Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI:

Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang


TERSEDIA SECARA ONLINE Pendidikan dan Ilmu Geografi
http://journal2.um.ac.id/index.php Tahun 22, No. 1, Januari 2017
/jpg/ Halaman: 1-9

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT Hg DAN Cu TERLARUT


DI PERAIRAN PESISIR WONOREJO, PANTAI TIMUR SURABAYA

Syarifah Hikmah Julinda Sari1, Jessica Feibe Ambar Kirana2, Guntur3

Email: syarifahsari@ub.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Hg


dan Cu terlarut di badan air Perairan Pesisir Wonorejo, Pantai Timur Surabaya
serta menganalisis faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Penelitan
dilaksanakan pada bulan April 2015 dengan menetapkan tiga titik pengambilan
sampel air. Pada setiap titik sampel air diambil pada bagian permukaan, tengah
dan dekat dasar perairan. Parameter yang diukur meliputi logam berat terlarut
Hg dan Cu, TSS, suhu, salinitas, pH, DO, dan turbiditas. Data dianalisis secara
deskriptif dan statistik (Analisis Komponen Utama dan Korelasi Pearson).
Konsentrasi Hg dan Cu pada badan air Perairan Pesisir Wonorejo telah
melebihi baku mutu yang ditetapkan, namun konsentrasi parameter lingkungan
TSS, suhu, salinitas, pH dan DO masih tergolong baik. Konsentrasi Cu2+ terlarut
cenderung semakin menurun seiring dengan pertambahan kedalaman dan
kembali meningkat di dasar kolom air sedangkan konsentrasi Hg2+ terlarut
semakin meningkat seiring dengan pertambahan kedalaman. Salinitas
merupakan faktor lingkungan yang berkontribusi menentukan keberadaan
logam berat terlarut Hg dan Cu.

Kata Kunci : Pencemaran, Perairan Pesisir, Wonorejo, Logam Berat Terlarut

PENDAHULUAN

Perairan Pesisir Wonorejo merupakan Hal tersebut menjadikan daerah muara


bagian dari Pantai Timur Surabaya yang dan pesisir merupakan kawasan yang
menerima aliran sungai (DAS) Kali Jagir rentan tercemar.
Wonokromo, Wonorejo dan Gunung Salah satu bahan pencemar yang
Anyar. Seperti halnya perairan pesisir berpotensi ditemukan di Perairan Pesisir
lainnya, Perairan Pesisir Wonorejo Wonorejo adalah logam berat. Pencema-
berpotensi mengakumulasi beban antro- ran logam berat dikategorikan sebagai
pogenik yang dibawa dari tiga aliran pencemaran yang menimbulkan dampak
sungainya. Hal ini diperparah dengan yang berbahaya terhadap lingkungan dan
adanya penyalahgunaan sungai sebagai organisme di dalamnya. Logam berat
tempat pembuangan limbah sehingga mempunyai sifat non-degradable. Selain
beban pencemar akan terdistribusi sampai itu, logam berat akan terakumulasi di da-
ke muara sungai hingga laut. Masukan lam lingkungan seperti kolom air dan
limbah dari darat menuju ke muara sedimen serta terabsorpsi ke dalam biota
umumnya berasal dari kegiatan manusia laut (Effendi, 2003).
seperti seperti industri, perkapalan, antro- Pada kolom air, konsentrasi logam
pogenik dan lain-lain (Bengen, 2001). berat akan sangat tergantung dengan
1
Universitas Brawijaya
2
Universitas Brawijaya 1
3
Universitas Brawijaya
2
Syarifah Hikmah Julinda Sari, Jessica Feibe Ambar Kirana, Guntur. Analisis Kandungan
Logam Berat Hg Dan Cu Terlarut Di Perairan Pesisir Wonorejo, Pantai Timur Surabaya

