Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

SURVEI INDUSTRI PRODUKSI


TAHU TEMPE

Disusun oleh :
1. Rafli Avriandi (B1021161101)
2. Chrismon Natan (B1021161103)
3. Muhammad Faturrahman Khair (B1021161085)

PENGANTAR BISNIS
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat taufik
serta hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami yakin bahwa laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bimbingan, dukungan, serta
penjelasan dari semua pihak yang bersangkutan.
Tidak lupa kami berterimakasih kepada:
1. Ibu Yulianti Fahruna yang telah memberikan penjelasan kepada kami.
2. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan moral dan materi.
3. Teman-teman yang turut membantu kami dalam penyusunan laporan ini.
Adalah maksud tujuan kami dalam menyusun laporan ini untuk memenuhi tugas bisnis
pengantar yang ditugaskan kepada kami. Untuk itu apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
laporan ini kami mohon maaf. Kritik saran yang membangun sangat berguna bagi kami. Atas
perhatian kami ucapkan terimakasih.

Pontianak, November 2016


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Produk yang Dihasilkan Industri
B. Sejarah Berdirinya Industri
C. Bisnis dan Lingkungan
D. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial dalam Bisnis
E. Pemilihan Letak Usaha
F. Bentuk Badan Usaha
G. Sasaran Pasar dan Kewirausahaan
H. Manajemen
I. Pemasaran Produk
J. Manajemen Sumberdaya Manusia
K. Motivasi Kerja dan Hubungan Industrial
L. Produk dan Harga
M. Distribusi dan Promosi

BAB III
LAPORAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
B. Hasil Kegiatan
Daftar Pertanyaan dan Jawaban dalam Wawancara
Kegiatan Produksi

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengantar Bisnis adalah salah satu mata kuliah yang diprogramkan mahasiswa fakultas
ekonomi untuk memahami pengembangan usaha bisnis dan menambah wawasan mahasiswa.
Maka mahasiswa perlu terjun langsung kelapangan dan berpikir sistematis untuk mencari
permasalahan teknis yang ada pada industri dan memberikan solusi sistematis yang tepat.
Industri sangat penting, karena industri merupakan sebuah tempat yang dituju untuk
bekerja. Calon pekerja yang akan bekerja tentunya harus mengetahui medan kerja yang
sesungguhnya. Oleh karena itu seseorang harus memahami tentang industri dengan cara
melakukan “Kunjungan/Survei Industri”.
Adapun tujuan kunjungan industri kami adalah Industri Pembuatan Tahu Tempe. Industri
tersebut terletak di Jalan Baron Km 3, Tegalsari, Siraman, Wonosari, Gunungkidul.

B. Tujuan
o Agar mengetahui keadaan bisnis dan kondisi lingkungan serta cara menjaga lingkungan sekitar
bisnis tersebut
o Agar mengetahui etika bisnis dan tanggung jawab sosial pabrik tersebut.
o Agar mengetahui cara pabrik tahu tempe menentukan letak usaha.
o Untuk mengetahui bentuk badan usaha pabrik tersebut.
o Untuk mengetahui sasaran bisnisnya.
o Untuk mengetahui manajemen dalam pabrik tahu tempe.
o Untuk mengetahui cara pemasaran produk yang dilakukan oleh pabrik.
o Agar mengetahui manajemen sumberdaya manusia yang ada dalam pabrik.
o Untuk mengetahui cara pemilik pabrik memberikan motivasi dan melakukan hubungan industrial.
o Untuk mengetahui produk dan harga yang ditetapkan pabrik.
o Agar mengetahui proses distribusi dan promosi produk.
o Sebagai bukti bahwa kami telah melaksanakan dan menyelesaikan tugas kunjungan industri.
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dihasilkan oleh industri tersebut?
2. Kapan industri tersebut berdiri?
3. Bagaimana bisnis tersebut dapat berdiri dan bagaimana pengaruhnya tehadap lingkungan?
4. Bagaimanakah etika bisnis dan tanggung jawab sosial dalam bisnis pabrik tersebut?
5. Bagaimana cara pemilik pabrik menentukan letak usaha?
6. Apakah bentuk badan usahanya?
7. Bagaimanakah potensi bisnis dan kewirausahaannya?
8. Bagaimanakah manajemen dalam pabrik?
9. Bagaimana cara pemasaran produk?
10. Bagaimanakah manajemen sumberdaya manusia dalam pabrik?
11. Bagaimana cara pemilik pabrik memotivasi kerja dan membangun hubungan industrial?
12. Bagaimana cara pabrik mengelola produk dan menentukan harga?
13. Bagaimana cara pemilik pabrik mendistribusikan dan mempromosikan produknya?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Produk yang Dihasilkan Industri


