Makalah Pab
Makalah Pab
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................
B. TUJUAN .......................................................................................................................
C. MANFAAT ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................
A. PENGERTIAN PAB ......................................................................................................
B. KONSEP-KONSEP HIDROLOGIS
C. SUMBER-SUMBER AIR .............................................................................................
D. AIR DAN KESEHATAN ..............................................................................................
E. PRINSIP DAN CARA PERBAIKAN KUALITAS AIR ..............................................
F. DESINFEKSI ...............................................................................................................
G. METODE PENGAMBILAN SAMPEL AIR ......................................................................
H. ANALISIS KUALITAS AIR BERSIH SECARA SEDERHANA .....................................
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur alhamdullilah, dengan segenap kerendahan hati dan ketulusan jiwa, kami
panjatkan kepada kehadirat Allah yang senantiasa melimpahkan rahmat karunia dan
hidayahNya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan judul “PENYEDIAAN AIR
BERSIH (PAB)
Shalawat serta salam kami tunjukan kapada Rasul kita Nabi Muhammad SAW yang
telah memberikan pencerahan kepada kita dengan agama rahmatan lil „alamin agama islam.
Dengan selesainya penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari
semua pihak baik moril ataupun materil sehingga makalah ini dapat terselesai dengan baik.
Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua terlebih – lebih bagi
kelompok kami yang mengerjakan makalah ini.
Karena keterbatasankami, makalah ini masih jauh dari sempurna, maka saran dan
kritik sangat dibutuhkan demi penyempurnaanya. Akhirnya, cukup itu dari kami kurang
lebihnya kami mohon maaf yang sebesar – besarnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka
bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses
kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun
demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik
kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik
untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota,
maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Untuk
mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal,
karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan
manusia. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula
secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
Dari hari ke hari bila diperhatikan, makin banyak berita-berita mengenai pencemaran air.
Pencemaran air ini terjadi dimana-mana. Di Teluk Jakarta terjadi pencemaran yang sangat
merugikan bagi petambak. Tidak saja udang dan bandeng yang mati, tapi kerang hijaupun turut
mati pula, beberapa jenis spesies ikan telah hilang. Secara kimiawi, pencemaran yang terjadi di
Teluk Jakarta tersebut telah sangat parah. Indikasinya populasi kerang hijau berkembang lebih
cepat dan semakin banyak, padahal hewan ini merupakan indicator pecemar. Kadar logam antara
lain seng, tembaga dan timbal telah mencapai ambang batas normal. Kondisi ini sangat
berbahaya, karena logam berat dapat diserap oleh manusia atau hewan yang memakannya dan
akan terjadi akumulas (Republika, 17/02/03). Di Waduk Saguling juga terjadi pencemaran logam
berat (merkuri) dan kadar H2SO4 yang tinggi, sehingga pencemaran ini sangat mempengaruhi
ekonomi masyarakat sekitar, ribuan petani ikan mas jaring terapung di kawasan ini terancam
gulung tikar karena produksi ikan turun terus (Pikiran Rakyat, 08/06/03). Selain itu, penggunaan
pestisida yang berlebihan dan berlangsung lama, juga akan mengakibatkan pencemaran air.
Sebagai contoh, hal ini terjadi di NTB yang terjadi pencemaran karena dampak pestisida
dan limbah bakteri e-coli. Petani menggunakan pestisida di sekitar mata air Lingsar dan
Ranget (Bali Post, 14/8/03).
Krisis air juga terjadi di hampir semua wilayah P. Jawa dan sebagian Sumatera,
terutama kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga
ataupun pertanian. Selain merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air juga terjadi
dari berkurangnya ketersediaan air dan terjadinya erosi akibat pembabatan hutan di hulu
serta perubahan pemanfaatan lahan di hulu dan hilir. Menyusutnya pasokan air pada beberapa
sungai besar di Kalimantan menjadi fenomena yang mengerikan, sungai-sungai
tersebut mengalami pendangkalan akibat minimnya air pada saat kemarau serta ditambah
erosi dan sedimentasi. Pendangkalan di S. Mahakam misalnya meningkat 300% selama
kurun waktu 10 tahun terakhir (Air Kita Diracuni, 2004).
