TUGAS AKHIR
Oleh :
Daniel Manalu
Nomor Induk : 201117682
JURUSAN HOSPITALITI
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN TATA HIDANG
PENDAHULUAN!
Indonesia memilki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum
bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia.
Pemanfaatan disini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih berarti mengelola,
memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut
penduduk sekitar 240 juta jiwa yang mempunyai beragam adat dan istiadat serta
tanahnya yang subur yang terkenal dengan rempah-rempah serta bahan pangannya, hal
ini menyebabkan banyak bermunculan berbagai macam kuliner sesuai dengan daerah
asalnya, contohnya adalah rumah makan tradisional Sunda yang banyak terdapat di
daerah Jawa Barat dan rumah makan Padang yang berada di daerah Sumatra.
Perkembangan industri makanan dan minuman di Indonesia dapat dilihat juga dari
banyaknya jenis restoran yang ada di Indonesia seperti coffee shop, fine dining, cafe dan
lain-lainnya.!
yang dibangun demi tercapainya sebuah tujuan masing-masing. Mereka semua saling
bersaing dengan menghasilkan suatu produk makanan atau minuman yang berbeda
dengan restoran di sekitarnya, dengan memiliki resep tersendiri untuk menarik para
pelanggan. Seiring dengan perkembangan terkini, bukan hanya produk makanan dan
minuman saja yang mereka jual, tetapi sekarang sudah berbeda. Mereka mencari tempat
yang strategis untuk bisa mendapatkan pemandangan yang bagus demi kenyamanan para
tamu. Sekarang restoran yang banyak didatangi oleh para tamu adalah restoran yang bisa
menyediakan makanan dan minuman yang enak dan juga pemandangan di sekitarnya
juga bisa membuat para tamu merasa nyaman. Kebanyakan juga mereka hanya
menyediakan menu yang sedikit tetapi restoran tersebut memiliki suasana tempat yang
bagus, jenis restoran seperti ini yang kebanyakan di datangi oleh para tamu khususnya
para remaja. Dan juga dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung. Sekarang telah
banyak restoran yang sudah menyediakan fasilitas internet untuk para tamu yang
berkunjung. Walaupun restoran itu memiliki produk makanan dan minuman yang enak
tapi tidak memiliki tempat dan fasilitas pendukung untuk para tamu biasanya restoran
tersebut jarang didatangi oleh para tamu. Karena kebanyakan masyarakat yang datang ke
restoran bukan saja untuk sekedar makan atau minum saja tetapi mereka lebih senang
Dapat kita lihat sekarang makanan dan minuman bukanlah hanya sekedar
kebutuhan pokok saja, seperti di kota Bandung perkembangan industri makanan dan
minuman dapat kita lihat dengan macam – macam jenis restoran. Menurut Suarthana
(2006:23): “Restoran adalah tempat usaha yang komersial yang ruang lingkup
usahanya”.!
datang menjadi tamu yang akan mendapatkan pelayanan untuk menikmati makanan, baik
pagi, siang, ataupun malam sesuai dengan jam bukanya dan oleh tamu yang menikmati
hidangan itu harus membayar sesuai dengan harga yang ditentukan sesuai daftar yang
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa restoran adalah tempat usaha
yang melayani tamu yang datang dengan ruang lingkup kegiatannya yang menyediakan
Menurut para ahli dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha
mencari pemecahan atas masalah penentuan dua, dua penentuan pokok yaitu : pertama,
bisnis apa yang diambil perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis dimasa yang akan
datang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan
sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi,
dan distribusi.!
pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
respon yang di inginkan sasaran pasar”. Dalam kegiatan pemasaran terdapat istilah
bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dengan 4-P, yaitu Product, Price, Place
dan Promotion. Keempat elemen tersebut diselaraskan dengan kebutuhan dan keinginan
para tamu dalam mencapai kepuasan yang diinginkan oleh para konsumen. Di dalam
pemasaran terdapat istilah bauran pemasaran atau marketing mix yang menurut William
Wells, John Burnett dan Sandra Moriarty dalam buku Advertising Principles and
starts with the marketing mix, which involves activities such as designing the product,
including its package; pricing of the product, as well as terms of sale; distribution of the
communicating about the product”. Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa secara
tradisional hirarki dari strategi yang digunakan dalam usaha diawali dengan bauran
“setiap bentuk komunikasi non personal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau
ide yang dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui” Adapun maksud dibayar pada
definisi tersebut menunjukan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada
umumnya harus di beli. Maksud kata non personal berarti suatu iklan melibatkan media
(TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimnkan pesan kepada sejumlah besar
kelompok individu pada saat bersamaan. Karena itu, sebelum pesan iklan di kirimkan,
diinginkan maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan strategi
periklanan, menurut Robert D. Reid dan David C. Bojanic dalam buku Hospitality
3.Key consumer benefit : “Constumers can be skeptical and often need a benefit or a
pada lima hal penting, yaitu: tujuan, target pangsa pasar, manfaat yang diterima oleh
Culture Gallery & Cafe Bandung, penulis melihat bahwa penjualan belum mencapai
target, yang diduga karena rendahnya tingkat kunjungan tamu, baik untuk tamu yang baru
maupun tamu yang sudah pernah berkunjung. Penulis menduga bahwa hal ini disebabkan
oleh kurang efektifnya strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kampung Daun Culture
Gallery & Cafe Bandung. Penulis ingin memusatkan pembahasan atas kondisi yang
terjadi di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung pada tiga hal yang penting
yang pertama mengenai tujuan, target pangsa pasar, dan manfaat yang diterima oleh
konsumen. Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut maka penulis mencoba untuk
BANDUNG”!
B. Identifikasi Masalah!
masalah dalam penerapan standar kegiatan iklan yang ada di Restoran Kampung Daun di
Bandung, yaitu:!
1. Bagaimana penetapan tujuan advertising Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
Bandung ?!
2. Siapa pangsa pasar Kampung Daun Culture Gallery & Café Bandung ?!
1. Tujuan Formal!
Tujuan formal dalam penulisan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu
Pariwaisata Bandung.!
!
2. Tujuan Operasional!
b. Untuk menjawab Siapa pangsa pasar Kampung Daun Culture Gallery & Café
Bandung.!
.!
