Lemba Penilaian
Lemba Penilaian
Kelas/Semester : XII/ 1
A. Tujuan Pembelajaran:
1. Pengetahuan:
a. Produk
1) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat Menjelaskan
pengertian metode pencarian kerusakan, perbaikan dan perawatan macam-
macam peralatan elektronik dengan mengerjakan soal terkait di LP 3
minimal nilai sama dengan KKM
2) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat
Mengidentifikasi metode pencarian kerusakan, perbaikan dan perawatan
macam-macam peralatan elektronika sebagai penguat dengan mengerjakan
soal terkait di LP 3 minimal nilai sama dengan KKM
b. Proses
Siswa diharapkan dapat Menjelaskan langkah-langkah pencarian kerusakan, perbaikan
dan perawatan pada CD ROM sebagai penguat daya dengan mengerjakan evaluasi
yang terkait dengan LP 4minimal nilai sama dengan KKM
2. Keterampilan:
Membuat flow chart perawatan dan perbaiakan CD ROM sebagai penguat daya
sesuai rincian tugas kinerja di LP 5 minimal nilai sama dengan KKM
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menerapkan Metode pencarian kerusakan, perbaikan dan perawatan macam-macam
peralatan elektronik
4.1 Membuat diagram Alur (Flow chart) perbaikan dan perawatan macam-macam Peralatan
elektronik
Dalam kasus contoh catu daya diilustrasikan pada gambar 1, dimana gejalanya
adalah tidak ada tegangan dc di tingkat keluaran, ketika dilakukan pengaturan. Gejala
dalam situasi ini tidak memberikan gambaran banyak tentang apa penyebab spesifik
yang menyebabkan catu daya mengalami kegagalan/rusak. Sifat kerusakan seperti ini
sifatnya masih umum, bukan kerusakan spesifik.
Metode Pencarian Kesalahan Sisi Keluaran: Pencarian kerusakan dimulai dari tingkat
keluaran dari sirkuit menuju ke arah masukan. Periksa tegangan pada setiap titik uji
sampai didapatkan hasil pengukuran yang benar. Jika dalam pengukuran telah ditemukan
hasil pengukuran yang benar pada titik tertentu, maka pencarian kesalahan telah dapat
mengisolasi/menemukan masalah pada bagian dari rangkaian antara titik tes terakhir dan
titik uji, yaitu dengan dibuktikan dan ditemukan-nya tegangan ukur yang benar.
Metode Pencarian Kesalahan Belah Tengah: Metode belah dua bagian
merupakan cara yang ampuh dalam melokalisasikan kerusakan dalam instrumen yang
terdiri tas sejumlah besar blok-blok secara seri. Proses pencarian kesalahan dimulai
dari titik tengah rangkaian. (1) Bilamana keadaan pengukuran menunjukkan dan
memberi hasil yang benar, maka berdasarkan hasil pengukuran ini telah diketahui
daerah rangkaian manayang berfungsi normal dan daerah mana yang diasumsikan
mengalami kerusakan/kesalahan.
