Anda di halaman 1dari 141

VOLUME III, NO 2, JULI 2012

1. Peluang Pengembangan Perikanan Pelagis Kecil di Perairan Utara Nanggroe Aceh


Darussalam
Oleh Dr. Raihanah, M.Si.
2. Studi Kecenderungan Penggunaan Formalin Sebagai Bahan Pengawet pada Produk
Perikanan di Beberapa Pasar Tradisional dalam Wilayah Kota Banda Aceh
Oleh Drs. H. Azwar Thaib, M.Si.
3. Pengaruh Perbandingan Campuran Mortar Pengikat Pasangan Batu Bata Terhadap
Kekuatan Tekan
Oleh Ir. Helwiyah Zain
4. Penyelesaian Pelanggaran HAM di Aceh, Keharusan vs Hambatan
Oleh Mariati B, S.H., M.Hum.
5. Penerapan Strategi Active Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Oleh Drs. Nasruddin A.R., M.Si.
6. Sistem Produksi Hijauan Makanan Ternak di Daerah Pemukiman Transmigrasi
Oleh Ir. Mulyadi, M.Si.
7. Analisis Kelayakan Angkutan Penyeberangan Ulee Lheue (Banda Aceh) – Lamteng
(Pulo Aceh)
Oleh Yulfrita Adamy, S.E., M.Si.
8. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Guru pada SMA di Kota Sabang
Oleh Ambia Nurdin, S.Pd. S.K.M.
9. Pemberantasan Hama pada Tanaman Mangga dengan Menggunakan Arus Listrik
Oleh Drs. Zulkarnaini, M.Si.
10. Learning English Over the Air – A Case Study of Nikoya Radio FM
Oleh Ema Dauyah, M.Ed.
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

JURNAL ISSN 2086-8421

TASIMAK
Media Sain dan Teknologi Abulyatama
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Volume III, No.2 – Juli 2012

Pelindung/Pembina : Rektor Universitas Abulyatama


Penanggung Jawab : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Abulyatama

Pemimpin Redaksi : Drs. Yusri, M.Pd.


Redaktur Ahli : Prof. Dr. H. Warul Walidin, A.K. M.A. (IAIN)
Prof.H. Burhanuddin Salim, M.Sc. Ph.D. (Unsyiah)
R. Agung Efriyo Hadi, M.Sc. Ph.D (Unaya)
Prof. Dr. A. Halim Majid, M.Pd. (Unaya)
Drs. Azwar Thaib, M.Si. (Unaya)
Redaktur Pelaksana : Drs. Zamzami A.R., M.Si.
Yuliana, S.E.
Yulinar, S.Pd.
Dewan Redaksi : Muhammad Nur, S.H., M.Hum
Ir. Mulyadi
Ir. H. Firdaus, M.Si.
Dewi Astini, S.H., M.Hum.
Maryati B, S.H., M.Hum.
Drs. Tamarli, M.Si.
Yulfrita Adamy, S.E. M.Si.
Drs. H.M. Hasan Yakob, M.M.
Drs. Bukhari, M.Si.
Ir. M. Isa T. Ibrahim, M.T.
Distributor/Komunikasi : Drs. Akhyar, M.Si.
Drs. Muhammad, M.Si.
Bendahara : Drs. Nasruddin A.R., M.Si.
Desain Cover : aSOKA Communications (www.asoka.web.id)
Website : www.abulyatama.ac.id.
Alamat Redaksi : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Abulyatama, Jl. Blang Bintang Lama km 8,5
Lampoh Keude – Aceh Besar, Telepon 0651 21255

1
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

DAFTAR ISI

Halaman
.P
1. Peluang Pengembangan Perikanan Pelagis Kecil di Perairan Utara
Nanggroe Aceh Darussalam
Oleh Dr. Raihanah, M.Si. ............................................................................. 1 – 14
2. Studi Kecenderungan Penggunaan Formalin Sebagai Bahan Pengawet
pada Produk Perikanan di Beberapa Pasar Tradisional dalam Wilayah
Kota Banda Aceh
Oleh Drs. H. Azwar Thaib, M.Si. ................................................................ 15 – 25
3. Pengaruh Perbandingan Campuran Mortar Pengikat Pasangan Batu Bata
Terhadap Kekuatan Tekan
Oleh Ir. Helwiyah Zain ................................................................................. 26 – 31
4. Penyelesaian Pelanggaran HAM di Aceh, Keharusan vs Hambatan
Oleh Mariati B, S.H., M.Hum. ..................................................................... 32 – 44
5. Penerapan Strategi Active Learning dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI)
Oleh Drs. Nasruddin A.R., M.Si. ................................................................ 45 – 58
6. Sistem Produksi Hijauan Makanan Ternak di Daerah Pemukiman
Transmigrasi
Oleh Ir. Mulyadi, M.Si. .............................................................................. 59 – 67
7. Analisis Kelayakan Angkutan Penyeberangan Lintasan Ulee Lheue
(Banda Aceh) – Lanteng (Pulo Aceh)
Oleh Yulfrita Adamy, S.E., M.Si. ............................................................... 68 – 84
8. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Guru pada SMA di Kota Sabang
Oleh Ambia Nurdin, S.Pd., S.K.M. ............................................................. 85 – 99
9. Pemberantasan Hama pada Tanaman Mangga dengan Menggunakan Arus
Listrik
Oleh Drs. Zulkarnaini, M.Si. ................................................................... 100 – 109

10. Learning English Over the Air – A Case Study of Nikoya Radio FM
Oleg Ema Dauyah, M.Ed. ....................................................................... 110 – 119

2
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

PELUANG PENGEMBANGAN PERIKANAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN


UTARA NANGGROE ACEH DARUSSALAM

(Opportunity of Development of Small Pelagic Fisheries in North Territorial Water of


Nanggroe Aceh Darussalam

Dr. Raihanah, M.Si.

ABSTRACT

Action of management of small pelagic fisheries not yet a lot of done in north
territorial water of Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), because limited in supporting
information and many problems after tsunami. This research aim to analyze common
condition and maximum sustainable yield of small pelagic resources so that can be
known development opportunities. The method of research are descriptive analysis,
standard analysis of fishing unit, and biological analysis. The result that number of
fisherman domestic (RTN) increase from 1999 until 2004 (1231 RTN), and in 2005
decreasing (361 RTN) because the happening of tsunami, and then grow up slowly which
in 2009 become 480 RTN. Number of fishing boats < 5 GT are 186 units in 2005 and 241
units in 2006 caused there are many grands after tsunami. The average production of
small pelagic in quarterly 2 and 3 showed better than quarterly 1 and 4 that are 1517,7
ton and 1530,9 ton respectively. Maximum sustainable yield (MSY) of small pelagic
resources are achieved 15479 tons per year and F-optimum are 4896 trips in research
location. If connected by a annual production (7069,35 ton), hence the utilization of
small pelagic resources about 45,67 %, so this condition gives development
opportunities in the future.
Key words: development, F-optimum, opportunity, small pelagic resources.

I. PENDAHULUAN sumberdaya ikan pelagis kecil di Indonesia


umumnya terdiri ikan Selar (Selaroides
Menurut DKP (2010), potensi ikan leptolepis), Sunglir (Elagastis
pelagis di perairan Indonesia mencapai 3,2 bipinnulatus), Teri (Stolephorus indicus),
juta/ton atau 51,62 % dari total potensi Japuh (Dussumieria spp), Tembang
perikanan laut yang ada. Oleh karena (Sadinella fimbriata), Lemuru (Sardinella
potensinya yang besar dan cara Longiceps) dan Siro (Amblygaster sirm),
menangkapnya mudah, maka ikan pelagis dan kelompok Skrombroid seperti
kecil merupakan jenis ikan yang paling Kembung (Rastrellinger spp).
banyak diusahakan oleh usaha perikanan
rakyat. Terkait dengan ini, maka Perairan utara Propinsi Nanggro
pengembangan perikanan pelagis terutama Aceh Darussalam (wilayah Selat Malaka)
perikanan pelagis kecil menjadi hal termasuk perairan Indonesia yang saat ini
penting untuk menyelamatkan ekonomi banyak dimanfaatkan potensi ikan pelagis
rakyat di daerah pesisir. Pemanfaatan kecilnya oleh nelayan tradisional setempat

3
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

maupun yang berasal dari propinsi lain. 3 METODOLOGI


Hasil tangkapan ikan pelagis kecil
termasuk paling dominan (52,12 %) di 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
perairan utara Nanggro Aceh Darussalam.
Secara sepintas, hal ini tentu sangat positif Penelitian dilaksanakan di perairan
untuk pengembangan usaha perikanan utara Propinsi Nanggro Aceh Darussalam
yang mendukung pembangunan daerah dan pada koordinat 95,2 – 96,0 BT dan 5,3 –
masyarakat di masa datang. 5,8 LU dengan basis PPN Lampulo.
Penelitian ini dilaksanakan selama 10
Menurut Dahuri (2001), (sepuluh) bulan dimulai dari bulan Agustus
pembangunan perikanan di wilayah utara 2009 sampai dengan Mei 2010.
dan timur Propinsi Nanggro Aceh
Darussalam ini masih menghadapi 3.2 Jenis Data yang Dikumpulkan
tantangan dan permasalahan yang cukup Data yang dikumpulkan dalam
besar seperti masih banyaknya pencurian penelitian ini terdiri dari data primer dan
ikan oleh kapal asing, penangkapan ikan data sekunder, mencakup jenis hasil
dengan menggunakan cara yang merusak tangkapan, jumlah hasil tangkapan, upaya
sumberdaya dan habitatnya, pelayanan di penangkapan, musim ikan, daerah
pelabuhan perikanan yang dapat penangkapan, zona pemanfaatan, dan
mengakibatkan biaya ekonomi tinggi, dan lainnya.
fokus pengembangan tidak diarahkan pada
produk dengan unggulan dengan trend 3.3 Metode Pengumpulan Data
produksi yang bagus. Pemecahan hal ini 3.3.1 Metode Pengumpulan Data
terkadang sulit karena data dan informasi Primer
terkait terutama yang menyangkut kondisi
nelayan, armada penangkapan, statistik Pengumpulan data primer dilakukan
produksi, serta potensi sumberdaya ikan melalui pengamatan langsung dan
yang bisa dimanfaatkan belum tersedia wawancara mendalam pada lokasi dengan
dengan baik. Penelitian ini diharapkan intensitas kegiatan penangkapan ikan
dapat membantu hal tersebut di atas, pelagis kecilnya dominan. Data primer
sehingga peluang pengembangan dapat difokuskan pada data jenis hasil tangkapan,
diketahui dan tindakan pengelolaan dapat jumlah hasil tangkapan, musim ikan dan
dilakukan secara tepat. daerah penangkapan ikan, Wawancara
mendalam dilakukan dengan bantuan
2 TUJUAN PENELITIAN kuiseoner kepada responden yang
Tujuan dari penelitian ini adalah ditetapkan sebanyak 10 % dari total
menganalisis kondisi umum kegiatan populasi kelompok sampling (Irianti dalam
perikanan dan menganalisis potensi lestari Bungin, 2004). Responden berasal dari
sumberdaya ikan pelagis kecil sehingga kelompok nelayan, pemilik kapal, dan
dapat diketahui peluang pengembangannya pengusaha perikanan.
di perairan utara Propinsi Nanggro Aceh
Darussalam.

2
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

3.3.2 Metode Pengumpulan Data analisis ini dapat disajikan dalam bentuk
Sekunder narasi, grafik, tabel, dan lainnya.

Metode pengumpulan data 3.4.2 Standardisasi Unit Penangkapan


sekunder terdiri dari studi literatur, Ikan
konsultasi pakar, dan kombinasi keduanya.
Standarisasi unit penangkapan
ikan merupakan tahapan penting untuk
analisis potensi sumberdaya perikanan
3.4. Metode Analisis pelagis kecil di perairan utara Propinsi
Pengolahan dan analisis data yang Nanggro Aceh Darussalam. Standarisasi
dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari ini diperlukan untuk keseragaman upaya
analisis dekriptif, standarisasi unit penangkapan yang ada sehingga tingkat
penangkapan ikan, dan analisis biologi. pemanfaatan sumberdaya ikan selama ini
di lokasi dapat dihitung dengan mudah,
3.4.1 Analisis Deskriptif dapat potensi pengembangannya diketahui.
Analisis deskriptif dilakukan untuk Unit penangkapan ikan yang dijadikan
menjelaskan kondisi umum kegiatan per- standar adalah jenis unit penangkapan
ikanan pelagis kecil di perairan Nanggro yang paling dominan menangkap jenis-
Aceh Darussalam. Analisis deskriptif ini jenis ikan utama di lokasi yang ditandai
dapat mencakup analisis terkait kondisi oleh CPUE atau laju tangkapan rata-
rumah tangga nelayan (RTN), perkem- ratanya bernilai paling besar. Adapan
bangan armada penangkapan, perkembang- persamaan yang terkait dengan
an produksi/hasil tangkapan baik dalam perhitungan FPI ini (Gulland, 1983) :
skala tahunan maupun kwartal. Hasil

HT s CPUE s
CPUE s
FPI s
1
FE s
CPUE s

SE = FPi x FEi
CPUE i
HT i FPI i
CPUE CPUE s
i
FE i

Di mana CPUEs = jumlah hasil yang dijadikan standar pada tahun ke-i;
tangkapanan per satuan upaya unit HTi = jumlah hasil tangkapan (catch) jenis
penangkapan standar pada tahun ke-i; unit penangkapan yang akan
CPUEi = atau jumlah hasil tangkapanan distandardisasi pada tahun ke-i; FEs =
per satuan upaya jenis penangkapan yang jumlah upaya penangkapan (effort) jenis
unit penangkapan ikan yang dijadikan
akan distandardisasi; HTs = jumlah hasil standar pada tahun ke-i; FEi = jumlah
tangkapan (catch) jenis unit penangkapan

3
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

upaya penangkapan (effort) jenis unit a


2

penangkapan yang akan distandardisasi CPUE = a – b.f MSY = f (opt)


pada tahun ke-i; FPIs = fishing power 4b
indeks atau faktor daya tangkap jenis unit a
=
penangkapan standar pada tahun ke-i; FPIi 2b
= fishing power indeks jenis unit
penangkapan yang akan distandardisasi Dimana CPUE = rata-rata tangkapan per
pada tahun ke-i; dan SE =upaya satuan upaya penangkapan, F = upaya
penangkapan (effort) hasil standardisasi penangkapan, a dan b = parameter
pada tahun ke-i. regresi, MSY = potensi lestari ikan pelagis
kecil, dan f(opt) = upaya
penangkapan optimum ikan pelagis kecil.
3.4.3. Analisis Biologi 4. HASIL PENELITIAN
Analisis biologi digunakan untuk 4.1 Kondisi Nelayan dan Armada
menduga potensi lestari (MSY) perikanan Penangkapan Ikan
pelagis kecil yang dilakukan dengan cara 4.1.1 Kondisi Rumah Tangga Nelayan
mengolah data hasil tangkapan utama dari (RTN)
setiap unit tangkapan ikan yang Nelayan merupakan pelaku utama
dioperasikan dan upaya penangkapan. kegiatan perikanan tangkap termasuk
Menurut Sparre dan Venema (1999) yang untuk perikanan pelagis kecil. Peran
diacu dalam Ihsan (2000), parameter nelayan dalam kegiatan perikanan tangkap
biologi untuk menduga konstanta- termasuk di perairan utara Propinsi
konstanta persamaan surplus produksi. Nanggro Aceh Darussalam (NAD) sangat
Pendugaan potensi lestari (Maximum tergantung pada kehidupan rumah
Sustainable Yield/MSY) dengan model tangganya. Nelayan yang melibatkan isteri
surplus produksi ini menggunakan dan anaknya dalam kegiatan perikanan
pendekatan awal berupa metode Schaefer biasanya lebih sukses dan lebih dapat
yang mengembangkan analisis regresi dari bertahan terhadap berbagai pemasalahan
catch per-unit effort (CPUE) terhadap yang terjadi pada kegiatan perikanan.
jumlah effort (f) yang distandarisasi. Tabel 1 menyajikan perkembangan jumlah
Secara matematis, catch per-unit effort rumah tangga nelayan (RTN) di perairan
(CPUE), MSY, dan f(opt) dinyatakan utara Nanggro Aceh Darussalam tahun
dengan persamaan : 1999 – 2009.

4
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Tabel 1 Perkembangan jumlah rumah tangga nelayan (RTN)


di perairan utara NAD tahun 1999 – 2009

Tahun
Uraian
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Jumlah 866 851 1069 1121 1156 1231 361 458 480 480 480
Rumah
Tangga
Nelayan
/RTN (KK)

Sumber : Hasil analisis data lapang (2010)

Berdasarkan Tabel 1, jumlah 4.1.2 Perkembangan Armada


rumah tangga nelayan cenderung Penangkapan
meningkat hinga tahun 2004. Pada tahun
2005, menurun drastis dari 1231 RTN pada Secara umum, armada penang-
tahun 2004 menjadi 361 RTN kapan ikan yang berkembang di perairan
utara Nanggro Aceh Darussalam terdiri
pada tahun 2005. Hal ini terjadi karena dari perahu tanpa motor, perahu papan,
adanya tsunami (tahun 2004) yang motor tempel, dan kapal motor. Armada
menyebabkan banyak anggota keluarga penangkapan ikan tersebut berkembang
nelayan yang menjadi korban. Dengan secara alami di perairan utara NAD,
adanya program pemulihan yang dilakukan berdasarkan pilihan nelayan yang terdapat
oleh Pemerintah Indonesia dan dibantu di lokasi. Secara detail, Gambar 1
oleh beberapa donor dari luar, maka terjadi menyajikan secara detail perkembangan
peningkatan kembali pada tahun 2006 perahu papan dan kapal motor yang
menjadi 458 RTN, dan tahun 2009 menjadi terdapat di perairan utara Nanggro Aceh
480 RTN. Darussalam untuk periode tahun 1999 –
2009.

1
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

250

Jumlah Kapal Motor (unit)


300
Jumlah Perahu Papan (unit)

200 250

200
150
150
100 100

50
50
0
0 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010
Tahun
Tahun
< 5 GT 5 - 10 GT 10 - 20 GT 20 - 30 GT
Perahu Papan Kecil Perahu Papan Sedang Perahu Papan Besar
30 - 50 GT 50 - 100 GT 100 - 200 GT

(a) perahu papan (b) kapal motor


Gambar 1 Perkembangan jumlah perahu papan dan kapal motor di perairan utara
Nanggroe Aceh Darussalam tahun 1999 – 2009

Berdasarkan Gambar 1, perahu papan 2005 dan 241 unit tahun 2005 karena ada
besar meningkat drastis pada tahun 2001 bantu pasca tsunami. Peningkatan juga
hingga tahun 2004, yaitu sekitar 125 unit terjadi pada kapal motor 20 – 30 GT,
pada tahun 2001 menjadi 201 unit pada dimana dari tidak akan menjadi 135 unit
tahun 2004. Sedangkan perahu papan pafa tahun 2005.
kecil tidak menglami peningkatan (tetap 35
unit), dan perahu papan sedang belum 4.2 Perkembangan Hasil Tangkapan
dikembangkan (0 unit). Namun setelah Ikan
terjadi tsunami, perahu papan besar dan 4.2.1 Hasil Tangkapan Ikan Tahunan
perahu papan kecil menurun dratis, dan Secara umum, hasil tangkapan
yang berkembang adalah perahu papan ikan di perairan utara Nanggro Aceh
sedang. Sedangkan untuk kapal motor, Darussalam dapat dilihat dalam skala
pada periode tahun 1999 – 2004, kapal tahunan dan juga dalam jangka waktu lebih
motor < 5 GT dan kapal motor 5 – 10 GT pendek, misalnya skala kwartal (3
merupakan kapal motor yang dominan bulanan). Baik dalam skala tahunan
dikembangkan di perairan utara Nanggro maupun skala kwartal, hasil tangkapan
Aceh Darussalam. Pada tahun 1999, kapal ikan yang didapat nelayan bisa berbeda-
motor < 5 GT sekitar 77 unit dan beda dipengaruhi oleh pola migrasi ikan,
meningkat pada tahun 2003 menjadi 120 musim, dan faktor lingkungan perairan
unit. Untuk kapal motor 5 – 10 GT, pada lainnya. Gambar 2 menyajikan
tahun 1999 sekitar 87 unit meningkat pada perkembangan hasil tangkapan ikan
tahun 2004 menjadi 196 unit. Kapal motor pelagis kecil di perairan utara Nanggro
< 5 GT meningkat menjadi 186 unit tahun Aceh Darussalam tahun 1999 – 2009.

1
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

3500

Kw artal 4
3000
Kembung
2500 Layang
Produksi (ton)

Tembang
Kw artal 3
2000
Selar
Teri
1500
Layar
Kw artal 2

1000 Lemuru
Sunglir
500 Kw artal 1

0
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

Tahun Produksi (ton)

(a) menurut jenis ikan (b) menurut kwartal

Gambar 2 Perkembangan hasil tangkapan ikan pelagis kecil di perairan


utara Nanggro Aceh Darussalam tahun 1999 – 2009

Berdasarkan Gambar 2, ikan teri, mempunyai hasil tangkapan rata-rata ikan


layang, dan kembung merupakan hasil pelagis kecil paling rendah di perairan
tangkapan yang dominan yang didapat utara Nanggro Aceh Darussalam, yaitu
nelayan di perairan Nanggro Aceh 1193,1 ton.
Darussalam selama periode tahun 1999 –
2009. Namun demikian, hasil tangkapan 4.2.2 Hasil Tangkapan Ikan Di Setiap
tersebut sangat berfluktuasi dari tahun ke Kwartal
tahun. Ikan teri merupakan hasil Untuk melihat perkembangan hasil
tangkapan terbanyak nelayan periode tahun tangkapan setiap jenis ikan pelagis kecil di
2000 – 2001, dan pada tahun 2002 – 2004 setiap kwartal selama 11 tahun (1999 –
sedikit menurun dan digantikan oleh ikan 2009), maka dilakukan analisis produksi
kembung. Hasil tangkapan ikan layang, berdasarkan kwartal (Gambar 3).
meningkat pesat pada periode tahun 2005 – Berdasarkan Gambar 3, selama kwartal 1
2007. Untuk kwartal, hasil tangkapan tahun 2000, 2001 dan 2003, ikan teri
tersebut terbagi dalam kwartal 1 (Januari – merupakan produk dominan nelayan di
Maret), kwartal 2 (April Juni), kwartal 3 perairan utara Nanggro Aceh Darussalam.
(Juli-September), dan kwartal 4 (Oktober – Hasil tangkapan rata-rata ikan teri pada
Desember). Hasil tangkapan rata-rata kwartal 1 tahun 2000, 2001, dan 2003
ikan pelagis kecil di perairan utara berturut-turut mencapai 443,1 ton, 877,1
Nanggro Aceh Darussalam umumnya lebih ton, dan 449,6 ton. Selain teri, ikan lemuru
banyak pada kwartal 2 dan 3. Pada dan selar termasuk jenis hasil tangkapan
kwartal 2, hasil tangkapan rata-rata ikan penting selama 2000 – 2004, yaitu masing-
pelagis kecil di lokasi mencapai 1517,7 ton masing pada tahun 2000 produksinya
dan pada kwartal 3 meningkat lagi yaitu mencapai 354,4 ton dan 135,4 ton, dan
rata-rata menjadi 1530,9 ton. Kwartal 4 pada tahun 2004 produksinya mencapai

1
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

312,5 ton dan 291,9 ton. Pada kwartal 1 tangkapan dominan berupa ikan kembung
tahun 2005-2007, ikan layang menjadi yang mencapai 544,6 ton. Pada
hasil tangkapan dominan nelayan di kwartal 2 tahun 2005, hasil tangkapan
perairan utara Nanggro Aceh Darussalam, dominan nelayan berupa ikan layang
yaitu masing-masing mencapai 585,5 ton, (585,5 ton), sedangkan pada kwartal 2
723,7 ton, dan 247 ton. tahun 2006 berupa ikan kembung dan ikan
sunglir yang produksinya masing-masing
Untuk kwartal 2 ini, hasil mencapai 727,3 ton. Di kwartal 3 untuk
tangkapan rata-rata ikan teri dominan periode tahun 1999 –teri, kembung, dan
hanya pada tahun 2001, sedangkan pada layang ini masing-masing mencapai 813
tahun berikutnya didominasi oleh henis ton (tahun 2001), 717,4 ton (tahun 2003),
lainnya. Pada kwartal 2 tahun 2004, hasil dan 613,6 ton (2006).

2600 2600

Layang Produksi Kwartal II (ton) Layang


Produksi Kwartal I (ton)

2080 Tembang 2080 Tembang

Selar Selar
1560 teri 1560 teri

layar layar

1040 Lemuru 1040 Lemuru

Sunglir Sunglir

520 Jepuh 520 Jepuh


kembung kembung

0 0
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010

Tahun Tahun

(a) kwartal 1 (b) kwartal 2

2600 2600
Produksi Kwartal III (Tahun)

Layang Layang
Produksi Kwartal IV (ton)

2080 Tembang 2080 Tembang

Selar Selar
1560 teri 1560 teri

layar layar

1040 Lemuru 1040 Lemuru

Sunglir Sunglir

520 Jepuh 520 Jepuh

kembung kembung

0 0
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010

Tahun Tahun

(c) kwartal 3 (d) kwartal 4


Gambar 3 Hasil tangkapan rata-rata ikan pelagis kecil di setiap kwartal di perairan utara
Nanggro Aceh Darussalam tahun 1999 – 2009

7
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Bila melihat jenis ikannya, maka 4.3 Potensi Pengembangan Perikanan


hasil tangkapan rata-rata ikan pelagis kecil Pelagis Kecil
di kwartal 4 termasuk kurang stabil 4.3.1 Standarisasi Upaya Penangkapan
dibandingkan tiga kwartal lainnya. Ikan Ikan Pelagis Kecil
teri merupakan produk dominan untuk
kwartal 4 tahun 2001, yang mencapai Penangkapan ikan pelagis kecil di
577,2 ton. Ikan kembung menjadi produk perairan utara Nanggro Aceh Darussalam
dominan untuk jenis ikan pelagis kecil di umumnya menggunakan jaring insang
kwartal 4 tahun 2004 yang produksinya hanyut (JIH), jaring insang tetap (JIT),
mencapai 760,9 ton. Ikan layang menjadi jaring lingkar (JL), payang, purse seine,
produk dominan untuk jenis ikan pelagis jaring klitik (JK), pukat ikan, dan tramel
kecil di kwartal 4 tahun 2006 yang net. Jenis ikan pelagis kecil yang umum
produksinya mencapai 626,4 ton. ditangkap oleh nelayan di di peraiarn utara
Nanggro Aceh Darussalam terdiri dari
jenis ikan layang, tembang, selar, teri
layar, lemuru, sunglir, jepuh, dan
kembung. Tabel 2 menyajikan hasil
tangkapan total (catch total), effort
gabungan hasil standarisasi dan CPUE
standar.

Tabel 2 Catch total, effort gabungan hasil standarisasi dan CPUE standar

CPUE Standar
Tahun HTs-total (ton) SE-Gab (unit)
(ton/unit)

1999 9517.1 4889.320 1.947

2000 16143.5 3044.848 5.302

2001 11379.7 4604.928 2.471

2002 6223.8 10064.343 0.618

2003 6292.5 9632.219 0.653

2004 5707.7 5175.898 1.103

2005 3735.7 346.138 10.793

8
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

2006 4093 935.543 4.375

2007 4999.3 4028.183 1.241

2008 4672.2 2894.829 1.614

2009 4998.4 2301.065 2.172

Sumber : Hasil analisis data (2010)

Hasil standarisasi pada Tabel 2 merupakan 4.3.2 Potensi Lestari Sumberdaya Ikan
gabungan dari hasil analisis standar terkait Pelagis Kecil
hasil tangkapan dan upaya penangkapan
ikan pelagis kecil menggunakan sembilan Data hasil standarisasi pada Tabel
jenis alat tangkap tersebut. Alat tangkap 2 berguna untuk menganalisis potensi
tersebut sangat diandalkan oleh nelayan di lestari (MSY) sumberdaya ikan pelagis
lokasi karena mereka cukup menguasai kecil dan upaya penangkapan optimumnya
teknologinya, meskipun sangat terbatas. (f-optimum) di perairan utara Nanggro
Aceh Darussalam. Gambar 4 menyajikan
hubungan upaya penangkapan dengan
produksi, MSY dan f-optimum untuk ikan
pelagis kecil di perairan utara Nanggro
Aceh Darussalam.

18000
2000 MSY =15479 ton
16000

14000
Produksi (ton)

12000
2001
10000 1999
8000
2003
6000 2009 2004
2005 2007 2002
2006 2008
4000

2000
F-opt=4896 trip
0
0 2000 4000 6000 8000 10000

Upa ya Pe na ngka pa n (trip)

Gambar 4 Hubungan upaya penangkapanan dengan produksi, MSY dan F Optimum


untuk ikan pelagis kecil di perairan utara Nanggro Aceh Darussalam

1
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Berdasarkan Gambar 4, potensi penelitiannya, Hendriwan, et. al (2008)


maksimum lestari (Maximum Sustainable menyatakan bahwa potensi perikanan
Yield/MSY) sumberdaya ikan pelagis kecil sangat tingkat optimasi pengelolaan
di perairan utara Nanggro Aceh sumberdaya perikanan dan strategi
Darussalam sekitar 15479 ton setiap pengembangannya sehingga pengelolaan
tahunnya, sedangkan upaya penang- tersebut dapat berkelanjutan. Namun
kapannya yang optimum (F opt) sekitar demikian, keberhasilan kegiatan perikanan
4896 trip. Produksi tahunan rata-rata ikan tangkap termasuk yang terkait dengan
pelagis kecil di perairan utara Nanggro perikanan pelagis kecil, juga sangat
Aceh Darussalam selama periode 11 tahun bergantung pada peran yang dilakukan
terakhir sekitar 7069,35 ton. Bila nilai oleh nelayan. Hal ini karena nelayan
tersebut dihubungkan dengan nilai potensi merupakan pelaku langsung yang utama
maksimum lestari (Maximum Sustainable pada kegiatan perikanan tangkap tersebut.
Yield/MSY) maka tingkat pemanfaatan Menurut Elfindri (2002), nelayan dan
sumberdaya ikan pelagis kecil di Pantai rumah tangganya memegang peran yang
Utara Nanggroe Aceh Darussalam sekitar sangat penting dalam memajukan ekonomi
45,67 %. Produksi ikan pelagis kecil pada masyarakat pesisir. Hasil tangkapan ikan
tahun 2009 yang sekitar 4998,4 ton (Tabel yang didapat nelayan dan kontribusi
2), sehingga masih sangat terbuka untuk keluarga nelayan pada usaha perikanan
ditingkatkan pada tahun-tahun berikutnya. dapat memacu perkembangan kegiatan
Hasil analisis terkait slope/kemiringan ekonomi kawasan, terutama kawasan
hubungan upaya penangkapan dengan pantai utara Nanggroe Aceh Darussalam.
CPUE ikan pelagis kecil menunjukkan Pertumbuhan rumah tangga nelayan (RTN)
nilai negatif (-0,00065). Nilai negatif memberi indikasi positif bagi
tersebut menunjukkan bahwa peningkatan perkembangan ekonomi masyarakat
upaya penangkapan ikan cenderung pesisir. Terkait dengan ini, maka berbagai
menurunkan hasil tangkapan ikan untuk upaya pembinaan dan pemberdayaan harus
setiap trip penangkapan yang dilakukan di terus dilakukan untuk meningkatkan peran
perairan utara Nanggro Aceh Darussalam. nelayan tersebut. Pembinaan dari PEMDA
Namun demikian, nilai negatif sangat kecil juga sangat diharapkan, Agar peningkatan
(slope landai) yang menunjukkan bahwa pendapatan nelayan sektor ini akan bisa
penurunan hasil tangkapan ikan untuk berjalan sebagai mana harapan.
setiap trip penangkapan tidak akan terjadi
selama peningkatan upaya penangakapan Untuk hasil tangkapan ikan pelagis
dilakukan secara normal. kecil, relatif tinggi pada kwartal 2 (April-
Juni) dan kwartal 3 (Juli-September) setiap
5. PEMBAHASAN tahunnya terjadi karena kondisi perairan
yang relatif tenang pada bulan-bulan
Potensi lestari sumberdaya ikan tersebut, sehingga pergerakan nutrien lebih
pelagis kecil yang mencapai 15479 stabil. Menurut Dinas Kelautan dan
ton/tahun merupakan potensi besar untuk Perikanan NAD (2010) kepada kwartal 2
memajukan kegiatan perikanan di perairan dan 3, angin umumnya bertiup dari arah
utara Nanggro Aceh Darussalam. Dalam tenggara menuju ke barat dimana angin

9
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

dan ombak tidak terlalu besar, dan di an dalam pengelolaan sumberdaya


daerah tropis kondisi ini menyebabkan perikanan.
musim kemarau. Di samping membantu
penyebaran nutrien terutama yang berasal Selama ini pemanfaatan sumber-
dari perairan Sumatera, kondisi ombak daya perikanan pelagis kecil di Pantai
yang tetap ini memudahkan nelayan untuk Utara Nanggroe Aceh Darussalam belum
melakukan kegiatan penangkapan ikan. optimal terutama setelah terjadinya
Tomascik, et. al (1997) menyatakan bahwa tsunami pada tahun 2004. Menurut BRR
perairan yang kaya dengan nutrien dapat (2010), akibat adanya tsunami
meningkatkan hasil tangkapan terutama menyebabkan semua sektor ekonomi
dari jenis ikan pelagis kecil. Sedangkan masyarakat pesisir lumpuh. Pembinaan
menurut Mumby, et. al (1999), migrasi oleh BBR masih perlu untuk mengangkat
gerombolan ikan pelagis kecil yang kegiatan ekonomi perikanan yang aktif
mengikuti pergerakan nutrien dapat kurang dari 10 %, dan melanjutkan
menjadi petunjuk pemasangan alat pengelolaan hibah. Ekonomi perikanan
penangkapan ikan. masih sulit ditingkatkan lagi karena
masyarakat pesisir masih trauma untuk
Ikan layang, selar, teri dan melakukan aktivitas ekonomi yang
kembung merupakan ikan pelagis kecil berhubungan dengan laut. Terkait dengan
dominan yang ditangkap nelayan di ini, maka pengembangan kegiatan
perairan utara Nanggro Aceh terutama perikanan sebagai basis ekonomi
untuk kwartal 3. Hal ini karena ikan teri masyarakat pesisir menjadi tugas bersama
termasuk mudah berkembang bila kondisi PEMDA dan masyarakat sekitar. Potensi
kondisi kesuburan perairan baik dan arus lestari sumberdaya ikan pelagis kecil yang
perairan yang tenang (di kwartal 3). Pada mencapai 15.479 ton per tahun (Gambar 4)
kwartal yang sama selama periode 1999 - perlu dimanfaatkan dengan baik sehingga
2009, produksi ikan pelagis kecil cukup membawa kesejahteraan bagi masyarakat
fluktuatif (tidak stabil) dipengaruhi oleh pesisir di perairan utara Nanggro Aceh
pola musim dan jenis alat tangkap/armada Darussalam. Menurut Hanna (1995),
penangkapan yang dioperasikan nelayan peningkatan kesejahteraan masyarakat
dari waktu ke waktu. Menurut Hartoto, lokal harus menjadi tujuan dari setiap
et.al (2009), pola penggunaan alat kegiatan pengelolaan sumberdaya alam,
tangkap/armada penangkapan dapat partisipasi mereka perlu diakomodir secara
berubah-ubah dalam waktu yang sama optimal dan disertai dengan pembinaan
tergantung dari ketrampilan dan yang terus meneurus. Hal ini karena
perkembangan teknik penangkapan yang masyarakat local mereka stakhoders yang
sukai nelayan, serta musim ikan. Secara dekat dengan potensi perikanan tersebut
sosial pola pemanfaatan seperti ini dan sehari-hari aktivitasnya di kawasan
termasuk baik, karena ada upaya adopsi tersebut.
teknologi penangkapan, pembinaan
ketrampilan nelayan, serta menumbuhkan Produksi perikanan pada tahun
partisipasi pihak-pihak yang berkepenting- 2009 yang hanya mencapai 4672,2 ton per
tahun atau sekitar 30 % dari potensi lestari

10
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

sumberdaya ikan yang ada tentu memberi Terkait dengan ini, maka
ruang untuk pengembangan produksi pemanfaatan potensi sumberdaya ikan
perikanan pelagis kecil di perairan utara pelagis kecil komoditas unggulan tersebut
Nanggro Aceh Darussalam ini. Bila harus dilakukan secara hati-hati dan
mengacu kepada ketentuan Food and bertanggung jawab sehingga keberlanjut-
Agriculture Organization (FAO) (2005), annya dapat dirasakan oleh generasi
maka tingkat produksi ini berada dalam mendatang. Slope hubungan upaya
range rendah sampai moderat, sehingga penangkapan dengan CPUE ikan pelagis
masih leluasa untuk dimanfaatkan. kecil di perairan utara Nanggro Aceh
Sedangkan menurut Fauzi (2005), Darussalam bernilai negatif (-0,00065)
pemanfaatan sumberdaya perikanan harus pada Gambar 5 memberi indikasinya
dilakukan secara selektif dengan memilih perlunya kehati-hatian ini. Semakin sering
beberapa produk perikanan yang dijadikan kegiatan penangkapan ikan dilakukan,
unggulan, dan selanjutnya pemerintah maka ada kecenderungan hasil tangkapan
menetapkan regulasi untuk implementasi yang didapat semakin kurang. Kehatian-
pengelolaannya. hatian ini dapat dilakukan dalam bentuk
tidak menggunakan bahan atau alat
Bila melihat pola produksi/hasil tangkap yang destruktif, tidak melakukan
tangkapan rata-rata yang didapat nelayan penangkapan ikan di daerah ruaya ikan,
pada semua kwartal, maka ikan teri, meminimalkan interaksi penangkapan
layang, dan kembung dapat dijadikan dengan komponen ekosistem perairan dan
sebagai komoditas unggulan untuk jenis hal ini perlu diawasi terus. Kimker (1994)
ikan pelagis kecil di perairan utara menyatakan pengawasan pemanfaatan
Nanggro Aceh Darussalam. Produksi harus terus dilakukan baik pada perairan
ketiga jenis ikan pelagis kecil ini cukup yang overfishing maupun yang tidak
dominan (Gambar 2) dan dapat diperolah overfishing. Pengawasan yang baik
nelayan setiap kwartalnya (Gambar 4.7). merupakan ujung tombak dari pelaksanaan
Karyana (1993) dan Mamuaya, et.al kegiatan pemanfaatan sumberdaya ikan
(2007) dalam penelitiannya menyatakan secara bertanggung jawab yang menjamin
bahwa produksi ikan yang stabil dengan keberlanjutan kegiatan perikanan di suatu
nilai yang cukup tinggi dapat menjamin kawasan.
keberlanjutan ekonomi perikanan bagi
daerah sekitarnya. Ekonomi perikanan 6. KESIMPULAN DAN SARAN
akan berkembang dengan baik sangat
tergantung pada kontribusi masyarakat 6.1 Kesimpulan
kawasan untuk menghasilkan produk yang
dibutuhkan pasar secara kontinyu. Jumlah rumah tangga nelayan
Produksi perikanan yang terjaga dengan (RTN) cenderung meningkat hingga tahun
dapat menarik minat investor luar untuk 2004. Pada tahun 2005, menurun drastis
mengembangan potensi perikanan yang menjadi 361 RTN (dari 1231 RTN pada
ada sehingga menjadi lebih besar dan tahun 2004). Penurunan juga terjadi pada
berdaya saing. armada penangkapan ikan perahu papan
kecil, perahu papan besar, dan kapal motor

11
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

5 -10 GT. Kapal motor < 5 GT meningkat untuk menjamin kelestarian hayati dan
menjadi 186 unit tahun 2005 dan 241 unit konyunitas pendapatan bagi nelayan
tahun 2005. Peningkatan jumlah kapal ini sekitar.
juga terjadi pada kapal motor 20 – 30 GT,
dimana dari tidak akan menjadi 135 unit
pafa tahun 2005. Hasil tangkapan ikan
pelagis kecil di kwartal 2 dan 3 umumnya
lebih baik daripada kwartal 1 dan 4. Pada
kwartal 2, hasil tangkapan rata-rata ikan
pelagis kecil di lokasi mencapai 1517,7 ton
dan pada kwartal 3 meningkat lagi yaitu
rata-rata menjadi 1530,9 ton. Potensi
maksimum lestari (MSY) sumberdaya ikan
pelagis kecil di perairan utara Nanggro
Aceh Darussalam sekitar 15479 ton setiap
tahunnya, sedangkan upaya penang-
kapannya yang optimum (F-optimum)
sekitar 4896 trip. Produksi tahunan rata-
rata ikan pelagis kecil di perairan utara
Nanggro Aceh Darussalam selama periode
11 tahun terakhir sekitar 7069,35 ton dan
bila dibandingkan nilaiMSY maka tingkat
pemanfaatan ini baru sekitar 45,67 %,
sehingga masih ada peluang untuk
dikembangkan di masa yang akan datangm
terutama untuk jenis unggulan. Oleh
karena pola produksinya yang baik, maka
ikan teri, layang, dan kembung dapat
dijadikan sebagai komoditas unggulan
untuk pengembangan perikanan pelagis
kecil di perairan utara Nanggro Aceh
Darussalam.