1. Metodologi Penelitian!
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dalam membuat tugas akhir ini,
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri atau
a. Observasi!
ilmiah adalah studi yang disengaja dan dilakukan secara sistematis, terencana,
terarah pada suatu tujuan dengan mengamati dan mencatat fenomena atau
perilaku satu atau sekelompok orang dalam konteks kehidupan sehari-hari dan
kejadian yang dilihat dan perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang
diamati tersebut.!
a. Wawancara!
“Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikotruksikan makna dalam suatu topik
tertentu”. Penulis mencoba mengumpulkan data dengan cara tanya jawab dengan
pihak manajemen maupun karyawan di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
Bandung!
c. Kuesioner!
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Penulis mencoba
pihak karyawan dan pihak tamu dari Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
Bandung. !
d. Studi Perpustakaan!
Menurut Nazir (2005:93) yaitu: “Studi perpustakaan adalah landasan teoritis dari
trial atau error tetapi, menunjukan jalan pemecahan”. Penulis mencoba mencari
Bandung.!
1. Lokasi Penelitian!
Lokasi yang diambil untuk penyusunan tugas akhir ini di Kampung Daun Culture
Gallery & Cafe Bandung, yang beralamat di Jl. Sersan Bajuri KM.4,7 Desa
2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan sejak bulan maret hingga batas waktu yang
ditentukan.!
!
!
BAB II
TINJAUAN UMUM
4,7 dari mulut jalan Sersan Bajuri, yang berada di dekat pertigaan terminal ledeng
Awalnya Villa Triniti dibangun di tempat ini pada tahun 1997, yang
kemudian berubah menjadi picnic area dimana orang-orang bebas datang sambil
membawa tikar dan makanan. Tempat yang alami, indah dan jauh dari hiruk pikuk
untuk tempat makan dan pelepas penat. Ide ini semakin berkembang ketika
Jakarta, Bandung dan sekitarnya. Nama Kampung Daun sendiri diambil karena di
tempat ini dahulu dipenuhi daun-daun labu siam, dan daun labu dijadikan sebagai
Awal mulanya pada tahun 1991, dibangun 4 buah saung dengan surabi dan
jajanan pasar sebagai makanan yang disajikan. Seiring dengan berjalannya waktu,
saung demi saung dibangun, kini Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
Bandung memiliki 30 saung kecil, 5 saung besar, dan bale Ageung, berupa
pendopo yang berada paling atas dengan kapasitas 200-300 orang. Joglo Bale
11!
!
12!
!
Ageung ini punya cerita tersendiri yaitu didapat dari Solo, diperkirakan telah
berumur 300 tahun yang ditunjang oleh 4 soko guru atau tiang utama, dan di
setiap tiangnya terdapat koin VOC abad 17. Suasana alam yang asli dengan hijau
daun, cadas gantung atau tebing bebatuan alami, suara gemercik air terjun, suara
berupa saung dan rumah-rumah dari bilik bambu, pramusaji yang memakai baju
kebaya, pedagang keliling yang menjual dodol lipet, gulali, dan harum manis yang
duduk berjejer di tepi jalan setapak Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
Bandung dan hiburan asli warga setempat berupa pemain harpa dan kecapi dengan
Suasana pada malam hari terkesan romantis dengan obor – obor dan
tempat makan. Kafe ini buka dari pukul 11:00 WIB – 23.00 WIB, kecuali pada
akhir pekan dan libur nasional buka sampai pukul 24.00 WIB.
dengan konsep bisnis restoran sehingga dapat memberikan manfaat bagi warga
Kampung Daun dan masyarakat sekitar serta masyrakat luas” yaitu dengan
pengalaman yang tidak akan terlupakan untuk para tamu yang pernah datang
& Cafe Bandung ini memiliki beberapa fasilitas pendukung yang diciptakan untuk
!
13!
!
a. Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung ini menyajikan makanan
dan minuman Tradisional Khas Indonesia dan western food seperti cream
soup, pizza & spaghetti. Selain itu alat penyajiannya berkesan natural
seperti tempat nasi dari buah dan piring anyaman yang terbuat dari bambu.
kayu.
Kampung Daun Culture & Gallery Cafe Bandung memiliki total kapasitas
tempat duduk sebanyak 300 – 800. Berikut ini merupakan tabel fasilitas dan
kapasitas tempat makan di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung:
!
14!
!
TABEL 2. 1
Sumber: Data Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung 2016
b. Tempat parkir yang luas untuk kendaraan mobil, motor dan bus wisata
Lahan parkir yang disediakan oleh Kampung Daun Culture Gallery &
c. Mushola
Adapun mushola yang disediakan oleh Kampung Daun Culture Gallery &
Ada juga fasilitas yang disediakan oleh Kampung Daun Culture Gallery &
!
15!
!
e. Toko oleh-oleh
Salah satu yang unik di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung,
mereka menyediakan toko oleh – oleh untuk cindera mata yang dapat
f. Free Hotspot
Hotspot adalah salah satu fasilitas yang dapat diakses secara gratis yang
receptionist.
weekend.
Cafe Bandung
1. Struktur Organisasi
untuk mengetahui tugas didalam operasional kerja karyawan. Hal itu bertujuan
agar dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan serta berfungi untuk
kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan
!
16!
!
organisasi yang efektif, hal ini bertujuan agar individu – individu didalam sebuah
anggotanya ”.
Dari teori diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya
struktur organisasi, maka tugas, wewenang, tanggung jawab dan hubungan kerja
antara departemen dapat diketahui dengan mudah dan jelas demi tercapainya
suatu tujuan visi maupun misi dalam suatu perusahaan tersebut. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat struktur organisasi di Kampung Daun Culture Gallery &
Cafe Bandung.
!
17!
!
GAMBAR 2. 2
CAFE BANDUNG
F!&!B!
Manager
Bar!
Supervisor! Service! Housekeepin
Supervisor g!Supervisor!
Asst.!
Captain!/! Captain!/!
Bar! Greater! Captain! Asst! Asst!
Attendance Leader Service!Asst! Cleaning! Housekeepin
Service! g
Greater! Cleaning!
Crew Waiter/ess
Service! Gardener
Bushboy
Sumber: Data Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung 2016
Berikut ini merupakan tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian pada struktur
Seorang Food and Beverage di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
Bandung memiliki tugas dan tanggung jawab penuh atas semua kegiatan yang
menangani masalah yang tidak bisa diatasi oleh bawahan, menyusun rencana
!