Daerah rangkaian yang berfungsi normal dimulai dari tingkat masukan sampai ke
titik uji terakhir, dan ini berarti bahwa kesalahan adalah antara titik uji keadaan saat ini
sampai pada tingkat titik keluaran, jadi penelusuran pencarian kesalahan dimulai dari titik
terakhir sampai ke tingkat keluaran. Jika pengukuran di tengah sirkuit tidak
menunjukkan tegangan yang salah, maka kesalahan dilokalisir berada diantara tingkat
masukan dan titik uji kedaan saat ini. Oleh karena itu, penelusuran kesalahan dapat
dimulai dari titik uji keadaan saat ini menuju ke tingkat masukan.Penerapan metode
pencarian kesalahan belah tengah diilustrasikan dengan menggunakan oslloscope seperti
yang diperlihatkan gambar 2
a. Metode Pengukuran
Penerapan metode pencarian kesalahan rangkaian belah tengah dapat diilustrasikan
pada Gambar 2 dengan indikasi kasus kesalahan diasumsikan filter kapasitor keluaran
penyearah dalam kondisi terbuka. Sebagai contoh Power supply yang ditunjukkan
dalam diagram blok dari Gambar 2 yang terdiri dari empat blok memungkinkan
menggunakan metode belah tengah menjadi dua bagian. Pengujian belah dua bagian,
dapat menentukan dan menguraikan bagian mana rangkaian dalam kondisi bekerja/normal
dan yang tidak berfungsi/rusak, selanjutnya menguraikan bagian yang tak berfungsi
menjadi dua bagian lagi sampai mendapatkan lokasi kerusakan. Contoh merupakan
cara terbaik untuk merealisasikan pengertian atas metoda ini. Anggaplah ada suatu
kerusakan pada blok filter rangkaian Power supply, urutan pengujian dapat dilakukan
sebagai berikut:
1) Membelah blok menjadi dua bagian, periksa tegangan masukan blok filter titik
uji (TP2) dan tegangan keluaran blok filter (TP3).
2) Membelah blok kearah masukan menjadi dua bagian, bilamana hasil
pengukuran titik uji (TP2) dihasilkan pengujian yang salah.
Alat bantu kerja adalah semua alat yang dapat digunakan oleh teknisi atau tenaga
ahli untuk menentukan jenis dan lokasi ke-rusakan sistem yang diperiksa. Ini bisa berupa
buku manual pe-meliharaan, peralatan uji (multi-meter, osiloskop, logic probe, dan
sebagainya), dan atau peralatan khusus (misalnya untuk kalibrasi alat ukur). Peralatan uji
dapat kalian pelajari secara khusus pada bab lain di buku ini. Pada saat kita membeli
peralatan elektronik (dan juga alat lainnya), misalnya radio tape, biasanya diberiBuku
Manual untuk petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan atau cara mengatasi gangguan
pada alat tersebut. Bentuk dan format manual pemeliharaan sangat bervariasi, tergantung
dari pabrik pembuat alat tersebut.
Pengukuran pada titik uji (Test Point-TP2) menunjukkan tegangan pada tingkat
keluaran penyearah gelombang penuh dan tegangan keluaran sekunder transformator
secara proporsional memberikan indikasi data tegangan dengan frekuensi ripple yang
benar. Oleh karena dari hasil pengukuran tegangan pada titik uji (TP3) menunjukkan
hasil yang sama dengan hasil pengukuran pada titik uji (TP3), maka dari itu hasil
pengukuran dari titik uji (TP2 dan TP3) memberikan indikasi, bahwa kapasitor filter
penyearah dalam keadaan terbuka. Dan bilamana filter dalam keadaan normal, maka
hasil pengukuran tegangan dc pada titik uji (TP3) adalah lebih
besar bila dibandingkan dengan hasil pengukuran titik uji (TP2), dan tegangan ripple
pada titik uji (TP3) lebih kecil dari titik uji (TP2). Dan bilamana kondisi filter kapasitor
penyearah dalam keadaan hubung singkat, maka tidak ada tegangan pada semua titik uji
(TP1), (TP2), maupun (TP3), dan tanda-tanda kegagalan komponen hubung singkat,
kemungkinan besar diindikasikan dengan putusnya sekering (fuse). Kerusakan hubung
singkat dalam suatu sistem dimanapun tempatnya, merupakan jenis kerusakan yangsulit
untuk dilokalisir, karena selalu ditandai dengan putusnya sekering. Oleh karena itu untuk
melokalisir kegagalan hubung singkat dalam suatu sistem,
penerapan 3 metode diatas tidak bisa dilakukan. Dan kebanyakan suatu sistem
yang mengalami kegagalan hubung singkat ditandai dengan panas yang berlebihan
pada komponen tertentu. Ilustrasi yang ditunjukkan oleh Gambar 2 memberikan
gambaran penerapan metode dalam pencarian kesalahan pada rangkaian regulated
Power supply sederhana. Penerapan metode rangkaian belah tengah memerlukan dua
kali pengukuran guna melokalisir/mengisolasi daerah kerusakan. Dan jika pengukuran
dimulai dari tingkat masukan transformator atau dimulai dari tingkat akhir keluaran,
diperlukan tiga kali pengukuran untuk melokalisir/mengisolasi daerah
kerusakan/kegagalan. Oleh karena itu, penerapan metode rangkaian belah tengah lebih
banyak digunakan untuk melokalisir daerah kerusakan.
