Anda di halaman 1dari 42

2019

Bahan REFI JUFRINALDI, S. Pd


Ajar SMK NEGERI 1 SUTERA
INSTALASI
PENERANGAN
LISTRIK 1
FASA

[TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK]


TITL
KOMPETENSI
DASAR

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


HALAMAN SAMPUL

KOMPETENSI DASAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

A. PENDAHULUAN

Capaian Mata pelajaran................................................................................ 1

Sub Capaian Mata Pelajaran ....................................................................... 1

Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................... 2

Peta Pokok Bahasan ..................................................................................... 2

Cara Belajar ................................................................................................. 2

B. MATERI

Materi 1 ........................................................................................................ 4

Materi 2 ...................................................................................................... 13

C. LATIHAN ................................................................................................. 31

D. RANGKUMAN ........................................................................................ 32

E. TES FORMATIF ..................................................................................... 34

F. UMPAN BALIK/ TINDAK LANJUT.................................................... 38

G. KUNCI JAWABAN ................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


1

re

Salam listrik,

Salam hangat untuk ananda peserta didik yang selalu semangat,


semangat untuk menggali ilmu tentang kelistrikkan terkhusus
mengenai instalasi penerangan 1 fasa yang akan dipelajari pada
modul ini.

Siapa yang tidak suka terang? Terang itu unik, dengan terang kita bisa melihat apa yang
tak terlihat. Adalah suatu anugrah jika setiap para peserta didik bisa membuat sesuatu yang
gelap menjadi terang. Apalagi untuk setiap rumah tinggal yang belum pernah mengenal
terang disaat malam tiba. Maka dari itu, modul ini diharapkan dapat membantu para peserta
didik untuk memahami dasar-dasar instalasi penerangan listrik, dalam hal ini modul ini akan
menjelaskan tentang instalasi penerangan 1 fasa yang sesuai dengan standart PUIL. Semoga
ilmu yang diperoleh dapat memberi manfaat..

Setelah mempelajari modul kegiatan belajar ini , para peserta didik diharapkan dapat
memahami instalasi penerangan 1 fasa sesuai dengan peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) dan menerapkan instalasi penerangan 1 fasa sesuai PUIL

1. Menjelaskan peraturan instalasi penerangan 1 fasa sesuai dengan PUIL


2. Memahami prosedur pemasangan instalasi listrik sesuai gambar
3. Merangkai rangkaian dasar instalasi penerangan 1 fasa sesuai dengan gambar rangkaian
4. Melakukan uji fungsi hasil instalasi sesuai dengan gambar rangkaian
5. Menerapkan rangkaian instalasi penerangan sesuai dengan PUIL

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


2

1. Melalui diskusi dan menggali informasi dari modul ini, peserta didik dapat menjelaskan
peraturan instalasi penerangan 1 fasa sesuai dengan PUIL dengan benar dan jujur.
2. Melalui diskusi dan menggali informasi dari modul ini, peserta didik dapat memahami
prosedur pemasangan instalasi listrik sesuai gambar dengan benar dan jujur.
3. Melalui modul ini, peserta didik dapat merangkai rangkaian dasar instalasi penerangan 1
fasa sesuai dengan gambar rangkaian dengan benar dan bertanggung jawab.
4. Melalui modul ini, peserta didik dapat melakukan uji fungsi hasil instalasi sesuai dengan
gambar rangkaian dengan benar dan jujur.
5. Melalui modul ini, peserta didik dapat menerapkan rangkaian instalasi penerangan sesuai
dengan PUIL dengan benar dan bertanggung jawab

MENJELASKAN PROSEDUR MERANGKAI


PERATURAN INSTALASI PEMASANGAN RANGKAIAN DASAR
PENERANGAN 1 FASA INSTALASI LISTRIK INSTALASI PENERANGAN
SESUAI DENGAN PUIL SESUAI GAMBAR 1 FASA SESUAI GAMBAR

MENERAPKAN
MELAKUKAN UJI HASIL
RANGKAIAN INSTALASI
SESUAI GAMBAR
PENERANGAN SESUAI
RANGKAIAN
DENGAN PUIL

Kegiatan pembelajaran Modul Instalasi Penerangan Listrik : Instalasi Penerangan listrik


1 fasa ini dilakukan secara tatap muka didalam kelas.

Media pembelajaran yang disediakan pada Kegiatan Belajar 1 ada di bagian Materi, yang
terdiri dari:

1. Modul digital
2. Video pembelajaran atau animasi
3. Sumber bacaan lain

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


3
Pertama-tama, peserta didik harus mempelajari setiap materi pembelajaran secara mandiri/
kelompok. Kemudian melakukan diskusi berdasarkan teori yang diberikan.

Setiap indikator pencapaian kompetensi diakhiri dengan tugas dan tes. Apabila nilai tes
peserta didik mencapai kriteria, Anda bisa melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


4

Untuk mengawali materi yang akan disampaikan pada


BAB ini, diharapkan kepada peserta didik untuk benar-benar
mempersiapkan diri dalam menyimak dan memahami setiap
materi dan diharapkan pada akhirnya dapat menguasai capaian
pembelajaran Kegiatan belajar 1 ini. Silakan para peserta didik
pelajari beberapa materi berikut ini.

Materi awal berikut menjelaskan tentang isi PUIL yang menyangkut instalasi penerangan 1
fasa. Materi yang akan disampaikan adalah isi dari PUIL 2000 dan PUIL revisi 2011 yang
berhubungan dengan instalasi listrik.

