Bertanggung jawab atas pembayaran biaya masuk tamu untuk bisa

mengunjungi Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung, dan hal yang

paling penting menjadi seorang Greater Leader adalah memberikan keramah

tamahan dalam melayani pada saat tamu datang.

7. Captain Service Asst

Bertanggung jawab atas kelancaran operasional di restoran Kampung Daun

Culture Gallery & Cafe Bandung dan dapat mempertanggung jawabkan semua tugas

kepada atasannya.

!
19!
!

8. Captain/ Asst Cleaning Service

Bertanggung jawab terhadap kebersihan seluruh area Kampung Daun

Culture Gallery & Cafe Bandung.

9. Captain/ asst Housekeeping

Bertanggung jawab terhadap tata graha yang ada di kampung Daun

Culture Gallery & Cafe Bandung.

10. Greater Crew

Bertugas melayani dalam penyambutan kedatangan tamu.

11. Waiter/Waitress

Bertugas melayani tamu dalam pemesanan makanan maupun minuman.

12. Cleaning service

Bertugas menjaga kebersihan seluruh area Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung.

13. Gardener

Bertugas menata tata graha di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe

Bandung.

14. Bushboy

Bertugas untuk membantu waiter/waitress dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari terutama pada waktu mempersiapkan restoran menjelang operasioanal

dimulai.

2. Personalia

Dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan pasti memerlukan

personalia atau sumber daya manusia di dalam suatu organisasi perusahaan

merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan,

!
20!
!

karena aktifitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar apabila dihuni oleh

sumber daya manusia yang baik dan kompeten di bidangnya. Dalam kegiatan

operasional kerja perusahaan sumber daya manusia harus di kelola serta dijaga

dengan baik oleh perusahaan karena sumber daya manusia/karyawan merupakan

aset terpenting perusahaan. Seperti yang di ungkapkan oleh Hasibuan (2012:12)

menyatakan: “ karyawan merupakan kekayaan suatu perusahaan, karena tanpa

keikutsertaan mereka, aktifitas perusahaan tidak akan terjadi.”

Melihat pernyataan diatas sudah seharusnya manajemen perusahaan

menjaga aset perusahaan yaitu karyawan dengan baik karena karyawan

merupakan kekayaan didalam suatu organisasi perusahaan.

Didalam organisasi perusahaan dibutuhkan sumber daya manusia yang

profesional dan kompeten dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya.

Manajemen personalia yang baik dapat menentukan baik tidaknya seorang

karyawan didalam suatu organisasi perusahaan, dan untuk membuat manajemen

personalia yang kompeten serta profesional dalam menyeleksi karyawan

khususnya pramusaji dibutuhkan rancangan struktur organisasi yang tepat sesuai

dengan kemampuannya.

!
21!
!

Berikut ini merupakan struktur organisasi Kampung Daun Culture Gallery

& Cafe Bandung:

GAMBAR 2. 3

STRUKTUR ORGANISASI PERSONALIA


DI KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG

HRD Manager

Chief Personal

Chief Security
Bagian Umum

Security

Office Girl Driver Parkir

Sumber: Data Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung 2016

!
22!
!

Berikut ini merupakan tabel jumlah karyawan Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung :

TABEL 2. 4

DAFTAR JUMLAH KARYAWAN DI KAMPUNG


DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG

No. JABATAN JUMLAH

1 General Manager 1 orang

2 Back Office 15 orang

3 Cashier 3 orang

4 Head Pastry 1 orang

5 Head Cook 1 orang

6 Head Waiter 2 orang

7 Cook 12 orang

8 Waiter 14 orang

9 House Keeping public area 7 orang

10 Bar 8 orang

11 Pastry chef 5 orang

12 Security 18 orang

13 Engineering 10 0rang

TOTAL 97

Sumber: Data Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung 2016

!
23!
!

Berikut adalah jadwal pembagian waktu untuk bagian para pelayan :

a. Morning : 07.00 – 15.00

c. Afternoon : 15.00 – 24.00 Close

Berikut ini merupakan tabel latar belakang pendidikan karyawan di

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung.

TABEL 2. 5

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KARYAWAN


DI KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG

Pendidikan Terakhir Jumlah


No Persentase
Karyawan Karyawan

1. Diploma III Perhotelan 1 7. 14

2. Diploma II Perhotelan 3 21. 42

3. Diploma I Perhotelan 2 14. 28

4. SMA/SMK 5 35. 71

5. SMP 3 21. 42

Total 14 100

Sumber: Data Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung 2016

!
24!
!

D. Tinjauan Mengenai Penetapan Tujuan Advertising di Kampung Daun

Culture Gallery & Cafe Bandung

Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan

(2007:244) dalam menetapkan program iklan, manajer-manajer pemasaran harus

selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian

mereka dapat mengambil kelima keputusan utama dalam mengembangkan

program iklan yang dikenal dengan istilah “Lima M”, yaitu :

1. Menetapkan tujuan iklan (Mission).

2. Memutuskan anggaran iklan (Money).

3. Mengembangkan kampanye iklan (Message).

4. Menetapkan media dan mengukur efektivitas (Media).

5. Mengevaluasi efektivitas iklan (Measurement).

Dengan melakukan lima langkah tersebut diharapkan penetapan iklan dapat

berjalan dengan baik. Sedangkan menetapkan tujuan iklan menurut Kotler dan

Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:244-245) mengatakan

bahwa tujuan-tujuan iklan harus mengalir dari keputusan-keputusan sebelumnya

mengenai pasar sasaran (sasaran yang dituju), pemosisian pasar, dan program

pemasaran.

Tujuan (sasaran) iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dan

tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada audiens tertentu dalam kurun waktu

tertentu. Tujuan iklan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk

menginformasikan, membujuk, mengingatkan.

!
25!
!

a. Iklan Informatif

Dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan untuk

produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada.

b. Iklan Persuasif

Dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan

pembelian suatu produk atau jasa.

c. Iklan Pengingat

Dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali.

Dengan adanya teori-teori di atas maka tujuan advertising meningkatkan

pengetahuan konsumen dengan iklan yang dapat menyakinkan akan keunggulan

suatu produk dengan pelayanannya. Hal ini didukung oleh pendapat Robert D.

Reid dan David C. Bojanic dalam buku Hospitality Marketing Management

(2001:268) sebagai berikut: “Advertising objectives focus on such topics as

increasing consumer awareness and drawing consumers away from the

competition with advertisements demonstarting the superiority of the

organization’s product service mix”.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Restaurant Manager di Kampung

Daun Culture Gallery & Cafe Bandung, tujuan advertising yang ditetapkan oleh

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung adalah untuk menyebarkan

informasi mengenai produk dan pelayanan yang mereka tawarkan kepada pangsa

pasar yang dituju dan juga membujuk mereka untuk datang mencoba atau

!
26!
!

membeli produk dan pelayanan yang ditawarkan, selain itu juga mengingatkan

konsumen yang sudah pernah datang untung datang kembali.

Agar suatu organisasi dapat mencapai tujuan advertising yang telah

ditetapkan maka perlu adanya pemilihan media yang tepat sebab pengaruh iklan

terhadap konsumen tergantung pada kemampuan teknis dari media yang

digunakan, selain itu juga pada keadaan yang bagaimana teknis tersebut sampai

pada konsumen.

Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan

(2007:253): perencanaan media harus mengetahui kemampuan jenis-jenis media

utama untuk menghasilkan jangkauan, frekuensi, dan dampak. media iklan utama

bersama biaya, keunggulan, dan keterbatasannya, dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

!
27!
!

TABEL 2.6

JENIS-JENIS MEDIA BESERTA KEUNGGULAN DAN

KETERBATASANNYA

Media Keunggulan Keterbatasan

Koran Fleksibilitas; ketepatan waktu; jangkauan psar Usia penggunaan pendek; mutu

lokal yang baik; penerimaan luas; tingkat reproduksi jelek; audiens “terusan”

kepercayaan tinggi kecil

Televisi Menggabungkan gambar, suara, dan gerakan; Biaya absolut tinggi; kekacauan

merangsang indera; perhatian tinggi; paparan bergerak kilat;

tinggi; jangkauan tinggi pemilihan audiens kurang

Suratlangsung Audiens terpilih; fleksibilitas; tidak ada


Biaya relatif tinggi; citra “surat
(direct-mail) persaingan iklan dalam media yang
sampah”
sama; personalisasi

Hanya penyajian suara; perhatian

Penggunaan massal; pemilihan geografis dan lebih rendah dari pada televisi;
Radio
demografis tinggi; biaya rendah struktur harga tidak standar; paparan

bergerak kilat

Majalah Pemilihan geografis dan demografis tinggi; Perencanaan pembelian iklan

kredibilitas dan gengsi; panjang; sebagian sirkulasi siasia;

reproduksi bermutu tinggi; usia tidak ada jaminan posisi

penggunaan panjang; penerusan

pembacaan baik

Brosur Fleksibilitas; terkendali penuh; dapat Produksi berlebihan dapat

mendramatisir pesan menyebabkan biaya dapat hilang

Internet Media relatif baru dengan jumlah


Pemilihan audiens tinggi; kemungkinan
pengguna yang rendah di
interaktif; biaya relatif rendah
beberapa negara

Sumber: Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:253)

!
28!
!