A. TUJUAN
Agar mahasiswa dan pembaca lainnya lebih mengetahui tentang Penyediaan Air Bersih
B. MANFAAT
Penulisan ini kiranya dapat bermanfaat dalam memberikan informasi tentang
Penyediaan Air Bersih terutama bagi kita semua yang sangat membutuhkan air yang aman,
bersih dan sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PAB
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian
mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya
memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat beberapa pengertian mengenai :
1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang
dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yangmemenuhi
baku mutu tertentu sebagai air baku untuk airminum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja manusia dari
lingkungan permukiman.
4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan
sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.
B. KONSEP-KONSEP HIDROLOGIS
Hidrologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang kehadiran dan gerakan air di alam. Studi
hidrologi meliputi berbagai bentuk air serta menyangkut perubahan-perubahannya, antara lain
dalam keadaan cair, padat, gas, dalam atmosfer, di atas dan di bawah permukaan tanah,
distribusinya, penyebarannya, gerakannya dan lain sebagainya. Secara meteorologis, air
merupakan unsur pokok paling penting dalam atmofer bumi. Air terdapat sampai pada
ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter, dalam jumlah yang kisarannya mulai dari nol di atas
beberapa gunung serta gurun sampai empat persen di atas samudera dan laut. Bila seluruh uap air
berkondensasi (atau mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi akan
tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm.
2. Siklus Hidrologi
1. Evaporasi yaitu penguapan pada permukaan air terbuka (open water) dan
permukaan tanah.
Air hujan yang mencapai tanah, sebagian berinfiltrasi (menembus permukaan tanah), sebagian
lagi menjadi aliran air di atas permukaan (over land flor) kemudian terkumpul pada saluran.
Aliran air ini disebut surface run off.
Hasil infiltrasi sebagian besar menjadi aliran air bawah permukaan (interflow/sub surface
flor/through flor). Dan sebagian lagi akan mebasahi tanah. Air yang menjadi bagian dari tanah
dan berada dalam pori-pori tanah disebut air soil.
Apabila kapasitas kebasahan tanah/soil moisture ini terlampaui, maka kelebihan airnya akan
berperkolasi (mengalir vertical) mencapai air tanah. Aliran air tanah (ground water flow) akan
menjadi sesuai dengan hokum-hukum fisika. Air yang mengalir itu pada suatu situasi dan kondisi
tertentu akan mencapai danau, sungai, laut menjadi depression storage (simpanan air yang
disebabkan oleh kubangan/cekungan), saluran dan sebagainya, mencari tempat lebih rendah.
Sirkulasi air yang berpola siklus itu tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan
kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi. Pemanasan
air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan
secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju,
hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi
beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian
diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi
terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
(1) Evaporasi/transpirasi – Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb.
kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada
keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari,
permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air
tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir.
Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik
menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan
yang basah, dan yang paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup.
Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.
(2) Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah – Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan
pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air
dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut
memasuki kembali sistem air permukaan.
(3) Air Permukaan – Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan
danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin
besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai
bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan
disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian
air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang
membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif
tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
C. SUMBER-SUMBER AIR
Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT) Propinsi Jawa
Timur tahap ke II perihal Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih yang
dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya PEMDA Tk. I Jawa Timur disebutkan
bahwa sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:
1. Mata air
Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk diduga, kecuali jika
dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama. Sumber air semacam ini yang terbesar di Jawa
Timur terdapat di daerah Umbulan - Pasuruan yang berhulu di Gunung Bromo.
2. Sumur dangkal (shallow wells)
Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells)
Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai
Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah pegunungan/tinggi sampai
bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih
dahulu, karena kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir)
Yaitu unit penampung air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun
tampungan dari air hujan.
Sumber air untuk penyediaan system air minum berdasarkan kualitasnya (Anonim, 1987), dapat
dibedakan atas :
a. Sumber yang bebas dari pengotoran (Pollution).
b. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (Natural Purification).
c. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (Artificial Treatment).
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah (Budi D.
Sinulingga,, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal, 1999) :
1. Air hujan
Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami pencemaran sehingga tidak
memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2. Air permukaan tanah (surface water)
Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah
tercemar. Untuk mengetahui potensi air yang berada di sungai, waduk, danau secara pasti
diperlukan data primer disamping data sekunder yang berkaitan dengan hidrologi, yang
diantaranya meliputi :
a. Data Primer
Air permukaan dan yang berkaitan dikumpulkan secara in-situ, yakni dari suatu kegiatan survey
lapangan berupa : penelusuran sungai-sungai, tempat-tempat penampungan air, seperti waduk,
danau, dan atau empang.
b. Data Sekunder
Air permukaan dan yang berkaitan dikumpulkan dari berbagai sumber, antara lain meliputi : peta
topografi, data klimatologi, data hasil permukaan muka air, dan debit.