faktor lingkungan. Perubahan nilai kon- tinggi dapat menyebabkan kematian dan
sentrasi logam berat diakibatkan karena konsentrasi sub letal dapat menyebabkan
perubahan arus, suhu, salinitas, pH, gangguan berbagai fungsi organ tubuh
kekuatan ionik, jumlah dan jenis bahan (Herdianto, 2003).
pencemar serta kedalaman. Kedalaman
perairan yang berbeda tentunya juga METODE
memiliki karekteristik fisika dan kimia
yang berbeda. Berdasarkan penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bu-
yang dilakukan oleh Guliyev et al. lan Maret-Juni 2015. Pengambilan sam-
(2014), konsentrasi Cu dan Zn semakin pel air laut dilakukan pada bulan April
menurun seiring dengan bertambahnya 2015 di Perairan Pesisir Wonorejo, Sura-
kedalaman perairan, sedangkan konsen- baya.. Sebanyak tiga titik pengam-bilan
trasi Fe dan Hg semakin meningkat seir- sampel ditetapkan pada penelitian ini
ing dengan bertambahnya kedalaman (Gambar 1). Titik 1 terletak pada koordi-
perairan. Karakteristik logam berat di nat 7°18'31.39" LS dan 112°51'26.65"
perairan yang bersifat dinamis memiliki BT, titik 2 terletak pada 7°18'2.74" LS
kaitannya dengan sifat toksisitas logam dan 112°51'27.59" BT, dan titik 3 terletak
berat tersebut pada kolom air. pada 7°17'35.65" LS dan 112°51'25.70"
Kehadiran logam berat pada konsen- BT. Setiap titik akan diambil sampel air
trasi yang tinggi di kolom peraian akan pada kedalaman permukaan, tengah dan
membahayakan organisme perairan laut dasar untuk diukur kandungan logam be-
mulai dari menghambat proses metabo- rat terlarut Hg dan Cu, TSS serta faktor
lisme hingga menyebabkan kematian bio- lingkungan. Pengukuran parameter ling-
ta (Vangronsveld and Clijsters, 1994). kungan seperti suhu, pH, DO, salinitas,
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan dan turbiditas dilakukan secara in situ
untuk memantau konsentrasi logam berat dengan menggunakan Chlorotech probe
terlarut di sepanjang kolom Perairan type AAQ 1183 AAQ 1183. Selanjutnya
Pesisir Wonorejo dan menganalisis ket- ,analisis laboratorium pengukuran kon-
erkai-tannya dengan faktor lingkungan sentrasi logam berat Hg dan Cu
per-airan. menggunakan AAS Shimadzu Atomic
Penelitian ini akan fokus pada dua Absorption/Flame Spectrophotometer
spesies logam berat yaitu Hg dan Cu. Hg Model AA-6800 dan TSS dilaksanakan di
merupakan logam berat non esensial, se- Laboratorium Kimia, Fakultas Matema-
dangkan Cu dikategorikan sebagai logam tika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univer-
berat essensial. Hg merupakan logam be- sitas Brawijaya, Malang.
rat paling toksik terhadap organisme, se-
dangkan Cu pada konsen-trasinya yang
3
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 22, No.1, Jan 2017

Gambar 1. Lokasi Stasiun Penelitian

Pengambilan sampel air laut untuk lalui Analisis Komponen Utama (Princi-
pengukuran konsentrasi logam berat yang pal Component Analysis). Soft-ware yang
terlarut di dalamnya memiliki perlakuan digunakan dalam analisis data pada
khusus untuk wadah sampel air. Pengam- penelitian ini antara lain Microsoft Excel
bilan sampel air menggunakan botol kaca 2010 dan SPSS 16.0.
gelap yang sebelumnya dilakukan proses
perendaman mengguna-kan HNO3 sela- HASIL DAN PEMBAHASAN
ma 48 jam dan dibilas menggunakan
aquadest lalu dikeringkan. Menurut Kondisi Umum Perairan Pesisir Won-
APHA Standard Methods (2001), untuk orejo
pengawetan sampel air yang akan diana- Secara administratif, Perairan Pesisir
lisis kandungan logam beratnya perlu dil- Wonorejo terletak di Kelurahan Wono-
akukan penambahan HNO3 pekat. Setelah rejo Kecamatan Rungkut, Surabaya Ti-
sampel diawetkan, sampel dimasukkan ke mur. Curah hujan di atas 200 mm pada
dalam cool box bersuhu 4-5oC. Proses saat bulan April 2015. Suhu udara di
pre-treatment dilakukan menurut Hutaga- Pantai Timur Surabaya berkisar rata-rata
lung et al (1997). minimum 23,4oC dan maksimum 35,2oC
Analisis data disajikan secara dan kelembapan udara rata-rata minimum
deskriptif dan statistik. Data konsentrasi 42% dan maksimum 96%.
logam berat Hg dan Cu serta faktor ling- Pantai Timur Surabaya merupakan
kungan disajikan dalam bentuk gra- pantai landai dengan kemiringan 0-3
fik/tabel yang dilengkapi dengan nilai ra- dengan rentangan pasang surut 1,67 me-
ta-rata dan standar deviasi. Keterkaitan ter. Tipe pasang surut di perairan Wo-
logam berat Hg dan Cu digambarkan me-
4
Syarifah Hikmah Julinda Sari, Jessica Feibe Ambar Kirana, Guntur. Analisis Kandungan
Logam Berat Hg Dan Cu Terlarut Di Perairan Pesisir Wonorejo, Pantai Timur Surabaya

norejo termasuk dalam tipe mixed semi berbeda. Kondisi faktor lingkungan
diurnal karena terjadi dua kali pasang dan perairan disajikan pada Tabel 1.
dua kali surut dengan ketinggian yang

Tabel 1. Kondisi umum Perairan Pesisir Wonorejo


Parameter Fisika-Kimia Perairan (rata-rata ± standar deviasi)
Kolom Air Turbiditas TSS pH Salinitas (‰) DO (mg/L)
Suhu (0C)
(NTU) (ppm)
Permukaan 31,82 ± 0,42 10,44 ± 1,9 24 ± 1 9,81 ± 0,05 21,56 ± 0,43 11,95 ± 0,39
Tengah 30,30 ± 0,06 23,78 ± 15,59 19 ± 1 9,41 ± 0,34 25,53 ± 0,28 6,35 ± 5,58
Dasar 29,91 ± 0,1 28,64 ± 16,07 22 ± 1 9,26 ± 0,25 26,44 ± 0,43 5,26 ± 5,47

Suhu di perairan pesisir wonerojo tas terendah pada badan air dekat per-
berkisar antara 29,910C hingga 31,820C. mukaan. Perbedaan turbiditas dari bagian
Rata-rata suhu terendah didapatkan pada permukaan hingga dasar kolom air rata-
bagian dasar kolom air sedangkan suhu rata sebesar 18,2 NTU. Trend turbiditas
perairan tertinggi didapatkan pada bagian menunjukkan bahwa dengan semakin
permukaan laut. Perbedaan suhu dari ba- bertambahnya kedalaman, nilai turbiditas
gian permukaan hingga dasar kolom air semakin tinggi. Perbedaan nilai turbiditas
rata-rata sebesar 20C. Saputra (2009) pada badan air dipengaruhi oleh
menyatakan bahwa suhu air laut terutama keberadaan dan jumlah beberapa faktor
di bagian permukaan mempunyai kaitan penghalang intensitas matahari seperti
yang cukup erat dengan pemanasan ma- suspended solid, dissolved organic matter
tahari dan besarnya intensitas cahaya dan particulate organic matter termasuk
yang masuk ke dalam perairan. Trend su- plankton (Sunarto, 2008).
hu menunjukkan bahwa dengan semakin Kandungan TSS yang ditemukan pa-
bertambahnya kedalaman, suhu perairan da badan air Perairan Pesisir Wonorejo
semakin menurun. Hal ini dikarenakan adalah 19-24 ppm. Apabila ditinjau dari
berbagai faktor lingkungan lainnya seper- pengukuran TSS pada bagian permukaan,
ti intensitas cahaya matahari, sirkulasi tengah dan dasar kolom air, maka dapat
arus, kedalaman dan juga musim. Distri- dilihat bahwa kualitas air di Perairan
busi suhu air laut di suatu perairan di- Wonorejo, Surabaya dalam kondisi yang
pengaruhi oleh banyak faktor diantaranya cukup baik.
ialah radiasi sinar matahari, kedalaman, pH pada kolom air Perairan Wo-
letak geografis, angin dan musim (Patty, norejo didapatkan yang berkisar antara
2013). 9,26 hingga 9,81. semakin bertambahnya
Turbiditas pada badan air periaran kedalaman, nilai pH semakin rendah.
pesisir wonorejo berkisar antara 10,44 Namun, penurunan nilai pH menurut
NTU hingga 28,64 NTU. Turbiditas kedalaman tidak signifikan karena hanya
tertinggi didapatkan pada badan air dekat berubah sebesar 0,55 satuan. Faktor-
dengan dasar perairan, sedangkan turbidi- faktor yang mempengaruhi perbedaan
5
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 22, No.1, Jan 2017