Berikut ini adalah tabel mengenai media yang digunakan oleh Kampung

Daun Culture Gallery & Cafe Bandung dalam menetapkan tujuan periklanan.

TABEL 2.7

MEDIA YANG DIGUNAKAN OLEH KAMPUNG DAUN CULTURE


GALLERY & CAFE BANDUNG
PERIODE MARET – MEI 2016

MEDIA MARET APRIL MEI

PROMOSI Rencana Aktual Selisih Rencana Aktual Selisih Rencana Aktual Selisih

Property 1 1 - 1 1 - 1 1 -

Sign

Suratkabar

Pikiran 4kali 4kali - 2kali 2kali - 2kali 2kali -

Rakyat

Radio

Flamboyan 8kali 7kali 1kali 8kali 6kali 2kali 8kali 7kali 1kali

Leaflet 200 200 200 200 200 200

lembar Lembar - lembar lembar - lembar lembar -

Sumber: Manajemen Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung 2016

!
29!
!

TABEL 2.8

JENIS PEMBAYARAN UNTUK TIAP MEDIA YANG DIGUNAKAN


OLEH KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG
NO MEDIA PEMBAYARAN KETERANGAN

1 Property Sign Untuk pemasangan reklame sebesar Berbentuk papan reklame

Rp. 2.800.800 sebesar 2x2 cm

2 Iklan di Suratkabar Pembayaran secara kontrak sejumlah Iklan kolom 3x10 cm,

Pikiran Rakyat Rp. 757.000 latar belakang hitam

3 Radio Flamboyan 50% cash (Rp. 600.000) sisanya Iklan 8kali tayang (prime

barter dengan voucher makan time 30-60 detik)

4 Leaflet Cash Rp. 500.000 Fliers 200 Eksemplar

Sumber: Manajemen Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung 2016

Media yang berupa Property Sign diadakan oleh Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung sejak bulan Maret tepat di depan Kampung Daun

Culture Gallery & Cafe Bandung tersebut, dalam perencanaan pemasangan iklan

di suratkabar Pikiran Rakyat untuk bulan Maret dilakukan pada hari jumat dan

sabtu pada minggu awal dan minggu akhir, untuk bulan April pada hari sabtu

pada minggu awal dan akhir bulan dan pada bulan Agustus sama seperti pada

bulan Juli, kemudian iklan yang dilakukan di radio Flamboyan dilakukan pada

hari sabtu dan minggu, sedangkan leaflet disebarkan di lingkungkan sekitar

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung pada hari minggu dan juga

dititipkan pada radio Flamboyan pada event-event tertentu.

Selain dari keempat media yang digunakan oleh Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung dalam penetapan tujuan advertising, penyebaran

informasi mengenai Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung dapat pula

!
30!
!

terjadi melalui komunikasi diantara konsumen yang sudah pernah datang kepada

seseorang yang sama sekali belum tahu mengenai Kampung Daung Culture

Gallery & Cafe Bandung.

Berikut ini penulis sajikan data hasil olahan kusioner sebanyak 30 buah

kepada tamu Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung mengenai sumber

informasi awal tentang Kampung Daung Culture Gallery & Cafe Bandung.

TABEL 2.9

TANGGAPAN TAMU MENGENAI SUMBER INFORMASI AWAL


TENTANG KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG
n= 90

Jumlah

Sumber n %

Informasi dari kenalan, teman, atau saudara 30 33.3

Property Sign 18 20

Iklan di Suratkabar Pikiran Rakyat 15 16.7

Iklan di Radio Flamboyan 12 13.3

Leaflet 15 16.7

Total 90 100

Sumber: Hasil olahan kuisioner, 2016

Keterangan: n adalah jumlah sample

Dalam pencapaian tujuan advertising untuk menginformasikan,

membujuk, dan mengingatkan konsumen diperlukan pengembangan pesan yang

efektif. Sesuai dengan pendapat Philip Kotler dalam buku Manajemen

!
31!
!

Pemasaran Analisis, perencanaan, Implementasi, dan Kontrol (2010;212):

yaitu: “Setelah menentukan tanggapan yang diinginkan dari audiens, komunikator

selanjutnya mengembangkan pesan yang efektif”. Kemudian dalam buku

Manajemen Pemasaran (2002:633): Philip Kotler menguraikan mengenai empat

aspek penting di dalam suatu pesan, sebagai berikut: “Memformulasikan pesan

memerlukan pemecahan atas empat masalah: apa yang akan dikatakan (isi pesan),

bagaimana mengatakannya secara logis (struktur pesan), bagaimana

mengatakannya secara simbolis (format pesan), dan siapa yang seharusnya

mengatakannya (sumber pesan)”. Berikut ini adalah uraian dari keempat aspek

tersebut:

• Isi Pesan

Robert D. Reid dan David C. Bojanic mengungkapkan dalam buku

Hospitality Marketing Management (2001:297) sebagai berikut: “The copy

should explain the benefit of purchasing the product to the consumer”.

Artinya isi pesan adalah mengenai hal yang akan dikatakan dalam suatu iklan

dan termasuk di dalamnya adalah menjelaskan mengenai keuntungan bagi

konsumen dengan membeli produk yang diiklankan.

• Struktur Pesan

Struktur pesan adalah bagaimana menyusun pesan secara logis sehingga dapat

diterima.

• Format Pesan

Format pesan adalah bagaimana mengatakannya secara simbolis. Dalam buku

Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan

!
32!
!

Kontrol (2010:215) Philip Kotler menjelaskan lebih lanjut mengenai format

pesan sebagai berikut: “Komunikator harus mengembangkan suatu format

yang kuat untuk pesannya. Dalam iklan tercetak, komunikator harus

memutuskan judul, kata-kata, ilustrasi, dan warna. Jika pesan disampaikan

melalui radio, maka komunikator harus dengan teliti memilih kata, kualitas

suara (kecepatan ucapan, irama, pola titik nada, artikulasi), dan vokalisasi

(jeda, tarikan nafas, hembusan nafas)”.

• Sumber Pesan

Dalam buku Manajemen Pemasaran (2002:637) Philip Kotler menjelaskan

bahwa: “Pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik atau terkenal

akan lebih menarik perhatian dan mudah diingat”.

Dengan melihat teori yang telah disebutkan maka penulis mencari tahu

bagaimana tanggapan tamu mengenai aspek-aspek pesan pada media yang

digunakan oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung dalam strategi

pemasaran yang menjadi sumber informasi awal tentang restoran tersebut melalui

kuesioner sebanyak 90 buah. Tabel 2.10 hingga tabel 2.13 berikut ini merupakan

tanggapan tamu mengenai Property Sign, iklan pada suratkabar Pikiran Rakyat

dan Radio Flamboyan, serta leaflet yang digunakan Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung.

!
33!
!

TABEL 2.10

TANGGAPAN TAMU MENGENAI PROPERTY SIGN KAMPUNG DAUN


CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG
n=18

Aspek Baik Cukup Kurang Total

n % n % n % n %

Isi Pesan 3 16.7 6 33.3 9 50 18 100

Format Pesan

-Kata-kata 6 33.3 9 50 3 16.7 18 100

-Ilustrasi - 0 6 33.3 12 66.7 18 100

-Warna 3 16.7 6 33.3 9 50 18 100

Total 12 27 33

Sumber: Hasil olahan kuesioner, 2016

Berdasarkan tabel yang telah ada maka dapat diketahui bahwa tanggapan

tamu tentang Property Sign yang dimiliki oleh Kampung Daun Culture Gallery &

Cafe Bandung dari aspek isi pesan, kata-kata, ilustrasi, dan warna masih dinilai

kurang.

!
34!
!

