Anda di halaman 1dari 27

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KORAMIL KEC. PAGELARAN (TAHAP II)

BAB I
PENDAHULUAN

1. LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN .

Lokasi pekerjaan berada di Kecamatan Pagelaran

2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Paket Pekerjaan Pembangunan Gedung Koramil Kec. Pagelaran
(Tahap II) adalah sebagai berikut:

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH
3. PEKERJAAN TEMBOKAN
4. PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM
5. PEKERJAAN PLAFOND
6. PEKERJAAN ATAP
7. PEKERJAAN LISTRIK
8. PEKERJAAN SANITARI
9. PEKERJAAN PLUMBING
10. PEKERJAAN DPT SALURAN

BAB II
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya


segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan kontraktor
telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek
ini meliputi :
1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/mendatangkan peralatan, personil, dan
perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan
mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang
dilakukan terdiri dari:
 Genset
 Concrete mixer
 Peralatan tukang

Personil terdiri dari:


 Kepala Proyek
 Site Manager
 Tenaga Ahli di bidangnya masing-masing
 Quality Control
 Koordinator HSE
 Logistik
 Surveyor
 Operator-operator
 Tenaga harian

Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan
yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah
digunakan sebagai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain
sebaginya kembali ke kondisi awal.

2. Pekerjaan Pengukuran dan Pembersihan Lapangan


Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari
sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan
pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan cangkul, garpu, parang,
kapak, mesin pemotong pohon. Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan
ini dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian
baru diangkut dengan menggunakan truck untuk dibuang ke tempat
pembuangan sampah akhir.
Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini
dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data
proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu
pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.
Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan
pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi
dan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan
rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yang
menjadi acuan ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu
bulat dengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.

3. Pekerjaan Pemasangan Bouwplank


Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran
dilakukan. Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama
oleh Pihak Proyek, Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara
Pematokan.
Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu
persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan
ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan bowplank
harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As
ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai dengan
paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar
mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5
m dari As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih
dahulu ditancapkan kedalam tanah.

4. Pembuatan Direksi Keet


Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari Kantor ukuran
3x3m, , gudang ukuran 3 x 5m

Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada setiap orang
dilokasi proyek yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang yang berada di dalam
lokasi proyek harus selalu memakai alat pelindung diri dan senantiasa mematuhi
peraturan K3 yang ada di lokasi.

II. PEK. TANAH


Setelah proses pekerjaan persiapan selesai, berikutnya melangkah pada pekerjaan
awal yaitu pekerjaan tanah, pekerjaan galian tanah dan urugan tanah i dilakukan
sebelum pekerjaan lantai dimulai, sedangkan urugan peninggian peil lantai dikerjakan
setelah pondsai terpasang.
a. Pekerjaan Galian Tanah
 Pekerjaan galian tanah harus disesuaikan dengan jenis pondasi yang akan
dibuat, Jika pondasi akan di buat dari batu kali, galian dibuat sepanjang denah
bangunan,.
 Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tapak harus disesuaikan dengan
ketentuan dalam gambar yang telah tersedia, kuat tidaknya fondasi yang akan
dipasang sangat bergantung pada kesesuaian jenis pondasi yang direncanakan
dengan daya dukung tanah pada lokasi dimana bangunan akan didirikan,
semua galian harus dapat persetujuan dari pengawas lapangan dan harus juga
disesuaikan dengan gambar yang telah ada.
 Sebelum pekerjaan pondasi dikerjakan, sepanjang galian fondasi ditaburi
dengan pasir urug setebal 10 cm, hal ini untuk menghindari kemungkinan
adukan semen/ beton tercampur dengan tanah liat. .
 Pemborong akan melaporkan hasil pekerjaan galian tanah tersebut kepada
pengawas yang menurutnya sudah rampung dikerjakannya.
b. Urugan Atau Perataan Tanah
 Urugan atau perataan tanah ini dilakukan setelah pekerjaan fondasi selesai,
berupa pengurugan kembali tanah galian fondasi yang ada disisi pondasi,
sehingga tidak tampak lagi bekas galian fondasi.
 Untuk pekerjaan urugan yang bertujuan sebagai peninggian lantai, kebutuhan
tanahnya sangat tergantung pada tinggi peil atau elevasi lantai.
 Bekas galian pondasi, diurug dengan tanah urug secukupnya, urugan bekas
galian tanah dapat dipakai kembali apabila menurut pengawas/ direksi tanah
tersebut layak untuk dipakai.
c. Urugan Pasir Dibawah Lantai
Sebelum pekerjaan pondasi dikerjakan, sepanjang galian fondasi ditaburi dengan
pasir urug setebal 10 cm, hal ini untuk menghindari kemungkinan adukan
semen/ beton tercampur dengan tanah liat.
d. Timbunan Tanah Dalam Bangunan
Timbunan tanah dalam rumah dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi rampung
semua, sehingga tanah timbunan yang ada di dalam areal tersebut tidak keluar
dari prosedur gambar yang telah ditetapkan.
1. Pondasi Batu Gunung
 Lebar 70 cm x tinggi 70 cm
 Besi Stik / angker ǿ 12 mm sebanyak 42 batang
 Campuran adukan Pondasi Batu Gunung 1 pc : 4 ps dan batu gunung yang
digunkan harus bermutu tinggi dan keras.
 Astamping / Batu Kosong ( t = 15 cm )
2. Beton Cor Lantai Kerja 1 : 3 : 5
 Pada pekerjaan lantai kerja harus disesuaikan dengan gambar detail
 Adapun tinggi dari beton cor lantai kerja yaitu sesuai dengan gambar

