3b838 PELUANG PENGEMBANGAN PERIKANAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN UTARA NANGGROE ACEH DARUSSALAM PDF
3b838 PELUANG PENGEMBANGAN PERIKANAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN UTARA NANGGROE ACEH DARUSSALAM PDF
TASIMAK
Media Sain dan Teknologi Abulyatama
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Volume III, No.2 – Juli 2012
1
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
DAFTAR ISI
Halaman
.P
1. Peluang Pengembangan Perikanan Pelagis Kecil di Perairan Utara
Nanggroe Aceh Darussalam
Oleh Dr. Raihanah, M.Si. ............................................................................. 1 – 14
2. Studi Kecenderungan Penggunaan Formalin Sebagai Bahan Pengawet
pada Produk Perikanan di Beberapa Pasar Tradisional dalam Wilayah
Kota Banda Aceh
Oleh Drs. H. Azwar Thaib, M.Si. ................................................................ 15 – 25
3. Pengaruh Perbandingan Campuran Mortar Pengikat Pasangan Batu Bata
Terhadap Kekuatan Tekan
Oleh Ir. Helwiyah Zain ................................................................................. 26 – 31
4. Penyelesaian Pelanggaran HAM di Aceh, Keharusan vs Hambatan
Oleh Mariati B, S.H., M.Hum. ..................................................................... 32 – 44
5. Penerapan Strategi Active Learning dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI)
Oleh Drs. Nasruddin A.R., M.Si. ................................................................ 45 – 58
6. Sistem Produksi Hijauan Makanan Ternak di Daerah Pemukiman
Transmigrasi
Oleh Ir. Mulyadi, M.Si. .............................................................................. 59 – 67
7. Analisis Kelayakan Angkutan Penyeberangan Lintasan Ulee Lheue
(Banda Aceh) – Lanteng (Pulo Aceh)
Oleh Yulfrita Adamy, S.E., M.Si. ............................................................... 68 – 84
8. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Guru pada SMA di Kota Sabang
Oleh Ambia Nurdin, S.Pd., S.K.M. ............................................................. 85 – 99
9. Pemberantasan Hama pada Tanaman Mangga dengan Menggunakan Arus
Listrik
Oleh Drs. Zulkarnaini, M.Si. ................................................................... 100 – 109
10. Learning English Over the Air – A Case Study of Nikoya Radio FM
Oleg Ema Dauyah, M.Ed. ....................................................................... 110 – 119
2
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
ABSTRACT
Action of management of small pelagic fisheries not yet a lot of done in north
territorial water of Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), because limited in supporting
information and many problems after tsunami. This research aim to analyze common
condition and maximum sustainable yield of small pelagic resources so that can be
known development opportunities. The method of research are descriptive analysis,
standard analysis of fishing unit, and biological analysis. The result that number of
fisherman domestic (RTN) increase from 1999 until 2004 (1231 RTN), and in 2005
decreasing (361 RTN) because the happening of tsunami, and then grow up slowly which
in 2009 become 480 RTN. Number of fishing boats < 5 GT are 186 units in 2005 and 241
units in 2006 caused there are many grands after tsunami. The average production of
small pelagic in quarterly 2 and 3 showed better than quarterly 1 and 4 that are 1517,7
ton and 1530,9 ton respectively. Maximum sustainable yield (MSY) of small pelagic
resources are achieved 15479 tons per year and F-optimum are 4896 trips in research
location. If connected by a annual production (7069,35 ton), hence the utilization of
small pelagic resources about 45,67 %, so this condition gives development
opportunities in the future.
Key words: development, F-optimum, opportunity, small pelagic resources.
3
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
2
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
3.3.2 Metode Pengumpulan Data analisis ini dapat disajikan dalam bentuk
Sekunder narasi, grafik, tabel, dan lainnya.
HT s CPUE s
CPUE s
FPI s
1
FE s
CPUE s
SE = FPi x FEi
CPUE i
HT i FPI i
CPUE CPUE s
i
FE i
Di mana CPUEs = jumlah hasil yang dijadikan standar pada tahun ke-i;
tangkapanan per satuan upaya unit HTi = jumlah hasil tangkapan (catch) jenis
penangkapan standar pada tahun ke-i; unit penangkapan yang akan
CPUEi = atau jumlah hasil tangkapanan distandardisasi pada tahun ke-i; FEs =
per satuan upaya jenis penangkapan yang jumlah upaya penangkapan (effort) jenis
unit penangkapan ikan yang dijadikan
akan distandardisasi; HTs = jumlah hasil standar pada tahun ke-i; FEi = jumlah
tangkapan (catch) jenis unit penangkapan
3
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
4
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Tahun
Uraian
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah 866 851 1069 1121 1156 1231 361 458 480 480 480
Rumah
Tangga
Nelayan
/RTN (KK)
1
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
250
200 250
200
150
150
100 100
50
50
0
0 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010
Tahun
Tahun
< 5 GT 5 - 10 GT 10 - 20 GT 20 - 30 GT
Perahu Papan Kecil Perahu Papan Sedang Perahu Papan Besar
30 - 50 GT 50 - 100 GT 100 - 200 GT
Berdasarkan Gambar 1, perahu papan 2005 dan 241 unit tahun 2005 karena ada
besar meningkat drastis pada tahun 2001 bantu pasca tsunami. Peningkatan juga
hingga tahun 2004, yaitu sekitar 125 unit terjadi pada kapal motor 20 – 30 GT,
pada tahun 2001 menjadi 201 unit pada dimana dari tidak akan menjadi 135 unit
tahun 2004. Sedangkan perahu papan pafa tahun 2005.
kecil tidak menglami peningkatan (tetap 35
unit), dan perahu papan sedang belum 4.2 Perkembangan Hasil Tangkapan
dikembangkan (0 unit). Namun setelah Ikan
terjadi tsunami, perahu papan besar dan 4.2.1 Hasil Tangkapan Ikan Tahunan
perahu papan kecil menurun dratis, dan Secara umum, hasil tangkapan
yang berkembang adalah perahu papan ikan di perairan utara Nanggro Aceh
sedang. Sedangkan untuk kapal motor, Darussalam dapat dilihat dalam skala
pada periode tahun 1999 – 2004, kapal tahunan dan juga dalam jangka waktu lebih
motor < 5 GT dan kapal motor 5 – 10 GT pendek, misalnya skala kwartal (3
merupakan kapal motor yang dominan bulanan). Baik dalam skala tahunan
dikembangkan di perairan utara Nanggro maupun skala kwartal, hasil tangkapan
Aceh Darussalam. Pada tahun 1999, kapal ikan yang didapat nelayan bisa berbeda-
motor < 5 GT sekitar 77 unit dan beda dipengaruhi oleh pola migrasi ikan,
meningkat pada tahun 2003 menjadi 120 musim, dan faktor lingkungan perairan
unit. Untuk kapal motor 5 – 10 GT, pada lainnya. Gambar 2 menyajikan
tahun 1999 sekitar 87 unit meningkat pada perkembangan hasil tangkapan ikan
tahun 2004 menjadi 196 unit. Kapal motor pelagis kecil di perairan utara Nanggro
< 5 GT meningkat menjadi 186 unit tahun Aceh Darussalam tahun 1999 – 2009.
1
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
3500
Kw artal 4
3000
Kembung
2500 Layang
Produksi (ton)
Tembang
Kw artal 3
2000
Selar
Teri
1500
Layar
Kw artal 2
1000 Lemuru
Sunglir
500 Kw artal 1
0
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
1
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
312,5 ton dan 291,9 ton. Pada kwartal 1 tangkapan dominan berupa ikan kembung
tahun 2005-2007, ikan layang menjadi yang mencapai 544,6 ton. Pada
hasil tangkapan dominan nelayan di kwartal 2 tahun 2005, hasil tangkapan
perairan utara Nanggro Aceh Darussalam, dominan nelayan berupa ikan layang
yaitu masing-masing mencapai 585,5 ton, (585,5 ton), sedangkan pada kwartal 2
723,7 ton, dan 247 ton. tahun 2006 berupa ikan kembung dan ikan
sunglir yang produksinya masing-masing
Untuk kwartal 2 ini, hasil mencapai 727,3 ton. Di kwartal 3 untuk
tangkapan rata-rata ikan teri dominan periode tahun 1999 –teri, kembung, dan
hanya pada tahun 2001, sedangkan pada layang ini masing-masing mencapai 813
tahun berikutnya didominasi oleh henis ton (tahun 2001), 717,4 ton (tahun 2003),
lainnya. Pada kwartal 2 tahun 2004, hasil dan 613,6 ton (2006).
2600 2600
Selar Selar
1560 teri 1560 teri
layar layar
Sunglir Sunglir
0 0
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010
Tahun Tahun
2600 2600
Produksi Kwartal III (Tahun)
Layang Layang
Produksi Kwartal IV (ton)
Selar Selar
1560 teri 1560 teri
layar layar
Sunglir Sunglir
kembung kembung
0 0
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010
Tahun Tahun
7
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Tabel 2 Catch total, effort gabungan hasil standarisasi dan CPUE standar
CPUE Standar
Tahun HTs-total (ton) SE-Gab (unit)
(ton/unit)
8
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Hasil standarisasi pada Tabel 2 merupakan 4.3.2 Potensi Lestari Sumberdaya Ikan
gabungan dari hasil analisis standar terkait Pelagis Kecil
hasil tangkapan dan upaya penangkapan
ikan pelagis kecil menggunakan sembilan Data hasil standarisasi pada Tabel
jenis alat tangkap tersebut. Alat tangkap 2 berguna untuk menganalisis potensi
tersebut sangat diandalkan oleh nelayan di lestari (MSY) sumberdaya ikan pelagis
lokasi karena mereka cukup menguasai kecil dan upaya penangkapan optimumnya
teknologinya, meskipun sangat terbatas. (f-optimum) di perairan utara Nanggro
Aceh Darussalam. Gambar 4 menyajikan
hubungan upaya penangkapan dengan
produksi, MSY dan f-optimum untuk ikan
pelagis kecil di perairan utara Nanggro
Aceh Darussalam.
18000
2000 MSY =15479 ton
16000
14000
Produksi (ton)
12000
2001
10000 1999
8000
2003
6000 2009 2004
2005 2007 2002
2006 2008
4000
2000
F-opt=4896 trip
0
0 2000 4000 6000 8000 10000
1
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
9
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
10
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
sumberdaya ikan yang ada tentu memberi Terkait dengan ini, maka
ruang untuk pengembangan produksi pemanfaatan potensi sumberdaya ikan
perikanan pelagis kecil di perairan utara pelagis kecil komoditas unggulan tersebut
Nanggro Aceh Darussalam ini. Bila harus dilakukan secara hati-hati dan
mengacu kepada ketentuan Food and bertanggung jawab sehingga keberlanjut-
Agriculture Organization (FAO) (2005), annya dapat dirasakan oleh generasi
maka tingkat produksi ini berada dalam mendatang. Slope hubungan upaya
range rendah sampai moderat, sehingga penangkapan dengan CPUE ikan pelagis
masih leluasa untuk dimanfaatkan. kecil di perairan utara Nanggro Aceh
Sedangkan menurut Fauzi (2005), Darussalam bernilai negatif (-0,00065)
pemanfaatan sumberdaya perikanan harus pada Gambar 5 memberi indikasinya
dilakukan secara selektif dengan memilih perlunya kehati-hatian ini. Semakin sering
beberapa produk perikanan yang dijadikan kegiatan penangkapan ikan dilakukan,
unggulan, dan selanjutnya pemerintah maka ada kecenderungan hasil tangkapan
menetapkan regulasi untuk implementasi yang didapat semakin kurang. Kehatian-
pengelolaannya. hatian ini dapat dilakukan dalam bentuk
tidak menggunakan bahan atau alat
Bila melihat pola produksi/hasil tangkap yang destruktif, tidak melakukan
tangkapan rata-rata yang didapat nelayan penangkapan ikan di daerah ruaya ikan,
pada semua kwartal, maka ikan teri, meminimalkan interaksi penangkapan
layang, dan kembung dapat dijadikan dengan komponen ekosistem perairan dan
sebagai komoditas unggulan untuk jenis hal ini perlu diawasi terus. Kimker (1994)
ikan pelagis kecil di perairan utara menyatakan pengawasan pemanfaatan
Nanggro Aceh Darussalam. Produksi harus terus dilakukan baik pada perairan
ketiga jenis ikan pelagis kecil ini cukup yang overfishing maupun yang tidak
dominan (Gambar 2) dan dapat diperolah overfishing. Pengawasan yang baik
nelayan setiap kwartalnya (Gambar 4.7). merupakan ujung tombak dari pelaksanaan
Karyana (1993) dan Mamuaya, et.al kegiatan pemanfaatan sumberdaya ikan
(2007) dalam penelitiannya menyatakan secara bertanggung jawab yang menjamin
bahwa produksi ikan yang stabil dengan keberlanjutan kegiatan perikanan di suatu
nilai yang cukup tinggi dapat menjamin kawasan.