Metode belah dua sangat efektif manakala sejumlah komponen atau blok yang
dirangkaikan berjumlah besar, misalkan ketika dalam rangkaian banyak digunakan sejumlah
plug dan sambungan soket atau sederetan pemanas dalam peralatan katup. Meskipun
demikian, ada sejumlah anggapan tertentu sebagai prasyarat untuk metode dibelah dua:
(1) keandalan seluruh komponen rata-rata sama; (2) dimungkinkan untuk melakukan
pengukuran pada titik-titik yang diinginkan dan praktis; (3) seluruh pengujian sama
bentuknya dan membutuhkan waktu yang sama. Anggapan-anggapan ini tidak selalu
sah dan itu bergantung teknisi yang selanjutnya akan menetapkan metode pendekatan
terbaik yang dipilihnya. Metode dipecah dua dapat juga menjadi tidak efektif, bilamana:(a)
Jumlah unit yang dirangkai ganjil, (b) divergensi (penguraian): keluaran dari suatu blok yang
diumpankan pada dua unit atau lebih, (c) Konvergensi (penyempitan): dua masukan atau
tebih diperlukan untuk mendapatkan kerja yang benar dari suatu unit, (d) umpan balik: yang
mungkin digunakan untuk memodifikasi karakteristik unit atau pada kenyataannya
merupakan jaringan penyokong bagi osilator.Jika dalam pencarian kesalahan menerapkan
salah satu dari metode yang diuraikan di atas, cobalah dan terapkan metode tersebut atau
kombinasikanmetode-metode tersebut, sehingga hanya diperlukan waktu yang singkat
atau melokalisasikan blok yang rusak dalam suatu sistem
b. Analisis Kesalahan
Dalam beberapa kasus, untuk mengidentifikasi gejala kesalahan pada rangkaian
tertentu, diperlukan metode bagaimana melokalisir masalah/kegagalan pada komponen
tunggal dalam sustu rangkaian. Langkah penting dalam menemukan kesalahan, Siswa
harus menerapkan pemikiran logis dan pengetahuan tentang gejala kerusakan yang
disebabkan oleh kegagalan komponen tertentu. Beberapa kegagalan komponen memiliki
ciri-ciri yang spesifik/khas dan pada bab ini siswa dituntut untuk dapat mengidentifikasi
gejala kerusakan beberapa komponen yang bermasalah dalam suatu rangkain penyearah.
Komponen Katagori Rusak: Suatu komponen dikatakan rusak bila sembarang
tetapannya di luar batas yang telah ditentukan dalam spesifikasi data teknis. Sebagai
contoh, bila sebuah resistor 5,6 kΩ ± 5% pada kenyataan bernilai 6 kΩ, atau arus bocor
pada kapasitor elektrolit 64 µF/12V adalah 150pA bila nilai maksimum yang ditentukan
adalah 10 pA, maka kedua komponen tersebut dikatakan rusak (gagal). Kedua contoh ini
dapat digolongkan kerusakan parsial (terpisah), karena mereka tidak membawa kerugian
dalam penampilan keseluruhan, tetapi cenderung membawa sedikit
perubahan. Kerusakan parsial teristimewa penting bila komponen yang digunakan
berada dalam posisi rangkaian kritis.