6.2. Saran
Pengembangan usaha perikanan
pelagis kecil hendaknya diarahkan pada
jenis hasil tangkapan yang menjadi
komoditas unggulan, seperti ikan teri,
layang, dan kembung. Komoditas
unggulan tersebut merupakan jenis ikan
yang banyak tersedia di lokasi dan hasil
tangkapan stabil, dan hal ini penting

12
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

DAFTAR PUSTAKA

Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR). 2010. BRR Dinilai Belum Layak
Tinggalkan Aceh. http://news.okezone.com/read/2008/03/27/1/95302/1/ brr-
dinilai-belum-layak-tinggalkan-aceh.
Bungin, B. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Dahuri, R., 2001. Kebijakan Penertiban Izin Kapal Asing Di Perairan Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia (ZEEI). Seminar Nasional 20 Oktober 2001,
Diselenggarakan Oleh HIMASEPA IPB. Jakarta. 9 hal.
Dinas Kelautan dan Perikanan NAD. 2010b. Prospek Pengembangan Potensi perikanan
Nanggro Aceh Darussalam. DKP NAD, Banda Aceh.

Elfindri. 2002. Ekonomi Patron-klien. Fenomena Mikro Rumah Tangga Nelayan dan
Kebijakan Makro. Andalas University Press.
Fauzi, A. 2005. Kebijakan Perikanan dan Kelautan. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Food Agriculture Organization [FAO]. 2005. The State of World Fisheries and
Agriculture (SOFIA). FAO.

Gulland, J. A., 1983. Fish Stock Assessment: Amanual of Basic Methods. Chichester-
New York-Brishbane-Toronto-Singapor: John Wiley Sons. 223 p.

Hanna, S. 1995. Efficiencies of User Participation in Nautral Resource Management. In


Hanna, S. and M. Munasinghe (eds.) In Property Rights and the Environment -
Social and Ecological Issues. Biejer International Institute of Ecological
Economics and The World Bank. Washington, D.C

Hartoto, D., I., Adrianto, L.; Kalikoski, D.; Yunanda, T. (eds) (2009).
Building capacity for mainstreaming fisheries co-management in Indonesia.
Course book. FAO/Jakarta, DKP/Jakarta: Rome, dari website:
ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/012/i0989e/ i0989e.pdf

Hendriwan, M. F. A. Sondita, J. Haluan, dan B. Wiryawan. 2008. Analisis Optimasi


Pengelolaan Perikanan Tangkap dan Strategi Pengembangannya di Teluk
Lampung. Buletin PSP Volume XVII No.1 April 2008. Hal 44-70.

Karyana, B. 1993. Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Pelagis di Perairan Pantai


Barat Kalimantan. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 72 tahun 1993 : 33 –
41.

15
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Kimker, A. L. 1994. Tunner Crab Survival in Closed Pots. Alaska Fishery Research
Bulletin, Vol 1 No. 2 pp 179 – 183.

Mamuaya GE., Haluan J, Wisudo SH, dan Astika IW. 2007. Status Keberlanjutan
Perikanan Tangkap di Daerah Kota Pantai : Penelaahan Kasus di Kota Manado.
Buletin PSP Vol. XVI. 1 : 146-160.

Mumby, P.J, E. P. Green, A. J. Edwards, and C. D. Clark. 1999. The cost-effectiveness


of remote sensing for tropical coastal resources assessment and management.
Journal of Environmental Management (1999) 55, 157–166.

Tomascik, T., A.J. Mah., A. Nontji, and K.M. Moosa. 1997. The Ecology of The
Indonesian Seas – Part One and Two. The Ecology Journal of Indonesia Series
Vol. 8. Peripcus, Singapore

16
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

STUDI KECENDRUNGAN PENGGUNAAN FORMALIN SEBAGAI BAHAN


PENGAWET PADA PRODUK PERIKANAN DI BEBERAPA PASAR
TRADISIONAL DALAM WILAYAH KOTA BANDA ACEH

Drs. H. Azwar Thaib, M. Si

(Email: azwar.thaib@yahoo.com)

ABSTRAK

Pengawetan produk hasil perikanan dengan tujuan mempertahankan mutu dan


nilai jual menjadi perhatian semua pihak. Dugaan penggunaan bahan pengawet kimia
seperti formalin, telah meresahkan masyarakat konsumen. Hal tersebut disebabkan oleh
meningkatnya kesadaran masyarakat konsumen terhadap bahaya yang akan ditimbulkan
sebagai akibat dari penggunaaan bahan tersebut. Sementara bagi sebahagian kecil
pedagang yang tidak bertanggung jawab melakukan hal tersebut diduga dengan tujuan
mendapat keuntungan yang lebih besar melalui peningkatan daya simpan yang relatif
lama, dan biaya produksi yang tidak terlalu besar.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk melihat apakah terdapat kecendrungan


pengunaan formalin sebagai bahan pengawet pada produk perikanan baik segar maupun
olahan yang di pasarkan pada pasar-pasar tradisional dalam wilayah Kota Banda Aceh.
Sebagai sampel uji dilakukan terhadap produk segar dan olahan, baik yang berasal dari
dalam Propinsi Aceh maupun didatangkan dari Medan Propinsi Sumatra Utara. Adapun
titik pengambilan sampel adalah pasar ikan peunanyong, pasar aceh, pasar pagi seutui,
pasar pagi keutapang, pasar ulhee –lhee, dan TPI Lampulo.

Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hanya sebahagian sangat
kecil dari ikan sampel uji yang terindikasi terdapat formalin. Dan hasil wawancara tidak
ditemukan pengakuan apakah penangkap atau penjual produk perikanan yang memiliki
kecendrungan mengunakan formalin sebagai bahan pengawet.

Kata Kunci: Formalin, bahan pengawet, produk hasil perikanan, dan pasar tradisional.

I. PENDAHULUAN Umumnya setiap pasar tradisional terdapat


Latar Belakang pasar ikan yang menyediakan bernbagai
jenis ikan baik dalam bentuk segar
Untuk memenuhi kebutuhan maupun olehan. Hasil produksi usaha
konsumsi ikan bagi warga masyarakat kota perikanan dikenal memiliki resiko
Banda Aceh, tumbuh berkembang diantaranya adalah kemampuan daya
beberapa pasar di bebrapa wilayah kota. tahan produk tersebut. Maka sebagai upaya

17
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

mempertahankan daya simpan dan daya 2. Tujuan Penelitian


tahan dilakukan beberapa metoda,
diantaranya adalah rantai dingin dengan Penelitian ini bertujuan untuk
penggunaan es pada produk ikan segar. mengetahui apakah ada kecenderungan
Sementara pihak-pihak tertentu diduga penggunaan formalin pada produk hasil
memiliki kecendrungan menggunakan perikanan dalam bentuk olahan maupun
bahan pengawet kimia seperti formalin, ikan segar yang di pasarkan di pasar
karena selain biaya produksi relatif murah tradisional dalam wilayah Kota Banda
dan tidak rusak sampai lebih dari sebulan Aceh.
pada suhu kamar (25oC) untuk ikan olahan.
Sedangkan untuk ikan segar bisa tahan 3. Metode Penelitian
sampai tiga hari pada suhu kamar (25oC) Metode penelitian yang dilakukan
dan hal ini menjadi sangat berbahaya bagi adalah melakukan identifikasi, dengan cara
konsumen (Naibaho, 2011). menganalisis sampel dengan menggunakan
teskit antilin, jumlah sampel (92) tujuh
Formalin merupakan larutan yang puluh sembilan jenis yang dibuat masing-
tidak berwarna dan baunya sangat masing produk adalah 3 (tiga) yaitu :
menusuk dan bersifat karsinogenik atau control, analisis teksit antilan, analisis
bisa menyebabkan kanker. Dalam formalin teskit antilan dengan penambahan formalin
terkandung sekitar 37 % formaldehid sebanyak 4 tetes. Adapun parameter yang
dalam air, dan untuk digunakan sebagai digunakan adalah Indikatif penggunaan
bahan pengawet biasanya di tambahkan formalin pada produk ikan uji olahan
mentanol hingga 15 % (Judarwanto, 2010). maupun segar. Sampel uji diambil dari
Akibat yang ditimbulkan tersebut dapat pasar tradisional berikut; Pasar Penayong,
terjadi dalam waktu singkat atau jangka Pasar Aceh, Pasar Seutui, Pasar Pagi
pendek dan dalam jangka panjang. Ikan Keutapang, Pasar Ulee Lheu, dan TPI
segar yang di berikan formalin pada Lampulo
tubuhnya teridentifikasi menjadi kaku,
sulit dipotong , tidak rusak sampai 3 (tiga) 4. Hasil Dan Pembahasan
hari pada suhu kamar 25%, warna insang
4.1. Produk Olahan Hasil Perikanan
merah tua, dan warna daging ikan putih
bersih. Dari hasil analisis uji formalin
dengan menggunakan testkit antilin pada
produk olahan hasil perikanan yang
didapatkan hasil seperti pada table 1 -
table 6 sebagai berikut:

16
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Tabel 1 Hasil Analisis Uji Formalin Produk Olahan dengan Menggunakan


Teskit Antilin Lokasi Titik Pengambilan Sampel Pasar Ikan Peunayong

Hasil Analisis Ket


NO Produk
Antilin+ Negatif/
Olahan Kontrol Antilin
formalin Positif

1 Ikan Pisang- Putih Ungu Ungu tua -


pisang muda

2 Teri Jengki Abu-abu Abu-abu Ungu tua -

3 Teri nasi Abu-abu Ungu Ungu tua -


muda

4 Ikan kayu Coklat Merah Ungu tua -


jambu

5 Ikan talang Coklat Ungu tua Ungu tua +

6 Ikan kepala Putih susu Abu-abu Ungu tua -


batu muda

7 Ikan Kuning Ungu tua Ungu tua +


kembung Pudar

Pada sampel produk olahan yang jenis produk yang terindikasi mengandung
diperoleh dari Pasar Penayong, dari 7 jenis formalin yaitu ikan asin talang dan ikan
produk yang diteliti (tabel 1), terdapat 2 asin kembung.

Tabel 2 Hasil Analisis Uji Formalin Produk Olahan dengan Menggunakan


Teskit Antilin Lokasi Titik Pengambilan Sampel Pasar Aceh

Hasil Analisis Ket


NO Produk
Olahan Antilin+ Negatif/
Kontrol Antilin
Formalin Positif

1 Ikan pisang- Coklat pudar Abu-abu -


Ungu tua
pisang muda

17
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

2 Teri jengki Coklat Coklat -


Ungu tua
pudar

3 Teri nasi Abu-abu +


Ungu tua Ungu tua
pudar

4 Ikan Abu-abu Abu-abu -


Ungu tua
kenbung pudar pudar

5 Ikan kepala Putih Susu Abu-abu -


Ungu tua
Batu muda

6 Udang sabu Kuning +


Ungu tua Ungu tua
kecoklatan

Pada tabel 2 di atas dapat dilihat produk yang diteliti ada 2 jenis produk
bahwa sampel produk olahan yang yang terindikasi mengandung formalin
diperoleh dari Pasar Aceh, dari 6 jenis yaitu teri nasi dan udang sabu.

Tabel 3 Hasil Analisis Uji Formalin Produk Olahan Lokasi Titik Pengambilan
Sampel Pasar Setui

Hasil Analisis Ket


No Produk
Antilin+ Negatif/
Olahan Kontrol Antilin
formalin Positif

1 Ikan kepala Putih susu Abu-abu Ungu tua -


batu muda

2 Ikan Abu-abu tua Abu-abu Ungu tua -


kembung muda

3 Ikan talang Coklat pudar Ungu Ungu tua -


muda

4 Ikan pisang- Coklat pudar Ungu Ungu tua -


pisang muda

18
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

5 Udang sabu Coklat muda Abu-abu Ungu tua -


tua

6 Teri jengki Coklat Abu-abu- Ungu tua -


muda

Dari sampel produk olahan yang diperoleh produk yang terindikasi mengandung
di Pasar Setuiyaitu dari 6 jenis produk formalin
yang diteliti (tabel 3), tidak terdapat jenis

Tabel 4 Hasil Uji Formalin Produk Olahan dengan Menggunakan Teskit Antiin,
Lokasi Titik Pengambilan Sampel Pasar Pagi Keutapang.

Hasil Analisis Ket


No Produk
Antilin+ Negatif/
Olahan Kontrol Antilin
Formalin Positif

1 Ikan kayu Coklat pudar Merah Ungu tua -


jambu

2 Ikan Bening putih Nila Ungu tua -


kambing- muda
kambing

3 Ikan kepala Putih susu Abu-abu Ungu tua -


batu muda

4 Ikan talang Coklat pudar Nila Ungu tua -


muda

5 Ikan Kuning Nila Ungu tua -


kembung pudar muda

6 Teri rebus Coklat tua Nila Ungu tua -


muda

Pada tabel 4 di atas dapat dilihat jenis produk yang diteliti maka tidak
bahwa sampel produk olahan yang terdapat jenis produk yang terindikasi
diperoleh dari Pasar Pagi Ketapang, dari 6 mengandung formalin.

38
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Tabel 5 Hasil Uji Formalin Produk Olahan dengan Menggunakan Teskit Antilin,
Lokasi Titik Pengambilan Sampel Pasar Ulhe Lheue

Hasil Analisis Ket


No Produk
Antilin+ Negatif/
Olahan Kontrol Antilin
Formalin Positif

Ikan pisang-
1 Kuning pudar Abu-abu Ungu tua -
pisang

2 Teri jengki Coklat Coklat tua Ungu tua -

Abu-abu
3 Teri nasi Coklat muda Ungu tua -
pudar

4 Ikan talang Coklat pudar Ungu muda Ungu tua -

Ikan kepala
5 Putih susu Abu-abu muda Ungu tua -
batu

Sampel produk olahan yang terdapat jenis produk yang terindikasi


diperoleh dari Pasar Ulee Lheu yaitu dari 5 mengandung formalin
jenis produk yang diteliti (tabel 5), tidak

Tabel 6 Hasil Uji Formalin Produk Olahan dengan Menggunakan Teskit Antilin,
Lokasi Titik Pengambilan Sampel TPI Lampulo

Hasil Analisis Ket


No Produk
Antilin+ Negatif/
Olahan Kontrol Antilin
Formalin Positif

1 Ikan kayu Coklat pudar Merah jambu Ungu tua -

2 Ikan talang Coklat pudar Coklat tua Ungu tua -

37
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa Pasar Penayong dan Pasar Aceh yang
sampel produk olahan yang diperoleh dari terindifikasi mengunakan formalain, yaitu
ikan asin talang; ikan asin kembung; ikan
pasar TPI Lampulo, dari 2 jenis produk teri nasi; dan udang sabu.
yang diteliti dapat simpulkan bahwa tidak
terdapat jenis produk yang terindikasi
mengandung formalin.
4.2. Produk Ikan Segar
Dari tabel 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
Dari hasil analisis uji formalin
diperoleh data bahwa tidak semua produk
dengan menggunakan teskit antilin pada
olahan hasil perikanan terindikasi
produk ikan segar didapatkan hasil analisis
menggunakan formalin sebagai bahan
seperti terlihat pada table 7 - tabel 12
pengawet. Dari hasil pengamatan, hanya
berikut ini.

Tabel 7 Hasil analisis uji formalin produk segar dengan menggunakan teskit antilin
lokasi titik pengambilan sampel pasar ikan peunayong

Produk Hasil Analisis


Ket Negatif/
No segar
Antilin +
Kontrol Antilin Positif
Formalin

1 Cumi-cumi Abu-abu Ungu tua Ungu tua +

Coklat
2 Udang putih Coklat Ungu tua -
muda

Udang Merah
3 Abu-abu Ungu tua -
windu Jambu

Coklat tua
4 Lemuru Coklat tua Ungu tua -
pudar

5 Tongkol Abu-abu Abu-abu Ungu tua -

6 Teri nasi Abu-abu Ungu tua Ungu tua +

Pisang-
7 Coklat Abu-abu Ungu tua -
pisang

8 Rambeu Abu-abu Abu-abu Ungu tua -

20
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

9 Mujair Coklat tua Ungu tua Ungu tua +

10 Petek putih Putih susu Abu-abu Ungu tua -

Pada sampel ikan segar yang 3 jenis ikan segar yang terindikasi
diperoleh dari Pasar Penayong, dari 10 mengandung formalin yaitu cumi-cumi,
jenis sampel yang diteliti (tabel 7), terdapat yeri nasi dan mujair.

Tabel 8 Hasil Analisis Uji Formalin Produk Segar Lokasi Titik Pengambilan Sampel
Pasar Aceh

Hasil Analisis

Jenis
Ket Negatif/
No Produk
Antilin +
Kontrol Antilin Positif
Segar Formalin

Abu-abu
1 Tongkol Abu-abu tua Ungu tua -
coklat

2 Teri Nasi Abu-abu pudar Ungu tua Ungu tua +

+
3 Cumi-cumi Abu-abu Ungu tua Ungu tua

Udang Merah jambu Abu-abu


4 Ungu tua -
windu pudar muda

Pisang– Coklat chaki Abu-abu


5 Ungu tua -
pisang pudar muda

6 Tamban Coklat muda Coklat tua Ungu tua -

38
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Coklat tua
7 Lemuru Coklat tua Ungu tua -
pudar

8. Peperek Bening Putih Bening Ungu tua -

19 Mackarel Coklat muda Coklat tua Ungu tua -

10
Tuna Kuning Abu-abu Ungu tua -
.

Pada tabel 8 diatas dapat dilihat diteliti maka terdapat 2 jenis ikan segar
bahwa sampel ikan segar yang diperoleh yang terindikasi mengandung formalin
dari Pasar Aceh, dari 10 jenis sampel yang yaitu cumi-cumi dan teri nasi.

Tabel 9 Hasil Analisis Uji Formalin Produk Segar dengan Menggunakan Teskit
Antilin Lokasi Titik Pengambilan Pasar Pagi Setui

Hasil Analisis
Jenis Produk Ket Negatif/
No Antilin +
Segar Kontrol Antilin Positif
Formalin

Putih Abu-abu
1 Petek Putih Ungu tua -
Susu muda

Coklat Coklat
2 Mujair Ungu tua -
Tua Tua

Coklat -
Abu-abu
3 Pisang-pisang chaki Ungu tua
muda
pudar

Abu-abu -
4 Cumi-cumi Abu-abu Ungu tua
muda

Abu-abu Abu-abu
5 Tongkol Ungu tua -
coklat tua

21
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Kuning Ungu
6 ikan kembung Ungu tua -
pudar muda

Coklat Coklat
7 Udang Putih Ungu tua -
Chaki muda

Coklat
Ungu
8 Kerang tua Ungu tua -
muda
keabuan

Bening
9. Peperek Bening Ungu tua -
Putih

Coklat
10 Mackarel Coklat tua Ungu tua -
muda

Pada tabel 9 menunjukkan sampel tidak terdapat jenis ikan segar yang
ikan segar yang diperoleh dari pasar pagi terindikasi mengandung formalin.
setui, dari 10 jenis sampel yang diteliti,

Tabel 10 Hasil Uji Formalin Produk Segar Dengan Menggunakan Teskit Antiin,
Lokasi Titik Pengambilan Sampel Pasar Pagi Keutapang

Hasil Analisis
Jenis Produk Ket Negatif/
No Antilin +
Segar Kontrol Antilin positif
Formalin

Coklat
1 Tamban Coklat tua Ungu tua -
muda

Coklat -
2 Petek putih Coklat tua Ungu tua
muda

Coklat tua
3 Lemuru Coklat tua Ungu tua -
pudar

Coklat Abu-abu
4 Biji nangka Ungu tua -
pudar muda

22
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Bening
5 Peperek Bening Ungu tua -
putih

Kuning Ungu
6 ikan kembung Ungu tua -
pudar muda

7 Mujair Coklat Tua Coklat tua Ungu tua -

Coklat
8 Mackarel Coklat tua Ungu tua -
muda

Abu-abu Abu-abu
9 Tongkol Ungu tua -
coklat tua

Abu-abu -
10 Cumi-cumi Abu-abu Ungu tua
muda

Sampel ikan segar yang diperoleh terdapat jenis ikan segar yang terindikasi
dari Pasar Pagi Keutapang, dari 10 jenis mengandung formalin.
sampel yang diteliti (tabel 10), tidak

Tabel 11 Hasil Uji Formalin Produk Segar Dengan Menggunakan Teskit Antilin,
Lokasi Titik Pengambilan Sampel Pasar Ulhe Lheue

Hasil Analisis Ket


Jenis Produk
No
Antilin + Negatif/
Segar Kontrol Antilin
Formalin Positif

Lemuru
1 Coklat muda Coklat tua Ungu tua -

Mujair
2 Coklat tua Coklat tua Ungu tua -

Kerang Coklat tua Ungu


3 Ungu tua -
keabuan muda

23
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Petek putih Abu-abu


4 Putih susu Ungu tua -
muda

Pisang-pisang Coklat chaki Abu-abu


5 Ungu tua -
pudar Muda

Tamban -
6 Coklat muda Coklat tua Ungu tua

-
Abu-abu
7 Cumi-cumi Abu-abu Ungu tua
muda

Ungu
8 ikan kembung Kuning pudar Ungu tua -
muda

Udang windu Merah jambu Abu-abu


9 Ungu tua -
muda muda

Kerang
Coklat tua Unggu
10 Ungu tua -
keabuabuan muda

Pada tabel diatas menunjukkan yang diteliti (tabel 11), tidak terdapat jenis
sampel ikan segar yang diperoleh dari ikan segar yang terindikasi mengandung
Pasar Ulhe Lheue, dari 10 jenis sampel formalin.

Tabel 12 Hasil Uji Formalin Produk Segar Dengan Menggunakan Teskit Antilin,
Lokasi Titik Pengambilan Sampel TPI Lampulo.

Hasil Analisis Ket


Jenis Produk
No Negatif/
Antilin +
Segar Kontrol Antilin
Formalin Positif

Tongkol Abu-abu Abu-abu


1 Ungu tua -
coklat tua

10
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Tuna Kuning
2 Ungu tua Ungu tua +
bening

Udang putih Coklat Coklat


3 Ungu tua -
khaki muda

Udang windu
Merah Abu-abu
4 Ungu tua -
jambu muda muda

Kerang
Coklat tua Ungu
5 Ungu tua -
keabuabuan muda

Mujair
6 Coklat tua Coklat tua Ungu tua -

Ikan pisang-
pisang Kuning
7 Ungu tua Ungu tua +
pudar

Lemuru
Abu-abu Abu-abu
8 Ungu tua -
kecoklatan muda

Coklat
9 Mackarel Coklat tua Ungu tua -
muda

Kuning Ungu
10 ikan kembung Unu tua -
pudar muda

Tabel 12 menunjukkan bahwa Dari analisis data tersebut dapat


sampel ikan segar yang diperoleh dari dilihat bahwa produk yang di pasarkan
Pasar TPI Lampulo, dari 10 jenis sampel baik dalam bentuk segar maupun dalam
yang diteliti ada terdapat 2 jenis ikan segar bentuk olahan tidak semua mengandung
yang terindikasi mengandung formalin formalin (negatif), namun terdapat hanya
yaitu ikan tuna dan ikan pisang-pisang . sedikit yang mengandung formalin.
Penggunaan teskit antilin hanya
memperlihat perubahan warna bukan

38
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

mengukur persentase kandungan formalin perikanan yang mengunakan


yang ada pada sampel. Warna yang formalin.
dihasilkan juga beraneka ragam abu-abu,
coklat, ungu muda, kuning kehijauan, abu-
abu pudar, bening, putih susu, pink pudar.

Meskipun dari hasil uji formalin


didapatkan warna ungu muda dari
beberapa jenis produk akan tetapi tidaklah
bisa disebut bahwa produk tersebut
mengandung formalin hal ini bisa
disebabkan dari berbagai faktor yang
menjadi penyebabnya. Karena warna
daging produk yang dianalisis terdiri dari
beberapa warna tergantung jenis produk,
daerah penyebarannya/perairan tempat
ikan tersebut hidup serta faktor-faktor
lainnya yang dapat berubah warna setelah
dilakukan analisisnya. Oleh sebab itu
indikasi tersebut perlu dilanjutkan dengan
uji lanjut dengan menggunakan
formaldehida teskit, dengan mengambil
titik pengambilan sampel yang sama dan
jenis ikan yang sama pula.

5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut :

a. Tidak semua produk hasil


olahan dan produk perikanan
yang ada di pasar tradisional
wilayah kota Banda Aceh
ditemukan menggunakan
formalin, namun hanya ditemukan
pada sebahagian kecil produk
saja.
b. Dari hasil wawancara tidak
ditemukan pengakuan apakah
penangkap atau penjual produk

25
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

DAFTAR PUSTAKA

Judarwanto, W. 2010. Pengaruh Formalin bagi System Tubuh. Jakarta: Putera Kembara.

Naibaho, P, 2011. Formalin pada Ikan. Jakarta: Blog Duniaku.

Menkes No.1168/1999. Bahan-Bahan Tambahan Makanan untuk Pengawet yang


Diperbolehkan dan yang Dilarang.

26
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Pengaruh Perbandingan Campuran MortarPengikat


Pasangan Batu Bata Terhadap Kekuatan Tekan

Helwiyah Zain1)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kekuatan pasangan batu bata


dengan menggunakan beberapa jenis perbandingan campuran . Bahan batu bata diambil
dari beberapa pabrik batu bata yang ada dalam Wilayan Banda Aceh dan Aceh Besar,
pasir didatangkan dari daerah Aneuk Galong Km 13 Jalan Banda Aceh-Medan. Semen
yang dipakai adalah produksi PT Semen Andalas Indonesia. Pengujian dilakukan di
Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Aceh yaitu pengujian terhadap kekuatan
tekan benda uji pasangan batu bata dengan bermacam-macam variasi perbandingan
campuran. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perbandingan campuran 1:4,5
merupakan campuran yang paling ekonomis.

Kata kunci: pasangan batu bata, perbandingan campuran, kekuatan tekan, ekonomis.

Abstract

These research is proposed to get the strength of brick masonry which variation
of mix proportion. Brick materials are used from Banda Aceh and Aceh Besar areas,
sand are coming from Aneuk Galong area at Km 13, Banda Aceh-Medan Road direction.
Cement meterial are used from PT Semen Andalas Indonesia production. The sample
were tested at Dinas Pekerjaan Umum Aceh Province Laboratory to get the relation
between mix proportion and the strength of brick masonry. The result of tested showed
that the most economical mix proportion were 1:4,5.

Keywords: brick masonry,mix proportion,compression strength, economical.

_______________________________________________________

1) Staf Pengajar, Jurusan Teknik Sipil Universitas Abulyatama

1. Pendahuluan dibandingkan dengan bahan bangunan


lainnya seperti baja atau kayu, misalnya
Konstruksi bangunan gedung dari seperti bahannya murah, mudah dibentuk,
beton bertulang semakin digemari oleh tidak memerlukan tenaga ahli yang mahal
masyarakat dalam membangun rumah atau dan lain-lain.
bangunan untuk kebutuhan lainnya. Hal ini
didasari oleh banyaknya kelebihan yang Konstruksi bangunan gedung dari
dipunyai oleh bahan beton bertulang bahan beton secara umum terdiri dari dua

27
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

macam komponen yaitu: komponen yang 2. Tujuan


bersifat struktural dan komponen yang
bersifat non struktural. Komponen Penelitian ini ingin diketahui
struktural digunakan bahan beton diberi tu- kekuatan tekan pasangan batu bata dengan
langan dan komponen non struktural beberapa variasi perban-dingan campuran
digunakan bahan pasangan batu gunung mortar terhadap benda uji dengan cara
atau pasangan batu bata. Bahan pasangan pengujian di laboratorium. Variasi
batu bata sering digunakan untuk dinding perbandingan campuran yang digunakan
ruangan, dinding bak kamar mandi, adalah: 1:2, 1:2,5, 1:3, 1:3,5, 1:4, 1:4,5, 1:5
dinding kolam renang, septiktank, pagar dan 1:5,5. Dari hasil percobaan tekan
bangunan, dan lain-lain. terhadap pasangan batu bata dapat dibuat
grafik hubungan kekuatan tekan - variasi
Penggunaan pasangan batu bata hingga perbanding-an campuran pasangan batu
saat ini masih sangat digemari oleh bata.
masyarakat karena harganya relatif murah,
pengerjaan-nya mudah, dan dari segi 3. Metode Penelitian
keindahan juga tidak kalah menarik
dibanding-kan dengan tipe konstruksi yang Berikut ini diuraikan material yang
lain. Pasangan batu bata terdiri dari batu dipakai, pengambilan sampel, pembuatan
bata diikat dengan bahan campuran semen, benda uji, dan percobaan benda uji.
pasir dan air yang dikenal dengan sebutan 3.1 Pengadaan bahan
mortar. Batu bata hingga saat ini mayoritas
diproduksi oleh masyarakat dari bahan Bahan yang dipakai pada penelitian
baku tanah liat dimasak secara tradisional ini adalah: batu bata, semen, pasir dan air.
dalam dapur khusus sampai tahap Bahan batu bata diambil di pabrik di
kematangan tertentu. sekitar daerah Cot Paya, semen diambil
dari toko bahan bangunan di kota Banda
Mutu bahan pasangan batu bata Aceh, pasir diambil dari sumber material
ditentukan oleh mutu batu bata dan mutu di daerah Aneuk Galong (km.13 jalan
bahan pengikat (mortar). Mutu bahan Banda Aceh-Medan), dan air diperoleh
pengikat tergantung pada mutu bahan dari PDAM.
pembentuknya yaitu: pasir, semen dan air
serta perbandingan campuran dari ketiga 3.1.1 Batu bata
jenis bahan pembentuknya. Kekuatan
bahan pengikat sering diukur terhadap Bahan batu bata diambil yang
kekuatan tekan dan kekuatan geser dari digunakan untuk penelitian ini sebanyak
pasangan batu bata tersebut. Semakin 10x8x8 = 640 buah, tetapi diambil di
sedikit jumlah semen terhadap jumlah sumber dapur batu bata sebanyak 700 buah
pasir maka keku-atan pasangan makin karena dikhawa-tirkan nanti ada yang
menurun dan sebaliknya makin banyak pecah. Batu bata disimpan dalam gudang
jumlah semen terhadap jumlah pasir maka yang terlindung dari cuaca.
kekuatan tekan akan semakin tinggi.

27
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

3.1.2 Semen kekuatan tekan, oleh karena itu bentuk


benda uji adalah kubus. Benda uji terdiri
Bahan semen yang dipakai pada dari 4 lapis batu bata yang posisi letaknya
penelitian ini adalah semen produksi PT selang-seling, ditambah dengan tebal
Semen Andalas Indonesia tipe I. Semen mortar masing-masing antara pertemuan
diambil dari toko bangunan di kota Banda sisi batu bata sehingga jumlah batu bata
Aceh sebanyak 10 zak yang bungkusnya setiap benda uji adalah 8 buah. Bentuk dan
masih utuh (tidak koyak). ukuran benda uji seperti terlihat pada
Gambar 3.1.

3.1.3 Pasir

Pasir untuk penelitian ini diambil dari


daerah Aneuk Galong (km.13 jalan Banda
Aceh-Medan). Pasir tersebut pada saat
pengambilan terlihat bersih, tidak
mengandung humus, atau kotoran-kotoran
lain-nya. Jumlah pasir yang diambil adalah
2 m3 yaitu sekali angkut minimal dengan
pick up.
Gambar 3.1 Bentuk dan ukuran benda uji

3.1.4 Air 3.2.2 Pemeriksaan bahan pembentuk


benda uji
Air diambil langsung dari perusahaan
air minum Tirta Daroy seba-nyak 10 Bahan-bahan pembentuk benda uji yang
jerigen a 20 liter. Air ini disimpan dalam diperiksa adalah pasir dan batu bata.
gudang yang terlindung dari cuaca. Sedangkan semen dan air cukup dilakukan
dengan pengamat-an visual saja.

3.2 Benda Uji


a. Benda uji pasir
Benda uji adalah pasangan batu bata
yaitu batu bata diikat dengan mortar. Pasir dilakukan penyaringan untuk
Mortar adalah campuran semen, pasir dan menghindari adanya kotoran yang
air. kemungkinan ada dalam pasir. Pasir
diambil secara acak dan disaring dengan
saringan 0,3 dan 0,15 mm. Pasir yang
dipakai adalah pasir yang lewat saringan
3.2.1 Bentuk dan ukuran benda uji 0,3 mm dan tertahan di atas saringan 0,15
mm. Pasir tidak dicuci karena menurut
Bentuk benda uji disesuaikan dengan
tujuan penelitian yaitu untuk menguji

28
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

pengamatan terlihat bersih dan keadaan ini


dianggap mendekati keadaan alami.
3.3 Percobaan Kuat Tekan
Benda uji diukur masing-masing
panjang, lebar dan tingginya dan dicatat
b. Batu bata pada sebuah daftar. Benda uji diberi
capping untuk menjamin letak benda uji
Batu bata diambil dari ke-lompok dalam posisi vertikal. Pada benda uji
dalam keadaan yang masih utuh (tidak dipasang dial gage untuk mencatat
pecah) masing-masing diukur panjang, perpendekan benda uji selama percobaan.
lebar dan tingginya. Ukuran ini dicatat
dalam sebuah daftar. Untuk percobaan kuat Pada saat percobaan, tahap awal dicatat
tekan digunakan benda uji batu bata besarnya beban, dan perpendekan beban =
dengan ukuran rata-rata panjang = 20 cm, 0. Tahap berikutnya diatur kecepatan
lebar 10 cm dan tinggi 4 cm. mesin uji sebesar 2 kg/cm2/detik dan
diamati sampai benda uji mulai retak dan
hancur. Setiap benda uji dicatat pola
3.2.3 Pembuatan benda uji kehancurannya apakah hancur mortar lebih
dahulu atau kehancuran batu bata lebih
Benda uji dibuat dengan 8 variasi dahulu.
perbandingan campuran mortar yaitu: 1:2,
1:2,5, 1:3, 1:3,5, 1:4, 1:4,5, 1:5 dan 1:5,5
dan masing-masing 10 buah benda uji. 3.4 Analisis Data
Diawali dengan perbandingan campuran Dari percobaan yang telah dilakukan
mortar 1:2 dan seterusnya. seperti diuraikan dalam subbab 3.3,
Lapis pertama adalah lapisan mortar diperoleh sejumlah data. Data yang
tinggi 1 cm, di atasnya disusun 2 buah batu diperoleh dari pengujian kuat tekan yaitu
bata mendatar dalam arah memanjang, di data besarnya beban dan perpendekan
atasnya diberi lapisan mortar tebal 1 cm, di benda uji. Data tersebut dicatat pada
atasnya disusun 2 buah batu bata mendatar sebuah daftar pada formulir yang sudah
dalam arah melintang, di atasnya diberi disiapkan. Masing-masing benda uji
lapisan mortar tebal 1 cm, di atasnya dihitung tegangan yang terjadi pada saat
disusun 2 buah batu bata mendatar dalam hancur dengan menggunakan persamaan
arah memanjang, di atasnya diberi lapisan (2.1). Semua nilai kuat tekan masing-
mortar tebal 1 cm, di atasnya disusun 2 masing benda uji untuk setiap
buah batu bata mendatar dalam arah perbandingan campuran dihitung tegangan
melintang dan terakhir di atasnya diberi karakteristiknya dengan menggunakan
lapisan mortar tebal 1 cm. Keempat sisi persamaan (2.2) dan (2.3). Tegangan
vertikal dilapisi dengan mortar masing- karakteristik ini untuk masing-masing
masing tebal 1 cm. Benda uji ini masing perbandingan campuran dapat dibuat
direndam selama 28 hari grafik hubungan kekuatan tekan dengan
perbandingan campuran.

29
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Tabel 4.1 Kekuatan tekan karakteristik


dari beberapa jenis
4. Hasil Penelitian
perbandingan campuran mortar
Percobaan yang dilakukan seperti
diuraikan pada Bab III, telah menghasilkan
sejumlah data dan diolah dengan
menggunakan persamaan (2.1), (2.2) dan No Campuran Kuat tekan
(2.3), sehingga diperoleh hasil berupa
kekuatan tekan untuk masing-masing Karakteristik
perbandingan campuran mortar seperti
1 1sm:2ps 70,455
diuraikan berikut ini.
2 1sm:2,5ps 70,565

4.1 Hasil percobaan kuat tekan 3 1sm:3ps 69,971

Percobaan kuat tekan terhadap benda 4 1sm:3,5ps 70,132


uji menghasilkan kekuatan tekan untuk
5 1sm:4ps 70,943
masing-masing perbandingan campuran
mortar. Dari perbandingan campuran 6 1sm:4,5ps 70,405
mortar yaitu: 1:2, 1:2,5, 1:3, 1:3,5, 1:4,
1:4,5, 1:5 dan 1:5,5 menghasilkan 7 1sm:5ps 69,199
kekuatan tekan karakteristik seperti terlihat
pada Tabel 4.1 di bawah ini. 8 1sm:5,5ps 67,277

Keterangan:

sm = semen

ps = pasir

4.2 Pembahasan

Hasil pengujian terhadap benda uji


sebanyak 8 variasi perbandingan campuran
mulai dari 1sm:2 ps sampai 1sm : 5,5 ps
terlihat bahwa perbandingan campuran
1sm:2 ps sampai 1sm:4,5 ps, kuat tekan
benda uji menunjukkan nilai yang relatif

30
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

hampir sama dan sedikit fluktuatif. Pada tendensi menurun. Angka-angka tersebut
perbandingan campuran mulai dari dalam bentuk grafik dapat dilihat pada
1sm:4,5ps sampai 1sm:5,5ps terlihat Gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1 Hubungan kuat tekan benda uji dan

perbandingan campuran

Dari grafik terlihat bahwan grafik mulai


menurun pada perbandingan campuran
1:4,5. Artinya kehancuran benda uji terjadi 5. Kesimpulan dan Saran
akibat kekuatan batu bata dan mortar
mendekati sama. Di sini pula dapat Berdasarkan hasil percobaan yang
disimpulkan bahwa pada perban-dingan dilakukan terhadap benda uji pasangan
campuran 1sm:4,5ps sampai 1sm:5,5ps batu bata dengan berbagai variasi
kekuatan batu bata lebih kuat dibanding perbandingan campuran, maka diperoleh
dengan kekuatan mortar, oleh karena itu beberapa kesim-pulan dan saran sebagai
keruntuhan terjadi akibat kehancuran berikut:
mortar. Berdasarkan grafik di atas, dapat
disimpulkan bahwa kekuatan batu bata
yang hampir sama dengan kekuatan mortar
terjadi pada perbandingan campura 1:4,5.
Kekutan tekan pasangan batu bata pada
campuran 1:4,5 dapat dihitung dengan cara
interpolasi didapat 70,405 kg/cm2.