18!
!
operasional bar dan minuman yang tersedia di Kampung Daun Culture Gallery &
Cafe Bandung.
3. Service Supervisor
4. Housekeeping Supervisor
5. Bar Attendance
Bar Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung dalam hal pemesanan
minuman.
6. Greater Leader
mengunjungi Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung, dan hal yang
Culture Gallery & Cafe Bandung dan dapat mempertanggung jawabkan semua tugas
kepada atasannya.
!
19!
!
11. Waiter/Waitress
13. Gardener
Bertugas menata tata graha di Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
Bandung.
14. Bushboy
dimulai.
2. Personalia
!
20!
!
karena aktifitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar apabila dihuni oleh
sumber daya manusia yang baik dan kompeten di bidangnya. Dalam kegiatan
operasional kerja perusahaan sumber daya manusia harus di kelola serta dijaga
dengan kemampuannya.
!
21!
!
GAMBAR 2. 3
HRD Manager
Chief Personal
Chief Security
Bagian Umum
Security
Sumber: Data Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung 2016
!
22!
!
TABEL 2. 4
3 Cashier 3 orang
7 Cook 12 orang
8 Waiter 14 orang
10 Bar 8 orang
12 Security 18 orang
13 Engineering 10 0rang
TOTAL 97
Sumber: Data Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung 2016
!
23!
!
TABEL 2. 5
4. SMA/SMK 5 35. 71
5. SMP 3 21. 42
Total 14 100
Sumber: Data Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung 2016
!
24!
!
Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan
selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian
berjalan dengan baik. Sedangkan menetapkan tujuan iklan menurut Kotler dan
mengenai pasar sasaran (sasaran yang dituju), pemosisian pasar, dan program
pemasaran.
tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada audiens tertentu dalam kurun waktu
!
25!
!
a. Iklan Informatif
b. Iklan Persuasif
c. Iklan Pengingat
suatu produk dengan pelayanannya. Hal ini didukung oleh pendapat Robert D.
Daun Culture Gallery & Cafe Bandung, tujuan advertising yang ditetapkan oleh
Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung adalah untuk menyebarkan
informasi mengenai produk dan pelayanan yang mereka tawarkan kepada pangsa
pasar yang dituju dan juga membujuk mereka untuk datang mencoba atau
!
26!
!
membeli produk dan pelayanan yang ditawarkan, selain itu juga mengingatkan
ditetapkan maka perlu adanya pemilihan media yang tepat sebab pengaruh iklan
digunakan, selain itu juga pada keadaan yang bagaimana teknis tersebut sampai
pada konsumen.
Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan
utama untuk menghasilkan jangkauan, frekuensi, dan dampak. media iklan utama
bersama biaya, keunggulan, dan keterbatasannya, dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
!
27!
!
TABEL 2.6
KETERBATASANNYA
Koran Fleksibilitas; ketepatan waktu; jangkauan psar Usia penggunaan pendek; mutu
lokal yang baik; penerimaan luas; tingkat reproduksi jelek; audiens “terusan”
Televisi Menggabungkan gambar, suara, dan gerakan; Biaya absolut tinggi; kekacauan
Penggunaan massal; pemilihan geografis dan lebih rendah dari pada televisi;
Radio
demografis tinggi; biaya rendah struktur harga tidak standar; paparan
bergerak kilat
pembacaan baik
Sumber: Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:253)
!
28!
!
Berikut ini adalah tabel mengenai media yang digunakan oleh Kampung
Daun Culture Gallery & Cafe Bandung dalam menetapkan tujuan periklanan.
TABEL 2.7
PROMOSI Rencana Aktual Selisih Rencana Aktual Selisih Rencana Aktual Selisih
Property 1 1 - 1 1 - 1 1 -
Sign
Suratkabar
Rakyat
Radio
Flamboyan 8kali 7kali 1kali 8kali 6kali 2kali 8kali 7kali 1kali
Sumber: Manajemen Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung 2016
!
29!
!
TABEL 2.8
2 Iklan di Suratkabar Pembayaran secara kontrak sejumlah Iklan kolom 3x10 cm,
3 Radio Flamboyan 50% cash (Rp. 600.000) sisanya Iklan 8kali tayang (prime
Sumber: Manajemen Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung 2016
Media yang berupa Property Sign diadakan oleh Kampung Daun Culture
Gallery & Cafe Bandung sejak bulan Maret tepat di depan Kampung Daun
Culture Gallery & Cafe Bandung tersebut, dalam perencanaan pemasangan iklan
di suratkabar Pikiran Rakyat untuk bulan Maret dilakukan pada hari jumat dan
sabtu pada minggu awal dan minggu akhir, untuk bulan April pada hari sabtu
pada minggu awal dan akhir bulan dan pada bulan Agustus sama seperti pada
bulan Juli, kemudian iklan yang dilakukan di radio Flamboyan dilakukan pada
Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung pada hari minggu dan juga
Selain dari keempat media yang digunakan oleh Kampung Daun Culture
informasi mengenai Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung dapat pula
!
30!
!
terjadi melalui komunikasi diantara konsumen yang sudah pernah datang kepada
seseorang yang sama sekali belum tahu mengenai Kampung Daung Culture
Berikut ini penulis sajikan data hasil olahan kusioner sebanyak 30 buah
kepada tamu Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung mengenai sumber
informasi awal tentang Kampung Daung Culture Gallery & Cafe Bandung.
TABEL 2.9
Jumlah
Sumber n %
Property Sign 18 20
Leaflet 15 16.7
Total 90 100
!
31!
!
memerlukan pemecahan atas empat masalah: apa yang akan dikatakan (isi pesan),
mengatakannya (sumber pesan)”. Berikut ini adalah uraian dari keempat aspek
tersebut:
• Isi Pesan
Artinya isi pesan adalah mengenai hal yang akan dikatakan dalam suatu iklan
• Struktur Pesan
Struktur pesan adalah bagaimana menyusun pesan secara logis sehingga dapat
diterima.
• Format Pesan
!
32!