III. PEK. BETON BERTULANG


Pada pekerjaan beton bertulang, mutu beton dan besi beton harus diperhatikan
dengan baik karena akan mempengaruhi kekuatan kontruksi bangunan tersebut.
Besar beban yang dapat ditahan oleh kontruksi beton tergantung dari ukuran, mutu
bahan, perbandingan campuran bahan beton dan cara pelaksanaannya, Ketentuan
dan standar-standar bahan-bahan penyusun beton telah diatur dalam peraturan
beton bertulang indonesia 1971 N.I-2 yang digunakan sebagai acuan.
A. Bahan Beton Betulang
Bahan-bahan :
a. Portland Cement ( PC)
 Portland cement (pc) merupakan bubuk halus, yang diperoleh dengan
menggiling klingker ( yang didapat dari pembakaran suatu campuran yang
baik dan merata antara kapur dan bahan – bahan yang mengandung silika,
alumina dan oksigen besi, dengan batu gips sebagai bahan tambahan
dalam jumlah cukup)
 Bubuk halus atau pc tadi apabila dicampur dengan air, selang beberapa
waktu dapat menjadi keras dan dapat digunakan sebagai bahan ikat
hidrolik.
 Kehalusan butir cement Semakin halus butirnya, maka semakin luas jumlah
permukaan butir tiap satuan berat sehingga makin cepat dan sempurna
mengikat dan pengerasannya.
 Ikatan semen awal tidak boleh dimulai dalam 1 jam setelah dicampur
dengan air. Hal ini diperlukan untuk pekerjaan mengulang, mengangkut
dan mengencer adukan beton.
 Sifat kekal bentuk semen harus memiliki sifat kekal bentuk yaitu jika 24 jam
dicampur air dan disimpan dalam ruangan lembab, kemudian direndam
dalam air selama 27 hari. Jika semen tidak mengalami perubahan bentuk (
retak, melengkung, keropos ) maka semen tersebut telah memiliki sifat
kekal bentuk.
 Memliki sifat desak adukan
 Mempunyai susunan kimia yang baik
 Semen atau pc yang dipergunakan untuk beton bertulang harus disetujui
oleh pengawas dan harus bermutu tinggi, dan standar pc yang dipakai
adalah semen andalas dan harus bermerek sama.
b. Agregat Halus ( Pasir )
 Agregat halus ( pasir ) merupakan bahan batuan berukuran kecil, yaitu
0,075 sampai 5 mm perbutirnya, agregat halus untuk beton berupa pasir
alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan atau berupa pasir buatan
yang dihasilkan oleh pemecahan batu, sesuai dengan syarat pengawasan
mutu agregat unuk berbagai mutu beton.
 Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras.
 Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan
dari terhadap berat kering )
 Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton, kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan yang
diakui.
c. Agregat Kasar ( kerikil dan batu pecah )
 Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu.
 Agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih besar dari 5 mm,
maka agregat kasar harus menurut syarat-syarat pengawasan mutu agregat
untuk berbagai beton.
d. Air
 Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak mengandung minyak,
asam, alkohol, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
merusak beton dan baja tulangan .
 Dalam pemakaian air sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum,
apabila terdapat keraguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirimkan
contoh air itu kelaboratorium untuk diselidiki sampai seberapa jauh air itu
mengandung zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
 Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan
dengan ukuran berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya untuk
menghasilkan beton yang berkualitas baik.
e. Besi Tulangan dan Kawat Pengikat
 Setiap jenis besi tulangan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik besi terkenal
dapat dipakai pada umumnya setiap pabrik besi mempunyai setandar mutu
dan jenis besi.
 Selanjutnya harus memenuhi syarat dalam P.B.I.1971 N.1.-2
 Besi tulangan dengan mutu yang meragukan harus diperiksa dilembaga
pemeriksaan bahan yang diakui.
 Besi beton yang dipergunakan adalah yang berbentuk penampang bulat
dan berupa batang polos atau ulir.
 Besi tulangan yang dipergunakan tidak boleh cacat seperti gelombang atau
pecah.
 Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm yang
telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak boleh bersepuh seng.
B. Pek. Penulangan
a. Persiapan yang harus dilakukan adalah membersihkan besi tulangan dari karat
atau kotoran yang melekat dengan menggunakan sikat atau penggosok atau
menggunakan larutan kimia, hal ini dilakukan agar kekakuan besi tidak
berkurang.
b. Pengukuran panjang besi yang akan dibuat tulangan berdasarkan ukuran
gambar yang telah ditetapkan.
c. Besi tulangan yang akan dipotong dikelompokan setelah diberi tanda pada
bagian yang akan dipasang, pengelompokan berdasarkan dengan ukuran dan
penggunaannya masing-masing.
d. Pekerjaan penulangan ini meliputi menggunting /memotong, membengkokan
dan merangkai besi tulangan sesuai dengan bentuk gambar yang telah
direncanakan.
C. Pek. Penyetelan / Pemasangan Tulangan
a. Sebelum tulangan dipasang harus dibersihkan dari kotoran serta bahan-bahan
lain yang mengurangi gaya lekat beton.