tersebut antara lain aktivitas biologi, su- (2007) menyatakan sumber DO utama di
hu, kandungan oksigen dan ion-ion. Dari dalam air adalah oksigen yang terdapat di
aktivitas biologi akan dihasilkan gas CO2 atmosfer. Berdasarkan baku mutu Kepu-
yang merupakan hasil respirasi. Gas tusan Kementerian Lingkungan Hidup
inilah yang selanjutnya akan membentuk No. 51 Tahun 2004 lampiran 3 tentang
ion buffer untuk menjaga kestabilan kis- baku mutu air laut untuk biota laut, kuali-
aran pH di perairan (Marganof, 2007). tas air laut pada Perairan Pesisir Won-
Salinitas perairan yang berkisar anta- orejo tergolong baik, kecuali nilai turbidi-
ra 21,56% hingga 26,44%. Rata-rata sa- tas perairan yang melebihi baku mutu ter-
linitas terendah didapatkan pada bagian sebut.
permukaan air yaitu sebesar 21,56% se-
Kandungan Logam Berat Hg dan Cu
dangkan rata-rata salinitas tertinggi
didapatkan pada bagian dasar kolom air Konsentrasi logam berat terlarut Hg
yaitu sebesar 26,44‰. Hal ini dikare- dan Cu disajikan pada Gambar 2. Berda-
nakan Perairan Wonorejo masih sangat sarkan hasil pengukuran, logam berat ter-
mendapatkan pengaruh oleh adanya ma- larut Hg didapatkan sebesar 0,015-0,017
sukan dari sungai. Salinitas di bagian ppm dengan nilai rata-rata sebesar
permukaan cenderung lebih rendah kare- 0,016±0,001 ppm. Konsentrasi tersebut
na adanya pengaruh masukan air yang tergolong tinggi menurut standar baku
lebih dari sungai Wonorejo. Semakin ber- mutu air laut dalam Keputusan Menteri
tambahnya kedalaman, nilai salinitas se- Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun
makin tinggi. Sebaran salinitas di laut di- 2004 Lampiran 3 tentang Baku Mutu Air
pengaruhi oleh berbagai faktor seperti po- Laut untuk Biota Laut sebesar 0,001 ppm.
la sirkulasi air, penguapan, curah hujan Konsentrasi Hg pada bagian dasar mem-
dan aliran sungai. Berbagai faktor inilah iliki konsentrasi yang lebih tinggi. Hal ini
yang menimbulkan perbedaan nilai salini- dikarenakan Hg memiliki sifat yang lebih
tas di setiap kedalaman (Nontji, 1993). mudah untuk terakumulasi dalam sedi-
DO pada badan air Perairan Won- men. Residence time Hg di perairan dan
orejo didapatkan berkisar antara 5,26 sedimen jauh lebih lama dibandingkan
mg/l hingga 11,95 mg/l. Rata-rata DO dengan yang terdapat di daratan dan
terendah didapatkan pada bagian dasar udara, yaitu masing-masing 32 x 103 pada
kolom air yaitu sebesar 5,26 mg/l se- perairan laut dan 2,5 x 108 pada sedimen
dangkan rata-rata DO tertinggi didapat- (Mokoagouw, 2000).
kan pada bagian permukaan air yaitu Logam berat Cu terlarut pada lokasi
sebesar 11,95 mg/l. Hal ini dikarenakan yang sama ditemukan sebesar 0,071-
proses difusi gas oksigen dari atmosfer 0,091 ppm dengan nilai rata-rata
menyumbang keberadaan oksigen terlarut 0,080±0,010 ppm. Nilai tersebut juga be-
di badan air dekat permukaan, sebaliknya rada di atas baku mutu air laut untuk biota
peningkatan keke-ruhan dan terbatasnya laut. Rata-rata konsentrasi Cu2+ terlarut
penetrasi cahaya matahari menyebabkan terendah didapatkan pada bagian tengah
nilai oksigen terlarut lebih rendah pada kolom air yaitu sebesar 0,071 mg/l se-
badan air dekat dasar sedimen. Marganof dangkan rata-rata konsentrasi Cu2+ ter-
6
Syarifah Hikmah Julinda Sari, Jessica Feibe Ambar Kirana, Guntur. Analisis Kandungan
Logam Berat Hg Dan Cu Terlarut Di Perairan Pesisir Wonorejo, Pantai Timur Surabaya

larut tertinggi didapatkan pada bagian itu bagian permukaan air mendapatkan
permukaan yaitu sebesar 0,091 mg/l. pengaruh paling besar dari limbah aktivi-
Konsentrasi Cu2+ terlarut pada ketiga sta- tas anthropogenik. Sumber Cu di perairan
siun penelitian cenderung lebih tinggi pa- adalah debu dan atau partikulat-partikulat
da bagian permukaan. Hal ini dikare- Cu yang ada dalam lapisan udara yang
nakan bagian permukaan air merupakan dibawa turun oleh air hujan. Secara non
bagian kolom air yang paling dekat alamiah, Cu masuk ke dalam perairan se-
dengan lapisan udara. Sumber Cu di bagai limbah dari aktivitas manusia (Sur-
perairan banyak berasal dari udara yang bakti, 2011).
mengandung Cu berupa partikulat. Selain

0,1
Konsentrasi (ppm)

0,08

0,06

0,04 Cu

0,02 Hg

0
Permukaan Tengah Dasar
Badan Air

Gambar 2. Konsentrasi Hg dan Cu terlarut di Perairan Pesisir Wonorejo

Konsentrasi Hg2+ terlarut lebih ban-


Keterkaitan Hg dan Cu Terlarut ter-
yak ditemukan pada bagian dasar kolom
hadap Faktor Lingkungan
air dikarenakan sifat Hg yang mudah
Hasil Analisis Komponen Utama un- mengendap pada sedimen dalam bentuk
tuk Hg terlarut pada badan air Perairan partikulat. Konsentrasi Hg di kolom air
Pesisir Wonorejo didapatkan bahwa Hg yang terlarut biasanya berjumlah sangat
terlarut pada permukaan perairan kecil. Ion Hg2+ yang dihasilkan dari
mendapat pengaruh dari nilai DO, se- perombakan persenya-waan merkuri pada
dangkan pada kedalaman tengah kolom endapan sedimen badan perairan, dengan
air mendapatkan pengaruh yang besar bantuan bakteri akan berubah menjadi
dari salinitas. Kandungan Hg pada dimetil merkuri (CH3)2Hg dan ion metil
kedalaman dekat dasar mendapatkan merkuri (CH3Hg) (Taftazani, 2007).
pengaruh utama dari parameter turbiditas. Berdasarkan hasil Analisis Kompo-
nen Utama untuk Cu2+ terlarut di
7
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 22, No.1, Jan 2017

kedalaman berbeda, menggambarkan yang mengandung partikulat Cu berupa


bahwa konsentrasi Cu pada kedalaman debu yang terencerkan oleh air laut.
permukaan mendapatkan pengaruh yang Maslukah (2006) menyatakan bahwa
besar oleh TSS. Selanjutnya konsentrasi proses masuknya Cu di perairan selanjut-
Cu pada kedalaman tengah kolom air tid- nya mengalami proses adsorpsi yang dii-
ak mendapatkan pengaruh dari parameter kuti dengan proses flokulasi dan desorpsi.
lingkungan, sedangkan konsentrasi Cu Adanya proses adsorpsi oleh partikel me-
pada kedalaman dekat dasar mendapatkan nyebabkan terjadinya pengendapan mate-
pengaruh yang besar dari salinitas dan ri pada sedimen dan membuat konsentrasi
turbiditas. di dekat dasar kolom air menjadi tinggi
Distribusi Cu yang berubah naik kembali.
turun disebabkan oleh berbagai proses Hasil Analisis Komponen Utama ju-
fisis air. Proses fisis yang sangat ber- ga menunjukkan bahwa nilai salinitas
pengaruh dalam hal ini adalah penga- merupakan nilai factor loading yang pal-
dukan dan pengendapan, yang juga ing tinggi yaitu sebesar 0,906. Dari nilai
mendapatkan pengaruh dari kecepatan ini dapat disimpulkan bahwa salinitas
arus dan kedalaman perairan. Pada merupakan parameter yang paling ber-
perairan dangkal, proses resuspensi sedi- pengaruh di setiap lapisan kedalaman.
men lebih tinggi, sehingga diduga logam Untuk mengetahui korelasi kedala-
berat yang ada dalam sedimen terlepas man perairan serta parameter lingkungan
kembali ke kolom perairan (Maslukah, seperti suhu, turbiditas, TSS, salinitas,
2013). pH, dan DO terhadap konsentrasi Cu2+
Hasil pengukuran Cu2+ terlarut me- dan Hg2+ terlarut, maka dilakukan analisis
nyebutkan bahwa konsentrasi tertinggi statistik menggunakan Korelasi Pearson.
didapatkan pada bagian permukaan. Hal Nilai korelasi parameter lingkungan ter-
ini menggambarkan bahwa sumber utama hadap Cu2+ dan Hg2+ terlarut dapat dilihat
Cu berasal dari sungai ataupun dari udara pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Korelasi Pearson