3. Air dalam tanah (ground water)
Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum
memenuhi syarat untuk diminum karena mudah tercemar. Di lain pihak sumur dalam yang sudah
mengalami perjalanan panjang adalah air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat
langsung diminum, namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan
kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu banyak
akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang membuat sumber air jadi asin, biasanya
daerah-daerah sekitar pantai.
Untuk mengetahui potensi air tanah secara pasti diperlukan data primer disamping data sekunder
yang diantaranya :
a. Data Primer
Air bawah tanah dan yang berkaitan dikumpulkan secara in-situ yakni dari suatu kegiatan surve
lapangan berupa : evaluasi hidrogeologi, dan hidrologi meliputi : sumur gali, mata air, dan
fasilitas lain yang serupa.
b. Data Sekunder
Air bawah tanah dan yang bekaitan dikumpulakan dari berbagai sumber antara lain meliputi :
Peta topografi, data hasil kegiatan pemboran, data hasil pengukuran geofisika, data hasil
pengukuran geofisika, data fisik air kimia bawah tanah, data hidroklimatologi, data hidrologi
berupa aliran sungai dan aliran permukaan lainnya,data jenis tanah dan tanaman penutup, data
penggunaan air bawah tanah.
4. Mata air (spring water)
Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan kualitasnya dapat dibedakan atas :
a. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution)
b. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification)
c. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial treatment)
D. AIR DAN KESEHATAN
F. DESINFEKSI
Desinfeksi adalah menghancurkan atau membunuh kebanyakan organisme patogen pada
benda atau instrumen dengan menggunakan campuran zat kimia cair.
Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor:
ü Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.
ü Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
ü Pembersihan/dekontaminasi benda sbelumnya.
ü Konsentrasi desinfektan dan waktu pajananü Struktur fisik benda
ü Suhu dan PH dari proses desinfeksi
B Cara Pengambilan
Contoh
Makin pendek selang waktu antara pengambilan dan analisa, hasil pemeriksaan akan lebih baik.
Sebenarnya sukar untuk menentukan selang waktu tersebut karena tergantung dari sifat
contohair, parameter yang akan diperiksa serta cara penyimpanannya Perubahan yang
diakibatkan olehkegiatan jasad renik dapat dicegah dengan menyimpan ditempat gelap dan suhu
rendah batas waktu maksimum untuk pemeriksaan fisika dan kimia- Air bersih 72 jam- Air
yang sedikit tercemar 48 jam- Air kotor/limbah 12 jam Beberapa parameter fisika dan kimia
harus segera ditentukan dilapangan :- suhu,- pH,- gas yang terlarut : (Oksigen, karbon dioksida,
hidrogen sulfida, gas chlor).
C. Contoh yang Representatif
Sebelum diisi dengan contoh air yang akan diperika, tempat contoh dibilas dua sampai tiga
kalidengan air Contoh. Contoh air yang repsentatif dari beberapa umber hanya dapat diperoleh
dengan mencampur contoh yang diambil pada periode waktu tertentu atau dari beberapa
titik/tempat pengambilan berlainan. Analisa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor yang
penting adalah adanya kekeruhan Pada analisa kekeruhan ini harus dihilangkan. Secara umum
bahan tersuspensi yang ada dipisahkan dengan dekanter, pemusingan ataudengan cara
penyaringan. Cara dan selang waktu penyimpanan faktor penting yang dapat mempengaruhi
analisa.Tiap contoh air harus diberi keterangan yang jelas dan tidak mudah hilang pada tempat
contohtersebut
K eterangan meliputi nama tempat pengambilan, tanggal, jam, lokasi, dan suhu. Juga data
lainnya seperti keadaan cuaca, tinggi air, aliran air dan lain-lainnya.
Pertimbanagan Lokasi pengambilan sampel
1. Sampel air limbah harus diambil pada lokasi yang memiliki seluruh karakteristik limbah
dankemungkinan pencemaran yang akan ditimbulkannya.