b. Tulangan harus dipasang dengan baik hingga sebelum dan selama pengecoran
tidak berubah tempat dan bentuknya.
c. Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan yang
ditentukan dalam rencana / bestek.
d. Apabila pipa-pipa atau benda-benda lain direncanakan menembus beton atau
ditanam didalam beton, maka tulangan tidak boleh dipotong/ digeser.
D. Pek. Bekisting/ Cetakan
a. Bekisting harus terbuat dari bahan-bahan yang tidak mudah meresap air dan
direncanakan sedemikian rupa hingga dapat mudah dilepaskan pada beton
tanpa menyebabkan kerusakan dari beton itu sendiri.
b. Bekisting harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat dicegah kebocoran
adukan-adukan yang dituangkan kedalamnya.
c. Kayu yang dipakai untuk bekisting/cetakan beton harus terdiri dari kayu yang
bermutu tinggi dan memberi jaminan kekuatan.
E. Pek. Pengujian Beton
a. Sebelum pelaksanaan pengecoran beton dimulai, terlebih dahulu dilakukan
pengujian beton ini dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan/ mutu beton
yang akan dibuat.
b. Mutu beton yang akan dipergunakan harus berkualitas baik dengan tegangan
karakteristik.
F. Pek. Pembuatan Adukan Semen
a. Sebelum pembuatan beton dilakukan semua alat-alat pengaduk dan
pengangkut beton harus sudah bersih.
b. Jenis Mesin pengaduk dan jenis Timbangan atau takaran semen dan agregat
harus di setujui terlebih dahulu oleh Pengawas ahli yang ada.
Sesuai dengan tingkat mutu beton yang hendak di capai, perbandingan
campuran bahan susunan yang harus di tentukan agar beton yang di hasilkan
dapat memberikan :
1. Kecelakaan dan konsistensi yang memungkinkan pekerjaan beton (
Penuangan, perataan, pemadatan ) dengan mudah kedalam acuan dan
sekitar tulangan tanpa menimbulkan kemungkinan terjadinya pemisahan
antara agregat dan air.
2. Ketahanan terhadap kondisi lingkungan kusus ( Kedap air, korosif, dan lain
sebagainya. ).
3. Memenuhi Uji kuat yang hendak di capai .
G. Pek. Distribusi Campuran Beton
a. Pengankutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus di lakukan dengan baik hal ini untuk mencegah terpisahnya bahan
campuran beton yang sudah di campur.
b. Adukan Beton Sudah harus di cor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan
dengan air di mulai jangka waktu ini harus di perhatikan, apabila keperluan
pengankutan di perlukan waktu yang panjang, jangka waktu tersebut dapat di
perpanjang sampai 2 jam.
H. Pek. pengecoran dan pemadatan beton.
a. Sebelum beton di cor, semua ruang- ruang yang akan di isi dengan beton
harus di bersihkan dari kotoran, kemudian bekisting / perancah dan pasangan
dinding yang akan berhubungan dengan beton harus di basahi dengan air
sampai jenuh sedangkan tulangan harus terpasang dengan baik.
b. Air harus di buang dari semua ruang yag akan di isi dengan beton, kecuali
apabila menurut persetujuan pengawas itu tidak perlu di lakukan.
c. Beton harus di cor sedekat-dekatnya ketujuan yang terakhir, hal ini di lakukan
untuk mempermudah pekerjaan pengecoran beton dan menghindari
terpisahnya campuran beton.
d. Pekerjaan pengecoran beton di lakukan dari bagian yang terjauh dari tempat
distribusinya sampai mencapai bagian akhir pelaksanaan yang telah di
tetapkan.
e. Untuk Mencegah timbulmya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang krikil,
adukan beton harus di padatkan selama pengecoran, pemasatan ini dapat di
lakukan dengan cara menumbuk –numbuk adukan dan memukul- mukul
cetakan.
f. Di anjurkan untuk senantiasa menggunakan alat- alat pemadat mekamis (
Vibrator ), Taujuannya adalah untuk memadatkan beton sehingga beton
menjadi rapat, padat, kuat dan kokoh dan senyawa.
g. Beton selama seminggu sesudah di tuangkan harus senantiasa di basahi,
selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat yang di uraikan dalam P.B.I ( NI – 2
) 1971.
h. Sloof juga termasuk kedalam beton bertulang yang diletakkan secara
horizontal diatas pondasi. Sloof berfungsi untuk meratakan beban yang
bekerja pada pondasi dan pengikat struktur bawah ujung dasar kolom.
i. Kolom beton merupakan bagian strukur yang arahnya vertikal.
 Kolom 15 cm x 15 cm
- Penempatan kolom dipasang guna menyalurkan gayanormal yang
disebabkan oleh berat bangunan itu sendiri.
- Besi ǿ 16 mm dan ǿ 10mm-10 mm, Sebanyak 336 Zbatang
- Dan juga terdapat kolom sebanyak 42 unit
 Sloof 20 cm x 30 cm
- Pekerjaan pembesian sloof dilaksanakan pada tempat pekerjaan yang
telah diukur panjangnya sesuai dengan ukurannya/ diameternya.
- Menggunakan besi yang sesuai dengan gambar
- Jumlah besi
- Pekerjaan sloof dikerjakan sesuai dengan gambar detail
 Ring Balk 15cm x 20 cm
- Pekerjaan pembesian langsung dilaksanakan pada tempat pengerjaan
balok.
- Menggunakan besi & Jumlah besi Sesuai dengan gambar.
I. Pek. Pembukaan Bekisting
a. Pada Plat lantai pembongkaran bekisting harus di lakukan dari daerah tarik
yang mempunyai momen maksimun yaitu di bagian tengah terus di buka
secara mundur ke belakang / ke bagian samping,
b. Pembukaan bekisting untuk balok harus di lakukan minimal 2 hari setelah di
lakukan pengecoran,