Kerusakan yang akan kita perhatikan adalah kerusakan katastropik (kerusakan
fatal), yaitu kerusakan yang terjadi secara mendadak dan menyeluruh. Sebagai contoh,
resistor nilainya menjadi amat besar atau menjadi rangkaian terbuka, atau dioda yang
anoda dan katodanya menjadi rangkaian hubung singkat. Jenis kerusakan semacam ini
membawa dampak terhadap sistem rangkaian secara keseluruhan, dan pada umumnya
disertai dengan gejala perubahan yang signifikan terhadap tegangan panjar/bias dc.
Pada umumnya, komponen yang mengalami kerusakan memiliki jenis dan
ciri-ciri kerusakan tertentu. Misalnya; (1) resistor, terutama jenis film, ketika 135rusak
berubah menjadi rangkaian terbuka, karena komponen resistor lebih sering terjadi
patahan kecil pada bagian resistansi spiral daripada rusak hubung singkat. (2)
Sebaliknya, jenis komponen kapasitor elektrolit cenderung rusak sebagai rangkaian
hubung singkat. Tabel 1 memperlihatkan jenis-jenis kerusakan yang mungkin terjadi
untuk berbagai jenis komponen elektronika.
Tabel 1. Jenis-jenis kerusakan yang mungkin terjadi untuk berbagai jenis komponen
elektronika
Penggalan Materi 2
Penggalan Materi 3
Siswa disuruh mebuat flow chart perbaikan power supply sesuai dengan langkah – langkah
pemeliharaan dan perbaikan power supply
E. Rujukan
*buku Sound Sistem/Elekteronika
Contoh Format Evaluasi Pembelajaran
SikapSosial LP2
Keterampilan:
Petunjuk:
Untuk setiap sikap berikut ini, beri penilaian atas siswa siswa dengan menggunakan skala
berikut ini:
∑(𝐵𝑛 + 𝐸𝑛 )
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑡𝑡𝑖𝑡𝑢𝑑𝑒 (𝑁𝐴𝑡) = × 𝑆𝑚𝑎𝑥
(5 + 5) × 𝑛𝑚𝑎𝑥
Keterangan:
𝐵𝑛 dan 𝐸𝑛 skor B dan E pada aspek sikap ke n
𝑛𝑚𝑎𝑥 = banyaknya aspek sikap = 8
𝑆𝑚𝑎𝑥 = Skor maksimum 100 atau sesuai dengan ketetapan tertentu
Peserta didik dapat mengisi skor diri sendiri terlebih dahulu, kemudian diserahkan kepada
guru/mentor untuk diisi dan diolah nilai NAt
Pengamat,
( )
DESKRIPSI PENETAPAN SKOR SIKAP (ATTITUDE)
Deskripsi Skor
No Komponen
5 4 3 2 1
1 Kedisiplinan Mentaati Mentaati semua Mentaati Peraturan kerja Peraturan
semua pe-raturan kerja semua kadang-kadang kerja sering
peraturan secara konsisten peraturan dilanggar meski- dilanggar
kerja secara dengan sedikit kerja dengan pun diawasi meskipun
konsisten pengawasan dari penga-wasan diawasi
tanpa guru guru
instruksi dan
pengawasan
guru
2 Kejujuran Selalu jujur Jujur selama Kadang- Kadang-kadang Sering tidak
diawasi kadang jujur tidak jujur jujur
walaupun diawasi walaupun
diawasi
3 Kerja sama (Peduli) Dapat Bisa bekerjasama Dapat Hanya dapat Tidak dapat
bekerjasama dengan group bekerjasa-ma bekerjasama bekerjasama
dengan tertentu tanpa dalam group dengan guru
semua pihak pengawasan kerja selama
(sesama diawasi guru
teman
maupun
guru,
pegawai)
4 Responsif terhadap Respon Respon terhadap Kadang- Respon terhadap Kurang
informasi terhadap akses informasi kadang akses informasi mampu
akses tapi kurang respon dalam baru tetapi mengakses