!
melalui radio, maka komunikator harus dengan teliti memilih kata, kualitas
suara (kecepatan ucapan, irama, pola titik nada, artikulasi), dan vokalisasi
• Sumber Pesan
bahwa: “Pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik atau terkenal
Dengan melihat teori yang telah disebutkan maka penulis mencari tahu
digunakan oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung dalam strategi
pemasaran yang menjadi sumber informasi awal tentang restoran tersebut melalui
kuesioner sebanyak 90 buah. Tabel 2.10 hingga tabel 2.13 berikut ini merupakan
tanggapan tamu mengenai Property Sign, iklan pada suratkabar Pikiran Rakyat
dan Radio Flamboyan, serta leaflet yang digunakan Kampung Daun Culture
!
33!
!
TABEL 2.10
n % n % n % n %
Format Pesan
Total 12 27 33
Berdasarkan tabel yang telah ada maka dapat diketahui bahwa tanggapan
tamu tentang Property Sign yang dimiliki oleh Kampung Daun Culture Gallery &
Cafe Bandung dari aspek isi pesan, kata-kata, ilustrasi, dan warna masih dinilai
kurang.
!
34!
!
TABEL 2.11
Aspek n % n % n % n %
Format Pesan
-Judul 3 20 3 20 9 60 15 100
-Kata-kata - 0 3 20 12 80 15 100
-Ilustrasi - 0 3 20 12 80 15 100
-Warna 6 40 6 40 3 20 15 100
Total 15 27 48
Mengenai iklan Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung di surat
kabar Pikiran Rakyat kurang menarik perhatian konsumen, hal ini dapat dilihat
dengan jawaban baik sangat besar yaitu sebanyak 33 jawaban dari responden.
!
35!
!
TABEL 2.12
Aspek n % n % n % n %
Format Pesan
-Vokalisasi - 0 3 25 9 75 12 100
Total 12 21 39
Hasil dari kegiatan periklanan yang dilakukan melalui radio masih belum
memenuhi harapan. Hal ini sangat berpengaruh kepada pencapaian pangsa pasar
yang ingin dituju oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung. Belum
tepatnya pemilihan kata dan vokalisasi adalah hal yang perlu diperhatikan karena
tidak ada tamu yang menjawab kedua aspek tersebut dengan jawaban baik.
!
36!
!
TABEL 2.13
n= 15
Aspek n % n % n % n %
Format pesan
-Judul 6 40 6 40 3 20 15 100
-Kata-kata 6 40 3 20 6 40 15 100
-Ilustrasi 3 20 9 60 3 20 15 100
-Warna 3 20 6 40 6 40 15 100
Total 24 33 33
Untuk mengukur data hasil olahan kuesioner pada tabel 2.10 hingga tabel
“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau kelompok orang tentang fenomena social yang telah ditetapkan oleh peneliti
yang disebut variable penelitian. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
tolak untuk menyusun item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau
!
37!
!
mengenai pemberian skor atau nilai atas data hasil olahan kuesioner dalam tabel
TABEL 2.14
Kriteria Nilai
Baik 3
Cukup 2
Kurang 1
!"#$!!"#$%&''% − !"#$!!"#"$%&ℎ
R =!
!"#$%ℎ!!"#"ℎ!"!!"#"$"%
Setelah mengetahui nilai range, kemudian data dari tabel dapat digambarkan
dalam skala Likert agar dapat diketahui tanggapan tamu secara keseluruhan.
!
38!
!
(pembeli) ke dalam kelompok dengan ciri-ciri (sifat) yang hamper sama. Adapun
pengertian dari pangsa pasar menurut Kotler dan Armstrong (2008:172): “pangsa
strategi pemasaran masing-masing secara berbeda satu sama lain. Beberapa tipe
segmen pasar yang di hadapi perusahaan, menilai segmen pasar, dan memutuskan
berapa banyak dari segmen pasar yang ada tersebut yang akan dilayani oleh
perusahaan. Penentu target pasar sangat penting karena perusahaan tidak dapat
melayani seluruh konsumen atau pembeli yang ada di pasar. Pembeli yang ada
terlalu banyak dengan kebutuhan dan keinginan yang beragam atau bervariasi,
Setiap kelompok konsumen dapat dipilih sebagai target pasar yang akan
!
39!
!
negara, propinsi atau kelompok yang memiliki potensi untuk memberikan respon.
Kegiatan pemasaran akan lebih berhasil jika hanya diarahkan kepada konsumen
tertentu sebagai target pasar yang dituju”. Target pasar adalah kelompok
perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan jenis kebutuhan dan
keinginan konsumen. Selain itu perlu diperhatikan pula kebutuhan dan keinginan
konsumen. Selain itu perlu diperhatikan pula kebutuhan dan keinginan kelompok
konsumen manakah yang akan dipenuhi. Konsumen memang pembeli yang harus
perusahaan perlu menentukkan batas pasar yang akan dilayani atau yang menjadi
sebuah negara, propinsi atau kelompok yang memiliki potensi untuk memberikan
respon itu di sebut juga dengan Global Marketing. Target pasar itu sendiri adalah
kelompok konsumen yang telah tertarik untuk membeli produk yang di pasarkan
oleh suatu perusahaan karena mereka telah memiliki rasa ketertarikan yang besar
untuk membeli produk dari suatu perusahaan tersebut.tapi juga tida kemua
perusahaan bisa memberikan produk yang baik kepada konsumen untuk di jual
karena tergantung dengan kesiapan dari perusahaan itu sendiri karena terbatasnya
!
40!
!
sumber daya manusia yang menjadikan kendala paling berat , jadi di dalam suatu
target pasar dibutuhkan kerja sama yang sangat kuat antara atasan dan bawahan
agar tercapainya suatu tujuan penjualan yang hebat dan kesuksesan agar para
konsumen tertarik terhadap produk yang akan kita jual, karena tercapainya suatu
target pasar dibutuhkan hubungan yang erat antara perusahaan dan konsumen
yang akan melihat produk yang sudah kita jual atau yang sudah kita buat dalam
konsumen jika produk yang akan dijualkan atau di pasarkan kepada konsumen itu
telah membuat rasa ketertarikan yang besar kepada konsumen da tidak dipungkiri
bila konsumen akan datang lagi untuk membeli produk yang telah berhasil di
!
41!
!
