Anda di halaman 1dari 3

Assalamu’alaikum warhamatullahi wabarakatuh

Innal hamdalillah nahmatuhu wa nastaminuhu wa nastaghfiruh, wanaudzubillahi min syururi


anfusinaa wa minsayyiati a’malinaa, man yahdillahu falaa mudillalahu, wa man yudlill falaa
haadiyalahu, ashadu anlaa illahaillahha wahdahu la syarikallah, wa asyhadu anna muhammadan
abduhu wa rasuluhu. Amma ba’du.

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat ilahi Rabbi, atas karunia-Nya kita bisa sama-sama berkumpul
dalam rangka thalabulilmi mencari ilmu. Serta kita bisa silaturahim, saling bertatap muka di majelis
perkumpulan ikatan dokter muslimah Yogyakarta yang mulia ini dalam keadaan sehat wal’afiat.

Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, kepada
keluargannya, sahabatnya, dan kepada umatnya hingga akhir zaman yang menjadikan sebagai
uswatun hasanah, suri tauladan yang baik.

Kawan-kawan dokter muslimah, sebagai dokter dan hamba Allah izinkan saya disini sedikit
mengingatkan kepada saya sendiri dan teman dokter muslimah semua mengenai bimbingan syariat
ketika seseorang sakit.

Setiap orang yang beriman pasti akan diberikan ujian oleh Allah subhanahu wata’ala. Ujian tersebut
beragam bentuknya, sesuai kondisi dan kadar keimanan seseorang. Ujian bisa berupa kesenangan dan
bisa pula berupa kesusahan. Dan salah satu dari bentuk ujian tersebut adalah tertimpanya seseorang
dengan suatu penyakit yang menggerogoti dirinya.

Seseorang akan teruji tingkat kejujuran iman dan aqidah dia. Sangat disayangkan, ternyata di sana
masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran syari’at yang dilakukan oleh orang yang sedang
tertimpa penyakit. Di antara mereka ada yang tidak menerima bahkan menolak takdir Allah yang
sedang dia rasakan tersebut. Bahkan ada yang mengatakan dan mengklaim bahwa Allah tidak adil
kepada dirinya, Allah telah berbuat zhalim kepadanya, dan sebagainya, na’udzubillah min dzalik.

Nah, kita sebagai dokter muslim seyogyanya memberikan nasihat terutama kepada pasien kita agar
tidak terjadi hal-hal yang demian tadi. Lalu bagaimana bimbingan syari’at yang dapat kita sampaikan
dalam menyikapi permasalahan-permasalahan seperti itu? Berikut merupakan nasihat yang kita dapat
sampaikan kepada pasien kita

1. Hendaknya dia merasa ridha dengan takdir dan ketentuan Allah subhanahu wata’ala tersebut,
bersabar dengannya dan berbaik sangka kepada Allah subhanahu wata’ala dengan apa yang
sedang dia rasakan. Karena segala yang dia terima adalah merupakan sesuatu terbaik yang
Allah subhanahu wata’ala berikan padanya. Ini merupakan sikap seorang yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya dengan keimanan yang benar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Sungguh sangat menakjubkan urusan seorang mukmin, karena segala urusannya adalah
berupa kebaikan. Dan tidaklah didapatkan keadaan yang seperti ini kecuali pada diri seorang
mukmin saja. Ketika dia mendapatkan kebahagiaan, dia segera bersyukur. Maka itu menjadi
kebaikan baginya. Dan ketika dia mendapatkan kesusahan dia bersabar. Maka itu menjadi
kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

2. Hendaknya dia memiliki sikap raja’ (berharap atas rahmat Allah subhanahu wata’ala) dan rasa
khauf (takut dan cemas dari adzab Allah subhanahu wata’ala) “Suatu ketika Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendatangi seorang pemuda yang sedang sakit.
Kemudian beliau bertanya kepadanya: “Bagaimana keadaanmu?” Pemuda itu menjawab:
“Demi Allah ya Rasulullah, sungguh saya sangat mengharapkan rahmat Allah dan saya takut
akan siksa Allah dikarenakan dosa-dosa saya.” Maka kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Tidaklah dua sifat tersebut ada pada seorang hamba yang dalam
keadaan seperti ini, kecuali Allah akan memberikan apa yang dia harapkan dan akan memberi
rasa aman dengan apa yang dia takutkan.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

3. Tidak diperbolehkan baginya untuk mengharapkan kematian segera menjemputnya ketika


penyakitnya ternyata semakin menjadi parah dan memburuk. “Suatu ketika Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi pamannya ‘Abbas yang sedang sakit. Dia mengeluh
dan berharap kematian segera datang menjemputnya. Maka beliau bersabda kepadanya:
“Wahai pamanku, janganlah engkau berharap kematian itu datang. Jika engkau adalah orang
baik, maka engkau bisa menambah kebaikanmu, dan itu baik untukmu. Namun jika engkau
adalah orang yang banyak melakukan kesalahan, maka engkau dapat mengingkari dan
membenahi kesalahanmu itu, dan itu baik bagimu. maka janganlah berharap akan kematian.”
(HR. Ahmad dan Al-Hakim)

Kawan-kawan muslimah, demikianlah bimbingan syariat yang dapat kita berikan kepada pasien kita.
Semoga kita dapat memetik pahala dalam gudang keilmuan kita, karena kedokteran bukanlah ilmu
untuk diri kita sendiri namun juga orang lain. Karena mengingatkan dalam kebaikan merupakan
kewajiban setiap muslim. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa yang menunjuki kebaikan maka baginya semisal pahala orang yang mengerjakannya.”

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, mohon maaf apabila banyak salah kata dan ucap. Semoga
dapat memberikan manfaat di dunia dan akhirat. Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai