Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah : Biokimia Kedokteran

Judul : Pengantar Sistem Reproduksi

Topik Bahasan :

I. Pengantar
II. Sistem Reproduksi pria
III. Sistem reproduksi wanita

Hirarki biokimia (sebagai bagian integrasi dari keseluruhan sistem tubuh manusia)

Saling berhubungan erat antara berbagai sistem seperti yang di perlihatkan dalam diagram berikut

Contoh proses metabolisme didalam mitokondria (tempat mnghasilkan ATP) untuk kontraksi miofilamen
otot yang apabila gagal pembentuknnya akan menggangu kontraksi otot, yang kemudian tampak sebagai
gejala fatique misalnya.

Diagram dibawah ini ingin mengilustrasikan sistem komunikasi melalui sistem saraf didalam tubuh
manusia yang adalah bagian penting dalam aktivasi kelenjar – kelenjar dalam tubuh manusia yang
mensekresikan hormone dan fungsi lain juga seperti kontraksi otot polos sistem ini kita kenal dengan
sistem saraf otonom

Source :Functional Biochemistry in Health 2 nd Edition


Sistem reproduksi punya kaitan erat dengan sistem endokrin dalam menjalankan fungsinya:

Hormon dalam sistem Reproduksi

(First we must understand what is hormones, how it works and the the relationship as an intregrated
system with reproduction system)

Hormone = chemical messenger

The Hypothalamus (brain)

The Regulatory center

Produce: - Peptide releasing hormones

Release-Inhibiting Hormones

The Pituitary Gland

Anterior : FSH, LH, TSH, ACTH, Growth Hormone, Prolactin

Posterior : Vasopresin, Oxytocin

The Gonads (sex Hormones)

Ovaries : Oesterogen & Progesteron

Testes : Testoteron & Androsteredione

The Hormone Pyramid :

Hormone memiliki diversitas yang mempengaruhi kerja berbagai organ melalui “intracellular chemical
messenger”

Piramida hormone dibawah ini secara ilustratif menunjukan sekuenses kerja dari hormone sampai
kemudian menunjukan efek fisiologis pada manusia
Function Function Function

Lets Focusing more to The Hormone Sequences

Functional Biochemistry in Health 2nd edition, page 257.

This diagram outline shows the hormonal process produce biochemical changes and how it work and
result as whole body response.
Mekanisme kerja hormone secara general :

I. Untuk memulai kerjanya hormone berikatan dengan reseptor pada permukaan sel
membentuk ikatan hormone reseptor (ikatan ini sifatnya reversible)

II. Ikatan ini kemudian mengaktifkan sistem efektor efek intrasel (cytocolic sel) atau melalui
intraselular messenger (lihat signal tranduksi untuk mengulang) yang kemudian menginisiasi
proses biokimia intrasel.
(perlu diketahui sex hormone termasuk lipid soluble artinya dapat secara aktif masuk
intracel, karenanya kebanyakan reseptornya berada didalam sel).

Sistem efektor yang aktivasinya melalui hormone-reseptor kompleks menghasilkan suatu respon spesifik
pada organ, essential untuk dipahami agar mahasiswa kedokteran lebih mudah mengerti tentang kerja
hormone reproduksi pada manusia, seklias saja untuk mengingatkan pada kuliah sebelumnya kita lihat
kembali bagaimana hormone – reseptor complex kemudian mengaktivasi sistem efektor dalam sel.

1.

Skema diatas memperlihatkan, aktivasi effector system secara langsung oleh protein kinase melalui
proses fosforilase (contohnya insulin melaui enzyme tirosin kinase)

2.
Aktivasi sistem efektor: aktivasi Adenyl cyclase melalui protein G, sontohnya pengikatan adrenalin pada
reseptor beta).

3.

Aktivasi sistem efektor melalui enzim fosflipase yang menghidrolisis PIP2 menjadi IP3 dan DAG, kedua
adalah messenger intrasel, dimana IP3 akan berikatan dengan resseptornya pada endoplasmic reticulum
yang berakibat pelepasan Ca2+ ke sitosol sel.

Sedangkan DAG akan tetap pada membrane dan mengaktivasi enzim proyein kinase – C

Contoh mekanisme ini adalah pengikatan adrenalin pada reseptor alfa dan bagaimana Ion Ca2+ berperan
dalam glikolisis (mekanisme serupa terjadi pada salah satu proses biokimia pada reproduksi yang akan
kita bahas kemudian).

4.
Kompleks hormone reseptor mengaktivasi Na+ ion chanel.

Sistem Reproduksi Pria :

Sistem reproduksi pad pria, terdiri dari 2 organ testis ductus sebagai jalur trsportasi produksi sperma ke
organ genitalia ekterior serta kelenjar yang memproduksi hormone.

Secara anatomis organ testis mengganting diluar cavum abdomen, didalam scrotum dan dan terbagi
menjadi dua kantong, tujuan dari topografi anatomi ini adalah untuk menjaga suhu testis di bawah suhu
tubuh normal sekitar 6 derajat celcius dibawah suhu tubuh normal yang mana situasi iini penting untuk
proses spermatogenesis.

Testis berfungsi memproduksi :

1. Spermatogenesis
2. Hormone

Kedua produk ini di produksi dalam dua kompartemen berbeda, spermatogenesis dalam tubulus
seminiferous pada sertoli sel dan hormone pada leydig sel.
Male have two testes, which produce
spermatozoa and hormones.

Spermatozoa where produce and develop


in seminiferous tubules (sertoi cells)

While Hormones are synthesized and


secreted by leydig cells.

In maturation process from


spermatid to spermatozoa, vit A
Is needed, this whole process
1. Spermatogenesis need 60 days to complete

Pada tahap embriogenic germ sel membentuk spermatogonia, ribuan ddidalam testis.

Spermatogonia adalah stem sel yang akan memulai rangkaian proses spermatogenesis pada
masa pubertas dan seterusnya sepanjang hidup.

Proses spermatogenesis (ikuti skema) :

1. Proliferasi spermatogonia melalui mitosis untk menghasilkan spermatosit primer dalam


jumlah yang banyak.
2. Proliferasi spermatosit melalui proses miosis menjadi spermatid
3. Kemudian proses maturasi dimana spermatid menjadi spermatozoa

Proses ini rampung dalam 60 hari, dan perlu diingat bahwa vit A penting dalam menunjang
proses maturasi, hal lain yang juga menrak adalah walaupun berasal dari sel yang sama dan telah
mengalami rangkaian pempelahan sel, setiap spermatozoon memiliki karakter genatik yang
berbeda.
Membahas spermatogenesis tentu juga penting kita ketahui peran lain dari sertoli sel, yang antara lain :

1. Menyediakan barrier yang kita sebut blood- testes barier, yang mencegah bocornya spermatozoa
ke pembuluh darah atau pembuluh limfe, serta sebagai batas ruang untuk cairan yang diperlukan
dalam proses sspermatogenesis.
2. Fungsi lainnya adalah menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh proses spermatogenesis
seperti; amino acids, glutamin dan glukosa. Diperkirakan sebelumnya sertoli mengekstrak
nutrient ini dari darah.
3. Sertoli juga mengkonversi atau mengubah testoteron menjadi bentuk androgen yang lebih aktif
melalui enzim 5 alfa reduktase testoren diubah menjadi 5 alfa dihidrotestoteron (actice
androgen)
4. Mensekresi sex hormone binding protein yang mengikat hormone didalam darah dan
mencegahnya dari proses metabolism selama dalam keadaan inaktif.
5. Merespon FSH dan testosterone yang akan meningkatkan proses maturasi sperma.
6. Memfagositosis defektif sperma.

Next kita bahas tentang perjalanaan spermatozoa dari vesika seminalis sampai ejakulasi, dan
vagina untuk kemudian mengalami proses fertilisasi.

Kurang lebih spermatozoon melakukan perjalan sepanjang kurang lebih 20 cm, yang mencapai
tujuan dengan bantuan cilia dan fluid pressure (tekanan cairan) sel yang hanya berukuran 4 mili
micron harus menempuh perjalanan yang 50.000 kali panjangnya dari ukuran sel tersebut, dan
setelahnya masih harus menempuh perjalanan yang cukup sulit yang tidak ramah secara
lingkungan dengan ejakulasi.

The life journey of spermatozoon

Membahas tentang perjalan sperma dalam saluran reproduksi manusia, penting kita membahas semen,
semen adalah cairan suspensi spermatozoa dalam cairan seminal, volumenya sekitar 2-10mL dngan
kandungan sperma kurang lebih 20.000.000 per mililiternya.
Cairan seminal ini adalah hasil sekresi berbagai kelenjar yang bisa anda lihat pada table berikut, yang
kemudian akan berperan melindungi sel sperma dari lingkungan vagina yang sangat asam (pH 4,5)
karenanya semen juga mengandung buffer ion hydrogen untuk menetralisir situasi ini.

( Spermatozoa hanya bercampur dengan seminal fluid pada saat ejakulasi )

Dari berbagai kandungan dalam seminal fluid juga terdapat FRUKTOSA yang adalah bahan bakar penting
bagi sperma, GLUT 5 transporter adalah reseptor yng dimiliki oleh membrane sel sperma yang secara
khusus mampu mengikat fruktosa.tidak dimiliki oleh vagina dan uterus sehingga hanya dapat di uptake
oleh sperma saja.

Fruktosa akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfatase oleh enzim heksokinase, kemudian akan dikonversi
lagi menjadi piruvat melalui proses glikolisis.

Piruvat didalam mitokondria akan di konversi menjadi acetyl co-A untuk dioksidasi lagi oleh siklus krebs.

Spermatozoa
Kepala spermatozoa terdiri dari nucleus dan vesikel yang disebut akrosom, mengandung enzyme
hidrolitik yang berperan nantinya pada proses fertilisasi ovum.

Lalu mitokondria (badan sel) dan flagellum setelahnya, motor protein penggerak ekor sperma adalah
dynein.
Sistem reproduksi wanita :

Terdiri dari 2 ovarium, 2 fallopian tube, uterus dan vagina.

Ovary memiliki dua fungsi, antara lain;

1. Oogenesis
2. Sintesis dan sekresi hormone steroid (esterogen & progesterone)

Proses ini terjadi didalam “folikel”

Yang berikutnya adalah oviduct yng disebut juga fallopian tube, dindingnya terbagi dalam 3 lapisan,

Lapisan mukosa, lapisan otot dan connective tissue. Berbentuk tunnel-shaped.

Uterus yang sehari - hari kita sebut Rahim atau kandungan berbbentuk inverted pir/ buah pir dalam
posis terbalik, juga memiliki lapisan dinding yang terdiri dari :

Lapisan terluar yang tipis, perimetrium, middle muscular layer (lapisan otot), myometrium dan
endometrium (inner glandular mucosa)

Bagian terakhir adalah vagina,

Vagina adalah saluran dengan jaringan fibromuskular yang menghubungan uterus dengan exterior.
Terdiri dari 3 lapisan; lapisan mukosa (sel epithelial), lapisan muscular dan connective tissue.

Siklus Menstruasi :

Pemahaman yang baik tentang siklus menstruasi juga membantu menjelaskan berbagai gejala atau
penyakit.

Tidak seperti spermatozoa pada pria, melalui siklus menstruasi yang umumnya terjadi setiap 28 hari
hanya 1 sel ovum yang di produksi dan di lepas pada saat ovulasi.

Siklus ini terjadi karena sistem reproduksi hanya mampu menyediakan lingkungna yang kondusif untuk
implantasi blastosit selama tidak lebih dari 7 hari (waktu yang cukup pendek), setelah itu pasokan
pembuluh darah akan berhenti dan terjadi necrosis. Hal ini menyebabkan luruhnya jaringan
endometrium kejadian ini lah yang kita sebut menstruasi.

Siklus menstruasi pada wanita di bagi kedalam 2 fase :

Folikulas fase dan luteal fase dengan ovulasi sebagai garis pembaginya.

Sebagian hari sebelum ovulasi kita sebut fase folikular dan setelahnya sebagai fase luteal. Hormone yang
berperan dalam fase folikular adalah esterogen sedangkan pada fase luteal, progesterone.

Karenanya bisa di rangkum secara skematik :

Esterogen – ovulasi – progesterone - menstruasi

Fase folikular :

Sebelumnya kita ketahui bersama bahwa folikel adalang kantung berisi cairan extraselular, sel dan ovum.

Pada saat lahir setiap ovarium mengandung jutaan folikel yang berisi “immature ovum” yang kita sebut
primary oocyte. Folikel ini kita kenal dengan folikel primordial, dari jutaan primordial folikel hanya sekitar
400 folikel yang akan berovulasi, dan dari 400 tersebut hanya beberapa yang dapat difertilisasi setelah
itu semakin kecil jumlahnya yang mampu berimplantasi dan kemudian berkembang menjadi fetus.

Dalam setiap siklusnya hanya aka nada satu folikel yang terbentuk dan melepaskan ovum pada hari ke 14

Folikel ini disebut folikel degraaf (graafian follicle).


Pada fase folikular, folikel ini mengalami penambahan ukuran, volume cairan folikel dan pertumbuhan sel
ovum, serta penambahan jumlah sel yang mengelilingi ovum.

Sel-sel yang dimaksud adalah : sel theca dan sel granulosa peran utama dari sel – sel ini adalah
mensintesis dan mensekresi hormone steroid,esterogen (terutama estradiol).

Prekusor untuk sintesis hormone ini adalah cholesterol .

PEran dari sel-sel tersebut:

Sel theca bertugas mengkonversi kolesterol menjadi hormone sex pria yaitu androstenedion dan
testoteron yang kemudian di release kedalam darah dan di uptake lagi oleh sel granulosa, untuk diubah
menjadi esterogen.

Sekresi testoteron ini masih diteliti lebih lanjut perannya, namun ada kaitannya dengan sexual arousal
dan interest pada wanita.
Bila kita melihat skema pathway di atas dapat kita kethaui bahwa sel teca mengambil cholesterol yng
berikatan dengn low density protein membentuk LDL-cholesterol kompleks, didalam sel teka cholesterol
di ubah menjadi testoren yang kemudian direlease dan di angkut oleh granulosa sel untuk diubah
menjadi estradiol.

Sedang utnuk sintesis progesterone terjadi secara de novo dalam sel granulosa.

LH dan FSH berperan menstimulasi sintesis esterogen.

Ovulasi

Pada saat ovulasi sel-sel disekeliling sel mengalami apoptosis, sel granulosa juga mensekresi enzim
proteolitik yang kemudian mencerna folicel dan dinding peritoneal dan menyebabkan lepasnya ovum.

Fase luteal :

Setelah ovulasi, folikel mengalami kolaps dan menjadi corpus luteum, hormone yang disekresikan oleh
corpus luteum adalah progesterone. Sekitar 24 hari corpus luteum mengalami regresi dan bebrapa hari
kemudian mulai terjadi menstruasi.

Tetapi bila terjadi ovulasi :

Corpus luteum tidak akan mengalami regresi, adanya struktur ini kemudian akan mengatur
keseimbangan sistem endokrin, yang dibutuhkan selama masa kehamilan.
Chemical communication in male and female reproduction:

Bahan kimia yang menjadi sarana komunikasi dalam sistem reproduksi dibagi menjadi 3 kelompok yaitu
steroid, peptide dan asam lemak.

Steroid :

Esterogen (maily in women), progesterone, testosterone, 5 alfa dihidrotestoteron.

Hormone peptide dan hormone pertumbuhan (growth hormone):

Hormone Peptide yang dimaksud adalah Gn-RH dan gonadotropin (LH, FSH).

Fatty messenger:

Prostaglandin (PGE2 dan PGF2 alfa)

Substrat-substrat ini merupakan komunikator berbagai sel dan organ yang terlibat atau termasuk dalam
sistem reproduksi.

Hormone memainkan peranan penting pada proses diatas, secara kontekstual dikatakan akan lebih
mudah bagi siswa untuk memahami proses endokrin yang terjadi pada pria dan wanita apabila kita
melihat atau menganggapny sama.

Organ endokrin yang penting baik dalam pria atau wanita adalah hypothalamus dan kelenjar pituitary.

Karena mereka mengontrol sekresi hormone steroid oleh ovarium dan testis.
Hipotalamus mensekresi Gn-RH yah melalu sistem vena portal menstimulasi LH dan FSH pada bagian
anterior kelenjar pituitary.

Pada pria LH merangsang sekresi hormone testosteron di sel leydig, dan FSH bersama testosterone
mempengaruhi proses spermatogenesis di sel sertoli.

Hormone androgen juga mempengaruhi organ genitalia external pada pria, seperti tumbuhnya rambut
dan penambahan masa otot.

Feedback regulation atau mekanisme hambat sistem reproduksi pada pria dilakukan oleh kadar hormone
dalam darah, androgen pada pria dan estradiol progesterone pada wanita.

Control hormonal pada fase ovulasi:

Saat konsentrsi estradiol menigkat (pada akhir fase folikular) normalnya peningkatan kadar estradiol ini
akan memberi efek negative pada sekresi gonadotropin.namun pada kadar tertentu ia memberi efek
positif yaitu peningkatan sekresi LH yang mengakibatkan peningkatan sekresi progesterone, peristiwa ini
juga menginisiasi berbagai event didalam folikel, seperti pembentukan corpus luteum dan release ovum.

Kadar hormone didalam darah pada saat ovulasi:


Pertumbuhan endometrium selama siklus menstruasi :

Endometrium terdiri dari bebrapa lapisan:

Epitelium dan tunica propria yang mensekresi mucus dan juga terdiri dari jaringan stroma

Lamina basalis dan lamina funtionalis yang akan luruh pada saat menstruasi.

Lapisan yang hilang ini berupa stem sel yang harus segera diganti proses ini di stimulasi oleh hormone
progesterone dan esterogen, proses ini terjadi sampai hari ke 14-15 pada siklus menstruasi (fase
folikular).

Pada fase ini ketebalan endometrium bertambah secara signifikan.


Proses ini membutuhkan bahan bakar seperti glutain, glukosa asam amino essential dan asam lemak
dalam jumlah adequate untuk menghasilkan ATP, sedang untuk menggantikan darah yang hilang melalui
proses eritropoisis di bone marrow, proses ini membutuhkan iron, vit B12 dan asam folat yang adequate
pula.

Fertilisasi

Fertilisasi dapat diartikan sebagai proses fusi antara nucleus sel sperma dans el ovum.

Tetapi sebelum proses ini terjadi ada rangkaian kejadian biokimia yang terjadi :

1. Motilitas sperma meningkat yang memungkinkan sperma menembus sarung sel ovum
2. Sperma melepaskan protein dari bagian kepalanya untuk mengekspos binding site yang
kemudian berikatan dengan reseptor di membrane ovum
3. Kemudian ikatan ini menyebabkan pelepasan enzim proteolitik yang melisis zona peluzida yang
memungkinkan sperma untuk masuk. Kejadian ini disebut acrosomal reaction.

Proses ini membutuhkan waktu beberapa jam.

Setelah sperma masuk melalui membrane sel ovum terjadi fusi nucleus yang membentuk zygote diploid.

Sebagai catatan hanya kepala sperma yang dapat memasuki sel ovum.

Proses fertilisasi dan fosfolipase

Pengikatan sperma pada reseptor di membrane ovum membentuk membrane bound fosfolifase, atau
melepaskan fosfolipse kedalam oocyte.

Fosfolipase kemudian menghidrolisis fosfatidilinositol bifosfatase utnuk membentuk signaling intrasel


yaitu:

IP3 dan DAG didalam ovum.

IP3 → meningkatkan level Ca2+ di sitosol kemudian mengaktivasi calmodulin dependent protein kinase

dan DAG → mengaktifkan protein kinase.

Protein kinase ini kemudian mengaktivasi enzim yang mengubah kondisi zona pelusida serta
menyelesaikan pembelahan sel ovum menjadi haploid ovum.

Implantasi:

Pada awalnya zygot melayang secara bebas di oviduct sampai mencapai bentuk blastosit proses tersebut
membtuhkan waktu kurang lebih 21 hari selama itu juga endometrium sudah siap untuk menerima
blastosit
Blstosit memiliki dua lapisan sel bagian dalam yang kita sebut inner layer dan bagia luar outer layer
(trofoblast) yang kemudian membrkan nutrisi bagi embrio dan berperan dalam proses implantasi
didinding endometrium.

Trofoblast juga menselresi enzim proteolitik yang kemudian memecah matrix intraselular untuk
mmepertkuat penetrasi ke dinding endometrium.

Pada keadaan ini untuk memaksimalkan perkembangan zygote endometrium melakukan beberapa
perubuahan :

Meningkatkan vaskularisasi untuk menopang perkembangan zigot

Menngkatkan permeabilitas vascular.

Proses ini juga menunjukkan bahwa pada awalnya sumber nutrisi itu berasal dari sel – sel endometrium
namun Kemudian trofoblast bersama jaringan endometrium membentuk placenta yang selanjutnya
menjadi sumber nutrisi embrio.

Kehamilan :

Jika terjadi fertilisasi, regresi corpus luteum tidak akan terjadi, hal ini disebabkan karena implantasi
blastosit yang mensekresi hormone hCG (hormone ini mulai ada seminggu setelah fertilisasi).

Peran hormone hCG ini mirip LH yang selama kehamilan menggatikan hormone LH untuk memaintain
corpus lteum dan sekresi progesterone dan esterogen di sel granulosa.

Produksi progesterone dan esterogen ini penting pada periode awal kehamilaln (minggu ke 9 dan 10),
setelah ini kebutuhan hormone ini di produksi secara bertahap oleh placenta dan adrenal cortex janin
oleh fetoplacenta unit.

Fetoplacental unit adalah :

Relation yang complex antara jaringan adrena kortex janin dengan placenta, dimana placenta
memproduksi progesterone dari kolesterol ibu, kemudian kortisol dan androgen diproduksi oleh janin di
ambil dari progesterone yang di up take dari produksi placenta. Placenta juga mengambil sebagian
androgen yang produksi oleh janin dan dikonvert menjadi esterogen.

Peran fetoplacenta unit ini penting pada setengah dari periode kehamilan, karena pada periode ini
fetoplasenta menghasilkan hormone esterogen 1000 kalilebih banyak dari fase folikular pada siklus
menstruasi, hal ini juga kemudian dipakai untuk menganalisa kualitas fetoplasenta selama kehamiln
dengan ditemukan kadar yang tinggi dari pregnadiol dan estradiol di urine.

Persalinan :

Sebelum membahas tentang proses biokimia pada persalinan, kita tahu bahwa selama kehamilan juga
terjadi proses biokimia antara lain:

1. Inaktivitas myometrium
2. Closure of cervix.

Pada persalinan, yang dibutuhkan adalah restorasi, kontraksi myometrium utnk meningkatkan tekanan
intra uterin dan relasasi cervix.

Proses ini terjadi karena komunikasi intasel oleh chemical messenger prostaglandin dan nitric oxide yang
dikontol produksinya oleh oxytocin (kelenjar pituiray) yang kemudian menyebabkan penghancuran
jaringan fibrous dan matriks intrasel dari cervix dan vagina.

Dan juga peran relaxin, hormone peptide oleh corpus luteum yang menyebabkan loosen ligament di
pelvic area.

Mekanisme ini juga terjadi pada kontraksi myometrium, yang terdiri dari jaringan otot polos, kita ketahui
bahwa kontraski ritmik dari otot polos ini disebabkan oleh peningkatan konsentrasi ca2+ disitosol sel
yang diaktivasi oleh prostaglandin.

sedang oksitosin juga berperan dalam merelease Ca2+ dari penyimpanannya di intra sel yang
mengaktivasi myosin light chain kinase yang menyebabkan kontraksi.

Penting diketahui rangsangan oleh peregangan uterus karena membesarnya ukuran fetus atau janin
mengakibatkan produksi oxytocin oleh kelenjar pituitary, hormone oksitocin seperti yang kita ketahui
sebelumnya mengaktivasi prostaglandin melalui enzim COX.

Menopause:

Seperti yang kita ketahui siklus menstruasi terjadi karena adanya graafian folikel pada menopause jumlah
dari graafian folikel ini sudah sangat berkurang, tentunya berakibat sangat menurunya produksi hormone
esterogen dan progesterone dan berubahnya siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
Soal Latihan :

1. Jelaskan proses spermatogenesis di organ testis


2. Sebuatkan peran sel sertoli
3. Jelaskan secara singkat tentang fase folikular pada siklus menstruasi
4. Jelaskan bagaimana regulasi hormone pada sistem reproduksi wanita
5. Jelaskan peran hormone oksitocyn dalam sistem reproduksi wanita
6. Bagaimana regulasi hormone progesterone pada periode hamil
7. Jelaskan proses stimulasi kontraksi pada myometrium saat persalinan
8. Jelaskan perubahan kadar hormone pada masa ovulasi.

Anda mungkin juga menyukai