informasi memanfaatkannya mencari terlambat informasi
dan informasi baru
memanfaat- baru
kannya
5 Tanggung jawab Dapat Bertanggungjawab Kadang Bertanggungjawab Kurang
bertanggung tetapi hanya kadang selama bertanggung-
jawab dalam sebagian saja bertanggung- menguntungkan jawab pada
segala jawab jika dan diawasi kewajibannya
kewajiban diawasi
6 Memecahkan Dapat Dapat Dapat Dapat Semua
masalah memecahkan memecahkan memecahkan memecahkan masalah
masalah masalah dengan sebagian sebagian masalah diselesaikan
dengan baik baik atas besar walau tanpa selalu dengan
tanpa bimbingan masalah bimbingan bimbingan
bimbingan tanpa
Semua bimbingan
7 Kemandirian (Pro- Dapat Dapat belajar Kadang Kadang kadang Kurang
aktif) belajar sendiri dengan kadang dapat mandiri jika mampu
sendiri tanpa pengawasan guru belajar diawasi bekerja
pengawasan mandiri mandiri
guru
8 Ketekunan Tekun tanpa Tekun selama Kadang Kadang kadang Kurang tekun
(berkesinambungan) harus dibimbing kadang tekun kurang tekun walau
dibimbing walau dibimbing dibimbing
Siswa: Kelas: Tanggal:
Petunjuk:
Untuk setiap keterampilan sosial berikut ini, beri penilaian atas keterampilan sosial siswa
dengan menggunakan skala berikut ini:
Memerlukan
Rincian Tugas Menunjukkan Memuaskan Sangat baik
No perbaikan
Kinerja (RTK) kemajuan (C) (B) (A)
(D)
1 Bertanya
Menyumbang ide atau
2 pendapat
Menjadi pendengar
3 yang baik
4 Berkomunikasi
Keterangan;
D = Memerlukan perbaikan
C =Menunjukkan kemajuan
B =Memuaskan
A =Sangat Baik
Pengamat,
( )
Nama : NIS : Tanggal :
LP3 : Produk
1. Pengertian Kesalahan
Parameter-parameter penting dari perangkat pencatu daya yang harus diukur oleh
seorang teknisi perbaikan adalah sebagai berikut, Tegangan keluaran DC, Arus
keluaran DC,Tegangan kerut keluaran pada kondisi beban penuh, Stabilisasi terhadap
perubahan tegangan jala-jala, Regulasi dari beban nol sampai beban penuh,
Peralatan/Test Set-Up: Sebuah tes umum sebuah Power supply memerlukan
Cross over elektronik aktip sinyal sebelum dikirim ke amplifier dibagi untuk
diberikan pada kanal amplifier setiap pengarah individu dalam komponen
system.cross over pasip sinyal dibagi setelah dikuatkan, memungkinkan untuk
melakukan pengaturan beberapa speaker dengan menggunakan satu kanal
5. Pemeliharaan korektif
LP4 : Proses
Prosedur:
1. Guru meminta siswa menyebutkan langkah-langkah perbaikan kerusakan pada rangkaian
vertical dan horizontal penerima televisi
2. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada Format Assessmen Kinerja pada tabel
3. Berikan format ini kepada siswa sebelum assessmen dimulai
4. Siswa diijinkan mengakses kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format yang
tersedia
Format Assessmen Kinerja Proses
Skor Assesmen
Skor Oleh
No Rincian Tugas Kinerja
Maksimum Siswa Oleh Guru
Sendiri
Siswa Guru,
( ) ( )
Nama : NIS : Tanggal :
LP5 : Keterampilan
Prosedur:
Skor Assesmen
Skor Oleh
No Rincian Tugas Kinerja
Maksimum Siswa Oleh Guru
Sendiri
Siswa Guru
( ) ( )