31
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

5.1 Kesimpulan 1. Kepada peneliti lain disarankan agar


dapat menggunakan sampel
1. Perbandingan capuran pengikat
pasangan batu bata yang paling batu bata tidak hanya di wilayah Aceh
Besar saja tetapi di wilayah-wilayah
ekonomis adalah pada 1: 4,5. lainnya agar informsi mengenai
kekuatan pasangan batu bata dapat
2. Kekuatan tekan pasangan batu bata pada digu-nakan oleh mesyarakat setempat.
perbandingan campu-ran 1:4,5 adalah
70,405 kg/cm2.

3. Pada perbandingan campuran yang 2. Agar tidak berkurang kadar air dalam
semakin gemuk ternyata tidak mortar, disarankan kepada
memberikan penambahan kekuatan
pasangan karena didahului oleh pelaksana untuk merendam bat bata
kehancuran batu bata. sebelum dipasang

4. Sebaliknya pada campuran yang


semakin kurus, kekuatan pa-sangan
semakin menurun karena keruntuhran Ucapan terima kasih
terjadi akibat
Penelitian ini terlaksana berkat
kehancuran mortar. bantuan berbagai pihak baik berupa
dorongan semangat, pelaksanaan penelitian
terutama dalam pembuat-an benda uji,
percobaan di labo-ratorium serta
5.2 Saran pengolahan data. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada Dekan
Berdasarkan hasil pengujian benda uji Fakultas Teknik Universitas Abulyatama,
seperti terlihat pada Bab IV, dapat Ketua Jurusan, petugas laborato-rium, dan
disarankan sebagai berikut: teman-teman sejawat di Jurusan Sipil
Unaya.

32
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Daftar Pustaka

Anonim, 1979, American Society for Testing Materials, New York.

Anonim, 1983, Standar Industri Indonesia, Jakarta

Suprapto, J., 1987, Statistik Teori dan Applikasi, Erlangga, Jakarta.

Timoshenko, S., 1976, Strength of Materials, Kringer Publishing Co., New York.

Walpole, R., E., 1985, Probability and Statisyic for Engineer and Scientists, McMillan
Publishing Company, New York.

33
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

PENYELESAIAN PELANGGARAN HAM DI ACEH,


KEHARUSAN vs HAMBATAN

Maryati B*

ABSTRAK

Pada dasarnya MoU Helsinki memberi peluang kepada korban konflik Aceh
untuk mendapat keadilan hukum terkait dengan hak-hak asasi yang dilanggar semasa
konflik Aceh berkecamuk hampir tiga dasa warsa. Namun, upaya-upaya kearah itu bukan
hanya lamban dan terkesan kurang serius, akan tetapi juga terhambat oleh Undang-
undang Pemerintahan Aceh (UUPA) UU No. 11 Tahun 2006, undang-undang yang
merupakan implementasi butir-butir MoU Helsinki sendiri. Hambatan itu tercantum
secara eksplisit dalam pasal 28 ayat (1) UU tersebut yang menyatakan bahwa Pengadilan
HAM yang akan dibentuk untuk Aceh hanya untuk mengadili kasus-kasus pelanggaran
HAM yang terjadi setelah undang-undang tersebut diundangkan. Saat ini Pengadilan
HAM itu sedang dalam proses pembentukan. Kalau pengadilan HAM itu terbentuk, tentu
saja tidak dapat menampung kasus pelanggaran HAM masa konflik, terutama yang terjadi
sejak Aceh dijadikan Daerah Operasi Militer (DOM) 1989 hingga penandatanganan
MoU Helsinki 15 Agustus 2005. Mengadili para pelaku pelanggaran HAM berat itu
adalah suatu keharusan guna memberi keadilan kepada para korban konflik dalam rangka
mewujudkan perdamaian permanen yang berkeadilan. Pelanggaran HAM berat yang
terjadi di Aceh pada umumnya berupa kejahatan kemanusiaan, yang meninggalkan luka
teramat dalam bagi korban dan keluarg korban. Agar kasus-kasus pelanggaran HAM
berat itu dapat diadili maka jalan keluar yang mungkin adalah merevisi pasal 228 UU
No. 11 Tahun 2006 melalui proses legislasi, yaitu membentuk undang-undang untuk
mengeluarkan Aceh dari konpetensi pengadilan HAM di Medan dan menjadikan UU itu
berlaku surut, atau merujuk kepada undang-undang lain yaitu UU No. 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan HAM, dengan membentuk Pengadilan HAM ad Hoc sesuai ketentuan
pasal 43 undang-undang ini. Namun kedua cara itu harus melalui jalan panjang yang sulit,
sekalipun Mahkamah Agung yang memiliki kewenangan membentuk pengadilan beserta
prasarana dan sarananya telah menyetujui Pembentukan Pengadilan HAM untuk Aceh
dan atau di Aceh sebagaimana dinyatakan dalam surat balasan yang diajukan oleh
Menteri Hukum dan HAM. Hambatan pembentukan Pengadilan HAM untuk Aceh harus
dihilangkan, demikian juga dengan hambatan terhadap pengadilan kasus pelanggaran
HAM selama konflik Aceh berkecamuk. Yang penting kasus pelanggaran HAM berat
harus dapat diadili guna memberi keadilan bagi korban konflik, sementara Pengadilan
HAM untuk dan atau di Aceh harus segera terbentuk sesuai amnat MoU Helsinki.

*
Mariati B, S.H. M.Hum. adalah Dosen Kopertis Wil.I dpk FH Unaya, Pengajar Mata Kuliah Hukum dan
HAM

34
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

I.PENDAHULUAN menyebutkan bahwa Pengadilan HAM


Penandatanganan Memorandum of yang dibentuk untuk Aceh itu hanya untuk
Understanding (MoU) Helsinki pada mengadili kasus-kasus pelanggaran HAM
tanggal 15 Agustus 2005 oleh Pemerintah setelah UUPA diundangkan yang berarti
Republik Indonesia dan Gerakan Aceh tidak dapat berlaku surut.
Merdeka (GAM) merupakan tonggak awal Pembentukan Pengadilan HAM itu
berakhirnya konflik Aceh yang telah belum terbentuk, sementara pelanggaran
berlangsung hampir selama dua puluh HAM masih juga terjadi dan korban
sembilan tahun, sejak dideklarasikannya konflik terus menuntut keadilan hukum,
Aceh Merdeka oleh DR. Hasan kapan semua itu ditegakkan, kapan semua
Muhammad Ditiro pada tanggal 4 itu terwujud. Suara korban bahkan makin
Desember 1976. Konflik Aceh yang nyaring, desakan di hati mareka tak pernah
berkepanjangan itu menyisakan banyak berhenti, bahkan adakalanya para korban
persoalan Hak Asasi Manusia (HAM) mengepalkan tinju tanda marah berlebihan
karena banyaknya pelanggaran HAM dan memperlihatkan ekspresi kesedihan
berat terjadi selama hampir tiga dasawarsa yang sangat dalam, karena mareka merasa
tersebut. ditindas oleh keadilan hukum serta diinjak
Kamp. Konsentrasi Rumah harkat dan martabatnya.
Gedong dan Rancung, tragedi Krueng Penyelesaian pelanggaran HAM
Arakundo, pembantaian Tgk Bantaqiah pasca konflik memang sangat tergantung
dan pengikutnya di Beutong Ateuh, tragedi pada itikad baik Pemerintah (dalam hal ini
Simpang KKA, tragedi Bumi Fora, dll Pemerintah Pusat), di samping perlu
merupakan noda-noda hitam pelanggaran didukung Pemerintah Aceh dan didorong
HAM berat di Aceh yang pada dasarnya berbagai elemen sipil. Badan Reintegrasi
memerlukan penyelesaian di masa damai Aceh telah memfasilitasinya, akan tetapi
sesuai amanat MoU Helsinki. sampai dimanakah upaya penyelesaian
Butir 2 MoU Helsinki mengatur pelanggaran HAM di Aceh pada masa
tentang Hak Asasi Manusia dan butir 2.2 konflik, sudahkah ada titik terang atau
menegaskan tentang keharusan pemben- bahkan akan tenggelam ditelan arus.
tukan Pengadilan HAM untuk Aceh. Kapan Pengadilan HAM terbentuk dan
Dengan adanya Pengadilan HAM untuk mengadili para pelaku pelanggaran HAM
Aceh berarti bahwa pelanggaran HAM dan berat guna memberi keadilan bagi para
kejahatan kemanusiaan yang terjadi selama korban konflik dan mengembalikan harkat
konflik harus mendapat prioritas untuk dan martabat mareka. Penulis mencoba
diselesaikan. mengupas persoalan itu dalam tulisan
Saat ini konflik hampir tujuh tahun singkat ini berdasarkan analisa kepusta-
berakhir, akan tetapi amanat MoU Helsinki kaan, peraturan perundangan nasional dan
itu nyaris terabaikan. Ketentuan MoU universal, hasil seminar, focus group
Helsinki tentang Pengadilan HAM discussion (FGD), bahan-bahan dari media
malahan telah diimplementasikan secara cetak dan elektronik serta internet serta
ironis dalam Undang-Undang Pemerin- interview jarak jauh .
tahan Aceh (UUPA), UU No. 11 Tahun
2006. Pasal 28 ayat (1) UUPA

35
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

II. PELANGGARAN HAM SELAMA kemanusiaan merupakan perbuatan


KONFLIK ACEH sebagai bagian dari serangan yang
Pelanggaran HAM dan meluas atau sistemik yang ditujukan
penegakan HAM merupakan dua istilah langsung terhadap penduduk sipil
kontroversi. Pelanggaran HAM dapat berupa pembunuhan, pemusnahan,
berupa pelang-garan HAM biasa dan perbudakan, pengusiran atau
pelanggaran HAM berat. Pelanggaran pemindahan penduduk secara paksa,
HAM di definisikan sebagai setiap perampasan kemerdekaan secara
perbuatan seseorang atau sekelompok sewenang-wenang, penyiksaan,
orang termasuk aparat negara baik perkosaan, perbudakan seksual,
disengaja atau kelalaian yang secara pelacuran dengan cara paksa,
melawan hukum, mengurangi, mengha- pemaksaan kehamilan, sterilisasi secara
langi, membatasi, dan atau mencabut paksa, penghilangan paksa, kejahatan
hak asasi manusia seseorang atau apartheid, dan pengamayaan terhadap
kelompok orang yang dijamin oleh kelompok tertentu atas dasar
undang-undang ini, dan tidak persamaan ras, paham politik,
mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis
akan memperoleh penyelesaian hukum kelamin, dll (pasal 9 UU No.26 tahun
yang adil dan benar, berdasarkan 2000).
mekanisme hukum yang berlaku (pasal
1 butir 6 UU No. 39 Tahun 1999 a. Pelanggaran HAM Berat di
tentang Hak Asasi Manusia). Menurut Dunia Internasional
C. de Rover (1998 : 46) Hak asasi Pelanggaran HAM berat telah
manusi adalah hak hukum yang berarti terjadi sepanjang sejarah umat manusia
dan termasuk di dalamnya upaya
hak-hak tersebut merupakan hukum.
pemusnahan kelompok atau etnis yang
Hak asasi manusia dilindungi oleh disebut dengan genosida. Genosida
kontitusi dan hukum nasional negara- sebagai bagian pelanggaran HAM berat
negara dunia. Pelanggaran HAM yang telah didefinisikan di atas merupakan
berat menurut pasal 7 UU No. 26 tahun kejahatan internasional, baik terjadi di
2000 tentang Pengadilan HAM masa perang maupun di masa damai.
meliputi kejahatan genosida dan Istilah “genosida” yang diciptakan tahun
kejahatan terhadap kema-nusiaan. 1944 oleh Raphael Lemkin (Antonio
Kejahatan genosida merupakan Cassese, 1994 : 99) merupakan ciri umum
perbuatan untuk menghancurkan atau etnis, rasial atau agama, praktik yang
memusnahkan seluruh atau sebagian sering terjadi yang dikaitkan dengan salah
satu faktor tersebut. Berbagai kasus
kelompok bangsa, ras, etnis, atau
genosida yang pernah terjadi di dunia
kelompok agama dengan cara antara lain:
membunuh, dll (pasal 8 UU No. 26
Tahun 2000). Sementara kejahatan

36
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

- Pemusnahan suku Armenia oleh Amerika Serikat, demikian juga perang di


orang Turki tahun 1914-1915 dan Afghanistan yang menghancurkan rakyat
terulang lagi tahun 1985 sipil dengan alasan yang tidak jelas yang
- Pembantaian 6 juta orang Yahudi kesemuanya bermuara kepada genosida.
oleh Nazi/Hitler di Jerman selama Sejak awal terjadi pembantaian
tahun 1938 hingga tahun 1945 suku-suku bangsa di atas, masyarakat
- Pada tahun 1960 Tentra Nasional internasional telah bereaksi keras terhadap
Kongo telah membantai ratusan genosida dan kemudian melahirkan
orang Baluba di propinsi kasai Konvensi Genosida (Konvensi Tentang
Selatan kongo Pencegahan dan Hukuman Terhadap
- Tahun 1960-an dan 1970-an Kejahatan Pemusnahan Suatu Bangsa
penghancuran suku Indian yang dengan Sengaja) yang dideklarasikan
mendiami wilayah Brazil oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun
pemerintah negara tersebut dengan 1948. Genosida bukan dilakukan tiba-tiba
berbagai kebijaksanaan tapi ada syarat yang melandasinya. Suatu
- Pada tahun 1965 di Burundi persyaratan dari genosida adalah adanya
100.000 orang suku Hutu dibantai “dolus” atau “keinginan untuk
oleh suku Tutsi yang minoritas dan menghancurkan” (Antonio Cassese,
diulang tahun 1972 di mana 1984:106). Genosida merupakan kejahatan
300.000 orang suku Hutu dibantai internasional, baik terjadi di masa perang
lagi oleh orang Tutsi maupun di masa damai.
- Pembantaian terhadap 2 juta orang
Kamboja terutama yang menganut b. Pelanggaran HAM Berat di Aceh
agama Islam dan Budha telah Sebelum memaparkan pelanggar-
dilakukan oleh rezim Khmer an HAM berat di Aceh semasa konflik,
Merah-Pol Pot tahun 1975-1978 terlebih dahulu mencatat pelanggaran
- Tahun 1971-1978 rezim Presiden HAM berat yang terjadi di Indonesia
Idi Amin telah membunuh ribuan khususnya selama masa orde baru (Edwin
orang sipil di Uganda Partoci, dkk, 2002 : 37- 43) :
- Tahun 1982 pembunuhan orang- Kasus Tanjung Priuk, 12
orang Palestina di Lebanon yang September 1984, kasus Talangsari
dilakukan oleh orang Kristen Lampung, tanggal 7 Februari 1989,
Falangis di kamp-kamp Sabra dan pembantaian terhadap para Jamaah
Shatila direkomendasi tentara Warsidi, kasus Trisakti pada bulan Mei
Israel 1998: penembakan mahasiswa Universitas
- Tahun 1986-1987 tindakan Trisakti yang sedang melakukan aksi
genosida di Srilanka dilakukan demontrasi menuntut agar Suharto mundur
oleh mayoritas Singhala terhadap dari jabatan presiden, kasus Jembatan
orang-orang Tamil yang minoritas. Semanggi I tanggal 13 November 1998
dan Semanggi II 24 September 1999,
Berbagai kasus genosida lain penghilangan paksa terhadap 4 aktivis, dll.
terus terjadi di muka bumi hingga detik ini, Di Aceh, kejahatan kemanusiaan
seperti penghancuran Irak oleh tentara sebagai bagian dari pelanggaran HAM

37
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

berat seperti didefinisikan di atas, kerap besar dan sisa-sisa penghancuran dan
terjadi selama konflik berlangsung. pembakaran rumah-rumah penduduk dan
Terutama sejak diberlakukannya Aceh tempat usaha serta sejumlah kaum
sebagai Daerah Opersi Militer (DOM) dari perempuan yang traumatis akibat
tahun 1989 hingga 1998 dengan perkosaan masa DOM, di samping anak
menggunakan “rumoh gedong” dan yang lahir dari akibat perkosaan terhadap
“rancung” serta berbagai tempat perempuan yang tidak normal.
penyiksaan lain dalam wilayah Aceh DOM memang hanya diberla-
sebagai kamp konsentrasi. Setelah DOM kukan di tiga kabupaten sebelum
dicabut tahun 1998, pelanggaran HAM pemekaran, yaitu Pidie (sekarang termasuk
berat itu justru terus terulang, mulai dari Pidie Jaya), Aceh Utara (sekarang
tragedi Krueng Arakundo, kasus Simpang termasuk Bireuen, Kota Lhokseumawe)
KKA, pembantaian kelompok Tgk dan Aceh Timur (sekarang termasuk kota
Bantaqiah, tragedi Bumi Flora dan Langsa dan Aceh Tamiang). Namun akibat
berbagai pembantaian lain yang tak kekejaman aparat militer masa DOM di
mungkin ditulis satu persatu, apalagi tiga kabupaten tersebut, rakyat Aceh
dengan diberlakukannya :darurat militer” sungguh-sungguh marah, sehingga
dan dilanjutkan dengan “darurat sipil” dari kemudian hampir seluruh rakyat Aceh
tahun 2004 hingga penandatanganan MoU melawan Jakarta dan menuntut merdeka.
Helsinki. c. Hak Asasi yang Dilanggar
Selama Aceh berstatus DOM, Sesuai ketentuan pasal 227 UU
pelanggaran HAM berat itu nyaris tidak Pengadilan HAM, maka hak yang dijamin
terpublikasi karena dilakukan di kamp- untuk tidak dilanggar dan tidak
kamp konsentrasi yang tertutup dari dibenarkan untuk dilakukan (Ifdhal Kasim,
liputan media. Ketika DOM dicabut, 2010 : 5) adalah:
ternyata Aceh menyisakan antara lain apa - semua bentuk penggeledahan
yang dinamakan dengan “Kampung Janda” sewenang-wenang atas tubuh,
dan “Bukit Tengkorak.” Dinamakan kediaman, pakaian, pencabutan
Kampung Janda karena di kampung atau perampasan hak, atau
tersebut nyaris kosong dari kaum laki-laki pembatasan atas kebebasan setiap
kecuali laki-laki tua renta dan anak-anak orang
laki-laki bawah umur. Laki-laki di sana - penyiksaan secara sewenang-
telah hilang, baik karena diculik, dibunuh wenang dan pencabutan atas hak
atau dihilangkan paksa. Sementara hidup secara melawan hukum
dinamakan Bukit Tengkorak karena di - penangkapan, penahanan, dan
bukit tersebut ternyata berisikan kuburan dipenjarakan secara melawan
massal yang tak diketahui identitas hukum
penghuninya setelah kuburan massal itu
dibongkar oleh Tim Pencari Fakta (TPF) Konvensi Menentang Penyiksaan
usai pencabutan DOM (Ahmad Farhan dan Perlakuan atau Penghukuman lain
Hamid, 2006). yang Kejam, Tidak Manusiawi dan
Di samping itu pasca DOM Aceh Merendahkan Martabat Manusia atau
menyisakan anak yatim dalam jumlah disebut dengan Konvensi Anti Penyiksaan

38
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

yang dideklrasikan Tahun 1984 dan meninjaklanjuti penyelesaian pelanggaran


berlaku sejak Juni 1997 telah diratifikasi HAM tersebut. Poin itu (butir 2) bukan
Indonesia dengan Undang-Undang No. 5 hanya berisikan tentang pembentukan
Tahun 1998. Konvensi ini sangat Pengadilan HAM untuk Aceh, akan tetapi
menekankan kepada negara pihak konvensi juga tentang Komisi Kebenaran dan
untuk mencegah tindakan penyiksaan dan Rekonsiliasi dan poin mengenai Keharusan
kepada pelaku penyiksaan yang digolong- Pemerintah Indonesia mematuhi Kovenan
kan sebagai tindak pidana harus dihukum Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan
dengan hukuman setimpal dengan pertim- Politik serta Kovenan Internasional tentang
bangan sifat kejahatannya (Pasal 4 Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
konvensi). (butir 2.1).
Tindakan penyiksaan yang
tergolong kejahatan kemanusiaan itu kerap III. PENYELESAIAN PELANGGAR-
dilakukan oleh aparatur penegak hukum, AN HAM BERAT DI ACEH
baik di masa konflik maupun di saat
damai. Akan tetapi, meskipun ada sanksi a. Tanggung Jawab Negara
hukum kepada pelaku, penegakan hukum Menurut C. De Rover (1998 : 471)
untuk itu terlewatkan saja, sehingga pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
penyiksaan menjadi alat ampuh bagi para petugas penegak hukum merusak
penyidik untuk mengungkap kasus. Peng- integritas keseluruhan organisasi penegak
hilangan paksa, pelaksanaan hukuman mati hukum, dan adanya pelanggaran tersebut
di luar proses hukum, sewenang-wenang tidak boleh ditutup-tutupi. Terjadinya
dan sumir, adalah tindakan kejam tidak pelanggaran tersebut harus dicegah dan
manusiawi dan merupakan pelanggaran jika tidak mungkin, maka perlu diselidiki
HAM berat yang kerap dilakukan di masa dengan segera, secara cermat dan tidak
konflik Aceh. memihak.
Akibat dari berkobarnya pembe- Menyimak pendapat di atas, maka
rontakan GAM di seluruh Aceh, maka dalam kasus pelanggaran HAM selama
pelanggaran HAM berat juga terjadi di konflik Aceh, tidak hanya dilakukan oleh
seluruh Aceh. Mareka yang masih hidup para petugas penegak hukum, akan tetapi
dan cacat atau trauma akibat penyiksaan terbanyak oleh pihak aparat militer sebagai
atau pemerkosaan menjadi saksi hidup ekses perang. Pelanggaran justru dilakukan
pula dari pelanggaran HAM berat itu. terhadap rakyat sipil oleh aparat militer
Sementara bagi korban yang telah tiada dan penegak hukum secara bersama-sama
baik yang ketahuan pusaranya, maupun ketika gagal mengejar atau menemukan
yang tidak ketahuan rimbanya, diberi tentara GAM atau ketika anggota mareka
kesaksian oleh keluarganya atau janda dan terbunuh atau cedera. Jenis pelanggaran
anak yatim yang diwariskan sebagai ekses yang dilakukan mulai dari pelanggaran
konflik. HAM biasa hingga pelanggaran HAM
Saat MoU Helsinki ditandatangani berat dan kejahatan kemanusiaan, bahkan
karena adanya fakta pelanggaran HAM bisa mengarah kepada genosida.
selama konflik, maka perundingan Negara bertanggung jawab
menghasilkan satu poin penting untuk terhadap penyelesaian pelanggaran HAM.

39
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Biasanya pelanggaran HAM berat baik


genosida maupun kejahatan kemanusiaan, Pemeriksaan terhadap para jendral
dilakukan oleh aparat negara atau pelaku pelanggaran HAM Atambua di
kelompok dan diadili di Pengadilan HAM. Timor Leste usai jajak pendapat tahun
Sementara jika dilakukan oleh person non 1998 di bekas wilayah Republik Indonesia
alat negara, maka diadili di Peradilan itu telah dilaksanakan melalui Pengadilan
Umum dengan katagori tindak pidana. HAM ad Hoc. Pengadilan HAM ad Hoc
Itulah sebabnya maka negara memberi adalah realisasi dari ketentuan pasal 43
kompensasi, restitusi dan atau rehabilitasi UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
kepada korban pelanggaran HAM (pasal HAM, yang menetapkan bahwa pelang-
228 ayat 2). Oleh Badan Reintegrasi Aceh garan HAM berat yang terjadi sebelum
diberikan dana santunan yang disebut diat diundangkannya Undang-undang Pengadil-
dari dana APBN. (akan tetapi tidak sejalan an HAM itu diperiksa dan diputuskan oleh
dengan diat dalam pelaksanaan hukum Pengadilan HAM ad Hoc (ayat (1) yang
qisas). Komandan bertanggung jawab dibentuk atas usul DPR RI berdasarkan
terhadap pelanggaran HAM berat yang peristiwa tertentu dengan keputusan
dilakukan pasukan yang berada di bawah Presiden (ayat 2) dan pengadilan itu itu
pengendaliannya (pasal pasal 42 ayat 1). berada di lingkungan Peradilan Umum
Penting untuk diketahui di mana (ayat 3).
posisi negara dalam pemenuhan hak Meskipun Pengadilan HAM ad
korban pelanggaran HAM sebagai bagian Hoc itu memvonis bebas jendral-jendral
tanggung jawab negara (Afridal Darmi, pelaku pelanggaran HAM Atambua,
2010) : namun ketentuan pasal 43 UU No.26
- Negara mesti menyediakan Tahun 2000 itu menjadi preseden bagi
mekanisme yang efektif bagi para kasus-kasus pelanggaran HAM sebelum
korban untuk mendapatkan Undang-undang Pengadilan HAM itu
reparasi diundangkan. Di Aceh juga telah pernah
- Negara mesti bekerjasama dalam dipraktekkan mengadili kasus pelanggaran
mencegah pelanggaran HAM, HAM bukan dengan Pengadilan HAM,
hukum pidana internasional dan akan tetapi dengan Pengadilan Koneksitas,
hukum Humaniter internasional sebagaimana dilakukan terhadap para
- Negara mesti mengizinkan pelaku pelanggaran HAM dalam kasus
peradilan terhadap setiap orang pembantaian Tgk Bantaqiah dan
yang bertanggung jawab terhadap pengikutnya. Pengadilan Koneksitas itu
pelanggaran HAM, hukum pidana dibentuk khusus dan juga berada di
internasional, dan hukum lingkungan Peradilan Umum dalam hal ini
humaniter internasional dalam Pengadilan Negeri Banda Aceh. Namun
yurisdiksi negara tersebut keputusan Pengadilan Koneksitas seper-
- Negara tidak boleh menerapkan tinya tidak memiliki kekuatan hukum apa-
sikap pura-pura atau putusan yang apa, sebab di samping tidak mengadili
tidak adil komandan sebagai penanggungjawab
- Perjanjian yang dibuat mesti pembantaian, serdadu yang divonnis
konsisten dengan hak-hak korban sebagai pelaku tidak menjalani

40
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

hukumannya. Mareka bebas kembali pasca aksi demo dilakukan oleh pihak korban,
divonnis. kemudian berbagai seminar digelar untuk
Dua kasus di atas memperlihatkan membahas bagaimana cara penyelesaian
bahwa negaralah yang bertanggung jawab pelanggaran HAM yang adil dan
terhadap kasus pelanggaran HAM yang bermartabat, serta bagaimana mempercepat
dilakukan oleh aparatnya. Pemerintahlah pembentukan Pengadilan HAM.
yang membentuk Pengadilan Koneksitas di Pengadilan HAM yang dibentuk haruslah
Aceh dan Pemerintah pula yang khusus pengadilan yang berwenang mengadili dan
membentuk Pengadilan HAM ad Hoc memutuskan kasus pelanggaran HAM
untuk mengadili para pelaku peanggaran semasa konflik.
HAM pada kasus Atambua. Menurut ketentuan pasal 45 UU
No. 26 tahun 2000, saat ini Aceh berada
b. Di manakah Pengadilan HAM dibawah yurisdiksi Pengadilan HAM di
untuk Aceh Medan. Hanya di Jakarta Pusat, Surabaya,
Kasus-kasus pelanggaran HAM Makassar dan Medan Pengadilan HAM
semasa konflik Aceh terperangkap di jalan dibentuk untuk pertama kali yang masing-
yang rumit untuk diselesaikan terlebih lagi masing memiliki wilayah hukum sendiri.
dengan ketentuan pasal 28 ayat (1) UU Itu pula sebabnya MoU Helsinki
Pemerintahan Aceh. Artinya jika peng- memerintahkan pembentukan Pengadilan
adilan itu telah terbentuk, tidak untuk HAM untuk Aceh. Namun apabila
mengadili kasus pelanggaran HAM berat pembentukan Pengadilan HAM sebagai-
semasa konflik Aceh, kecuali mengadili mana dimaksudkan pasal 28 (ayat1) UUPA
kasus pelanggaran HAM yang terjadi itu, tentu saja tidak akan memberi makna
setelah Undang-undang itu disahkan. bagi korban konflik Aceh.
Namun, jika merujuk kepada Saat ini atau sebelum pasal 28 ayat
upaya penyelesaian kasus pelanggaran (1) UUPA diimplementasikan, Pengadilan
HAM Atambua, ada juga sedikit titik HAM untuk Aceh seperti telah disebutkan
terang, yakni dengan dibentuknya berada di Medan. Akan tetapi selama
Pengadilan HAM ad Hoc. Akan tetapi pengadilan itu dibentuk menurut para
pembentukan Pengadilan HAM ad Hocpun hakim Pengadilan Negeri Medan (laporan
tidak seperti membalikkan tangan, BRA, 2010), belum ada satu kasus
melainkan penuh ganjalan. Belum lagi pelanggaran HAMpun diajukan ke sana.
melihat kekuatan hukumnya yang tak Jadi Pengadilan HAM Medan itu tak
mampu menjerat satu jendralpun yang berfungsi sama sekali, sekalipun walayah
bertanggung jawab pada pelanggaran konpetensinya sarat dengan pelanggaran
HAM berat itu. Sementara Pengadilan HAM berat, terutama di Aceh semasa
Koneksitas sama sekali bukan jalan keluar. konflik.
Penyelesaian pelanggaran HAM Akibat ketentuan pasal 28 ayat (1)
berat semasa konflik Aceh, telah UUPA, memang ada kemungkinan bahwa
menimbulkan perdebatan sengit, sesengit kasus pelanggaran HAM untuk Aceh
tuntutan pihak korban untuk mengadili diadili di Pengadilan HAM Medan. Akan
para pelaku pelanggaran HAM secara tetapi mengingat bahwa pelanggaran HAM
setimpal. Di awal perdamaian, berbagai berat di Aceh masa konflik juga paling

41
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

banyak terjadi sebelum UU No 26 tahun adilan HAM untuk Aceh yang diseleng-
2000 diberlakukan, maka kembali garakan di Banda Aceh dengan
ditemukan jalan buntu apalagi mengingat mendatangkan ketua Komnas HAM Pusat
pengadilan HAM Medan itu selama ini dan Akademisi Spesialis Analis
tidak berfungsi sama sekali bahkan hakim Pelanggaran HAM serta Aktivis HAM
dan gedungnyapun belum ada. Kenapa mantan ketua Lembaga Bantuan Hukum
Pemerintah sampai begitu enggan sebagai nara sumber. Seminar itu
membangun gedung dan menempatkan mendatangkan korban pelanggaran HAM
hakim-hakim untuk Pengadilan HAM, dari berbagai kabupaten kota di Aceh,
adakah hubungan dengan objek yang akademisi, aktivis HAM, ulama, dll
diadili, wallahualam. sebagai peserta sehingga terlihat keteguhan
para korban konflik untuk menyeret para
c. Perdebatan Pengadilan HAM pelaku pelanggaran HAM ke pengadilan..
untuk Aceh dan Penyelesaian Para korban konflik tak mau surut
Pelanggaran HAM seincipun dari tuntutan mareka agar pelaku
Pengadilan HAM untuk Aceh pelanggaran HAM terhadap keluarga
dapat dikatakan masih dalam proses awal mareka atau mareka sendiri diadili dan
hingga menjelang tahun ketujuh dihukum secara setimpal. Sementara pihak
perdamaian ditandatangani. Perdebatan nara sumber dalam hal ini ketua Komnas
untuk itu masih seru dan belum ada titik HAM memaparkan sejauh mana upaya
temu, meski sudah mulai ditangani yang telah ditempuh untuk mewujudkan
Kementrian Hukum dan HAM serta pengadilan HAM guna mengadili
Mahkamah Agung. Dalam seminar dan pelanggar HAM berat yang telah dilakukan
FGD untuk memfasilitasi pembentukan semasa konflik Aceh.
Pengadilan HAM untuk Aceh yang Yurisdiksi Pengadilan HAM
dilaksanakan Badan Reintegrasi Aceh (Ifdhal Kasim, 2010) adalah bahwa
(BRA) dengan dihadiri pejabat berwenang yurisdiksi itu mengadili tanggung jawab
di tingkat pusat dan daerah, para praktisi negara, bukan subtitusi pengadilan pidana
hukum, akademisi, dan politisi, semua itu dan dapat merupakan bagian pengadilan
masih pada batas dibicarakan dan umum atau pengadilan khusus.
direncanakan, belum ada wujud Pelanggaran HAM dapat diajukan ke
konkritnya. Penulis selaku penyelenggara Pengadilan HAM sebagaimana diatur
kegiatan tersebut di tahun 2010 sengaja dalam UU Pengadilan HAM (UU No. 26
mengundang pejabat tinggi tingkat Dirjen Tahun 2000) melalui Pengadilan HAM ad
di Kementrian Hukum dan HAM, Deputy Hoc dan melalui Pengadilan HAM
Kementrian Polhukam, Hakim Agung, Permanen.
anggota DPR RI dan DPD, Ketua Komnas Apa yang harus dilakukan (Ifdhal
HAM Pusat, pengacara, dan para hakim Kasim, 2010) adalah segera menyiapkan
Pengadilan Negeri Medan (sebagai legislasi bagi Pengadilan HAM di Aceh,
pengganti hakim Pengadilan HAM menyiapkan sarana dan prasarana bagi
Medan). pembentukan Pengadilan HAM untuk atau
Perdebatan itu itu diawali pada di Aceh dan mendorong pembentukan
seminar Fasilitasi Pembentukan Peng- Pengadilan HAM ad Hoc untuk Aceh.

42
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Oleh karena pengadilan berada di bawah surat yang dikirim Gubernur Aceh telah
kewenangan Mahkamah Agung, maka menyurati Mahkamah Agung. Ketua
Mahkamah Agunglah yang lebih Mahkamah Agung setuju dengan pem-
bertanggung jawab memikirkan masalah bentukan Pengadilan HAM di Aceh, akan
tersebut. tetapi bagaimana mekanismenya, apakah
Untuk menyelesaikan pelanggaran dengan Peraturan Presiden atau lainnya.
HAM masa konflik sebagai bagian Yang jelas supaya tidak terjadi duplikasi,
perdamaian di Aceh, mengingat hambatan maka jika pasal 228 ayat (1) UU No. 11
yang ada dalam pasal 28 bayat (1) UU Tahun 2006 dijadikan dasar untuk
Pemerintahan Aceh maka Pengadilan mengadili pelanggaran HAM berat
HAM ad Hoc sebagaimana dimaksudkan masalah yang muncul adalah bagaimana
UU Pengadilan HAM diperlukan untuk mengeluarkan Aceh dari yurisdiksi
Aceh dan harus didorong pemben- Pengadilan HAM Medan. Jika merujuk
tukannya. Penyelidikan terhadap kasus pada UU No. 26 Tahun 2000 bagaimana
Rumah Gedong dan Bumi Flora pada pula jalan keluarnya, berarti dengan
dasarnya merupakan penyelidikan ad Hoc. pembentukan Pengadilan HAM ad Hoc.
Pembentukan Pengadilan HAM itu Sementara UU No. 11 Tahun 2006
penting dan memerlukan banyak sumber merupakan lex specialist untuk Aceh.
daya manusia dan biaya. Akan tetapi DPR Berarti pasal 28 UU No. 11 Tahun 2006 itu
sangat lemah sehingga sangat sulit harus direvisi. Jika melalui revisi berarti
melakukan tindakan hukum terhadap konsekwensinya harus melalui proses
Pemerintah dalam mewujudkan Pengadilan legislasi, sebuah proses panjang yang
HAM ad Hoc (Saifuddin Bantasyam: melelahkan (demikian Agus Purwanto/
2010). mewakili Dirjen HAM).
Perdebatan pada FGD dengan Jika dimaknai UU No. 26 Tahun
melibatkan pihak-pihak yang terkait 2000 berarti pembentukan Pengadilan
dengan pembentukan Pengadilan HAM HAM untuk mengadili pelanggaran HAM
untuk mengadili kasus-kasus pelanggaran berat dapat berarti pembentukan
HAM semasa konflik Aceh memperlihat- Pengadilan HAM ad Hoc. Sementara di
kan kecendrungan yang berbeda. Pihak dalam pasal 228 UU No. 11 Tahun 2006
berwenang itu adalah Dirjen HAM pada tidak membicarakan pelanggaran HAM
Kementrian Hukum dan HAM, dan Deputy berat. Ini berarti Pasal 228 itu harus
Kemenkopolhukam serta ketua Komnas direvisi melalui legislasi (dengan undang-
HAM yang diramu dengan pendapat para undang juga).
praktisi hukum dan akademisi serta politisi Akhirnya, FGD tingkat pejabat
Aceh di Jakarta yang menekuni persoalan berwenang dan terkait dengan persoalan
HAM. Pada acara yang diselenggarakan di penyelesaian pelanggaran HAM itu
Medan awal Desember 2010 itu merekomendasikan bahwa :
memaparkan bahwa apa yang harus 1. Merujuk kepada MoU Helsinki
dibangun di Aceh bersandar pada MoU dan UU No. 11 Tahun 2006
Helsinki dan UU No. 26 Tahun 2000. tentang Pemerintahan Aceh dapat
Menurut pihak Dirjen HAM, ditempuh kemungkinan :
Menteri Hukum dan HAM berdasarkan

43
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

- Mahkamah Agung menerbitkan Pengadilan HAM atau KKR. Tentu saja


keputusan mengenai pemben- kalau melalui jalur Pengadilan HAM
tukan prasarana dan sarana tergantung pada proses mana harus
mengenai pembentukan ditempuh, revisi pasal 228 UU No. 11
Pengadilan HAM untuk dan Tahun 2006, atau merujuk kepada UU No.
atau di Aceh. 26 Tahun 2000.
- Untuk mengantisipasi masalah
kompetensi wilayah, maka IV. P E N U T U P
Pemmerintah bersama DPR RI A. Kesimpulan
membentuk undang-undang 1. Selama konflik Aceh berkecamuk
tentang pencabutan kompetensi telah terjadi pelanggaran HAM
wilayah Pengadilan HAM di berat berupa kejahatan kemanu-
Medan untuk Aceh. siaan, baik dimasa Aceh dijadikan
2. Penyelesaian kasus-kasus pelang- Daerah Operasi Militer (DOM)
garan HAM yang terjadi sebelum maupun setelahnya hingga
dan sesudah pengesahan UU No. ditanda-tangani perdamaian
26 tahun 2000 sampai dengan 2. Pelanggaran HAM berat tersebut
pengesahan UU No. 11 Tahun harus diselesaikan melalui
2006 dilakukan dengan mengacu Pengadilan HAM guna memberi
kepada UU No. 26 Tahun 2000. keadilan hukum bagi korban
Ini berarti kecendrungan Pemben- konflik dalam rangka mewujudkan
tukan Pengadilan HAM ad Hoc perdamaian permanen.
guna menyelesaikan kasus-kasus 3. Sekalipun penyelesaian pelang-
Pelanggaran HAM semasa konflik garan HAM itu merupakan amanat
Aceh. MoU Helsinki, namun penuh
Pendapat atau hasil rekomendasi di hambatan berhubung pasal 228 UU
atas belumlah memberi kepastian yang No. 11 Tahun 2006 tidak berlaku
kongkrit. Semua masih dalam proses awal, surut sehingga Pengadilan HAM
sehingga belum ada kepastian lewat jalan yang terbentuk berdasarkan pasal
mana pelanggaran HAM di Aceh tersebut tidak dapat dipakai untuk
diselesaikan. Melalui revisi pasal 228 UU mengadili kasus-kasus pelanggaran
No.11 tahun 2006-kah atau merujuk HAM masa konflik sebelum UU
kepada UU No. 26 Tahun 2000. Namun, itu direvisi.
yang perlu diingat adalah bahwa yang 4. Meskipun Mahkamah Agung telah
diamanatkan MoU Helsinki bukan hanya menyetujui pembentukan Peng-
Pengadilan HAM, akan tetapi juga 5. adilan HAM untuk Aceh, oleh
rekonsiliasi yang permasalahannya dapat karena Aceh berada di bawah
diselesaikan melalui Komisi Kebenaran konpetensi Pengadilan HAM di
dan Rekonsiliasi (KKR). Oleh karena itu Medan maka harus dibuat undang-
yang terpenting dari semua itu adalah undang untuk mencabut konpe-
adanya “pengungkapan kebenaran” pada tensi tersebut.
tahap awal sebelum kasus pelanggaran 6. Apabila pasal 228 UU No. 11
HAM berat itu diselesaikan melalui Tahun 2006 tidak direvisi, maka

44
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

agar pelanggaran HAM di Aceh B. Saran


masa konflik dapat diselesaikan 1. Agar semua pihak terus
perlu merujuk kepada UU No. 26 mendorong Pemerintah dan DPR
Tahun 2000 tentang pelanggaran serta Mahkamah Agung agar
HAM, di mana sesuai pasal 43 segera membentuk Pengadilan
untuk menyelesaikan kasus HAM untuk dan atau di Aceh
pelanggaran HAM yang terjadi 2. Agar pihak yang berwenang
sebelum pengesahan UU tersebut sesera mungkin menyelesaikan
dapat dibentuk Pengadilan HAM kasus pelanggaran HAM berat di
ad Hoc atas usul DPR RI. Aceh semasa konflik, baik melalui
7. Hingga saat ini upaya revisi pasal 228 UU No. 11 Tahun
pembentukan Pengadilan HAM 2006, maupun melalui pemben-
untuk Aceh dan penyelesaian tukan Pengadilan HAM ad Hoc
kasus pelanggaran HAM berat 3. Agar sesegera mungkin pula
masa konflik Aceh masih dalam dilaksanakan pengungkapan kebe-
proses awal dan belum dapat naran terhadap kasus pelanggaran
dipastikan kapan berlanjut, HAM berat di Aceh semasa
sementara korban pelanggaran konflik agar terungkap pelaku
HAM terus menunggu dan tetap pelanggaran HAM yang sebe-
menuntut agar pelanggaran HAM narnya untuk kemudian dise-
semasa konflik Aceh segera lesaikana melalui sarana KKR atau
diselesaikan. Pengadilan HAM.

DAFTAR PUSTAKA

Afridal Darmi. Pentingnya Pembentukan Pengadilan HAM untuk Aceh Demi


Mewujudkan Perdamaian Abadi, Makalah, disampaikan pada Seminar
Fasilitasi Pembentukan Pengadilan HAM untuk Aceh, diselenggaran BRA,
Banda Aceh, Desember 2010.

Ahmad Farhan Hamid. Jalan Damai Nanggroe Endatu, Catatan Seorang Wakil Rakyat
Aceh, Suara Bebas Jakarta, 2006.

Anonim. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi Pembentukan Pengadilan HAM untuk


Aceh, Direktur Penyelesaian Dispute, BRA, Banda Aceh, 2010

------------. Hak Asasi Manusia Tanggung Jawab Negara, Peran Institusi Nasional dan
Masyarakat, Komnas HAM, Jakarta, 1999.

------------. Instrumen Pokok Hak Asasi Manusia Bagi Aparatur Penegak Hukum,
ELSAM, Jakarta , 1999.

45
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Cassese Antonio. Hak Asasi Manusia di Dunia yang Berubah, Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta, 1994

Davidson, Scott. Hak Asasi Manusia, Sejarah, Teori dan Praktek dalam Pergaulan
Internasional, Terjemahan PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta 1994

De Rover, C. To Serve & To Protect, Acuan Universal Penegakan HAM, T erjemahan,


International Committee of The Red Cross, Geneve, 1998.

Edwin Partogi, dkk, Stagnasi Hak Asasi Manusia, Laporan Tahunan Kondisi HAM di
Indonesia Tahun 2001, Kontras, Jakarta, 2002.

Ifdhal Kasim, Pengadilan HAM di Aceh, Makalah, disampaikan pada Seminar Fasilitasi
Pembentukan Pengadilan HAM untuk Aceh diselenggarakan BRA, Banda
Aceh, Desember 2010.

Ikrar Nusa Bakti (Penyunting). Beranda Perdamaian, Aceh Tiga Tahun Pasca MoU
Helsinki, P2P-LIPI, Pustaka Pelajar, Jakarta, 2008.

Saifuddin Bantasyam. Percepatan Pembentukan Pengadilan HAM untuk Aceh dalam


Rangka Memberi Keadilan bagi Korban Konflik Aceh, Makalah disampaikan
pada Seminar Fasilitasi Pembentukan Pengadilan HAM untuk Aceh,
diselenggarakan BRA, Banda Aceh, Desember 2010.

Peraturan Perundang-undangan dan Instrumen HAM Universal:


- UU No. 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh
- UU No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM
- UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
- UU No. 5 Tahun 1998 Tentang Ratifikasi Konvensi menentang Penyiksaan dan
Perlakuan atau penghukuman lain yang Tidak Manusiawi, dan Merendahkan
Martabat manusia (Konvensi Anti Penyiksaan) Tahun 1984 diberlakukan, Tahun
1997.
- Deklarasi Tentang Perlindungan bagi Semua Orang dari Penghilangan Paksa,
Tahun 1992
- Pencegahan dan Penyelidikan Efektif Terhadap Pelaksanaan Hukuman Mati di
luar Proses Hukum, Sewenang-Wenang dan Sumir, Tahun 1989
- Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, Tsahun 1966
- Konvensi Tentang Pencegahan dan Hukuman Terhadap Kejahatan Pemusnahan
Suatu Bangsa dengan Sengaja, 1948.

46
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

Drs. Nasruddin A.R., M.Si.

Abstrak

Penggunaan strategi active learning dalam pelaksanaan pembelajaran terutama


pembelajaran PAI dikembangkan untuk meningkatkan kinerja kelas yang hidup dan
menghasilkan pembelajaran yang bermutu tinggi. Realita yang berkembang sekarang ini,
proses pembelajaran masih di dominasi oleh guru sebagai sumber utama pengetahuan dan
ceramah sebagai pilihan metode pembelajarannya. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan
pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, seperti penerapan strategi yang
mendorong siswa mengkonstruksikan sendiri pengetahuan pada diri mereka, dengan
harapan dapat meningkatkan kinerja atau proses pembelajaran selama di kelas. Secara
singkat dan terbatas, suatu kriteria dalam pembelajaran aktif adalah siswa mampu
melakukan sesuatu yang mereka pikirkan secara mandiri dan kelompok seperti, menulis,
berdiskusi, berdebat, memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan, menjelaskan, menganalisis, mensintesa, dan mengevaluasi.

Kata Kunci: Strategi, Active Learning, PAI.

A. Pendahuluan Oleh karena itu, pendidikan agama Islam


sangatlah penting, karena dengan adanya
Pendidikan merupakan salah satu pendidikan agama, orang tua dan guru
faktor penting bagi kehidupan manusia, berusaha secara sadar mendidik dan
sebagai makhluk ciptaan Allah swt yang mengarahkan anak kepada perkembangan
terbaik dalam mengembangkan potensi jasmani dan rohani, sehingga pada
yang dimilikinya. Diantara pendidikan akhirnya tujuan pendidikan Islam akan
yang sangat dibutuhkan manusia adalah tercapai.
Pendidikan Agama Islam (PAI). PAI
merupakan usaha sadar yang dilakukan Untuk tercapainya tujuan dari PAI
pendidik dalam rangka mempersiapkan yang mampu membangun kesadaran
peserta didik untuk meyakini, memahami, beragama para peserta didik, perlu
dan mengamalkan ajaran Islam melalui peningkatan mutu atau kualitas proses
kegiatan bimbingan, pengajaran atau pendidikan. Hal ini sangat tergantung pada
pelatihan yang telah ditentukan untuk kemampuan seorang guru dalam me-
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.1 nguasai materi yang diajarkan, serta
kecakapan guru dalam mengolah informasi

1
Abdul Majid., dan Dian Andayani, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal.
Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, 132.

47
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

dan menyampaikannya dengan cara yang hari. Fenomena lain yang sering terjadi
paling efektif kepada peserta didik, dalam proses pembelajaran yaitu,
sehingga pada akhirnya akan tercapai suatu umumnya guru masih mendominasi ruang
istilah pembelajaran yang disebut PAKEM kelas dan siswa pasif (datang, duduk, dan
(Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menonton). Guru memberikan konsep dan
menyenangkan), di mana siswa diarahkan siswa hanya menerima barang jadi.
untuk mengeksplorasi kemampuan, kete- Demikian juga ujian dari tahun ke tahun,
rampilan, dan pengetahuan secara soal yang diberikan selalu sama tanpa
menyenangkan. Oleh karena itu, seorang adanya perubahan yang signifikan.
guru juga dituntut memiliki ketrampilan
dan teknik-teknik tertentu dalam Sebab-sebab munculnya fenomena
menyampaikan materi tersebut kepada di atas antara lain, kurangnya kemampuan
siswa. guru dalam menguasai kelas dan
penggunaan strategi pembelajaran yang
Guru merupakan salah satu tokoh belum sesuai dengan materi ajarnya,
yang dapat menjembatani siswa untuk sehingga kualitas pembelajaran PAI di
dapat beriman dan bertaqwa. Hal itu sekolah menjadi rendah, dan juga sebab-
merupakan bentuk usaha guru sebagai sebab lainnya. Dengan demikian, peran
tanggung jawab yang diamanatkan Allah guru sangatlah penting dalam memahami
swt. Adapun berhasil tidaknya siswa cara belajar anak, sehingga nantinya dapat
meraih tujuannya, sehingga hidupnya membantu para guru mengatasi kesulitan
senantiasa beribadah kepada Allah swt, yang dialaminya dalam proses pem-
merupakan persoalan hidayah dan petunjuk belajaran PAI.
Allah swt. Cara guru menciptakan suasana
pembelajaran, memiliki pengaruh yang 1. Bagaimana efektifitas penerapan
sangat besar pada reaksi yang ditampilkan pembelajaran aktif (active learning)
siswa dalam proses pembelajaran karena dalam pembelajaran PAI?
guru merupakan salah satu unsur kekuatan 2. Faktor apa saja yang mendukung
penentu dalam operasional pendidikan. dan menjadi kendala yang dialami
Tidak hanya jumlahnya yang banyak tetapi oleh guru PAI dalam penerapan
kualitasnya juga harus tinggi sesuai dengan strategi active learning?
tuntutan dan perkembangan dunia
pendidikan yang terus berkembang.

Realita yang berkembang selama B. Tujuan dan Manfaat Penelitian


ini adalah strategi pembelajaran PAI yang 1. Untuk mengetahui bagaimana
belum berjalan secara maksimal efektifitas penerapan
sebagaimana diharapkan oleh semua pihak. pembelajaran aktif (active
Guru kurang mendapat reaksi positif dari learning) dalam pembelajaran
anak didik, seperti: anak didik yang kurang PAI?
menghormati gurunya, motivasi belajar 2. Untuk mengetahui Faktor apa
yang menurun, serta rendahnya pema-
saja yang mendukung dan
haman anak didik dalam mengamalkan
nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari- menjadi kendala yang dialami

48
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

oleh guru PAI dalam penerapan menyenangkan (joyful learning). Konsek-


strategi active learning? wensi logis dari tuntutan ini adalah guru
Adapun manfaat dari penelitian ini harus mampu mengembangkan sistem
adalah: pembelajaran dengan memposisikan pe-
serta didik sebagai pusat proses
1. Dengan adanya penelitian ini pembelajaran (student center instruction),
diharapkan dapat bermanfaat sehingga betul-betul tercipta proses
bagi guru-guru dalam pembelajaran yang aktif (active learning).
penerapan strate-gi
Adapun yang menjadi tuntutan
pembelajaran. dalam penerapan strategi active learning
2. Dengan adanya penelitian ini yaitu, setiap peserta didik harus diikut-
diharapkan dapat menjadi sertakan dalam setiap kegiatan pem-
trobosan baru bagi praktisi belajaran. Strategi ini diharapkan mampu
pendidikan da-am merangsang dan meningkatkan keterlibat-
meningkatkan mutu pendi- an mental peserta didik dalam proses
dikan pada umumnya. pembelajaraan. Dalam hal ini, peserta
didik diberikan kebebasan dan keleluasaan
C. Metodologi Penelitian untuk mengembangkan potensi dirinya,
baik pada aspek intelektual (cognitive),
Penelitian ini adalah penelitian emosional-spiritual (affective) dan
perpustakaan (Library Research), yaitu keterampilannya (psychomotoric). Oleh
penulis menelaah serta menganalisa buku- Karena itu, dalam proses pembelajaran
buku (referensi) yang menjelaskan tentang yang dilakukan di kelas, guru harus
strategi pembelajaran Active Learning dan mengubah kegiatan pembelajaran dari
hasil-hasil penelitian yang menyangkut transferring menjadi conditioning, yaitu
dengan strategi active learning yang yang semula guru memposisikan diri
pernah di tulis oleh peneliti-peneliti sebagai transformotor, berubah menjadi
terdahulu fasilitator.

D. Hasil Penelitian dan pembahasan II. Pengertian active learning


(pembelajaran aktif)
Istilah active learning adalah
I. Strategi pembelajaran Active “segala bentuk pembelajaran yang
Learning memungkinkan siswa berperan secara aktif
Dalam konteks pelaksanaan proses dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik
pembelajaran, diperlukan pengembangan dalam bentuk interaksi antar siswa,
kemampuan berfikir kritis, berfikir kreatif maupun siswa dengan guru dalam proses
dan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah. Untuk itu perlu
digunakan berbagai strategi yang dapat
mendukung proses pembelajaran agar

49
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

pembelajaran tersebut”.2 Masnur Muslich antar siswa maupun siswa dengan guru.
mendefinisikan active learning adalah Pembelajaran aktif (active learning)
“suatu konsep pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan
membantu guru dalam penggabungan penggunaan semua potensi yang dimiliki
antara materi pembelajaran dengan situasi oleh semua anak didik dengan bantuan
dunia nyata, dan mendorong siswa pengajar seperti melakukan wawancara,
membuat hubungan antara pengetahuan fokus group untuk memperoleh informasi,
yang dimilikinya dengan penerapannya mendiskusi, menjelaskan gagasan, dan
dalam kehidupan sehari-hari”.3 Cara mengamati demo atau fenomena.
belajar siswa aktif tersebut dapat ber-
langsung secara efektif, bila guru
melaksanakan peran dan fungsinya secara
aktif dan kreatif, mendorong dan III. Prinsip Penerapan Active Learning
membantu serta berupaya mempengaruhi Pembelajaran yang bermakna lebih
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran mengedepankan pengembangan potensi
dan belajar yang ditentukan. peserta didik, sehingga pembelajaran
bukan bersumber atau terfokus pada guru,
Peranan guru bukan sebagai orang melainkan berfokus dan terpusat pada
yang menuangkan materi pelajaran kepada peserta didik. Proses pembelajaran yang
siswa, melainkan bertindak sebagai demikian idealnya dilakukan dengan cara
pembantu dan pelayanan bagi siswanya. santun dan menyenangkan, bukan dengan
Siswa aktif belajar sedangkan guru doktrinisasi dan intimidasi atau tekanan.
memberikan fasilitas belajar berupa Sehingga dapat dikatakan bahwa,
bantuan dan pelayanan. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut adalah pembelajaran
pembelajaran aktif, tidak di artikan guru ramah anak atau dengan prinsip asah, asih
menjadi pasif, melainkan tetap harus aktif dan asuh.
namun tidak bersikap mendominasi siswa
dan menghambat perkembangan Dalam penerapan pembelajaran
potensinya. Guru bertindak sebagai aktif, tentunya memiliki tolok ukur
fasilitator, bukan transformotor. Oleh sehingga dapat dikatakan bahwa proses
karena itu, dapat dipahami bahwa pembelajaran tersebut adalah pembelajaran
Pembelajaran aktif adalah strategi yang aktif (active learning), tolok ukur
pembelajaran yang memungkinkan siswa tersebut adalah:
berperan secara aktif dalam proses
1. Metode pembelajaran:
pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi
a. Kegiatan belajar siswa
menggunakan metode pembelajar-
2
T.M. A. Ari Samadhi, Pembelajaran an yang bervariasi, sesuai dengan
Aktif (Active Learning) Bahan Workshop, mata pelajaran. Idealnya lebih dari
(Jakarta: Tiw, 2007), hal. 48. 3 jenis.
b. Kegiatan belajar siswa mengguna-
3
Masnur Muslich, KTSP kan metode pembelajaran yang
Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan sesuai dengan spesifikasi bahan
Learning, (Jakarta: Bumi aksara, 2007), hal. ajar.
41.

50
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

2. Pengelolaan kelas: b. Setiap proses dan hasil pembel-


a. Kegiatan belajar siswa variatif. ajaran disertai dengan reward atau
b. Kelompok belajar siswa beragam penghargaan dan pengakuan
c. Kegiatan pembelajaran mengguna- secara verbal dan non verbal.
kan tata meja atau kursi yang 7. Komunikasi dan interaksi:
memudahkan siswa berinteraksi a. Bantuan guru kepada siswa dalam
dengan guru maupun dengan siswa pembelajaran bersifat mendorong
lainnya. untuk berfikir (misalnya dengan
3. Keterampilan bertanya: mengajukan pertanyaan kembali).
a. Pertanyaan yang diajukan guru b. Setiap pembelajaran terbebas dari
dapat memancing atau mendukung ancaman dan intimidasi (yang
siswa dalam membangun konsep ditandai: tidak ada rasa takut, anak
atau gagasannya secara mandiri. menikmati, guru ramah).
b. Guru juga mendorong siswa untuk c. Perilaku warga kelas (siswa dan
berani bertanya, berpendapat dan guru) sesuai dengan tata tertib
mempertanyakan gagasan guru atau yang dibuat bersama dan etika
siswa lain. yang berlaku.
4. Pelayanan individual: d. Komunikasi terjalin dengan baik
a. Terdapat program kegiatan belajar antara guru-siswa dan atau siswa-
mandiri siswa yang terencana dan siswa.
dilaksanakan dengan baik. 8. Keterlibatan siswa:
b. Guru mengidentifikasi, merancang, a. Guru memberikan kesempatan
mengevaluasi dan menindaklanjuti kepada siswa untuk tampil di
Program Pembelajaran Individual depan kelas untuk menyajikan,
(PPI) sebagai respon adanya mengemukakan dan melakukan
kebutuhan khusus (hiperaktif, sesuatu.
autis, lamban, dsb). b. Dalam setiap kerja kelompok ada
5. Sumber belajar dan alat bantu kejelasan peran masing-masing
pembelajaran: siswa dan terlaksana secara
a. Guru membuat alat bantu pembel- bergilir.
ajaran sesuai dengan kompetensi 9. Refleksi:
yang dikembangkan sendiri atau a. Setiap selesai pembelajaran guru
bersama siswa. meminta siswa menulis atau
b. Lembar kerja mendorong siswa mengungkapkan kesan dan
dalam menemukan konsep, keterpahaman siswa tentang apa
gagasan, dan cara dan dapat yang telah dipelajari.
menerapkannya dalam konteks b. Guru melaksanakan refleksi atau
kehidupan nyata sehari-hari. perenungan tentang kekuatan dan
6. Umpan balik dan evaluasi: kelemahan pembelajaran yang
a. Guru memberikan umpan balik telah dilaksanakan.
yang menantang (mendorong 10. Hasil karya siswa:
siswa untuk berpikir lebih lanjut) a. Berbagai hasil karya siswa
sesuai dengan kebutuhan siswa. dipajangkan, ditata rapi dan

51
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

diganti secara teratur sesuai c. Memberi kesempatan kepada


perkembangan penyampaian mate- siswa untuk belajar menurut cara
ri pembelajaran. dan keadaan masing-masing.
b. Hasil karya siswa adalah murni d. Menggunakan berbagai metode
karya atau buatan siswa sendiri. mengajar dan pendekatan multi
11. Hasil belajar: media.
a. Hasil belajar siswa memenuhi 3. Segi program tampak hal-hal berikut:
kriteria ketuntasan minimal a. Tujuan pengajaran sesuai dengan
(KKM). minat, kebutuhan serta
b. Siswa mengalami peningkatan kemampuan siswa.
kompetensi personal atau sosial b. Program cukup jelas bagi siswa
sesuai dengan potensinya. dan menantang siswa untuk
Indikator fisik yang kelihatan melakukan kegiatan belajar.
secara lahiriah menandai siswa dalam 4. Segi situasi menampakkan hal-hal
proses pengajaran seperti dilansir berikut berikut:
ini. Oleh Sudjana diringkas dalam bukunya a. Hubungan erat antara guru dan
Cara Belajar Siswa aktif menyebutkan siswa, siswa dengan siswa, guru
sebagai berikut, sebagaimana dikutip oleh dengan guru, serta dengan unsur
Ahmad Tafsir, yaitu:4 pimpinan sekolah.
b. Siswa bergairah dalam belajar
1. Segi siswa: 5. Segi sarana belajar tampak adanya:
a. Keinginan, keberanian menampil- a. Sumber belajar yang cukup.
kan minat, kebutuhan dan per- b. Fleksibel waktu bagi kegiatan
masalahan yang dihadapinya. belajar.
b. Keinginan dan keberanian serta c. Dukungan media pengajaran.
kesempatan untuk berpartisipasi d. Kegiatan belajar di dalam maupun
dalam kegiatan persiapan, proses, di luar kelas.
dan kelanjutan belajar.
c. Penampilan berbagai usaha belajar
dalam menjalani dan menyelesai- Tanda-tanda itu akan mempermu-
kan kegiatan belajar sampai dah guru merencanakan dan melaksanakan
mencapai hasil. pengajaran. Indikator-indikator tersebut
d. Kemandirian belajar. sekurang-kurangnya dapat menjadi rambu-
2. Segi guru: rambu bagi guru dalam merencanakan dan
a. Usaha mendorong, membina melaksanakan lesson plan (rencana
gairah belajar dan berpartisipasi belajar) cara belajar siswa aktif dengan
dalam proses pengajaran secara menggunakan strategi active learning.
aktif.
b. Peranan guru yang tidak mendo-
minasi kegiatan belajar siswa.
IV. Beberapa Strategi Active Learning
untuk PAI
4 Thomas Samuel Kuhn, seorang
Ahmad Tafsir, Metodologi sejarawan dan filsuf sains Amerika Serikat,
Pengajaran…”, hal. 146.

52
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

sebagaimana dikutip dalam buku 1. Assessment search (penelitian untuk


“Paradigma Baru Pembelajaran penilaian)
Keagamaan”, mengatakan bahwa per- Assessment search merupakan
ubahan-perubahan dalam ilmu dan strategi yang cukup menarik untuk
peradaban manusia diawali dengan memberi tugas materi pelajaran anda
pergeseran paradigma. Apabila pandangan- secara cepat dan pada saat yang
pandangan dasar ini bergeser, banyak hal bersamaan, menilai kelas dalam waktu
dalam ilmu dan peradaban manusia jadi yang singkat dan sekaligus melibatkan
berubah, dalam dunia pendidikan dan peserta didik sejak awal pertemuan untuk
pembelajaran pun telah terjadi pergeseran saling mengenal dan bekerjasama.
paradigma. Pergeseran paradigma dalam
pendidikan dan pembelajaran inilah yang Prosedur penerapannya sebagai
patut di indahkan untuk mengembangkan berikut:
metodologi-metodologi pembelajaran yang
baru. Para ilmuwan dan praktisi a. Bagi 3 atau 4 pertanyaan untuk
pendidikan dapat secara teoritis dan praktis memahami siswa anda, anda boleh
menciptakan pendekatan-pendekatan pem- memasukkan pertanyaan seperti
belajaran baru yang selaras dengan berikut:
kemajuan zaman. 1) Pengetahuan mereka terhadap
pelajaran
Dalam hal ini, Mel Silberman 2) Sikap mereka terhadap pel-
seorang guru besar kajian psikologi pendi- ajaran
dikan di Temple University, mencetuskan 3) Keinginan atau harapan mere-
dalam sistem pembelajaran aktif terdapat ka terhadap mata pelajaran
101 strategi belajar yang menjadikan siswa Tulis pertanyaan sehingga jawaban
aktif. Namun tidak semua strategi tersebut nyata dapat dicapai, hindari
bisa diterapkan pada satu pelajaran pertanyaan open-ended.
tergantung kondisi dan kebutuhan dari
pelajaran tersebut. Oleh karena itu, ada b. Bagilah kelompok yang terdiri dari
beberapa strategi pembelajaran aktif 3 atau 4 orang siswa (tergantung
(active learning) yang dianggap cocok jumlah pertanyaan yang dibuat).
untuk diterapkan dalam pembelajaran PAI, Berilah setiap peserta didik satu
beberapa strategi pembelajaran tersebut dari masing-masing tugas
antara lain adalah:5 pertanyaan. Mintalah dia (peserta
wanita-pria) untuk mewawancarai
peserta yang lain dalam kelompok
itu dan rekam jawaban dari
5
Melvin L. Silberman, Active
pertanyaan yang diberikan kepada-
nya.
Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj:
c. Panggil seluruh peserta dalam sub
Sarjuli, et. al, judul asli: Active Learning:101
kelompok yang telah diberikan
Strategies to Teach any subject, (Yogyakarta:
pertanyaan yang sama. Misalnya,
Pustaka Insan Madani, 2007), hal. 71, 82, 104,
jika ada 18 orang peserta, bagilah
106, 124, 127, 152, 166, 168, 190. menjadi 6 kelompok dimana setiap

53
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

kelompok terdiri dari 3 orang b. Mintalah peserta didik menjawab


peserta. Maka 6 orang diantara berbagai pertanyaan semampu
mereka akan diberi pertanyaan mereka.
yang sama. c. Kemudian, ajaklah mereka berke-
d. Mintalah masing-masing sub- liling ruangan, dengan mencari
kelompok mengumpulkan data peserta didik lain yang dapat
mereka dan meringkasnya. menjawab berbagai pertanyaan
Kemudian mintalah masing- yang tidak mereka ketahui
masing sub kelompok untuk bagaimana menjawabnya. Dorong-
melaporkan kepada seluruh kelas lah para peserta didik untuk saling
apa yang telah mereka pelajari membantu satu sama lain.
tentang peserta lainnya. d. Kumpulkan kembali seisi kelas
dan ulaslah jawabannya. Isilah
jawaban yang tidak diketahui dari
2. Active knowledge sharing (berbagi beberapa peserta didik. Gunakan
pengetahuan secara aktif) informasi itu sebagai jalan
Active knowledge sharing meru- memperkenalkan topik-topik
pakan strategi yang bagus untuk menarik penting di kelas itu.
para peserta didik dengan segera kepada 3. Inquiring minds what to know
materi pelajaran, strategi ini dapat (membangkitkan rasa ingin tahu)
digunakan untuk mengukur tingkat Strategi sederhana ini merangsang
pengetahuan peserta didik pada saat yang rasa ingin tahu peserta didik dengan
sama, melakukan kerjasama tim (team mendorong spekulasi mengenai topik atau
work). Strategi ini dapat diterapkan pada persoalan. Para peserta didik lebih
hampir semua mata pelajaran. mungkin menyimpan pengetahuan tentang
materi yang tidak tercakup sebelumnya
Prosedur penerapannya sebagai jika mereka terlibat sejak awal dalam
berikut: sebuah pengalaman pengajaran kelas
a. Siapkan sebuah daftar pertanyaan penuh.
yang berkaitan dengan materi Prosedur penerapannya sebagai
pelajaran yang akan anda ajarkan. berikut:
Sebagai contoh: (1) Bagaimana
sistem pemerintahan Abu Bakar, a. Tanyakan ke kelas, satu
Umar bin Khattab, Utsman Bin pertanyaan pembangkit minat
Affan, dan Ali bin Abi Thalib? (2) untuk merangsang. Keingintahuan
Identifikasikan hal-hal berikut: tentang sebuah persoalan yang
ash-shabiqu nal awwaluwn, haji ingin anda diskusikan. Pertanyaan
wada`, Fathul Makkah. (3) itu hendaknya satu, yang dengan
Menurut pendapat anda, apa itu anda berharap bahwa beberapa
peristiwa penting dalam Islam pesrta didik tahu jawabannya.
tentang isra` mi`raj? b. Doronglah untuk berspekulasi dan
menebak dengan bebas, gunakan

54
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

frase seperti “tebaklah” atau peserta didik, misalnya mungkin


“cobalah”. anda buat tiga kelompok pro dan
c. Jangan memberi umpan balik tiga kelompok kontra, masing-
dengan segera. Terimalah semua masing berisi empat anggota.
tebakan. Bentuk keingintahuan d. Mintalah tiap-tiap sub kelompok
tentang jawaban yang “sebenar- mengembangkan argumen-
nya”. argumen untuk posisi yang
d. Gunakan pertanyaan sebagai ditentukannya, atau berikan sebuah
petunjuk kearah apa yang daftar argumen yang lengkap yang
sekiranya anda ajarkan. Sertakan mungkin mereka diskusikan dan
jawaban terhadap pertanyaan anda pilih. Pada akhir diskusi mereka,
dalam presentasi anda. Anda suruhlah sub kelompok tersebut
hendaknya tahu bahwa para memilih seorang juru bicara.
peserta didik lebih memberikan 5. Jigsaw learning (belajar jigsaw)
perhatian daripada biasanya. Belajar ala jigsaw merupakan
4. Active debate (perdebatan aktif) teknik yang paling banyak dipraktekkan.
Debat bisa menjadi satu metode Teknik ini serupa dengan pertukaran
berharga untuk meningkatkan pemikiran kelompok dengan kelompok, namun ada
dan perenungan, terutama jika siswa satu perbedaan penting yaitu tiap siswa
diharapkan mengemukakan pendapat yang mengajarkan sesuatu. Ini merupakan
bertentangan dengan diri mereka sendiri. alternatif menarik bila ada materi belajar
Konsekuwensinya, setiap siswa akan yang bisa disegmentasikan atau dibagi-
melibatkan diri dalam perdebatan tersebut bagi, dan bila bagian-bagiannya harus
untuk mempertahankan argumentasinya, diajarkan secara berurutan. Tiap siswa
dan bukan hanya pelaku debatnya saja mempelajari sesuatu yang bila digabung-
tetapi semua yang ada dalam ruangan kan dengan materi yang dipelajari oleh
tersebut. siswa lain membentuk kumpulan
pengetahuan atau keterampilan yang padu.
Prosedur penerapannya sebagai
berikut: Prosedur penerapannya sebagai
berikut:
a. Kembangkan suatu pertanyaan
yang berkaitan dengan sebuah isu a. Pilihlah materi belajar yang dapat
Kontroversial yang berkaitan dipisah menjadi bagian-bagian.
dengan mata pelajaran anda. Sebuah bagian dapat disingkat
b. Bagilah kelas menjadi dua tim seperti sebuah kalimat atau
debat. Tugaskan (secara acak) beberapa halaman.
posisi “pro” pada satu kelompok b. Hitunglah jumlah bagaian belajar
dan posisi “kontra” pada kelompok dan jumlah peserta didik. Dengan
yang lain. satu cara yang pantas, bagikan
c. Selanjutnya, buatlah dua atau tugas yang berbeda kepada
empat sub kelompok di dalam kelompok peserta yang berbeda.
masing-masing tim debat itu. Contoh: bayangkan sebuah kelas
Dalam sebuah kelas dengan 24 terdiri 12 siswa, anggaplah anda

55
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

dapat membagi materi pelajaran Masa Depan” mengemukakan: “mengajar


dalam tiga bagian, kemudian anda hanya dapat dilakukan dengan baik dan
dapat membentuk kwartet atau benar oleh seseorang yang telah melewati
“kelompok belajar” membaca, pendidikan tersebut yang memang
berdiskusi, dan mempelajari materi dirancang untuk mempersiapkan guru
yang ditugaskan kepada mereka. profesional. Guru dituntut untuk dapat
c. Setelah selesai, bentuklah menguasai metode-metode mengajar,
kelompok “jigsaw learning” setiap karena peranan guru dalam mengajar akan
kelompok mempunyai seseorang memberikan dampak atau pengaruh
wakil dari masing-masing terhadap pendidikan anak didik”.6
kelompok dalam kelas. Seperti Melaksanakan tugas sebagai seorang guru
dalam contoh, setiap anggota merupakan salah satu perwujudan dari
masing-masing kwartet menghi- tanggung jawab. Sikap tanggung jawab ini
tung 1, 2, 3, 4. Kemudian tidak hanya kepada masyarakat, tetapi juga
bentuklah kelompok peserta didik kepada Allah swt.
“jigsaw learning” dengan jumlah
sama, hasilnya akan terdapat
empat kelompok yang terdiri dari
3 orang. Dalam setiap trio aka V. Kendala-kendala dalam Penerapan
nada orang peserta yang Active Learning dalam PAI
memepelajari bagian I, seorang Dalam proses pembelajaran
untuk bagian II, dan seorang lagi tentunya terdapat kendala-kendala yang
bagaian III. dapat menghambat berjalannya proses
d. Mintalah anggota kelompok pembelajaran yang seutuhnya, dan
“jigsaw” untuk mengajarkan akhirnya menyebabkan rendahnya mutu
materi yang telah dipelajari kepada pendidikan. Beberapa kendala dalam
yang lain. pembelajaran PAI yang diidentifikasikan
e. Kumpulkan kembali peserta didik sebagai penghambat Pendidikan Agama
ke kelas besar untuk memberi Islam di sekolah, antara lain:7
ulasan dan sisikan pertanyaan guna 1. Timbulnya sikap masyarakat atau
memastikan pemahaman yang orang tua di beberapa lingkungan
tepat. sekitar sekolah yang kurang
Untuk tercapainya strategi terse- concerned kepada pentingnya
but, guru harus merancang metode pendidikan agama, tidak menga-
pembelajaran sesuai dengan tujuan cuhkan akan pentingnya pemantapan
pembelajaran itu sendiri. Karena guru
memegang peranan penting dalam
meningkatkan kualitas pengajaran. Guru
bertanggung jawab terhadap mutu 6
Zamroni, Paradigma Pendidikan
pendidikan. Guru harus berperan lebih Masa Depan, (Jakarta: Biografi Publishing,
proaktif dalam melaksanakan tugasnya. 2000), hal. 60.
7
Berkenaan dengan hal tersebut, Zamroni Muzayyin Arifin, Kapita Selekta
dalam bukunya “Paradigma Pendidikan Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), hal. 149-153.

56
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

pendidikan agama di sekolah yang tidak dapat mengimbangi pembeng-


berlanjut di rumah. kakan penuntut kerja. Setelah lulus
2. Situasi lingkungan sekitar sekolah sekolah, orang tua masih bersusah
disubversi oleh godaan-godaan setan payah berjuang mencarikan peluang
yang beragam bentuknya. Situasi kerja bagi anaknya. Padahal masih
demikian melemahkan daya ada beban finansial yang harus di
konsentrasi dan berakhlak mulia, tanggung oleh mereka. Semuanya
serta mengurangkan gairah belajar itu menyebabkan tendensi sosial kita
siswa. kurang mengharagai pengetahuan
3. Gagasan baru yang mulai sekolah yang tidak dapat di jadikan
bermunculan di-impose oleh para tumpuan mencari nafkah. Pendi-
ilmuwan mengenai perlunya men- dikan agama terkena dampak negatif
cari terobosan baru terhadap dari sikap dan kecenderungan
berbagai kemacetan dan problema tersebut. Apabila guru agama tidak
pembangunan, meluas kearah jalur terampil memikat minat murid,
kehidupan remaja yang kondusif maka efektifitas pendidikan agama
kepada watak dan ciri-ciri usia puber tidak dapat diwujudkan.
dan adolesens mereka, secara latah
mempraktekan makna yang keliru
atas kata-kata terobosan menjadi Dari beberapa hal di atas, dapat
mengambil jalan pintas dalam disimpulkan yang menjadi kendala dalam
mengejar kemajuan belajarnya tanpa proses pembelajaran secara umum, dan
melihat cara-cara yang halal dan akhirnya menjadi kendala khusus dalam
haram, seperti nyontek atau membeli dunia pendidikan, yaitu:
soal-soal ujian akhir.
4. Produksi pendidikan sekolah yang 1. Rendahnya kualitas sarana fisik atau
dicapai dalam waktu yang relatif keterbatasan sumber belajar;
singkat dengan dana yang seminimal 2. Rendahnya kualitas guru;
mungkin, namun berhasil melu- 3. Rendahnya kesejahteraan guru;
luskan sejumlah murid yang lebih 4. Rendahnya prestasi siswa;
besar, dimana dalam hal 5. Mahalnya biaya pendidikan/ keterba-
menyangkut pendidikan agama tasan dana;
faktor internalisasi (pendalaman) Banyak alternatif yang dapat
nilai-nilai proses kependidikan diambil oleh seluruh pelaku, peneliti
kurang mendapat tempat yang wajar sekaligus pakar pendidikan dalam
dalam sistem efisiensi tersebut. mengatasi problematika ataupun kendala
5. Timbulnya sikap prustasi di yang terjadi baik di dunia pendidikan
kalangan orang tua atau masyarakat ummnya dan dalam proses pembelajaran
bahwa tingkat kependidikan yang PAI khususnya, yang terpenting dari itu
dengan susah payah diraih, akan adalah komitmen dari semua pihak dan
menjamian anaknya untuk mendapat realisasi dari program yang direncanakan
pekerjaan yang layak. Namun secara sungguh-sungguh untuk merubah
karena perluasan lapangan kerja proses pendidikan yang masih mengalami
banyak kendala menjadi lebih baik.

57
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

pihak sekolah, kreatifitas guru


yang masih rendah dimana
E. Penutup pendekatan dan penerapan
Berdasarkan hasil kajian yang active learning yang belum
peneliti lakukan tentang penerapan maksimal baik dalam bentuk
strategi active learning dalam penguasaan materi ataupun
pembelajaran PAI, maka dalam hal penggunaan media belajar,
tersebut peneliti dapat mengemukakan kurangnya sumber bacaan yang
beberapa statement seba-gai bentuk dimiliki siswa, dan alokasi dana
dari kesimpulan dan saran sebagai yang minim sehingga memaksa
berikut: Produksi pendidikan sekolah
yang dicapai dalam waktu yang
a. Kesimpulan relatif singkat harus mencapai
1. Guru merupakan salah satu target maksimal.
faktor yang sangat menentukan
terhadap maju mundurnya b. Saran-saran
pendidikan pada sebuah Sehubungan dengan kesimpulan
lembaga pendidikan, diatas, maka dapat dikemukakan beberapa
keberhasilan seorang guru saran sebagai masukan dalam pelaksanaan
dalam mengajar sangat penerapan active learning pada
didukung oleh pengalaman- pembelajaran PAI, antara lain:
pengalaman dan latihan yang
serius secara terus menerus 1. Agar mutu pelajaran PAI di
serta menunjukkan sikap dan sekolah meningkat, maka
perilaku yang simpati kepada para guru PAI harus
memperlihatkan suri tauladan lebih mendalami ilmunya,
yang baik, sehingga dapat sehingga wujud dari
terjadi daya promotor yang profesionalisme guru tersebut
positif bagi kegiatan belajar tampak. Guru PAI juga perlu
anak. untuk memahami dan
2. Dari hasil olah data dan mendalami tentang strategi
sumber-sumber lainnya active learning dengan lebih
menunjukkan bahwa dalam banyak mengikuti pelatihan-
pelaksanaan pene-rapan active pelatihan, membaca referensi
learning dalam pembelajaran buku tentang active learning,
PAI oleh para guru masih membuka website tentang
menghadapi kendala maupun strategi active learning terutama
hambatan seperti terbatasnya dalam bidang PAI.
sarana maupun prasarana dari 2. Diharapkan kepada kepala
sekolah dapat memfasilitasi

58
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

para guru terutama guru PAI menyediakan buku-buku


dalam mening-katkan mutu tentang pembelajaran PAI untuk
pendidikan disekolah, baik menam-bahkan khazanah
dengan yang bersifat pelatihan keilmuwan terutama yang
maupun bimbingan, serta sudah berkaitan dengan starategi
seyogyanya kepala sekolah active learning.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid., dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

T.M. A. Ari Samadhi, Pembelajaran Aktif (Active Learning) Bahan Workshop, Jakarta:
Tiw, 2007.

Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Learning, Jakarta: Bumi
Aksara, 2007.

Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,


2004.

Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj: Sarjuli, et.
al, judul asli: Active Learning:101 Strategies to Teach any subject, Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani, 2007.

Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Jakarta: Biografi Publishing, 2000.

Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

59
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

SISTEM PRODUKSI HIJAUAN MAKANAN TERNAK


DI DAERAH PEMUKIMAN TRANSMIGRASI
Ir. Mulyadi, M.Si.
Abstrak
Hijauan makanan ternak di Indonesia pada umumnya bersumber dari hasil
sisa pertanian, rumput alam, semak-semak, daun dan batang pohon-pohonan.
Sumber daya alam besar pengaruhnya terhadap produksi hijauan tersebut.
Pemanfaatan hijauan ini selain tergantung pada jenis dan kelas ternak yang
dipelihara, juga tergantung pada sistem pertanian dan peternakan yang dianut.
Ternak sebagai salah satu komponen dalam sistem usaha tani harus ditempatkan
dalam struktur menurut fungsinya sebagai salah satu komponen usaha tani.
Alternatif penggunaan ternak dapat diperhitungkan karena ternak banyak jenis,
sistem produksi dan macam produksinya. Di daerah transmigrasi banyak ditanam
tanaman pangan, palawija. Oleh karena itu, makanan ternak diharapkan dari
limbah tanaman pertanian seperti jerami padi, jagung, umbi-umbian dan kacang-
kacangan. Untuk tetap tersedianya sumber hijaun makanan di daerah transmigrasi,
selain mengharapkan dari limbah, maka dapat dilakukan penanaman hijauan di
tanah-tanah limbah (tak digunakan), pematang-pematang bahkan tepi-tepi jalan.

Kata Kunci: hijauan ternak, daerah transmigrasi, dan produksi

1. PENDAHULUAN Pencapaian tujuan program


transmigrasi diperlukan penyesuaian
Program transmigrasi ditujukan yang saling menggalang produktivitas
untuk meningkatkan penyebaran antar- lahan, komoditas dan pola
penduduk dan tenaga kerja serta pertanian/ pemeliharaan yang
pembukaan dan pengembangan daerah tergabung dalam suatu keterpaduan
produksi dan pertanian baru dalam yang diinginkan dalam TRI MATRA
pembangunan dae-rah, khususnya di pembangunan pertanian yaitu: terpadu
luar Pulau Jawa, yang dapat menjamin wilayah, terpadu komoditas dan
peningkatan taraf hidup para terpadu usaha tani.
transmigrasi dan masyarakat
sekitarnya, (Siregar:1981). Sebahagian besar peternak di
daerah transmigrasi merupakan

60
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

peternak kecil, tidak memikirkan lahan pasang surut untuk dapat


persediaan makan-an ternaknya. tersedianya hijauan sepanjang tahun
Mencari rumput hingga jauh dari suatu periode secara terus menerus,
desanya setiap hari dalam musim dapat ditanam hijauan pada tanah-tanah
kemarau merupakan gejala sudah khusus atau tanah yang tidak
menipisnya tanaman rumput di digunakan untuk pertanian, di bawah
sekitarnya. Menyabit rumput segar lahan perkebun-an, di pematang-
bercampur rumput kering merupakan pematang, di teras-teras dan di pinggir-
usaha untuk menambah makanan pinggir jalan.
ternak yang diberikan dalam kandang.
Dengan pola pengembangan
Dengan demikian alternatif hijau-an dengan memanfaatkan lahan-
yang dapat ditempuh pengembangan lahan limbah, maka petani peternak di
peternakan di daerah transmigrasi dapat daerah pemukiman transmigrasi untuk
diusahakan dengan jalan perbaikan penyediaan hijauan bagi ternaknya
hijauan makanan ternak dan dapat diperoleh secara kontinyu, yang
pemanfaatan limbah pertanian, penting adalah cara pengolahannya
sehingga luas areal tanah hijauan harus betul-betul tepat. Keuntungan
makanan yang lain dengan sistem tersebut dapat
mencegah terjadinya erosi, sehingga
ternak yang dibutuhkan per satuan kehilangan unsur hara tanah yang
ternak dapat dikurangi. dibawa oleh air dapat dihindari.
(Soedomo:1985). Apabila jenis hijauan leguminosa yang
ditanam sekaligus dapat menyuburkan
Nitis (1979), mengemukakan
tanah-tanah di lahan tersebut.
bah-wa hijauan makanan ternak di
Indonesia pada umumnya bersumber
dari hasil sisa pertanian, rumput alam,
semak-semak, daun dan batang pohon- 2. BEBERAPA MACAM SISTEM
pohonan. Sumber daya alam besar PRODUKSI HIJAUAN YANG
pengaruhnya terhadap produksi hijauan SESUAI DENGAN KEADAAN
tersebut. Pemanfaatan hijauan ini selain ALAM
tergantung pada jenis dan kelas ternak
yang dipelihara, juga tergan-tung pada Mutu hijauan makanan ternak
sistem pertanian dan peternakan yang pada setiap lahan akan berbeda
dianut. menurut daerah atau jenis tanahnya.
Hal ini dipengaruhi oleh suburnya
Sistem produksi hijauan tanah, kaya tidaknya unsur hara,
makanan ternak yang lain, baik di semakin subur tanah sehingga mutu
daerah lahan kering, lahan basah dan

61
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

hijauan semakin baik dan produksi penyediaan makanan ternaknya dengan


akan meningkat. bidang-bidang pertanian, perkebunan
dan kehutanan. Segala bahan makanan
Produksi rumput yang tumbuh yang berasal dari sisa-sisa pertanian
di tanah sawah, tegalan, kebun, hutan ataupun limbah harus dimanfaatkan
dan pinggir jalan berkisar antara 14-15 sebaiknya. Sedangkan areal lahan yang
ton bahan kering (BK) /ha/tahun. Akan masih mungkin dipergunakan untuk
tetapi, untuk bahan panganan berkisar penanaman hijauan harus dikelola
1,5 ton dan kebun rumput sekitar 2,5 dengan baik. Misalnya dengan sistem
ton BK/ha/tahun (Nell & Rollinson zero grazing yaitu hijauan dipotong dan
yang disitasi Nitis, 1979). diberikan pada ternak dalam kandang,
ternak tidak dilepas di tanah-tanah
Permasalahan yang ada di
kristis, tanah-tanah pertanian,
Indonesia adalah tanah yang
perkebunan dan kehutanan.
diperuntukkan untuk pemukiman
transmigrasi adalah sebahagian besar Perkembangan peternakan di
tanah kelas IV ke atas, sudah tentu daerah transmigrasi mengikuti perkem-
kesuburannya kurang. Akan tetapi bangan kegiatan terdahulu di daerah itu
seandainya pengelolaannya yang baik atau mengikuti pola asal daerah yang
akan mening-katkan kesuburannya, dikirimkan asal transmigran tersebut.
misalnya dengan penamaman jenis Akan tetapi, kegiatan terdahulu seperti
hijaun leguminosa, karena dapat kegiatan pembukaan tanah, pertanian,
menfiksasi N dari udara dengan konservasi tanah dan lingkungan
bantuan bakteri rizobium yang terdapat dilakukan oleh pemerintah. Peternakan
pada bintil akarnya. diadakan sedemi-kian rupa, sehingga
tidak akan meng-ganggu kebutuhan
Umumnya lahan yang diberikan
primer rakyat, bahkan jika mungkin
untuk transmigrasi tidak diperuntukkan
menunjang kegiatan yang sudah ada.
untuk pembuatan padang rumput atau
padang pengembalaan,walaupun dalam Suatu wilayah pengembangan
perencanaan ada juga yang khusus transmigrasi sudah barang tentu tidak
diper-untukkan bagi pembuatan kebun akan dipaksakan mengembangkan
rumput, tapi tidak begitu luas, namun suatu model usaha tani terpadu saja,
kenyataannya petani enggan untuk akan tetapi disusun menurut kesesuaian
menanamnya. Mereka lebih komponen lahan dan petani.
mengutama-kan untuk menanam Menjadikan suatu model usaha tani
pangan. terpadu atau beberapa pengembangan
transmigrasi, berarti mengembangkan
Pada pola ini maka peternakan
suatu sistem yang lebih besar dari
harus menyesuaikan dengan pola

62
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

sistem usaha tani. Hal ini akan beberapa aspek yaitu perebutan
menyangkut pengorganisasian, tempat pada lahan terbatas,
pengadaan komponen pembentuk perebutan hara, energi, udara dan
usaha tani, tenaga penyuluh, sistem tata air. Masalah hama dan penyakit
niaga yang lebih luas dan segala yang saling mengganggu secara
sesuatu untuk mengembangkan areal fisik, serta saling merebut waktu
tersebut (Siregar et al, 1981). dan tenaga petani yang terbatas.
Dengan demikian ternak dengan
komoditi lain bisa berkembang
kearah complementary/
A. Permasalahan yang Dihadapi
suplementary effect, tetapi bisa juga
Perwujudan dan keterpaduan
berkembang kearah mutualis
dalam program transmigrasi sangat
exclusivenness.
mungkin untuk diatur karena
faktor-faktor pembatas masih hanya
B. Transmigran di Lahan Kering
pada faktor dasar seperti lahan,
Dilahan kering pada umumnya
manusia dan komoditas. Namun,
dengan cara pembukaan hutan dan
pola usaha, pengolahan dan lain-
padang alang-alang pertanian
lain masih bisa memilih dan
pangan dan perkebunan. Hal ini
mengatur dari permulaan, yang
semakin merosotnya tingkat
sulit dikendali adalah faktor iklim.
kesuburan tanah dengan
Ternak sebagai salah satu
temperatur harian yang cukup
komponen dalam sistem usaha tani
tinggi, sehingga pelapukan bahan
harus ditempatkan dalam struktur
organik dan pencucuian hara dan
menurut fungsinya sebagai salah
erosi lebih cepat sert diikuti
satu komponen usaha tani.
dengan produksinya menurut.
Alternatif penggunaan ternak dapat
Pada daerah kering hijau-
diperhitung-kan karena ternak
hijauan itu berupa rerumputan
banyak jenis, sistem produksi dan
diwaktu musim hujan, dan semak-
macam produksinya (Siregar et al,
semak atau daun-daunan, batang
1981).
pohon-pohon pada musim kering.
Interaksi ternak dengan lahan
Pada tanah yang alang-alang
adalah adaptasi ternak secara
dominan, dapat ditanami stek
biologis, kemampuan lahan
gamal maupun stek stylosanthes.
menghasilkan makanan ternak, pola
Tanaman baru ini lambat laun akan
pemeliharaannya dan daya tampung
mengalahkan alang-alang berubah
areal lahan yang tersedia.
menjadi pasture campuran yang
Sedangkan interaksi ternak
mutunya lebih baik. Alang-alang
dengan komoditi lain mempunyai
jika dipotong maupun digembalai

63
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

secara teratur pada masa tanah, yaitu dengan menanam


pertumbuhannya, selain hijauan yang perakarannya dapat
produksinya meningkat, mengikat tanah yang kuat serta
kualitasnya bertambah baik. Perco- penanaman hijauan leguminosa
baan menunjukkan bahwa alang- dilereng-lereng, pematang-
alang muda maupun alang-alang pematang, batas-batas tanah dan
dengan suplemenentasi konsetrat lahan-lahan kosong lainnya yang
dapat meningkatkan produksi tidak ditanam tanaman pangan atau
ternak domba maupun sapi perkebunan.
(Soewardi dkk, 1974) Seperti banyak dilakukan di
Pada pertanian yang bersifat Jepang, dimana gulma yang
mixed-farming tujuan utama tumbuh dibawah pohon sebagai
adalah produksi pertanian cover crop diganti dengan hijaun
sedangkan usaha sambilannya makanan ternak, baik jenis
adalah ternak. Selanjut-nya, sistem leguminosa maupun jenis rumput.
pertanian yang dianut pada Sedangkan penanaman hijauan
umumnya polyculture pada tanah unggul di bawah pohon kelapa
tegalan dan monoculture pada telah banyak dilakukan seperti di
tanah sawah. Penanaman khusus Bali, Thailand dan Philipina. Dari
tanaman makanan ternak tidak hasil percobaan tersebut ternyata
dilakukan. hijauan didapat dari dapat meningkatkan pertambahan
galangan, pinggir jalan dan tanah berat badan dengan pengembalaan
kosong sementara setelah panen ternak di bawah hijauan yang
padi atau palawija. ditanam di bawah pohon kelapa
Pada tanah tegalan, sistem tersebut. Sama juga halnya dengan
tumpangsari yang sudah produksi kelapa yang meningkat
dipraktekkan selain mengintensif- dengan introduksi ternak, karena
kan penggunaan tanah, meningkat- secara langsung ternak tersebut
kan produksi pa-ngan, juga dapat menyuplai feses dan urine
meningkatkan produksi hijauan yang dapat menyuburkan pohon
makanan ternak. Hanya saja pada kelapa tersebut. Cover crop-nya
sistem yang sering dilakukan dapat ditanam jenis leguminosa
sekarang, yang diberikan kepada seperti siratro, calopo dan sentro.
ternak hanya jerami dari tanama Jadi, cover crop merupakan
untama atau tanaman selanya. sumber pakan bagi ternak
Pola produksi hijauan dilahan bersamaan juga dengan jenis-jenis
seperti ini harus ditetapkan sistem rumput lapangan yang tumbuh
produksi hijauan yang bersifat bersamaan dengan cover crop
protektif dan dapat menyuburkan tersebut. ada juga bagi petani

64
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

peternak yang agak intensif, kiri-kanan dan memakan apa yang


mereka menanam hijauan unggul ada disekitarnya. Berbeda dengan
dengan membuat beberapa larikan kambing dalam waktu merumput
antara sela-sela pohon karet lebih gesit dan sifatnya suka
tersebut. memanjat pohon-pohon karet
Sistem pemeliharaan ternak tersebut yang mengakibatkan
pada pola diatas untuk menjaga kerusakan dan terganggu
agar kontinuitas hijauan pakan kerusakan karet. Apabila
dapat terpenuhi serta nmenjaga dipelihara ternak besar seperti sapi
agar tidak terjadi kerusakan cover dan kerbau dengan sistem
crop tersebut, maka perlu diatur pengembalaan dapat
pengelolaan yang tepat. Cara yang mengakibatkan kerusakan cover
telah banyak dilakukan seperti crop dan tanah, karena injakannya
diperkebunan karet Malaysia terlalu berat serta pohon karet
adalah dengan pengemba-laan terganggu dengan gesekan-gesekan
semi permanen dan pengaturan badan ternak ter-sebut.
rotasi grazing. Ternak Salah satu cara yang dapat
digembalakan pada pagi hari ditempuh apabila ingin
sampai siang hari, kemudian memelihara ternak sapi atau
ternak dikandangkan. Tenunya kerbau adalah dengan sistem zero
didalam kandang ternak di-berikan grazing, tetapi dengan sistem
makanan tambahan makanan. iniakan menambah waktu dan
Adapun pengaturan rotasi tenaga untuk memotog rumput.
disesuaikan dengan kapasitas Namun apabila petani tersebut
tampung. Seandai-nya faktor ini memelihara 1-2 ekor ternak/
tidak dapat diatur, misalnya kepala keluarga, hal ini masih
kapasitas tampung tinggi maka memungkin-kan.
akan mengakibatkan kerusakan Sedangkan menurut Santosa
cover crop tersebut. begitu pula dan bambang (1981), mengatakan
jika daya tampung tujuan untuk bahwa sebahagian besar dari
pengendalian gulma oleh ternak hijauan yang diberikan kepada
tidak terpenuhi, karena kita ternak dilokasi transmigrasi terdiri
pengendalian gulma di samping dari rumput lapangan yang
keuntungan lainnya. produksinya rendah, bahkan
Ternak yang sesuai untuk sebahagian yang lain adalah
dikem-bangkan pada pola diatas gulma. Hanya sebahagian kecil
adalah ternak domba, karena (7%) merupakan jenis kacang-
ternak ini umumnya ketika kacangan yang berasal dari limbah
merumput tidak banyak menoleh pertanian.

65
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

dikembangkan harus dapat


C. Transmigrasi dilahan Pasang beradaptasi dengan intensitas
surut cahaya yang rendah, tidak
menghambat dalam manajemen
Pada lahan pasang surut pohon kelapa dan tidak
prioritas kedua adalah usaha tani berkompetisi hara dengan pohon
terpadu orientasi ikan. tersebut.
Pengelolaanya mung-kin dengan
memanfaatkan sistem folder atau Sedangkan menurut D.L
untuk daerah pantai akan bercocok Pluckneet (1979), mengatakan
tambah perpaduan dengan tanaman bahwa hijauan yang sesuai
keras biasanya dengan kelapa. dikembangkan dibawah pohon
Akan tetapi secara alamiah kelapa harus memenuhi
sebenarnya perpaduan yang ideal karakteristik dibawah ini:
adalah ikan, rumbia/sagu, itik dan
kerbau. Sagu akan jadi sumber 1. Hijauan tersebut harus
karbohidrat, baik untuk manusia toleransi terhadap naungan.
maupun ternak. Kotoran ternak
2. Dapat digembalakan pada
akan menyuburkan perairan untuk
hijauan yang tingginya 8-1
meman-faatkan hijauan yang
cm dari permukaan tanah,
selalu subur didaerah tropika basah
sehingga memudahkan
dan pasang surut tersebut (Siregar
dalam mengum-pulkan buah
et al, 1981). kelapa (tidak tersembunyi
Penenpatan transmigrasi di oleh rumput).
daerah pasang surut yang kondisi
3. Hijauan tersebut harus tahan
lahannya rendah dan dekat dengan
injakan oleh ternak besar
laut, maka tanaman keras yang
(sapi atau kerbau)
paling sesuai dikembangkan
adalah kelapa, se-dangkan untuk 4. Hijauan tersebut harus
tanaman pangan dapat ditanam palatebel (disukai oleh
tanaman padi pasang surut. ternak)
Sedangkan untuk sumber pakan
ternak dapat diharapkan dari 5. Tidak berkompetisi hara
hijauan yang tumbuh di bawah dengan kelapa.
pohon kelapa tersebut.
6. jenis rumput prenial, kalau
M. R. de Guzman dan A.V. yang anual produksi biji
Allo (1979), mengatakan bahwa harus banyak dan daya
jenis rumput yang dapat

66
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

kecambah harus betul-betul pohon/ ha, maka ternak baru dapat


baik. digembalakan apabila pohon
tersebut berumur 12-15 tahun
Apabila dikembangkan jenis (M.R de Guzman dan A. V. Allo,
rumput unggul pada perkebunan 1979).
yang masih muda (belum
berbuah), maka ternak tidak dapat Menurut D. L Pluckneet (1979)
digembalakan di bawah pohon kalau tidak dikembangkan rumput
tersebut karena ternak akan unggul hanya dengan
memakan daun-daun kelapa. mengharapkan jenis rumput
Untuk itu maka dianjurkan untuk lapangan, maka kualitasnya kurang
memotong rumput tersebut dan baik dan daya tampung juga sangat
diberikan didalam kandang. Untuk rendah. Kecuali ada beberapa jenis
menjaga agar kesuburan tanah rumput lapangan yang nilai gizinya
terjamin, maka dilakukan agak baik seperti rumput kudzu,
kombinasi penanaman rumput paragrass, carpetgrass dan
dengan legumi-nosa. guineagrass. Salah satu cara untuk
meningkatkan produksi dan nilai
Ternak baru dapat gizi hijauan adalah dengan
digembalakan apabila umur pohon pemupukan dan introduksi hijauan
kelapa sekitar 8 tahun atau kira- leguminosa.
kira ternak tersebut tidak sampai
lagi untuk memakan daun-daun Jenis rumput dan leguminosa
dan buah kelapa yang masih muda, yang tahan naungan dan kondisi
ini untuk yang jumlah pohon 124 asin, yang dapat dikembangkan
pohon/ha. Sedangkan jika dibawah pohon kelapa adalah
penanaman sejumlah 143-156 sebagai berikut:

67
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Tabel 1. Spesies hijauan yang toleran terhadap hijauan dan kondisi asin

No Species Keterangan

Rumput
1 : Brachiaria Mutica (para graa) xx
2 : Pennisetum Purpureum (Napier Grass) xx
3 : Panicium Maximum (Guinea grass) xx
4 : Dicanthium Aristatum (Alabang x) x
5 : Brachiara Ruziziensis (Ruzi grass) x
6 : B. Miliformis (Cori grass) x
7 : B. Brizantha (Signal grass) xx
8 : Chloris gayana (Rhodes grass) xx
9 : Paspalum Conjugatu (Carabao grass) x
10 : P. Commersonii x
11 : P. Dilatatu x

LEGUME
13 : Centrosema Pubesces (Centro) xx
14 : Phaseolus Antropurpureus (Sirantro) xx
15 : Pueraria Phasiolaides (Kudzu) x
16 : Lucaena Leucocephala (Ipil-ipil) xx
17 : Colopogonium Mucunoides (Calopo) x
Sumber : M.R de Guzman dan A.V. Allo (1975).
Ket : x = tahan naungan
xx = tahan naungan dan kondisi asin.

68
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

3. KESIMPULAN duksikan jenis-jenis hijauan unggul


yang tahan naungan. Kalau
Perkembangan peternakan di transmigrasi didaerah pasang surut
daerah transmigrasi dapat diusahakan tentu dipilih jenis hijauan yang tahan
dengan jalan perbaikan hijauan naungan dan salinasi yang tinggi.
makanan ternak dan pemanfaatan
limbah pertanian. Di daerah Untuk tetap tersedianya sumber
transmigrasi yang kondisi lahan kering, hijaun makanan di daerah transmigrasi,
yang banyak menanam tanaman selain mengharapkan dari limbah,
pangan, palawija. Oleh karena itu, maka dapat dilakukan penanaman
makanan ternak diharapkan dari limbah hijauan di tanah-tanah limbah (tak
tanaman pertanian seperti jerami padi, digunakan), pematang-pematang
jagung, umbi-umbian dan kacang- bahkan tepi-tepi jalan.
kacangan.
Hijauan yang dipilih tentunya
Sedangkan pada perkebunan, selain nilai gizinya baik, juga bersifat
pemanfaatan hijauan yang tumbuh protektif terhadap erosi dan kesuburan
dibawah perkebunan tersebut adalah tanah, juga pada tanaman pagar agar
alternatif yang dapat ditempuh untuk bisa ditanam jenis legume pohon, yang
pakan ternak. Untuk mendapatkan hasil merupakan sumber pakan untuk musim
pakan yang baik, maka perlu diintro- paceklik

69
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

DAFTAR PUSTAKA
Gusman. M.R. dan A.V. Allo F.N.Z.I.N.S, 1975. Pasture Production Under
Coconut Palms, ASPC. Taiwan.
Nitis, I.M, 1979. “Tanaman Makanan Ternak : Potensi, Pemanfaatan dan
Pengelolaannya.” Procedding Seminar, Penelitian dan Penunjang
Pengembalaan Peternakan. Lembaga Penelitian Peternakan dan
Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.
Pluckneet, D.L, 1979. Managing Pastures and Cattle Under Coconuts. Wesview
Press/Boulder, Colorado.
Reksohadiprodjo. S, 1984. Pengembangan Peternakan di Daerah Transmigrasi.
BPFF.Jogjakarta.
Santosa dan B.R Prawiradiputra, 1981. Budidaya Hewan Ternak di Daerah
Transmigrasi Sitiung. Balai Penelitian Ternak: Bogor.
Sastrodihardjo. S, T. Manurung, A.R Siregar dan P. Sitorus, 1982.
“Pengembangan Budidaya Ternak di Wilayah Transmigrasi”. Journal
Litbang Pertanian. Balai Penelitian Ternak: Bogor.
Soewardi, b. D. Sastrodipradja, A.H Nasution & J.H. Hutosuit. 1974. Studies on
Alan-alang (Imperata Cylindrica) for Cattle Feeding. Boitrop Bull,
no.8.
Wirdjoarmodjo, H dan S. Kusumaputra, 1981. “Usaha Penanaman Hijauan
Makanan Ternak Sebagai Salah Satu Kegiatan Perhutani untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa”. Procedding Seminar
Penelitian Peternakan, Perum Perhutani: Jakarta.

69
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

ANALISIS KELAYAKAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN LINTASAN


ULEE LHEU (BANDA ACEH)-LAMTENG (PULO ACEH)

Yulfrita Adamy, S.E., M.Si.

I. PENDAHULUAN pelabuhan penyeberangan Labuhan Haji,


1.1. Latar Belakang Penelitian pelabuhan penyeberangan Singkil dan
Indonesia merupakan negara kepu- pelabuhan penyeberangan Pulau Banyak.
lauan yang terdiri dari gugusan pulau-pulau Semua lintasan angkutan penyeberangan yang
besar maupun gugusan pulau-pulau kecil yang beroperasi di Provinsi Aceh dilaksanakan oleh
terbentang dari Sabang sampai Mereuke. Hal PT. ASDP (Angkutan Sungai Danau dan
inilah yang mana negara kita memerlukan Penyeberangan).
angkutan penyeberangan untuk menghubung-
kan antara pulau tersebut.

Angkutan peyeberangan adalah salah 1.2 Perumusan Masalah


satu bentuk sistem transportasi yang diperlukan Berdasarkan latar belakang penelitian
untuk menjangkau daerah-daerah yang dibatasi di atas, maka yang menjadi perumusan masalah
oleh sungai, laut, selat, maupun teluk. Kegiatan adalah apakah angkutan penyeberangan pada
angkutan penyebrangan bukanlah merupakan lintasan Ulee Lheu (Banda Aceh) – Lamteng
kegiatan yang berdiri sendiri, tapi berkaitan (Pulo Aceh) layak secara ekonomis dan
erat dengan aspek-aspek ekonomi dan sosial finansial.
yang berada dalam jangkauan pelayanan
angkutan penyebrangan tersebut.

Provinsi Aceh mempunyai luas daerah 1.3. Tujuan Penelitian


yang relatif besar, yakni mencapai 57.365,57
Km2 yang terbagi dalam 23 kabupaten/kota, di Adapun tujuan penelitian ini adalah
mana Provinsi Aceh mempunyai beberapa untuk mengkaji kelayakan angkutan penyebe-
gugus kepulauan yang terletak di sisi Barat dan rangan pada lintasan Ulee Lheu (Banda Aceh)
Utara dari pulau Sumatera. Daerah kepulauan – Lamteng (Pulo Aceh) secara ekonomis dan
tersebut memiliki jumlah penduduk dan finansial.
produksi, seperti: hasil pertanian, perkebunan,
perikanan dan termasuk pariwisata yang
membutuhkan transportasi laut. Dalam hal ini 1.4. Manfaat Penelitian
keterkaitan antara wilayah daratan dan
kepulauan dalam beberapa hal mengindi- Penelitian ini diharapkan dapat
kasikan pentingnya peningkatan layanan memberikan manfaat sebagai berikut:
transportasi antara daratan dan kawasan
kepulauan tersebut. Sampai sejauh ini, di 1. Memberikan masukan dan rekomendasi
beberapa kawasan pulau tersebut telah tersedia kepada Dinas Perhubungan, Komunikasi,
prasarana berupa pelabuhan seperti pelabuhan Informasi dan Telematika Pemerintah
penyeberangan Balohan, pelabuhan penyebe- Aceh terhadap strategi pengembangan
rangan Ulee Lheu, pelabuhan penyeberangan sistem transportasi Penyeberangan lintas
Sinabang, pelabuhan penyeberangan Lamteng, Ulee Lheu – Lamteng.

70
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

2. Sebagai referensi bagi pihak-pihak lain 2.3 Model Analisis Data


yang tertarik untuk meneliti bidang ini
dalam rangka pengembangan kawasan Sesuai dengan topik penelitian yaitu
Kecamatan Pulo Aceh kelayakan ekonomi dan finansial
penyeberangan lintasan Ulee Lheu-Lamteng,
maka metode analisis yang digunakan kriteria
II. METODE PENELITIAN kelayakan investasi. Kriteria yang
dimaksudkan terdiri dari Net Present Value
(NPV) dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C).
2.1. Ruang Lingkup Penelitian Sedangkan kriteria lainnya seperti Internal rate
Dalam analisis ini yang diperhatikan of return (IRR) tidak dimasukkan. Hal ini
adalah hasil yang harus diterima oleh investor disebabkan aliran penerimaan (revenue) dari
atau siapa saja yang berkepentingan dalam penggunaan KMP Simeulue dalam melayani
proyek tersebut.Penelitian ini dilakukan di penyeberangan Ulee Lheu-Lamteng relatif
pelabuhan penyeberangan PT. ASDP (Persero) lebih besar bila dibandingkan dengan biaya
cabang Aceh yang berada di Ulee Lheu (Banda (cost) yang dikeluarkan PT ASDP (Persero)
Aceh) dan pelabuhan penyeberangan Lamteng untuk setiap periode waktu analisis.
(Kecamatan Pulo Aceh). Kapal penyeberangan
yang beroperasi di lintasan penyeberangan 1. Net Present Value (NPV)
Ulee Lheu – Lamteng adalah kapal ferry type Net Present Value (NPV adalah selisih
Ro-Ro KMP. Simeuleu dengan kapasitas kapal antara jumlah kas yang dihasilkan sebuah
yang dapat mengangkut 15 kendaraan dan 240 proyek investasi (setelah memperhi-
penumpang. tungkan nilai waktu uang) dan nilai
investasi yang diperlukan atau selisih
antara present value dari sebuah proyek
2.2 Data dan Teknik Pengumpulan Data dan investasi awal, dengan formula
Data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
instansi terkait terutama PT ASDP (Persero). n CF
i
Pengumpulan data sekunder merupakan NPV I
0
, atau
i 1 1 i
pengumpulan data secara tidak langsung dari k
sumber/obyek. Dimana data yang diperoleh
dalam bentuk yang sudah jadi dan sudah CF CF CF CF n
dikumpulkan. Biasanya data-data diperoleh 1 2 3
NPV ..... n I
2 3 0
dari tulisan seperti buku-buku teori, buku 1 k 1 k 1 k 1 k
laporan, peraturan-peraturan, dan dokumen
baik yang berasal dari instansi terkait maupun Dengan :
hasil kajian literatur yang sudah dalam bentuk
publikasi sehingga penulis hanya bertugas I0 : Investasi awal
mengumpulkan dan mengolah data tersebut
sehingga sesuai dengan data yang dibutuhkan k : Tingkat diskonto
oleh penulis untuk menyelesaikan penulisan
CFi : Arus kas tahun i
ini.
Kriteria kelayakan usaha dengan
menggunakan NPV sebagai berikut:

71
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

b. Apabila NPV > 0 dapat diartikan estimasi adalah metode trend linier
bahwa usaha layak dilakukan, artinya diformulasikan sebagai berikut.
angkutan penyeberangan lintasan Ulee
Lheu (Banda Aceh) – Lamteng (Pulo Y = a + bX
Aceh) layak secara ekonomis dan
finansial. Di mana :
c. Apabila NPV < 0 dapat diartikan
bahwa usaha tidak layak dilakukan, Y : Nilai yang diestimasi yang dalam hal ini
artinya angkutan penyeberangan adalah jumlah penumpang (orang),
lintasan Ulee Lheu (Banda Aceh) – kendaraan (unit) dan barang (ton).
Lamteng (Pulo Aceh) tidak layak
a : Konstanta
secara ekonomis dan finansial.
2. Grosss Benefit Cost Ratio (Gross B/C) b : Koefisien regresi
Gross benefit cost ratio (Gross B/C)
adalah perbandingan antara benefit kotor X : Periode waktu (kwartal).
yang telah di-discount dengan cost secara
keseluruhan yang telah di-discount,
dirumuskan sebagai berikut:
n n Setelah diketahui estimasi penumpang
B (1 r) (orang), kendaraan (unit) dan barang (ton) pada
i
i 1
Gross B/C n setiap kwartal dalam periode tahun tertentu,
n
C (1
i
r) kemudian dibuat estimasi tahunan dengan cara
i 1 melakukan penjumlahan jumlah penumpang
Kriteria kelayakan investasi dengan (orang), kendaraan (unit) atau barang (ton)
menggunakan Gross B/C sebagai berikut: yang diangkut oleh KMP Simeulue mulai dari
- Apabila Gross B/C > 1 dapat diartikan kwartal I-IV dalam periode tahun yang sama.
bahwa usaha layak dilakukan, artinya
angkutan penyeberangan lintasan Ulee
Lheu (Banda Aceh) – Lamteng (Pulo
Aceh) layak secara ekonomis dan 2.4 Definisi Operasional Variabel
finansial.
- Apabila Gross B/C < 1 dapat diartikan Variabel yang dioperasionalkan dalam
bahwa usaha tidak layak dilakukan, penelitian ini terdiri dari variabel-variabel yang
artinya angkutan penyeberangan digunakan dalam analisis kelayakan ekonomi
lintasan Ulee Lheu (Banda Aceh) – dan finansial berkaitan dengan angkutan
Lamteng (Pulo Aceh) tidak layak penyeberangan lintasan Ulee Lheu-Lamteng.
secara ekonomis dan finansial. Variabel-variabel tersebut dijelaskan sebagai
Sebelum dilakukan analisis kelayakan berikut.
angkutan penyeberangan secara ekonomis dan
finansial, dilakukan estimasi terhadap jumlah 1. Investasi, adalah investasi yang dike-
penumpang (orang), kendaraan (unit) dan luarkan oleh PT ASPD (Persero) untuk
barang (ton) yang dapat dilayani oleh angkutan memulai angkutan penyeberangan lintasan
penyeberangan KMP Simeulue. Sesuai dengan Ulee Lheu - Lamteng. Investasi yang
ketersediaan data, dasar estimasi adalah data dimaksudkan adalah dalam bentuk
kwartal selama periode kwartal IV tahun 2008 pembelian kapal KMP Simeulue diukur
hingga kwartal IV tahun 2010 (n = 9). dengan satuan rupiah.
Peralatan yang digunakan untuk melakukan 2. Biaya operasional

72
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Biaya operasional, adalah biaya-biaya rupiah.


(cash outflow) yang dikeluarkan oleh PT c. Penerimaan yang berasal dari peng-
ASDP (Persero) berkaitan dengan angkutan barang adalah hasil
pengoperasionalan KMP Simeulue, terdiri perkalian antara jumlah barang yang
dari: diangkut dalam periode tahun tertentu
dengan tarif pelayanan per ton barang
a. Biaya tetap, terdiri dari gaji ABK, pada periode tahun tersebut dengan
kesehatan ABK, makanan ABK, air satuan rupiah.
tawar ABK, dan asuransi dengan 4. Tarif pelayaran, adalah besarnya nilai
satuan rupiah. nominal yang harus dibayarkan oleh
b. Biaya variabel, terdiri dari bahan seseorang untuk memanfaatkan layanan
bakar (BBM) untuk memenuhi mesin jasa penyeberangan KMP Simeulue
induk dan mesin bantu, pelumas untuk lintasan Ulee Lheu-Lamteng tidak
mesin induk dan mesin bantu, air termasuk tarif asuransi. Dengan demikian
tawar untuk penumpang, biaya tarif pelayaran adalah harga tiket atau
pelabuhan (kapal istirahat), biaya biaya yang dibayarkan penumpang baik
pelabuhan (kapal sandar), biaya rambu atas orang, kendaraan, maupun barang
dan biaya overhead/alokasi perawatan setelah dikurangi dengan tarif asuransi
kapal setiap tahun, dengan satuan masing-masing jenis angkutan tersebut,
rupiah. diukur dengan satuan rupiah.
c. Biaya docking tahunan adalah biaya
perawatan kapal pada saat docking di
setiap tahunnya dengan satuan rupiah.
3. Penerimaan usaha
Penerimaan usaha dalam hal ini adalah III. HASIL PENELITIAN DAN
penerimaan (cash inflow) yang diperoleh PEMBAHASAN
PT ASDP (Persero) berkaitan dengan
pengoperasionalan KMP Simeulue untuk
melayani angkutan penyeberangan lintasan 3.1 Investasi dan Biaya Operasional KMP
Ulee Lheu-Lamteng. Penerimaan usaha Simeulue
dimaksud terdiri dari :
Pengoperasian KMP Simeulue untuk
a. Penerimaan yang berasal dari peng- melayani rute penyeberangan Ulee Lheu
angkutan penumpang adalah hasil (Banda Aceh) - Lamteng (Pulo Aceh)
perkalian antara jumlah penumpang membutuhkan investasi dan biaya operasional.
yang diangkut dalam periode tahun Perhitungan kebutuhan investasi dan biaya
tertentu dengan harga tiket (tarif operasional yang harus dikeluarkan PT ASDP
pelayanan) per penumpang (orang) berkaitan dengan pelayanan transportasi laut
pada periode tahun tersebut dengan dari dan ke Pulo Aceh dijelaskan dalam sub
satuan rupiah. bab berikut.
b. Penerimaan yang berasal dari peng-
angkutan kendaraan adalah hasil
perkalian antara jumlah kendaraan
3.1.1 Investasi Angkutan Penyeberangan
yang diangkut dalam periode tahun
KMP Simeulue
tertentu dengan harga tiket (tarif
pelayanan) per unit kendaraan pada Dalam perspektif kelayakan usaha
periode tahun tersebut dengan satuan dari segi finansial, investasi dapat diartikan

73
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

sebagai dana yang dikeluarkan oleh pengusaha variabel (variable cost) dan biaya docking
untuk memulai suatu usaha. Karena itu, dalam tahunan.
kajian mengenai kelayakan angkutan penyebe-
rangan, maka investasi dimaksud adalah (1) Biaya tetap (fixed cost), terdiri dari gaji
besarnya dana yang dikeluarkan untuk memulai ABK, kesehatan ABK, makanan ABK, air
usaha angkutan penyebarangan terutama dalam tawar ABK, dan asuransi. KMP Simeulue
bentuk biaya yang dikeluarkan untuk memiliki 14 orang ABK dengan gaji per
pembelian kapal. Hasil penelitian menunjukkan hari sebesar Rp 70.000,00. Berdasarkan
bahwa dana yang keluarkan oleh PT ASDP ketentuan yang berlaku dalam pembayaran
untuk pengadaan KMP. Simeulue sebesar Rp gaji dimaksud, satu tahun dihitung selama
15.000.000.000,00 dengan masa produktif 365 hari, sehingga besarnya pembayaran
selama 27 tahun, nilai sisa (residu) kapal gaji ABK per tahun sebesar Rp
tersebut diperkirakan sebesar 10% dari nilai 357.700.000,00 (14 X Rp 70.000,00 X
awal. Dengan demikian nilai sisa (residu) dari 365). Selanjutnya biaya kesehatan yang
KMP Simeulue sebesar Rp 1.500.000.000,00. diterima oleh setiap ABK sebesar Rp
8.000,00 per hari. Total biaya kesehatan
Penyusutan (depresiasi) per tahun dimaksud per tahun sebesar Rp
dilakukan secara garis lurus, sehingga besarnya 40.880.000,00 (14 X Rp 8.000,00 X 365).
penyusutan per tahun sebesar Rp Selanjutnya biaya makanan ABK dihitung
500.000.000,00 dicari dengan membagi dasar sebesar Rp 20.000,00 per orang/hari. Total
penyusutan dengan jangka waktu analisis. biaya makan ABK per tahun sebesar Rp
Dasar penyusutan diperoleh dari hasil 102.200.000,00 (14 X Rp 20.000,00 X
pengurangan antara harga perolehan (harga 365).
kapal pada awal periode) di satu sisi dengan Biaya tetap berikutnya adalah biaya air
nilai sisa (residu) pada akhir periode analisis di tawar ABK dan biaya asuransi. Air tawar
sisi lain, seperti perhitungan di bawah ini. yang dimaksudkan adalah air tawar untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Rp 15.000.000 .000 - Rp. 1.500.000. 000 Besarnya biaya air tawar per tahun untuk
Depresiasi memenui kebutuhan ABK sebesar
27
Rp. 33.726.000,00. Selanjutnya biaya tetap
untuk pembayaran asuransi adalah sebesar
Rp 13.000.000 .000,00 Rp 129.600.000,00 per tahun.
Depresiasi
27
(2) Biaya variabel (variable cost), terdiri dari
Depresiasi Rp 500.000.00 0,00 bahan bakar (BBM) untuk memenuhi
mesin induk dan mesin bantu, pelumas
untuk mesin induk dan mesin bantu, air
tawar untuk penumpang, biaya pelabuhan
3.1.2 Perhitungan Biaya Operasional KMP. (kapal istirahat), biaya pelabuhan (kapal
Simeulue dan Total Biaya. sandar), biaya rambu dan biaya
overhead/alokasi perawatan kapal setiap
Biaya operasional yang dimaksudkan tahun.
dalam kajian ini adalah biaya-biaya yang harus Biaya bahan bakar minyak untuk
dikeluarkan oleh PT. ASDP (Persero) setelah memenuhi kebutuhan mesin induk sebesar
adanya investasi. Biaya operasional dimaksud Rp 284.582.938,00 per tahun, dan untuk
terdiri dari biaya tetap (fixed cost), biaya memenuhi kebutuhan mesin bantu sebesar
Rp 458.933.904,00 per tahun. Biaya

74
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

pelumas untuk memenuhi kebutuhan KMP Simeulue adalah biaya


mesin induk sebesar Rp 25.709.042,00 per overhead/alokasi perawatan kapal sebesar
tahun, dan untuk memenuhi kebutuhan Rp 66.410.600,00 per tahun.
mesin bantu sebesar Rp 41.459.798,00 per
tahun. Pengeluaran untuk air tawar (3) Biaya docking tahunan, biaya ini dialokasi-
penumpang sebesar Rp 1.137.629,00 per kan untuk perawatan kapal dengan total
tahun. Selanjutnya biaya kapal istirahat/ biaya sebesar Rp. 370.000.000,00 per
sandar masing-masing sebesar Rp tahun.
10.656.000,00 per tahun. Demikian pula Besarnya biaya operasional berdasar-
halnya dengan biaya rambu sebesar Rp Rp kan masing-masing jenis biaya seperti
10.656.000,00 per tahun. Terakhir biaya dijelaskan di atas dapat dilihat Tabel 1 di
variabel berkaitan dengan pengoperasian bawah ini.

