Pencabutan Hak Pengacara
Pencabutan Hak Pengacara
Meskipun begitu, Topo tidak setuju jika pencabutan hak tersebut bersifat
permanen atau berlaku selamanya. Pencabutan hak sebagai penasihat hukum
harus terbatas dalam masa waktu tertentu. “KUHP memang tidak mengatur
limitasinya, tetapi menurut saya tidak bisa juga mencabut untuk seumur hidup,”
Topo menambahkan.
(Baca juga: Soal Pemukulan Hakim, Sekjen IKAHI: Itu Pelecehan pada
Peradilan!)
Selain ketentuan pasal 35 KUHP yang dijelaskan Topo, ada ketentuan lain yang
berkaitan. Berdasarkan pasal 10 UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat, ada
beberapa alasan untuk mencabut hak menjalankan profesi advokat. Pertama,
permohonan sendiri. Kedua, dijatuhi pidana yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap untuk tindak pidana yang diancam dengan hukuman empat tahun
atau lebih. Ketiga, berdasarkan keputusan Organisasi Advokat.
Kedua, IKAHI yakin bahwa advokat tersebut telah melakukan tindak pidana dan
pelanggaran etika profesi. Secara tegas mereka menuntut advokat yang menjadi
pelaku diproses secara pidana dan secara etik organisasi advokat.
Ketiga, aksi kekerasan ini dianggap sebagai contempt of court. IKAHI merasa
telah terjadi pelecehan yang merendahkan martabat badan peradilan. IKAHI
mantap bahwa perbuatan tercela advokat itu juga serangan terhadap lembaga
peradilan.
ARTIKEL POPULER
Perlu Ada Insentif untuk Membudayakan Pro Bono Advokat
Pemda Diingatkan Segera Terapkan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
Evaluasi Pengambilan Kebijakan di Sektor Ekstraktif, IMI Singgung Diskresi Presiden
Tak Simpan DHE di Dalam Negeri Kena Denda, Ini Kata Apindo
Pakar Hukum Jelaskan Soal 4 Ukuran Amnesti, Baiq Nuril Punya Peluang
Dari Soal Bisakah Pembeli Tas 'KW' Dipenjara Sampai Narapidana Gunakan Handphone di Lapas
3 Alasan Para Filsuf Hukum Minta Amnesti untuk Baiq Nuril
Baiq Nuril Berikan Surat Permohonan Amnesti ke Moeldoko
Pidato Visi Jokowi Dinilai Abaikan Pentingnya Hukum dan HAM
Yuk Pahami Doktrin Business Judgment Rule dalam Aktivitas Bisnis Perusahaan