TABEL 2.11

TANGGAPAN TAMU MENGENAI IKLAN KAMPUNG DAUN CULTURE


GALLERY & CAFE BANDUNG DI SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT
n= 15

Baik Cukup Kurang Total

Aspek n % n % n % n %

Isi Pesan 3 20 6 40 6 40 15 100

Struktur Pesan 3 20 6 40 6 40 15 100

Format Pesan

-Judul 3 20 3 20 9 60 15 100

-Kata-kata - 0 3 20 12 80 15 100

-Ilustrasi - 0 3 20 12 80 15 100

-Warna 6 40 6 40 3 20 15 100

Total 15 27 48

Sumber: Hasil olahan kuesioner 2016

Mengenai iklan Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung di surat

kabar Pikiran Rakyat kurang menarik perhatian konsumen, hal ini dapat dilihat

dari dominannya jawaban kurang yang diberikan oleh pengunjung. Perbandingan

dengan jawaban baik sangat besar yaitu sebanyak 33 jawaban dari responden.

!
35!
!

TABEL 2.12

TANGGAPAN TAMU MENGENAI IKLAN KAMPUNG DAUN CULTURE


GALLERY & CAFE BANDUNG DI RADIO FLAMBOYAN
n= 12

Baik Cukup Kurang Total

Aspek n % n % n % n %

Isi Pesan 3 25 3 25 6 50 12 100

Struktur Pesan 3 25 - 0 9 75 12 100

Format Pesan

-Pilihan kata - 0 6 50 6 50 12 100

-Kualitas suara 3 25 6 50 3 25 12 100

-Vokalisasi - 0 3 25 9 75 12 100

Sumber Pesan 3 25 3 25 6 50 12 100

Total 12 21 39

Sumber: Hasil olahan kuesioner, 2016

Hasil dari kegiatan periklanan yang dilakukan melalui radio masih belum

memenuhi harapan. Hal ini sangat berpengaruh kepada pencapaian pangsa pasar

yang ingin dituju oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung. Belum

tepatnya pemilihan kata dan vokalisasi adalah hal yang perlu diperhatikan karena

tidak ada tamu yang menjawab kedua aspek tersebut dengan jawaban baik.

!
36!
!

TABEL 2.13

TANGGAPAN TAMU MENGENAI LEAFLET

n= 15

Baik Cukup Kurang Total

Aspek n % n % n % n %

Isi Pesan 3 20 6 40 6 40 15 100

Struktur Pesan 3 20 3 20 9 60 15 100

Format pesan

-Judul 6 40 6 40 3 20 15 100

-Kata-kata 6 40 3 20 6 40 15 100

-Ilustrasi 3 20 9 60 3 20 15 100

-Warna 3 20 6 40 6 40 15 100

Total 24 33 33

Sumber: Hasil olahan kuesioner, 2016

Untuk mengukur data hasil olahan kuesioner pada tabel 2.10 hingga tabel

2.13, penulis menggunakan skala likert. Dalam buku Metode Penelitian

Administrasi (2009:132) Sugiyono mengatakan:

“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau kelompok orang tentang fenomena social yang telah ditetapkan oleh peneliti

yang disebut variable penelitian. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

sub variabel. Kemudian sub variabel dijabarkan menjadi komponen-komponen

yang terukur. Komponen-komponen yang terukur ini kemudian dijadikan titik

tolak untuk menyusun item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau

!
37!
!

pernyataan yang kemudian dijawab oleh responden untuk keperluan analisis

secara kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, pemberian skor dapat dilakukan untuk

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Berikut ini adalah tabel

mengenai pemberian skor atau nilai atas data hasil olahan kuesioner dalam tabel

2.10 hingga 2.13:

TABEL 2.14

PENILAIAN KRITERIA JAWABAN

Kriteria Nilai

Baik 3

Cukup 2

Kurang 1

Sumber: Sugiyono dalam Metode Penelitian Administrasi (2009:132)

Jumlah nilai kemudian diukur ke dalam skala Likert dengan menentukan

range terlebih dahulu, menurut Sugiyono perhitungannya adalah sebagai berikut:

!"#$!!"#$%&''% − !"#$!!"#"$%&ℎ
R =!
!"#$%ℎ!!"#"ℎ!"!!"#"$"%

Setelah mengetahui nilai range, kemudian data dari tabel dapat digambarkan

dalam skala Likert agar dapat diketahui tanggapan tamu secara keseluruhan.

!
38!
!

E. Pangsa pasar Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung

Dalam menetapkan sasaran pasar (pangsa pasar), perusahaan terlebih dulu

harus melakukan pangsa pasar, dengan cara mengelompokkan konsumen

(pembeli) ke dalam kelompok dengan ciri-ciri (sifat) yang hamper sama. Adapun

pengertian dari pangsa pasar menurut Kotler dan Armstrong (2008:172): “pangsa

pasar adalah pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil

berdasarkan kebutuhan, karakteristik, dan sifat yang membutuhkan produk dan

strategi pemasaran masing-masing secara berbeda satu sama lain. Beberapa tipe

pangsa pasar menurut Kotler dan Armstrong (2008:173) adalah:

1. Geografis, sebagai contoh : negara, kota, benua.

2. Demografis, sebagai contoh : umur, jenis kelamin, pendapatan.

3. Psikografis, sebagai contoh : kelas social, gaya hidup.

Pangsa pasar dimaksudkan untuk mengkaji dan mencari kesempatan

segmen pasar yang di hadapi perusahaan, menilai segmen pasar, dan memutuskan

berapa banyak dari segmen pasar yang ada tersebut yang akan dilayani oleh

perusahaan. Penentu target pasar sangat penting karena perusahaan tidak dapat

melayani seluruh konsumen atau pembeli yang ada di pasar. Pembeli yang ada

terlalu banyak dengan kebutuhan dan keinginan yang beragam atau bervariasi,

sehingga perusahaan harus mengidentifikasi bagian pasar mana yang akan

dilayaninya sebagai target pasar.

Setiap kelompok konsumen dapat dipilih sebagai target pasar yang akan

dicapai. Adapun pengertian menurut Keegan dan Green (2008:220) adalah:

!
39!
!

“Proses pengevaluasian pangsa dan pemfokusan strategi pemasaran pada sebuah

negara, propinsi atau kelompok yang memiliki potensi untuk memberikan respon.

Kegiatan pemasaran akan lebih berhasil jika hanya diarahkan kepada konsumen

tertentu sebagai target pasar yang dituju”. Target pasar adalah kelompok

konsumen yang agak homogen, yang akan dijadikan sasaran pemasaran

perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan jenis kebutuhan dan

keinginan konsumen. Selain itu perlu diperhatikan pula kebutuhan dan keinginan

konsumen. Selain itu perlu diperhatikan pula kebutuhan dan keinginan kelompok

konsumen manakah yang akan dipenuhi. Konsumen memang pembeli yang harus

dilayani perusahaan dengan memuaskan. Namun, tidak mungkin perusahaan

benar-benar dapat memberikan kepuasan kepada seluruh konsumen yang ada di

pasar, karena terbatsnya kemampuan atau sumber daya perusahaan.untuk itu

perusahaan perlu menentukkan batas pasar yang akan dilayani atau yang menjadi

target pasar, melalui pengelompokkan konsumen berdasarkan ciri-ciri atau

sifatnya dikaitkan dengan kebutuhan dan keinginan mereka diidentifikasikan dari

pasar secara keseluruhan yang mempunyai suatu kesamaan.

Proses pengevaluasian pangsa dan pemfokusan strategi pemasaran pada

sebuah negara, propinsi atau kelompok yang memiliki potensi untuk memberikan

respon itu di sebut juga dengan Global Marketing. Target pasar itu sendiri adalah

kelompok konsumen yang telah tertarik untuk membeli produk yang di pasarkan

oleh suatu perusahaan karena mereka telah memiliki rasa ketertarikan yang besar

untuk membeli produk dari suatu perusahaan tersebut.tapi juga tida kemua

perusahaan bisa memberikan produk yang baik kepada konsumen untuk di jual

karena tergantung dengan kesiapan dari perusahaan itu sendiri karena terbatasnya

!
40!
!

sumber daya manusia yang menjadikan kendala paling berat , jadi di dalam suatu

target pasar dibutuhkan kerja sama yang sangat kuat antara atasan dan bawahan

agar tercapainya suatu tujuan penjualan yang hebat dan kesuksesan agar para

konsumen tertarik terhadap produk yang akan kita jual, karena tercapainya suatu

target pasar dibutuhkan hubungan yang erat antara perusahaan dan konsumen

yang akan melihat produk yang sudah kita jual atau yang sudah kita buat dalam

suatu perusahaan. Perusahaan benar-benar dapat memberikan kepuasan terhadap

konsumen jika produk yang akan dijualkan atau di pasarkan kepada konsumen itu

telah membuat rasa ketertarikan yang besar kepada konsumen da tidak dipungkiri

bila konsumen akan datang lagi untuk membeli produk yang telah berhasil di

tawarkan oleh perusahaan itu.

