Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah penyakit dimana terjadinya
obstruksi aliran udara yang dapat menyebabkan sesak nafas atau merasa kelelahan
karena individu akan bekerja keras untuk bernafas. PPOK merupakan suatu istilah yang
digunakan untuk menyebutkan bronchitis kronis, emfisema, atau kombinasi dari
keduanya. Asma juga merupakan penyakit dimana terjadi kesulitan untuk mengeluarkan
udara dari dalam paru-paru, akan tetapi asma tidak termasuk dalam definisi dari PPOK.
(American Thoracic Society, 2013).
Istilah PPOK pertama kali dibuat oleh William Briscoe pada tahun 1965. Ini
adalah suatu istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu kelompok dari
penyakit-penyakit jalan nafas yang disebabkan oleh merokok dan memberikan efek pada
pasien dengan usia lebih dari 35 tahun. PPOK sering kali tidak terdiagnosa. Telah
terestimasi bahwa hanya 900.000 dari tiga juta orang dengan PPOK yang telah
terdiagnosa. Secara global, PPOK berada di urutan ke empat yang menyebabkan
kematian dan World Health Organization memperkirakan bahwa, pada tahun 2030,
PPOK akan menjadi urutan ketiga tertinggi sebagai penyebab kematian (Khachi, 2010).
PPOK adalah penyakit kronis saluran napas yang ditandai dengan hambatan
aliran udara khususnya udara ekspirasi dan bersifat progresif lambat (semakin lama
semakin memburuk), disebabkan oleh pajanan faktor resiko seperti merokok, polusi
udara di dalam maupun di luar ruangan. Didefinisikan sebagai PPOK jika pernah
mengalami sesak napas yang bertambah ketika beraktivitas dan/atau bertambah dengan
meningkatnya usia disertai batuk berdahak atau pernah mengalami sesak napas disertai
batuk berdahak dan nilai indeks Brinkman ≥200 (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Prevalensi PPOK di Indonesia yaitu 3,7% dengan prevalensi tertinggi terdapat
di Nusa Tenggara Timur (10,0%), diikuti Sulawesi Tengah (8,0%), Sulawesi Barat dan
Sulawesi Selatan masing-masing 6,7%. Prevalensi PPOK lebih tinggi pada laki-laki
disbanding perempuan, kemudian lebih tinggi di daerah perdesaan dibanding perkotaan.
Prevalensi PPOK cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan pendidikan rendah dan
kuintil indeks kepemilikan terbawah (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

1
Penjelasan di atas menjadi gambaran akan pentingnya perawatan terhadap
PPOK. Berdasarkan latar belakang, pada makalah ini akan dibahas mengenai PPOK
yaitu yang mencakup konsep penyakit, patofisiologi, farmakologi, diet, asuhan
keperawatan, serta evidence based yang terkait.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk memahami mengenai Asuhan Keperawatan Kritis pada Pasien dengan
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK).
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa/i dapat melakukan pengkajian keperawatan kritis pada pasien
dengan penyakit paru obstruksi kronik (PPOK).
b. Mahasiswa/i dapat mengidentifikasi diagnosa keperawatan kritis pada pasien
dengan penyakit paru obstruksi kronik (PPOK).
c. Mahasiswa/i dapat melakukan rencana keperawatan pada pasien dengan
penyakit paru obstruksi kronik (PPOK).
d. Mahasiswa/i dapat melakukan implementasi keperawatan kritis pada pasien
dengan penyakit paru obstruksi kronik (PPOK).
e. Mahasiswa/i dapat mengevaluasi dari intervensi yang sudah dilakukan pada
pasien dengan penyakit paru obstruksi kronik (PPOK).

Anda mungkin juga menyukai