Disusun oleh:
NIM:1201820001
UNIVERSITAS SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2018/2019
1
A. Pengertian Matriks
Matriks adalah Susunan teratur bilangan-bilangan dalam baris dan kolom yang
membentuk suatu susunan persegi panjang yang kita perlukan sebagai suatu
kesatuan.
Misal:
8 7 8
A33 5 7 8
baris ke 2
7
9
10
Kolom kolom
Ke1 ke 3
Keterangan:
A adalah lambang huruf untuk matriks
A33 artinya matriks berordo 3X3 menpunyai 3 baris dan 3 kolom.
Bila unsur baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A maka dilambangkan a ij .
B. JENIS-JENIS MATRIKS
1. Matriks baris
Matriks baris adalah suatu matriks yang terdiri atas satu baris saja. Misalnya
2
P 4 7 3
Q 5 8 3 1
2. Matriks kolom
Matriks kolom adalah suatu matriks yang terdiri atas satu kolom saja. Misanya
1
7
R S 3
3 5
3. Matriks persegi
Matriks persegi adalah matriks yang banyak kolom dan banyak barisnya sama.
Misalnya
2 3
A merupakan matrik pesegi ordo 2 dapat ditulis A22
7 0
Elemen-elemen diagonal utama matriks A adalah 2 dan 0.
4. Matriks diagonal
Matriks diagonal adalah matriks persegi dengan setiap elemen yang bukan
elemen-elemen diagonal utamanya bernilai 0 (nol). Misalnya
3 0 0
2 0
C D 0 4 0
0 1
0 0 0
5. Matrik identitas
Matriks identitas adalah matriks pesegi dengan semua elemen pada diagonal
utama adalah 1 dan elemen lainnya semuanya 0. Misalnya
1 0 0
1 0
I2 I 3 0 1 0
0 1
0 0 1
6. Matriks nol
Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya 0 (nol). Metriks nol
biasanya dinotasikan dengan huruf O diikuti ordonya Omn . Misalnya
0 0
0
O21 O23 0 0
0 0 0
C. TRANSPOSE MATRIKS
Jika A adalah sembarang matriks m×n, maka transpose A, dinyatakan dengan AT,
didefinisikan sebagai matriks n×m yang didapatkan dengan mempertukarkan baris
dan kolom dari A: yaitu, kolom pertama dari A T adalah baris pertama dari A,
kolom kedua dari AT adalah baris kedua dari A, dan seterusnya.
3
Amati, bahwa tidak hanya kolom dari AT menjadi baris dari A, tetapi baris dari AT
juga menjadi kolom dari A. jadi, entri dalam baris I dan kolom j dari AT dapat
diperoleh dengan “mencerminkan” A terhadap diagonal utamanya.
Misalkan:
2 3
2 1 5 1
Jika A makan akan menjadi A T
4
3 4 6
5 6
Dalam notasi matriks, jika A=[aij] dan B=[bij] mempunyai ukuran yang sama,
maka A=B jika dan hanya jika (A)ij = (B)ij , atau secara ekuivalen, aij=bij untuk
semua i dan j.
4 3 22 9 4 3
Misal: A , B 1 16 , C
1 2 1
maka A=B, B≠C, A≠C
2 1
2
Maka, matriks yang memiliki kesamaan adalah A dan B karena ordonya sama dan
elemen-elemen yang seletak nilainya sama sedangkan yang di A dan C, B dan C
merupakan matriks yang tidak memiliki kesamaan meskipun ordonya sama, tetapi
ada elemen-elemen seletak yang nilainya tidak sama, maka matriks tersebut tidak
sama.
4
E. OPERASI-OPERASI MATRIKS
1. Penjumlahan Matriks
Penjumlahan matriks A dan B, ditulis A+B, di definisikan sebagai sebuah martiks
C cij yang diperoleh dengan menjumlahkan elemen-elemen yang seletak dari
matriks A dan B.
Syarat dua matriks atau lebih dapat dijumlahkan adalah matriks-matriks tersebut
mempunyai ordo yang sama. Misalnya
5 7 3 2
Diketahui A ,B maka
4 0 1 1
5 7 3 2 5 3 7 2 8 9
A+B=
4 0 1 1 4 1 0 1 5 1
Pada penjumlahan matrik juga berlaku sifat- sifat, apabila matrik A, B dan C
berordo sama yaitu m x n.