!
41!
!

Di bawah ini adalah pangsa pasar Kampung Daun Culture Gallery & Cafe

Bandung secara demografis, geografis dan psikografis yang di peroleh dari hasil

kuesioner yang telah di sebarkan kepada 90 orang kuesioner:

TABEL 2.15

SEGMENTASI PASAR GEOGRAFIS


TAMU KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG
BERDASARKAN DAERAH
n=90

No DAERAH ASAL JUMLAH %

1 Bandung 36 40

2 Jakarta 33 36.7

3 Wilayah Lain 21 23.3

TOTAL 90 100%

Sumber: Hasil olahan kuesioner,2016

Dari tabel sebelumnya dapat diketahui bahwa tamu yang berkunjung

berasal dari daerah Bandung dan sekitarnya adalah yang paling dominan,

selanjutnya adalah Jakarta, dan tamu yang berasal dari daerah lain.

!
42!
!

TABEL 2.16

SEGMENTASI PASAR GEOGRAFIS


TAMU KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG
BERDASARKAN USIA
n= 90

No USIA JUMLAH %

1 Kurang dari 20 tahun 18 20

2 Antara 21 – 30 tahun 27 30

3 Antara 31 – 40 tahun 36 40

4 Lebih dari 40 tahun 9 10

Total 90 100

Sumber: Hasil olahan kuesioner, 2016

Tamu yang berkunjung berusia antara 31 – 40 tahun adalah rentang usia

yang paling banyak. Hal ini bias dilihat dari tabel diatas dimana ada 36 tamu yang

berkunjung pada rentang usia tersebut.

!
43!
!

TABEL 2.17

SEGMENTASI PASAR GEOGRAFIS


TAMU KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG
BERDASARKAN JENIS KELAMIN
n= 90

No JAWABAN JUMLAH %

1 Pria 54 60

2 Wanita 36 40

Total 90 100%

Sumber: Hasil olahan kuesioner, 2016

Tabel diatas menunjukan bahwa dari segi jenis kelamin, tamu pria lebih

banyak dari tamu wanita. Hal ini dimungkinkan karena adanya fasilitas yang

menarik minat pengunjung pria untuk datang.

!
44!
!

TABEL 2.18

SEGMENTASI PASAR GEOGRAFIS


TAMU KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG
BERDASARKAN PENDAPATAN SETIAP BULAN
n= 90

No PENDAPATAN JUMLAH %

1 Kurang dari Rp. 500.000 9 10

2 Antara Rp. 500.000 – Rp. 1000.000 27 30

3 Antara Rp. 1000.000 – Rp. 2000.000 36 40

4 Lebih dari Rp. 2000.000 18 20

Total 90 100

Sumber: Hasil olahan kuesioner,2016

Tamu yang memiliki pendapatan antara 1juta – 2 juta adalah tamu dengan

jumlah yang paling banyak. Hal ini tidak sesuai dengan target pasar yang

ditentukan oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung yaitu tamu

yang memliki pendapatan 2 juta keatas.

!
45!
!

TABEL 2.19

SEGMENTASI PASAR GEOGRAFIS


TAMU KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG
BERDASARKAN PEKERJAAN
n=90

No PEKERJAAN JUMLAH %

1 Pegawai Negeri 21 23.3

2 Pegawai Swasta 36 40

3 Wirausaha 18 20

4 Lain – lain 15 16.7

Total 90 100

Sumber: Hasil olahan kuesioner, 2016

Berdasarkan jenis pekerjaan, tamu dengan pekerjaan sebagai pegawai

swasta adalah tamu yang paling banyak berkunjung ke Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung yaitu sebanyak 36 orang atau sebesar 40%. Berikut

adalah tamu dengan pekerjaan sebagai pegawai negeri, wirausaha, dan yang

terakhir adalah tamu dengan pekerjaan lainnya.

!
46!
!

TABEL 2.20

SEGMENTASI PASAR GEOGRAFIS


TAMU KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG
BERDASARKAN TUJUAN KEDATANGAN
n= 90

NO TUJUAN KEDATANGAN JUMLAH %

1 Bisnis/Dinas 6 6.7

2 Makan dan minum 18 20

3 Rekreasi 36 40

4 Bersosialisasi 21 23.3

5 Lain – lain 9 10

Total 90 100

Sumber: Hasil olahan kuesioner,2016

Segmentasi pasar psikografis tamu Kampung Daun Culture Gallery &

Cafe Bandung berdasarkan tujuan kedatangan menunjukan bahwa jumlah tamu

dengan tujuan kedatangan untuk rekreasi memiliki jumlah yang paling banyak 36

orang atau sebesar 40%.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Restaurant Manager Kampung

Daun Culture Gallery & Cafe Bandung dapat diketahui bahwa pangsa pasar yang

dituju oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung adalah segmen

pasar dengan jenis kelamin pria, berasal dari Jakarta, Berusia sekitar 21 hingga 30

tahun, memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta, berpendapatan setiap bulannya

lebih dari Rp. 2.000.000, serta mempunyai tujuan kedatangan untuk rekreasi.

!
47!
!

F. Tinjauan Mengenai Manfaat yang Diterima oleh Pengunjung dari

strategi pemasaran di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung

Dalam menentukan keputusan untuk melakukan pembelian suatu produk,

konsumen kadang kala merasa ragu dan memerlukan alasan yang tepat serta

mengetahui keuntungan yang akan di dapatkan dari pembelian produk tersebut. Di

sinilah advertising berperan membantu konsumen untuk melakukan pembelian,

lebih jelasnya dikatakan oleh Robert D. Reid dalam buku Hospitality Marketing

Management (2001:264) sebagai berikut: “Consumers can be skeptical and often

need a benefit or reason to buy before they are persuaded and to help them move

through a series of state of mind, usually starting with “unawareness” and ending

with “action””. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa konsumen dapat

merasa ragu dan sering membutuhkan manfaat atau alasan untuk membeli

sebelum memanfaatkan iklan untuk membantunya dalam proses pemikiran,

biasanya diawali dengan ketidaktahuan dan kemudian sampai pada tindakan.

Robert D. Reid bersama David C. Bojanic melanjutkan bahwa manfaat yang

diterima oleh konsumen dari periklanan yang dilakukan oleh suatu organisasi

dapat berupa pemberian informasi serta pengetahuan bagi konsumen sehingga

dapat menentukan pilihan yang tepat, hal tersebut seperti yang terdapat pada buku

Hospitality Marketing Management (2001:276): “advertising could be limited

to informing and educating consumers so they can make informed decisions”.

Dalam buku Hotel Management and Operations (2000:236) dinyatakan

bahwa: “Benefits, then, well in the perception of the consumer and are

determinable only by asking the consumer”. Dengan pernyataan tersebut Denney

G. Rutherford menerangkan bahwa untuk mengetahui apakah konsumen

!
48!
!

mendapatkan manfaat dari advertising yang telah dilakukan, perlu

menanyakannya langsung kepada mereka. Untuk itu pada table 2.21 berikut ini

penulis menyajikan hasil pertanyaan melalui kuesioner kepada tamu di Kampung

Daun Culture Gallery & Cafe Bandung mengenai tanggapan mereka atas manfaat

yang didapat dari strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh restoran ini.

!
49!
!

TABEL 2.21

TANGGAPAN TAMU MENGENAI MANFAAT YANG DIDAPATKAN


DARI STRATEGI PEMASARAN KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY
& CAFE BANDUNG

n= 90

Pertanyaan Ya Tidak Total

n % n % n %

Apakah anda mendapatkan informasi 42 46.7 48 53.3 90 100

mengenai produk dan pelayanan yang

ditawarkan Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung ?

Apakah advertising yang dilakukan 54 60 36 40 90 100

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe

Bandung memberikan informasi

mengenai lokasi restoran tersebut ?

Apakah produk, pelayanan, dan suasana 33 36.7 57 63.3 90 100

yang tergambar pada strategi pemasaran

sesuai dengan kenyataan yang ada ?

Apakah advertising yang dilakukan 42 46.7 48 53.3 90 100

memberikan gambaran harga produk

yang ditawarkan ?

Total 171 189

Sumber: Hasil olahan kuesioner, 2016

!
50!
!

Agar strategi pemasaran yang dilakukan diterima dengan baik oleh

konsumen sehingga mereka mendapatkan manfaat tersebut, maka haruslah

menjadi suatu minat. Setelah minat konsumen berkembang menjadi keinginan

untuk mencoba atau memiliki, suatu iklan harus dapat mendorong terjadinya

tanggapan dari konsumen yang berupa pembelian produk atau pelayanan yang

ditawarkan. Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakan oleh Michael Morgan

dalam bukunya Marketing for Leisure and Tourism (2002;210) sebagai berikut:

The first task of an advertisement, then is to attract attention. Even if the

advertisement succeeds in gaining attention, it will not succeed in its objectives

unless it also engages the receivers interest. Finally, the advertisement must

create a response from the receiver. Interest and desire must be turned into

action.