Variabel Suhu Turbiditas Salinitas pH DO TSS
Suhu 1 -0.499 -0.947 0.609 0.561 0.638
Turbiditas -0.499 1 0.514 -0.829 -0.928 -0.239
Salinitas -0.947 0.514 1 -0.638 -0.583 -0.607
Ph 0.609 -0.829 -0.638 1 0.970 0.182
DO 0.561 -0.928 -0.583 0.970 1 0.205
TSS 0.638 -0.239 -0.607 0.182 0.205 1
Cu 0.359 0.286 -0.418 0.115 -0.027 0.228
Hg -0.375 -0.163 0.439 -0.349 -0.146 0.085

Konsentrasi Hg2+ sangat berkorelasi 0,439 dan -0,375. Hal ini menunjukkan
signifikan dengan salinitas dan suhu bahwa semakin tinggi salinitas, semakin
dengan nilai r masing-masing sebesar tinggi pula nilai Hg2+ serta semakin tinggi
8
Syarifah Hikmah Julinda Sari, Jessica Feibe Ambar Kirana, Guntur. Analisis Kandungan
Logam Berat Hg Dan Cu Terlarut Di Perairan Pesisir Wonorejo, Pantai Timur Surabaya

salinitas, semakin rendah nilai Hg2+. Suhu terlarut semakin meningkat seiring
perairan yang tinggi dapat menyebabkan dengan pertambahan kedalaman. Faktor
senyawa logam berat lebih mudah terlarut lingkungan yang berpengaruh utama ter-
dalam air karena adanya penurunan laju hadap kehadiran logam berat Hg dan Cu
adsorpsi ke dalam partikulat (Afriansyah, terlarut pada badan air Pesisir Wonorejo
2009). adalah salinitas.
Berdasarkan hasil analisis statistik
tersebut dapat diketahui bahwa meter DAFTAR PUSTAKA
Cu2+ berkorelasi secara signifikant oleh
salinitas dengan nilai r sebesar -0,418 dan Afriansyah, Ardi. 2009. Konsentarasi
Kadmium (Cd) dan Tembaga (Cu)
suhu sebesar 0,359. Hal ini menunjukkan
dalam Air, Seston, Kerang dan
bahwa semakin tinggi nilai salinitas, Fraksinasinya dalam Sedimen di
maka konsentrasi Cu2+ akan semakin ren- Perairan Delta Berau, Kalimantan
dah dan semakin tinggi suhu, semakin Timur. Skripsi. Program Studi Ilmu
tinggi konsentrasi Cu2+ terlarut. Nilai dan Teknologi Kelautan. Fakultas
Cu2+ pada kedalaman permukaan lebih Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB.
tinggi dibandingkan pada kedalaman Bogor.
lainnya. Hal ini dikarenakan pada bagian APHA (American Public Health). 1998.
Standard Methods for Examination
permukaan, salinitas perairan cenderung
of Water and Wastewater. 20th Edi-
rendah dikarenakan mendapat banyak tion. Washington DC.
pengaruh dari masukan Sungai Won- Bengen, D. 2001. Pedoman Teknis
orejo. Menurut Nontji (1993), sebaran sa- Pengenalan dan Pengelolaan
linitas di lingkungan perairan dipengaruhi Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian
oleh beberapa faktor seperti pola sirkulasi Sumberdaya Pesisir dan Lautan.
air, penguapan, curah hujan dan aliran IPB. Bogor
sungai. Namun perairan yang dekat Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air
Bagi Pengelolaan Sumber Daya
dengan muara sungai mempunyai kisaran
dan Lingkungan Perairan. Kanisi-
salinitas yang sangat dipengaruhi oleh air us: Yogyakarta.
laut dan air tawar. Guliyev, J. A., Hadjiyeva, S. R., Ghor-
banpour, Sh., Aminbekov, A. F.,
KESIMPULAN Guseynli, A. G. 2014. Study of Ver-
tical Distribution of Heavy Metals
Konsentrasi Hg dan Cu terlarut pada in the Border-Bottom Water in the
badan air Perairan Pesisir Wonerejo ter- Area of the Apsheron Peninsula.
golong tinggi dimana berada di atas baku Int. J. of Bsc. Sc & App. Rsch. 3
mutu yang telah ditetapkan. Konsentrasi (9): 606-610.
logam berat tersebut berfluktuasi seiring Herdianto, Y. A., Lisyastuti, E.,
Najmiyati, E., Gani, Y. Y., 2003.
dengan bertambahnya kedalaman. Kon-
Pengaruh Pemaparan Cd dan Cu
sentrasi Cu2+ terlarut cenderung semakin Terhadap Abnormalitas Spermato-
menurun seiring dengan pertambahan zoa Ikan Mas (Cyprinus carpio,
kedalaman dan kembali meningkat di da- Linn). Universitas Padjadjaran :
sar kolom air sedangkan konsentrasi Hg2+
9
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 22, No.1, Jan 2017