Di bawah ini adalah pangsa pasar Kampung Daun Culture Gallery & Cafe
Bandung secara demografis, geografis dan psikografis yang di peroleh dari hasil
TABEL 2.15
1 Bandung 36 40
2 Jakarta 33 36.7
TOTAL 90 100%
berasal dari daerah Bandung dan sekitarnya adalah yang paling dominan,
selanjutnya adalah Jakarta, dan tamu yang berasal dari daerah lain.
!
42!
!
TABEL 2.16
No USIA JUMLAH %
2 Antara 21 – 30 tahun 27 30
3 Antara 31 – 40 tahun 36 40
Total 90 100
yang paling banyak. Hal ini bias dilihat dari tabel diatas dimana ada 36 tamu yang
!
43!
!
TABEL 2.17
No JAWABAN JUMLAH %
1 Pria 54 60
2 Wanita 36 40
Total 90 100%
Tabel diatas menunjukan bahwa dari segi jenis kelamin, tamu pria lebih
banyak dari tamu wanita. Hal ini dimungkinkan karena adanya fasilitas yang
!
44!
!
TABEL 2.18
No PENDAPATAN JUMLAH %
Total 90 100
Tamu yang memiliki pendapatan antara 1juta – 2 juta adalah tamu dengan
jumlah yang paling banyak. Hal ini tidak sesuai dengan target pasar yang
ditentukan oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung yaitu tamu
!
45!
!
TABEL 2.19
No PEKERJAAN JUMLAH %
2 Pegawai Swasta 36 40
3 Wirausaha 18 20
Total 90 100
swasta adalah tamu yang paling banyak berkunjung ke Kampung Daun Culture
Gallery & Cafe Bandung yaitu sebanyak 36 orang atau sebesar 40%. Berikut
adalah tamu dengan pekerjaan sebagai pegawai negeri, wirausaha, dan yang
!
46!
!
TABEL 2.20
1 Bisnis/Dinas 6 6.7
3 Rekreasi 36 40
4 Bersosialisasi 21 23.3
5 Lain – lain 9 10
Total 90 100
dengan tujuan kedatangan untuk rekreasi memiliki jumlah yang paling banyak 36
Daun Culture Gallery & Cafe Bandung dapat diketahui bahwa pangsa pasar yang
dituju oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung adalah segmen
pasar dengan jenis kelamin pria, berasal dari Jakarta, Berusia sekitar 21 hingga 30
lebih dari Rp. 2.000.000, serta mempunyai tujuan kedatangan untuk rekreasi.
!
47!
!
konsumen kadang kala merasa ragu dan memerlukan alasan yang tepat serta
lebih jelasnya dikatakan oleh Robert D. Reid dalam buku Hospitality Marketing
need a benefit or reason to buy before they are persuaded and to help them move
through a series of state of mind, usually starting with “unawareness” and ending
merasa ragu dan sering membutuhkan manfaat atau alasan untuk membeli
diterima oleh konsumen dari periklanan yang dilakukan oleh suatu organisasi
dapat menentukan pilihan yang tepat, hal tersebut seperti yang terdapat pada buku
bahwa: “Benefits, then, well in the perception of the consumer and are
!
48!
!
menanyakannya langsung kepada mereka. Untuk itu pada table 2.21 berikut ini
Daun Culture Gallery & Cafe Bandung mengenai tanggapan mereka atas manfaat
yang didapat dari strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh restoran ini.
!
49!
!
TABEL 2.21
n= 90
n % n % n %
yang ditawarkan ?
!
50!
!
untuk mencoba atau memiliki, suatu iklan harus dapat mendorong terjadinya
tanggapan dari konsumen yang berupa pembelian produk atau pelayanan yang
ditawarkan. Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakan oleh Michael Morgan
dalam bukunya Marketing for Leisure and Tourism (2002;210) sebagai berikut:
unless it also engages the receivers interest. Finally, the advertisement must
create a response from the receiver. Interest and desire must be turned into
action.
Pada tabel 2.22 hingga tabel 2.25 berikut ini penulis sajikan data hasil
dan tindakan pembelian dari tamu yang dating ke Kampung Daun Culture Galley
& Cafe Bandung terhadap strategi pemasaran yang dilakukan restoran ini
!
51!
!
TABEL 2.22
Menarik Perhatian 18 20
Total 90 100
Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung sebagian besar tamu memberi
jawaban cukup.
!
52!
!
TABEL 2.23
Sangat Berminat 9 10
Berminat 18 20
Cukup Berminat 27 30
Total 90 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa strategi pemasaran yang dilakukan
oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung kurang menarik minat dari
para konsumen.
!
53!
!
TABEL 2.24
Menginginkan 15 16.7
Cukup Menginginkan 27 30
Kurang Menginginkan 36 40
Total 90 100
Jumlah jawaban kurang menginginkan diberikan oleh 36 tamu atau sebesar 40%
dalam aspek keinginan mengenai strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kampung Daun
Culture Gallery & Cafe Bandung merupakan jawaban paling dominan yang diberikan
oleh tamu.
!
54!
!
TABEL 2.25
Yakin 18 20
Total 90 100
yakin dalam melakukan tindakan pembelian. Hal ini menunjukan bahwa strategi
pemasaran yang dilakukan oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung
yang berkunjung, average check, dan hasil penjualan Kampung Daun Culture
Gallery & Cafe Bandung periode Maret hingga Mei 2016 sebagai berikut:
!
55!
!
TABEL 2.26
et
Sumber: Manajemen Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung, 2016
!
56!
!
!
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN
Cafe Bandung
Dari tabel 2.7 di bab II dapat dilihat bahwa media yang digunakan oleh
Kampung
Daun Culture Gallery & Cafe Bandung dalam strategi pemasaran adalah property
sign, suratkabar pikiran rakyat, radio Flamboyan, dan leaflet. Untuk pelaksanaan
rencana strategi pemasaran melalui media-media yang telah disebutkan diatas, terlihat
• Property sign sebanyak satu buah tetap digunakan selama bulan maret, april, dan
mei.
• Iklan dalam suratkabar Pikiran Rakyat pada bulan maret dilaksanakan sesuai
rencana yaitu sebanyak empat kali, pelaksanaan pada bulan april juga sesuai
dengan rencana namun frekuensinya menurun menjadi dua kali, begitu pula pada
bulan mei dengan frekuensi pelaksanaan sebanyak dua kali telah sesuai dengan
rencana.