keberlanjutan ekonomi perikanan bagi
daerah sekitarnya. Ekonomi perikanan 6. KESIMPULAN DAN SARAN
akan berkembang dengan baik sangat
tergantung pada kontribusi masyarakat 6.1 Kesimpulan
kawasan untuk menghasilkan produk yang
dibutuhkan pasar secara kontinyu. Jumlah rumah tangga nelayan
Produksi perikanan yang terjaga dengan (RTN) cenderung meningkat hingga tahun
dapat menarik minat investor luar untuk 2004. Pada tahun 2005, menurun drastis
mengembangan potensi perikanan yang menjadi 361 RTN (dari 1231 RTN pada
ada sehingga menjadi lebih besar dan tahun 2004). Penurunan juga terjadi pada
berdaya saing. armada penangkapan ikan perahu papan
kecil, perahu papan besar, dan kapal motor
11
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
5 -10 GT. Kapal motor < 5 GT meningkat untuk menjamin kelestarian hayati dan
menjadi 186 unit tahun 2005 dan 241 unit konyunitas pendapatan bagi nelayan
tahun 2005. Peningkatan jumlah kapal ini sekitar.
juga terjadi pada kapal motor 20 – 30 GT,
dimana dari tidak akan menjadi 135 unit
pafa tahun 2005. Hasil tangkapan ikan
pelagis kecil di kwartal 2 dan 3 umumnya
lebih baik daripada kwartal 1 dan 4. Pada
kwartal 2, hasil tangkapan rata-rata ikan
pelagis kecil di lokasi mencapai 1517,7 ton
dan pada kwartal 3 meningkat lagi yaitu
rata-rata menjadi 1530,9 ton. Potensi
maksimum lestari (MSY) sumberdaya ikan
pelagis kecil di perairan utara Nanggro
Aceh Darussalam sekitar 15479 ton setiap
tahunnya, sedangkan upaya penang-
kapannya yang optimum (F-optimum)
sekitar 4896 trip. Produksi tahunan rata-
rata ikan pelagis kecil di perairan utara
Nanggro Aceh Darussalam selama periode
11 tahun terakhir sekitar 7069,35 ton dan
bila dibandingkan nilaiMSY maka tingkat
pemanfaatan ini baru sekitar 45,67 %,
sehingga masih ada peluang untuk
dikembangkan di masa yang akan datangm
terutama untuk jenis unggulan. Oleh
karena pola produksinya yang baik, maka
ikan teri, layang, dan kembung dapat
dijadikan sebagai komoditas unggulan
untuk pengembangan perikanan pelagis
kecil di perairan utara Nanggro Aceh
Darussalam.
6.2. Saran
Pengembangan usaha perikanan
pelagis kecil hendaknya diarahkan pada
jenis hasil tangkapan yang menjadi
komoditas unggulan, seperti ikan teri,
layang, dan kembung. Komoditas
unggulan tersebut merupakan jenis ikan
yang banyak tersedia di lokasi dan hasil
tangkapan stabil, dan hal ini penting
12
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
DAFTAR PUSTAKA
Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR). 2010. BRR Dinilai Belum Layak
Tinggalkan Aceh. http://news.okezone.com/read/2008/03/27/1/95302/1/ brr-
dinilai-belum-layak-tinggalkan-aceh.
Bungin, B. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Dahuri, R., 2001. Kebijakan Penertiban Izin Kapal Asing Di Perairan Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia (ZEEI). Seminar Nasional 20 Oktober 2001,
Diselenggarakan Oleh HIMASEPA IPB. Jakarta. 9 hal.
Dinas Kelautan dan Perikanan NAD. 2010b. Prospek Pengembangan Potensi perikanan
Nanggro Aceh Darussalam. DKP NAD, Banda Aceh.
Elfindri. 2002. Ekonomi Patron-klien. Fenomena Mikro Rumah Tangga Nelayan dan
Kebijakan Makro. Andalas University Press.
Fauzi, A. 2005. Kebijakan Perikanan dan Kelautan. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Food Agriculture Organization [FAO]. 2005. The State of World Fisheries and
Agriculture (SOFIA). FAO.
Gulland, J. A., 1983. Fish Stock Assessment: Amanual of Basic Methods. Chichester-
New York-Brishbane-Toronto-Singapor: John Wiley Sons. 223 p.
Hartoto, D., I., Adrianto, L.; Kalikoski, D.; Yunanda, T. (eds) (2009).
Building capacity for mainstreaming fisheries co-management in Indonesia.
Course book. FAO/Jakarta, DKP/Jakarta: Rome, dari website:
ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/012/i0989e/ i0989e.pdf
15
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Kimker, A. L. 1994. Tunner Crab Survival in Closed Pots. Alaska Fishery Research
Bulletin, Vol 1 No. 2 pp 179 – 183.
Mamuaya GE., Haluan J, Wisudo SH, dan Astika IW. 2007. Status Keberlanjutan
Perikanan Tangkap di Daerah Kota Pantai : Penelaahan Kasus di Kota Manado.
Buletin PSP Vol. XVI. 1 : 146-160.
Tomascik, T., A.J. Mah., A. Nontji, and K.M. Moosa. 1997. The Ecology of The
Indonesian Seas – Part One and Two. The Ecology Journal of Indonesia Series
Vol. 8. Peripcus, Singapore
16
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
(Email: azwar.thaib@yahoo.com)
ABSTRAK
Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hanya sebahagian sangat
kecil dari ikan sampel uji yang terindikasi terdapat formalin. Dan hasil wawancara tidak
ditemukan pengakuan apakah penangkap atau penjual produk perikanan yang memiliki
kecendrungan mengunakan formalin sebagai bahan pengawet.
Kata Kunci: Formalin, bahan pengawet, produk hasil perikanan, dan pasar tradisional.
17
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
16
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Pada sampel produk olahan yang jenis produk yang terindikasi mengandung
diperoleh dari Pasar Penayong, dari 7 jenis formalin yaitu ikan asin talang dan ikan
produk yang diteliti (tabel 1), terdapat 2 asin kembung.
17
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Pada tabel 2 di atas dapat dilihat produk yang diteliti ada 2 jenis produk
bahwa sampel produk olahan yang yang terindikasi mengandung formalin
diperoleh dari Pasar Aceh, dari 6 jenis yaitu teri nasi dan udang sabu.
Tabel 3 Hasil Analisis Uji Formalin Produk Olahan Lokasi Titik Pengambilan
Sampel Pasar Setui
18
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Dari sampel produk olahan yang diperoleh produk yang terindikasi mengandung
di Pasar Setuiyaitu dari 6 jenis produk formalin
yang diteliti (tabel 3), tidak terdapat jenis
Tabel 4 Hasil Uji Formalin Produk Olahan dengan Menggunakan Teskit Antiin,
Lokasi Titik Pengambilan Sampel Pasar Pagi Keutapang.
Pada tabel 4 di atas dapat dilihat jenis produk yang diteliti maka tidak
bahwa sampel produk olahan yang terdapat jenis produk yang terindikasi
diperoleh dari Pasar Pagi Ketapang, dari 6 mengandung formalin.
38
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Tabel 5 Hasil Uji Formalin Produk Olahan dengan Menggunakan Teskit Antilin,
Lokasi Titik Pengambilan Sampel Pasar Ulhe Lheue
Ikan pisang-
1 Kuning pudar Abu-abu Ungu tua -
pisang
Abu-abu
3 Teri nasi Coklat muda Ungu tua -
pudar
Ikan kepala
5 Putih susu Abu-abu muda Ungu tua -
batu
Tabel 6 Hasil Uji Formalin Produk Olahan dengan Menggunakan Teskit Antilin,
Lokasi Titik Pengambilan Sampel TPI Lampulo
37
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa Pasar Penayong dan Pasar Aceh yang
sampel produk olahan yang diperoleh dari terindifikasi mengunakan formalain, yaitu
ikan asin talang; ikan asin kembung; ikan
pasar TPI Lampulo, dari 2 jenis produk teri nasi; dan udang sabu.
yang diteliti dapat simpulkan bahwa tidak
terdapat jenis produk yang terindikasi
mengandung formalin.
4.2. Produk Ikan Segar
Dari tabel 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
Dari hasil analisis uji formalin
diperoleh data bahwa tidak semua produk
dengan menggunakan teskit antilin pada
olahan hasil perikanan terindikasi
produk ikan segar didapatkan hasil analisis
menggunakan formalin sebagai bahan
seperti terlihat pada table 7 - tabel 12
pengawet. Dari hasil pengamatan, hanya
berikut ini.
Tabel 7 Hasil analisis uji formalin produk segar dengan menggunakan teskit antilin
lokasi titik pengambilan sampel pasar ikan peunayong
Coklat
2 Udang putih Coklat Ungu tua -
muda
Udang Merah
3 Abu-abu Ungu tua -
windu Jambu
Coklat tua
4 Lemuru Coklat tua Ungu tua -
pudar
Pisang-
7 Coklat Abu-abu Ungu tua -
pisang
20
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Pada sampel ikan segar yang 3 jenis ikan segar yang terindikasi
diperoleh dari Pasar Penayong, dari 10 mengandung formalin yaitu cumi-cumi,
jenis sampel yang diteliti (tabel 7), terdapat yeri nasi dan mujair.
Tabel 8 Hasil Analisis Uji Formalin Produk Segar Lokasi Titik Pengambilan Sampel
Pasar Aceh
Hasil Analisis
Jenis
Ket Negatif/
No Produk
Antilin +
Kontrol Antilin Positif
Segar Formalin
Abu-abu
1 Tongkol Abu-abu tua Ungu tua -
coklat
+
3 Cumi-cumi Abu-abu Ungu tua Ungu tua
38
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Coklat tua
7 Lemuru Coklat tua Ungu tua -
pudar
10
Tuna Kuning Abu-abu Ungu tua -
.
Pada tabel 8 diatas dapat dilihat diteliti maka terdapat 2 jenis ikan segar
bahwa sampel ikan segar yang diperoleh yang terindikasi mengandung formalin
dari Pasar Aceh, dari 10 jenis sampel yang yaitu cumi-cumi dan teri nasi.
Tabel 9 Hasil Analisis Uji Formalin Produk Segar dengan Menggunakan Teskit
Antilin Lokasi Titik Pengambilan Pasar Pagi Setui
Hasil Analisis
Jenis Produk Ket Negatif/
No Antilin +
Segar Kontrol Antilin Positif
Formalin
Putih Abu-abu
1 Petek Putih Ungu tua -
Susu muda
Coklat Coklat
2 Mujair Ungu tua -
Tua Tua
Coklat -
Abu-abu
3 Pisang-pisang chaki Ungu tua
muda
pudar
Abu-abu -
4 Cumi-cumi Abu-abu Ungu tua
muda
Abu-abu Abu-abu
5 Tongkol Ungu tua -
coklat tua
21
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Kuning Ungu
6 ikan kembung Ungu tua -
pudar muda
Coklat Coklat
7 Udang Putih Ungu tua -
Chaki muda
Coklat
Ungu
8 Kerang tua Ungu tua -
muda
keabuan
Bening
9. Peperek Bening Ungu tua -
Putih
Coklat
10 Mackarel Coklat tua Ungu tua -
muda
Pada tabel 9 menunjukkan sampel tidak terdapat jenis ikan segar yang
ikan segar yang diperoleh dari pasar pagi terindikasi mengandung formalin.
setui, dari 10 jenis sampel yang diteliti,
Tabel 10 Hasil Uji Formalin Produk Segar Dengan Menggunakan Teskit Antiin,
Lokasi Titik Pengambilan Sampel Pasar Pagi Keutapang
Hasil Analisis
Jenis Produk Ket Negatif/
No Antilin +
Segar Kontrol Antilin positif
Formalin
Coklat
1 Tamban Coklat tua Ungu tua -
muda
Coklat -
2 Petek putih Coklat tua Ungu tua
muda
Coklat tua
3 Lemuru Coklat tua Ungu tua -
pudar
Coklat Abu-abu
4 Biji nangka Ungu tua -
pudar muda
22
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Bening
5 Peperek Bening Ungu tua -
putih
Kuning Ungu
6 ikan kembung Ungu tua -
pudar muda
Coklat
8 Mackarel Coklat tua Ungu tua -
muda
Abu-abu Abu-abu
9 Tongkol Ungu tua -
coklat tua
Abu-abu -
10 Cumi-cumi Abu-abu Ungu tua
muda
Sampel ikan segar yang diperoleh terdapat jenis ikan segar yang terindikasi
dari Pasar Pagi Keutapang, dari 10 jenis mengandung formalin.
sampel yang diteliti (tabel 10), tidak
Tabel 11 Hasil Uji Formalin Produk Segar Dengan Menggunakan Teskit Antilin,
Lokasi Titik Pengambilan Sampel Pasar Ulhe Lheue
Lemuru
1 Coklat muda Coklat tua Ungu tua -
Mujair
2 Coklat tua Coklat tua Ungu tua -
23
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Tamban -
6 Coklat muda Coklat tua Ungu tua
-
Abu-abu
7 Cumi-cumi Abu-abu Ungu tua
muda
Ungu
8 ikan kembung Kuning pudar Ungu tua -
muda
Kerang
Coklat tua Unggu
10 Ungu tua -
keabuabuan muda
Pada tabel diatas menunjukkan yang diteliti (tabel 11), tidak terdapat jenis
sampel ikan segar yang diperoleh dari ikan segar yang terindikasi mengandung
Pasar Ulhe Lheue, dari 10 jenis sampel formalin.
