Anda di halaman 1dari 3

1.

Nilai IQ normal manusia


Menurut Skala Stanford-Binet : Tes ini dikelompokan menurut berbagai
level usia dan dikenakan secara individual.
- 140-169 : Sangat Superior
- 120-139 : Superior
- 110-119 : Bright Normal ( High Avarege)
- 90-110 : Rata-rata (avarege)
- 80-89 : Low Avarage
- 70-79 : Borderline-Defective
Menurut Culture Fair Intelligence Test (CFIT) , mengkombinasikan
beberapa pertanyaan bersifat pemahaman gambar-gambar sehingga
dapat mengurangi sebanyak mungkin pengaruh kecakapan verbal, iklim
kebudayaan, dan tingkat pendidikan.
- 140-169 : Very Superior
- 120-139 : Superior
- 110-119 : High Avarege
- 90-110 : Avarege
- 80-89 : Low Avarage
- 70-79 : Borderline
- 30-39 : Mentally Defective
Nova SA. Perbedaan tingkat kecerdasan intelektual pada anak usia
sekolah dasar dengan riwayat BB:R dan BBLC. Universitas Sebelas Maret
Surakarta. 2011

2. Kenapa kita memakai kurva Z untuk anak?

3. Negara yang dijadikan sample penelitian?


Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan sebuah kurva pertumbuhan standar yang
menggambarkan pertumbuhan anak umur 0-59 bulan di lingkungan yang
diyakini dapat mendukung pertumbuhan optimal anak. Untuk membuat kurva
pertumbuhan ini, WHO melakukan penelitian multisenter pada tahun 1997
sampai 2003 dengan tujuan untuk menggambarkan pertumbuhan anak yang
hidup di lingkungan yang tidak memiliki faktor penghambat pertumbuhan. Data
dikumpulkan dari 6 negara yaitu Brazil, Ghana, India, Norwegia, Oman dan
Amerika. Penelitian ini terdiri atas dua bagian; pertama adalah penelitian
longitudinal (subyek diikuti dari lahir sampai usia 2 tahun); dan kedua adalah
penelitian cross-sectional (pada anak usia 1,5 sampai 5 tahun). Panjang badan
diukur pada posisi tidur telentang untuk anak usia 0-2 tahun dan setelah usia 2
tahun tinggi badan diukur sebagai tinggi berdiri.
Editor. Kurva pertumbuhan WHO. Ikatan dokter anak Indonesia. Diunduh dari
http://www.idai.or.id/professional-resources/growth-chart/kurva-pertumbuhan-who
pada 27 September 2017.

4. Bagaimana cara pemeriksaan pendengaran pada bayi.


Informasi dari orang tua melalui anamnesa yang cermat mengenai respons
anak terhadap rangsang suara dilingkungan sehari-hari dirumah dan
kemampuan vokalisasi dan cara pengucapan kata-kata anak sangat membantu
menilai masalah gangguan pendengaran dan perkembangan bicara-bahasa
pada anak
a. Usia 0-4 bulan. Apakah bayi kaget kalau mendengar suara yang sangat
keras ? Apakah bayi yang sedang tidur terbangun kalau mendengar suara
keras?
b. Usia 4-7 bulan. usia 4 bulan apakah anak mulai mampu menoleh kearah
datangnya suara diluar lapangan pandang mata? Apakah anak mulai
mengoceh di usia 5-7 bulan, sebelum usia 7 bulan apakah anak mampu
menoleh langsung ke arah sumber suara diluar lapangan pandang mata?
c. Usia 7-9 bulan. Apakah anak mampu mengeluarkan suara dengan nada
yang naik –turun atau monoton saja?
d. Usia 9-13 bulan. Apakah anak menoleh bila ada suara dibelakangnya?
Apakah anak mampu menirukan beberapa jenis suara? Apakah anak
sudah mampu mengucapkan suara konsonan seperti ‘beh’, ‘geh’ , ‘deh’,
‘ma’
e. Usia 13-24 bulan. Apakah dia mendengar bila namanya dipanggil dari
ruangan lain? Apakah anak memberikan respons dengan bervokalisasi
atau bahkan datang kepada anda? Kata-kata apa saja yang mampu
diucapkan? Apakah kwalitas suara dan cara pengucapannya normal? 5
Beberapa gejala pada anak dengan kemungkinan mengalami gangguan
pendengaran yang bisa diamati sehari-hari oleh orang tua :
a. Kurang responsif terhadap suara-suara yang ada disekitarnya : vacuum
cleaner, klakson mobil, petir
b. Anak kelihatannya kurang perhatian terhadap apa yang terjadi
disekitarnya, kecuali yang bisa dinikmati dengan melihat. Anak tidak
mudah tertarik dengan pembicaraan atau suara-suara yang ada
disekelilingnya
c. Cenderung berusaha melihat muka lawan bicara dengan tujuan mencari
petunjuk dari gerak bibir dan ekspresi muka guna mendapat informasi
tambahan apa yang diucapkan. Anak kurang responsif apabila diajak
bicara tanpa diberi kesempatan melihat muka lawan bicara
d. Sering minta kata-kata diulang lagi
e. Jawaban yang salah dengan pertanyaan atau perintah sederhana
f. Kesulitan menangkap huruf mati/ konsonan
g. Anak hanya memberikan respons terhadap suara tertentu atau dengan
kekerasan tertentu
h. Kesulitan menangkap pembicaraan didalam ruangan yang ramai. Anak
dengan gangguan pendengaran ringan atau sedang masih mampu
menangkap pembicaraan dilingkungan yang ribut seperti di kelas atau
dirumah dengan suara-suara TV yang cukup mengganggu. Anak dengan
pendengaran yang normal mempunyai kemampuan mengatasi kesulitan di
lingkungan mendengar yang sulit.
i. Ucapan anak yang sulit dimengerti merupakan salah satu kemungkinan
anak mengalami gangguan pendengaran. Hal ini disebabkan anak tidak
mampu menangkap semua elemen pembicaraan dengan jelas sehingga
anak akan mengalami kesulitan meniru ucapan dengan betul dan baik.
Anak juga akan mengalami gangguan pola berbicara yang sering rancu
dengan masalah intelegensinya.
j. Bicara anak lemah atau bahkan terlalu keras. Hal ini menunjukkan bahwa
anak tidak mendengar suaranya sendiri. Anak yang bicaranya pelan
kemungkinan mengalami tuli konduktif karena anak dapat menangkap
suaranya sendiri melalui jalur hantaran tulang sekalipun hantaran udaranya
mengalami gangguan. Anak dengan tuli sensorineural akan berbicara lebih
keras supaya bisa menangkap suaranya sendiri
k. Kemampuan berbicara dan pemahaman kata-kata terbatas. Anak dengan
gangguan pendengaran akan mengalami penurunan kemampuan
mendengar dan memahami arti kata-kata sehingga menghambat proses
perkembangan bicara

5. Jelaskan tentang pemeriksaan BERA


6. Apa saja terapi pada anak dengan autism

Anda mungkin juga menyukai