Tabel 1

75
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Biaya Operasional KMP Simeulue Lintasan Ulee Lheu-Lamteng Per Tahun

Biaya per Item Total Biaya


No Kelompok Biaya
(Rp) (Rp)
I Biaya Tetap (Fixed Cost)
1. Gaji ABK 357.700.000,00
2. Kesehatan ABK 40.880.000,00
3. Makanan ABK 102.200.000,00
4. Air Tawar ABK 33.726.000,00
5. Asuransi 129.600.000,00
Total Biaya Tetap 664.106.000,00

II Biaya Variabel (Variable


Cost)
1. Bahan Bakar Minyak (BBM) 284.582.938,00
Mesin Induk 458.933.904,00
Mesin Bantu
2. Pelumas 25.709.042,00
Mesin Induk 41.459.798,00
Mesin Bantu 1.137.629,00
3. Air Tawar untuk penumpang 10.656.000,00
4. Biaya pelabuhan (Kapal 10.656.000,00
Istirahat) 10.656.000,00
5. Biaya pelabuhan (Kapal 66.410.600,00
Sandar) 910.201.911,00
6. Biaya Rambu
III 7. Overhead/alokasi perawatan 370.000.000,00 370.000.000,00
kapal
Total Biaya Variabel

Biaya Docking Tahunan


1.944.307.911,00
Sumber: PT. ASDP (Persero), 2010.

Berdasarkan Tabel 1 di atas terlihat bahwa docking tahunan sebesar Rp 370.000.000,00


biaya operasional dalam bentuk biaya tetap per tahun. Total biaya operasional sebesar Rp
yang dikeluarkan berkaitan dengan pengope- 1.944.307.911,00 per tahun.
rasian KMP Simeulue guna melayani rute
penyeberangan Ulee Lheu - Lamteng sebesar Sesuai dengan asumsi yang digunakan
Rp 664.106.000,00 per tahun, belum termasuk dalam analisis kelayakan ini, dimana biaya
penyusutan (depresiasi) kapal. Biaya opera- operasional diasumsikan naik sebesar 5%
sional dalam bentuk biaya variabel sebesar dalam setiap 5 tahun mulai tahun 2016. Total
Rp 910.201.911,00 per tahun, dan biaya biaya dalam periode tahun tertentu merupakan

76
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

penjumlahan keseluruhan pengeluaran dalam Rp 500.000.000,00. Dengan demikian total cost


tahun tersebut termasuk penyusutan (pengeluaran total) selama periode tahun 2008
(depresiasi) armada angkutan. Sebagaimana hingga tahun 2035 seperti terlihat dalam Tabel
yang telah dijelaskan sebelumnya, penyusutan 2 berikut.
(depresiasi) armada angkutan per tahun sebesar

Tabel 2

Investasi, Depresiasi dan Biaya Operasional KMP Simeulue Serta Total Biaya
Angkutan Penyeberangan Lintasan Ulee Lheu-Lamteng Per Tahun
Selama Periode Tahun 2008-2035

Tahun Biaya Depresiasi Biaya


Tahun Total Biaya
Investasi (Penyusutan) Operasional
Ke (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)

1 2 3 4 5 6 (3 + 4 + 5)
2008 0 15,000,000,000 - 486,076,978
2009 1 - 500,000,000.00 1,944,307,911.00 15,486,076,977.75
2010 2 - 500,000,000.00 1,944,307,911.00 2,444,307,911.00
2011 3 - 500,000,000.00 1,944,307,911.00 2,444,307,911.00
2012 4 - 500,000,000.00 1,944,307,911.00 2,444,307,911.00
2013 5 - 500,000,000.00 1,944,307,911.00 2,444,307,911.00
2014 6 - 500,000,000.00 1,944,307,911.00 2,444,307,911.00
2015 7 - 500,000,000.00 1,944,307,911.00 2,444,307,911.00
2016 8 - 500,000,000.00 2,041,523,306.55 2,444,307,911.00
2017 9 - 500,000,000.00 2,041,523,306.55 2,541,523,306.55
2018 10 - 500,000,000.00 2,041,523,306.55 2,541,523,306.55
2019 11 - 500,000,000.00 2,041,523,306.55 2,541,523,306.55
2020 12 - 500,000,000.00 2,041,523,306.55 2,541,523,306.55
2021 13 - 500,000,000.00 2,143,599,471.88 2,541,523,306.55
2022 14 - 500,000,000.00 2,143,599,471.88 2,643,599,471.88
2023 15 - 500,000,000.00 2,143,599,471.88 2,643,599,471.88
2024 16 - 500,000,000.00 2,143,599,471.88 2,643,599,471.88
2025 17 - 500,000,000.00 2,143,599,471.88 2,643,599,471.88
2026 18 - 500,000,000.00 2,250,779,445.47 2,643,599,471.88
2027 19 - 500,000,000.00 2,250,779,445.47 2,750,779,445.47
2028 20 - 500,000,000.00 2,250,779,445.47 2,750,779,445.47
2029 21 - 500,000,000.00 2,250,779,445.47 2,750,779,445.47
2030 22 - 500,000,000.00 2,250,779,445.47 2,750,779,445.47
2031 23 - 500,000,000.00 2,363,318,417.74 2,750,779,445.47
2032 24 - 500,000,000.00 2,363,318,417.74 2,863,318,417.74
2033 25 - 500,000,000.00 2,363,318,417.74 2,863,318,417.74
2034 26 - 500,000,000.00 2,363,318,417.74 2,863,318,417.74
2035 27 - 500,000,000.00 2,363,318,417.74 2,863,318,417.74
2,863,318,417.74

77
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Sumber: PT. ASDP (Persero) dan Hasil Estimasi Peneliti.

3.2 Estimasi Jumlah Angkutan dan penumpang dan barang. Secara garis besar, jasa
Penerimaan angkutan penyeberangan Ulee Lheu - Lamteng
tidak hanya melayani penumpang (orang) akan
3.2.1 Estimasi Jumlah Angkutan tetapi juga melayani kendaraan dan barang.
Berdasarkan data yang diperoleh jumlah
Lintas penyeberangan Ulee Lheu - penumpang yang memanfaatkan layanan jasa
Lamteng baru beroperasi pada kwartal IV KMP Simeulue lintasan penyeberangan Ulee
tahun 2008 dan prediksi jumlah penumpang Lheu – Lamteng mengalami peningkatan dari
dan barang pada pelabuhan penyeberangan waktu ke waktu, seperti terlihat dalam Tabel 3
Ulee Lheu - Lamteng harus dilakukan karena di bawah ini.
data utama masukan model adalah jumlah

Tabel 3

Perkembangan Jumlah Penumpang, Kendaraan dan Barang Yang Memanfaatkan


Layanan Penyeberangan KMP Simeulue Lintasan Ulee Lheu-Lamteng
Selama Kwartal IV Tahun 2008-Kwartal IV Tahun 2010

Tahun
Tahun 2009 Tahun 2010
2008
Uraian
Kwartal Kwartal Kwartal Kwartal Kwartal Kwartal Kwartal Kwartal Kwartal
IV I II III IV I II III IV
Penumpang
(Orang)
538 643 729 742 988 1.068 812 1.165 1.322
Dewasa
135 161 182 186 247 267 203 291 331
Anak
Kendaraan
(Unit)
- - - - - - - - -
Golongan I
120 135 147 150 163 142 146 148 163
Golongan II
- - - - - - - - -
Golongan III
25 45 57 63 67 55 49 68 61
Golongan IV
20 29 29 32 35 29 33 32 33
Golongan V
12 13 14 14 15 13 14 16 14
Golongan VI
3 4 6 5 8 5 7 6 6
Golongan VII

78
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Golongan VIII 4 4 4 4 4 4 5 4 4
Barang (Ton) 100 111 112 114 117 113 114 115 113
Sumber : PT. ASDP (Persero), 2010.

Berdasarkan data kwartal seperti terlihat dalam jasa penyeberangan KMP Simeulue hingga
Tabel 1 di atas, maka estimasi (perakiraan) tahun 2035 (n = 27) seperti terlihat dalam
jumlah penumpang (orang), kendaraan (unit) Tabel 4.
dan barang (ton) yang memanfaatkan layanan

79
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Tabel 4

Estimasi Jumlah Penumpang, Kendaraan dan Barang Yang Memanfaatkan


Layanan Penyeberangan KMP Simeulue Lintasan Ulee Lheu-Lamteng
Hingga Periode Tahun 2035

Tahun Penumpang Kendaraan


(Orang) (Unit) Barang
Anak- Gol (Ton)
Dewasa Jumlah Gol II Gol IV Gol V Gol VII Gol VIII
Anak VI

2008 1.182 295 1.477 120 25 20 12 3 4 100


2009 3.102 776 3.878 595 232 125 56 23 16 454
2010 4.367 1.092 5.459 599 233 127 57 24 17 455
2011 5.810 1.452 7.262 671 299 150 62 31 16 478
2012 7.194 1.798 8.992 725 350 166 67 37 17 495
2013 8.579 2.145 10.724 779 401 186 71 42 20 514
2014 9.964 2.491 12.455 832 450 202 75 47 20 530
2015 11.348 2.837 14.185 885 502 220 79 53 20 550
2016 12.733 3.183 15.916 939 551 238 84 58 20 566
2017 14.118 3.530 17.648 993 602 254 88 63 20 586
2018 15.502 3.876 19.378 1.047 653 274 93 69 20 602
2019 16.887 4.222 21.109 1.100 702 290 97 74 20 621
2020 18.272 4.568 22.840 1.153 754 308 101 79 22 638
2021 19.657 4.914 24.571 1.207 803 326 105 85 24 656
2022 21.042 5.260 26.302 1.261 854 342 110 90 24 674
2023 22.426 5.606 28.032 1.315 905 362 114 95 24 692
2024 23.811 5.953 29.764 1.368 954 378 118 101 24 710
2025 25.196 6.299 31.495 1.421 1.006 396 122 106 24 727
2026 26.580 6.645 33.225 1.475 1.055 414 127 111 24 746
2027 27.965 6.991 34.956 1.529 1.106 430 131 117 24 763
2028 29.350 7.338 36.688 1.583 1.157 450 135 122 28 782
2029 30.734 7.684 38.418 1.636 1.206 466 139 127 28 798
2030 32.119 8.030 40.149 1.689 1.258 484 144 133 28 818

80
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

2031 33.504 8.376 41.880 1.743 1.307 502 148 138 28 834
2032 34.890 8.722 43.612 1.797 1.358 518 152 143 28 854
2033 36.274 9.068 45.342 1.851 1.409 538 157 149 28 870
2034 37.658 9.415 47.073 1.904 1.458 554 161 154 28 889
2035 39.043 9.761 48.804 1.957 1.510 572 165 159 30 906

Sumber : PT. ASDP (Persero), 2010 dan Hasil Estimasi Peneliti.

Data penumpang, kendaraan dan barang pada Lheu -Lamteng berasal dari tarif angkutan.
tahun 2008 adalah data riil pada kwartal IV Tarif angkutan yang dimaksudkan dalam
tahun tersebut. Selanjutnya data tahun 2009 penelitian ini bukanlah dihitung sebesar nilai
dan tahun 2010 adalah penjumlahan nominal biaya transportasi yang dibayarkan
penumpang, kendaraan dan barang selama oleh penumpang atau pengguna jasa
periode tahun tersebut. Selanjutnya data tahun penyeberangan atas layanan penyeberangan
2011 hingga tahun 2035 merupakan data yang mereka terima. Hal ini disebabkan, harga
estimasi atau perakiraan yang diperoleh dengan tiket atau ongkos yang dibayarkan oleh
metode trend linier (data estimasi dapat dilihat pengguna jasa penyeberangan sudah termasuk
lampiran 1 hingga lampiran 8). tarif asuransi. Besarnya tarif (asuransi dan
pelayaran) KMP Simeulue lintasan penye-
3.2.2 Estimasi Penerimaan berangan Ulee Lheu-Lamteng seperti terlihat
dalam Tabel 5 berikut.
Penerimaan usaha layanan jasa
penyeberangan KMP Simeulue lintasan Ulee

Tabel 5

Tarif KMP Simeulue Lintasan Ulee Lheu-Lamteng

Tarif Per Satuan (Rp) Tiket/Tarif


No Jenis Satuan
Asuransi Pelayaran Dibayar (Rp)
I Penumpang
 Ekonomi B Dewasa Orang 1.850 11.150 13.000
 Ekonomi B Anak Orang 925 7.075 8.000

II Kendaraan
 Golongan I * Unit 90 6.910 7.000
 Golongan II Unit 700 15.300 16.000
 Golongan III * Unit 2.450 55.550 58.000
 Golongan IV Unit 4.025 115.975 120.000
 Golongan V Unit 4.375 166.625 171.000
 Golongan VI Unit 5.250 204.750 210.000

81
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

 Golongan VII Unit 5.250 317.750 323.000


 Golongan VIII Unit 5.250 379.750 385.000

III Barang Ton 6.150 73.850 80.000


Sumber : PT. ASDP (Persero), 2010.

Keterangan : 3.3 Analisis Kelayakan (Finansial)


Angkutan Penyeberangan Ulee-Lheu
*) Belum memanfaatkan layanan (Banda Aceh) - Lamteng (Pulo Aceh)
penyeberangan KMP Simeulue.
Sebagaimana yang telah dijelaskan
Berdasarkan Tabel 5 di atas diketahui sebelumnya, kriteria yang digunakan dalam
bahwa harga tiket atau tarif yang dibayarkan analisa kelayakan angkutan penyeberangan
oleh pengguna jasa angkutan penyeberangan lintasan Ulee Lheu (Banda Aceh) - Lamteng
KMP Simeulue lintasan Ulee Lheu-Lamteng (Pulo Aceh) mengacu pada kriteria kelayakan
terdiri dari tarif pelayaran dan tarif asuransi. investasi. Kriteria yang dimaksud dibatasi
Tarif asuransi pada dasarnya adalah bagian dari hanya pada net present value (NPV) dan gross
tarif/ongkos transportasi yang dibayarkan oleh benefit cost ratio (Gross B/C). Sedangkan
pengguna jasa transportasi tetapi menjadi hak internal rate of return (IRR) tidak digunakan
perusahaan jasa asuransi, sehingga tidak dapat dalam analisa ini. Hal ini disebabkan aliran kas
dihitung sebagai penerimaan perusahaan jasa masuk berupa penerimaan (cash inflow) dari
transportasi. Karena itu, dalam perhitungan usaha angkutan penyeberangan pada setiap
penerimaan (benefit) perusahaan jasa penye- periode waktu analisis lebih kecil bila
berangan, tarif yang dihitung adalah tarif dibandingkan dengan aliran kas keluar (cash
pelayaran. outflow) usaha tersebut.
Sebagaimana yang telah dijelaskan
dalam bab sebelumnya, asumsi yang digunakan
untuk menganalisis kelayakan finansial layanan a. Net Present Value (NPV)
jasa penyeberangan KMP Simeulue di NPV adalah selisih antara jumlah kas
antaranya adalah ongkos angkutan atau harga yang dihasilkan sebuah proyek investasi
tiket yang harus dibayarkan oleh penumpang (setelah memperhitungkan nilai waktu uang)
meningkat sebesar 20% setiap 5 tahun mulai dan nilai investasi yang diperlukan atau selisih
dari tahun 2016. Karena itu, besarnya antara present value dari sebuah proyek dan
penerimaan jasa penyeberangan dicari dengan investasi awal. Dalam hal ini, NPV adalah
menjumlahkan tarif pelayaran untuk seluruh jumlah penerimaan yang diterima PT ASDP
penumpang (orang), kendaraan (unit) ditambah (Persero) dari pengoperasian KMP Simeulue
dengan barang ton yang diangkut oleh KMP dalam melayani rute penyeberangan Ulee Lheu
Simeulue. (Banda Aceh) - Lamteng (Pulo Aceh) (setelah
memperhitungkan nilai waktu uang) dengan
nilai investasi yang diperlukan, yang dalam hal
ini investasi yang dimaksudkan adalah
pembelian kapal.

82
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Penerimaan bersih (net benefit) dari pengoperasian KMP Simeulue guna melayani
penggunaan angkutan penyeberangan KMP rute penyeberangan Ulee Lheu (Banda Aceh)-
Simeulue setiap periode waktu analisis Lamteng (Pulo Aceh) adalah sebesar Rp
menunjukkan nilai negatif yang berarti biaya 31.563.398.709,00. Jumlah ini jauh lebih besar
operasional yang harus dikeluarkan oleh PT bila dibandingkan dengan nilai investasi
ASDP (Persero) lebih besar bila dibandingkan (pembelian kapal motor tersebut) yang hanya
dengan penerimaan yang diperoleh (dari tiket sebesar Rp 15.000.000.000,00. Dengan
penumpang, ongkos pengangkutan kendaraan demikian dapat diartikan bahwa jika dilihat
dan ongkos barang). Investasi atau total biaya dari aspek bisnis terutama kelayakan usaha
pada awal periode analisis (kwartal IV tahun menurut sudut pandang PT ASDP (Persero)
2008) adalah sebesar Rp 15.458.739.398,00 sebagai penyedia jasa angkutan, pengoperasian
dengan perincian pembelian kapal sebesar Rp angkutan penyeberangan KMP Simeuleu guna
15.000.000.000,00 dan biaya operasional melayani rute penyeberangan Ulee Lheu
selama kwartal IV tahun 2008 sebesar Rp (Banda Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh) sangat
486.076.978,00. Selanjutnya total net benefit tidak layak. Hal ini disebabkan perusahaan
yang telah di-discount adalah keseluruhan net selalu mengalami kerugian dari pada setiap
benefit selama periode tahun 2009 hingga tahunnya.
tahun 2035 sebesar - Rp 16.175.159.311,00
ditambah dengan present value dari nilai sisa
(residu) kapal sebesar Rp 70,500,000,00 pada
akhir periode analisis. Dengan demikian b. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C
jumlah keseluruhan kas yang dihasilkan Ratio)
menunjukkan angka negatif sebesar - Gross benefit cost ratio (Gross B/C)
16.104.659.311,00 (- Rp 16,175,159,311 + Rp adalah perbandingan antara benefit kotor yang
70,500,000,00). Mengacu pada rumus yang telah di-discount dengan cost secara
telah dikemukakan, maka besarnya nilai NPV keseluruhan yang telah di-discount. Hasil
dapat dicari sebagai berikut (untuk lebih perhitungan menunjukkan total benefit kotor
jelasnya lihat lampiran 9). yang telah di-discount atau present value dari
penerimaan usaha berkaitan dengan
n CF pengoperasian KMP Simeulue dalam melayani
i angkutan penyeberangan Ulee Lheu (Banda
NPV I
i 0
i 1 1 k Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh) sebesar Rp
3.894.870.244,37. Sedangkan total cost yang
NPV - Rp. 16.104.659 .311 - 15,458,739 ,398 telah di-discount atau present value dari
keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
NPV - Rp. 31,563,398 ,709 pengoperasian kapal motor tersebut sebesar Rp.
35.528.768.953,51, sehingga gross benefit cost
Berdasarkan hasil perhitungan ratio (Gross B/C) dicari sebagai berikut.
tersebut dapat diketahui bahwa Net Present (Perhitungan Gross Benefit Cost Ratio lihat
Value (NPV) dari angkutan penyeberangan lampiran 9).
KMP Simeulue menunjukkan angka negatif Rp 3.894.870. 244,37
Gross B/C
yaitu sebesar - Rp 31.563.398.709,00. Angka Rp. 35.528.768 .953,51
ini lebih kecil dari 0,00 (NPV < 0) dapat
Gross B/C 0,1096
diartikan bahwa dengan menggunakan jangka
waktu analisis selama 27 tahun (periode tahun Gross B/C berdasarkan perhitungan
2009-2035) maka total kerugian yang harus menunjukkan angka lebih kecil dari 1,00 dapat
ditanggung oleh PT ASDP (Persero) dari diartikan bahwa benefit PT ASDP (Persero)

83
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

dari pengoperasian KMP Simeulue untuk sebanyak 100 orang dan 1 unit mobil
melayani rute penyeberangan Ulee Lheu pikap. Biaya transportasi juga relatif mahal
(Banda Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh) jauh lebih yaitu sebesar Rp 15.000 per orang belum
kecil bila dibandingkan dengan pengeluaran termasuk barang bawaan. Adapun ongkos
yang ditanggung perusahaan. Bahkan nilai transportasi untuk satu unit mobil sebesar
Gross B/C sebesar 0,1096 dapat juga diartikan Rp 1.500.000. Akibatnya, sebelum
bahwa penerimaan usaha angkutan pengoperasian KMP. Simeulue dalam
penyeberangan dimaksud hanya 10,96 persen melayani rute penyeberangan Ulee Lheu
dari total pengeluaran yang harus ditanggung (Banda Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh),
oleh perusahaan. Dengan demikian berarti, masyarakat Pulo Aceh tidak hanya sulit
bahwa pengangkutan tersebut selalu merugi, memenuhi kebutuhan mereka, akan tetapi
hanya saja dapat melakukan operasinya karena juga hidup dalam keterisolasian. Kondisi
mendapat subsidi pemerintah. kehidupan masyarakat di Pulo Aceh sangat
jauh berbeda dengan kondisi kehidupan
masyarakat di daratan Aceh.

3.4 Analisis Ekonomi Angkutan Setelah pengoperasian KMP Simeulue


Penyeberangan Ulee-Lheu (Banda guna melayani rute penyeberangan Ulee
Aceh) - Lamteng (Pulo Aceh) Lheu (Banda Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh)
terjadi peningkatan arus barang dan jasa.
Analisis ekonomi yang dimaksudkan Masyarakat yang dulunya kesulitan dalam
dalam hal ini berkaitan dengan dampak hal transportasi disebabkan tingginya biaya
ekonomi yang dirasakan masyarakat Pulo Aceh angkutan dan hanya menggunakan kapal
setelah adanya pengoperasian KMP. Simeulue nelayan, saat ini sudah bisa menikmati
dalam melayani rute penyeberangan pada kemudahan. Selain tarif angkutan yang
lintasan Ulee Lheu (Banda Aceh)-Lamteng harus mereka bayarkan jauh lebih murah,
(Pulo Aceh). Keberadaan KMP tersebut sudah mereka juga dapat membawa barang
memberikan dampak positif bagi kelancaran dalam jumlah besar. Demikian pula bagi
kegiatan ekonomi masyarakat di Polu Aceh. mereka yang ingin membawa kendaraan
Indikator yang dapat dijadikan tolok ukur dari dan ke Pulo Aceh. Tarif angkutan
peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat untuk satu unit bus ukuran kecil hanya
adalah arus barang, pendapatan masyarakat sebesar Rp 171.000,00 sudah termasuk
serta perkembangan infrastruktur dikawasan asuransi.
Pulo Aceh terutama yang berada di sekitar
Lamteng. 2. Dampak ekonomi yang berkaitan dengan
pendapatan masyarakat.
1. Dampak ekonomi berkaitan dengan arus Adanya pengoperasian KMP Simeulue
barang. guna melayani rute penyeberangan Ulee
Dengan dibukanya rute penyeberangan Lheu (Banda Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh)
KMP. Simeulue telah dapat meningkatkan telah menjadi rangsangan bagi masyarakat
arus barang dan jasa termasuk kendaraan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi
dari dan ke Pulo Aceh. Sebelumnya arus produktif. Masyarakat yang tinggal di
barang sedikit dan kendaraan roda empat kawasan Pulo Aceh sudah dapat
sulit untuk diseberangkan. Rute memasarkan hasil pertanian mereka
penyeberangan Ulee Lheu (Banda Aceh) dengan waktu yang relatif cepat bila
ke Pulo Aceh hanya memanfaatkan kapal dibandingkan dengan kondisi sebelum
nelayan dengan kapasitas penumpang adanya pengoperasian kapal motor

84
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

tersebut. Mereka juga bisa membawa dari waktu ke waktu. Bahkan truk
barang dengan jumlah relatif besar dengan inercouler pun sudah bisa ke Pulo Aceh.
biaya yang jauh lebih murah bila
dibandingkan biaya transportasi yang Selain terjadinya perbaikan inftrastruktur
harus dikeluarkan jika memanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, kondisi
kapal nelayan. Artinya pengoperasian perumahan masyarakat juga semakin baik.
KMP Simeulue dalam melayani rute Masyarakat yang tinggal di kawasan Pulo
penyeberangan Ulee Lheu (Banda Aceh)- Aceh sudah dapat memperoleh bahan
Lamteng (Pulo Aceh) telah meningkatkan bangunan seperti semen, besi dan lain
efisiensi kegiatan ekonomi masyarakat dan sebagainya dengan harga relatif lebih
pada akhirnya dapat meningkatkan murah akibat murahnya biaya transportasi
pendapatan masyarakat. setelah pengoperasian KMP Simeulue.
Hingga saat ini sudah banyak rumah
3. Dampak ekonomi yang berkaitan dengan masyarakat di kawasan tersebut dengan
perbaikan infrastruktur kontruksi semen. Kondisi saat ini jauh
Pengoperasian KMP Simeulue telah berbeda dengan kondisi sebelum
membawa dampak positif bagi perbaikan pengoperasian KMP Simeulue dimana
infrastruktur di kawasan tersebut. Pada secara umum bangunan fisik rumah
kondisi sebelumnya, tidak satu pun ruas penduduk di kawasan tersebut
jalan beraspal di Pulo Aceh. Hal ini selain berkontruksi kayu.
disebabkan sedikitnya jumlah kendaraan
bermotor, biaya transportasi bagi material 4. Dampak ekonomi yang berkaitan dengan
yang dibutuhkan untuk pembangunan peningkatan mobilisasi penduduk terma-
infrastruktur di kawasan tersebut juga suk kunjungan wisata ke Pulo Aceh.
relatif mahal. Ongkos angkut untuk satu Sejak pengoperasian KMP Simeulue guna
karung pasir bangunan mencapai sebesar melayani rute penyeberangan Ulee Lheu
Rp 3.000 (Anonymous, 2008). Akibatnya (Banda Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh)
selain infrastruktur yang sangat terjadi peningkatan jumlah kunjungan ke
memprihatinkan, perumahan penduduk Pulo Aceh. Bahkan pengunjung yang
dikawasan Pulo Aceh juga sangat jauh datang ke Pulo Aceh tidak hanya berasal
berbeda dengan perumahan masyarakat dari Kota Banda Aceh, tetapi juga dari
yang tinggal di daratan Aceh. daerah lain selain Banda Aceh. Bahkan
turis manca negara pun sudah mulai
Setelah dibukanya rute penyeberangan mendatangi daerah tersebut sebagai tempat
Ulee Lheu (Banda Aceh)-Lamteng (Pulo berlibur. Mereka yang mengunjungi Pulo
Aceh) sudah terjadi perbaikan Aceh tidak hanya dengan tujuan
infrastruktur. Sebagian jalan di kawasan menikmati panorama alam, akan tetapi
tersebut sudah beraspal, terutama di juga menghabiskan waktu liburan dengan
kawasan Lamteng. Selain itu, jumlah cara memancing ikan di kawasan pulau
kendaraan roda empat di Pulo Aceh juga tersebut.
sudah mengalami peningkatan. Sekalipun
tidak ada data kuantitatif yang mencatat Meningkatnya jumlah masyarakat yang
tentang jumlah riil kendaraan di kawasan berkunjung ke Pulo Aceh sudah membawa
tersebut, namun berdasarkan hasil dalam positif bagi peningkatan kegiatan
wawancara dengan aparat Kantor ekonomi produktif. Indikasi ini secara
Kecamatan Pulo Aceh diperoleh informasi nyata terlihat dari munculnya pedagang
jumlah kendaraan di Pulo Aceh meningkat

85
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

kecil disekitar kawasan pelabuhan yaitu (Banda Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh)


Desa Lamteng Pulo Aceh. menunjukkan angka negatif sebesar - Rp
31.563.398.709,00 (NPV < 0). Dengan
Berdasarkan uraian di atas dapat demikian dapat disimpulkan jika dilihat
dipahami bahwa sekalipun pengoperasian KMP dari aspek ekonomi dan finansial menurut
Simeulue guna melayani rute penyeberangan sudut pandang tujuan bisnis, maka usaha
Ulee Lheu (Banda Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh) angkutan penyeberangan tersebut
tidak layak jika dipandang dari aspek finansial dinyatakan tidak layak. Hal ini berarti
yang berorientasi bisnis, namun layak secara bahwa upaya untuk mempertahankan
ekonomi. Karena keberadaan KMP tersebut pengoperasian kapal motor tersebut
sudah tidak hanya dapat membawa dampak memerlukan adanya subsidi pemerintah
positif bagi peningkatan kegiatan ekonomi secara terus menerus.
produktif dikalangan masyarakat, akan tetapi 3. Hasil perhitungan gross benefit cost ratio
lebih penting lagi mampu membuka (gross B/C) menunjukkan angka sebesar
keterisolasian Pulo Aceh dan pulau-pulau di 0,1096. Angka ini lebih besar dari 1, dapat
sekitarnya. diartikan bahwa total benefit atau
penerimaan yang diperoleh PT ASDP
(Persero) dari pengoperasian KMP
Simeulue guna melayani rute angkutan
IV. KESIMPULAN DAN SARAN penyeberangan Ulee Lheu (Banda Aceh)-
Lamteng (Pulo Aceh) hanay sebesar 10,96
4.1 Kesimpulan
persen dari total biaya. Dengan demikian
Berdasarkan uraian analisa yang telah
dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari
dilakukan maka dapat ditarik beberapa
aspek ekonomi dan finansial menurut
kesimpulan sebagai berikut :
sudut pandang tujuan bisnis (mencari
1. Biaya operasional yang ditanggung oleh keuntungan), maka usaha angkutan
PT ASDP (Persero) dalam mendukung penyeberangan tersebut dinyatakan tidak
pengoperasian KMP Simeulue dalam layak.
melayani rute penyeberangan Ulee Lheu 4. Kendatipun berdasarkan aspek ekonomi
(Banda Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh) relatif dan finansial (yang berorientasi pada
besar yaitu sebesar Rp 1.944.307.911,00 keuntungan usaha), pengoperasian KMP
per tahun. Biaya ini didominasi oleh biaya Simeulue guna melayani rute
tetap (fixed cost) terdiri dari gaji ABK, penyeberangan Ulee Lheu (Banda Aceh)-
kesehatan ABK, makanan ABK, air tawar Lamteng (Pulo Aceh) dinilai tidak layak,
ABK, dan asuransi; dan biaya variabel namun jika dilihat dari kepentingan
(variable cost), terdiri dari bahan bakar ekonomi masyarakat Pulo Aceh secara
(BBM) untuk memenuhi mesin induk dan umum, pengoperasian KMP tersebut
mesin bantu, pelumas untuk mesin induk sangat layak. Dengan adanya peng-
dan mesin bantu, air tawar untuk operasian KMP tersebut dapat membawa
penumpang, biaya pelabuhan (kapal dampak positif bagi kegiatan ekonomi
istirahat), biaya pelabuhan (kapal sandar), masyarakat seperti biaya transportasi orang
biaya rambu dan biaya overhead/alokasi dan barang menjadi lebih efisien, arus
perawatan kapal setiap tahun. barang dan jasa dari dan ke Pulo Aceh
2. Nilai net present value (NPV) semakin lancar.
pengoperasian KMP Simeulue dalam 4.2 Saran-saran
melayani rute penyeberangan Ulee Lheu

86
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Berdasarkan kesimpulan yang telah harus dikeluarkan sehubungan dengan


diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi penggunaan kapal motor tersebut relatif
saran dan rekomendasi dari penelitian ini besar.
sebagai berikut. 2. Pemerintah dipandang perlu untuk
mempertahankan pemberian subsidi bagi
1. Sebaiknya manajemen PT ASDP (Persero) PT ASDP (Persero) dalam mengalokasikan
mengupayakan adanya peningkatan sumber daya armada angkutan penyebe-
efisiensi biaya operasional layanan jasa rangan lintasan Ulee Lheu (Banda Aceh)-
angkutan penyeberangan lintasan Ulee Lamteng (Pulo Aceh). Dari segi bisnis,
Lheu (Banda Aceh)-Lamteng (Pulo Aceh). usaha pelayanan angkutan penyeberangan
Upaya peningkatan efisiensi dapat untuk lintasan dimaksud tidak mengun-
dilakukan dengan cara mencari kapal tungkan bagi perusahaan tersebut. Namun
motor pengganti dengan kapasitas angkut dampak ekonomi yang diperoleh dengan
yang lebih kecil bila dibandingkan dengan adanya layanan jasa penyeberangan
KMP Simeuleu. Hal ini disebabkan, tersebut dapat meningkatkan kegiatan
penggunaan KMP Simeulue untuk ekonomi masyarakat Pulo Aceh dan pulau-
melayani rute penyebarangan tersebut pulau lainnya dalam wilayah Kabupaten
belum optimal. Selain jumlah penumpang Aceh Besar.
relatif sedikit (jauh lebih kecil dari
kapasitas angkut), biaya operasional yang

87
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous (2008) Pelayaran Baru di Perbatasan Aceh-India, Media Indonesia, Selasa 4


November 2008.

Aprianoor M. A. 2008. “Analisis Kebutuhan dan Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalan


Arteri Alternatif di Kota Kandangan”, Tesis (Tidak Dipublikasikan) Program
Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro
Semarang.

Badan Litbang Dephub RI. 2007. “Studi Kebutuhan Ruang Kapal Angkutan Laut dan
Penyeberangan Perintis”, Laporan Badan Litbang Dephub, Jakarta.

Dishub Prov. Aceh, 2007. Masterplan Perhubungan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
Banda Aceh.

Dishub Prov. Aceh, 2007. Studi Pengembangan Transportasi Terpadu di Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam, Banda Aceh.

Frensidy, B. 2010. Matematika Keuangan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.

Halim, Abdul. 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis Kajian Dari Aspek Keuangan, Graha
Ilmu, Jakarta.

Ibrahim, M. Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta.

Morlok, E. K. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Edisi IV, Erlangga,
Jakarta.

Munandar, 2002. Bugeting: Penganggaran Perusahaan, BPFE UGM, Yogyakarta.

Nasution, N. 2004. Manajemen Transportasi, Edisi Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Priyanto. 2006. “Pemodelan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pelabuhan Penyeberangan


(Studi Kasus Pelabuhan Penyeberangan Merek-Bakauheni”, Majalah Ilmiah
Teknologi, Edisi Agustus 2006, Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Sekretariat


Negara, Jakarta.

, Undang-Undang No. 37 Tahun 2000 Tentang Penetapan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 2 tahun 2000 Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang

86
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

, Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1983 Tentang Perubahan Batas


Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh.

, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 Tentang Angkutan Jalan.

, Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 53 Tahun 2002 Tentang


Tatanan Kepelabuhan Nasional.

Salim, Abbas. 2006. Manajemen Transportasi, PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Simbolon, Masringan M. 2003. Ekonomi Transportasi, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Sitepu, Ganding. 2009. “Analisis Biaya Operasional Kapal Penyeberangan di Wilayah Pulau
Tertinggal”. Jurnal Penelitian Enjiniring, Vol. 12, No. 2 Tahun 2009. ISSN: 1411-6243.
Hal. 119-128.

Soejono. 1994. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi II, ITB, Bandung.

Sukirno, S. 2004. Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Ketiga, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suparsa (2005) “Analisis Angkutan Penyeberangan Lintas Ketapang – Gilimanuk”, Tesis


(Tidak Dipublikasikan) Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta.

Sutoyo, S. 2001. Studi Kelayakan Proyek Transportasi, Rineka Cipta, Jakarta.

Warpani, S. 1990. Merencanakan Sistem Transportasi, ITB, Bandung.

Widyakusuma, A. 2007. “Analisis Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Saumlaki di


Kabupaten Maluku Tenggara Barat Provinsi Maluku”. Tesis (Tidak Dipublikasikan)
Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta.

Yuwono, N. 2004. Model Pelabuhan II-Transportasi Sungai dan Saluran (Inland Water
Transportation, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta

87
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN


KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU
PADA SMA DI KOTA SABANG
Ambia Nurdin
ABSTRAK
Keberadaan guru menjadi salah satu kunci suksesnya penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Guru harus memiliki komitmen dan rasa tanggungjawab
dalam kemajuan pendidikan dengan menunjukan kinerja yang maksimal sebagai
pendidik. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin dapat mempengaruhi kinerja
dan kepuasan guru tersebut dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dengan gaya
kepemimpinan yang efektif dapat menggerakkan personil sekolah dalam
memajukan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Selain itu, pentingnya
memperhatikan kepuasan kerja guru, karena dengan adanya kepuasan kerja bagi
guru di sekolah dapat berdampak positif terhadap upaya kerja keras sebagai
motivasi guru dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawab profesinya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh gaya kepemimpinan kepala
sekolah dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru SMA di kota Sabang. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Teknik pengambilan data menggunakan angket dengan skala likert.
Analisis data menggunakan regresi linier ganda. Populasi adalah seluruh guru
pada SMA Negeri 1 dan 2 Sabang. Jumlah sampel penelitian sebanyak 70 orang
menggunakan teknik random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
Hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kepuasan kerja berpengaruh
78,3% untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya untuk
peningkatan kinerja SMA. (2) Gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kepuasan
kerja guru secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja guru SMA. (3) Variabel yang dominan mempengaruhi kinerja guru adalah
kepuasan kerja guru yaitu sebesar 66,3%, dan kemudian diikuti variabel gaya
kepemimpinan kepala sekolah sebesar 53,4%. (3) Hasil analisis regresi linier
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah akan mempengaruhi
kinerja guru sebesar 30,7% sedangkan kepuasan kerja mempengaruhi kinerja guru
sebesar 44%. Artinya gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja dapat
mempengaruhi peningkatan kinerja guru.