Pada tabel 2.22 hingga tabel 2.25 berikut ini penulis sajikan data hasil

olahan kuesioner mengenai tanggapan dalan aspek perhatian, minat, keinginan,

dan tindakan pembelian dari tamu yang dating ke Kampung Daun Culture Galley

& Cafe Bandung terhadap strategi pemasaran yang dilakukan restoran ini

!
51!
!

TABEL 2.22

TANGGAPAN TAMU DALAM ASPEK PERHATIAN MENGENAI


STRATEGI PEMASARAN YANG DILAKUKAN KAMPUNG DAUN
CULTURE GALLEY & CAFE BANDUNG
n= 90

Perhatian Jumlah Presentase (%)

Sangat Menarik Perhatian 6 6.7

Menarik Perhatian 18 20

Cukup Menarik Perhatian 39 43.3

Kurang Menarik Perhatian 24 26.7

Sangat Kurang Menarik Perhatian 3 3.3

Total 90 100

Sumber: Hasil olahan kuesioner, 2016

Dalam aspek perhatian mengenai strategi pemasaran yang dilakukan oleh

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung sebagian besar tamu memberi

jawaban cukup.

!
52!
!

TABEL 2.23

TANGGAPAN TAMU DALAM ASPEK MINAT MENGENAI STRATEGI


PEMASARAN YANG DILAKUKAN KAMPUNG DAUN CULTURE
GALLERY & CAFE BANDUNG
n= 90

Minat Jumlah Presentase (%)

Sangat Berminat 9 10

Berminat 18 20

Cukup Berminat 27 30

Kurang Berminat 30 33.3

Sangat Kurang Berminat 6 6.7

Total 90 100

Sumber: Hasil olahan kuesioner, 2016

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa strategi pemasaran yang dilakukan

oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung kurang menarik minat dari

para konsumen.

!
53!
!

TABEL 2.24

TANGGAPAN TAMU DALAM ASPEK KEINGINAN MENGENAI


STRATEGI PEMASARAN YANG DILAKUKAN OLEH KAMPUNG
DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG
n= 90

Keinginan Jumlah Presentase (%)

Sangat Menginginkan 3 3.3

Menginginkan 15 16.7

Cukup Menginginkan 27 30

Kurang Menginginkan 36 40

Sangat Kurang Menginginkan 9 10

Total 90 100

Sumber: Hasil olahan kuesioner, 2016

Jumlah jawaban kurang menginginkan diberikan oleh 36 tamu atau sebesar 40%

dalam aspek keinginan mengenai strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kampung Daun

Culture Gallery & Cafe Bandung merupakan jawaban paling dominan yang diberikan

oleh tamu.

!
54!
!

TABEL 2.25

TANGGAPAN TAMU DALAM ASPEK TINDAKAN PEMBELIAN


MENGENAI STRATEGI PEMASARAN YANG DILAKUKAN
KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFE BANDUNG
n= 90

Tindakan Pembelian Jumlah Presentase (%)

Sangat Yakin 3 3.3

Yakin 18 20

Cukup Yakin 30 33.3

Kurang Yakin 33 36.7

Sangat Kurang Yakin 6 6.7

Total 90 100

Sumber: Hasil olahan kuesioner,2016

Dalam aspek tindakan pembelian jawaban paling dominan adalah kurang

yakin dalam melakukan tindakan pembelian. Hal ini menunjukan bahwa strategi

pemasaran yang dilakukan oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung

kurang berpengaruh terhadap daya beli konsumen.

Untuk melengkapi data penulis memberikan data mengenai jumlah tamu

yang berkunjung, average check, dan hasil penjualan Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung periode Maret hingga Mei 2016 sebagai berikut:

!
55!
!

TABEL 2.26

TARGET DAN REALISASI JUMLAH TAMU, AVERAGE CHECK,


DAN HASIL PENJUALAN
PERIODE MARET – MEI 2016

Seating Turn Bulan Jumlah Tamu Average Check Hasil Penjualan

Capacity Over Targ Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

et

800 0.53 Maret 600 480 Rp 181.500 Rp 155.296,86 Rp 544.500.000 Rp372.712.464

800 0.57 April 600 510 Rp 201.000 Rp 133.991,82 Rp 747.720.000 Rp 353.068.446

800 0.52 Mei 600 468 Rp 192.000 Rp 150.136,26 Rp 595.200.000 Rp 363.021.642

Sumber: Manajemen Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung, 2016

!
56!
!

!
BAB III

ANALISIS PERMASALAHAN

A. Analisis Penetepan Tujuan Advertising Kampung Daun Culture Gallery &

Cafe Bandung

Dari tabel 2.7 di bab II dapat dilihat bahwa media yang digunakan oleh

Kampung

Daun Culture Gallery & Cafe Bandung dalam strategi pemasaran adalah property

sign, suratkabar pikiran rakyat, radio Flamboyan, dan leaflet. Untuk pelaksanaan

rencana strategi pemasaran melalui media-media yang telah disebutkan diatas, terlihat

hal-hal sebagai berikut:

• Property sign sebanyak satu buah tetap digunakan selama bulan maret, april, dan

mei.

• Iklan dalam suratkabar Pikiran Rakyat pada bulan maret dilaksanakan sesuai

rencana yaitu sebanyak empat kali, pelaksanaan pada bulan april juga sesuai

dengan rencana namun frekuensinya menurun menjadi dua kali, begitu pula pada

bulan mei dengan frekuensi pelaksanaan sebanyak dua kali telah sesuai dengan

rencana.

• Iklan yang dilakukan melalui radio Flamboyan terdapat perbedaan antara rencana

untuk dilakukan sebanyak delapan kali setiap bulannya selama tiga bulan

tersebut dengan pelaksanaannya, yaitu terdapat selisih satu kali pada bulan maret,

56
57

lalu pada bulan april selisih bertambah menjadi dua kali, dan pada bulan mei

selisih menurun menjadi satu kali.

• Rencana penyebaran leaflet sebanyak 200 lembar untuk setiap bulannya selama

bulan maret sampai bulan mei telah dilaksanakan sepenuhnya.

Secara keseluruhan, rencana strategi pemasaran melalui media yang

digunakan belum dilaksanakan secara sempurna oleh Kampung Daun Culture Gallery

& Cafe Bandung. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan pada pelaksanaan

rencana iklan di radio Flamboyan, selain itu juga terdapat penurunan frekuensi iklan

di suratkabar Pikiran Rakyat. Lalu dari sekian banyak pilihan media advertising yang

ada, Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung hanya menggunakan empat

diantaranya, kemungkinan hal ini dikarenakan oleh adanya keterbatasan anggaran

yang dialokasikan untuk strategi pemasaran yaitu sebesar 10% dari penjualan.

Pemilihan media yang digunakan juga dirasa belum tepat.

Kemudian pada tabel 2.9 bab II yang berisi data hasil olahan kuesioner kepada

90 tamu yang datang ke Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung mengenai

sumber informasi awal tentang Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung

terlihat bahwa 30 orang tamu atau 33.3 % menyatakan mendapatkannya dari kenalan,

teman atau saudara, lalu 18 orang tamu atau 20 % memperolehnya dari property sign

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung, 15 orang tamu atau 16.7 %

mendapatkannya dari iklan di suratkabar Pikiran Rakyat, 15 orang tamu atau 16.7 %

mendapatkannya di radio Flamboyan, dan 12 orang tamu atau 13.3 %


58

mendapatkannya dari leaflet. Hal ini menunjukkan bahwa sumber informasi awal

yang paling dominan adalah informasi dari kenalan, teman, atau saudara dan property

sign.

Kemudian tujuan advertising Kampung Daun Culture Gallery & Cafe

Bandung seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya melalui pesan yang dituangkan

pada media property sign, suratkabar Pikiran Rakyat, radio Flamboyan, dan leaflet

dapat diketahui seberapa jauh tingkat keberhasilannya dengan melihat tanggapan

konsumen terhadap aspek isi, struktur, format, dan sumber pesan yang disampaikan.

Dari data dalam tabel 2.10 bab II mengenai aspek isi pesan dan format pesan

dari segi kata-kata, ilustrasi, dan warna pada media property sign Kampung Daun

Culture Gallery & Cafe Bandung terlihat tanggapan tamu sebagai berikut:

• Untuk isi pesan, 3 orang tamu 16.7 % menjawab baik, jawaban cukup diberikan

oleh 6 orang atau 33.3 %, dan tamu yang menyatakan kurang sebanyak 9 orang

atau 50 %.