Industri yang kami kunjungi sebernanya termasuk ke dalam industri kecil karena jumlah
karyawannya hanya berjumlah 16 orang. Produk yang dihasilkan berupa tahu baik yang
berwarna putih maupun cokelat dan yang berukuran kecil hingga besar. Selain tahu,
pabrik/industri ini juga menghasilkan tempe, tempe yang dibuat adalah tempe yang panjang dan
dibungkus plastik biasanya sebagai bahan pembuatan mendoan(tempe bungkus tepung) dan juga
keripik tempe.

B. Sejarah Berdirinya Industri


Industri tahu tempe ini dimiliki oleh keluarga yang sudah menekuni dunia industri tahu
tempe sejak lama dan industri ini telah diwariskan, jadi pemilik yang mendirikan dengan pemilik
yang kini mengelola bukanlah orang yang sama. Tentu saja industri ini sudah memiliki
pengalaman panjang dalam dunia industri tahu tempe. Industri ini telah menjadi eksporter
produksi tahu tempe di Kecamatan Wonosari meskipun kini telah banyak berdiri industri
pembuatan tempe lain, karena produknya dianggap lebih baik mutunya dibanding industri yang
masih baru.
Industri tahu tempe ini mulai beroperasi mulai tahun 1980an beralamat di Dusun Tegalsari
Desa Siraman Kecamatan Wonosari dan didirikan oleh Bapak-Ibu Tumijo, di rumah inilah
pendiri industri membuka usahanya. Pada tahun pertama kegiatan industri ini membutuhkan
pengorbanan penuh tidak saja dalam bentuk materi tetapi juga tenaga, pikiran biaya dan waktu
untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen.
Banyak permintaan konsumen terhadap hasil produksi mendorong industri untuk lebih
meningkatkan mutu dan rasa hasil produksi, keahlian kerja ditingkatkan menuju efektivitas dan
efisien. Upaya ini tidak sia-sia terbukti dari adanya peningkatan terhadap permintaan dari waktu
kewaktu. Menyadari kemajuan itu, maka kini banyak bermunculan industri tahu tempe di
Kecamatan Wonosari. Semakin tinggi persaingan pasar mendorong industri lebih mawas diri
untuk meningkatkan mutu dan rasa.
Karena telah bertahun-tahun yang lalu dan telah berganti generasi, pemilik yang kini pun
tidak tahu berapa modal awal pembuatan industri tahu ini. Namun untuk saat saat ini, hanya
untuk pembelian kedelai, kayu, dan juga upah karyawan modal perharinya bisa mencapai
3jutaan. Namun modal yang sebegitu besarnya itu setimpal dengan omset perharinya, omset
yang didapatkan perhari dapat mencapai lebih dari 4juta walau kami tidak tahu persis berapa
karena pemilik tak ingin mengatakannya. Yang jelas perharinya lebih dari 3000 potong tahu
berbagai ukuran dan juga lebih dari 500 potong tempe laku terjual.