A+B = B+A (sifat komulatif)
A+B+C = A+(B+C) (sifat asosiatif)
Unsur-unsur identitas penjumlahan, yaitu matriks O sehingga
A+O = O+A = A
Invers penjumlahan A adalah –A sehingga A+(-A) = (-A)+A=O
2. Pengurangan Matriks
1) Lawan suatu matriks
Lawan suatu matriks adalah suatu matriks yang elemen-elemennya
merupakan lawan dari elemen-elemen matriks tersebut. Dapat ditulis dari
5
2) Pengurangan matriks
Pengurangan matrik A dan B, ditulis A-B, didefinisikan sebagai sebuah
A-B=A+(-B)
Dengan –B adalah lawan matriks B. syarat agar dua matriks atau lebih
dapat di kurangkan adalah matriks-matriks yang mempunyai ordo yang
sama. Misalnya
7 5 4 3
Diketahui A dan, B tentukan A-B
4 8 3 5
7 5 4 3 7 (4) 5 3 3 8
Cara 1. A-B=A+(-B) =
4 8 3 5 4 (3) 8 5 1 13
7 5 4 3 7 4 4 (3) 3 8
Cara 2. A-B=
5 4 3 8 (5) 1 13
4 8 3
misal:
Diketahui: 2A-B+ C
6
Untuks matriks-matriks:
A= B= C=
Jawab:
2A= (-1)B= C=
= + +
apabila A dan B matriks-matriks yang ber ordo mxn serta k1 dan, k 2 bilangan real
(skalar) maka berlaku sifat-sifat:
k1 ( A B ) k1 A k1 B
( k1 k 2 ) A k1 A k 2 A
k1 ( k 2 A) ( k1 k 2 ) A
4. Perkalian Matriks
Perkalian matriks didefinisikan, misal A matriks berordo m x p dan B matriks
elemen-elemennya pada baris ke–i kolom ke-j, yaitu cij diperoleh dari
penjumlahan hasil kali elemen-elemen yang bersesuaian pada baris ke –i
matriks A dan kolom ke-j matriks B, untuk i= 1,2,3,4…m dan j = 1,2,3,4…n.
Matriks ke kolom ke-j dari AB= A[matriks dari kolom ke-j dari B]
3 5 5 6
Misalnya A ,B maka
7 3 0 1
7
3 5 5 6 (3 5) (5 0) (3 6) (5 1) 15 23
AxB=
(7 6) (3 1) 35 45
7 3 0 1 (7 5) (3 0)
Apabila matriks A= 2x2 dan matriks B = 2x2 maka bagannya dapat di tulis
Ordo hasil kali
(2 x 2) (2 x 2) = (2 x 2),
Sama
4 2 4
Misalnya A , B 5 4, C maka AxB, BxC dapat di lakukan
3 5 6
perkalian, sedangkan AxC tidak dapat di lakukan perkalian karena banyak
kolom pada matriks A tidak sama dengan banyak baris matriks C atau
A21 C 22 .
(Tidak sama)
apabila matriks A, B dan C dapat dikalikan atau di jumlahkan. jika k bilangan real
(scalar) Maka pada perkalian matriks juga berlaku sifat- sifat :,
Tidak komulatif, yaitu AxB ≠ BxA
Asosiatif, yaitu (AxB) x C = A x (BxC)
Distributif:
Distributif kiri, A x (B+C) = (AxB) + (AxC)
Distributif kanan, (A+B) x C = (AxC) + (BxC)
Dalam perkalian matriks yang hanya memuat matriks-matriks persegi
dengan ordo yang sama, terdapat sebuah matriks identitas yakni matriks
satuan I, yang bersifat. IA=AI=A
1. Jika AB=0 belum tentu A=0 atau B=0
2. jika AB=AC belum tentu B=C
Jika p dan q adalah bilangan real serta A dan B adalah matriks-matriks,
maka berlaku hubungan. (pA)(qB) = (pq)(AB)
Jika AT danB T berturut turut adalah traspos dari matriks A dan matriks B,
maka berlaku hubungan. ( AB ) T B T AT
8
A n A A A .... A atau A n A A n 1 . Misal
n faktor
1 2
diketahui matriks tentukan
1 3
1 2 1 2 3 8
A2 A A
1 3 1 3 4 11
CONTOH SOAL
3 2x y 3 4
1. Diketahui matriks A dan B 3 tentukan nilai x
x 2 y 0 0
AT B
3 x 2 y 3 4
2 x y
0 3 0
9
2x - y = 3
Kemudian gunakan metode eliminasi dan subtitusi untuk mencari nilai x dan y.
x + 2y = 4 x2 2x+4y = 8 y=1
2x - y = 3 x1 2x-y = 3 - x + 2(1) = 4
5y = 5 x = 4-2
y=1 x =2
jadi, deperoleh nilai x = 2 dan y = 1
3 2
2. Diketahui matriks P maka 3P 2 p adalah…
1 1
Jawab:
3 2 3 2 3 2
3P 2 P 3
1 1 1 1 1 1
7 4 3 2
= 3
2 1 1 1
DAFTAR PUSTAKA
Ari Y., Rosihan dan Indriyastuti. 2008. Perspektif Matematika 3 untuk Kelas XII
SMA dan MA IPA. Jawa Tengah: Platinum.
Wirodikromo, sartono. 2007. Matematika Jilit 3 IPA untuk Kelas XII. Jakarta:
Erlangga.
Irfan, Edi S.Pd. 2009. Siap Menghadapi Ujian Nasional Matematika. Depok:
Arya Duta
10
11