Mari menyimak beberapa peraturan instalasi penerangan listrik berdasarkan PUIL berikut ini:

PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK

Keselamatan Kerja
Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya
kecelakaan. Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan penghantar
beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi. Oleh karena itu perlu
diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan bahaya listrik serta tindakan keselamatan kerja.
Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan listrik diantaranya
a. Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan
menimbulkan bahaya kejut.
b. Jaringan dengan hantaran telanjang
c. Peralatan listrik yang rusak

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


5
d. Kebocoran lsitrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila terjadi
kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body
e. Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka
f. Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat
menimbulkan bahaya kebakaran
g. Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak tusuk
lebih dari satu (bertumpuk).

Contoh langkah-langkah keselamatan kerja berhubungan dengan peralatan listrik,


tempat kerja, dan cara-cara melakukan pekerjaan pemasangan instalasi lisrik dapat diikuti
pentunjuk berikut :

1. Menurut PUIL ayat 920 B6, beberapa ketentuan peralatan listrik diantaranya :
a) Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Untuk peralatan rumah
tangga seperti sakelar, fiting, kotak-kontak, setrika listrik, pompa listrik yang dapat
mengakibatkan kecelakaan listrik.
b) Tidak diperbolehkan :
 Mengganti pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih besar
 Mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang kapasitasnya lebih besar
 Memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah daya
c) Bagian yang berteganagan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti terminal-
terminal sambungan kabel, dan lain-lain
d) Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus ditanahkan

2. Menurut PUIL ayat 920 A1, tentang keselamatan kerja berkaitan dengan tempat kerja,
diantaranya :
a) Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan listrik terbuka, harus diberi tanda
peringatan “ AWAS BERBAHAYA”
b) Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik
c) Perlu digunakan perelatan pelindung bila bekerja di daerah yang rawan bahaya
listrik

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


6

3. Pelaksanaan pekerjaaan instalasi listrik yang mendukung pada keselamatan kerja,


antara lain :
a. Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang telah ditetapkan oleh PLN
(AKLI)
b. Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti : Baju pengaman
(lengan panjang, tidak mengandung logam, kuat dan tahan terahadap gesekan),
Sepatu, Helm, Sarung tangan.
c. Peralatan (komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya harsus sesuai dengan
PUIL.
d. Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik
e. Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk
f. Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabelnya, tetapi dengan cara
memegang dan menarik tusuk kontak tersebut.

Peraturan
Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di Indonesian harus
mengikuti aturan yang ditetapkan oleh PUIL (Peraturan umum Instalasi Listrik) yang
diterbitkan tahun 1977, kemudian direvisi tahun 1987 dan terakhir tahun 2000.

Tujuan dari Peraturan umum Instalasi Listrik di Indonesia adalah:


 Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik.
 Keamanan instalasi dan peralatan listrik.
 Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.
 Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien.

Agar energi listrik dapat dimanfaatkan secara aman dan efisien, maka
ada syarat-syarat yang harus dipatuhi oleh pengguna energi listrik.
Peraturan instalasi listrik terdapat dalam buku Peraturan Umum
Instalasi Listrik atau yang sering disingkat dengan PUIL. Di mulai dari
tahun 2000, kemudian direviri tahun 1987, direvisi lagi tahun 2000 dan
terakhir direvisi tahun 2011. Sistem instalasi listrik yang dimulai dari
sumber listrik (tegangan, frekwensi), peralatan listrik, cara
pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diataur dalam PUIL.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


7
Jadi setiap perencana instalasi listrik, instalatir (pelaksana), Operator,
pemeriksa dan pemakai jasa listrik wajib mengetahui dan memahami
Peraturan Umum Instalasi listrik (PUIL).

PUIL tidak berlaku bagi beberapa sistem intalasi listrik tertentu seperti :
1. Bagian instalasi tegangan rendah untuk menyalurkan berita atau isyarat.
2. Instalasi untuk keperluan telekomunikasi dan instalasi kereta rel listrik.
3. Instalasi dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan yang
digerakan secara mekanis.
4. Instalasi listrik pertambangan di bawah tanah.
5. Instalasi tegangan rendah tidak melebihi 25 V dan daya kurang dari 100 W.
6. Instalasi khusus yang diawasi oleh instansi yang berwenang (misalnya : instalasi untuk
telekomunikasi, pengawasan, pembangkitan, transmisi, distribusi tenaga listrik untuk
daerah wewenang instansi kelistrikan tersebut).

Pada ayat 103 A1 dari PUIL merupakan peraturan lain yang berkaitan dengan instalasi
listrik, yakni :
a. Undang-Undang No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
b. Peraturan Bangunan Nasional.
c. Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972, tentang Perusahaan Listrik Negara.
d. Peraturan lainnya mengenai kelistrikan yang tidak bertentangan dengan PUIL.

Suatu peralatan listrik boleh dipergunakan untuk instalasi apabila :


1. Memenuhi ketentuan-ketentuan PUIL 2000.

2. Telah mendapat pengesahan atau izin dari instansi yang berwenang (ayat 202 A2)

Berdasarkan ketentuan PUIL 2000 ayat 202 B1 : semua instalasi yang selesai dipasang
sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diuji lebih dahulu. Menurut ayat 110 T16,
tegangan dibagi menjadi :
a. Tegangan rendah ( sampai 1000 V)
b. Tegangan Menengah (1000 V – 20 kV)
c. Tegangan Tinggi ( di atas 20 kV)

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


8
Pengujian Peralatan Listrik
Di negara kita semua peralatan listrik sebelum
digunakan oleh konsumen harus melalaui uji kelayakan.
Menurut ayat 202 A2 semua peralatan listrik yang akan
dipergunakan instalasi harus memenuhi ketentuan
PUIL. Di Indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu
lembaga dari Perusahaan Umum Listrik Negara, yaitu
Lembaga Masalah Kelistrikan disingkat LMK.