C. Bisnis dan Lingkungan


Industri tahu tempe ini termasuk dalam industri kecil dan tentu saja bermotif untuk mencari
keuntungan. Pemilik berusaha untuk melayani konsumen secara baik sehingga konsumen puas
dan senang. Bentuk industri ini apabila dilihat dari macam kegunaanya termasuk bisnis
berdasarkan kegunaan bentuk, karena industri ini merubah bentuk yang semula kedelai menjadi
tempe atau tahu. Apabila melihat kebutuhan menurut Abraham Maslow, ini termasuk kebutuhan
dasar atau fisiologik karena merupakan usaha atau bisnis makanan.
Pengaruh lingkungan bisa berupa hal negatif atau kelemahan maupun hal positif atau
kelebihan, dan berikut pengaruhnya terhadap lingkungan.
o Kelebihan :
 Kebutuhan protein nabati terpenuhi.
 Sisa ampas tahu dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak(sapi,kambing,kelinci,dll).
 Membuka/memberi lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
 Masyarakat sekitar dapat belajar membuat tahu dan tempe, sehingga suatu saat bisa membuka
industri sendiri.
 Masyarakat yang dekat dan tahu adanya pabrik tersebut bisa langsung membeli di pabrik sehingga
mendapat harga lebih murah.
 Limbah cair dapat digunakan untuk pembuatan biogas sehingga mengurangi penggunaan elpiji.
o Kelemahan :
 Apabila kedelai langka/mahal apabila pemilik industri tidak pandai-pandai berstrategi akan
mengalami kerugian.
 Masyarakat di dekat pabrik akan mencium bau limbah yang tidak enak dan menyengat.
 Akan mencemari air sehingga air menjadi keruh apabila limbah dibuang sembarangan.
 Limbah dari hasil industri tahu dapat melepaskan gas rumah kaca, terutama gas metana.

D. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial dalam Bisnis


Pemilik bisnis ini meski mungkin tidak termasuk orang yang mengenyam pendidikan
tinggi namun sangat memperhatikan mengenai etika atau tanggung jawab dalam bisnis. Industri
ini memperhatikan kepentingan umum, ini bisa dilihat karena sampai sekarang belum pernah ada
keluhan dari masyarakat sekitar mengenai bau limbah yang menyengat. Limbah yang berupa
ampas, digunakan untuk makan ternak yakni sapi, kambing dan juga bebek.
Pemilik selalu terbuka terhadap karyawan dan juga konsumen, karyawan atau konsumen
yang akan mengkritik atau memberi saran selalu diberi kesempatan dan didengarkan. Sehingga
kenyamanan kerja terjaga, tidak ada rasa takut yang berlebihan pada karyawan, karyawan merasa
percaya diri dan tentunya karyawan memiliki semangat kerja tinggi dan yang paling utama
mendapat kepercayaan dari konsumen. Pemilik industri menjaga hubungan dengan karyawan
dengan cara memperlakukan karyawan secara baik, meskipun industri kecil namun industri ini
tetap memperhatikan etika serta tanggung jawab bisnis. Bahkan karyawan yang tempat
tinggalnya jauh diberi fasilitas untuk beristirahat. Karyawan pun diberi gaji yang sesuai/setimpal
sehingga karyawan tidak bosan dan kabur ke tempat lain.
Meski sibuk dengan industrinya namun pemilik selalu berusaha untuk menjaga hubungan
baik dengan para tetangga atau masyarakat sekitar. Pabrik juga tidak segan-segan mengajak
masyarakat yang menganggur untuk bergabung atau bantu-bantu selama menunggu mendapat
pekerjaan dan tentunya akan diberi upah sesuai yang telah dikerjakannya. Pemilik juga tentunya
selalu memikirkan cara menjaga hubungan dengan langganan/konsumen, yaitu dengan melayani
sebaik mungkin, memberikan bukti bahwa pembuatan dilakukan dengan cara yang baik dan
bersih. Selain itu juga dengan memberikan fasilitas antar kepada langganan(biasanya
warung/pasar).
Bentuk tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh pemilik usaha ini yaitu AMDAL dan
sistem bapak angkat anak angkat namun dalam bentuk sederhana, bentuknya ialah dengan
menyetor tahu/tempenya kepada pedagang yang tidak memiliki banyak modal namun pedagang
itu belum membeli/membayar dan baru membayar setelah dagangannya tersebut terjual, dan
apabila sisa maka sisanya tersebut dikembalikan.