IV. PEK. PASANGAN BATU DAN PLESTERAN


Pekerjaan yang dilakukan terdiri dari pemasangan batu anstamping, pasangan batu
bata dan plesteran.
a. Pekerjaan batu Anstamping/ batu kosong
Pada pemasangan batu gunung dipasang lantai kerja dari susunan batu
anstamping dengan ukuran tinggi 15 cm dan panjang 90 cm, disusun secara
vertikal dan rongga-rongga yang kosong harus diisi dengan pasir sampai penuh ,
dan kemudian disiram air supaya terjadi pemadatan.
b. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung
Pondasi yang dipakai pada bangunan ini adalah pondasi batu gunung yang
berukuran tinggi 70 cm dan panjang 70 cm.
c. Pekerjaan Pemasangan Batu Bata
Kebutuhan bahan baku untuk pasangan dinding batu bata adalah pasir pasang
dan semen dengan komposisi adukan yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhannya, Untuk dinding biasa yang tertimbun dengan tanah pasangan
kedap air dengan perbandingan 1 pc : 2 ps di mulai slooff sebagai mana
tercantum dalam gambar rencana. Dan 1 pc : 4 ps juga selain untuk kedap air,
dimana dindingnya di pasang semua pasangan harus rata ( Horizontal ).
Pada pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikat yang
sempurna. Tidak di benarkan menggunakan batu bata pecahan separuh panjang
kecuali sesuai dengan kebutuhan ( sudut ), Lapisan satu dengan yang lainnya
harus di selang – seling.
Sebelum pekerjaan di mulai pasangan batu bata harus di rendam terlebuh
dahulu didalam air, permukaan yang akan di pasang harus juga basah, tebalnya
siar batu bata tidak boleh kurang dari 1 cm ( 10 mm ) adan sisanya harus benar –
benar padat adukannya
d. Pekerjaan plesteran
Meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding / bidang yang akan
diplester, serta pelaksanaan pekerjaan pemlesteran itu sendiri pada dinding-
dinding yang akan diselesaikan dengan cat, sesuai dengan yang tertera dalam
gambar denah dan notasi dipenyelesaian dinding. Seluruh dinding pasangan bata
baik yang terlihat ataupun tidak terlihat (pasangan batu bata biasa atau beton
ringan aerasi (hebel) diatas plafond dan dinding shaft) harus tetap diplester.
Persiapan Dinding yang akan diplester
1. Semua siar dipermukaan dinding batu bata dikerok sedalam + 1 cm agar
bahan plesteran dapat lebih merekat.
2. Permukaan bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram air
sebelum bahan plester dimulai (permukaan dinding harus basah pada waktu
diplester).
3. Semua bidang plesteran harus dijaga kelembabannya selama seminggu sejak
penempelan plesterannya (dengan jalan menyiramnya dengan air).
4. Untuk pekerjaan plesteran pada dinding beton, bidang beton itu harus
dikasarkan terlebih dahulu sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran
Antara lain harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Adukan Plesteran
Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan
sesuai persyaratan. Apabila dipandang perlu dan sesuai dengan rencana,
Kontraktor diperkenankan menggunakan bahan-bahan kimia sebagai
campuran.
 Hanya semen yang baik yang boleh dipergunakan.
 Contoh-contoh
1. Kontraktor harus membuat contoh-contoh bidang plesteran dari setiap
macam pekerjaan plesteran sesuai dengan yang diminta, sehingga
jenis/macam pekerjaan tersebut dapat diterima oleh Perencana/Pemberi
Tugas. Dan untuk seterusnya semua pekerjaan plesteran harus sama
dengan contoh yang dibuat.
2. Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakan
pemeriksaan secara silang oleh pelaksana dengan menggunakan garisan
panjang yang digerakkan secara vertikal dan horizontal (silang) dan atau
dengan alat bantu lainnya. Tebal plesteran harus diukur supaya
mendapatkan ketebalan yang sama pada kedua muka dinding dan hasil
akhir dari dinding tembok setelah diplester adalah 15 cm kecuali
ditentukan lain. Setelah itu baru diadakan pengacian.
 Sudut-sudut Plesteran
Semua sudut vertikal dan horizontal, luar dan dalam harus dilaksanakan
secara sempurna, tegak dan siku.
 Perbaikan Bidang Plesteran
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus
diperbaiki secara sempurna. Bagian-bagian yang akan diperbaiki hendaknya
dibobok secara teratur (dibuat bobokan yang berbentuk segi empat) dan
plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
V. PEK. KUSEN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM

Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah bangunan. Pada
proyek-proyek besar biasanya mempunyai jumlah pintu yang banyak, sehingga pelaksanan
pekerjaan ini dilapangan memerlukan metode pelaksanaan yang tepat. Adapun metode
pelaksanaan pekerjaan pintu, kusen dan jendela, adalah sebagai berikut :

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela
aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame,
hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass,
meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.

Pengukuran
 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang
kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
Fabrikasi kusen alumunium
 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila
ada perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape
(blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

Pemasangan kusen alumunium dan frame


 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu
pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw
fisher menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen
alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka
diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi
silicone sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan
menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan
tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.
Formatted: Font: (Default) +Body (Calibri), 12 pt, Font
color: Black
Proteksi
 Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila
lokasi pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan
yang dapat merusak aluminium tersebut.

VI. PEK. RING BALK


a. Pekerjaan Bangunan Ring Balok
Pekerjaan ini dipasang disekeliling bangunan dan diatas dinding tengah
pembatas ruangan, pekerjaan pembuatan ring balok ini merupakan pekerjaan
akhir dari pekerjaan pembuatan beton bertulang, adapun ukuran ring balok yang
digunakan adalah 15x20 cm dengan menggunakan delapn batang besi tulangan
yang berdiameter 10 mm,12 mm, dan untuk beughel berdiameter 8 mm.
b. Pembuatan Bekisting Ring Balk
Langkah pertama yang dikerjakan adalah pembuatan bekisting atau cetakan ring
balk, bekisting ini dibuat dari papan cor yang berukuran 13x15 yang diletakakan
diatas balok penopang yang diletakan diatas pemasangan batu bata. Perletakan
penahan ini tidak menggunakan perancah karena disekeliling bangunan telah
dipasang pasangan dinding dari batu bata, hal ini mempermudah pekerja dalam
melakukan pekerjaan pemasangan balok penahan bekisting ini.balok penahan ini
dibuat berukuran 5 x 5 cm yang dipasang setiap jarak 50 cm.
c. Pembesian Ring Balk
Langkah selanjutnya, setelah bekisting dibuat maka besi tulangan mulai
dirangkai, pembesian ring balk dibuat pada bangku kerja yang telah disiapkan
sebelumnya, pembesian ring balk menggunakan 6 batang besi tulangan yang
berdiameter 10 mm, 12 mm dan besi beuwhel yang berdiameter 8 mm,
pertama-tama yang harus dilakukan pada pekerjaan pembesian adalah pemilihan
besi, kemudian diukur sesuai kebutuhan, pengukuran ini dilakukan dengan
menggunakan alat meteran dan kapur sebagai alat tulis. Setelah semua tulangan
diukur kemudian dipotong sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan.
Setelah semua tulangan dirangkai kemudian diangkat keatas untuk dimasukan
dan diletakkan didalam bekisting ring balk.kemudian disatukan dengan cara
diikat pada besi kolom yang dilebihkan, hal ini agar tulangan menyatu dengan
tulangan kolom dan beton yang dihasilkan menyatu dengan baik, kemudian tiap
tiga meter dipasang besi yang dilebihkan, besi ini berfungsi sebagai angker untuk
mengikat kuda-kuda atap.
d. Pekerjaan Pengecoran Ring Balk
Pekerjaan pengecoran, dilakukan setelah semua siap dipasang baik tulangan
maupun bekisting sudah dipasang dengan baik, pekerjaan yang dikerjakan
selanjutnya adalah pembuatan adukan campuran beton, campuran ini dibuat
dengan perbandingan 1 : 2 : 3 perbandingan campurannya yaitu 1 semen 2 pasir
dan 3 kerikil, campuran ini diaduk dengan menambahkan air sebagai bahan
pencampur.
Pengadukan campuran beton ini dilakukan dengan menggunakan mesin molen
agar campuran tersebut dapat merata. Untuk membuat beton menjadi padat,
pemadatannya dilakukan dengan cara mengetuk-ngetuk bekisting dengan palu
dan menusuk-nusuk kayu kedalam campuran beton agar beton menjadi padat,
pengecoran ini dilakukan sampai semua ring balk selesai dicor dengan sempurna.
e. Pekerjaan Pembukaan Bekisting Ring Balk
Setelah beton dicor kemudian dilakukan perawatan beton dengan cara
menyiram beton dengan air, hal ini dilakukan beberapa hari sampai beton cukup
keras, setelah beton sudah betul-betul keras maka baru boleh untuk pembukaan
bekisting, alat-alat untuk pembukaan bekisting antara lain adalah linggis, palu
dan tang, pembukaan bekisting dilakukan secara pelan-pelan agar beton dan
bekisting tidak rusak, dalam pembukaan bekisting ini yang pertama dibuka
adalah balok penahan kemudian baru dibuka papan bekistingnya. Hal ini
dilakukan secara pelan-pelan agar papan bekistingnya dapat digunakan untuk
kebutuhan lainnya, pekerjaan pembukaan bekisting dilakukan sampai semua
dibongkar secara keseluruhan.