• Mengenai kata-kata, 6 orang menyatakan baik atau 33.3 %, 9 orang atau 50 %

menjawab cukup, dan 3 orang atau 16.7 % menjawab kurang.

• Mengenai ilustrasi, tidak ada tamu yang menyatakan baik atau 0 %, 6 orang atau

33.3 % menyatakan cukup, dan 12 orang menjawab kurang atau 66.7 %.

• Untuk warna, 3 orang atau 16.7 % menjawab baik, 6 orang menyatakan cukup

atau 33.3 % dan 9 orang menyatakan kurang atau 50 %.


59

Sedangkan secara keseluruhan, tanggapan tamu terhadap media property sign

dapat diketahui dengan menggunakan cara pemberian skor jawaban yang telah

dijelaskan pada tabel 2.7 bab II. Penjumlahan skor dari data dalam tabel 2.10 bab II

adalah sebagai berikut:

o Jumlah skor untuk jawaban B (Baik) = 12 x 3 = 36

o Jumlah skor untuk jawaban C (Cukup) = 27 x 2 = 54

o Jumlah skor untuk jawaban K (Kurang) = 33 x 1 = 33

Jumlah = 123

Untuk mencari skor tertinggi adalah dengan mengalikan nilai tertinggi dengan

jumlah pertanyaan dan jumlah responden, sedangkan untuk mencari skor terendah

adalah dengan mengalikan nilai terendah dengan jumlah pertanyaan dan jumlah

responden, yaitu sebagai berikut:

Skor tertinggi = 9 x 4 x 18 = 648

Skor terendah = 3 x 4 x 18 = 216

Kemudian dengan menggunakan perhitungan range maka hasil yang didapat adalah:

!"#$!!"#$%&''%!!"#$!!"#"$%&!
R =! !"#$%!!!"#"!!"!!"#"$"%
= (648 – 216) / 3 = 144

Setelah range diketahui maka posisi tanggapan tamu mengenai property sign

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung dalam skala Likert adalah:
60

K=123 C B

100 300 450 648

Dari keterangan di atas terlihat bahwa tanggapan tamu aspek isi pesan, dan format

pesan dari segi kata-kata, ilustrasi, dan warna dari media property sign Kampung

Daun Culture Gallery & Cafe Bandung menunjukkan penilaian yang secara

keselurahan adalah kurang.

Selanjutnya dari data dalam tabel 2.11 bab II mengenai aspek isi pesan,

struktur pesan dan format pesan dari segi judul, kata-kata, ilustrasi, dan warna pada

iklan di suratkabar Pikiran Rakyat terlihat tanggapan tamu sebagai berikut:

• Untuk isi pesan, 3 orang menyatakan baik atau 20 % jawaban cukup diberikan

oleh 6 orang atau 40 % dan tamu yang menyatakan kurang sebanyak 6 orang atau

40 %.

• Mengenai struktur pesan, 3 orang menjawab baik atau 20 %, 6 orang menyatakan

cukup atau 40 %, dan 6 orang menjawab kurang atau 40 %.

• Mengenai judul, 3 orang menyatakan baik atau 20 %, 3 orang menjawab cukup

atau 20 % dan 9 orang menjawab kurang atau 60 %.

• Mengenai kata-kata, tidak ada orang menyatakan baik atau 0 %, 3 orang

menjawab cukup atau 20 % dan 12 orang menjawab kurang atau 80 %.


61

• Mengenai ilustrasi, tidak ada orang menyatakan baik atau 0 %, 3 orang

menjawab cukup atau 20 % dan 12 orang menjawab kurang atau 80 %.

• Untuk warna, 6 orang menjawab baik atau 40 %, 6 orang menyatakan cukup atau

40%, dan 3 orang menyatakan kurang atau 20%.

Lalu perhitungan untuk tanggapan tamu mengenai iklan Kampung Daun

Culture Gallery & Cafe Bandung di suratkabar Pikiran Rakyat secara keseluruhan,

penulis mulai dengan menjumlahkan skor untuk setiap jawaban yang di dapat seperti

berikut:

o Jumlah skor untuk jawaban B (Baik) = 15 x 3 = 45

o Jumlah skor untuk jawaban C (Cukup) = 27 x 2 = 54

o Jumlah skor untuk jawaban K (Kurang) = 48 x 1 = 48

Jumlah = 147

Kemudian jumlah skor tertinggi dan skor terendahnya adalah:

Skor tertinggi = 9 x 6 x 15 = 810

Skor terendah = 3 x 6 x 15 = 270

Sedangkan range yang didapatkan melalui perhitungan yaitu:

!"#$!!"#$%&''%!!"#$!!"#"$%&!
R =! !"#$%!!!"#"!!"!!"#"$"%
= (810 – 270) / 3 = 180

Posisi tanggapan tamu mengenai iklan Kampung Daun Culture Gallery &

Cafe Bandung pada suratkabar Pikiran Rakyat dalam skala Likert adalah:
62

K=147 C B

100 300 600 810

Dari keterangan di atas terlihat bahwa tanggapan tamu mengenai isi pesan, struktur

pesan dan format pesan dari segi judul, kata-kata, ilustrasi, dan warna dalam iklan di

suratkabar Pikiran Rakyat menunjukan penilaian yang secara keseluruhan adalah

kurang.

Dari data dalam table 2.12 bab II mengenai aspek isi pesan, struktur pesan,

format pesan dari segi pilihan kata, kualitas suara, vokalisasi, dan sumber pesan pada

iklan Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung di radio Flamboyan terlihat

tanggapan tamu sebagai berikut:

• Untuk isi pesan, 3 orang tamu menyatakan baik atau 25 %, jawaban cukup

diberikan oleh 3 orang atau 25 %, dan yang menyatakan kurang sebanyak 6

orang atau 50 %.

• Mengenai struktur pesan, 3 orang menjawab baik atau 25 %, tidak ada orang

menyatakan cukup atau 0 %, dan 9 orang menjawab kurang atau 75 %.

• Mengenai pilihan kita, tidak ada orang menyatakan baik atau 0 %, 6 orang

menjawab cukup atau 50 %, dan 6 orang menjawab kurang atau 50 %.

• Mengenai kualitas suara, 3 orang menjawab baik atau 25 %, 6 orang menyatakan

cukup atau 50 %, dan 3 orang menjawab kurang atau 25 %.


63

• Mengenai vokalisasi, tidak ada orang menyatakan baik atau 0 %, 3 orang

menjawab cukup atau 25 %, dan 9 orang menjawab kurang atau 75 %.

• Untuk sumber pesan, 3 orang menjawab baik atau 25 %, 3 orang menyatakan

cukup atau 25 %, dan 6 orang menyatakan kurang atau 50 %.

Kemudian perhitungan untuk tanggapan tamu mengenai iklan Kampung Daun

Culture Gallery & Cafe Bandung di radio Flamboyan secara keseluruhan, penulis

mulai dengan menjumlahkan skor untuk setiap jawaban yang di dapat seperti berikut:

o Jumlah skor untuk jawaban B (Baik) = 12 x 3 = 36

o Jumlah skor untuk jawaban C (Cukup) = 21 x 2 = 42

o Jumlah skor untuk jawaban K (Kurang) = 39 x 1 = 39

Jumlah = 117

Kemudian jumlah skor tertinggi dan skor terendahnya adalah:

Skor tertinggi = 9 x 6 x 12 = 648

Skor terendah = 3 x 6 x 12 = 216

Sedangkan range yang didapatkan melalui perhitungan yaitu:

!"#$!!"#$%&''%!!"#$!!"#"$%&!
R =! !"#$%!!!"#"!!"!!"#"$"%
= (648 – 216) / 3 = 144

Posisi tanggapan tamu mengenai iklan Kampung Daun Culture Gallery &

Cafe Bandung di radio Flamboyan dalam skala Likert adalah:


64

K=117 C B

100 300 450 648

Dari keterangan di atas terlihat bahwa tanggapan tamu mengenai isi pesan, struktur

pesan dan format pesan dari segi pilihan kata, kualitas suara, vokalisasi, dan sumber

pesan dalam iklan radio Flamboyan menunjukan penilaian yang secara keseluruhan

adalah kurang.