E. Pemilihan Letak Usaha


Letak pendirian usaha ini cukup strategis karena berada di pinggir jalan besar, sehingga
memudahkan pedagang pasar yang akan membeli dan juga memudahkan konsumen untuk
mencari letak pabrik. Posisinya juga cukup tepat karena tidak terlalu dekat dengan rumah
tetangga, sehingga bau dari limbahnya tidak terlalu menyengat. Apabila melihat kedekatan lokasi
pabrik tahu tempe ini dengan pabrik tahu tempe lainnya cukup jauh dan beda arah, jadi ini
menjadi satu keuntungan sendiri karena konsumen tentu akan memilih mana yang letaknya lebih
dekat atau mungkin terlewati ketika dari bepergian. Keadaan di dalam pabrik juga sudah
lumayan bersih dan hasil produksi tertata rapi.
Entah sebelumnya telah dipertimbangkan atau tidak, namun untuk hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan tempat/lokasi usaha yang menguntungkan perusahaan
beberapa telah sesuai atau memenuhi syarat seperti berdekatan dengan pasar, mudah untuk
mendapatkan tenaga kerja, mudah dalam hal fasilitas transportasi, mudah memperoleh air, dan
mendapat dukungan dari masyarakat sekitar.

F. Bentuk Badan Usaha


Bentuk badan usaha dari industri ini termasuk Perseorangan(Sole Proprietorship). Karena
semua barang atau kekayaan pribadi sama sekali tidak dipisahkan dengan milik perusahaan, dan
apabila perusahaan memiliki utang maka utang itu juga merupakan utang pemilik. Tapi apabila
mendapat keuntungan yang banyak, keuntungan itu tidak perlu dibagi dengan orang lain dan
menjadi hak pemilik sendiri dan akan sangat memotivasi untuk selalu meningkatkan kualitas dan
produksinya.

G. Sasaran Pasar dan Kewirausahaan

Sasaran pasar dari industri ini meliputi pasar-pasar tradisional dan juga konsumen yang
membutuhkan tahu tempe sebagai makanan sehari-hari mereka atau konsumen yang mengolah
tahu tempe itu menjadi makanan yang siap konsumsi dan kemudian menjualnya seperti gorengan
atau keripik tempe, dan lain sebagainya. Ciri wirausaha yang telah dimiliki pemilik menurut
pengamatan kami, antara lain berambisi tinggi, percaya diri, kreatif dan juga inovatif, pandai
bergaul, berani menghadapi resiko, dan berorientasi laba.

H. Manajemen
Manajemen dalam perusahaan/pabrik ini masih sangat sederhana dan dikendalikan
langsung oleh pemilik, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Pemilik menetapkan rencananya kemudian mengatakan kepada karyawannya apa rencananya
dan bersama-sama mengatur dan menjalankan. Disamping itu pemilik juga memberikan arahan
yang berguna bagi karyawannya, melakukan pengawasan dan memberi tahu apabila ada yang
melakukan kesalahan bukan dengan memarahi tetapi mengajari.

I. Pemasaran Produk
Pabrik tahu tempe ini termasuk ke dalam persaingan sempurna, karena terdapat banyak
pengusaha lain yang terjun ke pasar dan juga melayani tahu tempe dan sama-sama merupakan
pengusaha kecil. Namun beruntung pabrik tahu tempe ini telah memiliki konsumen tetap di pasar
melalui cara promosi, pemasaran dan pendistribusian yang tepat.
Pabrik memiliki stretegi sendiri untuk mendistribusikan produknya, yaitu dengan
menyetorkan produknya ke pedagang-pedagang di pasar tiap pagi sekitar pukul 04.00 dan juga
sore hari sekitar menjelang maghrib, karena pada saat itulah banyak pembeli yang pergi ke pasar
entah pembeli yang mengecer/konsumsi pribadi ataupun pembeli yang memborong karena
menjualnya kembali. Namun ada juga pedagang pasar yang langsung mengambil tahu
dipabriknya. Selain pedagang, para konsumen atau pembeli kecil yang sudah tahu letak pabrik
pun biasanya lebih memilih untuk langsung datang atau membeli ke pabrik agar mendapat lebih
banyak atau lebih murah dibanding bila membeli di pasar. Pembeli pun dapat langsung masuk
dan memilih tahu/tempe yang diinginkan, kemudin para karyawan akan melayani.
Karena banyaknya pengusaha tahu tempe, pemilik juga harus memiliki kiat agar produknya
tetap menjadi pilihan dengan terus mempertahan mutu dan kualitas produk. Selain kualitas harga
juga dipertimbangkan, karena konsumen akan selalu memilih produk yang murah namun
berkualitas baik.
Cara promosi industri ini sudah tidak terlalu sulit tentunya, karena usianya tentu saja sudah
banyak orang yang mengetahui. Jadi proses promosi pun dapat dilakukan dari mulut kemulut,
misalnya ada konsumen yang puas telah membeli tahu tempe disana maka akan memberi tahu
tetangganya, dan tetangganya juga puas akan maka akan memberi tahu temannya, begitu dan
seterusnya.

J. Manajemen Sumberdaya Manusia


Pemilik pabrik tidak melakukan seleksi dan tidak membuka pendaftaran dalam mencari
pegawai baru dan pemilik pabrik hanya memperkerjakan tetangga sekitar pabrik atau sekitar
rumahnya untuk membantu dalam proses produksi. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan juga
tidak terlalu banyak, yaitu sekitar 16 karyawan.

K. Motivasi Kerja dan Hubungan Industrial


Pemilik pabrik memberikan motivasi positif terhadap karyawan dengan memberi tingkat
kepuasan. Motivasi yang diberikan melalui komunikasi yang efektif, pengusaha memberikan
kesempatan bagi karyawan untuk mengatakan masalahnya, mengatakan apapun keluhan dan
menyatakan pendapatnya. Selain itu karyawan juga diberikan kepercayaan seutuhnya.
Pemilik pabrik selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan karyawan, karena pemilik
pabrik kadang juga menghadapi masalah usahanya yang harus melibatkan karyawan untuk
menyelesaikannya. Contohnya, apabila produksi tempenya menghasilkan tempe yang asem atau
tidak jadi. Hal ini membutuhkan kerjasama antarkaryawan dan pemilik untuk menyelesaikan
masalah ini. Karyawan juga tidak pernah tawar menawar tentang gaji yang diterima, karena
menurut karyawan gaji yang diberikan sudah layak.

L. Produk dan Harga


Bentuk fisik yang dihasilkan oleh usaha ini adalah tahu putih maupun tahu cokelat dan
tempe. Tempe dibungkus dengan daun dan ada juga yang menggunakan plastik. Pemilik usaha
selalu berusaha mempertahankan kualitas produknya untuk mempertahankan konsumen dan
merebut pangsa pasar. Pemilik pabrik selalu berhati-hati dalam menentukan harga dan hal ini
harus menyesuaikan dengan produsen tempe yang lainnya agar bisa bersaing di pasaran.
M. Distribusi dan Promosi
Pendistribusian hasil produksi tahu dan tempe dilakukan oleh pedagang yang ada di pasar-
pasar Wonosari, seperti pasar Argosari, pasar paing, dan pasar tradisional lain yang ada di
Wonosari. Tetapi pemilik pabrik dalam melakukan promosi hanya dilakukan dengan cara dari
mulut ke mulut. Promosi secara tidak langsung banyak dibantu oleh tetangga mereka yang telah
merasakan produknya dan mengatakan kepada konsumen yang lainnya.
BAB III
LAPORAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan yang kami lakukan pada tanggal 28 Oktober 2012 selama 1 (satu) hari di industri
tahu tempe bertempat di dusun Tegalsari desa Siraman Kecamatan Wonosari Kabupaten
Gunungkidul mulai pukul 10.00 WIB sampai kira-kira pukul 14.00 WIB, antara lain :
1. Persiapan sekaligus meninjau lokasi
2. Melakukan wawancara
3. Melihat Proses Produksi