2. Sampel air dr badan air harus diambil dr lokasi yg dpt menggambarkan karakteristik bdn air
3. Sumber pencemar yg mencemari bdn air yg dipantau hrs diketahui; berupa sumber
pencemar setempat (point source) atau sumber pencemar tersebar ( disperse source ).
4. Jenis bhn baku & bhn kimia yg digunakan dlm proses industri perlu diketahu:Lokasi
pengambilan sampel
1) Pengambilan sampel air sungai dpt dilakukan di lokasi2 sbb:
a.Sumber alamiah
: lokasi yg blm pernh or msh sedikit mengalamai pencemaran. b.
Sumber air tercemar
: lokasi yg tlh mengalami perubahan atau di bagian hilir dr sumber pencemar.c.
Sumber air yg dimanfaatkan
: lokasi peyadapan/pemanfaatan sumber air.
2) Pengambilan sampel air tanah bebas dpt dilakukan di lokasi2 sbb:
a. Bagian hulu & hilir dari lokasi penimbunan/pembuangan sampah kota/industri b. Bagian hilir
daerah daerah pertanian yg diperlakukan dgn pestisida & pupuk kimia scr intensif c. Daerah pantai
yg mengalami intrusi air lautd. Tempat-tempat lain yg dianggap perlu
3) Pengambilan sampel air tanah tertekan dpt dilakukan di lokasi2 sbb:
a. Sumur produksi air tanah u/pemenuhan kebutuhan perkotaan, pedesaan, pertanian &
industri b. Sumur produksi air tanah PAM maupun sarana umumc. Sumur pemantauan kualitas
air tanahd. Lokasi kawasan industri.
Analisa Fisik
Derajat bau, kekeruhan dan warna (sebelumnya kita amati terlebih dahulu) dapat dilakukan
melalui metoda pengenceran dengan media pengencernya adalah air bersih atau aquadest. Jika
kita campur dan diaduk dengan rasio 1 : 1 lalu hasilnya menjadi tidak berbau, keruh dan
berwarna ini bisa dikatagorikan sebagai air berderajat bau, kekeruhan dan warna rendah. Namun,
bilamana setelah perbandingannya 1 : 3 baru hasilnya tak berbau, keruh dan berwarna, ini artinya
air tersebut mempunyai tingkat sedang. Nah, jika pencampurannya sesudah berlipat lipat baru
hasilnya tidak bau, keruh maupun berwarna, ini sebagai indikasi derajatnya tinggi, dan air yang
seperti itu tidak layak untuk air bersih apalagi air minum.
Analisa Kimiawi
Setengah gelas sample air dicampur air teh dengan volume yang sama. Kemudian diamkan
dalam kondisi terbuka, selama beberapa jam, lalu amati/dilihat. Apabila ada perubahan warna
yang mencolok, berlendir dan terdapat lapisan seperti minyak. Ini mengisyaratkan bahwa air
tersebut mengandung logam berat berkadar tinggi, apalagi kalau warnanya hitam, ungu atau biru
tua. Jelas, air yang semacam itu tidak boleh langsung dikonsumsi sebagai air bersih dan air
minum. Nah, bilamana ternyata air sample + air teh tersebut tetap jernih, cemerlang atau warna
tehnya jadi agak muda, itu menandakan bahwa air dimaksud layak digunakan.
Analisa Bakteriologis;
Sample Air dimasukkan kedalam sebuah gelas, lalu ditutup. Biarkan selama lima hari. Setelah
lima hari dilihat/diamati. Apabila terdapat perubahan warna atau gumpalan gumpalan putih,
hitam dan atau hijau, untuk indikasi seperti itu menunjukkan banyaknya koloni bakteri. Dan
tidak layak langsung sebagai air air minum. Air yang baik, akan tetap jernih sekalipun disimpan
berhari hari, selama tidak terkontaminasi oleh zat lain.
Ketiga metoda sederhana diatas hanya bersifat kualitatif, karena tidak bisa dikonversi kedalam
bentuk angka angka yang terukur. Untuk mengetahui secara kuantitatif, nilai/angkanya apakah
sesuai dengan rujukan standar atau tidak, sudah barang tentu hanya porsi laboratoriumlah yang
bisa menjabarkannya secara detail. Dan itu rasanya, sekali kali perlu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini kami harapkan kepada pembaca atau kepada mahasiswa STIKES-
MW agar memperdalam ilmu tentang penyediaan air bersih guna menambah wawasan.
DAFTAR PUSTAKA