Anda di halaman 1dari 15

Jumlah menunjukkan ukuran absolut yang sering digunakan dalam analisis

demografi. Misalnya menurut hasil Sensus Penduduk 2000, penduduk Indonesia


pada tahun 2000 berjumlah 201.241.999 jiwa dan pada pertengahan tahun 2004
menurut UN diperkirakan berjumlah 218.7 juta jiwa.

Rasio menunjukkan perbandingan suatu jumlah terhadap jumlah lainnya atau


merupakan bandingan dua bilangan (a/b). Rasio dapat dinyatakan daam
persepuluh perseratus atau perseribu.

Misal rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-
laki dan penduduk perempuan. Suatu daerah pada waktu tertentu bila dinyatakan
dalam perseratusan adalah 101 laki-laki per 100 perempuan.

Angka/Tingkat

Jumlah peristiwa atau kejadian dibandingkan dengan jumlah penduduk yang


menanggunng resiko peristiwa tersebut.

Angka ini merupakan bentuk khusus dari rasio. Misalkan Angka Kelahiran pada
tahun 2000 adalah 17,35 kelahiran hidup per 1000 penduduk Indonesia. Angka ini
memberikan gambaran umum tentang keadaan peristiwa demografis (kelahiran)
yang terjadi pada suatu daerah tertentu. Gambaran perkembangan peristiwa
demografis dapat diperoleh manakala terdapat minimal dua angka dari daerah
yang sama dengan waktu yang berbeda Contoh Angka kelahiran di Indonesia
pada tahun 1980 adalah sebesar 35 per 1000 penduduk. Berarti angka kelahiran
pada tahun 2000 menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 1980. Ada dua
jenis angka :

1. Angka/Kasar yaitu angka yang dipakai untuk menghitung peristiwa


demografi penduduk total, termasuk penduduk yang tidak menanggung
risiko peristiwa demografis tersebut. Angka kematian kasar. Angka
kelahiran kasar dll.
2. Angka Spesifik yaitu angka yang dipakai untuk menghitung peristiwa
demografis yang tidak menanggung resiko peristiwa demografis. Misalnya
Angka Fertilitas menurut Umur dll.

Proporsi Menyatakan perbandingan suatu peristiwa demografis terhadap


duduk yang menanggung resiko secara umum merupakan suatu
perbandingan antar dua bilangan dimana pembilangnya merupakan bagian
dari penyebutnya. Apabila proporsi dinyatakan dalam per seratus dikenal
dengan nama persen dan jika dalam perseribu dinamakan persil.

Konstanta menyatakan bialngan tetap, misalnya 100.000 atau 1.000, dalam


rumus-rumus dilambangkan dengan “k” Bilangan konstan ini dibutuhkan
untuk memperjelas makna dari angka rasio atau proporsi. Dengan
demikian akan mempermudah dalam melakukan analisis demografi.

Contoh :
Rata-rata banyaknya anak yang pernah dilahirkan hidup per wanita usia
15-18 tahun adalah 0,07. Apa biala angka ini dikalikan dengan suatu
konstanta misalnya k=1000 maka akan berarti rata-rata anak yang pernah
dilahirkan hidup wanita usia 15-19 tahun.

Kohor sekelompok orang yang menjalani peristiwa demografi bersama


sama Contoh kohor kelahiran, yaitu sekelompok orang lahir dalam tahun
yang sama. Ukuran kohor adalah ukuran untuk menghitung peristiwa
demografi yang terjadi pada kohor tersebut.

Ukuran Periode
Suatu ukuran mengenai peristiwa terjadi dari sebagian maupun
keseluruhan penduduk selama satu periode tertentu. Misalnya, angka
Kematian Bayi 1995 – 2000.
Distribusi Persentase
Sering kali para analis kurang memperhatikan perbedaan antara distribusi
persentase dengan persentase dalam menyajikan tabel. Distribusi
persentase menunjukkan angka – angka persentase yang terdistribusi
menurut suatu variabel tertentu harus terlihat secara jelas dengan jumlah
total persen. Sedangkan tabel persentase hanya menyajikan angka
persentase sesuatu variabel tertentu meskipun tidak perlu menunjukkan
total 100 persennya.

Rata – rata Menunjukkan ukuran pemusatan suatu data numerik dengan


skala pengukuran rasio atau interval. Rata – rata memiliki sifat yang
sensitive terhadap data pencilan atau outlier.