B. Hasil Kegiatan
Setelah 1 (satu) hari kami mengikuti dan menyelesaikan Kegiatan kunjungan lapangan di
industri tahu tempe kami mendapat banyak ilmu baru. Dan setelah itu kami dapat lebih
memahami tentang pembuatan serta penjualan ke konsumen.
Daftar Pertanyaan dan Jawaban dalam Wawancara
1. Siapakah nama pemilik Industri?
 Ibu Sumi
2. Apa saja yang diproduksi?
 Tahu dan tempe. Berbagai ukuran.
3. Ada yang lain selain tahu tempe dan kenapa lebih memilih industri tahu tempe?
 Tidak. Sementara ini, itu saja. Kalau masalah memilih, tidak memilih karena pabrik ini
sebenarnya didirikan orangtua saya dan saya sendiri tinggal meneruskan.
4. Kapan industri ini didirikan?
 Industri ini didirikan sekitar tahun 1980an oleh kedua orangtua ibu Sumi yakni bapak dan ibu
Tumijo.
5. Berapa banyak karyawan yang dipekerjakan?
 16 orang.
6. Apakah anda memberi fasilitas kepada karyawan? Kalau ya berupa apa?
 Kalau fasilitas saya cuma memberi mereka tempat istirahat dan juga ya mungkin makan siang dan
juga kalau ada rezeki lebih ya ditambah yang lainnya.
7. Berapa modal untuk industri tahu tempe ini?
 Untuk modal awal ibu Sumi tidak tahu pasti berapa, namun untuk modal perharinya saat ini
kurang lebih 2juta perhari.
8. Modal 2juta perhari itu digunakan untuk apa saja?
 Untuk pembelian kedelai, kayu, dan juga upah karyawan.
9. Berapa keuntungan yang di dapat tiap harinya?
 Lumayan untuk makan anggota keluarga dan juga karyawan.
10. Bagaimana cara anda memperhatikan lingkungan?
 Kami mimikirkan, bagaimana seandainya saya memiliki tetangga yang memiliki pabrik tahu dan
tetangga itu tidak memperhatikan dan membuang limbahnya sembarangan, pasti saya akan
sangat marah. Jadi, kami berusaha dan memikirkan bagaimana supaya limbah dari pabrik kami
itu tidak menganggu lingkungan sekitar. Dan cara kami antara lain, dengan menggunakan ampas
sebagai pakan ternak.
11. Kenapa kira-kira orangtua anda dulu memilih lokasi/ tempat ini sebagai tempat usahanya?
 Kalau masalah itu mungkin karena disinilah rumah mereka, jadi sekaligus saja rumah dijadikan
tempat usaha, selain itu rumah ini juga cukup luas. Dan beruntung, rumah ini kini berada di
tempat strategis, tepat di pinggir jalan raya.
12. Bagaimana pengarahan dalam perusahaan?
 Biasanya saya merencanakan dulu akan berbuat apa, kemudian berikutnya saya mengarahkan dan
mengatakan apa rencana saya.
13. Siapa memberikan pengawasan saat proses produksi?
 Saya sendiri, suami, dan dibantu anak.
14. Bagaimana cara anda memasarkan produk?
 Kami memasarkan produk dengan cara mengirim produk ke pasar-pasar atau kalau pedagang
langganan minta dikirim ke rumahnya kami bersedia mengirim. Dan kami juga melayani apabila
ada konsumen yang langsung membeli kesini.
15. Bagaimana cara anda memberikan dorongan semangat kepada karyawan?
 Caranya ya dengan melakukan komunikasi yang baik, memberi semangat dan memberikan
keleluasaan untuk mengatakan keluhan dan pendapat. Sehingga saya tahu apa yang kira-kira
harus saya tambah/perbaiki.
16. Bagaimana cara anda menentukan produk dan harga?
 Industri pembuatan tahu tempe ini menemui halangan bila sewaktu waktu terjadi kenaikan harga
kedelai, namun kami selalu untuk mengatasinya yaitu dengan mengurangi sedikit ukurannya
tanpa menaikkan harga, kemudian akan langsung kembali seperti semula apabila harga telah
kembali normal. Meski zaman telah maju namun industri tahu tempe ini masih menggunakan
teknologi seperti saat pertama kali didirikan, sehingga mutunya pun lebih baik apalagi dengan
bahan dan alat-alat yang semuanya masih alami dan tentu proses produksi tidak membutuhkan
biaya yang tinggi.
17. Bagaimana cara anda melakukan penyetoran dan promosi produk?
 Saya tidak melakukan promosi seperti memasang iklan, pamflet atau yang lainnya, karena
memang perusahaan ini sudah lama didirikan promosipun dilakukan dari mulut ke mulut. Dan
untuk penyetorannya biasanya dilakukan tiap pagi dan sore, pada saat aktivitas pedagang sedang
ramai-ramainya.
Kegiatan Produksi
 Alat dan bahan yang diperlukan untuk proses produksi tahu tempe :