Tabel 12 Hasil Uji Formalin Produk Segar Dengan Menggunakan Teskit Antilin,
Lokasi Titik Pengambilan Sampel TPI Lampulo.
10
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Tuna Kuning
2 Ungu tua Ungu tua +
bening
Udang windu
Merah Abu-abu
4 Ungu tua -
jambu muda muda
Kerang
Coklat tua Ungu
5 Ungu tua -
keabuabuan muda
Mujair
6 Coklat tua Coklat tua Ungu tua -
Ikan pisang-
pisang Kuning
7 Ungu tua Ungu tua +
pudar
Lemuru
Abu-abu Abu-abu
8 Ungu tua -
kecoklatan muda
Coklat
9 Mackarel Coklat tua Ungu tua -
muda
Kuning Ungu
10 ikan kembung Unu tua -
pudar muda
38
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
25
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
DAFTAR PUSTAKA
Judarwanto, W. 2010. Pengaruh Formalin bagi System Tubuh. Jakarta: Putera Kembara.
26
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Helwiyah Zain1)
Abstrak
Kata kunci: pasangan batu bata, perbandingan campuran, kekuatan tekan, ekonomis.
Abstract
These research is proposed to get the strength of brick masonry which variation
of mix proportion. Brick materials are used from Banda Aceh and Aceh Besar areas,
sand are coming from Aneuk Galong area at Km 13, Banda Aceh-Medan Road direction.
Cement meterial are used from PT Semen Andalas Indonesia production. The sample
were tested at Dinas Pekerjaan Umum Aceh Province Laboratory to get the relation
between mix proportion and the strength of brick masonry. The result of tested showed
that the most economical mix proportion were 1:4,5.
_______________________________________________________
27
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
27
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
3.1.3 Pasir
28
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
29
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Keterangan:
sm = semen
ps = pasir
4.2 Pembahasan
30
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
hampir sama dan sedikit fluktuatif. Pada tendensi menurun. Angka-angka tersebut
perbandingan campuran mulai dari dalam bentuk grafik dapat dilihat pada
1sm:4,5ps sampai 1sm:5,5ps terlihat Gambar 4.1 di bawah ini.
perbandingan campuran
31
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
3. Pada perbandingan campuran yang 2. Agar tidak berkurang kadar air dalam
semakin gemuk ternyata tidak mortar, disarankan kepada
memberikan penambahan kekuatan
pasangan karena didahului oleh pelaksana untuk merendam bat bata
kehancuran batu bata. sebelum dipasang
32
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Daftar Pustaka
Timoshenko, S., 1976, Strength of Materials, Kringer Publishing Co., New York.
Walpole, R., E., 1985, Probability and Statisyic for Engineer and Scientists, McMillan
Publishing Company, New York.
33
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Maryati B*
ABSTRAK
Pada dasarnya MoU Helsinki memberi peluang kepada korban konflik Aceh
untuk mendapat keadilan hukum terkait dengan hak-hak asasi yang dilanggar semasa
konflik Aceh berkecamuk hampir tiga dasa warsa. Namun, upaya-upaya kearah itu bukan
hanya lamban dan terkesan kurang serius, akan tetapi juga terhambat oleh Undang-
undang Pemerintahan Aceh (UUPA) UU No. 11 Tahun 2006, undang-undang yang
merupakan implementasi butir-butir MoU Helsinki sendiri. Hambatan itu tercantum
secara eksplisit dalam pasal 28 ayat (1) UU tersebut yang menyatakan bahwa Pengadilan
HAM yang akan dibentuk untuk Aceh hanya untuk mengadili kasus-kasus pelanggaran
HAM yang terjadi setelah undang-undang tersebut diundangkan. Saat ini Pengadilan
HAM itu sedang dalam proses pembentukan. Kalau pengadilan HAM itu terbentuk, tentu
saja tidak dapat menampung kasus pelanggaran HAM masa konflik, terutama yang terjadi
sejak Aceh dijadikan Daerah Operasi Militer (DOM) 1989 hingga penandatanganan
MoU Helsinki 15 Agustus 2005. Mengadili para pelaku pelanggaran HAM berat itu
adalah suatu keharusan guna memberi keadilan kepada para korban konflik dalam rangka
mewujudkan perdamaian permanen yang berkeadilan. Pelanggaran HAM berat yang
terjadi di Aceh pada umumnya berupa kejahatan kemanusiaan, yang meninggalkan luka
teramat dalam bagi korban dan keluarg korban. Agar kasus-kasus pelanggaran HAM
berat itu dapat diadili maka jalan keluar yang mungkin adalah merevisi pasal 228 UU
No. 11 Tahun 2006 melalui proses legislasi, yaitu membentuk undang-undang untuk
mengeluarkan Aceh dari konpetensi pengadilan HAM di Medan dan menjadikan UU itu
berlaku surut, atau merujuk kepada undang-undang lain yaitu UU No. 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan HAM, dengan membentuk Pengadilan HAM ad Hoc sesuai ketentuan
pasal 43 undang-undang ini. Namun kedua cara itu harus melalui jalan panjang yang sulit,
sekalipun Mahkamah Agung yang memiliki kewenangan membentuk pengadilan beserta
prasarana dan sarananya telah menyetujui Pembentukan Pengadilan HAM untuk Aceh
dan atau di Aceh sebagaimana dinyatakan dalam surat balasan yang diajukan oleh
Menteri Hukum dan HAM. Hambatan pembentukan Pengadilan HAM untuk Aceh harus
dihilangkan, demikian juga dengan hambatan terhadap pengadilan kasus pelanggaran
HAM selama konflik Aceh berkecamuk. Yang penting kasus pelanggaran HAM berat
harus dapat diadili guna memberi keadilan bagi korban konflik, sementara Pengadilan
HAM untuk dan atau di Aceh harus segera terbentuk sesuai amnat MoU Helsinki.
*
Mariati B, S.H. M.Hum. adalah Dosen Kopertis Wil.I dpk FH Unaya, Pengajar Mata Kuliah Hukum dan
HAM
34
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
35
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
36
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
37
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
berat seperti didefinisikan di atas, kerap besar dan sisa-sisa penghancuran dan
terjadi selama konflik berlangsung. pembakaran rumah-rumah penduduk dan
Terutama sejak diberlakukannya Aceh tempat usaha serta sejumlah kaum
sebagai Daerah Opersi Militer (DOM) dari perempuan yang traumatis akibat
tahun 1989 hingga 1998 dengan perkosaan masa DOM, di samping anak
menggunakan “rumoh gedong” dan yang lahir dari akibat perkosaan terhadap
“rancung” serta berbagai tempat perempuan yang tidak normal.
penyiksaan lain dalam wilayah Aceh DOM memang hanya diberla-
sebagai kamp konsentrasi. Setelah DOM kukan di tiga kabupaten sebelum
dicabut tahun 1998, pelanggaran HAM pemekaran, yaitu Pidie (sekarang termasuk
berat itu justru terus terulang, mulai dari Pidie Jaya), Aceh Utara (sekarang
tragedi Krueng Arakundo, kasus Simpang termasuk Bireuen, Kota Lhokseumawe)
KKA, pembantaian kelompok Tgk dan Aceh Timur (sekarang termasuk kota
Bantaqiah, tragedi Bumi Flora dan Langsa dan Aceh Tamiang). Namun akibat
berbagai pembantaian lain yang tak kekejaman aparat militer masa DOM di
mungkin ditulis satu persatu, apalagi tiga kabupaten tersebut, rakyat Aceh
dengan diberlakukannya :darurat militer” sungguh-sungguh marah, sehingga
dan dilanjutkan dengan “darurat sipil” dari kemudian hampir seluruh rakyat Aceh
tahun 2004 hingga penandatanganan MoU melawan Jakarta dan menuntut merdeka.
Helsinki. c. Hak Asasi yang Dilanggar
Selama Aceh berstatus DOM, Sesuai ketentuan pasal 227 UU
pelanggaran HAM berat itu nyaris tidak Pengadilan HAM, maka hak yang dijamin
terpublikasi karena dilakukan di kamp- untuk tidak dilanggar dan tidak
kamp konsentrasi yang tertutup dari dibenarkan untuk dilakukan (Ifdhal Kasim,
liputan media. Ketika DOM dicabut, 2010 : 5) adalah:
ternyata Aceh menyisakan antara lain apa - semua bentuk penggeledahan
yang dinamakan dengan “Kampung Janda” sewenang-wenang atas tubuh,
dan “Bukit Tengkorak.” Dinamakan kediaman, pakaian, pencabutan
Kampung Janda karena di kampung atau perampasan hak, atau
tersebut nyaris kosong dari kaum laki-laki pembatasan atas kebebasan setiap
kecuali laki-laki tua renta dan anak-anak orang
laki-laki bawah umur. Laki-laki di sana - penyiksaan secara sewenang-
telah hilang, baik karena diculik, dibunuh wenang dan pencabutan atas hak
atau dihilangkan paksa. Sementara hidup secara melawan hukum
dinamakan Bukit Tengkorak karena di - penangkapan, penahanan, dan
bukit tersebut ternyata berisikan kuburan dipenjarakan secara melawan
massal yang tak diketahui identitas hukum
penghuninya setelah kuburan massal itu
dibongkar oleh Tim Pencari Fakta (TPF) Konvensi Menentang Penyiksaan
usai pencabutan DOM (Ahmad Farhan dan Perlakuan atau Penghukuman lain
Hamid, 2006). yang Kejam, Tidak Manusiawi dan
Di samping itu pasca DOM Aceh Merendahkan Martabat Manusia atau
menyisakan anak yatim dalam jumlah disebut dengan Konvensi Anti Penyiksaan
38
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
39
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
40
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
hukumannya. Mareka bebas kembali pasca aksi demo dilakukan oleh pihak korban,
divonnis. kemudian berbagai seminar digelar untuk
Dua kasus di atas memperlihatkan membahas bagaimana cara penyelesaian
bahwa negaralah yang bertanggung jawab pelanggaran HAM yang adil dan
terhadap kasus pelanggaran HAM yang bermartabat, serta bagaimana mempercepat
dilakukan oleh aparatnya. Pemerintahlah pembentukan Pengadilan HAM.
yang membentuk Pengadilan Koneksitas di Pengadilan HAM yang dibentuk haruslah
Aceh dan Pemerintah pula yang khusus pengadilan yang berwenang mengadili dan
membentuk Pengadilan HAM ad Hoc memutuskan kasus pelanggaran HAM
untuk mengadili para pelaku peanggaran semasa konflik.
HAM pada kasus Atambua. Menurut ketentuan pasal 45 UU
No. 26 tahun 2000, saat ini Aceh berada
b. Di manakah Pengadilan HAM dibawah yurisdiksi Pengadilan HAM di
untuk Aceh Medan. Hanya di Jakarta Pusat, Surabaya,
Kasus-kasus pelanggaran HAM Makassar dan Medan Pengadilan HAM
semasa konflik Aceh terperangkap di jalan dibentuk untuk pertama kali yang masing-
yang rumit untuk diselesaikan terlebih lagi masing memiliki wilayah hukum sendiri.
dengan ketentuan pasal 28 ayat (1) UU Itu pula sebabnya MoU Helsinki
Pemerintahan Aceh. Artinya jika peng- memerintahkan pembentukan Pengadilan
adilan itu telah terbentuk, tidak untuk HAM untuk Aceh. Namun apabila
mengadili kasus pelanggaran HAM berat pembentukan Pengadilan HAM sebagai-
semasa konflik Aceh, kecuali mengadili mana dimaksudkan pasal 28 (ayat1) UUPA
kasus pelanggaran HAM yang terjadi itu, tentu saja tidak akan memberi makna
setelah Undang-undang itu disahkan. bagi korban konflik Aceh.