Tanda Persetujuan Pengujiam dari LMK


Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan disetujui, diizinkan untuk
memakai tanda LMK. Bahan yang berselubung bahan termoplastik, misalnya berselubung
PVC, tanda ini dibuat timbul dan diletakan pada selubung luar kabel.
Lambang persetujuan ini dipasang pada kabel yang berselubung PVC, misalnya kabel NYM.
Sedangkan unruk kabel yang kcelil seperti NYA, lambang persetujuan dari LMK berupa
kartu yang ditunjukan pada gambar

Tanda Persetujuan Pengujiam dari LMK

Setelah peserta didik memahami peraturan dan syarat instalasi secara umum, maka
selanjutnya adalah SYARAT PEMASANGAN INSTALASI RUMAH/ GEDUNG

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


9

SYARAT PEMASANGAN INSTALASI RUMAH/ GEDUNG

Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan


dan tenaga untuk rumah/gedung terlebih dahulu harus
melihat gambar-gambar rencana instalasi yang sudah
dibuat oleh perencana berdasarkan denah
rumah/bangunan dimana instalasinya akan dipasang.
Selain itu juga spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan
yang diterima dari pemilik bangunan/rumah, dan syarat
tersebut tidak terlepas dari peraturan yang harus
dipenuhi dari yang berwajib ialah yang mengeluarkan
peraturan yaitu PLN setempat.

Syarat-syarat pekerjaan instalasi rumah /gedung


1. Gambar situasi untuk menyatakan letak bangunan, dimana instalasinya akan dipasang
serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN.
2. Gambar instalasi
Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana
pelayanannya, misalnya titik lampu, saklar dan kotak kontak, panel hubung bagi, data
teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang
3. Rekapitulasi
Rekapitulasi atau perhitungan jumlah dari komponen yang diperlukan antara lain :
 Rekapitulasi material dan harga
 Rekapitulasi daya atau skema bagan arusnya
 Rekapitulasi tenaga dan biaya

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


10
Selain itu terdapat persyaratan lain yang harus dipenuhi dalam pemasangan instalasi
listrik dan tenaga, antara lain :
Sumber Tegangan
Sumber tegangan yang digunakan untuk menyuplai instalasi
listrik rumah/gedung adalah sumber tegangan 1 phase, 220 volt.
Pemasangan Penghantar

Penghantar yang digunakan untuk


instalasi penerangan (rangkaian akhir) adalah
penghantar jenis NYA dan untuk instalasi
daya (feeder/pengisi/incoming) dengan
menggunakan penghantar jenis NYM yang
memiliki isolasi yang baik, agar mudah cara
pemasangan dan perbaikan pemasangan
penghantar tersebut masuk ke dalam pipa instalasi.
Ukuran penghantar jalur utama termasuk jalur ke stop kontak dan penghantar jalur
cabang dari saklar ke lampu yaitu 2,5 mm2 dengan menggunakan penghantar yang sesuai
ketentuan maka keselamatan instalasi dapat terjamin dan apabila instalasi akan diperluas
masih dalam batas kemampuannya. Penghantar untuk jenis NYM dilengkapi dengan hantaran
pentanahan/arde karena untuk instalasi daya, misalnya untuk AC, motor listrik dimaksudkan
agar bagian yang terbuat dari logam dapat ternetralisir dan apabila terjadi hubung singkat
aliran arus akan segera ke tanah.
Pipa Instalasi
Semua penghantar dalam instalasi listrik dimasukkan
dalam pipa PVC dengan ukuran ⅝" agar penghantar aman dari
benturan mekanis, disamping itu juga penghantar akan
terisolasi serta mudah dalam perawatan apabila terjadi
kerusakan dalam perbaikan.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


11
Saklar dan Kotak Kontak
Fungsi saklar dalam instalasi listrik penerangan untuk
memutuskan dan menghubungkan arus listrik dari sumber ke
beban. Di dalam saklar dilengkapi dengan pegas yang dapat
memutuskan rangkaian dalam waktu yang sangat singkat,
dengan cepatnya pemutusan ini kemungkinan timbulnya busur
api antara kontak (tuas) saklar menjadi lebih kecil.
Saklar yang digunakan pada umumnya jenis saklar tunggal, saklar seri dan saklar
tukar (hotel) jenis inbow (terpendam dalam tembok).
Aturan pemasangan saklar :
a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.
b. Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.
c. Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.

Fungsi kotak kontak (stop kontak) dalam instalasi listrik sebagai alat penghubung
beban dengan sumber listrik.
Aturan pemasangan stop kontak :
a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm harus dilengkapi
tutup.
b. Mudah dicapai tangan.
c. Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada disebelah kanan atau
di sebelah bawah.

Kotak Pembagi Daya Listrik/ PHB/ Distribusi Panel


(DP)
Panel bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung
merupakan peralatan yang berfungsi sebagai tempat
membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban yang
memerlukan agar merata dan seimbang. Di dalam panel
bagi terdapat komponen antara lain rel (busbar), saklar
utama, pengaman, pengaman, alat-alat ukur dan lampu
indikator.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


12
Rating Pengaman
Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau lebih besar
dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal). Pengaman yang digunakan dalam
instalasi listrik adalah pemutus rangkaian (MCB) untuk pengaman tiap kelompok beban dan
pemutus rangkaian pusat (MCCB) untuk pengaman seluruh kelompok beban. Besarnya rating
arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus beban yang dipikul atau dipasang di dalam
instalasi agar memenuhi syarat keamanan.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


13

Nah, setelah para peserta didik memahami tentang isi PUIL yang menyangkut instalasi
penerangan 1 fasa. Materi yang akan disampaikan adalah isi dari PUIL 2000 dan PUIL revisi
2011 yang berhubungan dengan instalasi listrik. Selanjutnya peserta didik mempelajari materi
prosedur pemasangan instalasi instalasi penerangan listrik sesuai gambar.