• Iklan yang dilakukan melalui radio Flamboyan terdapat perbedaan antara rencana
untuk dilakukan sebanyak delapan kali setiap bulannya selama tiga bulan
tersebut dengan pelaksanaannya, yaitu terdapat selisih satu kali pada bulan maret,
56
57
lalu pada bulan april selisih bertambah menjadi dua kali, dan pada bulan mei
• Rencana penyebaran leaflet sebanyak 200 lembar untuk setiap bulannya selama
digunakan belum dilaksanakan secara sempurna oleh Kampung Daun Culture Gallery
& Cafe Bandung. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan pada pelaksanaan
rencana iklan di radio Flamboyan, selain itu juga terdapat penurunan frekuensi iklan
di suratkabar Pikiran Rakyat. Lalu dari sekian banyak pilihan media advertising yang
ada, Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung hanya menggunakan empat
yang dialokasikan untuk strategi pemasaran yaitu sebesar 10% dari penjualan.
Kemudian pada tabel 2.9 bab II yang berisi data hasil olahan kuesioner kepada
90 tamu yang datang ke Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung mengenai
sumber informasi awal tentang Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung
terlihat bahwa 30 orang tamu atau 33.3 % menyatakan mendapatkannya dari kenalan,
teman atau saudara, lalu 18 orang tamu atau 20 % memperolehnya dari property sign
Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung, 15 orang tamu atau 16.7 %
mendapatkannya dari iklan di suratkabar Pikiran Rakyat, 15 orang tamu atau 16.7 %
mendapatkannya dari leaflet. Hal ini menunjukkan bahwa sumber informasi awal
yang paling dominan adalah informasi dari kenalan, teman, atau saudara dan property
sign.
Bandung seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya melalui pesan yang dituangkan
pada media property sign, suratkabar Pikiran Rakyat, radio Flamboyan, dan leaflet
konsumen terhadap aspek isi, struktur, format, dan sumber pesan yang disampaikan.
Dari data dalam tabel 2.10 bab II mengenai aspek isi pesan dan format pesan
dari segi kata-kata, ilustrasi, dan warna pada media property sign Kampung Daun
Culture Gallery & Cafe Bandung terlihat tanggapan tamu sebagai berikut:
• Untuk isi pesan, 3 orang tamu 16.7 % menjawab baik, jawaban cukup diberikan
oleh 6 orang atau 33.3 %, dan tamu yang menyatakan kurang sebanyak 9 orang
atau 50 %.
• Mengenai ilustrasi, tidak ada tamu yang menyatakan baik atau 0 %, 6 orang atau
• Untuk warna, 3 orang atau 16.7 % menjawab baik, 6 orang menyatakan cukup
dapat diketahui dengan menggunakan cara pemberian skor jawaban yang telah
dijelaskan pada tabel 2.7 bab II. Penjumlahan skor dari data dalam tabel 2.10 bab II
Jumlah = 123
Untuk mencari skor tertinggi adalah dengan mengalikan nilai tertinggi dengan
jumlah pertanyaan dan jumlah responden, sedangkan untuk mencari skor terendah
adalah dengan mengalikan nilai terendah dengan jumlah pertanyaan dan jumlah
Kemudian dengan menggunakan perhitungan range maka hasil yang didapat adalah:
!"#$!!"#$%&''%!!"#$!!"#"$%&!
R =! !"#$%!!!"#"!!"!!"#"$"%
= (648 – 216) / 3 = 144
Setelah range diketahui maka posisi tanggapan tamu mengenai property sign
Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung dalam skala Likert adalah:
60
K=123 C B
Dari keterangan di atas terlihat bahwa tanggapan tamu aspek isi pesan, dan format
pesan dari segi kata-kata, ilustrasi, dan warna dari media property sign Kampung
Daun Culture Gallery & Cafe Bandung menunjukkan penilaian yang secara
Selanjutnya dari data dalam tabel 2.11 bab II mengenai aspek isi pesan,
struktur pesan dan format pesan dari segi judul, kata-kata, ilustrasi, dan warna pada
• Untuk isi pesan, 3 orang menyatakan baik atau 20 % jawaban cukup diberikan
oleh 6 orang atau 40 % dan tamu yang menyatakan kurang sebanyak 6 orang atau
40 %.
• Untuk warna, 6 orang menjawab baik atau 40 %, 6 orang menyatakan cukup atau
Culture Gallery & Cafe Bandung di suratkabar Pikiran Rakyat secara keseluruhan,
penulis mulai dengan menjumlahkan skor untuk setiap jawaban yang di dapat seperti
berikut:
Jumlah = 147
!"#$!!"#$%&''%!!"#$!!"#"$%&!
R =! !"#$%!!!"#"!!"!!"#"$"%
= (810 – 270) / 3 = 180
Posisi tanggapan tamu mengenai iklan Kampung Daun Culture Gallery &
Cafe Bandung pada suratkabar Pikiran Rakyat dalam skala Likert adalah:
62
K=147 C B
Dari keterangan di atas terlihat bahwa tanggapan tamu mengenai isi pesan, struktur
pesan dan format pesan dari segi judul, kata-kata, ilustrasi, dan warna dalam iklan di
kurang.
Dari data dalam table 2.12 bab II mengenai aspek isi pesan, struktur pesan,
format pesan dari segi pilihan kata, kualitas suara, vokalisasi, dan sumber pesan pada
iklan Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung di radio Flamboyan terlihat
• Untuk isi pesan, 3 orang tamu menyatakan baik atau 25 %, jawaban cukup
orang atau 50 %.
• Mengenai struktur pesan, 3 orang menjawab baik atau 25 %, tidak ada orang
• Mengenai pilihan kita, tidak ada orang menyatakan baik atau 0 %, 6 orang
Culture Gallery & Cafe Bandung di radio Flamboyan secara keseluruhan, penulis
mulai dengan menjumlahkan skor untuk setiap jawaban yang di dapat seperti berikut:
Jumlah = 117
!"#$!!"#$%&''%!!"#$!!"#"$%&!