VII. PEK. RANGKA ATAP


1. Kuda – kuda & rangka atap baja ringan
a. Persiapan
Pada tahapan yang pertama perlu dipersiapkan adalah:
- Gambaran perencanaan atap yang akan di gunakan dan perletakan kuda
kuda
- Perlengkapan peralatan yang digunakan dalam pemasangan kuda-kuda
- Pentingnya Peralatan K3 (kesehatan & keselamatan kerja) sebagai
persyaratan utama melakukan pekerjaan di atas ketinggian
b. Leveling dan Marking (Penyamarataan dan Penadaan)
Setelah persiapan sudah terpenuhi, cara pemasangan rangka baja ringan
selanjutnya adalah kegiatan leveling dan marking, yaitu:
- Pastikan meratanya permukaan ring balok dan siku.
- Pastikan rangkaian ring balok telah terikat secara keseluruhan pada bagian
bangunan. Dan sudah tersambung dengan benar pada kolom di bawahnya.
- Pengukuran jarak antar truss, lalu tandai posisi untuk meletakkan truss
sesuai dengan gambar rencana kerja.
c. Pemasangan Kuda – kuda
- Setelah kuda kuda terpasang sama dengan nomor urutan yang telah di
tandai. pada waktu memasang, memastikan posisi kana dan kiri kuda-kuda
agar tidak terbalik.
- Mengecek kuda-kuda yang sudah berdiri agar tegak lurus dengan ring
balok.
- Untuk pengencangan kuda kuda menggunakan plat L.
- Untuk pengencangan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
tambahkan balok untuk menjaga sebagai penopang sementara, supaya
kuda-kuda tidak berubah posisinya.
- Pemasangan material balok nok.
- Pemasangan bracing sebagai penguatan.
- Pemasangan reng pada jarak yang telah di sesuaikan penutup atap yang
digunakan. Di setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai
sekrup (screw) ukuran 10-16×16 sebanyak 2 buah.
- Pemasangan outrigger (Outrigger adalah suatu struktur tambahan
berbentuk rangka batang berdimensi besar).
- Pemasangan reng langit-langit di permukaan bagian atas bottom chord
kuda-kuda dan di sekrup (screw) berjarak masing masing 120 cm.
2. Penutup atap genteng plentong
Selain harus kuat, atap di harapkan tampil rapi dan bagus sehingga tampilan
bangunan secara keseluruhan menarik dan enak di pandang. Oleh karena itu,
pemasangan penutup atap harus dilakukan secara cermat dan rapi agar hasilnya
nampak baik.
a. Atap merupakan elemen bangunan yang berfungsi sebagai penutup atau
payung bagian atas suatu bangunan, kontruksi atap terdiri dari bagian-bagian
antara lain, atap genteng plentong dan gording :
 Atap genteng plentong
 Gording rangka baja ringan
Pada pemasangan atap genteng plentong, dilakukan serapi mungkin
mengikuti gambar yang ada.
b. Untuk rangka atap digunakan rangka baja ringan (Zingkalum) pemasangan
harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi.
c. Peil / elevasi untuk rangka atap harus di sesuaikan dengan gambar detail.
d. Rangka atap terdiri dari gording sebagai rangka pengaku dan tumpuan di
bagian tengah.
e. Nok sebagai rangka pengaku dan tumpuan kaso di bagian paling atas
(bubungan).
 Rangka baja ringan (Zingkalum)
 Gording rangka baja ringan (Zingkalum)
 Genteng Nok