88
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, dan Kinerja guru SMA

PENDAHULUAN perlunya manajemen yang baik dalam


suatu organisasi, khususnya organisasi
Kualitas Sumber Daya Manusia pendidikan.
(SDM) merupakan salah satu unsur yang Dalam suatu organisasi pendidikan,
penting dalam menjamin keberlangsungan unsur manusia merupakan unsur yang
pembangunan nasional. Karena bangsa sangat besar pengaruhnya terhadap keber-
yang akan bertahan menghadapi persa- hasilan suatu organisasi termasuk. Banyak
ingan global yang semakin ketat adalah orang yang mengatakan bahwa manusia di
bangsa yang mempunyai kualitas SDM dalam suatu organisasi merupakan bagian
yang tinggi, yang menguasai berbagai yang terpenting dibandingkan dengan
macam keterampilan, IPTEK, mampu komponen-komponen lainnya. Oleh karena
mewujudkan gagasan, ide, pemikiran, itu, sudah merupakan kewajiban bagi
sikap, perilaku terbaik, memiliki dan daya setiap pimpinan organisasi seperti kepala
juang yang tinggi. sekolah untuk dapat memberikan motivasi
Pembangunan suatu bangsa dimulai agar dicapai kepuasan kerja bagi para guru.
dari pembangunan sumber daya manusia Terbentuknya kepuasan kerja, diharapkan
melalui jalur pendidikan, yaitu mendidik berdampak positif terhadap upaya kerja
segenap masyarakat untuk dapat menem- keras sebagai motivasi guru dalam
patkan diri sesuai dengan potensi dan mengarahkan segala kemampuan menyele-
kompetensi masing-masing, dan dapat saikan tugas atau pekerjaannya di sekolah,
berperan aktif dalam pembangunan. termasuk kegiatan non akademik berupa
Sehingga pendidikan harus ditempatkan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan
sebagai sentral yang perlu memdapat mengembangkan kemampuan keterampil-
perhatian semua pihak, karena melalui an psikomotorik siswa. Selain itu dengan
pendidikan akan membentuk masyarakat kepuasan kerja guru diharapkan mampu
yang berkualitas. Namun kenyataanya, mengerjakan tugas di luar jam wajib
dunia pendidikan Indonesia saat ini belum mengajar di kelas, seperti dalam mem-
dapat mensejajarkan diri dengan negara- persiapkan bahan ajar atau perangkat
negara berkembang lainnya, terlebih lagi pembelajaran di rumah.
dengan negara yang sudah maju. Sekolah sebagai suatu organisasi
Rendahnya mutu pendidikan disebabkan pendidikan, penting memperhatikan ke-
oleh berbagai komponen yang dapat mampuan dalam merencanakan dan
mempengaruhinya seperti kebijakan mengorganisir pelaksanaan pendidikan
pemimpin, kinerja pemimpin termasuk di perlu didukung kemampuan dan gaya
dalamnya kinerja kepala sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah. Kepemim-
guru, kualitas bahan ajaran, rendahnya pinan pada hakikatnya merupakan fungsi
kedisiplinan, dan kurangnya koordinasi inti dalam proses manajemen. Kepala
antara pelaksana pendidikan, sehingga sekolah harus dapat mengelola sekolahnya

89
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

agar berkembang maju dari waktu ke 107) mengemukakan bahwa “perilaku


waktu. Segenap sumber daya yang ada kepala sekolah harus dapat mendorong
harus dilibatkan secara optimal sesuai kinerja para guru dengan menunjukkan
dengan potensi dan kompetensinya. Para rasa bersahabat dan penuh pertimbangan
guru perlu digerakkan secara efektif dan terhadap para guru, baik sebagai individu
hubungan baik antara mereka perlu dibina maupun sebagai kelompok”.
agar tercipta suasana yang positif, Setiap kepala sekolah selaku
menggairahkan, dan produktif. Demikian pimpinan berusaha menempatkan serta
pula penataan fisik dan administrasi perlu memperlakukan guru dan para, staf, sebaik
dibina agar menjadi lingkungan pendidikan mungkin dalam jabatan atau posisi-posisi
yang mampu menumbuhkan kreativitas, dengan sesuai dengan kemampuan yang
disiplin, dan motivasi belajar yang tinggi dimiliki oleh guru dan staf pegawai yang
bagi siswa. ada. Sehubungan dengan hal ini, Robbins
Gaya kepemimpinan seseorang (2006:112) menjelaskan bahwa:
merupakan perilaku yang ditampilkan Pemimpin harus mampu membuat
pimpinan untuk memberikan pengaruh suatu keputusan dalam rangka
pada bawahannya. Gaya kepemimpinan mengembangkan suatu proses
dapat dilihat dari perilaku yang digunakan dimana ditetapkan suatu pola
pemimpin seorang pada saat mencoba
tindakan berdasarkan pilihan
mempengaruhi perilaku orang lain atau
antara sejumlah alternatif guna
karyawannya. Sebagai seorang pemim-
pinan harus selalu memiliki kesadaran tercapainya tujuan, sesuatu hasil
bahwa di dalam memimpin sebuah yang diinginkan dan perhatian,
organisasi pasti sering menghadapi memotivasi bawahan untuk
perubahan-perubahan, baik perubahan bersama-sama mencapai sasaran
intern maupun perubahan ekstrem. Oleh yang telah ditetapkan. Untuk
karena itu, seorang pimpinan harus sadar mencapai keberhasilan seorang
bahwa ia harus memiliki berbagai gaya pemimpin harus mampu
kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi mempengaruhi bawahannya,
organisasi yang dipimpinnya. Setiap dengan membuat suatu strategi
sekolah pasti memiliki keinginan untuk atau rencana, menyusun suatu
mewujudkan visi dan misi. Jika setiap
kebijaksaan dalam rangka
jenjang pendidikan memperhatikan
pemberdayaan SDM dengan baik, maka mengantisipasi tantangan,
kemungkinan besar peningkatan kinerja tanggung jawab dan berusaha
guru dapat dicapai dan pada akhirnya akan untuk menemukan macam-macam
meningkatkan mutu pendidikan. Sehingga pola tindakan alternatif dan
kepala sekolah sebagai pimpinan di menggariskan pedoman petunjuk
sekolah harus mendorong teruwujudnya dalam mengambil keputusan yang
visi dan misi sekolah dengan segala
sumber daya yang ada. Mulyasa (2007:

90
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

akan dilakukan oleh seorang internalnya. Jadi secara singkat dapat


pimpinan dikatakan dengan pemenuhan kebutuhan
guru oleh pimpinan sekolah merupakan
Gaya seorang pemimpin dalam hal salah satu hal yang dapat mendorong guru
ini adalah kepala sekolah, sangat melakukan pekerjaannya yang menjadi
mempengaruhi aktivitas guru, seperti tanggung jawabnya dengan baik. Semakin
semangat dalam melaksanakan tugas, giat guru melakukan pekerjaannya, berarti
meningkatkan kinerja dan kepuasan dalam semakin mudah untuk mencapai tujuan
bekerja. Hal ini akan memberi dampak organisasi pendidikan.
terhadap peningkatan motivasi dan prestasi Di Sabang hanya terdapat dua
belajar siswa. Kepala sekolah harus Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu
mampu memberi dorongan kepada guru SMA Negeri 1 Sabang dan SMA Negeri 2
sehingga mereka memiliki semangat yang Sabang. Kedua SMA ini selalu berupaya
tinggi, percaya diri dalam melaksanakan melakukan berbagai cara untuk memper-
tugasnya. Kepala sekolah harus dapat baiki sistem tata kelola di sekolah, baik
memberikan motivasi serta berupaya untuk menyangkut pengelolaan SDM maupun
selalu memberikan kepuasan kerja kepada sumber daya lainnya dalam rangka
guru, sehingga dengan kepuasan kerja perbaikan kinerja sekolah sehingga
tersebut dapat meningkatkan kinerja guru, melahirkan peserta didik yang bermutu dan
dan akan memberikan kontribusi pada berkualitas. Salah satu permasalahan yang
peningkatan mutu pendidikan. perlu dicermati yaitu gaya kepemimpinan
Kepuasan kerja merupakan sikap kepala sekolah dan kepuasan guru
seseorang atau kelompok terhadap didorong terus kearah perbaikan karena hal
pekerjaan. Keadaan perasaan yang puas tersebut akan membawa sekolah menuju
terhadap pekerjaan merupakan bukti kepada kinerja yang baik.
penghargaan yang diterimanya dari Berdasarkan informasi dari obser-
sejumlah aktivitas yang telah diberikan. vasi awal, di dapatkan beberapa temuan di
Hal ini sesuai sebagaimana dikemukakan lapangan yang cukup mengkhawatirkan
oleh Gibson (2006: 150) : “kepuasan kerja yaitu masih terdapat beberapa guru yang
adalah sikap yang dimiliki pekerja tentang tidak mau memberikan kontribusinya
pekerjaan mereka, merupakan hasil terhadap kemajuan sekolah, dengan sering
persepsi mereka tentang pekerjaan”. Jadi datang terlambat atau sering tidak hadir
kepuasan kerja merupakan respon emo- sekolah karena memiliki pekerjaan lain di
sional dari para pekerja tentang harapan luar sekolah. Ketidakdisplinan ini penulis
yang akan didapat dari aktivitasnya. amati selama kurun waktu yang lama,
Motivasi yang ada pada diri se- disebabkan karena kurang efektifnya gaya
seorang merupakan kekuatan pendorong kepemimpinan kepala sekolah dan
yang akan mewujudkan suatu perilaku rendahnya pemenuhan kepuasan kerja bagi
guna mencapai tujuan pengembangan diri. guru yang seharusnya diberikan oleh
Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam seorang pemimpin kepada bawahannya
diri seseorang akan menimbulkan motivasi (kepala sekolah kepada guru). salah satu

91
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

faktor penyebab rendahnya kinerja Sekolah Sedangkan tujuan khusus yang


ini adalah rendahnya jaminan finansial dan ingin dicapai melalui penelitian ini adalah
jaminan sosial yang meliputi sistem, untuk mengetahui tentang :
besarnya gaji, tunjangan, promosi, dan a. Pengaruh gaya kepemimpinan
fasilitas yang diberikan kepada guru kepala sekolah terhadap kinerja
selama ini. Guru SMA di kota Sabang.
Berdasarkan uraian di atas b. Pengaruh kepuasan kerja
penulis merasa tertarik untuk terhadap kinerja Guru SMA di
mengadakan penelitian yang berjudul Kota Sabang.
“Pengaruh Gaya Kepemimpinan c. Pengaruh gaya kepemimpinan
Kepala Sekolah dan Kepuasan Kerja kepala sekolah dan kepuasan
terhadap Kinerja Guru SMA di Kota kerja terhadap kinerja Guru
Sabang”. SMA di Kota Sabang.

Hipotesis Penelitian
Rumusan Masalah
Untuk mempermudah kegiatan
Berdasarkan latar belakang pernyusunan instrumen dan pengumpulan
masalah yang telah dikemukakan di data perlu dirumuskan hipotesis penelitian
atas, maka rumusan masalah dalam sebagai berikut :
penelitian ini adalah: ”Bagaimanakah 1. Terdapat pengaruh positif dan
pengaruh gaya kepemimpinan dan signifikan dari gaya
kepuasan kerja terhadap kinerja Guru kepemimpinan kepala sekolah
SMA di Kota Sabang”? terhadap kinerja Guru SMA di
Kota Sabang
2. Terdapat pengaruh positif dan
Tujuan Penelitian signifikan dari kepuasan kerja
terhadap kinerja Guru SMA di
1. Tujuan Umum Kota Sabang.
Secara umum tujuan yang ingin 3. Terdapat pengaruh positif dan
dicapai melalui penelitian ini adalah signifikan dari gaya
mendapatkan keterangan yang lengkap kepemimpinan kepala sekolah
dan akurat tentang pengaruh gaya dan kepuasan kerja terhadap
kepemim-pinan kepala sekolah dan kinerja Guru SMA di Kota
kepuasan kerja terhadap kinerja Guru Sabang.
SMA di Kota Sabang.
2. Tujuan Khusus Manfaat Penelitian

92
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

1. Teoretis mendapatkan data dengan tujuan


Secara teoretis hasil penelitian ini tertentu. Pendekatan dalam penelitian
bermanfaat sebagai bahan kajian bagi ini adalah pendekatan kuantitatif
pengembangan ilmu pengetahuan dalam dengan menggunakan metode
bidang administrasi pendidikan, khusunya penelitian deskriptif korelasional.
tentang kepemimpinan kepala sekolah dan Margono (2009:56) mengemukakan
prilaku guru dalam meningkatkan kualitas
bahwa “Pendekatan kuantitatif adalah
kinerja sekolah sebagai lembaga pendi-
dikan yang memiliki tangungjawab dalam suatu proses menemukan pengetahuan
mencerdaskan kehidupan anak bangsa. yang menggunakan data berupa angka
2. Praktis sebagai alat menemukan menemukan
Secara praktis penelitian ini keterangan mengenai apa yang kita
diharapkan dapat berguna bagi semua ketahui”.
pihak terutama dalam hal:
a. Memberikan masukan bagi Pemilihan pendekatan
kepala sekolah dalam rangka kuantitatif dan metode deskriptif dalam
meningkatkan kinerja sekolah penelitian ini karena dalam penelitian
melalui pelaksanaan yang dilakukan akan menjelaskan
kepemimpinan kepala sekolah secara empirik pengaruh gaya
yang tepat dan sesuai dengan kepemimpinan kepala sekolah dan
peraturan yang berlaku. kepuasan kerja guru terhadap kinerja
b. Masukan bagi guru dalam melak- SMA di kota Sabang atau dengan kata
sanakan tugas dan lain alasan menggunakan pendekatan
tanggungjawab-nya sebagai kuantitatif ini yaitu dapat menghasilkan
pendidik di sekolah, agar dapat dan menguji suatu hipotesis mengenai
meningkatkan kinerjanya bagi hubungan antar variabel atau untuk
sekolah. menyatakan besar kecilnya hubungan
c. Bagi pihak terkait (Dinas antara kedua variabel. Derajat
Pendidikan) sebagai bahan hubungan variabel- variabel dinyatakan
informasi sehingga memberikan dalam suatu indeks yang dinamakan
masukan dalam membina kepala koeefesien korelasi.
sekolah dan upaya pemenuhan
Faktor yang berpengaruh
kepuasan kerja guru di sekolah.
terhadap faktor yang paling
berpengaruh terhadap besar kecilnya
PROSEDUR PENELITIAN koefesien korelasi adalah keandalan
instrumen yang digunakan untuk
Metode penelitian merupakan mengukur variabel- variabelnya. Oleh
cara ilmiah yang digunakan untuk karena itu instrumen yang tidak

93
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

memiliki keandalan yang tinggi tidak bebas dan variabel terikat, semua
mampu mengungkapkan derajat dinyatakan sahih (valid). Dari hasil uji
hubungan yang bermakna atau reliabilitas, diperoleh bahwa seluruh
signifikan. item-item tersebut cukup reliabel
(handal) dan konsisten untuk mengukur
Makna suatu korelasi variabel-varibel tersebut karena
dinotasikan dalam huruf r (kecil) bisa memiliki nilai cronbach alpha lebih
mengandung tiga hal. Pertama dari 0,50.
kekuatan hubungan antar variabel,
kedua signifikan statistik hubungan Pada penelitian ini penulis mengolah
kedua variabel tersebut, dan ketiga arah seluruh data yang diperoleh dengan
korelasi. program SPSS versi 13.0 dan hasilnya
menunjukkan adanya pengaruh yang
Penelitian ini untuk melihat positif dan signifikan antara gaya
pengaruh gaya kepemimpinan kepala kepemimpinan dan faktor kepuasan
sekolah dan kepuasan kerja guru kerja terhadap kinerja SMA di kota
terhadap kinerja SMA di kota Sabang, Sabang. Pembahasan penelitian ini
sehingga penelitian ini dilaksanakan di dilakukan dengan maksud untuk
Sabang yaitu pada SMA Negeri 1 mendeskripsikan variabel-variabel
Sabang yang berada di jalan Aneuk dalam penelitian yaitu: gaya
Laot kecamatan Sukakarya dan SMA kepemimpinan, faktor kepuasan kerja,
Negeri 2 Sabang yang berada di jalan dan kinerja guru SMA
Tgk. Chik Ditiro kecamatan Sukajaya
Sabang. Sedangkan waktu penelitian 1. Pengaruh Variabel Gaya
dilakukan mulai dari tanggal Mai 2011 Kepemimpinan Kepala Sekolah
sampai dengan Juni 2011. (X1) Terhadap Kinerja Guru
SMA (Y)
Adapun Indikator gaya
kepemim-pinan meliputi (1) gaya
HASIL PENELITIAN
kepemimpinan delegatif, (2) gaya
Hasil penelitian ini menyajikan kepemimpinan parsi-patif, (3) gaya
data-data secara kuantitatif, setelah kepemimpinan konsultatif dan, (4)
dilakukan uji validitas dan uji gaya kepemimpinan instruktif. Dari
reliabilitas diketahui bahwa instrumen hasil analisis data penelitian diperoleh
penelitian yang diuji validitasnya gambaran bahwa nilai maksimum dari
ternyata hasilnya semua dari angket gaya kepemimpinan sebesar 47,5
tersebut lebih besar dari rtabel (0,279), dengan standar deviasi sebesar 0,440.
artinya bahwa item-item baik variabel Dalam penelitian ini ditemukan adanya

94
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

pengaruh yang positif dan signifikan mendesentralisasikan wewenang


antara gaya kepemimpinan kepala kepada bawahannya. Keputusan partisi-
sekolah dengan kinerja guru SMA di patif tidak bersifat sepihak, seperti
kota Sabang dengan korelasi 0,534 halnya dengan delegatif, karena
pada tingkat signifikansi 0,000 dalam keputusan itu timbul dari upaya
hal ini artinya gaya kepemimpinan konsultasi dengan para pengikut dan
kepala sekolah dapat meningkatkan keikutsertaan mereka. Para guru
kinerja guru sebesar 53,4%. memperoleh informasi dari pemimpin
tentang kondisi yang mempengaruhi
Hasil analisis dari setiap pekerjaan mereka dan didorong untuk
indikator gaya kepemimpinan kepala mengungkapkan gagasan dan
sekolah me-nunjukkan bahwa gaya mengajukan saran.
kepemimpinan kepala sekolah sangat
mendukung peningkatan kinerja guru Pemimpin dengan gaya
SMA. konsultatif dapat dilihat dari cirinya
yaitu jika menghadapi staf yang
Gaya kepemimpinan delegatif memiliki kemam-puan yang kurang
merupakan ciri seorang pemimpin yang baik, tetapi memiliki motivasi kerja
cenderung mendelegasikan wewenang baik, gaya kepemimpinan konsultatif
kepada bawahannya, dimana paling efektif untuk diterapkan karena
pendelegasi-an wewenang ini hal ini akan dapat meningkatkan
dimaksudkan agar staf atau bawahan prestasi kerja dari para karyawan
merasa diikut-sertakan dalam setiap karena adanya motivasi yang tinggi
tugas dan tanggung jawab. kelebihan dari diri seorang bawahan. Artinya,
gaya kepemimpinan delegatif adalah pimpinan banyak memberikan
dapat diterapkan dalam suatu bimbingan sehingga kemampuan staf
organisasi terutama di lembaga pendi- secara bertahap me-ningkat.
dikan, jika lembaga pendidikan
tersebut mempunyai staf dengan Sedangkan Ciri dari gaya
motivasi tinggi dan mempunyai kepemimpinan instruktif dapat dilihat
kemampuan yang tinggi pula, sehingga dari sikap pemimpin yang jika
pimpinan dapat mendele-gasikali menghadapi staf yang memiliki
wewe-nang sesuai dengan bidang dan kemampuan yang kurang baik dan
kemam-puan para karyawan dalam produktivitas kerja juga kurang baik,
menjalankan tugasnya maka upaya kepemimpinan instruktif
paling efektif. Menurut Zainun (2009:
Gaya kepemimpinan 13) “Seorang pemimpin dapat
partisipatif biasanya melakukan berbagai cara dalam

95
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

kegiatan mempe-ngaruhi atau memberi Hasil analisis dari setiap


motivasi orang lain atau bawahan agar indikator faktor kepuasan kerja
melakukan tindakan-tindakan yang menunjukkan bahwa faktor kepuasan
selalu terarah terhadap pencapaian adalah yang paling dominanan
tujuan organisasi”. Sehingga dapat peningkatan kinerja guru SMA. Dalam
dimaknai, bahwa pimpinan lebih hal ini faktor kepuasan kerja adalah
banyak memberi petunjuk yang prioritas utama keberhasilan
spesifik dan secara ketat dan pendidikan di sekolah, dengan faktor
mengawasi staf dalam mengerjakan kepuasan kerja yang baik yang
tugasnya. dirasakan oleh guru maka kinerja guru
tersebut akan meningkat pula,
2. Pengaruh Variabel Kepuasan kepuasan kerja disini bukan hanya
Kerja (X2) Terhadap Kinerja sekedar materi saja tetapi meliputi
Guru SMA (Y) perasaan, kesenangan, kenyaman-an
Dari hasil penelitian dapat guru dalam menjalankan tugasnya di
dijelaskan bahwa semua indikator sekolah. Sehing-ga dalam menjalankan
faktor kepuasan kerja yang diteliti tugasnya setiap guru akan memperoleh
sangat berpengaruh untuk hasil yang maksimal. Halini sejalan
meningkatkan kinerja guru SMA di dengan pendapat yang dikemukakan
kota Sabang. Adapun yang menjadi oleh Robbins (2006:112) bahwa faktor-
indikator faktor kepuasan kerja adalah faktor yang paling penting dalam
(1) Isentif, (2) penghargaan, (3) mendorong kepuasan kerja adalah: (1)
promosi, (4) kelompok kerja, (5) kerja yang menantang, (2) ganjaran
kondisi kerja, dan (6) loyalitas. yang pantas (upah maupun promosi),
Dari hasil analisis data kondisi kerja yang mendukung, dan (4)
penelitian diperoleh gambaran tentang rekan sekerja yang mendukung.
nilai maksimum dari faktor kepuasan Orang yang menyukai
kerja sebesar 48,3 dengan standar pekerjaan-nya apabila diberikan
deviasi sebesar 0,422 dalam penelitian peluang kepada mereka untuk
ini ditemukan adanya pengaruh yang menggunakan keterampilan dan
positif dan signifikan antara faktor kemampuan mereka dan menawarkan
kepuasan kerja dengan kinerja guru keberagaman tugas, kebebasan, dan
pada pada SMA di kota Sabang dengan umpan balik tentang bagaimana kinerja
nilai korelasi 0,663 dengan tingkat mereka, serta adanya pembinaan yang
signifikansi 0,000 yang artinya variabel berkaitan dengan pengembangan
faktor kepuasan kerja akan mampu wawasan guru melalui program-
mempengaruhi peningkatan kinerja program pembinaan. Hal ini seperti
guru yaitu sebesar 66,3%.

96
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

pendapat Usman (2012:55) “Melalui (cost) yang terkait dengan kerja.


berbagai kegiatan, diharapkan guru Kepuasan kerja dapat diartikan sebagai
memiliki motivasi untuk berbuat lebih sikap umum individu terhadap
baik dalam meningkatkan kinerja atau pekerjaannya, ini berarti kepuasan
statusnya sebagai seorang guru, karena kerja itu sendiri merupakan bagian dan
melalui program tersebut guru dihargai perilaku organisasi dalam ilmu
martabat dan haknya dalam administrasi pendidikan. Jadi dapat kita
profesinya”. simpulkan bahwa penilaian seseorang
Selanjutnya pentingnya atas seberapa puas atau tidak puas
dilakukan evaluasi kinerja sebagai dirinya dengan pekerjaan adalah
umpan balik terhadap pekerjaan guru perhitungan yang sangat sulit dari
selama ini, sehingga lahirnya sejumlah elemen pekerjaan yang
penghargaan terhadap kinerja-kinerja sensitif. Kepuasan dan ketidakpuasan
yang baik. Karena setiap orang kerja seseorang akan sangat tergantung
menginginkan sistem pembayaran dan pada perilaku yang muncul di setiap
kebijakan promosi yang adil, sehingga individu dalam bekerja.
dalam bekerja mereka akanmelakukan Mencermati hal tersebut di atas
yang terbaik. Selanjutnya keadaan dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja
lingkungan yang mendukung dan adalah salah satu hal yang mempunyai
nyaman juga dianggap perlu dalam peran dalam meningkatkan kinerja guru
pencapaian kepuasan kerja yang di sekolah, karena apabila kepuasan
tujuannya untuk memfasilitasi kinerja kerja yang dinikmati oleh guru telah
menjadi lebih baik. dapat terpenuhi maka dalam bekerja
Kemudian hasil evaluasi guru tersebut akan memberikan hasil
pekerjaan seseorang tidak boleh yang maksimal atau sebaik mungkin
dirahasiakan kepada yang yang pada akhirnya akan meningkatkan
bersangkutan, akan tetapi dirahasia-kan kinerja dari organisasi tempat mereka
kepada orang lain yang tidak memiliki bekerja. Berkaitan dengan itu, guru
kepentingan dalam hal ini. Dengan akan benar-benar nyaman dalam
demikian yang bersangkutan dapat bekerja dan dapat meningkatkan
mengetahui kelemahan-kelemahannya kinerjanya, jika adanya jaminan
untuk dapat diatasi, dan diperbsiki di kesejahteraan bagi para guru. Menurut
masa akan datang. Usman (2012: 51) “Kesejahtraan yang
Adapun variabel yang membuat diperoleh seseorang akan menen-tukan
pekerja saling mendukung di dalam motivasinya melakukan pekerjaan.
hubungan kerja antara lain adalah hasil Apabila dalam suatu organisasi, seperti
kerja, yaitu berupa rewars dan biaya organisasi pendidikan persekolahan

97
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

selalu dilakukan penilaian terhadap melaksanakan tugasnya sudah tentu


kesejahteraan yang akan diterima sangat bergantung pada gaya pemimpin
seseorang. Kesejah-teraan akan yang mendesain dan organisasinya.
menjadi pertimbangan bagi seseorang Sedangkan Robbins (2006: 113)
untuk menerima suatu peker-jaan”. menyatakan perilaku pemimpin juga
Sehingga pentingnya memperhati-kan akan sangat menentukan kepuasan
kesejahteraan guru dalam upaya kerja bawahannya. Sehingga
menjamin kepuasan kerja sebagai kepemimpinan sangat berpengaruh
pendidik di sekolah untuk mendorong terhadap sikap kerja bawahan, yang
peningkatan kinerja guru. juga dapat dicerminkan dari semangat
kerja yang berkaitan dengan ketulusan
3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan hati karena adanya kepuasan kerja
Kepala Sekolah dan Kepuasan sebagai akibat adanya prilaku yang
Kerja Terhadap Kinerja Guru membangun dari pimpinan. Dalam hal
SMA ini kinerja SMA akan meningkat
Hasil analisis di lapangan apabila kinerja dari masing-masing
menunjukkan bahwa variabel-variabel guru juga meningkat. Salah satu cara
gaya kepemimpinan dan faktor untuk meningkatkan kinerja guru yaitu
kepuasan kerja secara simultan dan apabila atasannya mau mengerti dan
parsial mempunyai pengaruh yang ramah, suka memberi pujian bila guru
positif dan signifikan terhadap kinerja melakukan kerja yang baik dan juga
guru. Pengaruh variabel-variabel mau mendengar keluhan dari
tersebut bersifat positif terhadap kinerja bawahannya.
guru dengan korelasi sebesar 0,783.
Besarnya kontribusi dari variabel- Tingkat penghasilan sering
variabel tersebut secara bersama-sama disebut sebagai salah satu variabel
terhadap variabel perubahan kinerja determinan dalam meningkatkan
guru adalah 78,3% (R2 = 0,783). Secara kinerja, karena tingkat penghasilan erat
teoretis, kinerja selain dipengaruhi oleh kaitannya dengan pemenuhan
faktor-faktor variabel lain yang kebutuhan hidup, dan hal ini
mendukung peningkatan kinerja guru. merupakan salah satu unsur yang
terdapat dalam faktor kepuasan guru.
Nawawi (2006:71) menjelaskan Karena bila tingkat penghasil guru
bahwa manusia sebagai individu tidak masih rendah atau dengan kata lain
mungkin bekerja sendiri dalam kesejahteraan guru belum baik, maka
mewujud-kan eksistensi organisasi akan berdampat pada kinerja guru di
yang kompetitif, sedangkan di sisi lain sekolah, hal ini seperti pendapat Usman
bagaimana sikap bawahan (2012: 52) “Dalam kondisi

98
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

kesejahteraan guru belum baik, harus untuk peningkatan kinerja SMA,


mencari tambahan penghasilan diluar secara kuantitatif tingkat hubungan
lembaga pendidikannya ditunjang pula antara kedua variabel terhadap
oleh kondisi yang tidak kondusif, tidak kinerja guru tergolong tinggi.
memberi support untuk terciptanya 2. Berdasarkan hasil pengujian statistik
perilaku yang normatif, maka uji F menunjukkan bahwa variabel
perubahan perilaku sangat sulit gaya kepemimpinan kepala sekolah
diharapkan. Sehingga pentingnya dan kepuasan kerja guru secara
memperhatikan kesejahteraan guru bersama-sama berpengaruh positif
dalam upaya menciptakan kepuasan dan signifikan terhadap kinerja guru
kerja untuk meningkatkan kinerja para SMA. Hal ini dapat dilihat dari hasil
guru di sekolah, selain kepemimpinan Fhitung > Ftabel yaitu Fhitung sebesar
dari kepala sekolah sebagai pimpinan 52,918 sedangkan Ftabel sebesar 3,13.
di suatu lembaga pendidikan. artinya secara statistik membuktikan
bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang
Dengan demikian dapat digunakan dapat diterima sebaliknya
disimpul-kan bahwa antara gaya hipotesis nihil (Ho) ditolak.
kepemimpinan kepala sekolah dan 3. Pada penelitian ini bahwa variabel
kepuasan guru berpengaruh pada hasil yang dominan mempengaruhi
peningkatan kinerja guru, karena kinerja guru SMA di kota Sabang
apabila gaya kepemimpinan sorang adalah kepuasan kerja guru yaitu
atasan disenangi oleh bawahan sudah sebesar 66,3% dan kemudian diikuti
tentu guru merasa senang dan selalu variabel gaya kepemimpinan kepala
berusas memberikan hasil kerja yang sekolah sebesar 53,4%.
sebaik mungkin, selanjutnya apabila 4. Hasil analisis regresi linier
semua kebutuhan guru sudah terpenuhi menunjuk-kan bahwa gaya
maka kinerjanyapun akan meningkat kepemimpinan kepala sekolah akan
sehingga dengan demikian akan mempengaruhi kinerja guru sebesar
meningkatkan kinerja dari organisasi 30,7% sedangkan kepuasan kerja
tempat mereka bekerja. mempengaruhi kinerja guru sebesar
44%. Artinya kedua variabel
KESIMPULAN
penelitian tersebut dapat
1. Hubungan gaya kepemimpinan mempengaruhi peningkatan kinerja
kepala sekolah (X1) dan kepuasan guru, akan tetapi diharapkan adanya
kerja (X2) berpengaruh 78,3% untuk peningkatan yang lebih baik lagi
meningkat-kan kinerja guru (Y) sehingga ke depan kinerja guru
dalam melaksa-nakan tugasnya

99
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

SMA akan menjadi lebih baik dan 3. Kinerja guru akan meningkat
sesuai dengan yang kita harapkan. apabila dalam bekerja huru tersebut
memperoleh kepuasan kerja yang
layak sebaliknya kinerja guru akan
IMPLIKASI menurun apabila guru tersebut tidak
memperoleh kepuasan dalam
1. Kepala sekolah sebagai pemimpin
menjalankan tugasnya.
dapat mempengaruhi kinerja dan
4. Apabila kinerja guru di suatu
kepuasan guru tersebut dalam
sekolah baik maka kinerja sekolah
melaksanakan tugasnya, sehingga
juga akan meningkat, sebailknya
dengan gaya kepemimpinan yang
apabila kinerja guru di suatu
efektif dapat menggerakkan
sekolah kurang maksimal maka
personil sekolah dalam memajukan
kinerja sekolah tersebut tidak akan
pendidikan di sekolah yang
memberikan hasil yang diinginkan.
dipimpinnya. Kepala sekolah
sebagai pimpinan di sekolah
memiliki peranan yang sangat SARAN
penting dalam mempengaruhi,
menggerakkan dan mengendalikan 1. Kepala sekolah harus mampu
aktivitas bawahan dengan memberikan motivasi kerja secara
mengadakan suatu pendekatan kekeluargaan kepada guru-guru
sesuai arah yang telah ditetapkan yang belum menunjukkan prestasi
dalam upaya memenuhi kebutuhan kerja agar bisa meningkatkan
guru dan menerapkan perilaku adil kinerjanya yaitu dengan
kepada bawahan. memperhatikan kepuasan kerja bagi
2. Kepuasan kerja guru akan guru tersebut.
meningkat apabila guru merasa 2. Guru diharapakan dapat bekerja-
dihargai dan diberikan suatu sama dengan kepala sekolah dan
penghargaan yang layak dalam pihak stakeholder lainnya, dalam
setiap menjalankan tugasnya. melak-sanakan tugas dan
Untuk meningkatkan kinerja guru tanggungjawabnya sebagai pendi-
SMA melalui kepuasan kerja. dik, serta terus meningkatkan
Kepala sekolah hendaknya kompetensinya dalam meningkatkan
menyiap-kan suatu metode rewards kinerjanya bagi sekolah.
(penghar-gaan) yang sesuai 3. Kepala sekolah selaku manajer di
berdasarkan kinerja yang telah sekolah harus bisa menghargai dan
dilakukan oleh guru-guru di memahami kebutuhan guru dalam
sekolah. meningkatkan kepuasan kerja,

100
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

karena kepuasan kerja yang rendah peran kepala sekolah selaku


dapat mengakibatkan turunnya pemimpin perlu lebih ditingkatkan
motivasi kerja guru sehingga lagi, karena dengan peran
berdampak pada rendahnya kinerja kepemimpinan yang baik,
sekolah. diharapkan dapat membangkitkan
4. Untuk meningkatkan kinerja guru motivasi kerja guru menjadi lebih
SMA melaui kinerja guru, maka baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Abor, A. Rahman. (2006). Kepemimpinan Pendidikan Bagi Perbaikan dan


Peningkatan Pengajaran. Yogyakarta: Nur Cahaya.
As’ad, Mohammad. (2007). Psikologi Industri, Yogyakarta : Liberty.
Arikunto. Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi
Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Arianti, Elli. (2009). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Instruktif, Konsultatif,
Parsipatif, dan Delegatif Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru pada Man
Kota Banda Aceh. Tesis. Banda Aceh.
Asropi (2007) Manajemen Sumber Manusia Daya Manusia, Teori dan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ary, Donald. (2005). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Alih Bahasa:
Arief Furchan. Surabaya Usaha Nasional.
Asmara, U.H. (2006). Pengaruh Tindakan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Kematangan Kerja Karyawan. Tesis. FPS-IKIP Bandung.
Blanchard, K. (2007). Leading at a Higher Level. Upper Sadle River,. New
Jersey: Prentice Hall.
Blanchard, K. & Hersey, P. (2007). Management of Organizational Behavior
Utilizing Human Resource. 9th Edition. London: Prentice-Hall
International Editions.

101
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Brown, U.J. (2007). Organizational Commitment in Higher Education, Working


paper. Mississippi: Jackson State University.
Bush, T & Coleman, M. (2008). Leadership and Strategic Management in
Education. London: A Sage Publications Company.
Depdiknas (2006) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2006
Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas
Darma , Surya. (2006). Manajemen Kinerja, Falsafah, Teori dan Penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Davis, K dan Newstrom. (2007). Perilaku Manajemen Bekerja. Jakarta: Erlangga.
Dessler, Gary. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh, Jilid
2. Jakarta: Salemba Empat
Effendi, Sofian, 2001, Analisis Kebijakan Publik, Modul Kuliah MAP Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Fathoni, Abdurrahman. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Gibson, Ivancevich. (2006). Organisasi Jilid 1. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Handoko (2008) Manajemen. Yokyakarta: PT. BPFE
Hanim, Yusliza. (2009). Pengaruh Faktor Kepuasan Kerja pan Tanggung Jawab
Terhadap Kinerja Guru Pada SMK Negeri 2 Langsa. Tesis. Banda Aceh.
Harun, Cut Zahri. (2010). Manajemen Sumber Daya Pendidikan. Yogyakarta:
Pena Persada Dekstop Publisher.
Haryana, Gani. (2007). Study Tentang Gaya Kepemimpinan Gaya Wanita Kepala
Sekolah dan Hubungannya Dengan Keefektifltas Organisasi Sekolah Pada
Sekolah Dasar di Kotamadya Malang. Malang : Pascasarjana IKIP Malang.
Kartono, Kartini. (2008). Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Kurniawati, Elli. (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Guru
pada SMA Negeri Banda Aceh. Tesis. Banda Aceh.