R =! !"#$%!!!"#"!!"!!"#"$"%
= (648 – 216) / 3 = 144
Posisi tanggapan tamu mengenai iklan Kampung Daun Culture Gallery &
K=117 C B
Dari keterangan di atas terlihat bahwa tanggapan tamu mengenai isi pesan, struktur
pesan dan format pesan dari segi pilihan kata, kualitas suara, vokalisasi, dan sumber
pesan dalam iklan radio Flamboyan menunjukan penilaian yang secara keseluruhan
adalah kurang.
Selanjutnya dari data dalam table 2.13 bab II mengenai aspek isi pesan,
struktur pesan, struktur pesan dan format pesan dari segi judul, kata-kata, ilustrasi,
• Untuk isi pesan, 3 orang menyatakan baik atau 20 %, jawaban cukup diberikan
oleh 6 orang atau 40 %, dan tamu yang menyatakan kurang sebanyak 6 orang
atau 40 %.
• Untuk warna, 3 orang menjawab baik atau 20 %, 6 orang menyatakan cukup atau
Lalu perhitungan untuk tanggapan tamu mengenai leaflet secara keseluruhan, penulis
mulai dengan menjumlahkan skor untuk setiap jawaban yang di dapat seperti berikut:
Jumlah = 171
!"#$!!"#$%&''%!!"#$!!"#"$%&!
R =! !"#$%!!!"#"!!"!!"#"$"%
= (810 – 270) / 3 = 180
K=171 C B
Dari keterangan sebelumnya terlihat bahwa tanggapan tamu mengenai isi pesan,
struktur pesan dan format pesan dari segi judu, kata-kata, ilustrasi, dan warna dalam
Flamboyan yang digunakan oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung
dalam strategi pemasaran dinilai kurang oleh tamu dan penilaian cukup untuk iklan
Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung adalah melalu property sign dan
leaflet. Tanggapan dari tamu secara keseluruhan tersebut belum sesuai dengan yang
diinginkan. Hal ini menunjukkan kurang efektifnya pesan yang disampaikan melalui
keempat media yang digunakan, dan media yang digunakan tidak tepat.
pelaksanaan serta penurunan frekuensi advertising pada media yang digunakan, lalu
diketahuinya bahwa sumber informasi awal yang paling dominan adalah informasi
dari kenalan, teman, atau saudara, dan property sign penilaian kurang pada sebagian
besar media yang digunakan, maka strategi pemasaran Kampung Daun Culture
B. Analisis Pangsa Pasar Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung
Dari data hasil kuesioner kepada tamu sebanyak 90 buah yang terdapat dalam
tabel 2.15 hingga tabel 2.20 bab II, dapat diketahui rincian mengenai keterangan
dalam aspek geografis, demografis, dan psikografis dari pangsa pasar yang dimiliki
oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung, untuk lebih jelasnya penulis
• Dalam hal daerah asal pada aspek geografis yang ditunjukkan oleh data pada
tabel 2.15 bab II terlihat bahwa tamu yang berasal dari Bandung, sebanyak 36
orang atau 40 %, 33 orang tamu berasal dari Jakarta atau 36.7 % kemudian tamu
• Untuk aspek demografis dalam hal usia, data pada tabel 2.16 bab II menunjukkan
bahwa tamu yang berusia kurang dari 20 tahun adalah sebanyak 18 orang atau 20
tamu yang berusia antara 31 hingga 40 tahun adalah 36 orang atau 40 %, tamu
• Data pada tabel 2.17 bab II menujukkan keterangan dalam hal jenis kelamin tamu
yang berkunjung ke Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung bahwa 54
orang tamu adalah pria atau 60 %, dan tamu wanita sebanyak 36 orang atau 40
%.
• Untuk pendapatan setiap bulan, dari tabel 2.18 bab II terlihat bahwa 9 orang tamu
pendapatan antara Rp. 500.000 hingga Rp. 1.000.000 sebanyak 27 orang atau 30
68
%, tamu yang memiliki pendapatan antara Rp. 1.000.000 hingga Rp. 2000.000
adalah sebanyak 36 orang atau 40 %, dan tamu yang berpendapatan lebih dari
• Dari tabel 2.19 bab II terlihat bahwa tamu yang memiliki pekerjaan sebagai
negeri adalah sebanyak 21 orang atau 23.3 %, tamu yang memiliki pekerjaan
wirausahawan dimiliki oleh tamu sebanyak 18 orang atau 20 %, dan tamu yang
memiliki pekerjaan selain dari yang disebutkan sebelumnya adalah 15 orang atau
16.7 %.
• Dalam hal tujuan kedatangan pada aspek psikografis yang ditunjukkan oleh data
pada tabel 2.20 bab II terlihat bahwa tamu yang datang untuk melakukan
kegiatan bisnis adalah sebanyak 6 orang atau 6.7 %, tamu yang berujuan makan
dan minum sebanyak 18 orang atau 20 %, rekreasi adalah tujuan dari 36 orang
adalah sebanyak 21 orang atau 23.3 %, sedangkan tamu yang datang untuk
Dari uraian di atas terlihat bahwa segmen pasar yang mendominasi pangsa
pasar yang dimiliki Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung konsumen pria
berasal dari daerah Bandung, memiliki usia antara 31 hingga 40 tahun, berpekerjaan
sebagai pegawai swasta, dan memiliki pendapatan setiap bulannya antara Rp.