VIII. PEK. LANTAI


a. Pekerjaan peninggian peil lantai dasar
Saat ini banyak bahan lantai yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, pada
pekerjaan lantai, pemasangan bahan penutupnya harus dilakukan dengan
cermat karena langsung akan mempengaruhi kekuatan dan keindahan lantai
nantinya.
Sebelum memulai pekerjaan tersebut harus terlebih dahulu dibersihkan lantai
yang akan diurug, untuk mencegah terjadinya pembusukan di dalam tanah,
sehingga nantinya lantai tidak mudah retak dan rusak, misalnya yang harus kita
bersihkan adalah sampah plastik, dan kayu-kayu kecil, Pada bagian pintu atau
bagian terbuka lainnya harus di paadang bata dan plesteram bata tapi harus
kuat, se hingga membentuk tanggul / agar urugan tidak keluar.
Urugan harus menggunkan tanah yang baik bebas dari dampai organik maupun
non organik,setelah urugan tanah selsai harus di lakukan pemadatan dengan alat
stemper ato yang lainnya, baru kemudian di urug dengan pasir urug 10 cm sesuai
dengan gambat detail.
b. Persiapan pekerjaan lantai keramik
1. Pembuatan Layout / pola harus digelar untuk memungkinkan pengaturan
ubin dengan pemotongan yang minimum. Ukuran-ukuran harus dikontrol
untuk menghindari pengaturan lebih kecil dari setengah (1/2) ukuran ubin.
2. Penempatan ubin : ubin-ubin harus dipasang sesuai gambar untuk semua
lantai dan area dinding, permukaan harus lurus dan rata terhadap garis
acuan yang diinginkan. Naad/siar-siar harus saling tegak lurus.
3. Penempatan ubin harus sedapat mungkin mengurangi pemotongan ke arah
pasangan terbaik. Perubahan fractional dalam ukuran-ukuran tanpa
mengganggu kesatuan hubungan lebar masih diijinkan., Bila dibutuhkan,
ubin dipotong dengan peralatan yang sesuai dan permukaan harus
dihaluskan. Ubin yang rusak dan
jelek harus digantil.
4. Jangan memulai pekerjaan bila pekerjaan-pekerjaan lain masih lalu-lalang
didalam area pemasangan.
c. Adukan PC +pasir / Tile adhesive Mortar
1. Terapkan adukan dengan tekanan ke seluruh area yang tidak lebih dari pada
permukaan yang dapat ditutup oleh ubin dimana adukan masih plastis.
2. Terapkan dengan rata tanpa berlubang.
3. Sisirlah / ratakan adukan tanpa menimbulkan lubang dalam 10 menit sebelum
ubin dipasang.
4. Tebal bantalan adukan adalah sekitar 10 mm sampai 15 mm.
d. Cara pemasangan keramik
1. Rendam ubin yang akan dipasang agar ubin jenuh.
2. Tekan ubin dengan secukupnya pada adukan yang masih plastis.
3. Ratakan ke arah permukaan yang benar.
4. Tekan dan ketok ubin untuk mendapatkan minimum 80% permukaan adukan
tertutup pada setiap unit ubin tersebut.
5. Aturlah ubin sebelum pemasangan sehingga bagian sudut setiap ubin rata
dengan bagian sudut ubin disebelahnya.
6. Berilah adukan tambahan bila masih kurang rata, pengisian dengan semen
murni tidak diijinkan.
e. Grout
1. Penuhi naad dengan maksimum grout.
2. Sebelum grout diberi, goreslah naad-naad tersebut.
3. Isi naad/siar dengan grouting dan ratakan.
4. Grouting harus memiliki kesamaan warna, rata, tanpa berlubang, dan
sebagainya.
IX. PEK. KUNCI DAN PENGGANTUNG
a. Untuk pemasangan alat – alat kunci dan penggantung tersebut disesuaikan
dengan gambar detail.
b. Gerendel dan hak angin dipasang dua buah untuk setiap daun jendela,
pemasangannya harus betul – betul rapi. Untuk melengketkan alat tersebut ke
daun jendela harus menggunakan mur.
c. Engsel pintu dipasang tiga buah setiap lembaran daun pintu dengan standar
merk atau yang setara. Pemasangannya dilakukan dengan mur khusus untuk
pintu, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan kusen dengan
menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan cara memutarkan
mur dengan obeng sampai rapat dan kuat sehingga seluruh mur masuk dan
menempel kekayu.
d. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam dua yang setara dan berkualitas baik.
 Pegangan pintu buka Satu
 Pegangan jendela
 Hak angin jendela
 Kunci pintu utama
 Kunci pintu buka satu
 Engsel pintu buka satu
 Pacok jendela
e. Pemasangan kunci untuk pintu dipasang ± 1,05 dari permukaan lantai.
f. Seluruhnya pemasangan kunci alat penggantung harus terpasang kuat pada
rangkanya.
g. Bentuk /type kunci dan alat penggantung yang akan dipasang terlebih
dulu harus memberikan contoh kepada Direksi Lapangan/ Kosultan Pengawas
untuk disetujui.

X. PEK. PLAFOND ( GYPSUM DAN GRC )


Dalam proyek ini plafond yang digunakan ada dua jenis yaitu plafond gypsum dan
plafond grc. Plafond gypsum digunakan untuk dalam bangunan , dimana rangka
plafond menggunakan rangka besi hollow. Sedangkan untuk plafond grc digunakan
pada luar bangunan.
Adapun cara pelaksanaan Plafond Gypsum dan GRC yaitu :
 Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja (Shop
Drawing).
 Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih dahulu.
 Pasang alat bantu (Scafolding), jika bisa scafolding yang digunakan memiliki roda
supaya tidak merusak keramik.
 Kemudian pasang papan gypsum sesuai dengan gambar kerja.
 Pemasangan diatur pertemuan antar papan pertigaan.
 Tentukan elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan
 Pasang rangka hollow pada sipatan.
 Tentukan jarak penempatan penggantung.
 Pasang benang untuk pedoman penentuan titik paku penggantung untuk me
njamin kelurusan.
 Pasang rangka pembagi.
 Pasang penutup plafond Gypsum Board 9 mm.
 Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond.