Sumedang. Jurnal Iktiologi Indone- Suhu di Muara Sungai Sario. J. I.


sia, Volume 3, Nomor 1, Juni 2003 Kelautan. 12 (2): 73-78.
Hutagalung, H. P., D. Setiapermana dan Sunarto. 2008. Peranan Cahaya dalam
S. H. Riyono. 1997. Metode Ana- Proses Produksi di Laut. Karya
lisis Air Laut, Sedimen dan Biota. Ilmiah. Universitas Padjadjaran.
Buku 2. Puslitbang Oseanologi. Bandung.
LIPI. 182 hal. Saputra, H. K. 2009. Karakteristik Kuali-
Marganof. 2007. Model Pengendalian tas Air Muara Sungai Cisadane
Pencemaran di Danau Maninjau Bagian Air Tawar dan Payau di
Sumatera Barat. IPB. Bogor. Kabupaten Tangerang, Banten.
Nontji, Anugerah. 2007. Laut Nusantara. Skripsi. Fakultas Perikanan dan
Djambatan. Jakarta Ilmu Kelautan. IPB. Bogor.
Maslukah, Lilik. 2006. Konsentrasi Surbakti. 2011. Analisis Logam Berat
Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn Kadmium (Cd), Cuprum (Cu),
dan Pola Sebarannya di Muara Kromium (Cr), Ferrum (Fe), Nikel
Banjir Kanal Barat, Semarang. (Ni), Zinkung (Zn) pada Sedimen
Thesis. IPB. Bogor. Muara Sungai Asahan di Tanjung
Maslukah, Lilik. 2013. Konsentrasi Balai dengan Metode Spektro-
Logam Berat (Pb, Cd. Cu, Zn) Ter- fotometri Serapan Atom (SSA).
larut, dalam Seston, dan dalam Thesis. Universitas Sumatera Utara.
Sedimen di Estuari Banjir Kanal Medan. (Tidak diterbitkan)
Barat, Semarang. Akuatik-J. Sbdy. Taftazani, Agus. 2007. Distribusi Kon-
Perairan. 2 (1): 1-4. sentrasi Logam Berat Hg dan Cr
Mokoagouw, Dolfie. 2000. Kajian pada Sampel Lingkungan Perairan
Peredaran Logam Berat (Hg, Cd, Surabaya. Prosiding PPI –
Pb, Cu, dan Zn) pada Perairan PDIPTN. Pustek Akselerator dan
Pantai di Kodya Bitung Propinsi Proses Bahan. Yogyakarta.
Sulawesi Utara. Repository IPB. Vangronsveld, J., Clijsters, H., 1994.
Bogor. Toxic effects of metals, in: Plants
Patty, W., Tarumingkeng, Adrie. 2007. and the Chemical Elements: Bio-
Variasi Temporal dari Penyebaran chemistry, Uptake, Tolerance and
Toxicity. VCH Publishers, Wein-
heim, pp. 150–177.

Anda mungkin juga menyukai