1.000.000 hingga Rp. 2.000.000 dan memiliki tujuan kedatangan untuk rekreasi. Bila
dibandingkan dengan pangsa pasar yang dituju oleh Kampung Daun Culture Gallery
69
& Cafe Bandung merupakan segmen pasar jenis kelamin pria, berasal dari Jakarta,
berpendapatan setiap bulannya lebih dari Rp. 2.000.000, serta mempunyai tujuan
kedatangan untuk rekreasi, maka ada dua segmen pasar yang belum tercapai oleh
Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung yaitu pada aspek pendapatan setiap
bulan dan daerah asal. Aspek ini berkaitan dengan seberapa besar spending power
dari tamu yang datang, kemudian berhubungan pula dengan pencapaian targer
Untuk mengetahui mengenai manfaat yang didapatkan oleh tamu dari strategi
pemasaran yang dilakukan oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung
maka berdasarkan data yang terdapat pada 2.21 bab II terlihat bahwa dari 90 tamu, 42
orang tamu atau 43.3 % menyatakan mendapatkan informasi mengenai produk dan
pelayanan yang ditawarkan dan 48 orang lainnya atau 56.7 % menyatakan tidak
Culture Gallery & Cafe Bandung dalam memberikan informasi mengenai lokasi, 54
pelayanan, dan suasana yang tergambar pada strategi pemasaran di Kampung Daun
Culture Gallery & Cafe Bandung dan 57 orang yang lain atau 63.3 % menyatakan
tidak. Mengenai gambaran harga produk yang ditawarkan 52 orang atau 46.7
menjawab mendapat gambaran tentang harga produk yang ditawarkan, dan sisanya
Culture Gallery & Cafe Bandung dapat diterima oleh tamu, maka perlu diketahui
pula mengenai tanggapan dalam aspek perhatian, minat, keinginan, dan tindakan
pembelian dari tamu terhadap produk dan pelayanan yang ditawarkan melalui strategi
pemasaran yang dilakukan. Untuk aspek perhatian, dari data yang terdapat dalam
tabel 2.22 terlihat bahwa 6 orang tamu atau 6.7 % menyatakan sangat menaik
71
atau 43.3 % menajwab cukup menarik perhatian, 24 orang tamu 26,7 % menjawab
kurang menarik perhatian, dan 3 orang atau 3.3 % menyatakan sangat kurang menarik
perhatian.
Kemudian dalam aspek minat, data pada tabel 2.23 bab II memperlihatkan
bahwa tamu yang menjawab sangat berminat adalah 9 orang atau 10 %, kemudian 18
berminat, 30 orang atau 33.3 % menyatakan kurang berminat, dan 6 orang atau 6.7 %
Untuk aspek keinginan, pada tabel 2.24 bab II terlihat bahwa jawaban sangat
menginginkan dinyatakan oleh tamu sebanyak 3 orang tamu tatau 3.3 %, 15 orang
Mengenai aspek tindakan pembelian, dari data pada tabel 2.25 bab II terlihat
bahwa 3 orang tamu atau 3.3 % menyatakan sangat yakin, 18 orang tamu atau 20 %
menajwab yakin, 30 orang tamu atau 33.3 % menjawab cukup yakin, 33 orang atau
36.7 % menjawab kurang yakin, dan 6 orang tamu atau 6.7 % menyatakan sangat
kurang yakin.
Dari uraian di atas, tanggapan dari tamu sebagian besar menyatakan bahwa
manfaat yang didapatkan dari strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kampung
Daun Culture Gallery & Cafe Bandung adalah dalam hal informasi mengenai produk
pengetahuan tambahan serta membantu dalam menentukan pilihan atas produk dan
pelayanan yang ada. Kemudian tanggapan tamu juga menyatakan bahwa strategi
pemasaran yang dilakukan oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung
cukup menarik perhatian namun kurang mampu menarik minat dan keinginan
sehingga tamu juga merasa kurang yakin untuk melakukan tindakan pembelian. Hal
ini menunjukan bahwa manfaat yang didapatkan tersebut kurang mampu membuat
konsumen lain untuk datang ke Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung.
BAB IV
A. Kesimpulan
strategi pemasaran pada media yang digunakan oleh Kampung Daun Culture
Gallery & Cafe Bandung, dominannya informasi awal melalui kenalan, teman,
atau saudara, dan penilaian kurang pada sebagian besar media yang digunakan,
ditawarkan kepada pangsa pasar yang dituju dan juga membujuk mereka untuk
2. Perbandingan antara pangsa pasar yang dituju oleh Kampung Daun Culture
Gallery & Cafe Bandung dengan segmen pasar yang mendominasi pangsa pasar
yang dimiliki Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung memperlihatkan
adanya dua segmen pasar yang belum tercapai oleh Kampung Daun Culture
Gallery & Cafe Bandung yaitu aspek pendapatan setiap bulan dan daerah asal,
73
74
kemudian berhubungan pula dengan pencapaian target average check dan hasil
3. Sebagian besar konsumen Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung
dilakukan oleh Kampung Daun Culture Gallery & Cafe Bandung adalah dalam
membantu dalam menentukan pilihan atas produk dan pelayanan yang ada.
Kemudian strategi pemasaran yang dilakukan Kampung Daun Culture Gallery &
Cafe Bandung kurang menarik perhatian namun kurang mampu menarik minat
dan keinginan sehingga tamu juga merasa kurang yakin untuk melakukan
tindakan pembelian. Hal ini menunjukan bahwa manfaat dari strategi pemasaran
yang didapatkan tersebut kurang mampu membuat konsumen lain untuk datang
B. Saran
penambahan jenis media yang memiliki kemampuan teknis yang tepat dengan
frekuensi yang cukup agar dapat lebih mengenai kepada sasaran pasar yang
dituju.
lebih ditingkatkan dengan isi yang lebih menunjukan kelebihan pada produk dan
struktur yang mudah dipahami, penggunaan format pesan dalam hal judul, kata-
kata, ilustrasi, warna, kualitas suara, dan vokalisasi yang lebih menarik serta
memberikan kesan yang kuat kepada konsumen. Sehingga pada akhirnya dapat
menarik calon konsumen untuk datang dan melakukan pembelian produk dan
3. Media yang sudah berfungsi dengan baik lebih dikembangkan lagi. Informasi
yang didapat oleh konsumen melalui teman, kenalan, saudara terlihat lebih
efektif dan mampu menarik konsumen sehingga perlu lebih dikembangkan agar
Heru. 2006. Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Kemanusiaan Dan Budaya. Jakarta
: Gunadarma
Kotler Philip dan Gary Armstrong. 2000. Principle of Marketing. Jakarta: Penerbit
Bineka Cipta.
Kotler Philip dan Gary Armstrong. 2004. Principle of Marketing. Jakarta: Salemba
Empat.
Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan. 2007. Jakarta
Kontrol. Jakarta
Morissan. 2010. Teori Komunikasi : Inter Personal maupun Non Personal. Bogor :
Ghalia Indonesia.
76#
#
Robert D. Reid dan David C. Bojanic. 2001. Hospitality Marketing Management.
Jakarta
Jakarta
Suarthana. 2006. Manajemen Perhotelan. Edisi Kantor Depan Kuta Utara : Mapindo.
Rineka Cipta.
77#
#