XI. PEK. PENGECATAN


a. Dalam semua pekerjaan pengecatan, disamping kualitas catnya sendiri, hal lain
yang perlu diperhatikan adalah keadaan permukaan yang akan dicat dan cara
mengecatanya. Baik pekerjaan pengecatan mengalami kegagalan pada hasil
akhirnya karena permukaan yang akan dicat tidak disiapkan lebih dulu atau
tukang cat yang kurang mahir.
b. Alat yang dibutuhkan dalam pengecatan adalah amplas (plat tipis) yang
digunakan untuk pelamur atau duco, serta kuas untuk mengecat bidang-bidang
sempit dan rol untuk bidang-bidang yang luas.
c. Selain itu juga menggunakan spray selain cepat juga akan diperoleh hasil yang
lebih baik, penggunaan spray untuk volume besar memang akan sedikit boros
pada kebutuhan cat, tetapi dapat menghemat upah pekerja.
d. Pengecatan pada permukaan tembok/dinding semen baru, harus dipastikan
bahwa tembok tersebut telah benar-benar kering (minimal 3 hari), apabila
dipandang dengan kasat mata ciri permukaan tembok yang sudah kering adalah
memutih dan bila dipegang tangan telah terasa mengering dan tidak ada
kelembaan.
 Cat dinding tembok interior
 Cat dinding tembok eksterior
e. Pengecatan pada kusen kayu harus di meni, plamur, di gosok sampai halus/rata
kemudian di cat sebanyak tiga kali dan cat kayu yang di pakai adalah merk Avitex
Wood Paint atau yang setara dan untuk kayu yang akan di plitur harus di gosok
sampai halus kemudian di plitur.
f. Pengecatan pada plafond dilakukan maksimal dua kali dan menggunakan cat
yang bermerk Super Avitex atau yang setara. Plafond yang akan di cat terlebih
dahulu harus di bersihkan, dan di plamur, di amplas sampai halus kemidian baru
dicat dengan cat Emulasi.
g. Pengecatan tembok dan plafond :
- Ampelas permukan dinding
- Ratakan Permukaan Dinding dengan plamur tembok
- Haluskan permukaan dinding tersebut dengan ampelas sampai halus
- Pengecatan dasar dinding dengan roll cat atau kuas
- Cek permukaan dinding tersebut jika masih terdapat permukaan yang tidak
rata di ratakan dengan plamur
- Pengecatan kedua dilakukan dan seterusnya hingga tiga kali pengecatan
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
- Rapihkan/ Tusir bagian pinggir dinding atau plafond yang tidak rapih dengan
menggunakan kuas
XII. PEKERJAAN INTALASI LISTRIK

 Sebelum pekerjaan elektrikal dilaksanakan, perlu ditunjukkan kepada Direksi


Lapangan/ Kosultan Pengawas contoh-contoh material, tipe dan juga merek
yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan.
 Pengadaan material untuk pekerjaan elektrikal disimpan di sekitar lokasi
terdekat dengan area pekerjaan dan melindungi diri dari kemungkinan
kerusakan material menyebabkan benturan perangkat keras, sedangkan
material lain disimpan di gudang tertutup.
 Teknis pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan gambar desain, RKS dan
spesifikasi teknis pekerjaan elektrikal dan mekanikal.
 Pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan mekanikal sesuai dengan perencanaan dan
membutuhkan kontrol yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan oleh orang yang
berkompeten dibidangnya.
 Untuk pekerjaan instalasi listrik dilakukan sebelum plesteran dan dinding dan
pemasangan plafond.
 Instalasi Stop Kontak dan Saklar-Saklar dipasang pada dinding dengan rapi
sesuai penempatannya pada gambar-gambar rencana, setelah semua instalasi
stop kontak dan saklar terpasang barulah diberi lampu-lampu sesuai dengan
spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.
 Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit yang
mana pipa conduit ditanam dalam dinding sebelum pekerjaan plesteran, supaya
tidak mudah berubah ketika dinding diplester.
 Kabel horizontal diletakan ditray yang tergantung pada plat lantai atau dengan
pipa conduit nyang diklem ke plat lantai dengan jarak 1m.
 Pekerjaan conduit saklar, stop kotak dan panel dikerjakan sebelum plesteran
dan acian dikerjakan agar ada koordinasi antara pekerjaan ME dan finishing jadi
harus rapih.
 Pekerjaan pemasangan fitting dan armature menunggu kabel dites
ketahanannya agar tidak terjadi bongkar pasang.
 Untuk komponen elektrikal yang tidak dipasangkan di plafon dapat dilakukan
dengan persetujuan direksi.
 Penyambungan sparingan akan dilakukan serapih mungkin dan apabila ada
pekerjaan sparingan yang tertinggal akan dilakukan pekerjaan coring.
 Panel utama dan panel pembagi listrik dipasang pada dinding yang telah
ditentukan rata dan tidak miring.
 Semua pasangan instalasi listrik memiliki arde utama pada panel yang
berhubungan dengan Swicth grounding system.
 Pemasangan arde / grounding sistem harus memenuhi spesifikasi teknis yang
diaturkan.
 Semua kabel yang masuk kedalam panel harus diberi tanda sesuai kegunaannya
dan lubang dilindungi karet agar debu tidak dapat masuk. Kabel dia 16mm2
harus diberi sepatu kabel pada panel.
 Pada pintu bagian dalam dari pada setiap panel dibuatkan diagram instalasinya
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, serta pada komponen mcb
di buat notasi/tanda.
 Tes ketahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta fitting dan armature
selam -/+ 1 x 24 jam.

XIII. MANAJEMEN MUTU


Manajemen Mutu sangat diperlukan untuk menjaga mutu hasil pekerjaan sesuai
dengan spesifikasi. Dalam pengendalian mutu, tim manajemen mutu harus selalu
memonitor proses pekerjaan mulai pengawasan pengadaan material, peralatan,
personil hingga pelaksanaan pekerjaan sampai selesai. Pekerjaan ini meliputi :
a. Persiapan Personil
- Personil yang kompeten dibidang Manajemen Mutu.
b. Pengawasan Mutu Material, Peralatan dan Personil
- Pengawasan mulai dari material, peralatan dan tenaga kerja hinga
pelaksanaan Pekerjaan akan mampu meningkatkan nilai mutu hasil pekerjaan.
c. Pembuatan Laporan
- Membuat laporan secara berkala selama masa pelaksanaan pekerjaan
sebagai bahan Evaluasi dan perbaikan secara rutin dalam setiap kegiatan
pekerjaan. Hasil pekerjaan Yang efektif, tepat mutu, tepat biaya dan tepat
waktu.