2. Kedelai
3. Ragi tempe
4. Air secukupnya
5. Cuka secukupnya
6. Penggiling tahu
7. Kayu
8. Alat Pencetak tahu
9. Panci
10. Baskom
11. Sendok kayu
12. Plastik/daun pembungkus
13. Tampah
 Cara memproduksi tempe :
- Kedelai dipilih dan dicuci
- Kedelai direbus dan digiling
- Lalu kedelai dicuci lagi dan dibuang ampasnya
- Direndam selama 12 jam
- Dikukus 2 menit lalu ditiris
- Didinginkan sekitar 1 jam dan di campur ragi (aduk rata)
- Dibungkus , disusun di rak tunggu hingga 1-3 hari
- Kemudian tempe siap dipasarkan.
 Produksi tahu terdiri dari beberapa kegiatan antara lain :
- Kedelai ditampi untuk dipilih biji yang besar kemudian dicuci
- Proses perendaman kedelai selama enam jam
- Kedelai dicuci lagi selama setengah jam
- Proses penggilingan tahu
- Proses perebusan sampai mendidih lalu disaring dan dibilas sampai 3X dengan menggunakan
larutan asam cuka
- Air asam dipisahkan dari gumpalan atau jonjot putih dan disimpan, sebab masih dapat digunakan
lagi. Gumpalan atau jonjot tahu yang mulai mengendap dituangkan dalam CETAKAN TAHU
DARI KAYU dan dialasi kain belacu. Adonan tahu kotak dikempa selama satu menit, sehingga
air yang masih tercampur dalam adonan tahu itu terperas habis. Adonan tahu berbentuk kotak
yang sudah padat dipotong. Tahu pun siap dijual.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan adanya pengalaman kami selama mengikuti kegiatan kunjungan lapangan di
Industri Tahu Tempe dapat di ambil beberapa kesimpulan, antaranya :
1. Bila seseorang mau berusaha, mau gagal, dan mau mencoba hal yang baru pasti akan selalu ada
jalan.
2. Industri tahu tempe merupakan industri yang mempunyai peluang bisnis yang cukup besar
sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan.
3. Dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain.
4. Menjaga mutu tetap yang terbaik membuat industri tahu tempe ini tetap diminati konsumen.

B. Saran

Sebaiknya pemilik terus konsisten menjaga mutu dan kualitasnya produknya atau bahkan
meningkatkan. Perluasan pasar juga sebaiknya dilakukan tidak terbatas, namun akan lebih baik
juga apabila industri mampu mengubah limbah cair sisa pembuatan tahu tempe menjadi biogas,
entah untuk pabrik sendiri maupun disalurkan kepada masyarakat. Yang terakhir, kebersihan dan
kerapian tempat pengolahan juga harus ditingkatkan agar kehigienisan tetap terjaga, karena itu
sangat penting untuk tetap menjaga kepercayaan konsumen.

Anda mungkin juga menyukai