Mari peserta didik untuk mempelajari materi ini dengan baik, agar melalui materi ini
peserta didik akhirnya mampu merangkai, menguji dan menerapkan dengan benar instalasi
penerangan listrik 1 fasa.

A. Pekerjaan Instalasi Listrik.

1. Mengenal Pekerjaan Instalasi listrik


Instalasi listrik adalah suatu bagian penting yang terdapat
dalam sebuah bangunan gedung, yang berfungsi sebagai
penunjang kenyamanan penghuninya.
Di Indonesia dalam dunia teknik listrik aturan yang ada antar lain PUIL (Persyaratan Umum
Instalasi Listrik).
Dalam suatu perancangan, produk yang dihasilkan adalah gambar dan analisa.
Gambar adalah bahasa teknik yang diwujudkan dalam kesepakatan simbol. Gambar ini dapat
berupa gambar sket, gambar perspektif, gambar proyeksi, gambar denah serta gambar situasi.
Gambar denah ruangan atau bangunan rumah (gedung) yang kan dipasang instalasi digambar
dengan menggunakan lambang-lambang (simbol-simbol) yang berlaku untuk instalasi listrik.
Ada beberapa jenis gambar yang harus dikerjakan dalam tahap perancangan suatu proyek
pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga yang baku menurut PUIL 2000/ revisi
2011. Rancangan instalasi listrik terdiri dari:

a. Gambar Situasi
Gambar situasi adalah gambar yang menunjukkan dengan jelas letak bangunan
instalasi tersebut akan dipasang dan rencana penyambungannya dengan jaringan listrik
PLN.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


14

Gambar diagram situasi


.
b. Gambar instalasi
Gambar Instalasi meliputi :
1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak perlengkapan
listrik beserta sarana pelayanannya (kendalinya), seperti titik lampu, saklar, kotak
kontak, motor listrik, panel hubung bagi dan lain-lain.
2) Rancangan hubungan peralatan atau pesawat listrik dengan pengendalinya .
3) Gambar hubungan antara bagian-bagian dari rangkaian akhir, serta pemberian
tanda yang jelas mengenai setiap peralatan atau pesawat listrik.

Gambar insatalasi

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


15
c. Gambar diagram garis tunggal
yang tercantum dalam diagram garis tunggal ini meliputi:

1. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal
komponennya.
2. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembaginya.
3. Ukuran dan besar penghantar yang dipakai.
4. Sistem pembumiannya.

Gambar diagram garis tunggal

d. Gambar Detail
Gamabar Detail meliputi;
1). Perkiraan ukuran fisik dari panel.
2). Cara pemasangan alat listrik.
3). Cara pemasangan kabel.
4). Cara kerja instalasi kontrolnya.

Gambar detail instalasi

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


16

Selain gambar-gambar diatas, dalam merancang atau menggambar instalasi listrik


penerangan dan tenaga, juga dilengkapi dengan analisa data perhitungan teknis
mengenai susut tegangan, beban terpasang dan kebutuhan beban maksimum, arus
hubung singkat dan daya hubung singkat. Disamping itu masih juga dilengkapi juga
dengan daftar kebutuhan bahan instalasi, dan uraian teknis sebagai pelengkap yang
meliputi penjelasan tentang cara pemasangan peralatan/bahan, cara pengujian serta
rencana waktu pelaksanaan, rencana anggaran biaya dan lama waktu pengerjaan .
Bangunan gedung baik untuk rumah tinggal, kantor, sekolahan yang dilengkapi sarana
pendukung listrik dalam membangun agar dapat berfungsi dan dihuni dengan baik, nyaman
serta memenuhi keselamatan memerlukan perencanaan gambar instalasi listrik yang cermat
dengan mengacu pada aturan-aturan yang ditetapkan dalam dunia teknik listrik.
Gambar instalasi listrik memegang peranan yang sangat vital dan menentukan dalam
suatu perencanaan instalasi, karena hanya dengan bantuan gambar suatu pekerjaan
pemasangan instalasi dapat dilaksanakan. Untuk instalasi penerangan yang kecil dengan nilai
daya pasang 450 VA, disebut instalasi listrik penerangan 1 phase, 1 group dengan pengaman
arus (MCB) 2 Ampere. Pelayanan tenaga listrik dari tiang jaringan listrik ke pemakai (kwh +
MCB) merupakan tugas dari PLN sedangkan dari panel bagi (kotak sekering) sampai ke
pemasangan titik nyala (lampu dan kotak kontak) dan satu unit grounding (pentanahan)
merupakan tugas Biro Teknik Listrik (BTL).

Penempatan Saklar dan Kotak Kontak Penempatan saklar dekat pintu dan mudah
dicapai oleh tangan, arah tuas (kutub) saklar harus sama baik saat di-on-kan maupun di-off-
kan, sedangkan pemasangan dan penempatan kotak kontak disesuaikan dengan beban yang
akan disambung. Tinggi penempatan saklar dan kotak kontak 150 cm diatas lantai.

Gambar Notasi Untuk Keterangan Gambar Instalasi Listrik

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


17
2. Penempatan Lampu Penerangan

Di dalam Mmenggambar instalasi listrik penerangan,


lampu penerangan merupakan bagian yang sangat penting,
pemilihan lampu disesuaikan dengan penggunaan ruang,
perhitungan iluminasi yang teliti tidak terlalu diperlukan
dalam penerangan rumah (gedung), namun. Tabel sangat
membantu dalam menentukan tata letak pemasangan lampu
yang tidak menyilaukan.