XIV. METODE QUALITY CONTROL


Pengendalian quality proyek merupakan kunci utama dalam pencapaian target
mutu suatu perusahaan karena hal ini adalah suatu proses untuk memberikan
kepuasan bagi pelanggan yang nantinya akan berdampak positif bagi citra
perusahaan. Berikut ini adalah flow chart kegiatan Quality Control :
Gambar . Flow chart Quality Control

Demi terwujudnya realisasi target mutu yang baik maka dibuat suatu rencana target
sebagai acuan dasar bagi perusahaan untuk menjalankan dan menjamin mutu
produk yang dihasilkan.
Pelaksanaan quality prosedur yang merupakan alur kegiatan yang ditetapkan
dan harus dipenuhi untuk mencapai target kualiatas/mutu yang dicita-citakan
perusahaan.
Gambar. Standard Operational Procedure of Quality Control

XV. METODE KESEHATAN KESELAMATAN KERJA dan LINGKUNGAN (K3L)


1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini mengatur mengenai pelaksanaan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3l) dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. KESELAMATAN KERJA
a. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan
keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruksi.
b. Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi dengan
perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu,
papan promosi keselamatan, dan lain - lain.
c. Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan
memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang
berlaku (Jamsostek).
d. Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan,
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dari
pekerja lapangan.
e. Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan
di lokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APO) berupa safety belt,
safety helmet, masker/kedok las terutama untuk dipakai pada pekerjaan
pemasangan kuda-kuda baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda
keras.
f. Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di lapangan
pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
g. Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada
Konsultan danmengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
korban kecelakaan itu.
3. PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA (K3)
1) Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
2) SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
3) Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada Direktur Keselamatan,
Ditjen Perkeretaapian, Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian, PPK dan
Konsultan.
4. MATRIK PROGRAM K3
a. Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini dilaksanakan setiap
ada tamu ataupun pekerja baru yang memasuki wilayah kerja proyek.
b. Safety Health and Environmental Talk Program ini bertujuan untuk sosialisasi
dan pembahasan mengenai seluruh permasalahan penerapan K-3L dan
Lingkungan selama masa pelaksanaan proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap
1 minggu sekali.
c. Safety Health and Environmental Patrol / Inspection Kegiatan ini
dilaksanakan secara rutin, bertujuan untuk memonitor pelaksanaan K-3L di
seluruh lingkungan proyek dan menjaga konsistensi pelaksanaan K-3L.
d. Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting
dilaksanakan seminggu sekali dimana dalam kegiatan ini membahas
permasalahan dan kejadian yang terjadi dan rencana tindak lanjut untuk
memperbaikinya serta membahas permasalahan yang mungkin terjadi serta
langkah-langkah pencegahannya.
e. Safety Health and Environmental Audit Program ini dilaksanakan insidental
bertujuan untuk melakukan audit terhadap kedisiplinan dalam pelaksanaan
standar K-3L di lingkungan proyek terhadap peraturan yang diberlakukan
dalam lingkungan perusahaan.
f. Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap seluruh
komponen proyek yaitu karyawan, subkon, mandor dan seluruh pekerja
mengenai K-3L, P3K dan respon terhadap keadaan darurat
g. Housekeeping Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari bertujuan untuk
menjaga kebersihan, kerapihan, kenyamanan di lingkungan kerja.

Gambar Perlengkapan K3

Gambar Pemakaian Perlengkapan K3


5. DIAGRAM ALIR K3
PEKERJAAN LAIN LAIN

PEKERJAAN PERAPIHAN & PEMBERSIHAN AKHIR

Seluruh pekerjaan akan diperiksa kembali dan akan dilaksanakan perapihan sesuia dengan
petunjuk Konsultan Pengawas. Seluruh lokasi pekerjaan akan dilakukan pembersihan akhir
baik puing, sampah dan sisa material lainnya akan diangkut dari lokasi pekerjaan sampai
benar-benar bersih. Penarikan kembali para tenaga kerja, peralatan, setelah ada persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
SERAH TERIMA PEKERJAAN

Membuat Laporan Akhir dengan mengajukan surat tertulis bahwa pekerjaan telah selesai
dilaksanakan 100%, yang disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, dengan
tembusan kepada Konsultan Pengawas dan yang bersangkutan lainnya. Seluruh Dokumen
yang berkaitan demgan pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini dimulai awal pelaksanaan
sampai selesai dilaksanakan 100%, dalam rangka Serah Terima I (Pertama) Pekerjaan (PHO) .

MASA PEMELIHARAAN

Menyerahkan Jaminan Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi ini sejak ditanda tanganinya


Berita Acara Serah Terima I (Pertama) Pekerjaan /(PHO). Selama masa pemeliharaan
terhadap pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan, apabila ada pekerjaan yang kurang baik
akibat cuaca atau akibat
unsur lainnya, akan dilakukan perbaikan terhadap pekerjaan yang rusak sampai dengan
material terpasang dengan baik sesuai mutu material yang lama dan biaya perbaikan akan
menjadi beban kami (kontraktor).

Dalam Masa Pemeliharaan selama 180 Hari kalender maka Kontraktor diwajibkan
memperbaiki kerusakan pada pekerjaan yang akan dilaksanakan, yaitu :
-Apabila ada kran air rusak maka kontraktor akan memperbaiki kerusakan kran air.
-Apabila kusen pintu mengalami kerusakan kontraktor memperbaiki kerusakan kusen pintu
alumunium.
-Setiap item pekerjaan pihak kontraktor yang mengalami kerusakan maka kami pihak
kontraktor akan memperbaiki sesuai item pekerjaan.

Bandung, 15 Juli 2019


CV. BAGJA WIRAKARYA

VEMI SUCIPTO
Direktur

Anda mungkin juga menyukai