Namun, jika merujuk kepada Saat ini atau sebelum pasal 28 ayat
upaya penyelesaian kasus pelanggaran (1) UUPA diimplementasikan, Pengadilan
HAM Atambua, ada juga sedikit titik HAM untuk Aceh seperti telah disebutkan
terang, yakni dengan dibentuknya berada di Medan. Akan tetapi selama
Pengadilan HAM ad Hoc. Akan tetapi pengadilan itu dibentuk menurut para
pembentukan Pengadilan HAM ad Hocpun hakim Pengadilan Negeri Medan (laporan
tidak seperti membalikkan tangan, BRA, 2010), belum ada satu kasus
melainkan penuh ganjalan. Belum lagi pelanggaran HAMpun diajukan ke sana.
melihat kekuatan hukumnya yang tak Jadi Pengadilan HAM Medan itu tak
mampu menjerat satu jendralpun yang berfungsi sama sekali, sekalipun walayah
bertanggung jawab pada pelanggaran konpetensinya sarat dengan pelanggaran
HAM berat itu. Sementara Pengadilan HAM berat, terutama di Aceh semasa
Koneksitas sama sekali bukan jalan keluar. konflik.
Penyelesaian pelanggaran HAM Akibat ketentuan pasal 28 ayat (1)
berat semasa konflik Aceh, telah UUPA, memang ada kemungkinan bahwa
menimbulkan perdebatan sengit, sesengit kasus pelanggaran HAM untuk Aceh
tuntutan pihak korban untuk mengadili diadili di Pengadilan HAM Medan. Akan
para pelaku pelanggaran HAM secara tetapi mengingat bahwa pelanggaran HAM
setimpal. Di awal perdamaian, berbagai berat di Aceh masa konflik juga paling
41
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
banyak terjadi sebelum UU No 26 tahun adilan HAM untuk Aceh yang diseleng-
2000 diberlakukan, maka kembali garakan di Banda Aceh dengan
ditemukan jalan buntu apalagi mengingat mendatangkan ketua Komnas HAM Pusat
pengadilan HAM Medan itu selama ini dan Akademisi Spesialis Analis
tidak berfungsi sama sekali bahkan hakim Pelanggaran HAM serta Aktivis HAM
dan gedungnyapun belum ada. Kenapa mantan ketua Lembaga Bantuan Hukum
Pemerintah sampai begitu enggan sebagai nara sumber. Seminar itu
membangun gedung dan menempatkan mendatangkan korban pelanggaran HAM
hakim-hakim untuk Pengadilan HAM, dari berbagai kabupaten kota di Aceh,
adakah hubungan dengan objek yang akademisi, aktivis HAM, ulama, dll
diadili, wallahualam. sebagai peserta sehingga terlihat keteguhan
para korban konflik untuk menyeret para
c. Perdebatan Pengadilan HAM pelaku pelanggaran HAM ke pengadilan..
untuk Aceh dan Penyelesaian Para korban konflik tak mau surut
Pelanggaran HAM seincipun dari tuntutan mareka agar pelaku
Pengadilan HAM untuk Aceh pelanggaran HAM terhadap keluarga
dapat dikatakan masih dalam proses awal mareka atau mareka sendiri diadili dan
hingga menjelang tahun ketujuh dihukum secara setimpal. Sementara pihak
perdamaian ditandatangani. Perdebatan nara sumber dalam hal ini ketua Komnas
untuk itu masih seru dan belum ada titik HAM memaparkan sejauh mana upaya
temu, meski sudah mulai ditangani yang telah ditempuh untuk mewujudkan
Kementrian Hukum dan HAM serta pengadilan HAM guna mengadili
Mahkamah Agung. Dalam seminar dan pelanggar HAM berat yang telah dilakukan
FGD untuk memfasilitasi pembentukan semasa konflik Aceh.
Pengadilan HAM untuk Aceh yang Yurisdiksi Pengadilan HAM
dilaksanakan Badan Reintegrasi Aceh (Ifdhal Kasim, 2010) adalah bahwa
(BRA) dengan dihadiri pejabat berwenang yurisdiksi itu mengadili tanggung jawab
di tingkat pusat dan daerah, para praktisi negara, bukan subtitusi pengadilan pidana
hukum, akademisi, dan politisi, semua itu dan dapat merupakan bagian pengadilan
masih pada batas dibicarakan dan umum atau pengadilan khusus.
direncanakan, belum ada wujud Pelanggaran HAM dapat diajukan ke
konkritnya. Penulis selaku penyelenggara Pengadilan HAM sebagaimana diatur
kegiatan tersebut di tahun 2010 sengaja dalam UU Pengadilan HAM (UU No. 26
mengundang pejabat tinggi tingkat Dirjen Tahun 2000) melalui Pengadilan HAM ad
di Kementrian Hukum dan HAM, Deputy Hoc dan melalui Pengadilan HAM
Kementrian Polhukam, Hakim Agung, Permanen.
anggota DPR RI dan DPD, Ketua Komnas Apa yang harus dilakukan (Ifdhal
HAM Pusat, pengacara, dan para hakim Kasim, 2010) adalah segera menyiapkan
Pengadilan Negeri Medan (sebagai legislasi bagi Pengadilan HAM di Aceh,
pengganti hakim Pengadilan HAM menyiapkan sarana dan prasarana bagi
Medan). pembentukan Pengadilan HAM untuk atau
Perdebatan itu itu diawali pada di Aceh dan mendorong pembentukan
seminar Fasilitasi Pembentukan Peng- Pengadilan HAM ad Hoc untuk Aceh.
42
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Oleh karena pengadilan berada di bawah surat yang dikirim Gubernur Aceh telah
kewenangan Mahkamah Agung, maka menyurati Mahkamah Agung. Ketua
Mahkamah Agunglah yang lebih Mahkamah Agung setuju dengan pem-
bertanggung jawab memikirkan masalah bentukan Pengadilan HAM di Aceh, akan
tersebut. tetapi bagaimana mekanismenya, apakah
Untuk menyelesaikan pelanggaran dengan Peraturan Presiden atau lainnya.
HAM masa konflik sebagai bagian Yang jelas supaya tidak terjadi duplikasi,
perdamaian di Aceh, mengingat hambatan maka jika pasal 228 ayat (1) UU No. 11
yang ada dalam pasal 28 bayat (1) UU Tahun 2006 dijadikan dasar untuk
Pemerintahan Aceh maka Pengadilan mengadili pelanggaran HAM berat
HAM ad Hoc sebagaimana dimaksudkan masalah yang muncul adalah bagaimana
UU Pengadilan HAM diperlukan untuk mengeluarkan Aceh dari yurisdiksi
Aceh dan harus didorong pemben- Pengadilan HAM Medan. Jika merujuk
tukannya. Penyelidikan terhadap kasus pada UU No. 26 Tahun 2000 bagaimana
Rumah Gedong dan Bumi Flora pada pula jalan keluarnya, berarti dengan
dasarnya merupakan penyelidikan ad Hoc. pembentukan Pengadilan HAM ad Hoc.
Pembentukan Pengadilan HAM itu Sementara UU No. 11 Tahun 2006
penting dan memerlukan banyak sumber merupakan lex specialist untuk Aceh.
daya manusia dan biaya. Akan tetapi DPR Berarti pasal 28 UU No. 11 Tahun 2006 itu
sangat lemah sehingga sangat sulit harus direvisi. Jika melalui revisi berarti
melakukan tindakan hukum terhadap konsekwensinya harus melalui proses
Pemerintah dalam mewujudkan Pengadilan legislasi, sebuah proses panjang yang
HAM ad Hoc (Saifuddin Bantasyam: melelahkan (demikian Agus Purwanto/
2010). mewakili Dirjen HAM).
Perdebatan pada FGD dengan Jika dimaknai UU No. 26 Tahun
melibatkan pihak-pihak yang terkait 2000 berarti pembentukan Pengadilan
dengan pembentukan Pengadilan HAM HAM untuk mengadili pelanggaran HAM
untuk mengadili kasus-kasus pelanggaran berat dapat berarti pembentukan
HAM semasa konflik Aceh memperlihat- Pengadilan HAM ad Hoc. Sementara di
kan kecendrungan yang berbeda. Pihak dalam pasal 228 UU No. 11 Tahun 2006
berwenang itu adalah Dirjen HAM pada tidak membicarakan pelanggaran HAM
Kementrian Hukum dan HAM, dan Deputy berat. Ini berarti Pasal 228 itu harus
Kemenkopolhukam serta ketua Komnas direvisi melalui legislasi (dengan undang-
HAM yang diramu dengan pendapat para undang juga).
praktisi hukum dan akademisi serta politisi Akhirnya, FGD tingkat pejabat
Aceh di Jakarta yang menekuni persoalan berwenang dan terkait dengan persoalan
HAM. Pada acara yang diselenggarakan di penyelesaian pelanggaran HAM itu
Medan awal Desember 2010 itu merekomendasikan bahwa :
memaparkan bahwa apa yang harus 1. Merujuk kepada MoU Helsinki
dibangun di Aceh bersandar pada MoU dan UU No. 11 Tahun 2006
Helsinki dan UU No. 26 Tahun 2000. tentang Pemerintahan Aceh dapat
Menurut pihak Dirjen HAM, ditempuh kemungkinan :
Menteri Hukum dan HAM berdasarkan
43
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
44
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Farhan Hamid. Jalan Damai Nanggroe Endatu, Catatan Seorang Wakil Rakyat
Aceh, Suara Bebas Jakarta, 2006.
------------. Hak Asasi Manusia Tanggung Jawab Negara, Peran Institusi Nasional dan
Masyarakat, Komnas HAM, Jakarta, 1999.
------------. Instrumen Pokok Hak Asasi Manusia Bagi Aparatur Penegak Hukum,
ELSAM, Jakarta , 1999.
45
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Cassese Antonio. Hak Asasi Manusia di Dunia yang Berubah, Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta, 1994
Davidson, Scott. Hak Asasi Manusia, Sejarah, Teori dan Praktek dalam Pergaulan
Internasional, Terjemahan PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta 1994
Edwin Partogi, dkk, Stagnasi Hak Asasi Manusia, Laporan Tahunan Kondisi HAM di
Indonesia Tahun 2001, Kontras, Jakarta, 2002.
Ifdhal Kasim, Pengadilan HAM di Aceh, Makalah, disampaikan pada Seminar Fasilitasi
Pembentukan Pengadilan HAM untuk Aceh diselenggarakan BRA, Banda
Aceh, Desember 2010.
Ikrar Nusa Bakti (Penyunting). Beranda Perdamaian, Aceh Tiga Tahun Pasca MoU
Helsinki, P2P-LIPI, Pustaka Pelajar, Jakarta, 2008.
46
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Abstrak
1
Abdul Majid., dan Dian Andayani, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal.
Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, 132.
47
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
dan menyampaikannya dengan cara yang hari. Fenomena lain yang sering terjadi
paling efektif kepada peserta didik, dalam proses pembelajaran yaitu,
sehingga pada akhirnya akan tercapai suatu umumnya guru masih mendominasi ruang
istilah pembelajaran yang disebut PAKEM kelas dan siswa pasif (datang, duduk, dan
(Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menonton). Guru memberikan konsep dan
menyenangkan), di mana siswa diarahkan siswa hanya menerima barang jadi.
untuk mengeksplorasi kemampuan, kete- Demikian juga ujian dari tahun ke tahun,
rampilan, dan pengetahuan secara soal yang diberikan selalu sama tanpa
menyenangkan. Oleh karena itu, seorang adanya perubahan yang signifikan.
guru juga dituntut memiliki ketrampilan
dan teknik-teknik tertentu dalam Sebab-sebab munculnya fenomena
menyampaikan materi tersebut kepada di atas antara lain, kurangnya kemampuan
siswa. guru dalam menguasai kelas dan
penggunaan strategi pembelajaran yang
Guru merupakan salah satu tokoh belum sesuai dengan materi ajarnya,
yang dapat menjembatani siswa untuk sehingga kualitas pembelajaran PAI di
dapat beriman dan bertaqwa. Hal itu sekolah menjadi rendah, dan juga sebab-
merupakan bentuk usaha guru sebagai sebab lainnya. Dengan demikian, peran
tanggung jawab yang diamanatkan Allah guru sangatlah penting dalam memahami
swt. Adapun berhasil tidaknya siswa cara belajar anak, sehingga nantinya dapat
meraih tujuannya, sehingga hidupnya membantu para guru mengatasi kesulitan
senantiasa beribadah kepada Allah swt, yang dialaminya dalam proses pem-
merupakan persoalan hidayah dan petunjuk belajaran PAI.
Allah swt. Cara guru menciptakan suasana
pembelajaran, memiliki pengaruh yang 1. Bagaimana efektifitas penerapan
sangat besar pada reaksi yang ditampilkan pembelajaran aktif (active learning)
siswa dalam proses pembelajaran karena dalam pembelajaran PAI?
guru merupakan salah satu unsur kekuatan 2. Faktor apa saja yang mendukung
penentu dalam operasional pendidikan. dan menjadi kendala yang dialami
Tidak hanya jumlahnya yang banyak tetapi oleh guru PAI dalam penerapan
kualitasnya juga harus tinggi sesuai dengan strategi active learning?
tuntutan dan perkembangan dunia
pendidikan yang terus berkembang.
48
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
49
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
pembelajaran tersebut”.2 Masnur Muslich antar siswa maupun siswa dengan guru.
mendefinisikan active learning adalah Pembelajaran aktif (active learning)
“suatu konsep pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan
membantu guru dalam penggabungan penggunaan semua potensi yang dimiliki
antara materi pembelajaran dengan situasi oleh semua anak didik dengan bantuan
dunia nyata, dan mendorong siswa pengajar seperti melakukan wawancara,
membuat hubungan antara pengetahuan fokus group untuk memperoleh informasi,
yang dimilikinya dengan penerapannya mendiskusi, menjelaskan gagasan, dan
dalam kehidupan sehari-hari”.3 Cara mengamati demo atau fenomena.
belajar siswa aktif tersebut dapat ber-
langsung secara efektif, bila guru
melaksanakan peran dan fungsinya secara
aktif dan kreatif, mendorong dan III. Prinsip Penerapan Active Learning
membantu serta berupaya mempengaruhi Pembelajaran yang bermakna lebih
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran mengedepankan pengembangan potensi
dan belajar yang ditentukan. peserta didik, sehingga pembelajaran
bukan bersumber atau terfokus pada guru,
Peranan guru bukan sebagai orang melainkan berfokus dan terpusat pada
yang menuangkan materi pelajaran kepada peserta didik. Proses pembelajaran yang
siswa, melainkan bertindak sebagai demikian idealnya dilakukan dengan cara
pembantu dan pelayanan bagi siswanya. santun dan menyenangkan, bukan dengan
Siswa aktif belajar sedangkan guru doktrinisasi dan intimidasi atau tekanan.
memberikan fasilitas belajar berupa Sehingga dapat dikatakan bahwa,
bantuan dan pelayanan. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut adalah pembelajaran
pembelajaran aktif, tidak di artikan guru ramah anak atau dengan prinsip asah, asih
menjadi pasif, melainkan tetap harus aktif dan asuh.
namun tidak bersikap mendominasi siswa
dan menghambat perkembangan Dalam penerapan pembelajaran
potensinya. Guru bertindak sebagai aktif, tentunya memiliki tolok ukur
fasilitator, bukan transformotor. Oleh sehingga dapat dikatakan bahwa proses
karena itu, dapat dipahami bahwa pembelajaran tersebut adalah pembelajaran
Pembelajaran aktif adalah strategi yang aktif (active learning), tolok ukur
pembelajaran yang memungkinkan siswa tersebut adalah:
berperan secara aktif dalam proses
1. Metode pembelajaran:
pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi
a. Kegiatan belajar siswa
menggunakan metode pembelajar-
2
T.M. A. Ari Samadhi, Pembelajaran an yang bervariasi, sesuai dengan
Aktif (Active Learning) Bahan Workshop, mata pelajaran. Idealnya lebih dari
(Jakarta: Tiw, 2007), hal. 48. 3 jenis.
b. Kegiatan belajar siswa mengguna-
3
Masnur Muslich, KTSP kan metode pembelajaran yang
Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan sesuai dengan spesifikasi bahan
Learning, (Jakarta: Bumi aksara, 2007), hal. ajar.
41.
50
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
51
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
52
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
53
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
54
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
55
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
56
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
57
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
58
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid., dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
T.M. A. Ari Samadhi, Pembelajaran Aktif (Active Learning) Bahan Workshop, Jakarta:
Tiw, 2007.
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Learning, Jakarta: Bumi
Aksara, 2007.
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj: Sarjuli, et.
al, judul asli: Active Learning:101 Strategies to Teach any subject, Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani, 2007.
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
59
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
60
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
61
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
62
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
sistem usaha tani. Hal ini akan beberapa aspek yaitu perebutan
menyangkut pengorganisasian, tempat pada lahan terbatas,
pengadaan komponen pembentuk perebutan hara, energi, udara dan
usaha tani, tenaga penyuluh, sistem tata air. Masalah hama dan penyakit
niaga yang lebih luas dan segala yang saling mengganggu secara
sesuatu untuk mengembangkan areal fisik, serta saling merebut waktu
tersebut (Siregar et al, 1981). dan tenaga petani yang terbatas.
Dengan demikian ternak dengan
komoditi lain bisa berkembang
kearah complementary/
A. Permasalahan yang Dihadapi
suplementary effect, tetapi bisa juga
Perwujudan dan keterpaduan
berkembang kearah mutualis
dalam program transmigrasi sangat
exclusivenness.
mungkin untuk diatur karena
faktor-faktor pembatas masih hanya
B. Transmigran di Lahan Kering
pada faktor dasar seperti lahan,
Dilahan kering pada umumnya
manusia dan komoditas. Namun,
dengan cara pembukaan hutan dan
pola usaha, pengolahan dan lain-
padang alang-alang pertanian
lain masih bisa memilih dan
pangan dan perkebunan. Hal ini
mengatur dari permulaan, yang
semakin merosotnya tingkat
sulit dikendali adalah faktor iklim.
kesuburan tanah dengan
Ternak sebagai salah satu
temperatur harian yang cukup
komponen dalam sistem usaha tani
tinggi, sehingga pelapukan bahan
harus ditempatkan dalam struktur
organik dan pencucuian hara dan
menurut fungsinya sebagai salah
erosi lebih cepat sert diikuti
satu komponen usaha tani.
dengan produksinya menurut.
Alternatif penggunaan ternak dapat
Pada daerah kering hijau-
diperhitung-kan karena ternak
hijauan itu berupa rerumputan
banyak jenis, sistem produksi dan
diwaktu musim hujan, dan semak-
macam produksinya (Siregar et al,
semak atau daun-daunan, batang
1981).
pohon-pohon pada musim kering.
Interaksi ternak dengan lahan
Pada tanah yang alang-alang
adalah adaptasi ternak secara
dominan, dapat ditanami stek
biologis, kemampuan lahan
gamal maupun stek stylosanthes.
menghasilkan makanan ternak, pola
Tanaman baru ini lambat laun akan
pemeliharaannya dan daya tampung
mengalahkan alang-alang berubah
areal lahan yang tersedia.
menjadi pasture campuran yang
Sedangkan interaksi ternak
mutunya lebih baik. Alang-alang
dengan komoditi lain mempunyai
jika dipotong maupun digembalai
63
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
64
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
65
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
66
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
67
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Tabel 1. Spesies hijauan yang toleran terhadap hijauan dan kondisi asin
No Species Keterangan
Rumput
1 : Brachiaria Mutica (para graa) xx
2 : Pennisetum Purpureum (Napier Grass) xx
3 : Panicium Maximum (Guinea grass) xx
4 : Dicanthium Aristatum (Alabang x) x
5 : Brachiara Ruziziensis (Ruzi grass) x
6 : B. Miliformis (Cori grass) x
7 : B. Brizantha (Signal grass) xx
8 : Chloris gayana (Rhodes grass) xx
9 : Paspalum Conjugatu (Carabao grass) x
10 : P. Commersonii x
11 : P. Dilatatu x
LEGUME
13 : Centrosema Pubesces (Centro) xx
14 : Phaseolus Antropurpureus (Sirantro) xx
15 : Pueraria Phasiolaides (Kudzu) x
16 : Lucaena Leucocephala (Ipil-ipil) xx
17 : Colopogonium Mucunoides (Calopo) x
Sumber : M.R de Guzman dan A.V. Allo (1975).
Ket : x = tahan naungan
xx = tahan naungan dan kondisi asin.
68
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
69
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
DAFTAR PUSTAKA
Gusman. M.R. dan A.V. Allo F.N.Z.I.N.S, 1975. Pasture Production Under
Coconut Palms, ASPC. Taiwan.
Nitis, I.M, 1979. “Tanaman Makanan Ternak : Potensi, Pemanfaatan dan
Pengelolaannya.” Procedding Seminar, Penelitian dan Penunjang
Pengembalaan Peternakan. Lembaga Penelitian Peternakan dan
Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.
Pluckneet, D.L, 1979. Managing Pastures and Cattle Under Coconuts. Wesview
Press/Boulder, Colorado.
Reksohadiprodjo. S, 1984. Pengembangan Peternakan di Daerah Transmigrasi.
BPFF.Jogjakarta.
Santosa dan B.R Prawiradiputra, 1981. Budidaya Hewan Ternak di Daerah
Transmigrasi Sitiung. Balai Penelitian Ternak: Bogor.
Sastrodihardjo. S, T. Manurung, A.R Siregar dan P. Sitorus, 1982.
“Pengembangan Budidaya Ternak di Wilayah Transmigrasi”. Journal
Litbang Pertanian. Balai Penelitian Ternak: Bogor.
Soewardi, b. D. Sastrodipradja, A.H Nasution & J.H. Hutosuit. 1974. Studies on
Alan-alang (Imperata Cylindrica) for Cattle Feeding. Boitrop Bull,
no.8.
Wirdjoarmodjo, H dan S. Kusumaputra, 1981. “Usaha Penanaman Hijauan
Makanan Ternak Sebagai Salah Satu Kegiatan Perhutani untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa”. Procedding Seminar
Penelitian Peternakan, Perum Perhutani: Jakarta.
69
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
70
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
71
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
b. Apabila NPV > 0 dapat diartikan estimasi adalah metode trend linier
bahwa usaha layak dilakukan, artinya diformulasikan sebagai berikut.
angkutan penyeberangan lintasan Ulee
Lheu (Banda Aceh) – Lamteng (Pulo Y = a + bX
Aceh) layak secara ekonomis dan
finansial. Di mana :
c. Apabila NPV < 0 dapat diartikan
bahwa usaha tidak layak dilakukan, Y : Nilai yang diestimasi yang dalam hal ini
artinya angkutan penyeberangan adalah jumlah penumpang (orang),
lintasan Ulee Lheu (Banda Aceh) – kendaraan (unit) dan barang (ton).
Lamteng (Pulo Aceh) tidak layak
a : Konstanta
secara ekonomis dan finansial.
2. Grosss Benefit Cost Ratio (Gross B/C) b : Koefisien regresi
Gross benefit cost ratio (Gross B/C)
adalah perbandingan antara benefit kotor X : Periode waktu (kwartal).
yang telah di-discount dengan cost secara
keseluruhan yang telah di-discount,
dirumuskan sebagai berikut:
n n Setelah diketahui estimasi penumpang
B (1 r) (orang), kendaraan (unit) dan barang (ton) pada
i
i 1
Gross B/C n setiap kwartal dalam periode tahun tertentu,
n
C (1
i
r) kemudian dibuat estimasi tahunan dengan cara
i 1 melakukan penjumlahan jumlah penumpang
Kriteria kelayakan investasi dengan (orang), kendaraan (unit) atau barang (ton)
menggunakan Gross B/C sebagai berikut: yang diangkut oleh KMP Simeulue mulai dari
- Apabila Gross B/C > 1 dapat diartikan kwartal I-IV dalam periode tahun yang sama.
bahwa usaha layak dilakukan, artinya
angkutan penyeberangan lintasan Ulee
Lheu (Banda Aceh) – Lamteng (Pulo
Aceh) layak secara ekonomis dan 2.4 Definisi Operasional Variabel
finansial.
- Apabila Gross B/C < 1 dapat diartikan Variabel yang dioperasionalkan dalam
bahwa usaha tidak layak dilakukan, penelitian ini terdiri dari variabel-variabel yang
artinya angkutan penyeberangan digunakan dalam analisis kelayakan ekonomi
lintasan Ulee Lheu (Banda Aceh) – dan finansial berkaitan dengan angkutan
Lamteng (Pulo Aceh) tidak layak penyeberangan lintasan Ulee Lheu-Lamteng.
secara ekonomis dan finansial. Variabel-variabel tersebut dijelaskan sebagai
Sebelum dilakukan analisis kelayakan berikut.
angkutan penyeberangan secara ekonomis dan
finansial, dilakukan estimasi terhadap jumlah 1. Investasi, adalah investasi yang dike-
penumpang (orang), kendaraan (unit) dan luarkan oleh PT ASPD (Persero) untuk
barang (ton) yang dapat dilayani oleh angkutan memulai angkutan penyeberangan lintasan
penyeberangan KMP Simeulue. Sesuai dengan Ulee Lheu - Lamteng. Investasi yang
ketersediaan data, dasar estimasi adalah data dimaksudkan adalah dalam bentuk
kwartal selama periode kwartal IV tahun 2008 pembelian kapal KMP Simeulue diukur
hingga kwartal IV tahun 2010 (n = 9). dengan satuan rupiah.
Peralatan yang digunakan untuk melakukan 2. Biaya operasional
72
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
73
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
sebagai dana yang dikeluarkan oleh pengusaha variabel (variable cost) dan biaya docking
untuk memulai suatu usaha. Karena itu, dalam tahunan.
kajian mengenai kelayakan angkutan penyebe-
rangan, maka investasi dimaksud adalah (1) Biaya tetap (fixed cost), terdiri dari gaji
besarnya dana yang dikeluarkan untuk memulai ABK, kesehatan ABK, makanan ABK, air
usaha angkutan penyebarangan terutama dalam tawar ABK, dan asuransi. KMP Simeulue
bentuk biaya yang dikeluarkan untuk memiliki 14 orang ABK dengan gaji per
pembelian kapal. Hasil penelitian menunjukkan hari sebesar Rp 70.000,00. Berdasarkan
bahwa dana yang keluarkan oleh PT ASDP ketentuan yang berlaku dalam pembayaran
untuk pengadaan KMP. Simeulue sebesar Rp gaji dimaksud, satu tahun dihitung selama
15.000.000.000,00 dengan masa produktif 365 hari, sehingga besarnya pembayaran
selama 27 tahun, nilai sisa (residu) kapal gaji ABK per tahun sebesar Rp
tersebut diperkirakan sebesar 10% dari nilai 357.700.000,00 (14 X Rp 70.000,00 X
awal. Dengan demikian nilai sisa (residu) dari 365). Selanjutnya biaya kesehatan yang
KMP Simeulue sebesar Rp 1.500.000.000,00. diterima oleh setiap ABK sebesar Rp
8.000,00 per hari. Total biaya kesehatan
Penyusutan (depresiasi) per tahun dimaksud per tahun sebesar Rp
dilakukan secara garis lurus, sehingga besarnya 40.880.000,00 (14 X Rp 8.000,00 X 365).
penyusutan per tahun sebesar Rp Selanjutnya biaya makanan ABK dihitung
500.000.000,00 dicari dengan membagi dasar sebesar Rp 20.000,00 per orang/hari. Total
penyusutan dengan jangka waktu analisis. biaya makan ABK per tahun sebesar Rp
Dasar penyusutan diperoleh dari hasil 102.200.000,00 (14 X Rp 20.000,00 X
pengurangan antara harga perolehan (harga 365).
kapal pada awal periode) di satu sisi dengan Biaya tetap berikutnya adalah biaya air
nilai sisa (residu) pada akhir periode analisis di tawar ABK dan biaya asuransi. Air tawar
sisi lain, seperti perhitungan di bawah ini. yang dimaksudkan adalah air tawar untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Rp 15.000.000 .000 - Rp. 1.500.000. 000 Besarnya biaya air tawar per tahun untuk
Depresiasi memenui kebutuhan ABK sebesar
27
Rp. 33.726.000,00. Selanjutnya biaya tetap
untuk pembayaran asuransi adalah sebesar
Rp 13.000.000 .000,00 Rp 129.600.000,00 per tahun.
Depresiasi
27
(2) Biaya variabel (variable cost), terdiri dari
Depresiasi Rp 500.000.00 0,00 bahan bakar (BBM) untuk memenuhi
mesin induk dan mesin bantu, pelumas
untuk mesin induk dan mesin bantu, air
tawar untuk penumpang, biaya pelabuhan
3.1.2 Perhitungan Biaya Operasional KMP. (kapal istirahat), biaya pelabuhan (kapal
Simeulue dan Total Biaya. sandar), biaya rambu dan biaya
overhead/alokasi perawatan kapal setiap
Biaya operasional yang dimaksudkan tahun.
dalam kajian ini adalah biaya-biaya yang harus Biaya bahan bakar minyak untuk
dikeluarkan oleh PT. ASDP (Persero) setelah memenuhi kebutuhan mesin induk sebesar
adanya investasi. Biaya operasional dimaksud Rp 284.582.938,00 per tahun, dan untuk
terdiri dari biaya tetap (fixed cost), biaya memenuhi kebutuhan mesin bantu sebesar
Rp 458.933.904,00 per tahun. Biaya
74
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Tabel 1
75
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
76
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Tabel 2
Investasi, Depresiasi dan Biaya Operasional KMP Simeulue Serta Total Biaya
Angkutan Penyeberangan Lintasan Ulee Lheu-Lamteng Per Tahun
Selama Periode Tahun 2008-2035
1 2 3 4 5 6 (3 + 4 + 5)
2008 0 15,000,000,000 - 486,076,978
2009 1 - 500,000,000.00 1,944,307,911.00 15,486,076,977.75
2010 2 - 500,000,000.00 1,944,307,911.00 2,444,307,911.00
2011 3 - 500,000,000.00 1,944,307,911.00 2,444,307,911.00
2012 4 - 500,000,000.00 1,944,307,911.00 2,444,307,911.00
2013 5 - 500,000,000.00 1,944,307,911.00 2,444,307,911.00
2014 6 - 500,000,000.00 1,944,307,911.00 2,444,307,911.00
2015 7 - 500,000,000.00 1,944,307,911.00 2,444,307,911.00
2016 8 - 500,000,000.00 2,041,523,306.55 2,444,307,911.00
2017 9 - 500,000,000.00 2,041,523,306.55 2,541,523,306.55
2018 10 - 500,000,000.00 2,041,523,306.55 2,541,523,306.55
2019 11 - 500,000,000.00 2,041,523,306.55 2,541,523,306.55
2020 12 - 500,000,000.00 2,041,523,306.55 2,541,523,306.55
2021 13 - 500,000,000.00 2,143,599,471.88 2,541,523,306.55
2022 14 - 500,000,000.00 2,143,599,471.88 2,643,599,471.88
2023 15 - 500,000,000.00 2,143,599,471.88 2,643,599,471.88
2024 16 - 500,000,000.00 2,143,599,471.88 2,643,599,471.88
2025 17 - 500,000,000.00 2,143,599,471.88 2,643,599,471.88
2026 18 - 500,000,000.00 2,250,779,445.47 2,643,599,471.88
2027 19 - 500,000,000.00 2,250,779,445.47 2,750,779,445.47
2028 20 - 500,000,000.00 2,250,779,445.47 2,750,779,445.47
2029 21 - 500,000,000.00 2,250,779,445.47 2,750,779,445.47
2030 22 - 500,000,000.00 2,250,779,445.47 2,750,779,445.47
2031 23 - 500,000,000.00 2,363,318,417.74 2,750,779,445.47
2032 24 - 500,000,000.00 2,363,318,417.74 2,863,318,417.74
2033 25 - 500,000,000.00 2,363,318,417.74 2,863,318,417.74
2034 26 - 500,000,000.00 2,363,318,417.74 2,863,318,417.74
2035 27 - 500,000,000.00 2,363,318,417.74 2,863,318,417.74
2,863,318,417.74
77
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
3.2 Estimasi Jumlah Angkutan dan penumpang dan barang. Secara garis besar, jasa
Penerimaan angkutan penyeberangan Ulee Lheu - Lamteng
tidak hanya melayani penumpang (orang) akan
3.2.1 Estimasi Jumlah Angkutan tetapi juga melayani kendaraan dan barang.
Berdasarkan data yang diperoleh jumlah
Lintas penyeberangan Ulee Lheu - penumpang yang memanfaatkan layanan jasa
Lamteng baru beroperasi pada kwartal IV KMP Simeulue lintasan penyeberangan Ulee
tahun 2008 dan prediksi jumlah penumpang Lheu – Lamteng mengalami peningkatan dari
dan barang pada pelabuhan penyeberangan waktu ke waktu, seperti terlihat dalam Tabel 3
Ulee Lheu - Lamteng harus dilakukan karena di bawah ini.
data utama masukan model adalah jumlah
Tabel 3
Tahun
Tahun 2009 Tahun 2010
2008
Uraian
Kwartal Kwartal Kwartal Kwartal Kwartal Kwartal Kwartal Kwartal Kwartal
IV I II III IV I II III IV
Penumpang
(Orang)
538 643 729 742 988 1.068 812 1.165 1.322
Dewasa
135 161 182 186 247 267 203 291 331
Anak
Kendaraan
(Unit)
- - - - - - - - -
Golongan I
120 135 147 150 163 142 146 148 163
Golongan II
- - - - - - - - -
Golongan III
25 45 57 63 67 55 49 68 61
Golongan IV
20 29 29 32 35 29 33 32 33
Golongan V
12 13 14 14 15 13 14 16 14
Golongan VI
3 4 6 5 8 5 7 6 6
Golongan VII
78
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Golongan VIII 4 4 4 4 4 4 5 4 4
Barang (Ton) 100 111 112 114 117 113 114 115 113
Sumber : PT. ASDP (Persero), 2010.
Berdasarkan data kwartal seperti terlihat dalam jasa penyeberangan KMP Simeulue hingga
Tabel 1 di atas, maka estimasi (perakiraan) tahun 2035 (n = 27) seperti terlihat dalam
jumlah penumpang (orang), kendaraan (unit) Tabel 4.
dan barang (ton) yang memanfaatkan layanan
79
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Tabel 4
80
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
2031 33.504 8.376 41.880 1.743 1.307 502 148 138 28 834
2032 34.890 8.722 43.612 1.797 1.358 518 152 143 28 854
2033 36.274 9.068 45.342 1.851 1.409 538 157 149 28 870
2034 37.658 9.415 47.073 1.904 1.458 554 161 154 28 889
2035 39.043 9.761 48.804 1.957 1.510 572 165 159 30 906
Data penumpang, kendaraan dan barang pada Lheu -Lamteng berasal dari tarif angkutan.
tahun 2008 adalah data riil pada kwartal IV Tarif angkutan yang dimaksudkan dalam
tahun tersebut. Selanjutnya data tahun 2009 penelitian ini bukanlah dihitung sebesar nilai
dan tahun 2010 adalah penjumlahan nominal biaya transportasi yang dibayarkan
penumpang, kendaraan dan barang selama oleh penumpang atau pengguna jasa
periode tahun tersebut. Selanjutnya data tahun penyeberangan atas layanan penyeberangan
2011 hingga tahun 2035 merupakan data yang mereka terima. Hal ini disebabkan, harga
estimasi atau perakiraan yang diperoleh dengan tiket atau ongkos yang dibayarkan oleh
metode trend linier (data estimasi dapat dilihat pengguna jasa penyeberangan sudah termasuk
lampiran 1 hingga lampiran 8). tarif asuransi. Besarnya tarif (asuransi dan
pelayaran) KMP Simeulue lintasan penye-
3.2.2 Estimasi Penerimaan berangan Ulee Lheu-Lamteng seperti terlihat
dalam Tabel 5 berikut.
Penerimaan usaha layanan jasa
penyeberangan KMP Simeulue lintasan Ulee
Tabel 5
II Kendaraan
Golongan I * Unit 90 6.910 7.000
Golongan II Unit 700 15.300 16.000
Golongan III * Unit 2.450 55.550 58.000
Golongan IV Unit 4.025 115.975 120.000
Golongan V Unit 4.375 166.625 171.000
Golongan VI Unit 5.250 204.750 210.000
81
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
82
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Penerimaan bersih (net benefit) dari pengoperasian KMP Simeulue guna melayani
penggunaan angkutan penyeberangan KMP rute penyeberangan Ulee Lheu (Banda Aceh)-
Simeulue setiap periode waktu analisis Lamteng (Pulo Aceh) adalah sebesar Rp
menunjukkan nilai negatif yang berarti biaya 31.563.398.709,00. Jumlah ini jauh lebih besar
operasional yang harus dikeluarkan oleh PT bila dibandingkan dengan nilai investasi
ASDP (Persero) lebih besar bila dibandingkan (pembelian kapal motor tersebut) yang hanya
dengan penerimaan yang diperoleh (dari tiket sebesar Rp 15.000.000.000,00. Dengan
penumpang, ongkos pengangkutan kendaraan demikian dapat diartikan bahwa jika dilihat
dan ongkos barang). Investasi atau total biaya dari aspek bisnis terutama kelayakan usaha
pada awal periode analisis (kwartal IV tahun menurut sudut pandang PT ASDP (Persero)
2008) adalah sebesar Rp 15.458.739.398,00 sebagai penyedia jasa angkutan, pengoperasian
dengan perincian pembelian kapal sebesar Rp angkutan penyeberangan KMP Simeuleu guna
15.000.000.000,00 dan biaya operasional melayani rute penyeberangan Ulee Lheu
selama kwartal IV tahun 2008 sebesar Rp (Banda Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh) sangat
486.076.978,00. Selanjutnya total net benefit tidak layak. Hal ini disebabkan perusahaan
yang telah di-discount adalah keseluruhan net selalu mengalami kerugian dari pada setiap
benefit selama periode tahun 2009 hingga tahunnya.
tahun 2035 sebesar - Rp 16.175.159.311,00
ditambah dengan present value dari nilai sisa
(residu) kapal sebesar Rp 70,500,000,00 pada
akhir periode analisis. Dengan demikian b. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C
jumlah keseluruhan kas yang dihasilkan Ratio)
menunjukkan angka negatif sebesar - Gross benefit cost ratio (Gross B/C)
16.104.659.311,00 (- Rp 16,175,159,311 + Rp adalah perbandingan antara benefit kotor yang
70,500,000,00). Mengacu pada rumus yang telah di-discount dengan cost secara
telah dikemukakan, maka besarnya nilai NPV keseluruhan yang telah di-discount. Hasil
dapat dicari sebagai berikut (untuk lebih perhitungan menunjukkan total benefit kotor
jelasnya lihat lampiran 9). yang telah di-discount atau present value dari
penerimaan usaha berkaitan dengan
n CF pengoperasian KMP Simeulue dalam melayani
i angkutan penyeberangan Ulee Lheu (Banda
NPV I
i 0
i 1 1 k Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh) sebesar Rp
3.894.870.244,37. Sedangkan total cost yang
NPV - Rp. 16.104.659 .311 - 15,458,739 ,398 telah di-discount atau present value dari
keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
NPV - Rp. 31,563,398 ,709 pengoperasian kapal motor tersebut sebesar Rp.
35.528.768.953,51, sehingga gross benefit cost
Berdasarkan hasil perhitungan ratio (Gross B/C) dicari sebagai berikut.
tersebut dapat diketahui bahwa Net Present (Perhitungan Gross Benefit Cost Ratio lihat
Value (NPV) dari angkutan penyeberangan lampiran 9).
KMP Simeulue menunjukkan angka negatif Rp 3.894.870. 244,37
Gross B/C
yaitu sebesar - Rp 31.563.398.709,00. Angka Rp. 35.528.768 .953,51
ini lebih kecil dari 0,00 (NPV < 0) dapat
Gross B/C 0,1096
diartikan bahwa dengan menggunakan jangka
waktu analisis selama 27 tahun (periode tahun Gross B/C berdasarkan perhitungan
2009-2035) maka total kerugian yang harus menunjukkan angka lebih kecil dari 1,00 dapat
ditanggung oleh PT ASDP (Persero) dari diartikan bahwa benefit PT ASDP (Persero)
83
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
dari pengoperasian KMP Simeulue untuk sebanyak 100 orang dan 1 unit mobil
melayani rute penyeberangan Ulee Lheu pikap. Biaya transportasi juga relatif mahal
(Banda Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh) jauh lebih yaitu sebesar Rp 15.000 per orang belum
kecil bila dibandingkan dengan pengeluaran termasuk barang bawaan. Adapun ongkos
yang ditanggung perusahaan. Bahkan nilai transportasi untuk satu unit mobil sebesar
Gross B/C sebesar 0,1096 dapat juga diartikan Rp 1.500.000. Akibatnya, sebelum
bahwa penerimaan usaha angkutan pengoperasian KMP. Simeulue dalam
penyeberangan dimaksud hanya 10,96 persen melayani rute penyeberangan Ulee Lheu
dari total pengeluaran yang harus ditanggung (Banda Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh),
oleh perusahaan. Dengan demikian berarti, masyarakat Pulo Aceh tidak hanya sulit
bahwa pengangkutan tersebut selalu merugi, memenuhi kebutuhan mereka, akan tetapi
hanya saja dapat melakukan operasinya karena juga hidup dalam keterisolasian. Kondisi
mendapat subsidi pemerintah. kehidupan masyarakat di Pulo Aceh sangat
jauh berbeda dengan kondisi kehidupan
masyarakat di daratan Aceh.
84
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
tersebut. Mereka juga bisa membawa dari waktu ke waktu. Bahkan truk
barang dengan jumlah relatif besar dengan inercouler pun sudah bisa ke Pulo Aceh.
biaya yang jauh lebih murah bila
dibandingkan biaya transportasi yang Selain terjadinya perbaikan inftrastruktur
harus dikeluarkan jika memanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, kondisi
kapal nelayan. Artinya pengoperasian perumahan masyarakat juga semakin baik.
KMP Simeulue dalam melayani rute Masyarakat yang tinggal di kawasan Pulo
penyeberangan Ulee Lheu (Banda Aceh)- Aceh sudah dapat memperoleh bahan
Lamteng (Pulo Aceh) telah meningkatkan bangunan seperti semen, besi dan lain
efisiensi kegiatan ekonomi masyarakat dan sebagainya dengan harga relatif lebih
pada akhirnya dapat meningkatkan murah akibat murahnya biaya transportasi
pendapatan masyarakat. setelah pengoperasian KMP Simeulue.
Hingga saat ini sudah banyak rumah
3. Dampak ekonomi yang berkaitan dengan masyarakat di kawasan tersebut dengan
perbaikan infrastruktur kontruksi semen. Kondisi saat ini jauh
Pengoperasian KMP Simeulue telah berbeda dengan kondisi sebelum
membawa dampak positif bagi perbaikan pengoperasian KMP Simeulue dimana
infrastruktur di kawasan tersebut. Pada secara umum bangunan fisik rumah
kondisi sebelumnya, tidak satu pun ruas penduduk di kawasan tersebut
jalan beraspal di Pulo Aceh. Hal ini selain berkontruksi kayu.
disebabkan sedikitnya jumlah kendaraan
bermotor, biaya transportasi bagi material 4. Dampak ekonomi yang berkaitan dengan
yang dibutuhkan untuk pembangunan peningkatan mobilisasi penduduk terma-
infrastruktur di kawasan tersebut juga suk kunjungan wisata ke Pulo Aceh.
relatif mahal. Ongkos angkut untuk satu Sejak pengoperasian KMP Simeulue guna
karung pasir bangunan mencapai sebesar melayani rute penyeberangan Ulee Lheu
Rp 3.000 (Anonymous, 2008). Akibatnya (Banda Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh)
selain infrastruktur yang sangat terjadi peningkatan jumlah kunjungan ke
memprihatinkan, perumahan penduduk Pulo Aceh. Bahkan pengunjung yang
dikawasan Pulo Aceh juga sangat jauh datang ke Pulo Aceh tidak hanya berasal
berbeda dengan perumahan masyarakat dari Kota Banda Aceh, tetapi juga dari
yang tinggal di daratan Aceh. daerah lain selain Banda Aceh. Bahkan
turis manca negara pun sudah mulai
Setelah dibukanya rute penyeberangan mendatangi daerah tersebut sebagai tempat
Ulee Lheu (Banda Aceh)-Lamteng (Pulo berlibur. Mereka yang mengunjungi Pulo
Aceh) sudah terjadi perbaikan Aceh tidak hanya dengan tujuan
infrastruktur. Sebagian jalan di kawasan menikmati panorama alam, akan tetapi
tersebut sudah beraspal, terutama di juga menghabiskan waktu liburan dengan
kawasan Lamteng. Selain itu, jumlah cara memancing ikan di kawasan pulau
kendaraan roda empat di Pulo Aceh juga tersebut.
sudah mengalami peningkatan. Sekalipun
tidak ada data kuantitatif yang mencatat Meningkatnya jumlah masyarakat yang
tentang jumlah riil kendaraan di kawasan berkunjung ke Pulo Aceh sudah membawa
tersebut, namun berdasarkan hasil dalam positif bagi peningkatan kegiatan
wawancara dengan aparat Kantor ekonomi produktif. Indikasi ini secara
Kecamatan Pulo Aceh diperoleh informasi nyata terlihat dari munculnya pedagang
jumlah kendaraan di Pulo Aceh meningkat
85
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
86
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
87
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Dephub RI. 2007. “Studi Kebutuhan Ruang Kapal Angkutan Laut dan
Penyeberangan Perintis”, Laporan Badan Litbang Dephub, Jakarta.
Dishub Prov. Aceh, 2007. Masterplan Perhubungan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
Banda Aceh.
Dishub Prov. Aceh, 2007. Studi Pengembangan Transportasi Terpadu di Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam, Banda Aceh.
Halim, Abdul. 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis Kajian Dari Aspek Keuangan, Graha
Ilmu, Jakarta.
Morlok, E. K. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Edisi IV, Erlangga,
Jakarta.
86
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Sitepu, Ganding. 2009. “Analisis Biaya Operasional Kapal Penyeberangan di Wilayah Pulau
Tertinggal”. Jurnal Penelitian Enjiniring, Vol. 12, No. 2 Tahun 2009. ISSN: 1411-6243.
Hal. 119-128.
Soejono. 1994. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi II, ITB, Bandung.
Sukirno, S. 2004. Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Ketiga, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Yuwono, N. 2004. Model Pelabuhan II-Transportasi Sungai dan Saluran (Inland Water
Transportation, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta
87
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
88
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, dan Kinerja guru SMA
89
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
90
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
91
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Hipotesis Penelitian
Rumusan Masalah
Untuk mempermudah kegiatan
Berdasarkan latar belakang pernyusunan instrumen dan pengumpulan
masalah yang telah dikemukakan di data perlu dirumuskan hipotesis penelitian
atas, maka rumusan masalah dalam sebagai berikut :
penelitian ini adalah: ”Bagaimanakah 1. Terdapat pengaruh positif dan
pengaruh gaya kepemimpinan dan signifikan dari gaya
kepuasan kerja terhadap kinerja Guru kepemimpinan kepala sekolah
SMA di Kota Sabang”? terhadap kinerja Guru SMA di
Kota Sabang
2. Terdapat pengaruh positif dan
Tujuan Penelitian signifikan dari kepuasan kerja
terhadap kinerja Guru SMA di
1. Tujuan Umum Kota Sabang.
Secara umum tujuan yang ingin 3. Terdapat pengaruh positif dan
dicapai melalui penelitian ini adalah signifikan dari gaya
mendapatkan keterangan yang lengkap kepemimpinan kepala sekolah
dan akurat tentang pengaruh gaya dan kepuasan kerja terhadap
kepemim-pinan kepala sekolah dan kinerja Guru SMA di Kota
kepuasan kerja terhadap kinerja Guru Sabang.
SMA di Kota Sabang.
2. Tujuan Khusus Manfaat Penelitian
92
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
93
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
memiliki keandalan yang tinggi tidak bebas dan variabel terikat, semua
mampu mengungkapkan derajat dinyatakan sahih (valid). Dari hasil uji
hubungan yang bermakna atau reliabilitas, diperoleh bahwa seluruh
signifikan. item-item tersebut cukup reliabel
(handal) dan konsisten untuk mengukur
Makna suatu korelasi variabel-varibel tersebut karena
dinotasikan dalam huruf r (kecil) bisa memiliki nilai cronbach alpha lebih
mengandung tiga hal. Pertama dari 0,50.
kekuatan hubungan antar variabel,
kedua signifikan statistik hubungan Pada penelitian ini penulis mengolah
kedua variabel tersebut, dan ketiga arah seluruh data yang diperoleh dengan
korelasi. program SPSS versi 13.0 dan hasilnya
menunjukkan adanya pengaruh yang
Penelitian ini untuk melihat positif dan signifikan antara gaya
pengaruh gaya kepemimpinan kepala kepemimpinan dan faktor kepuasan
sekolah dan kepuasan kerja guru kerja terhadap kinerja SMA di kota
terhadap kinerja SMA di kota Sabang, Sabang. Pembahasan penelitian ini
sehingga penelitian ini dilaksanakan di dilakukan dengan maksud untuk
Sabang yaitu pada SMA Negeri 1 mendeskripsikan variabel-variabel
Sabang yang berada di jalan Aneuk dalam penelitian yaitu: gaya
Laot kecamatan Sukakarya dan SMA kepemimpinan, faktor kepuasan kerja,
Negeri 2 Sabang yang berada di jalan dan kinerja guru SMA
Tgk. Chik Ditiro kecamatan Sukajaya
Sabang. Sedangkan waktu penelitian 1. Pengaruh Variabel Gaya
dilakukan mulai dari tanggal Mai 2011 Kepemimpinan Kepala Sekolah
sampai dengan Juni 2011. (X1) Terhadap Kinerja Guru
SMA (Y)
Adapun Indikator gaya
kepemim-pinan meliputi (1) gaya
HASIL PENELITIAN
kepemimpinan delegatif, (2) gaya
Hasil penelitian ini menyajikan kepemimpinan parsi-patif, (3) gaya
data-data secara kuantitatif, setelah kepemimpinan konsultatif dan, (4)
dilakukan uji validitas dan uji gaya kepemimpinan instruktif. Dari
reliabilitas diketahui bahwa instrumen hasil analisis data penelitian diperoleh
penelitian yang diuji validitasnya gambaran bahwa nilai maksimum dari
ternyata hasilnya semua dari angket gaya kepemimpinan sebesar 47,5
tersebut lebih besar dari rtabel (0,279), dengan standar deviasi sebesar 0,440.
artinya bahwa item-item baik variabel Dalam penelitian ini ditemukan adanya
94
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
95
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
96
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
97
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
98
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
99
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
SMA akan menjadi lebih baik dan 3. Kinerja guru akan meningkat
sesuai dengan yang kita harapkan. apabila dalam bekerja huru tersebut
memperoleh kepuasan kerja yang
layak sebaliknya kinerja guru akan
IMPLIKASI menurun apabila guru tersebut tidak
memperoleh kepuasan dalam
1. Kepala sekolah sebagai pemimpin
menjalankan tugasnya.
dapat mempengaruhi kinerja dan
4. Apabila kinerja guru di suatu
kepuasan guru tersebut dalam
sekolah baik maka kinerja sekolah
melaksanakan tugasnya, sehingga
juga akan meningkat, sebailknya
dengan gaya kepemimpinan yang
apabila kinerja guru di suatu
efektif dapat menggerakkan
sekolah kurang maksimal maka
personil sekolah dalam memajukan
kinerja sekolah tersebut tidak akan
pendidikan di sekolah yang
memberikan hasil yang diinginkan.
dipimpinnya. Kepala sekolah
sebagai pimpinan di sekolah
memiliki peranan yang sangat SARAN
penting dalam mempengaruhi,
menggerakkan dan mengendalikan 1. Kepala sekolah harus mampu
aktivitas bawahan dengan memberikan motivasi kerja secara
mengadakan suatu pendekatan kekeluargaan kepada guru-guru
sesuai arah yang telah ditetapkan yang belum menunjukkan prestasi
dalam upaya memenuhi kebutuhan kerja agar bisa meningkatkan
guru dan menerapkan perilaku adil kinerjanya yaitu dengan
kepada bawahan. memperhatikan kepuasan kerja bagi
2. Kepuasan kerja guru akan guru tersebut.
meningkat apabila guru merasa 2. Guru diharapakan dapat bekerja-
dihargai dan diberikan suatu sama dengan kepala sekolah dan
penghargaan yang layak dalam pihak stakeholder lainnya, dalam
setiap menjalankan tugasnya. melak-sanakan tugas dan
Untuk meningkatkan kinerja guru tanggungjawabnya sebagai pendi-
SMA melalui kepuasan kerja. dik, serta terus meningkatkan
Kepala sekolah hendaknya kompetensinya dalam meningkatkan
menyiap-kan suatu metode rewards kinerjanya bagi sekolah.
(penghar-gaan) yang sesuai 3. Kepala sekolah selaku manajer di
berdasarkan kinerja yang telah sekolah harus bisa menghargai dan
dilakukan oleh guru-guru di memahami kebutuhan guru dalam
sekolah. meningkatkan kepuasan kerja,
100
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
DAFTAR PUSTAKA
101
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
101
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
102
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
103
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Abstrak
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pemberantasan hama
pada tanaman mangga dengan menggunakan arus listrik. Penelitian ini
dilaksanakan di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan yang
melibatkan sebanyak 88 tanaman mangga ( 44 kelompok kontrol dan 44
kelompok perlakuan ) pada setiap rumah penduduk dalam kecamatan tersebut.
Pelaksanaan penelitian direncanakaI selama satu bulan. Penelitian ini sepenuhnya
menggunakan metode eksperimen dengan memanfaatkan seperangkat alat ukur
arus listrik, tegangan, dan hambatan listrik. Prinsip dasar peralatan ini
menggunakan tegangan listrik untuk pembasmian hama tanaman mangga.
Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini digunakan statistik uji t pada taraf
signifikansi 5% antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan tegangan listrik
pada tanaman mangga, dapat mematikan hama tanaman mangga, terutama hama
penggerek batang yang terdapat di dalam batang tanaman, yang ditandai dengan
tumbuh kembali daun segar dan berwarna hijau serta berproduksi secara maksimal
tanpa ada ranting atau kanopi yang lapuk atau patah.
Kata kunci : Tanaman mangga, arus listrik, hama tanaman, dan pembasmian hama
104
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
105
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
106
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
107
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
108
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
109
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
110
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
111
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
Total 36,730 12
112
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
DAFTAR PUSTAKA
A. Halim, 2008. Kejut Listrik Bertegangan Rendah dapat Mematikan Ulat pada \
Tanaman Mangga : Wacana Kependidikan.
Anonymous (tt tahun). Pengenalan dan Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman Mangga, (Online), (http://id.shvoong.com, diakses 5 Mei 2009).
Bappenas, 2000. Mangga,(Online), (http ://www.warintek,ristek.go.id, diakses 8
Maret 2009).
Hans Van Etten, 2008. Kejut Listrik Tingkatkan Khasiat Tanaman Obat, (Online),
http://kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.03.20214067&channel=I&mm=
53&idx=71.
Samsul Bahri, 2009. Pengaruh Arus Listrik Pada Tanaman Jeruk Nipis Dan Jeruk
Purut Dengan Menggunakan Tegangan Rendah : Wacana Kependidikan.
Yenni Tirtasari, 2009. Keju Listrik Pada Tanaman Mangga dapat Meningkatkan
Produksi Buahnya. Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan, Universitas
Abulyatama.
Zulkarnaini, 2009. Pemutusan Siklus Hama Pada Pokok Kelapa Dengan
Tegangan 220 Volt : Tasimak
Zulkarnaini, 2009. Pemberantasan Ulat dengan Mnggunakan Arus Listrik pada
Pokok Mangga : Tasimak.
113
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
111
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
education. Many of them are Junior asked to talk about his/her feeling or
High School students, Senior High experience during his stay in this
School students, and College students. country. Consequently, the participants
The aim of the program was to could improve their English and had
make the audience able to self-confidence to talk. During this
communicate in the target language activity, they also talked anything
and also have a good performance in impromt to with the guest star or to
English achievement. The program their instructor about anything thought
was aired regularly once a week for a of were interested in.
duration of two hours. In addition, During the conversation, the
there was one special session every instructor often corrected mistakes
month where the instructor of this made by the participants. For example,
program directly met the members of during the conversation the participants
listeners’ club for a duration of about might say, “I want asking you?” The
two hours of each meeting. instructor generally corrected such a
The meeting session provided mistake immediately by saying “You
communicative environment in which mean do you want to ask me?” which
the participants share the information the student corrects himself: “Yes, I
about anything that really happened want to ask you?”
around them. They also required to In order to make the
create the new topic and the participants able to carried out
n they tried to make a conversation, the instructor provided
conversation about such a topic. For the participants with conversation
example, sharing ideas about their book. The Conversation book was
activities at school and talk about the made by the instructor herself that
conditions of their country. To make contain of simple structure, idioms, and
the participants interested in following daily conversations. The instructor
the course, several other activities were also corrected any mistakes on the air if
added to improved their interest in the participants sent her questions by
following the program, such as telephone or letters.
language games and giving the The result of this program, is
comment about love. that the participants would have a
In addition to those formal greater confidence when they spoke in
programs, occasionally they also had a public and could improve their
forum of informal activity. They performance in English without feeling
sometimes did a picnic and invited a afraid to make any mistakes. Based on
native speaker as a guest star. Usually, the interviewer with the participants, it
the guest star was one of the was shown that their speaking style
instructor’s friends. The guest star was was good with a greater self-
112
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
confidence. And they also felt sure that 3. This study also to fulfill partial
their English in school was better than requirements to obtain the degree of
before. Sarjana Pendidikan (S1) at the
What appears in writers’ mind Faculty of Teacher Training and
then is how far does the Nikoya Education, Syiah Kuala University.
English program influence the
participants’ performance in their 1.4. Scope of the Study
English?
It is necesssary to limit the
scope of this study in order to enable
1.2. Problem of the Study the writer to study the problem much
deeper. Since the Nikoya FM Radio
listeners live in a wide range of area in
the province of Nanggroe Aceh
Based on such background, the
Darussalam, this survey study will be
study would be focused on some
limited to those registered club
survey questions. First, it is legitimate
members who the parts in once of the
to ask whether such an English
club members’ monthly meeting.
program as aired by Nikoya radio
station would affect the Participants’
English achievement as measured by
constructed test. The second question II. RESEARCH METHODOLOGY
would deal with whether the 2.1.The Population and Sample
participants’ level of education might
have any influence on their English The population of the study was
achievement all registered members of the Nikoya
English radio program. For this study,
1.3. Aim of the Study the data were taken from the
participants who were attenting the
The aim of this study are :
English club meeting. These members
1. This study tries to find out the effect came from different level of education
of the English radio program on the sample, such as Junior High School,
participants’ English achievement. Senior High School, and College.
2. This study tries to see whether there However, all the members of this
is any relationship between the program had the same position as
participants’ different level of learners although the level of their
education with the participants’ education varied to some extent. On
English achievement dealing with that day, from two hundred and fifty
the English radio program. members, only fifty members attended
113
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
114
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
115
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
116
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
The frequency of
participants under and
Level of N=50 Range X above the mean r T
education Score
Under Above
1 9 3-10 6.11 2 7 0.17 1.39
2 9 7-12 9.22 2 7
3 32 1-14 8.56 12 20
117
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
118
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
In order to see how many students got on each frequency distribution table is constructed below (see
section of their test, 5 reading comprehension items, Table 2 ).
10 word spelling items, 10 structure items, the
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Score
Junior high school 3 6 4 1 4 2 5 1 1
Senior high school 5 3 1 4 4 1 1 3 1 4
College 1 1
17 2 1 1 2 4 7 7 2 2 2 1 6 5 6 6 1 3
1 0
The table shows that, for reading did not have enough ability in answering the test
comprehension test, most of the participants of each about inference questions. In other words, they were
level got score zere (0). It happens because a school, a had difficulties in comprehending the items given and
private English course and an English radio program it made their score low. Only 1 participant of college
do not focus on teaching reading about inference level had 4 points, she was from English departement,
questions but they only focus on teaching reading to in her study she learn about reading more deeper and
find the main idea. So, the participants in this case has been trained to make inference beside main idea.
119
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
120
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
For word spelling test, all the table 2 that 3 out of 32 participants got
participants of each level seems to be high score (9). It means that they could
able to answer the items given. It not answer 1 item from those 10 items
means that, no one of them got score given. The other groups of participants
zero (0). Although, in this case, their also could answer the test given
score was not too high because they did although they did not get high score
not answer the question given, their like the three college participants. In
scores ranged between 2-6. It means this case, their scores spread from 2-8.
that the participants would be able to Compared to those three section
identify the spelling of the word of the test, it seems that the participants
provided. It may becaused the effect of in the study had good score in
the English radio program that often structure. This result appears because
introduced new words and gave their the English radio program, school and
spelling, and also may be caused by the private English course focused the
background knowledge that teaching on grammar to the students.
participants had at school and in the A correlation coefficient (r)
English course. expresses the degree to which to
The last test was structure. variable vary in the same (or opposite)
English test, it seems that the direction (Slavin, 1984). Further,
participants of its level could answer Slavin gives the coefficient correlation
the items. But from those three levels, that range from -1 to +1 as follows:
college students were better than the
other levels. It can be seen from the
-1.0 -.8 -.6 -.4 -.2 0 +.2 +.4 +.6 +.8 +.10
121
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
122
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421
123
BIBLIOGRAPHY
124
Measenner, Paul De. (2000). Here’s the News “A Radio News Manual” Unesco
Associate-Expert.
Slavin, E. Robert. (1984). Research Methods in Education. Englewood Cliff,
New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Silver, M. Steven. (1982). “Games for the Classroom and the English Speaking
Club”. English Teaching Forum. Volume 20, Number 2, April.
William, L. Dicks. (1984). “Using the Discussion Group Technique in the ESL
Conversation Class”. Englsih Teaching Forum. Volume 23, Number 4,
October.
Woolfolk, E. Anita. (1987). Educational Psychology. Englewood Cliff, New
Jersey: Prentice-Hall, Inc.
VOA. (2000). VOA GUIDE, Voice of America English Broadcast, Washington,
DC: World Wide Spring Summer.
125