Tabel dibawah ini menunjukkan variasi lumen yang diperlukan per meter persegi (m2) dalam
suatu ruangan.

instalasi listrik tidak hanya untuk penerangan atau motor-motor, akan tetapi untuk kedua-
duanya.
Sebelum menggambar terlebih dahulu mengukur denah gambar sesuai lokasi/situasi
dimana rencana bangunan atau gedung akan dipasang instalasi listriknya. Dalam gambar
rencana kita buat gambar denah ruangan, gambar pengawatan secara lengkap serta gambar
skema beban listrik berikut kelengkapan perhitungan material (komponen) dan tafsiran harga,
bila perlu dilengkapi dengan tenaga dan biaya.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


18

3. Mengenal Peralatan Instalasi Listrik


a. Penghantar / kabel

Kawat penghantar digunakan untuk menghubungkan


sumber tegangan dengan beban.Kawat penghantar yang
baik umumnya terbuat dari logam.Dalam instalasi listrik
ada berbagai macam jenis kabel yang digunakan sesuai
dengan kebutuhan daya dari kegunaannya. Macam –
macam kabel tersebut diantaranya :
1). Kabel NYA

Jenis kabel NYA digunakan untuk instalasi rumah dan system tenaga. Dalam
instalasi rumah digunakan kabel NYA dengan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2.
Syarat penandaan dari kabel NYA:
NYA: berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar / kabel
udara. Kode warna isolasi ada warna abu-abu, hitam, coklat dan biru. Kabel tipe ini
umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan
isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe
kabel udara) dan mudah digigit tikus.
Instalasi kabel listrik dipasang dalam bangunan gedung selalu
mempertimbangkan factor keamanan. Agar aman memakai kabel tipe ini,
persyaratan yang haris dipenuhi dalam pemasangan diantaranya adalah: kabel
harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak
mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak
tersentuh langsung oleh orang secara langsung.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


19

Kode huruf komponen kabel NYA

2). Kabel NYM

Jenis kabel NYM ini digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau
gedung dan system tenaga. Kabel NYM : memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya
warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki
lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA
(harganya lebih mahal dari NYA).Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang
kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


20
Kode huruf komponen kabel NYM

3). Kabel NYY

Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3
atau 4.Kabel NYY dieprgunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan
memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal
dari NYM).Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai
tikus.
4). Tanda Kabel Warna
Instalasi listrik dalam bangunan gedung perlu memperhatikan warna kabel
yang digunakan dalam instalasi tersebut, masing-masing warna kabel memiliki
makna sebagai berikut.
Abu-abu / Hitam / Coklat = Fasa R, Fasa S, Fasa T
Belang hijau kuning = Ground
Biru = Netral

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


21
b. Macam – macam saklar
Saklar merupakan alat untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan
listrik.Saklar banyak macam dan jenisnya, misalnya untuk kebutuhan instalasi
penerangan, instalasi tenaga dan banyak lagi jenisnya, yang sering kita jumpai pada
kehidupan sehari – hari dirumah maupun dimana saja. Ada saklar yang dipasang
dalam tembok (inbow) dan diluar tembok (out bow).
Instalasi penerangan umumnya menggunakan saklar untuk menyalakan dan
mematikan lampu. Saklar menurut fungsinya dibedakan menjadi :
1). Saklar kutub satu

2). Saklar kutub ganda

3). Saklar kutub tiga

4). Saklar kelompok

5). Saklar seri

6). Saklar tukar

7). Saklar silang

c. Macam – macam fitting

1). Fiting langit-langit


Bisanya digunakan untuk pemasangan lampu yang menggunakan roset yang
menempel pada langit-langit(eternity/lainnya).

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


22
2). Fiting gantung
Pemasangannya biasanya digabungkan pada fiting langit-langit.Pada bigian
atas fiting ini terdapat cicin yang dipakai untuk mengikatkan tali penarik hingga
kedudukannya menjadi kuat.

d. Stop Kontak
Stop Kontak Merupakan tempat untuk
mendapatkan sumber tegangan.Tegangan ini
diperoleh dari hantaran fasa dan nol yang
dihubungkan dengan kontak-kontak
stopkontak. Stop kontak dipasang untuk
memudahkan mendapatkan tegangan yang
diperlukan bagi peralatan listrik yang dapat
dipindahkan.

e. Pipa (Conduit)
Didalam instalasi listrik banyak sekali dipakai pipa.
Pipa digunakan sebagai pelindung kabel atau hantaran
darigangguan. Dengan pipa pemasangan hantaran atau
kabel lebih rapi.Pipa yang digunakan biasanya jenis pipa
union atau bisa juga pipa PVC dengan ukuran 5/8”.

f. Klem
Klem Adalah suatu bahan yang dipakai untuk menahan pipa
agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit.Klem ini
dibuatdari pelat besi atau plastic dengan ukuran disesuaikan
dengan ukuran pipa.jarak pemasangan klem satu dengan lainny
maksimal 80 cm.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


23
g. Kotak Sambung
Pada saat penyambung kabel pada titik
percabangan harus menggunakan kotak sambung.
Menurut ketentuan peraturan instalasi yang diijinkan
tidak boleh dalam pipa terdapat sambungan,karena
dikwatirkan kawat putus dalam pipa.

Macam-macam kotak sambung:


1. Kotak sambung cabang dua
Digunakan untuk menyambung lurus.
2. Kotak sambung cabang tiga (T-Dos)
Digunakan untuk percabangan-percabangan, misalnya terdapat pemakaian saklar,
stop kontak.
3. Kotak sambung cabang empat (Cross Dos)
Pemakaian sama dengan T-Dos hanya percabangan bukan tiga tapi empat.

h. Rol Isolator
Pemasangan kawat hantaran diatas plafon tanpa menggunakan
pipa digunakan rol isolator. Jarak antara rol satu dengan yang lain
50 cm dan antar hantaran jaraknya 5 cm. Rol isolator dibuat dari
keramik atau plastic dan kekuatannya disesuaikan dengan besar
hantaran dan tegangan kerja untuk kepentingan peletakan besar
hantaran dan tegangan kerja untuk kepentingan peletakan hantaran
pada instalasi penerangan rumah.

i. MCB (miniature Circuit Breaker)


Fungsi MCB adalah untuk pengaman terhadap beban lebih atau
hubung singkat.Bila terjadi arus beban lebih atau hubung pendek
MCB memutuskan sirkit dari sumber. Komponen untuk
mengamankan beban lebih adalah bimetal sedangkan untuk
mengamankan arus hubung pendek adalah electromagnet. Bila
terjadi hubung singkat atau arus lebih yang besar maka kumparan

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


24
magnetic R akan memerintahkan kontak jatuh. Tegangan kerja
sampai dengan 440 VAC, MCB dipakai sampai 50 A.

j. KWH Meter
Kwh Meter Digunakan sebagai pengukur energi listrik.
Secara praktisnya KWH meter digunakan untuk
mengukur daya terpakai (daya aktif) yang digunakan
dalam pemakaian beban listrik dalam jangka waktu
tertentu.

B. Prosedur Pemasangan Instalasi Listrik


Sebelum memasang / jaringan instalasi listrik pada sebuah rumah, yang harus di
lakukan adalah memahami bentuk rumah yang akan di pasang instalasi listrik. Yang ke
dua memahami tata letak ruangan dan posisi objek yang akan di instalasi seperti box
mcb, stop kontak, switch dan posisi lampu ruangan lalu kemudian membuat perencanaan
instalasi listrik yang aman untuk rumah. Lalu Kemudian menuangkan perencanaan
instalasi listrik tersebut pada sebuah kertas seperti contoh di gambar instalasi listrik
rumah di bawah ini.

Setelah memahami tata letak ruangan dan posisi titik titik yang akan di
instalasi pada rumah tersebut langkah selanjut memulai proses pemasangan kabel
instalasi listrik dari awal sampai selesai, ikuti gambar diagram rangkaian instalasi
listrik rumah berikut ini.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


25

Gambar Rangkaian Instalasi Listrik

a. Cara Memasang Kabel Instalasi Listrik Rumah - Stop Kontak, Switch dan
Lampu Kamar Tidur 1
1) Sebelum memulai penarikan kabel instalasi listrik rumah pasangkan terlebih
dahulu Box MCB dan pasang ke tiga unit mcb yang telah di sediakan, jika anda
adalah electrical pemula silahkan lihat Cara Memasang unit MCB.
2) Pasangkan pula Box stop kontak dan Box switch di sertai pipa pelindung kabel
instalasi di semua titik instalasi listrik
3) Tarik kabel phase, netral dan kabel grounding ukuran 2,5 mm dari box mcb ke
posisi stop kontak di tempatkan kemudian jumper kabel phase ke switch / saklar
masih menggunakan kabel 2,5 mm kemudian dari saklar kabel phase (Arus
listrik positif) di tarik ke posisi fitting lampu menggunakan kabel 1,5 mm
4) Kabel netral untuk fitting lampu jumper dari kabel netral stop kontak ke fitting
lampu menggunakan kabel instalasi ukuran 1,5 perhatikan gambar instalasi
kamar tidur pada gambar di atas atau lihat Cara Memasang Stop Kontak, Switch
dan fitting Lampu

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


27
b. Cara Memasang Stop Kontak, Switch dan Lampu Ruang Tamu
1) Pada diagram instalasi listrik ruang tamu di atas ada empat unit lampu satu
switch / saklar dan satu stop kontak.
2) Tarik kabel netral, phase dan grounding dari box mcb ke posisi stop kontak dan
jumper kabel phase stop kontak ke switch sama dengan langkah instalasi listrik
kamar tidur yang membedakan nya adalah unit lampu pada ruang tamu ada
empat unit.
3) Tarik kabel phase ukuran 1,5 mm dari switch ke fitting lampu 1 kemudian
jumper ke fitting lampu 2 dan seterus nya ke fitting lampu 3 dan 4.
4) Sedangkan kabel netral di jumper dari stop kontak langsung dari stop kontak ke
fitting lampu 1 dan di jumper ke fitting lampu 2, 3 dan 4 menggunkan kabel 1,5
mm.
5) Saya jelaskan terlebih dahulu warna kabel instalasi listrik rumah di atas ada tiga
warna dimana Merah adalah phase (Arus Listrik Positif) Hitam adalah Netral
(Arus Listrik Negatif) dan Hijau sebagai kabel Grounding (Pembumian).

c. Cara Memasang Stop Kontak, Switch dan Lampu Ruang Makan dan Dapur
1) Tarik kembali ketiga kabel 2,5 mm yaitu netral, phase dan grounding dari box
mcm ke posisi stop kontak dapur dan jumper phase stop kontak ke switch /
saklar lampu sama hal nya dengan instalasi kamar tidur.
2) Untuk ruang makan tidak perlu menarik kabel dari box mcb cangkok / jumper
saja dari jalur kabel netral, phase dan ground untuk dapur untuk menghemat
penggunaan kabel
3) Hubungkan kabel phase, netral dan ke stop kontak ruang makan dan selesaikan
instalasi lampu ruang maka sama dengan cara memasang lampu untuk kamar
tidur
4) Langkah Terakhir Instalasi Listrik Rumah. Pasang ketiga kabel Aspan ukuran 6
mm yaitu Phase, Netral dan Ground dari Box MCB ke Kwh atau Meteran
Listrik. Pemasangan kabel aspan pada instalasi listik rumah sengaja di lakukan
di akhir pekerjaan instalasi untuk menghindarkan seorang electrical dari
sengatan listrik (Kesetrum).