Selanjutnya dari data dalam table 2.13 bab II mengenai aspek isi pesan,

struktur pesan, struktur pesan dan format pesan dari segi judul, kata-kata, ilustrasi,

dan warna pada leaflet terlihat tanggapan tamu sebagai berikut:

• Untuk isi pesan, 3 orang menyatakan baik atau 20 %, jawaban cukup diberikan

oleh 6 orang atau 40 %, dan tamu yang menyatakan kurang sebanyak 6 orang

atau 40 %.

• Mengenai struktur pesan, 3 orang menjawab baik atau 20 %, 3 orang menyatakan

cukup atau 20 %, dan 9 orang menjawab kurang atau 60 %.

• Mengenai judul, 6 orang menyatakan baik atau 40 %, 6 orang menjawab cukup

atau 40 %, dan 3 orang menjawab kurang atau 20 %.

• Mengenai kata-kata, 6 orang menjawab baik atau 40 %, 3 orang menyatakan

cukup atau 20 %, dan 6 orang menjawab kurang atau 40 %.


65

• Mengenai ilustrasi, 3 orang menyatakan baik atau 20 %, 9 orang menjawab

cukup atau 60 %, dan 3 orang menjawab kurang atau 20 %.

• Untuk warna, 3 orang menjawab baik atau 20 %, 6 orang menyatakan cukup atau

40 %, dan 6 orang menyatakan kurang atau 40 %.

Lalu perhitungan untuk tanggapan tamu mengenai leaflet secara keseluruhan, penulis

mulai dengan menjumlahkan skor untuk setiap jawaban yang di dapat seperti berikut:

o Jumlah skor untuk jawaban B (Baik) = 24 x 3 = 72

o Jumlah skor untuk jawaban C (Cukup) = 33 x 2 = 66

o Jumlah skor untuk jawaban K (Kurang) = 33 x 1 = 33

Jumlah = 171

Kemudian jumlah skor tertinggi dan skor terendahnya adalah:

Skor tertinggi = 9 x 6 x 15 = 810

Skor terendah = 3 x 6 x 15 = 270

Sedangkan range yang didapatkan melalui perhitungan yaitu:

!"#$!!"#$%&''%!!"#$!!"#"$%&!
R =! !"#$%!!!"#"!!"!!"#"$"%
= (810 – 270) / 3 = 180

Posisi tanggapan tamu mengenai leaflet dalam skala Likert adalah:


66

K=171 C B

100 300 600 810

Dari keterangan sebelumnya terlihat bahwa tanggapan tamu mengenai isi pesan,

struktur pesan dan format pesan dari segi judu, kata-kata, ilustrasi, dan warna dalam

leaflet menunjukkan penilaian yang secara keseluruhan adalah cukup.

Berdasarkan uraian di atas, iklan di suratkabar Pikiran Rakyat dan radio

Flamboyan yang digunakan oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung

dalam strategi pemasaran dinilai kurang oleh tamu dan penilaian cukup untuk iklan

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung adalah melalu property sign dan

leaflet. Tanggapan dari tamu secara keseluruhan tersebut belum sesuai dengan yang

diinginkan. Hal ini menunjukkan kurang efektifnya pesan yang disampaikan melalui

keempat media yang digunakan, dan media yang digunakan tidak tepat.

Dari analisis sebelumnya mengenai adanya selisih antara rencana dengan

pelaksanaan serta penurunan frekuensi advertising pada media yang digunakan, lalu

diketahuinya bahwa sumber informasi awal yang paling dominan adalah informasi

dari kenalan, teman, atau saudara, dan property sign penilaian kurang pada sebagian

besar media yang digunakan, maka strategi pemasaran Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung dikatakan kurang efektif.


67

B. Analisis Pangsa Pasar Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung

Dari data hasil kuesioner kepada tamu sebanyak 90 buah yang terdapat dalam

tabel 2.15 hingga tabel 2.20 bab II, dapat diketahui rincian mengenai keterangan

dalam aspek geografis, demografis, dan psikografis dari pangsa pasar yang dimiliki

oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung, untuk lebih jelasnya penulis

uraikan sebagai berikut:

• Dalam hal daerah asal pada aspek geografis yang ditunjukkan oleh data pada

tabel 2.15 bab II terlihat bahwa tamu yang berasal dari Bandung, sebanyak 36

orang atau 40 %, 33 orang tamu berasal dari Jakarta atau 36.7 % kemudian tamu

berasal dari daerah lain 21 orang atau 23.3 %.

• Untuk aspek demografis dalam hal usia, data pada tabel 2.16 bab II menunjukkan

bahwa tamu yang berusia kurang dari 20 tahun adalah sebanyak 18 orang atau 20

%, tamu yang berusia antara 21 hingga 30 tahun sebanyak 27 orang atau 30 %,

tamu yang berusia antara 31 hingga 40 tahun adalah 36 orang atau 40 %, tamu

yang berusia antara lebih 40 tahun sebanyak 9 orang atau 10 %

• Data pada tabel 2.17 bab II menujukkan keterangan dalam hal jenis kelamin tamu

yang berkunjung ke Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung bahwa 54

orang tamu adalah pria atau 60 %, dan tamu wanita sebanyak 36 orang atau 40

%.

• Untuk pendapatan setiap bulan, dari tabel 2.18 bab II terlihat bahwa 9 orang tamu

atau 10 % berpendapatan kurang dari Rp. 500.000, tamu yang memiliki

pendapatan antara Rp. 500.000 hingga Rp. 1.000.000 sebanyak 27 orang atau 30
68

%, tamu yang memiliki pendapatan antara Rp. 1.000.000 hingga Rp. 2000.000

adalah sebanyak 36 orang atau 40 %, dan tamu yang berpendapatan lebih dari

Rp. 2.000.000 sebanyak 18 orang atau 20 %.

• Dari tabel 2.19 bab II terlihat bahwa tamu yang memiliki pekerjaan sebagai

negeri adalah sebanyak 21 orang atau 23.3 %, tamu yang memiliki pekerjaan

sebagai pegawai swasta sebanyak 36 orang atau 40 %, pekerjaan sebagai

wirausahawan dimiliki oleh tamu sebanyak 18 orang atau 20 %, dan tamu yang

memiliki pekerjaan selain dari yang disebutkan sebelumnya adalah 15 orang atau

16.7 %.

• Dalam hal tujuan kedatangan pada aspek psikografis yang ditunjukkan oleh data

pada tabel 2.20 bab II terlihat bahwa tamu yang datang untuk melakukan

kegiatan bisnis adalah sebanyak 6 orang atau 6.7 %, tamu yang berujuan makan

dan minum sebanyak 18 orang atau 20 %, rekreasi adalah tujuan dari 36 orang

diantaranya atau 40 %, tamu yang datang dengan tujuan untuk bersosialisasi

adalah sebanyak 21 orang atau 23.3 %, sedangkan tamu yang datang untuk

tujuan yang lain adalah sebanyak 9 orang atau 10 %.

Dari uraian di atas terlihat bahwa segmen pasar yang mendominasi pangsa

pasar yang dimiliki Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung konsumen pria

berasal dari daerah Bandung, memiliki usia antara 31 hingga 40 tahun, berpekerjaan

sebagai pegawai swasta, dan memiliki pendapatan setiap bulannya antara Rp.

1.000.000 hingga Rp. 2.000.000 dan memiliki tujuan kedatangan untuk rekreasi. Bila

dibandingkan dengan pangsa pasar yang dituju oleh Kampung Daun Culture Gallery
69

& Cafe Bandung merupakan segmen pasar jenis kelamin pria, berasal dari Jakarta,

berusia 21 hingga 30 tahun, memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta,

berpendapatan setiap bulannya lebih dari Rp. 2.000.000, serta mempunyai tujuan

kedatangan untuk rekreasi, maka ada dua segmen pasar yang belum tercapai oleh

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung yaitu pada aspek pendapatan setiap

bulan dan daerah asal. Aspek ini berkaitan dengan seberapa besar spending power

dari tamu yang datang, kemudian berhubungan pula dengan pencapaian targer

average check danhasil penjualan yang telah ditetapkan.


70

C. Analisis Manfaat yang Diterima oleh Pengunjung dari strategi pemasaran di

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung

Untuk mengetahui mengenai manfaat yang didapatkan oleh tamu dari strategi

pemasaran yang dilakukan oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung

maka berdasarkan data yang terdapat pada 2.21 bab II terlihat bahwa dari 90 tamu, 42

orang tamu atau 43.3 % menyatakan mendapatkan informasi mengenai produk dan

pelayanan yang ditawarkan dan 48 orang lainnya atau 56.7 % menyatakan tidak

mendapatkan manfaat tersebut. Untuk manfaat dari advertising di Kampung Daun

Culture Gallery & Cafe Bandung dalam memberikan informasi mengenai lokasi, 54

orang atau 60 % dari 90 tamu menyatakan mendapatkannya dan 36 lainnya atau 40 %

tidak mendapatkannya. Kemudian 33 orang tamu atau 36.7 % menyatakan produk,

pelayanan, dan suasana yang tergambar pada strategi pemasaran di Kampung Daun

Culture Gallery & Cafe Bandung dan 57 orang yang lain atau 63.3 % menyatakan

tidak. Mengenai gambaran harga produk yang ditawarkan 52 orang atau 46.7

menjawab mendapat gambaran tentang harga produk yang ditawarkan, dan sisanya

yaitu 48 orang atau 53.3 % tidak mendapat gambaran.