101
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Luthans, Fred & Davis, K. (2006). Organizational Behavior. Sixth Edition,


International Edition. Singapore: McGraw-Hill.
Margono, S. (2009). Metodelogi penelitian. Jakarta: rineka cipta.
Mulyasa, E. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosda Karya
Nawawi, Hadari. (2006). Administrasi Personil Untuk Peningkatan Produktivitas
Kerja. Jakarta: C V. Haji Masagung.
Purwanto, M. Ngalim (2005) Kepemipinan Kepala Sekolah. Edisi Revisi.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
Rivai, Veithzal. (2007). Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi Edisi Kedua, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Robbins, P. Stephen. (2006). Perilaku Organisasi Edisi Lengkap. Jakarta:
Salemba Empat.
Sardiman, N. (2005), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Siagian, P. Sondang. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka
Cipta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alphabeta.
Umar, Husein. (2007). Riset sumber daya manusia dalam organisasi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Usman, Nasir. (2012). Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Konsep, Teori, dan
Model. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Usman, Nasir. (2007). Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Bandung: Mutiara
Ilmu.
Usman, Husaini. (2009). Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
Wahyono, Teguh (2006) Analisis Data Statistik dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: Rineka Cipta

102
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Wirawan. (2006). Kapita Selekta Teori Kepemimpinan: Pengantar untuk Praktek


dan Penelitian. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA Press.
Wahjosumidjo. (2007) Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Edisi Revisi Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wirosardjono, S. (2008). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia
Yaverbaum, E dan Sherman, E. (2008). Everthing Leadership Book. Second
Edition. Adams Media: Avon, Massachusetts.
Yukl, Gary A. (2008). Leadership In Organization. New York: Prentice-Hall Inc.
Zainun, Bukhari (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Toko
Gunung Agung

103
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

PEMBERANTASAN HAMA PADA TANAMAN MANGGA DENGAN


MENGGUNAKAN ARUS LISTRIK
Drs. Zulkarnaini, M.Si.
Dosen FKIP Universitas Abulyatama

Abstrak
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pemberantasan hama
pada tanaman mangga dengan menggunakan arus listrik. Penelitian ini
dilaksanakan di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan yang
melibatkan sebanyak 88 tanaman mangga ( 44 kelompok kontrol dan 44
kelompok perlakuan ) pada setiap rumah penduduk dalam kecamatan tersebut.
Pelaksanaan penelitian direncanakaI selama satu bulan. Penelitian ini sepenuhnya
menggunakan metode eksperimen dengan memanfaatkan seperangkat alat ukur
arus listrik, tegangan, dan hambatan listrik. Prinsip dasar peralatan ini
menggunakan tegangan listrik untuk pembasmian hama tanaman mangga.
Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini digunakan statistik uji t pada taraf
signifikansi 5% antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan tegangan listrik
pada tanaman mangga, dapat mematikan hama tanaman mangga, terutama hama
penggerek batang yang terdapat di dalam batang tanaman, yang ditandai dengan
tumbuh kembali daun segar dan berwarna hijau serta berproduksi secara maksimal
tanpa ada ranting atau kanopi yang lapuk atau patah.
Kata kunci : Tanaman mangga, arus listrik, hama tanaman, dan pembasmian hama

I. PENDAHULAN Saat ini tidak kurang 80%


kepala keluarga masyarakat Kecamatan
Masyarakat Kecamatan Labuhan Haji menanam mangga.
Labuhan Haji Tapaktuan Kabupaten Mereka tersebar secara merata di
Aceh Selatan sudah berpuluh tahun berbagai desa, dengan mata pencairan
menanam mangga dipekarangan sampinganya adalah menanam mangga.
rumah dan di areal kebun-nya. Sifatnya Kekuatan ekonomi keluarga mereka
yang mudah tumbuh, berdaun rindang disamping bercocok tanam padi dan
dan memiliki banyak varietas dengan budidaya pala mereka juga menanam
buah yang beraneka rasa, inilah yang mangga. Dapat dibayangkan jika hasil
menyebabkan populernya tanaman panen mangga banyak dan berkualitas,
mangga di Kecamatan tersebut. tentu pendapatan mereka meningkat,
maka gaya dan pola hidup mereka akan

104
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

berubah. Hasil wawancara Parameter lain adalah tanah; untuk


penulis dengan petani mangga budidaya mangga diperlukan tanah
didapatkan bahwa, untuk satu pohon gembur mengandung pasir dan
yang bebas dari hama dan berdiameter lempung dalam jumlah yang seimbang.
30 cm, maka buah mangga untuk sekali Selanjutnya dikatakan bahwa, suhu
petik dapat berjumlah 2 hingga 3 ton. optimum untuk pertumbuhan mangga
Kalaulah rata –rata harga jual per kilo adalah berkisar 27°C – 38°C. Ketiga
Rp. 6.000 saja, maka petani tanaman syarat tumbuh di atas sangat terpenuhi
mangga berhak mendapat keun-tungan bagi tanaman mangga di Kecamatan
untuk satu pohon Rp. 12.000.000 - Rp. Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan.
18.000.000. Hitungan tadi hanya
terjadi di atas kertas saja, karena yang Atas pertimbangan itu, disertai
terjadi di masyarakat justru sebaliknya. munculnya motivasi masyarakat
setempat serta berbagai bentuk
Sesungguhnya mereka sangat penyuluhan dari Dinas Pertanian dan
iri dengan membanjirnya mangga- Peternakan, maka masyarakat setempat
mangga inpor yang tersebar di pasar- secara beramai-ramai ikut menanam
pasar tradisional yang rasanya enak mangga, baik dipekarangan maupun di
dan buahnya besar-besar serta cantik- areal perkebunanya, dengan harapan
cantik. Sementara hasil panen mangga agar berbuah banyak serta berkualitas
mereka , dimana berpuluh tahun sehingga pendapatan keluarga mereka
membanting tulang , namun untuk meningkat. Namun yang terjadi
mendapatkan seperti mangga impor dilapangan hingga saat ini, adalah
hanya untuk satu musim saja, sungguh sebuah kekecewaan yang berat karena
merupakan sebuah impian belaka. hasil yang didapatkan berbanding
terbalik. Mereka telah mengeluarkan
Masyarakat setempat punya modal, tenaga serta mengorbankan
alasan yang kuat, kenapa harus waktu untuk kemakmuran mereka
menanam mangga. Disamping harga sendiri, tetapi yang terjadi diluar
jual yang relatif tinggi dan syarat dugaan, dimana semakin hari tanaman
tumbuh yang terpenuhi serta mangga semakin tidak produktif, malah
masyarakat disana juga sudah paham mengalami kematian. Lebih celaka
tentang manfaat yang dikandung oleh lagi adalah, satu demi satu ranting
buah mangga bagi kesehatan manusia. tanaman mangga jatuh berikut
daunnya, hingga akhirnya batang
Menyangkut syarat tumbuh
mangga rubuh begitu saja.
misalnya; ketinggian 0 – 500 dpl dapat
Pertanyaannya adalah kenapa bisa
menghasilkan buahnya yang lebih
terjadi demikian? jawabannya adalah,
bermutu dan jumlahnya yang lebih
adanya serangan hama penyakit yang
banyak dari pada didaratan tinggi.

105
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

menyerang, mulai dari batang hingga


buahnya, sebagai akibat dari masih 1. Hama Mangga
rendahnya kesadaran para petani Hama tanaman adalah gangguan
dalam memelihara tanaman dan pada tumbuhan tanaman yang
pemahaman pengetahuannya. Atas disebabkan makhluk hidup lain dengan
dasar itu, penulis memberi solusi cara memakan bagian dari tanaman
dengan cara memberikan arus listrik tersebut. Hama mangga yang selama
pada tanaman mangga yang ini sudah dikenal oleh masyarakat
bertegangan 220 Volt. Dengan cara adalah sebagai berikut :
tersebut, ternyata tanaman mangga
akan nampak segar, yang ditandai
dengan daunnya yang berwarna hijau a. Wereng mangga (Indeocerus
dan dahan tumbuh bertambah banyak, niveosparpus, Ideocerus
yang pada akhirnya buah yang clypealis, I. atkinsoni)
dihasilkan semakin banyak serta Gejala pohon mangga yang
berkualitas, sehingga kita lebih siap terserang hama ini adalah
untuk menyambut pasar bebas, terhambatnya pertumbuhan
khususnya mengekspor buah mangga pucuk daun, bunga, dan
yang berkualitas dan mengantisi-pasi buah karena wereng
muncul serta berkembangnya berbagai mengisap cairan pucuk
hama penyakit. muda, bunga dan buah.
Selain mengisap cairan,
hama ini mengeluarkan
cairan manis yang dapat
2. Rumusan Masalah menjadi media baik untuk
pertumbuhan cendawa
Adapun yang menjadi rumusan
jelaga (Capnoduim
masalah dalam tulisan ini adalah :
mangiferum dan Meliola
a. Bagaimanakah penerapan mangiferae), yang dapat
metode kejutan listrik pada menyebabkan kematian bagi
pemberantasan hama penggerek buah mangga muda. Cairan
batang tanaman mangga. manis ini juga mengundang
b. Bagaimanakah efektifitas semut api untuk memakan
penerap-an metode kejutan tunas daun atau kuncup.
listrik untuk pemberantasan Cairan yang dikeluarkan
hama penggerek batang hama ini akan membeku
tanaman mangga dan membentuk jamur
kerak hitam.
II. TINJAUAN PUSTAKA

106
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Serangan terjadi pada menuju ke bawah. Tunas daun


saat malai bunga stadia atau malai bunga menjadi layu,
bunga mulai memanjang kering akibatnya rusak,dan
membentuk buah. Nimfa kemudian mati.
dan wareng dewasa
menyerang secara bersama c. Lalat Buah ( Bractocera
dengan mengisap cairan dorsalis, Dacus dorsalis )
pada bunga, sehingga bunga Gejala yang ditimbulkan
menjadi kering, penyer- hama lalat buah adalah titik
bukan dan pembentukan hitam kecil pada serangan
buah terganggu kemudian awal. Perkembangan ulat
buah muda akan mati. ter-jadi pada waktu
Serangan parah terjadi jika pematangan buah. Di
didukung cuaca panas yang sekeliling titik hitam lama –
lembab. Hama ini dapat kelamaan menguning dan
mengundang tumbuh dan selanjutnya buah mulai
berkembangnya penyakit membusuk. Buah busuk
embun jelaga ( sooty mold ) men-jadi tanda terjadinya
dengan dikeluarkan embun perkem-bangan larva.
madu yang menyebabkan Serangan lalat buah bersifat
phytotoxid pada tunas, aggravator, yaitu
daun, dan bunga. memungkinkan serangan
hama sekunder seperti
b. Penggerak pucuk jamur dan bakteri. Karena
Gejala yang timbul dari buah jatuh, produktivitas
serangan hama penggerak pohon jadi menurun.
pucuk adalah bagian pucuk d. Penggerek cabang
daun digerek hingga menjadi (Cryptorrhynchus
berkerut dan kering karena goniocnemis)
cairan makanan tidak mencapai Gejala serangan hama
bagian yang digerek. penggerek cabang adalah
Penggerek pucuk ini memakan tajuk rusak, cabang patah,
daun muda dan pucuk daun dan pada patahan terlihat
sehingga pada bagian ini liang peng-gerek, bekas
terlihat habis. hama ini merusak. Dahan
Hama ini menggerek yang mati kelihatan
pucuk yang masih muda ( flush berlubang dan
) dan malai bunga dan mengeluarkan getah, bila
menggerek tunas atau mulai

107
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

dibelah tampak lubang yang bagian dalamnya dimakan


besar. bubuk buah ini.

e. Kepik mangga/penggerak h. Bisul daun (Procontarinia


buah (Cryptorrhynochus matteiana )
gravis) Gejala hama bisul daun
Hama kepik mangga adalah daun menjadi
me-nyerang buah dan masuk ke berbisul dan daun berwana
dalam buahnya. Gejala coklat, hijau, atau
serangan hama ini adalah, buah kemerahan.
kelihatan berlubang-lubang,
sedangkan bila serangan pada i. Tungau (Paratetranychus
buah muda menyebabkan buah yothersi, Hamitarsonemus
gugur sebelum waktu petik. latus)
Pengendaliannya dengan Tungai menyerang daun
menggu-nakan semut merah mangga yang masih muda,
yang dapat menyebabkan kepik selanjutnya menyerang
mangga ini tidak bertelur. permu-kaan daun mangga
bagian bawah. Hama ini
f. Kutu perisai menyerang rangkaian bunga
Gejala serangan yang sehingga produksi mangga
ditimbulkan kutu perisai menjadi rendah.
adalah daya tahan pohon
menjadi hilang atau lemah j. Codot
sekali, pertumbuhan Hama codot menyerang
terhambat, daun menjadi pohon mangga dengan
kuning, dan akhirnya pohon memakan buah mangga
mati. Serangan hama ini pada malam hari, dalam
terjadi pada pohon mangga jumlah kecil tidak
yang masih muda yaitu pada bermasalah, tetapi dalam
masa pertumbuhan awal. jumlah kumulatif, produksi
buah menjadi rendah.
g. Bubuk buah mangga
Hama bubuk buah 2. Perameter – parameter yang
mangga menyerang buah mempengaruhi syok listrik
yang besar sampai tunas Syok listrik serius, apabila arus
muda. Gejala yang timbul melewati body / tanaman
adalah kulit buah kelihatan semakin besar. Menurut hukum
normal, bila dibelah terlihat Ohm, intensitas arus listrik

108
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

tergantung kepada tegangan dan W = 0,24I2 Rt


tahanan yang ada. (I = V/R)
berarti tegangan penting dalam I = Kuat arus ( Ampere )
menentukan beberapa arus yang W = Energi listrik ( Joule )
dapat dilewati oleh tahanan R = Hambatan ( Ohm )
yang diberikan oleh pokok t = Waktu ( sekon )
tanaman. Disamping itu ada
pula parameter-parameter lain Dalam percobaan Joule di atas, energy
yang turut berperan listrik berubah menjadi energy kalor.
mempengaruhi tingkat syok ( Joule mendapatkan bahwa 1 Joule = 0,
J.F. Gabriel, 1996 ). 24 kalori, (Diana Barsella, 2010)

Dari sudut arus. 3. Pemberantasan Hama


a. Tanaman akan menderita Ada beberapa peneliti yang
syok lebih serius pada telah melakukan penelitian
tegangan 220 volt dari pada berkenaan dengan pemberatsan
110 volt, oleh karena kuat hama pada beberapa tanaman
arus pada tegangan 220 volt mangga. Penelitian A. Halim, 2008
lebih besar daripada mengatakan bahwa tanaman
tegangan 110 volt, dengan mangga akan terhindar dari ulat jika
catatan nila R sama. diberikan kejut listrik + 80 volt
b. Basah tidaknya kulit dengan durasi waktu lebih kecil 15
tanaman. menit.
Kulit yang basah akan Hasil yang sama juga pernah
memudahkan arus listrik dilakukan oleh Samsul Bahri ( 2009
melewai batang tanaman. ) pada tanaman jeruk manis dan
Ini dapat dimengerti, karena jeruk purut, dimana tanaman
kulit yang basah tahanannya tersebut diberi perlakuan berupa
jauh lebih kecil bila kejutan listrik yang bertegangan +
dibandingkan dengan kulit 50 volt dengan lama waktu dibawah
yang kering. 13 menit, hasilnya sangat luar biasa,
di mana sebelumnya banyak daun
Selanjutnya, Hukum Joule, dimakan ulat, namun dalam
energi listrik yang dihasilkan oleh beberapa bulan ke depan, kelihatan
suatu sumber listrik sebanding dengan daun-daun mudanya mulai muncul
kuadrat arus, sebanding dengan dan tanaman tersebut hidup sangat
hambatan penghantar dan sebanding segar dan berdaun lebat.
pula dengan lamanya arus mengalir. Yenni Tirtasari (2011),
Alumni Mahasiswa Program Studi

109
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Biologi Fakultas Keguruan dan tanaman menghasilkan peningkatan


Ilmu Pendidikan Universitas hingga 168 kali lipat.
Abulyatama, pernah menghasilkan Dengan cara yang sama juga,
sebuah penelitian yang Zulkarnaini ( 2010 ) pernah
berhubungan dengan ulat pada membuat penelitian tentang
tanaman mangga. Hasil pemberantasan ulat pada tanaman
penelitiannya menunjukkan bahwa mangga dengan menggunakan
mangga dengan cara diberikan kejut aliran arus listrik. Hasilnya adalah
listirk hidup subur dan buahnya ulat pada tanaman mangga punah
relatif banyak. dan saat musim panen tiba buah
Nurmiati (2010), Alumni yang dihasilkan besar-besaran dan
Universitas Abul Yatama berkualitas sehingga para petani
mengatakan bila kejut listrik mangga mendapat keuntungan yang
diberikan pada tanaman keras, banyak dari hasil penjualan.
maka akan mengakibatkan bebagai Selanjutnya, Zulkarnaini (
hama pada tanaman keras tersebut 2009 ) menghasilkan sebuah
mati, sehingga memungkinkan peneltian untuk pemberantasan
tanaman hidup sehat dan berbuah hama pada pohon kelapa di seluruh
lebat. Kecamatan Tanah Jambo Aye
Kejut listrik juga pernah Kabupaten Aceh Utara, di mana
dilakukan oleh Hans Van Etten ( pohon kelapa dalam jumlah areal +
2008) untuk meningkatkan produksi 1 ha diserang hama yang
tanaman obat. Caranya adalah ditunjukkan oleh daun kelapa habis
dengan pemberian arus listrik dimakannya dan pucuk kelapa
beberapa mili ampere kepada berwarna kuning. Jika ini dibiarkan
tanaman obat jenis tertentu maka dalam waktu tidak lama
sehingga dapat diketahui pohon kelapa akan mati atau
kandungan zat kimia yang tumbang satu persatu. Penulis
berkhasiat meningkat. Hans Van mencoba untuk memberikan kejut
Etten dan Timnya mencoba pada 8 listrik pada setiap pohon kelapa
spesis tanaman, antara lain dari biji dengan tegangan 220 volt, ternyata
pagoda dari Jepang hingga biji- hasilnya di luar dugaan di mana
bijian. Masing-masing akarnya dalam waktu 7 minggu daun-daun
diberi aliran arus listrik 30 mili kelapa sudah nampak segar
ampere. Setelah diamati dalam kembali dan seiring dengan
waktu tertentu, tujuan tanaman perjalanan waktu, pohon kelapa
menghasilkan tumbuh normal seperti sedia kala
Senyawa obat 20 kali lipat daripada dan hasilnyapun tidak mengece-
perlakuan normal. Sementara satu wakan.

110
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Langkah berikutnya adalah pada


III. TUJUAN DAN MANFAAT setiap pohon di pasang paku sebanyak
PENELITIAN 2 biji yang berukuran 3 inci. Kedua
paku tersebut di pasang pada tanaman
1. Tujuan mangga bagian atas dan bawah
Tujuan yang ingin dicapai dalam tanaman mangga. Selanjutnya, pada
penelitian ini adalah penggunaan kedua paku tersebut diikat wayer listrik
arus listrik pada tanaman mangga untuk seterusnya dialirkan arus listrik
dapat memberantas hama, bertegangan 220 Volt. Biarkan 1-2
khususnya hama penggerek batang jam, tergantung umur tanaman mangga,
mangga. lalu arus listrik diputuskan agar jangan
berpengaruh pada pertumbuhan
2. Manfaat tanaman mangga. Disarankan pasca
Manfaat yang didapat dari hasil penggunaan metode ini, petani tanaman
penelitian ini adalah terjadinya mangga memberikan pupuk pada setiap
peningkatan ekonomi bagi petani tanaman mangga.
tanaman mangga sebagai akibat
produksi buah mangga yang 2. Analisis Data
meningkat dengan menguasai Data yang diperoleh, dianalisis
metode pemberantasan hama yang dengan menggunakan statistik
bernuansa teknologi tepat guna dan deskriptif dan inferensi. Hasil analisis
sangat sederhana. data akan memberikan informasi
IV. METODE PENELITIAN tentang keampuhan metode
pemberantasan hama dengan
1. Metode Penelitian
menggunakan metode aliran arus
Metode yang dilakukan untuk
listrik. Disamping itu juga akan di
pemberantasan hama pada tanaman
analisis keterkaitan antara kuat listrik
mangga adalah diawali dengan cara
dengan lama waktu pembasmian hama.
menyapu batang dan daun dengan sapu
Berdasarkan data yang di dapat dari
lidi biasa yang telah diikat dengan kayu
kelompok kontrol dan kelompok
panjang atau bambu. Tujuannya adalah
perlakuan akan dilakukan uji-t pada
agar semut kerangket yang hidup disela
taraf signifikansi 5%. Hasil uji t akan
daun dan semut merah yang dapat
menggambarkan keampuhan metode
menyebabkan penggerek buah tidak
yang dikembangkan dalam penelitian
bertelur serta dapat jatuh ke tanah
ini.
sebelum diberikan kejutan listrik. Jika
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
ketinggian pohon 3 meter berarti
Diawali dengan pengumpulan
membutuhkan waktu 30 menit per
data dari hasil percobaan yang
tanaman, maka selesailah penyapuan
dilakukan pada tanaman mangga untuk
tersebut.

111
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

selanjutnya di analisa dengan selanjut dianalisa guna mendapatkan


menggunakan uji – t pada taraf sebuah keputusan .
signifikansi 5% antara kelompok Berikut ini akan ditampilkan
kontrol dan kelompok perlakuan. beberapa parameter angka, antara lain
Data-data yang dimaksud dicari rata- selang kepercayaan o dan 1 serta to
rata, standar deviasi, varian dan untuk 1 dan to untuk o. Nilai
seterusnya untuk kemudian kepercayaan adalah 18,744 o
dimasukkan dalam sebuah persamaan 24,154 dan -7,691 1 -3,993.
yang sering dikenal dengan uji –t. To untuk 1 = -6,659 dan to untuk o
Berdasarkan hasil uji t (t-hitung) = 16,673. Nilai-nilai di atas
dibandingkan dengan t-tabel untuk dimasukkan ke dalam tabel Anova,
seperti berikut ini :

Model Sum of Square Df Mean Squae F Sig

Regresion 29,429 1 24,429 44,337 0,000

Residual 7,301 11 0,664

Total 36,730 12

Dengan mengkombinasikan nilai-nilai hama mangga dengan


di atas maka didapatlah hasil akhir menggunakan arus listrik.
untuk diambil sebuah keputusan yaitu c) Menghasilkan suatu artikel
terdapat perbedaan yang signifikan ilmiah yang terkait dengan
antara pemberian tegangan listrik bidang yang dikaji
dengan tanpa pemberian tegangan
listrik.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Hal positif yang sangat 1. Kesimpulan.
menguntungkan masyarakat adalah : Ada beberapa kesimpulan
a) Tanaman mangga terhindari yang dapat dihasilkan
dari berbagai hama, pohonnya sehubungan dengan telah
dapat segar kembali, berbuah selesainya penelitian ini :
banyak serta berkualitas a) Tanaman mangga terhindari
sehingga harga jual meningkat. dari berbagai hama,
b) Mendapatkan suatu metode pohonnya dapat segar
yang tepat, yaitu pemberantasan kembali, berbuah banyak

112
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

serta berkualitas sehingga 2. Saran


harga jual mening-kat. Saran dalam penelitian ini
b) Mendapatkan suatu metode adalah, menyangkut metode
yang tepat, yaitu pemberan- yang dikem-bangkan agar dapat
tasan hama mangga dengan diterapkan pada jenis tanaman
menggunakan arus listrik. lain yang banyak terdapat di
c) Menghasilkan suatu artikel kawasan Kabupaten Aceh
ilmiah yang terkait dengan Selatan, misalnya: tanaman
bidang yang dikaji pala, kelapa sawit dan coklat.

DAFTAR PUSTAKA

A. Halim, 2008. Kejut Listrik Bertegangan Rendah dapat Mematikan Ulat pada \
Tanaman Mangga : Wacana Kependidikan.
Anonymous (tt tahun). Pengenalan dan Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman Mangga, (Online), (http://id.shvoong.com, diakses 5 Mei 2009).
Bappenas, 2000. Mangga,(Online), (http ://www.warintek,ristek.go.id, diakses 8
Maret 2009).
Hans Van Etten, 2008. Kejut Listrik Tingkatkan Khasiat Tanaman Obat, (Online),
http://kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.03.20214067&channel=I&mm=
53&idx=71.
Samsul Bahri, 2009. Pengaruh Arus Listrik Pada Tanaman Jeruk Nipis Dan Jeruk
Purut Dengan Menggunakan Tegangan Rendah : Wacana Kependidikan.
Yenni Tirtasari, 2009. Keju Listrik Pada Tanaman Mangga dapat Meningkatkan
Produksi Buahnya. Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan, Universitas
Abulyatama.
Zulkarnaini, 2009. Pemutusan Siklus Hama Pada Pokok Kelapa Dengan
Tegangan 220 Volt : Tasimak
Zulkarnaini, 2009. Pemberantasan Ulat dengan Mnggunakan Arus Listrik pada
Pokok Mangga : Tasimak.

113
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Learning English Over The Air – A case study of Nikoya Radio FM


Ema Dauyah, M.Ed.
ABSTRACT
The purpose of this study is to see whether an English radio program
would affect the participants’ achievement and also to find out whether there is a
correlation between the level of education and their achievement. There were 50
registered members of Nikoya English radio program taken as the sample of this
study. There are two instruments used in this study, a set of questionnaire
consisted of 6 open-ended and 5 close-ended questions, and a set of written test
consisted of reading comprehension, word spelling and structure. The data were
analyzed in some statistical procedure; using point biserial correlation. It was
found that the coefficient correlation was not statistically significant which means
that the higher the level of education they were in does not influence them to get
high achievement. Because of some other factors that might had influence the
result, such as the participants’ attention to follow the program actively (how
active they involved in the program), the frequency they attended the meeting
session, and even their motivation to follow the program by radio.

I. Introduction and over the radio such as the Voice of


America (VOA), the British
1.1. Background of the Study Broadcasting Commission (BBC), and
the Australian Broadcasting
It is generally accepted that Commission (ABC). These program
English the international language has are especially designed for people in
dominated education all over the world. Indonesia. Nowadays, a radio station
Nowadays, many practicians have in Banda Aceh also had designed such
developed a lot of English program. an English program broadcasted by
They provide various activities that Nikoya Radio, a local FM radio station.
hopefully motivate the student to The program was directed by a native
obtain ability to communicate in the speaker of English, an American. In
target language. addition, this program had an English
English over the radio or TV listeners’ club, a forum where the
seems to be increasing in numbers. instructor meets participants. So far,
There are series of English programs there were 250 registered members
broadcasted over the television such as including males and females. These
“Belajar Bahasa Inggris” over TVRI, members come from different level of

111
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

education. Many of them are Junior asked to talk about his/her feeling or
High School students, Senior High experience during his stay in this
School students, and College students. country. Consequently, the participants
The aim of the program was to could improve their English and had
make the audience able to self-confidence to talk. During this
communicate in the target language activity, they also talked anything
and also have a good performance in impromt to with the guest star or to
English achievement. The program their instructor about anything thought
was aired regularly once a week for a of were interested in.
duration of two hours. In addition, During the conversation, the
there was one special session every instructor often corrected mistakes
month where the instructor of this made by the participants. For example,
program directly met the members of during the conversation the participants
listeners’ club for a duration of about might say, “I want asking you?” The
two hours of each meeting. instructor generally corrected such a
The meeting session provided mistake immediately by saying “You
communicative environment in which mean do you want to ask me?” which
the participants share the information the student corrects himself: “Yes, I
about anything that really happened want to ask you?”
around them. They also required to In order to make the
create the new topic and the participants able to carried out
n they tried to make a conversation, the instructor provided
conversation about such a topic. For the participants with conversation
example, sharing ideas about their book. The Conversation book was
activities at school and talk about the made by the instructor herself that
conditions of their country. To make contain of simple structure, idioms, and
the participants interested in following daily conversations. The instructor
the course, several other activities were also corrected any mistakes on the air if
added to improved their interest in the participants sent her questions by
following the program, such as telephone or letters.
language games and giving the The result of this program, is
comment about love. that the participants would have a
In addition to those formal greater confidence when they spoke in
programs, occasionally they also had a public and could improve their
forum of informal activity. They performance in English without feeling
sometimes did a picnic and invited a afraid to make any mistakes. Based on
native speaker as a guest star. Usually, the interviewer with the participants, it
the guest star was one of the was shown that their speaking style
instructor’s friends. The guest star was was good with a greater self-

112
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

confidence. And they also felt sure that 3. This study also to fulfill partial
their English in school was better than requirements to obtain the degree of
before. Sarjana Pendidikan (S1) at the
What appears in writers’ mind Faculty of Teacher Training and
then is how far does the Nikoya Education, Syiah Kuala University.
English program influence the
participants’ performance in their 1.4. Scope of the Study
English?
It is necesssary to limit the
scope of this study in order to enable
1.2. Problem of the Study the writer to study the problem much
deeper. Since the Nikoya FM Radio
listeners live in a wide range of area in
the province of Nanggroe Aceh
Based on such background, the
Darussalam, this survey study will be
study would be focused on some
limited to those registered club
survey questions. First, it is legitimate
members who the parts in once of the
to ask whether such an English
club members’ monthly meeting.
program as aired by Nikoya radio
station would affect the Participants’
English achievement as measured by
constructed test. The second question II. RESEARCH METHODOLOGY
would deal with whether the 2.1.The Population and Sample
participants’ level of education might
have any influence on their English The population of the study was
achievement all registered members of the Nikoya
English radio program. For this study,
1.3. Aim of the Study the data were taken from the
participants who were attenting the
The aim of this study are :
English club meeting. These members
1. This study tries to find out the effect came from different level of education
of the English radio program on the sample, such as Junior High School,
participants’ English achievement. Senior High School, and College.
2. This study tries to see whether there However, all the members of this
is any relationship between the program had the same position as
participants’ different level of learners although the level of their
education with the participants’ education varied to some extent. On
English achievement dealing with that day, from two hundred and fifty
the English radio program. members, only fifty members attended

113
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

the program that consisted of sixteen The reading comprehension test


males and thirty-four females. It consisted of one reading text with five
means that only twenty percent of the items in the form of multiple choice
registered members attended the questions. The items number 1, 2, and
meeting. 3 were about inference questions and
the items number 4 and 5 asked about
word meaning. The participants were
a. Place and Time of the research asked to choose the most suitable
answer among five options and then
The Nikoya English radio put the choice in the blank provided.
program Started from May 2002, The Each correct answer would have 1
English program was directed by a point. Since in this section there were
native speaker, an American, who five items, so, the highest possible
carried out all the activities and score would be 5 point. The purpose of
prepared materials for the program. this test was to see the participants’
The program had two hundred and fifty ability in comprehending the
registered members. The test was information of the text provided.
conducted on Monday, April 6, 2003, Another test was writing, it
at SMK 3 Banda Aceh, where the specifically focused on word spelling.
monthly meeting was scheduled. There There were ten sets of items. Each set
were fifty participants; they were used had five different words, labeled A, B,
as the sample and subject of this study. C, D and E; some sets had misspelled.
The participants were required to
b. Instrument identify the misspell word among the
options by giving a cross. If the
In collecting the data, two kinds participants correctly crossed the
of instruments were used. The first is misspell word in the set, their answer
that one set of written test and the other considered was correct. Each correct
kind is a set of questionnaire. Since the answer would be given 1 score. So, if
English radio program did not have any the participants answered all items
guide book or text book to use, in this correctly, the highest possible score
case, the materials of the test mainly would be 10. The purpose of this test
dealt with reading-comprehension, was to see the participants’ ability in
writing (word spelling) and structure. identifying the word spelling.
Those three tests were used to measure The last test was structure. This
the participants’ achievement. Each test also consisted of ten-items in the
test was accompanied by an instruction form of multiple choice questions. The
of what to do and how to answer the questions number 1-9 were about
questions. subject-verb agreement and the rest

114
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

was about noun-pronoun agreement. c. Process of Analysis


The participants were asked to choose
one suitable answer among five options The data were analyzed by
by giving a cross. Each correct answer using statistical procedures. The test
would be given 1 score. So, the highest consisted of 25 items, each correct
possible score would be 10. This test answer would be given 1 score. It
was used to see the participants’ ability means that if all the items were
about subject verb and noun-pronoun answered correctly, the highest
agreement. possible score would be 25 and the
In addition, a set of lowest would be 0 (zero). Later this
questionnaire was prepared, asking score would be considered as their
about the participants’ personal achievement of the program.
characteristics and background in Further, the participants’ level
learning English. There were eleven of education was compared with their
questions. The questionnaire consisted achievement in order to know whether
of two kinds, 6 open-ended and 5 there is correlation between because
cloze-ended questions. The open- their level of education and their
ended questions required the achievement score. To find this, the
participants to fill the blank with their point biserial statistical procedures
own answer or realities. Question were used because there were two
number six asked about non-formal kinds of data, one continuous and one
education. There were four options, 3 categorical variable. The continuous
options were given with 3 choices, variabel was related to the achievement
such as, (1) English Course, (2) score and categorical variable was
Computer Course, (3) Electronics related to their level of education.
Course, and the option number 4 was To know the type or the degree
blank, in this case, the participants of correlation between these two
filled the option with their own choice variables, the table distribution was
or answer. Such questions were asked used. The elements X and Y in the
in order to know the reason why they table given for each variable,
were interested in following the representing of education and
program. achievement score and to make them
Before the participants did the different respectively. Because there
test, they were told to fill in the were three level of education, it is
questionnaire items. They had to finish necessary to use different number. 1
the questionnaire and the test in 60 was used to indicate Junior High
minutes. School, 2 to indicate Senior High
School, and 3 to indicate College.

115
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

In analyzing the data, the step : The sum of X (level of


suggested by Slavin (1984:199) was education
used: : The sum of Y (achievement
1. Compute the sum of each set score)
score ( , ). Sx : The standard deviation of
2. Square each score and sum the the X
square ( , ).
3. Count the number of score in Sy : The standard deviation
each group (N). of the
4. Compute the Standard N : The total number of
Deviation for each group: sample

III. RESULT AND DISCUSSION


= =
This part consists of the result
5. Compute the scores products by and discussion of the study. The
multiplying each X score by its purpose of the study is to see whether
corresponding Y score and sum the English radio program woul effect
the cross products ( Y). the participants’ achievement as
6. Calculate the correlation as measured by the test given. This study
follows: also intends to find out whether there is
rXY = a correlation between the participants’
level of education and their
achievement score. The result of the
Where: rXY : The correlation score
study will be summarized in the table
below and followed by the discussion.
(see table 1).

116
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

Table 1. The Result of the Study

The frequency of
participants under and
Level of N=50 Range X above the mean r T
education Score
Under Above
1 9 3-10 6.11 2 7 0.17 1.39
2 9 7-12 9.22 2 7
3 32 1-14 8.56 12 20

Where : 1 = junior high school influences their mean score. In this


2 = senior high school case college students got the highest
3 = college (14), because their sum was more than
N = Sum of the participants other levels; consequently, the result of
X = mean score their mean score is lower than senior
r = point biserial correlation high school student.
t = level of significance The mean score of each level of
education shows that the mean score of
The table shows that college senior high school is the highest (9.22).
level participants in the study got the From 9 participants only 2 of them that
highest score (14). However, they also had score lower than the mean and the
got the lowest score (1). Of the three rest, 7 participants, were above the
level participants, it appears that senior mean. It means that senior high school
high school participants had better student really understood the items in
achievement; their scores range from 7- the test, compared to the other levels.
12 or their mean score ( X ) = 9.22. This frequency is the same with the
This is the highest among the three junior high school participants although
levels. their mean score is different (6.11).
From such achievement and Compared to the college students
mean score on those three levels, senior whose mean score was 8.56, 12 out of
high school participants got better 32 participants got score lower than the
score. It may be caused by the sum of mean and the rest, 20 participants, were
the participants of each level, junior above. This result seems to be caused
and senior high school were the same by the number of participants in that
(9) where college students were bigger this level had more students than other
(32). It means that the English radio levels and also it may be caused by the
program was dominated by the college variety of their majors. In other words,
students. This sum, of course, most of them were not from the

117
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

English Department. It means that they


did not learn English as their major.
While junior and senior high schools
learn English actively in their school as
English is one of the subjects in the
school curriculum. The result is that
they could answer the item better than
the college level participants.

118
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

In order to see how many students got on each frequency distribution table is constructed below (see
section of their test, 5 reading comprehension items, Table 2 ).
10 word spelling items, 10 structure items, the

Table 2 Students’ Score Distribution in Terms of the Level of Education

Test Reading Comp Word Spelling Structure

0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Score
Junior high school 3 6 4 1 4 2 5 1 1
Senior high school 5 3 1 4 4 1 1 3 1 4
College 1 1
17 2 1 1 2 4 7 7 2 2 2 1 6 5 6 6 1 3
1 0

The table shows that, for reading did not have enough ability in answering the test
comprehension test, most of the participants of each about inference questions. In other words, they were
level got score zere (0). It happens because a school, a had difficulties in comprehending the items given and
private English course and an English radio program it made their score low. Only 1 participant of college
do not focus on teaching reading about inference level had 4 points, she was from English departement,
questions but they only focus on teaching reading to in her study she learn about reading more deeper and
find the main idea. So, the participants in this case has been trained to make inference beside main idea.

119
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

120
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

For word spelling test, all the table 2 that 3 out of 32 participants got
participants of each level seems to be high score (9). It means that they could
able to answer the items given. It not answer 1 item from those 10 items
means that, no one of them got score given. The other groups of participants
zero (0). Although, in this case, their also could answer the test given
score was not too high because they did although they did not get high score
not answer the question given, their like the three college participants. In
scores ranged between 2-6. It means this case, their scores spread from 2-8.
that the participants would be able to Compared to those three section
identify the spelling of the word of the test, it seems that the participants
provided. It may becaused the effect of in the study had good score in
the English radio program that often structure. This result appears because
introduced new words and gave their the English radio program, school and
spelling, and also may be caused by the private English course focused the
background knowledge that teaching on grammar to the students.
participants had at school and in the A correlation coefficient (r)
English course. expresses the degree to which to
The last test was structure. variable vary in the same (or opposite)
English test, it seems that the direction (Slavin, 1984). Further,
participants of its level could answer Slavin gives the coefficient correlation
the items. But from those three levels, that range from -1 to +1 as follows:
college students were better than the
other levels. It can be seen from the

-1.0 -.8 -.6 -.4 -.2 0 +.2 +.4 +.6 +.8 +.10

When y is high no relationship When x is high


Y is low, and between x and y y is low and
Vice versa vice versa

To know whether there is a because it is found in the range of -.2 0


correlation between participants’ level +.2
of education and their achievement, the From the calculation, it was
point biserial correlation was calculated found the coefficient correlation was
and found that the coefficient (r) is 0,17. This means that the students
0.17. It indicates that there is no level of education and their
correlation between their level of achievement were not correlated. In
education and their achievement other words, the achievement score that

121
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

participants got was not influenced by


their level of education.
To see whether the coefficient IV. CONCLUSIONS AND
is significant or not, the coefficient SUGGESTIONS
correlation was tested by finding t and
it was found to be 1.39, which is lower Conclusions
than the t values in the table. This
means that it is not statistically From the result of the study,
significant at 0.05. Therefore, the null some conclusions can be drawn as
hypothesis is accepted in that their follows:
achievement in the test was not
affected by their level of education. It 1. The English radio program, to some
can be concluded that the level of extent, has good effect on the
education of the participants does not participants’ achievement.
influence their achievemen. In other 2. The level of education of the
words, the higher the level of education participants who follow the English
they attended does not make them have Radio Program does not affect their
better achievement. Because there are achievement in the test.
some other factors, that might have
influence the result, such as the
Suggestions
participants’ attention to follow the
program actively (how active they
involved in the program), the frequency
they attended the meeting session, and There are many unknown
even their motivation an interest to factors which may have influence the
follow the program by radio. participants’ achievement in relation
with the study. It could be offered
some suggestions concerning to the
English radio program by radio.
1. The English radio program should
be aired at about 2 times a week and
at the meeting section to as many as
possible.
2. The material provided in the
program should be suitable to the
members, because there are different
level of education and occupation.

122
Jurnal Tasimak Vol. III, No.2, Juli 2012 ISSN 2086 - 8421

3. Add some other activities to make


the participants more interested in
following the program.

123
BIBLIOGRAPHY

Brown, G. Frederick. (1981). Measuring Classroom Achievement. Canada.


Holt, Rinehart and Winston.
Brown, H. Douglas. (1987). Principles of Language Learning and Teaching.
Englewood Cliff, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Brown, James Dean. (1988). Understanding Research in Second Language
Learning. Cambridge: Cambridge University Press.
Changshum, Chen. (1992). “Using VOA English Program in the Classroom”.
English Teaching Forum, 30 Number 4, October.
Corria, Ignacio Lopez. (1999). “Motivating EFL Learners”. English Teaching
Forum. Volume 37 Number 2, April-June.
Dembo, H. Myron. (1991). Applying Educational Psycology in the Classroom.
Canada: Longman Publishing Group University.
Finocchiaro, Mary and Banomo, Michael. (1973). The Foreign Language
Learner: A Guide for Teachers. New York, Regent Publishing Company,
Inc.
Gronlund, E. Norman. (1987). Constructing Achievement Test. Englewood Cliff,
New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Head, W. Sidney. (1956). Broadcasting in America. Boston: Houghton Mifflin
Company.
Imhoof, Maurice. (1985). “Teaching English by Radio”. English Teaching
Forum. Volume 23, Number 3, July.
Koster, Gerald. (1994). “Breaking the News: Using CNN in the Classroom”.
English Teaching Forum. Volume 32, Number 1 January.
Lindgren, C. Henry. (1976). Educational Psychology in the Classroom. New
York. John Wily and Sons, Inc.
Long, Michael H and Porter, Patricia A. Group Work, Language Talk, and
Second Language Acquisition. TESOL QUATERLY Volume 19
Number 4, June 1985.

124
Measenner, Paul De. (2000). Here’s the News “A Radio News Manual” Unesco
Associate-Expert.
Slavin, E. Robert. (1984). Research Methods in Education. Englewood Cliff,
New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Silver, M. Steven. (1982). “Games for the Classroom and the English Speaking
Club”. English Teaching Forum. Volume 20, Number 2, April.
William, L. Dicks. (1984). “Using the Discussion Group Technique in the ESL
Conversation Class”. Englsih Teaching Forum. Volume 23, Number 4,
October.
Woolfolk, E. Anita. (1987). Educational Psychology. Englewood Cliff, New
Jersey: Prentice-Hall, Inc.
VOA. (2000). VOA GUIDE, Voice of America English Broadcast, Washington,
DC: World Wide Spring Summer.

125

Anda mungkin juga menyukai