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


28
d. Memasang Instalasi Listrik Rumah - Kamar Tidur 2
 Pada diagram instalasi listrik di atas kamar tidur 2 sengaja saya kosongkan
sebagai bahan renungan anda untuk melatih apa yang anda baca / pelajari saat
ini tentang instalasi listrik rumah
 Jika anda mampu merenungkan cara penyelesaian instalasi listrik rumah pada
kamar tidur dua tersebut maka anda telah menguasai teknik instalasi rumah ini.

e. Syarat-Syarat Instalasi Listrik

Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan peraturan mengenai kelistrikan


yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam pemasangan instalasi
listrik, antara lain :
1. Syarat ekonomis
Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari
instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya semurah
mungkin, kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.
2. Syarat keamanan
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa
manusia dan terjaminnya peralatan dan benda benda disekitarnya dari kerusakan
akibat dari adanya gangguan seperti: gangguan hubung singkat, tegangan lebih,
beban lebih dan sebagainya.
3. Syarat keandalan (kelangsungan kerja)
Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara
baik. Jadi instalasi listrik harus direncana sedemikian rupa sehingga
kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.

4. Ketentuan Terkait
Di samping PUIL ini, harus pula diperhatikan ketentuan terkait dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku, antara lain:
a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, beserta Peraturan
Pelaksanaannya;
b. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan, beserta Peraturan
Pelaksanaannya.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


29

c. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup


beserta Peraturan Pelaksanaannya.
d. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi beserta Peraturan
Pelaksanaannya;
e. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah beserta
Peraturan Pelaksanaannya.

Penjelasan
Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan telah
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku oleh Undang-undang Nomor 30
Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Peraturan pelaksanaan menurut UU
No. 15 Tahun 1985 tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau diganti
berdasarkan UU No. 30 Tahun 2009.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


30
Suatu peralatan listrik boleh dipergunakan untuk instalasi apabila :
 Memenuhi ketentuan-ketentuan PUIL 2000.dan revisi 2011
 Telah mendapat pengesahan atau izin dari instansi yang berwenang (ayat 202 A2)

Berdasarkan ketentuan PUIL 2000 ayat 202 B1 : semua instalasi yang selesai dipasang
sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diuji lebih dahulu. Menurut ayat 110 T16,
tegangan dibagi menjadi :
a. Tegangan rendah ( sampai 1000 V)
b. Tegangan Menengah (1000 V – 20 kV)
c. Tegangan Tinggi ( di atas 20 kV)

Pengujian Peralatan Listrik


Di negara kita semua peralatan listrik sebelum digunakan oleh konsumen harus
melalaui uji kelayakan. Menurut ayat 202 A2 semua peralatan listrik yang akan dipergunakan
instalasi harus memenuhi ketentuan PUIL. Di Indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu
lembaga dari Perusahaan Umum Listrik Negara, yaitu Lembaga Masalah Kelistrikan
disingkat LMK.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


31

Para peserta didik yang smart dan penuh semangat. Semoga


peserta didik sudah semakin bertambah ilmu pengetahuannya
dari hasil materi yang telah disampaikan pada bab sebelumnya.
Untuk mereview pengetahuan para peserta didik tentang
peraturan dan prosedur pemasangan instalasi penerangan listrik
1 fasa, maka ada baiknya para peserta didik melatih
kemampuan dan pengetahuan yang telah dipelajari dengan soal
latihan.

1. Coba anda amati instalasi penerangan listrk diruangan belajar/ kelas anda. Analisislah
pemasangan instalasi penerangan listrik tersebut apakah sudah sesuai dengan peraturan
dan prosedur PUIL. Jika sudah sesuai buat dengan tanda centang, jika belum buatlah
penjelasan yang seharusnya/ sebenarnya.
2. Gambarkanlah system instalasi penerangan listrik diruangan kelas anda tersebut dengan
gambar one line dan gambar pelaksanaanya.

Petunjuk Jawaban Latihan

Agar dapat mengerjakan soal di atas dengan baik, cermati kembali modul 1 . Lalu diskusikan
jawaban Anda dengan teman sejawat. Setelah itu, rumuskan jawaban

yang paling tepat.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


32

Nah. Untuk memahami modul ini dengan lebih

ringkas berikut adalah rangkuman yang dapat ananda


dapat dari modul 1 ini.

Peraturan umum instalasi penerangan listrik 1 fasa dalam PUIL menyangkut hal- hal
keselamatan kerja dan peraturan pemasangan instalasi penerangan listrik.
Pengujian peralatan instalasi penerangan listrik 1 fasa
Menurut ayat 202 A2 semua peralatan listrik yang akan dipergunakan instalasi harus memenuhi
ketentuan PUIL. Di Indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga dari Perusahaan Umum
Listrik Negara, yaitu Lembaga Masalah Kelistrikan disingkat LMK.
Tujuan dibuat PUIL:
- Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik.
- Keamanan instalasi dan peralatan listrik.
- Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.
- Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien.
Peralatan Instalasi Listrik dalam instalasi penerangan listrik 1 fasa yang digunakan:
a. Penghantar / kabel
b. saklar
c. fitting
e. Pipa (Conduit)
f. Klem
g. Kotak Sambung
h. Rol Isolator
i. MCB (miniature Circuit Breaker)
j. KWH Meter
Prosedur pemasangan instalasi penerangan listrik
memahami bentuk rumah yang akan di pasang instalasi listrik. Yang ke dua memahami
tata letak ruangan dan posisi objek yang akan di instalasi seperti box mcb, stop kontak,

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


33

switch dan posisi lampu ruangan lalu kemudian membuat perencanaan instalasi listrik
yang aman untuk rumah. Lalu Kemudian menuangkan perencanaan instalasi listrik
tersebut pada sebuah kertas

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


34

Setelah ananda mempelajari modul dan mengerjakan latihan


diatas, saya yakin anak didik sudah semakin memahami
tentang instalasi penerangan instalasi 1 fasa dengan baik.