Setelah mengetahui seberapa jauh manfaat dari advertising di Kampung Daun

Culture Gallery & Cafe Bandung dapat diterima oleh tamu, maka perlu diketahui

pula mengenai tanggapan dalam aspek perhatian, minat, keinginan, dan tindakan

pembelian dari tamu terhadap produk dan pelayanan yang ditawarkan melalui strategi

pemasaran yang dilakukan. Untuk aspek perhatian, dari data yang terdapat dalam

tabel 2.22 terlihat bahwa 6 orang tamu atau 6.7 % menyatakan sangat menaik
71

perhatian, kemudian 18 orang atau 20 % menyatakan menarik perhatian, 39 orang

atau 43.3 % menajwab cukup menarik perhatian, 24 orang tamu 26,7 % menjawab

kurang menarik perhatian, dan 3 orang atau 3.3 % menyatakan sangat kurang menarik

perhatian.

Kemudian dalam aspek minat, data pada tabel 2.23 bab II memperlihatkan

bahwa tamu yang menjawab sangat berminat adalah 9 orang atau 10 %, kemudian 18

orang atau 20 % menjawab berminat, 27 orang atau 30 % menyatakan cukup

berminat, 30 orang atau 33.3 % menyatakan kurang berminat, dan 6 orang atau 6.7 %

menjawab sangat kurang berminat.

Untuk aspek keinginan, pada tabel 2.24 bab II terlihat bahwa jawaban sangat

menginginkan dinyatakan oleh tamu sebanyak 3 orang tamu tatau 3.3 %, 15 orang

atau 6.7 % menyatakan menginginkan, 27 orang atau 30 % menjawab cukup

menginginkan, 36 orang tamu atau 40 % menjawab kurang menginginkan, dan 9

orang atau 10 % menyatakan sangat kurang menginginkan.

Mengenai aspek tindakan pembelian, dari data pada tabel 2.25 bab II terlihat

bahwa 3 orang tamu atau 3.3 % menyatakan sangat yakin, 18 orang tamu atau 20 %

menajwab yakin, 30 orang tamu atau 33.3 % menjawab cukup yakin, 33 orang atau

36.7 % menjawab kurang yakin, dan 6 orang tamu atau 6.7 % menyatakan sangat

kurang yakin.

Dari uraian di atas, tanggapan dari tamu sebagian besar menyatakan bahwa

manfaat yang didapatkan dari strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kampung

Daun Culture Gallery & Cafe Bandung adalah dalam hal informasi mengenai produk

dan pelayanan yang ditawarkan, informasi mengenai lokasi Restoran, gambaran


72

produk, pelayanan, dan suasana kurang mendapatkan manfaat dalam memberikan

pengetahuan tambahan serta membantu dalam menentukan pilihan atas produk dan

pelayanan yang ada. Kemudian tanggapan tamu juga menyatakan bahwa strategi

pemasaran yang dilakukan oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung

cukup menarik perhatian namun kurang mampu menarik minat dan keinginan

sehingga tamu juga merasa kurang yakin untuk melakukan tindakan pembelian. Hal

ini menunjukan bahwa manfaat yang didapatkan tersebut kurang mampu membuat

konsumen lain untuk datang ke Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Adanya selisih antara rencana dengan pelaksanaan serta penurunan frekuensi

strategi pemasaran pada media yang digunakan oleh Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung, dominannya informasi awal melalui kenalan, teman,

atau saudara, dan penilaian kurang pada sebagian besar media yang digunakan,

menandakan kurang efektifnya strategi pemasaran yang dilakukan. Hal ini

menyebabkan tujuan advertising yang ditetapkan oleh Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung

Untuk menyebarluaskan informasi mengenai produk dan pelayanan yang

ditawarkan kepada pangsa pasar yang dituju dan juga membujuk mereka untuk

datang mencoba atau membeli produk dan pelayanan yang ditawarkan,

kemudian mengingatkan konsumen yang sudah pernah datang untuk kembali

datang kurang tercapai.

2. Perbandingan antara pangsa pasar yang dituju oleh Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung dengan segmen pasar yang mendominasi pangsa pasar

yang dimiliki Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung memperlihatkan

adanya dua segmen pasar yang belum tercapai oleh Kampung Daun Culture

Gallery & Cafe Bandung yaitu aspek pendapatan setiap bulan dan daerah asal,

keduanya berkaitan dengan besarnya spending power tamu yang datang,

73
74

kemudian berhubungan pula dengan pencapaian target average check dan hasil

penjualan yang telah ditetapkan.

3. Sebagian besar konsumen Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung

menyatakan bahwa manfaat yang didapatkan dari strategi pemasaran yang

dilakukan oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung adalah dalam

hal informasi mengenai produk dan pelayanan yang ditawarkan kurang

mendapatkan manfaat dalam memberikan pengetahuan informasi serta

membantu dalam menentukan pilihan atas produk dan pelayanan yang ada.

Kemudian strategi pemasaran yang dilakukan Kampung Daun Culture Gallery &

Cafe Bandung kurang menarik perhatian namun kurang mampu menarik minat

dan keinginan sehingga tamu juga merasa kurang yakin untuk melakukan

tindakan pembelian. Hal ini menunjukan bahwa manfaat dari strategi pemasaran

yang didapatkan tersebut kurang mampu membuat konsumen lain untuk datang

ke Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung.


75

B. Saran

1. Rencana strategi pemasaran sebaiknya dilaksanakan sepenuhnya dan dilakukan

penambahan jenis media yang memiliki kemampuan teknis yang tepat dengan

frekuensi yang cukup agar dapat lebih mengenai kepada sasaran pasar yang

dituju.

2. Dalam pengembangan pesan pada media advertising yang digunakan, sebaiknya

lebih ditingkatkan dengan isi yang lebih menunjukan kelebihan pada produk dan

pelayanan yang ditawarkan sehingga mengenai kepada konsumen serta dengan

struktur yang mudah dipahami, penggunaan format pesan dalam hal judul, kata-

kata, ilustrasi, warna, kualitas suara, dan vokalisasi yang lebih menarik serta

memberikan kesan yang kuat kepada konsumen. Sehingga pada akhirnya dapat

menarik calon konsumen untuk datang dan melakukan pembelian produk dan

pelayanan yang ditawarkan.

3. Media yang sudah berfungsi dengan baik lebih dikembangkan lagi. Informasi

yang didapat oleh konsumen melalui teman, kenalan, saudara terlihat lebih

efektif dan mampu menarik konsumen sehingga perlu lebih dikembangkan agar

dapat mencapai hasil yang diinginkan.


DAFTAR PUSTAKA

Heru. 2006. Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Kemanusiaan Dan Budaya. Jakarta

: Gunadarma

Keegan dan Green. 2008. Bogor

Kotler Philip dan Gary Armstrong. 2000. Principle of Marketing. Jakarta: Penerbit

Bineka Cipta.

Kotler Philip dan Gary Armstrong. 2004. Principle of Marketing. Jakarta: Salemba

Empat.

Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan. 2007. Jakarta

Kotler philip.2010.Manajemen Pemasaran Analisis, perencanaan, Implementasi, dan

Kontrol. Jakarta

Kotler Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Penerbit Bineka Cipta

Kotler dan Armstrong. 2008. Principle of Marketin. Jakarta: Penerbit

Kotler Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Penerbit Bineka Cipta

Michael Morgan. 2002.Marketing for Leisure and Tourism. Jakarta

Morissan. 2010. Teori Komunikasi : Inter Personal maupun Non Personal. Bogor :

Ghalia Indonesia.

Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

76#
#
Robert D. Reid dan David C. Bojanic. 2001. Hospitality Marketing Management.

Jakarta

Robert D. Reid dan David C. Bojanic. 2001. Hospitality Marketing Management.

Jakarta

Sihite,Richard. 2000. Tourism Industry. Surabaya : SIC.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Suarthana. 2006. Manajemen Perhotelan. Edisi Kantor Depan Kuta Utara : Mapindo.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

77#
#

Anda mungkin juga menyukai