Median Menunjukkan ukuran pemusatan suatu data numerik yang


memiliki skala pengukuran ordinal, rasio atau interval. Median tidak
terpengaruh dengan adanya data percilan atau outlier, karena median
mengacu kepada setengah banyaknya data berada dibawah nilai median
tersebut.
PIRAMIDA PENDUDUK

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan secara
visual pada sebuah grafik yang disebut piramida penduduk. Penggambaran suatu
piramida penduduk dimulai dengan menggambarkan dua garis yang saling tegak
lurus. Garis yang vertikal menggambarkan umur penduduk mulai dari nol lalu
naik. Kenaikkan ini dapat tahunan, dapat pula dengan jenjang lima tahunan.
Sumbu horisontal menggambarkan jumlah penduduk tertentu baik secara absolut
maupunrelatif (dalam persen). Pemilihan skala perbandingan pada sumbu
horisontal ini sangat tergantung dari jumlah penduduk dalam persentasi tertentu
dari jumlah penduduk yang terdapat pada tiap golongan umur di sumbu vertikal.

Pada bagian kiri sumbu vertikal dapat digambarkan jumlah penduduk laki-laki,
dan dibagian kanan digambarkan jumlah penduduk perempuan (Gambar3).
Piramida penduduk pada Gambar 3 adalah piramida penduduk Desa Batubulan
tahun 1990. Piramida penduduk di desa ini adalah contoh piramida penduduk
suatu desa yang sudah terkena pengaruh aktivitas industri pariwisata. Kebanyakan
penduduk didesa ini bekerja dibidang jasa (tari dorong), perajin dan dagang.
Banyak migran laki-laki datang ke desa ini, sehingga kelompok umur 15-44 tahun
jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk
perempuan.
Sering pada tabel komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin terdapat
kelompok penduduk yang tidak diketahui umurnya dan kelompok ini tidak dapat
dimasukkan pada kelompok umur terntu dan dalam tabel disebut dengan
kelompok “not stated” (NS), sudah tentu penduduk NS ini tidak dapat
digambarkan dalam piramida penduduk. Jika jumlah penduduk yang tergolong
kategori ini sedikit dibandingkan dengan jumlah seluruh penduduk, maka
kelompok penduduk ini dapat disebarkan ke kelompok-kelompok umur yang lain
dengan menggunakan teknik “pro-rating”.

Pro-rating dikerjakan dengan dua cara:

1. Mengalikan masing-masing kelompok penduduk menurut umur dengan


faktor pengali k yang dapat dicari dengan rumus:

K=

2. Jumlah penduduk kelomp[ok umur tertentu ditambah dengan hasil


perkalian proporsi penduduk kelompok umur diatas dengan jumlah untuk
jelasnya lihat contoh Tabel 3.3.
- Cara 1. A). K=44.042.000 : 43.982.000= 1,00136419
B). - Jumlah penduduk (10-14) sebelum
Di pro-rating: 4.319.000
- Setelah di pro-rating menjadi:
4.319.000 x 1,00136419= 4.324.000
K= bilangan pengali
- Cara 2. Jumlah penduduk setelah di pro-rating
4.319.000 +(4.319.000/44.042.000) x 60 =4.324.000
Berdasarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
karakteristik penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok,
1. Ekspansif, jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur
anda, tipe ini umumnya terdapat pada negara-negara yang mempunyai
angka kelahiran dan angka kematian tinggi. Tipe ini terdapat pada
negara-negara dengan tingkat kelahiran dan sudah mulai menurunya
tingkat kematian. Negara-negara yang termasuk tipe ini ialah:
indonesia, Malaysia, Philipina, India dan Costa Rica.
2. Konstruktif, jika penduduk yang berada dalam kelomp[ok termuda
jumlahnya sedikit. Tipe ini terdapat pada negara-negara di mana
tingkat kelahiran turun dengan cepat, dan tingkat kematiannya rendah.
Contohnya: Jepang, dan negara-negara di Eropa Barat, misalnya
Swedia.
3. Stasioner, jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur
hampir sama, kecuali pada kelompok umur tertentu. Tipe ini terdapat
pada negara-negara yang mempunyai tingkat kelahiran dan tingkat
kematian rendah, misalnya terdapat pada negara-negara Eropa,
misalnya Jerman (Gambar 4)
Perkembangan struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin untuk
Singapura menarik untuk dijadikan model, pada tahun 1957 dasar piramida
penduduknya lebar. Ini berarti angka kelahiran tinggi dan angka kematian mulai
menurun, angka pertumbuhan penduduk alami tinggi, struktur penduduk pada
waktu itu muda dan karakteristik penduduknya expansif (Gambar 5.a).