Oleh sebab itu, yuuk… diuji kemampuan pemahamannya. Kerjakan dengan jujur dan
percaya diri ya.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dari berbagai elternatif jawaban berikut ini.
1. Pada peraturan tentang keselamatan kerja di PUIL, bagaimanakah penyambungan
peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak tusuk yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan listrik?
A. Di pasang kurang dari dua sambungan
B. Dipasang dengan 1 satu sambungan
C. Dipasang tidak bertumpu
D. Dipasang bertumpu
2. Berdasarkan PUIL berapakah tinggi pemasangan saklar dan kotak kontak yang dipasang
didinding jika diukur dari lantai?
A. 125 cm
B. 150 cm
C. 175 cm
D. 165 cm
3. Dalam pemasangan instalasi penerangan listrik 1 fasa, berapakah jarak pemasangan antar
klem pada pipa?
A. 150 cm
B. 75 cm
C. 80 cm
D. 90 cm
4. Pada prosedur pemasangan instalasi penerangan instalasi listrik, setelah memahami
bentuk rumah yang akan di pasang instalasi listrik langkah selanjutnya adalah….

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


35
A. membuat perencanaan instalasi listrik yang aman untuk rumah
B. memahami tata letak ruangan dan posisi objek yang akan di instalasi seperti box mcb,
stop kontak, switch dan posisi lampu ruangan
C. menuangkan perencanaan instalasi listrik tersebut pada sebuah kertas
D. memasang langsung instalasi penerangan listriknya
5. Pipa digunakan sebagai pelindung kabel atau hantaran dari gangguan. Dengan pipa
pemasangan hantaran atau kabel lebih rapi.Pipa yang digunakan biasanya jenis pipa
union atau bisa juga pipa PVC dengan ukuran..
A. 5/9”
B. 4/8”
C. 3/4”
D. 5/8”
6. Dalam pemasangan instalasi rumah, berdasarkan PUIL kabel yang digunakan dalam
instalasi penerangan adalah:
A. NYA 3,5 mm2
B. NYM 1,5 mm2
C. NYA 2,5 mm2
D. NYM 2,5 mm2
7. Dari gambar pelaksanaan instalasi listrik dibawah ini, jenis saklar tersebut adalah…

A. Saklar seri
B. Saklar silang
C. Saklar tukar
D. Saklar paralel
8. Berapakah nilai Ampere MCB yang digunakan pada rumah tinggal menggunakan 1 fasa
dengan kebutuhan daya 1300 watt?
A. 2 A
B. 3 A

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


37
C. 5 A
D. 6 A
9. Dalam pemasangan instalasi penerangan listrik 1 fasa urutan kabel fasa, netral dan
gound. Maka kode warna yang sesuai dengan PUIL adalah..
A. Biru, kuning roleng hijau, merah
B. Merah , biru, kuning roleng hijau
C. Kuning roleng hijau, biru, hitam
D. Merah, Hitam, kuning roleng hijau
10. Perhatikan gambar dibawah ini, berapakah jumlah kabel yang seharusnya dipasang?

A. 2 B. 3
C. 4 D. 5

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


38

Berapa Nilai ananda? Mari dihitung, Cocokkanlah jawaban


Ananda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif setelah ini.
Hitunglah jawaban Ananda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Ananda terhadap materi 1 ini.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = --------------------------------------- X 100%
10
81– 100% = baik sekali
71—80% = baik
61 –70% = cukup
41 – 60% = kurang
10 – 40% = gagal

Apabila Ananda memperoleh tingkat penguasaan minimal 80%, Ananda dapat meneruskan
belajar ke Modul 2. Apabila tingkat penguasaan Ananda masih 50-70&, Ananda harus
mengulangi kegiatan belajar modul 1 ini, terutama bagian yang belum Ananda kuasai.
Apabila tingkat penguasaan Ananda kurang dari 50%, Ananda harus mengulang baca
beberapa kali Kegiatan Belajar Modul 1 ini.

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


39

Silahkan dicek jawaban ananda …

1. D

2. B

3. C

4. D

5. D

6. C

7. C

8. D

9. B

10. C

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


40

Silahkan dicek ya ananda, sumber materi ini di dapat dari


beberapa buku dan sumber media elektronik. Berikut
daftarnya:

Djumadi, Martin. B, Bambang. A.,1997. Instalasi Listrik Bangunan. Penerbit Angkasa.


Bandung.

P. Van Harten, Setiawan. 1998. Instalasi Listrik Arus Kuat. Jilid I dan II. Penerbit Bina
Cipta. Bandung.

_______, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Penerbit Yayasan
PUIL. Jakarta.

Zan Schbotsman. 1996. Instalasi. Edisi kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.

https://www.slideshare.net/bomerss/menggambar-listrik

BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd


BAHAN AJAR IPL_KD_3.1 & 4.1 REFI JUFRINALDI, S. Pd

Anda mungkin juga menyukai