Pada tahun 1980 hingga tahun 2000 angka kelahiran mulai menurun dan angka
kematian tiga menurun sehingga tingkat pertumbuhan penduduk alami sudah
menuurn dan dasar piramida penduduk mengecil dibawah dan di tengah
membengkak. Struktur penduduk mengalami transisi dari muda ke tua, dan
karakteristik penduduknya konstruktif (Gambar 5.b dan 5.c)

Akhirnya berdasarkan proyeksi, penduduk tahun 2030 karakteristik penduduk


Singapura Stasioner. Jumlah penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama,
kecuali pada kelompok umur tua (lansia). ( Gambar 5.d).
Gambar 6 adalah piramida penduduk indonesia hasil Sensus penduduk Indonesia
1961, 1971, 1980, dan 1990. Bentuk piramida penduduk tersebut di pengaruhi
oleh keadaan sosial-ekonomi, dan politik yang berlaku di Indonesia antara tahun
1961 hingga tahun 1990. Namun demukian seperti disebutkan dimuka, keadaan
diatas tidak langsung berpengaruh pada struktur penduduk menurut umur tetapi
melalui variabel antara seperti kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Yang
menarik untuk disimak adalah piramida penduduk tahun 1961 (Gambar 6.a). pada
umur 0-9 tahun jumlah penduduknya tinggi. Hal ini disebabkan karena mulai
tahun 1950 indonesia dalam keadaan aman (penyerahan kedaulatan dari negeri
Belanda ke Republik Indonesia Serikat). Pada periode 1950-1961 angka kelahiran
tinggi dan angka kematian sudah mulai menurun sehingga pertumbuhan penduduk
tinggi. Penduduk yang berumur 10 tahun keatas pada tahun 1961 jumlahnya kecil
terutama kelompok laki-laki. Mereka mengalami perang kemerdekaan dan
keadaan ekonomi yang morat-marit sehingga banyak dari mereka yang
meninggal.

Turunnya tingkat kematian, terutama pada umur-umur muda dalam keadaan


fertilitas yang tetap tinggi, menyebabkan struktur umur penduduk di Indonesia
muda. Hal ini terlihat dalam peperangan seperti Jepang, Jerman, Italia pada
Perang Dunia II, mortalitasnya tinggi pada kelompok penduduk usia dewasa , dan
hal ini jelas terlihat menciutnya piramida penduduk negara bersangkutan pada
kelompok umur dewasa, terutama pada jenis kelamin laki-laki.
Turunnya tingkat fertilitas di suatu negara pengaruhnya lebih besar pada bentuk
dasar piramida penduduk negara tersebut. Misalnya, Indonesia pada periode 1971-
1980 terjadi penurunan tingkat fertilitas penduduk yang dicanangkan oleh
pemerintah sejak PELITA I. Hal ini jelas terlihat pada dasar piramida penduduk
dimana kelompok umur 0-4 tahun lebih kecil dari kelompok umur 5-9 tahun
(Gambar 3). Pada bagian tengah piramida tersebut masih menggembungkan
karena pertumbuhan penduduk yang lahir sebelum terjadinya penurunan fertilitas
tersebut.

Migrasi penduduk akan mempengaruhi piramida penduduk pada kelompok umur


dewasa. Namun demukian, banyak dari negara-negara dimana pertumbuhan
penduduknya tidak dipengaruhi oleh faktor migrasi. Sebagai contoh, negara
Indonesia pertumbuhan penduduknya (secara nasional) hanya dipengarruhi oleh
faktor kelahiran dan faktor kematian. Faktor migrasi pengaruhnya kecil sekali
karena tidak banyak negara warga negara Indonesia yang berdomisili di
Indonesia. Pengaruh komponen migrasi di Indonesia terjadi pada propensi-
propensi Sumatra Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, banyak dari penduduknya
yang bermigrasi ke luar propensi bersangkutan, sedangkan untuk propensi
Lampung, DKI Jaya, Kalimantan Timur, banyak terdapat migran yang masuk.
Bagi daerah pemukiman yang baru dibuka, piramida penduduknya berbentuk
istimewa, yaitu dasarnya sempit, bagian puncak kosong dan jumlah penduduk
perempuan sedikit.
Tujuan dan penggunaan demografi

1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah


tertentu.
2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebaran
dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam-macam spekorganisasi sosial
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang
dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
BAB 3
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai