Anda di halaman 1dari 23

BAHAN AJAR

Sekolah : SMKN 1 Linggo Sari Baganti

Mata Pelajaran : Perawatan Dan Perbaikan Peralatan elektronika Audio


Video(C3)

Kelas/Semester : XII/ 1

Materi Pokok : Audio video Mobil

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran:

1. Pengetahuan:
a. Produk
1) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat Menjelaskan
pengertian metode pencarian kerusakan, perbaikan dan perawatan macam-
macam peralatan elektronik dengan mengerjakan soal terkait di LP 3
minimal nilai sama dengan KKM
2) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat
Mengidentifikasi metode pencarian kerusakan, perbaikan dan perawatan
macam-macam peralatan elektronika sebagai penguat dengan mengerjakan
soal terkait di LP 3 minimal nilai sama dengan KKM
b. Proses
Siswa diharapkan dapat Menjelaskan langkah-langkah pencarian kerusakan, perbaikan
dan perawatan pada CD ROM sebagai penguat daya dengan mengerjakan evaluasi
yang terkait dengan LP 4minimal nilai sama dengan KKM

2. Keterampilan:
Membuat flow chart perawatan dan perbaiakan CD ROM sebagai penguat daya
sesuai rincian tugas kinerja di LP 5 minimal nilai sama dengan KKM
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menerapkan Metode pencarian kerusakan, perbaikan dan perawatan macam-macam
peralatan elektronik

4.1 Membuat diagram Alur (Flow chart) perbaikan dan perawatan macam-macam Peralatan
elektronik

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


1. Kognitif :
a. Produk(Penggalan materi 1)
1) Menjelaskan Pengertian metode pencarian kerusakan, perbaikan dan
perawatan macam-macam peralatan elektronik
2) Mengidentifikasi metode pencarian kerusakan, perbaikan dan perawatan
macam-macam peralatan elektronika
b. Proses (Penggalan materi 2)
Menjelaskan langkah-langkah pencarian kerusakan, perbaikan dan perawatan
pada CD ROM

2. Keterampilan : (Penggalan materi 3)


Membuat flow chart perawatan dan perbaiakan CD ROM

D. Uraian Materi Ajar


Penggalan Materi 1

1. Pengertian Metode Pencarian kerusakan perbaikan dan Perawatan peralatan elektronika

Pencarian kesalahan adalah suatu proses penerapan cara berpikir logis


dikombinasikan dengan kemampuan pengetahuan dalam mengidenfikasi kerusakan
sistem kerja suatu rangkaian sehingga menjadi tidak rusak. Pendekatan sistematis
dalam memecahkan suatu kesalahan/kerusakan terdiri dari tiga tahapan, yaitu; analisis,
perencanaan, dan pengukuran.

Analisis: Langkah awal dalam mengatasi masalah ketika sirkuit/sistem


mengalami kegagalan/tidak berfungsi normal/cacat adalah menganalisis permasalahan
sistem sebanyak yang dimungkinkan, mencakup identifikasi dan menghilangkan gejala
sebagai penyebab kegagalan

Gambar 1 Power Supply

Dalam kasus contoh catu daya diilustrasikan pada gambar 1, dimana gejalanya
adalah tidak ada tegangan dc di tingkat keluaran, ketika dilakukan pengaturan. Gejala
dalam situasi ini tidak memberikan gambaran banyak tentang apa penyebab spesifik
yang menyebabkan catu daya mengalami kegagalan/rusak. Sifat kerusakan seperti ini
sifatnya masih umum, bukan kerusakan spesifik.

Sebaliknya, dalam situasi yang berbeda, sebuah gejala tertentu dapat


menunjukkan daerah tertentu di mana kesalahan yang paling dimungkinkan dapat dengan
mudah dilokalisir.Langkah awal yang harus dilakukan dalam menganalisis masalah
adalah mencoba untuk menghilangkan penyebab kesalahan dengan jelas, cepat dan
tepat. Secara umum, pertama yang harus dilakukan adalah dengan memastikan kabel
daya dicolokkan ke outlet aktif dan untuk memastikan bahwa sekering tidak putus.
Dalam kasus sistem bertenaga baterai, pastikan baterai dalam kondisi masih baik. Penting,
sesuatu yang sederhana seperti ini kadang-kadang menjadi salah satu penyebab masalah.
Namun, dalam kasus ini, harus dipastikan bahwa sumber daya utama dalam kondisi baik.
Selain memeriksa daya, mendeteksi komponen yang cacat, seperti resistor terbakar,
jalur/kabel rusak/terputus, sambungan longgar, atau sekering putus. Beberapa
kegagalan dapat diakibatkan oleh temperatur, seperti komponen terlalu panas ketika
mendapat sentuhan. Untuk menghindari sentuhan arus, berhati-hati ketika memeriksa
komponen yang menerima panas lebih dalam kondisi rangkaian keadaan hidup. Untuk
menghindari kegagalan komponen, seperti terbakar, ada catu daya yang dilengkapi
sensor panas, rangkaian dapat bekerja dengan baik hanya untuk sementara waktu dan
kemudian gagal/tidak berfungsi lagi karena penumpukan panas yang berlebihan pada
salah satu komponen. Metode menemukan kesalahan adalah pertama harus melakukan
pemeriksaan piranti sensorik sebagai bagian dari tahapan analisis sebelum melanjutkan
tahap perencanaan (menemukan komponen yang panas).

Perencanaan: Pada fase ini, Anda harus mempertimbangkan bagaimana Anda


akan menerapkan pendekatan masalah. Ada tiga pendekatan yang mungkin dapat
digunakan untuk mengatasi masalah pada rangkaian atau system elektronik, seperti
pada rangkaian catu daya sederhana, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Metode Pencarian Kesalahan Sisi Masukan: Pencarian kerusakan dimulai dari


tingkat masukan/input (sekunder transformator dalam kasus Power supply dc) sampai
pada tingkat keluaran. Periksa tegangan pada setiap titik uji sampai didapatkan hasil
pengukuran yang salah. Bilamana dalam pengukuran menunjukkan ada tegangan di
tingkat masukan, maka pengujian selanjutnya adalah menemukan kesalahan di tingkat
berikutnya sampai ditemukan data pengukuran berdasarkan fakta adalah tidak benar.
Dan bilamana dalam tahap ini tidak ditemukan tegangan yang salah selama pencarian
kesalahan, maka setidaknya dalam proses ini telah mempersempit masalah dimulai dari
pencarian kesalahan titik awal hingga titik tes terakhir dimana tidak ditemukan tegangan
yang salah. Dalam rangka mengenali tegangan pengukuran yang salah, penerapan proses
pendekatan pemecahan masalah melalui pengukuran, seharusnya mengetahui tegangan apa
yang akan diukur pada setiap titik pengukuran.

Metode Pencarian Kesalahan Sisi Keluaran: Pencarian kerusakan dimulai dari tingkat
keluaran dari sirkuit menuju ke arah masukan. Periksa tegangan pada setiap titik uji
sampai didapatkan hasil pengukuran yang benar. Jika dalam pengukuran telah ditemukan
hasil pengukuran yang benar pada titik tertentu, maka pencarian kesalahan telah dapat
mengisolasi/menemukan masalah pada bagian dari rangkaian antara titik tes terakhir dan
titik uji, yaitu dengan dibuktikan dan ditemukan-nya tegangan ukur yang benar.
Metode Pencarian Kesalahan Belah Tengah: Metode belah dua bagian
merupakan cara yang ampuh dalam melokalisasikan kerusakan dalam instrumen yang
terdiri tas sejumlah besar blok-blok secara seri. Proses pencarian kesalahan dimulai
dari titik tengah rangkaian. (1) Bilamana keadaan pengukuran menunjukkan dan
memberi hasil yang benar, maka berdasarkan hasil pengukuran ini telah diketahui
daerah rangkaian manayang berfungsi normal dan daerah mana yang diasumsikan
mengalami kerusakan/kesalahan.

Daerah rangkaian yang berfungsi normal dimulai dari tingkat masukan sampai ke
titik uji terakhir, dan ini berarti bahwa kesalahan adalah antara titik uji keadaan saat ini
sampai pada tingkat titik keluaran, jadi penelusuran pencarian kesalahan dimulai dari titik
terakhir sampai ke tingkat keluaran. Jika pengukuran di tengah sirkuit tidak
menunjukkan tegangan yang salah, maka kesalahan dilokalisir berada diantara tingkat
masukan dan titik uji kedaan saat ini. Oleh karena itu, penelusuran kesalahan dapat
dimulai dari titik uji keadaan saat ini menuju ke tingkat masukan.Penerapan metode
pencarian kesalahan belah tengah diilustrasikan dengan menggunakan oslloscope seperti
yang diperlihatkan gambar 2

a. Metode Pengukuran
Penerapan metode pencarian kesalahan rangkaian belah tengah dapat diilustrasikan
pada Gambar 2 dengan indikasi kasus kesalahan diasumsikan filter kapasitor keluaran
penyearah dalam kondisi terbuka. Sebagai contoh Power supply yang ditunjukkan
dalam diagram blok dari Gambar 2 yang terdiri dari empat blok memungkinkan
menggunakan metode belah tengah menjadi dua bagian. Pengujian belah dua bagian,
dapat menentukan dan menguraikan bagian mana rangkaian dalam kondisi bekerja/normal
dan yang tidak berfungsi/rusak, selanjutnya menguraikan bagian yang tak berfungsi
menjadi dua bagian lagi sampai mendapatkan lokasi kerusakan. Contoh merupakan
cara terbaik untuk merealisasikan pengertian atas metoda ini. Anggaplah ada suatu
kerusakan pada blok filter rangkaian Power supply, urutan pengujian dapat dilakukan
sebagai berikut:
1) Membelah blok menjadi dua bagian, periksa tegangan masukan blok filter titik
uji (TP2) dan tegangan keluaran blok filter (TP3).
2) Membelah blok kearah masukan menjadi dua bagian, bilamana hasil
pengukuran titik uji (TP2) dihasilkan pengujian yang salah.
Alat bantu kerja adalah semua alat yang dapat digunakan oleh teknisi atau tenaga
ahli untuk menentukan jenis dan lokasi ke-rusakan sistem yang diperiksa. Ini bisa berupa
buku manual pe-meliharaan, peralatan uji (multi-meter, osiloskop, logic probe, dan
sebagainya), dan atau peralatan khusus (misalnya untuk kalibrasi alat ukur). Peralatan uji
dapat kalian pelajari secara khusus pada bab lain di buku ini. Pada saat kita membeli
peralatan elektronik (dan juga alat lainnya), misalnya radio tape, biasanya diberiBuku
Manual untuk petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan atau cara mengatasi gangguan
pada alat tersebut. Bentuk dan format manual pemeliharaan sangat bervariasi, tergantung
dari pabrik pembuat alat tersebut.

Gambar 2 Metode Belah Tengah Kondisi Kapasitor Filter Terbuka

Gambar 3 Metode Belah Tengah Kondisi Kapasitor Filter Terbuka

Pengukuran pada titik uji (Test Point-TP2) menunjukkan tegangan pada tingkat
keluaran penyearah gelombang penuh dan tegangan keluaran sekunder transformator
secara proporsional memberikan indikasi data tegangan dengan frekuensi ripple yang
benar. Oleh karena dari hasil pengukuran tegangan pada titik uji (TP3) menunjukkan
hasil yang sama dengan hasil pengukuran pada titik uji (TP3), maka dari itu hasil
pengukuran dari titik uji (TP2 dan TP3) memberikan indikasi, bahwa kapasitor filter
penyearah dalam keadaan terbuka. Dan bilamana filter dalam keadaan normal, maka
hasil pengukuran tegangan dc pada titik uji (TP3) adalah lebih
besar bila dibandingkan dengan hasil pengukuran titik uji (TP2), dan tegangan ripple
pada titik uji (TP3) lebih kecil dari titik uji (TP2). Dan bilamana kondisi filter kapasitor
penyearah dalam keadaan hubung singkat, maka tidak ada tegangan pada semua titik uji
(TP1), (TP2), maupun (TP3), dan tanda-tanda kegagalan komponen hubung singkat,
kemungkinan besar diindikasikan dengan putusnya sekering (fuse). Kerusakan hubung
singkat dalam suatu sistem dimanapun tempatnya, merupakan jenis kerusakan yangsulit
untuk dilokalisir, karena selalu ditandai dengan putusnya sekering. Oleh karena itu untuk
melokalisir kegagalan hubung singkat dalam suatu sistem,
penerapan 3 metode diatas tidak bisa dilakukan. Dan kebanyakan suatu sistem
yang mengalami kegagalan hubung singkat ditandai dengan panas yang berlebihan
pada komponen tertentu. Ilustrasi yang ditunjukkan oleh Gambar 2 memberikan
gambaran penerapan metode dalam pencarian kesalahan pada rangkaian regulated
Power supply sederhana. Penerapan metode rangkaian belah tengah memerlukan dua
kali pengukuran guna melokalisir/mengisolasi daerah kerusakan. Dan jika pengukuran
dimulai dari tingkat masukan transformator atau dimulai dari tingkat akhir keluaran,
diperlukan tiga kali pengukuran untuk melokalisir/mengisolasi daerah
kerusakan/kegagalan. Oleh karena itu, penerapan metode rangkaian belah tengah lebih
banyak digunakan untuk melokalisir daerah kerusakan.
Metode belah dua sangat efektif manakala sejumlah komponen atau blok yang
dirangkaikan berjumlah besar, misalkan ketika dalam rangkaian banyak digunakan sejumlah
plug dan sambungan soket atau sederetan pemanas dalam peralatan katup. Meskipun
demikian, ada sejumlah anggapan tertentu sebagai prasyarat untuk metode dibelah dua:
(1) keandalan seluruh komponen rata-rata sama; (2) dimungkinkan untuk melakukan
pengukuran pada titik-titik yang diinginkan dan praktis; (3) seluruh pengujian sama
bentuknya dan membutuhkan waktu yang sama. Anggapan-anggapan ini tidak selalu
sah dan itu bergantung teknisi yang selanjutnya akan menetapkan metode pendekatan
terbaik yang dipilihnya. Metode dipecah dua dapat juga menjadi tidak efektif, bilamana:(a)
Jumlah unit yang dirangkai ganjil, (b) divergensi (penguraian): keluaran dari suatu blok yang
diumpankan pada dua unit atau lebih, (c) Konvergensi (penyempitan): dua masukan atau
tebih diperlukan untuk mendapatkan kerja yang benar dari suatu unit, (d) umpan balik: yang
mungkin digunakan untuk memodifikasi karakteristik unit atau pada kenyataannya
merupakan jaringan penyokong bagi osilator.Jika dalam pencarian kesalahan menerapkan
salah satu dari metode yang diuraikan di atas, cobalah dan terapkan metode tersebut atau
kombinasikanmetode-metode tersebut, sehingga hanya diperlukan waktu yang singkat
atau melokalisasikan blok yang rusak dalam suatu sistem

b. Analisis Kesalahan
Dalam beberapa kasus, untuk mengidentifikasi gejala kesalahan pada rangkaian
tertentu, diperlukan metode bagaimana melokalisir masalah/kegagalan pada komponen
tunggal dalam sustu rangkaian. Langkah penting dalam menemukan kesalahan, Siswa
harus menerapkan pemikiran logis dan pengetahuan tentang gejala kerusakan yang
disebabkan oleh kegagalan komponen tertentu. Beberapa kegagalan komponen memiliki
ciri-ciri yang spesifik/khas dan pada bab ini siswa dituntut untuk dapat mengidentifikasi
gejala kerusakan beberapa komponen yang bermasalah dalam suatu rangkain penyearah.
Komponen Katagori Rusak: Suatu komponen dikatakan rusak bila sembarang
tetapannya di luar batas yang telah ditentukan dalam spesifikasi data teknis. Sebagai
contoh, bila sebuah resistor 5,6 kΩ ± 5% pada kenyataan bernilai 6 kΩ, atau arus bocor
pada kapasitor elektrolit 64 µF/12V adalah 150pA bila nilai maksimum yang ditentukan
adalah 10 pA, maka kedua komponen tersebut dikatakan rusak (gagal). Kedua contoh ini
dapat digolongkan kerusakan parsial (terpisah), karena mereka tidak membawa kerugian
dalam penampilan keseluruhan, tetapi cenderung membawa sedikit
perubahan. Kerusakan parsial teristimewa penting bila komponen yang digunakan
berada dalam posisi rangkaian kritis.
Kerusakan yang akan kita perhatikan adalah kerusakan katastropik (kerusakan
fatal), yaitu kerusakan yang terjadi secara mendadak dan menyeluruh. Sebagai contoh,
resistor nilainya menjadi amat besar atau menjadi rangkaian terbuka, atau dioda yang
anoda dan katodanya menjadi rangkaian hubung singkat. Jenis kerusakan semacam ini
membawa dampak terhadap sistem rangkaian secara keseluruhan, dan pada umumnya
disertai dengan gejala perubahan yang signifikan terhadap tegangan panjar/bias dc.
Pada umumnya, komponen yang mengalami kerusakan memiliki jenis dan
ciri-ciri kerusakan tertentu. Misalnya; (1) resistor, terutama jenis film, ketika 135rusak
berubah menjadi rangkaian terbuka, karena komponen resistor lebih sering terjadi
patahan kecil pada bagian resistansi spiral daripada rusak hubung singkat. (2)
Sebaliknya, jenis komponen kapasitor elektrolit cenderung rusak sebagai rangkaian
hubung singkat. Tabel 1 memperlihatkan jenis-jenis kerusakan yang mungkin terjadi
untuk berbagai jenis komponen elektronika.
Tabel 1. Jenis-jenis kerusakan yang mungkin terjadi untuk berbagai jenis komponen
elektronika

Jenis kerusakan komponen elektronik yang mudah dipahami adalah jenis


kerusakan yang disebabkan akibat cacat produksi atau karena mendapat beban lebih.
Pada umumnya, jenis kerusakan komponen yang banyak dijumpai adalah jenis
kerusakan karena usia pakai akibat tekanan beban yang diterima secara terus-menerus.
(1) Kerusakan komponen akibat tekanan beban ada dua macam, yakni tekanan akibat
operasi kerja serta tekanan lingkungan. Kerusakan komponen oleh tekanan operasi
kerja berkaitan langsung dengan kondisi perancangan sehingga usia pakai (lifetime)
dapat diperpanjang bila pengoperasiannya berada pada daerah di bawah batas
maksimum spesifikasi data teknis yang diberikan, seperti nilai batas untuk arus, tegangan,
dan daya yang diijinkan. (2) Kerusakan komponen akibat tekanan lingkungan,
disebabkan oleh kondisi sekitarnya.
Temperatur terlalu tinggi, tekanan tinggi atau rendah, kelembaban tinggi atau korosi
oleh zat-zat kimia, debu-debu di udara, merupa[an kondisi yang tak diinginkan. Semua
tekanan oleh lingkungan dapat membawa pengaruh bagikomponen dan menyebabkan
terjadinya penyimpangan dari spesifikasinya dan pada akhirnya dapat merusak
komponen. Sebagai contoh, misalkan komponen menerima panas dan kemudian dingin
dalam siklus terusmenerus, akan menyebabkan komponen menjadi cepat rusak, dan
atau karena goncangan mekanis tertentu akan menyebabkan komponen menjadi rangkaian
terbuka atau rusak.
Menguji Rangkaian Pencatu Daya: Peralatan elektronik seperti Power supply
memiliki sejumlah besar parameter yang secara rutin ditentukan oleh produsen. Hal ini
penting untuk memastikan secara akurat mengevaluasi kualitas dan keandalan produknya
secara teknis apakah Power supply yang telah diproduksi sudah sesuai untuk digunakan
dalam aplikasi. Hal ini sama pentingnya bahwa pengujian produksi menjamin kinerja yang
tepat dan tingkat mutu dapat dipelihara oleh vendor.
Parameter Power supply: Parameter-parameter penting dari perangkat pencatu
daya yang harus diukur oleh seorang teknisi perbaikan adalah sebagai berikut:
1) Tegangan keluaran DC
2) Arus keluaran DC
3) Tegangan kerut keluaran pada kondisi beban penuh
4) Stabilisasi terhadap perubahan tegangan jala-jala
5) Regulasi dari beban nol sampai beban penuh

Peralatan/Test Set-Up: Sebuah tes umum sebuah Power supplymemerlukan


pasokan listrik seperti diilustrasikan pada Gambar 2 Pengaturan ini dapat digunakan
untuk hampir semua parameter kritis.

2. Prinsip – prinsip pemeliharaan

Prinsip pemeliharaan bergantung pada beberapa faktor, Tipe sistem,Tempat dan


kerja sistem, Kondisi lingkungan, Tingkat keandalan sistem yang diinginkan. Semuanya ini
berkaitan erat dengan keahlian dari staf pemeliharaan dan perlengkapan komponen.
a. Pemeliharaan Preventif
Preventif dalam pengertian yang luas, pemeliharaan preventif meliputi aspek
rekayasa (engneering)dan manajemen. Di bidang rekayasa, pemeliharaan preventif meliputi:
mendeteksi dan atau mengoreksi penggunaan peralatan yang ada saat ini, melalui analisa
statistik kegagalan atau kesalahan yang ada atau berdasarkan catatan perbaikan yang ada.
Pekerjaan ini harus dapat dilakukan secara tepat oleh orang yang benar-benar ahli
dibidangnya dan dengan frekuensi yang tepat pula (misalnya dua kali dalam setahun). Jika
terlalu sering, maka bukan saja akan menambah biaya pemeliharaan, tetapi juga akan
menurunkan produktifitas dan efisiensi kerja perusahaan. Kerusakan banyak terjadi pada
awal pemakaian alat. Hal ini dapat disebabkan oleh kelalaian pekerja dan atau kerusakan
internal komponen dari pabrik pembuat alat (ini disebut kegagalan produk).
Pada Preventive maintenancepenggantian dilakukan sebelum komponen benar-
benar rusak (aus karena pemakaian) sehingga keandalan sistem dapat diperbesar. Sebagai
contoh, komponen dari bagian yang bergerak dan digunakan secara terus menerus
sebaiknya diganti sebelum rusak misalnya servo potensiometer, motor dan sikatnya kontak
pada relay dan saklar atau lampu pijar (filamen)
b. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan yang bersifat memperbaiki (corrective maintenance) akan berkaitan
dengan deteksi kerusakan, penentuan lokasi kerusakan, dan perbaikan atau penggantian
bagian yang rusak. Tahapan pemeliharaan korektif dapat dilihat seperti pada Gambar

Penggalan Materi 2

Langkah-langkah pencarian kerusakan, perbaikan dan perawatan pada Power Supply


a. Pemeliharaan Power Supply
1. Gunakanlah stabilizer, untuk menahan saat tegangan listrik mati, arus kuat (listrik) yang
datang tiba-tiba datang, hal-hal semacam ini dapat dihindari dengan menggunakan
stabilizier. Sebab fungsi dasar sebuah stabilizer adalah menahan shock electricit.
2. Membersihkan debu atau kotoran yang masuk kedalam casing power supply.Debu-debu
yang terkumpul dapat menghambat sirkulasi tegangan listrik dan udara. Gunakanlah
sikat halus (alat pembersih) untuk membersihkan debu-debu tersebut. Karena,
bagaimana pun juga komponen-komponen yang ada dalam mainboard komputer
mempunyai sifat yang sangat sensitive
3. Untuk membersihkannya akan lebih baik jika kotak power supply dibuka sehingga debu
akan keluar dengan sempurna. Namun lakukan hal ini jika komputer anda memang
sudah tidak ada dalam masa garansi serta anda mampu melakukannya. Jika sebaliknya
gunakan saja air compressor yang akan meniup bukan menghisap agar debu bisa keluar.
4. Pakailah bilah pensil untuk mencegah berputarnya daun fan ketika dilakukan proses
peniupan. Jangan lupa menggunakan masker mulut atau kaca mata untuk menghindari
terhirupnya debu dan mengenai mata.
5. Jika debu melekat kuat dan tidak dapat dibersihkan dengan air compressor, gunakan
cotton buds yang sudah diberi cairan pembersih. Lakukan dengan hati-hati.
6. Bersihkan permukaan logam kotak power supply dengan menggunakan lap berih yang
telah dibasahi cairan pembersih
.

b. Perbaikan power supply


1. Lepaskan kotak power supply dari cassing agar memudahkan memeriksa rangkaian
elektronik dan lepaskan seluruh kabel dari alat-alat lain. Bukalah kotak power supply
sambil memeriksa fisik komponen elektronik, barangkali ada yang terbakar dapat
diketahui.
2. Bersihkan bekas lem untuk memeriksa koneksi kabel dengan board – periksa jika ada
kebocoran di sisi ini.
3. Periksalah FUSE pada masukkan AC 220V dari sumber listrik luar, lepaskan FUSE
tersebut dari soketnya dan ukur hubungan kawat pengamannya dengan ohm-meter
pada posisi X1. Jarum ohm-meter harus menunjukkan nilai sekitar 0 ohm, yang berarti
FUSE tersebut masih baik. Jika ohm-meter menunjukkan angka yang tak terhingga,
berarti FUSE sudah putus, harus diganti baru. Jangan melakukan sambungan kawat
pada FUSE yang sudah putus, karena batas arus lelehnya mungkin akan menjadi lebih
besar dan akan menyebabkan kerusakan bagian lain.
4. Jika FUSE baik atau sudah diganti baru tetapi masih juga tidak dapat mengeluarkan
tegangan DC, maka lanjutkan dengan memeriksa transistor power switching 2SC3039
(dua buah) yang bertugas sebagai kendali catu daya secara PWM. Lepaskan dua
transisitor 2SC3039 tersebut dari PCB dan lakukan pemeriksaan kondisi masing-masing
dengan multimeter. Bila salah satu transistor rusak untuk menggantinya sebaiknya
keduanya diganti dengan transistor baru, agar karakteristiknya terjamin dan simetris,
ketidakseimbangan karateristik dua transistor ini menyebabkan gangguan stabilitas
tegangan DC yang dikeluarkan power supply.
5. Lepaskan diode brigde atau empat buah diode perata yang langsung meratakan arus
listrik AC pada bagian masukkan, periksalah kondisi diode ini dengan multimeter.
Kadang sering terjadi salah satu diode-nya bocor atau hubungan singkat, sehingga arus
listrik AC ikut masuk ke rangkaian switching dan melumpuhkan power supply secara
keseluruhan transistor power akan ikut rusak, terbakar. Bahkan jika tingkat kebocoran
diode ini ini sangat besar, maka trafo switching akan meleleh, kawatnya terkelupas, dan
terhubung singkat, kerusakan ini yang paling fatal.
6. Periksa juga transistor pembangkit pulsa “power on reset”, juga kapasisitor dan resistor
yang terdapat pada rangkaian basis transistor tersebut. Jika rangkaian transistor ini
bekerja dengan baik, maka seluruh hasil regulasi tegangan DC akan di reset oleh
pembangkit PWM dan akibatnya power supply tidak mengeluarkan DC sama sekali.
Gantilah transistor baru jika dari pengetesan transistor POR ini ternyata rusak. Begitu
juga apabila kapasitor di test akan kering, nilainya berubah, maka harus di ganti baru
dengan nilai yang persis sama dengan sebelumnya.
7. Karena Power Supply komputer umumnya bekerja dengan temperatur yang lebih tinggi
dari suhu ruangan, maka ada kemungkinan karena panas yang berlebihan menyebabkan
solderan kaki-kaki komponen atau kabel-kabel ada yang terlepas. Periksalah seluruh
solderan pada PCB Power Supply, lebih bagus lagi pastikan hubungannya di perbaiki
dengan jalan di solder ulang dengan timah yang lebih lunak (encer, flux 60/40).
Sehingga hubungan kabel atau kaki komponen yang mungkin longgar dapat di jamin
bersambung kembali dan umumnya power supply akan dapat bekerja normal kembali.
8. Komponen aktif yang pengetesannya tidak dapat di lakukan dengan multimeter adalah
ICTL494 yang bertugas sebagai pembangkit PWM untuk mengendalikan transistor
power switching bekerja. IC ini hanya di test dengan membandingkan terhadap IC yang
normal pada power supply yang lain yang sejenis. Pergunakan soket IC yang dicurigai
rusak dengan IC pembanding yang masih bagus.
9. Bila proses pemeriksaan dan pergantian komponen yang rusak sudah dilakukan secara
keseluruhan, maka cobalah power supply dihidupkan dengan memasang beban berupa
disk drive saja. Periksalah apakah kipasnya berputar, ukur tegangan kabel yang
berwarna kuning (+12), merah (+5), biru (-5), biru (-12), orange (POR) terhadap kabel
warna hitam (ground). Bila parameter tegangan pada kabel-kabel tersebut sudah benar,
matikan power supply dan gantilah bebannya dengan motherboard atau beban lengkap
seperti semula, cobalah sekali lagi.

Gambar . Flow Chat Pemeliharaan Power Supply

Penggalan Materi 3

Siswa disuruh mebuat flow chart perbaikan power supply sesuai dengan langkah – langkah
pemeliharaan dan perbaikan power supply

E. Rujukan
*buku Sound Sistem/Elekteronika
Contoh Format Evaluasi Pembelajaran

Lampiran 2. Rubrik penilaian

Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian

Indikator LP danButirSoal Kunci LP


danButirSoal
SikapPrilakuKarakter LP1 Deskripsi

SikapSosial LP2

Produk: LP 3Produk Kunci LP 1 Produk

1. Menjelaskan Pengertian metode pencarian Butir 1,2,3 Butir 1,2,3


kerusakan, perbaikan dan perawatan
macam-macam peralatan elektronik

2. Mengidentifikasi metode pencarian Butir4,5 Butir 4,5


kerusakan, perbaikan dan perawatan
macam-macam peralatan elektronika
Proses:

Menjelaskan langkah-langkah pencarian LP 4 Proses: RTK Dipercayakan


kerusakan, perbaikan dan perawatan pada 1, 2, 3, 4, kepada judgement
Power Supply Penilai/Guru

Keterampilan:

Membuat flow chart perawatan dan LP 5Keterampilan: Dipercayakan


perbaiakan Power Supply RTK 1, 2, 3, 4, kepada judgement
Penilai/Guru
Siswa: Kelas: Tanggal:

LP 1: Format Penilaian Sikap Prilaku Karakter

Petunjuk:
Untuk setiap sikap berikut ini, beri penilaian atas siswa siswa dengan menggunakan skala
berikut ini:

Aspek Sikap /ranah Non- Skor Perolehan


instruksional/ (Attitude) Believe (B) Evaluation (E)
(Preferensi (Oleh Guru/
No (Standar Isi Kompetensi Inti SMK berdasarkan oleh Peserta mentor)
Lampiran Permendikbud No.21 Tahun 2016, halaman
11) didik ybs.)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Kedisiplinan
2 Kejujuran
3 Kerja sama (Peduli)
4 Responsif terhadap informasi
5 Tanggung jawab
6 Memecahkan masalah
7 Kemandirian (Pro-aktif)
8 Ketekunan (berkesinambungan)

∑(𝐵𝑛 + 𝐸𝑛 )
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑡𝑡𝑖𝑡𝑢𝑑𝑒 (𝑁𝐴𝑡) = × 𝑆𝑚𝑎𝑥
(5 + 5) × 𝑛𝑚𝑎𝑥
Keterangan:
𝐵𝑛 dan 𝐸𝑛 skor B dan E pada aspek sikap ke n
𝑛𝑚𝑎𝑥 = banyaknya aspek sikap = 8
𝑆𝑚𝑎𝑥 = Skor maksimum 100 atau sesuai dengan ketetapan tertentu
Peserta didik dapat mengisi skor diri sendiri terlebih dahulu, kemudian diserahkan kepada
guru/mentor untuk diisi dan diolah nilai NAt

Punggasan Utara, ..... Juli 2019

Pengamat,

( )
DESKRIPSI PENETAPAN SKOR SIKAP (ATTITUDE)
Deskripsi Skor
No Komponen
5 4 3 2 1
1 Kedisiplinan Mentaati Mentaati semua Mentaati Peraturan kerja Peraturan
semua pe-raturan kerja semua kadang-kadang kerja sering
peraturan secara konsisten peraturan dilanggar meski- dilanggar
kerja secara dengan sedikit kerja dengan pun diawasi meskipun
konsisten pengawasan dari penga-wasan diawasi
tanpa guru guru
instruksi dan
pengawasan
guru
2 Kejujuran Selalu jujur Jujur selama Kadang- Kadang-kadang Sering tidak
diawasi kadang jujur tidak jujur jujur
walaupun diawasi walaupun
diawasi
3 Kerja sama (Peduli) Dapat Bisa bekerjasama Dapat Hanya dapat Tidak dapat
bekerjasama dengan group bekerjasa-ma bekerjasama bekerjasama
dengan tertentu tanpa dalam group dengan guru
semua pihak pengawasan kerja selama
(sesama diawasi guru
teman
maupun
guru,
pegawai)
4 Responsif terhadap Respon Respon terhadap Kadang- Respon terhadap Kurang
informasi terhadap akses informasi kadang akses informasi mampu
akses tapi kurang respon dalam baru tetapi mengakses
informasi memanfaatkannya mencari terlambat informasi
dan informasi baru
memanfaat- baru
kannya
5 Tanggung jawab Dapat Bertanggungjawab Kadang Bertanggungjawab Kurang
bertanggung tetapi hanya kadang selama bertanggung-
jawab dalam sebagian saja bertanggung- menguntungkan jawab pada
segala jawab jika dan diawasi kewajibannya
kewajiban diawasi
6 Memecahkan Dapat Dapat Dapat Dapat Semua
masalah memecahkan memecahkan memecahkan memecahkan masalah
masalah masalah dengan sebagian sebagian masalah diselesaikan
dengan baik baik atas besar walau tanpa selalu dengan
tanpa bimbingan masalah bimbingan bimbingan
bimbingan tanpa
Semua bimbingan
7 Kemandirian (Pro- Dapat Dapat belajar Kadang Kadang kadang Kurang
aktif) belajar sendiri dengan kadang dapat mandiri jika mampu
sendiri tanpa pengawasan guru belajar diawasi bekerja
pengawasan mandiri mandiri
guru
8 Ketekunan Tekun tanpa Tekun selama Kadang Kadang kadang Kurang tekun
(berkesinambungan) harus dibimbing kadang tekun kurang tekun walau
dibimbing walau dibimbing dibimbing
Siswa: Kelas: Tanggal:

LP 2 : Format Pengamatan Sikap Sosial

Petunjuk:
Untuk setiap keterampilan sosial berikut ini, beri penilaian atas keterampilan sosial siswa
dengan menggunakan skala berikut ini:

Format Pengamatan Keterampilan Sosial

Memerlukan
Rincian Tugas Menunjukkan Memuaskan Sangat baik
No perbaikan
Kinerja (RTK) kemajuan (C) (B) (A)
(D)
1 Bertanya
Menyumbang ide atau
2 pendapat
Menjadi pendengar
3 yang baik
4 Berkomunikasi

Keterangan;
D = Memerlukan perbaikan
C =Menunjukkan kemajuan
B =Memuaskan
A =Sangat Baik

Punggasan Utara, ..... Juli 2019

Pengamat,

( )
Nama : NIS : Tanggal :

LP3 : Produk

1. Jelaskan secara tertulis Pencarian kesalahan pada perangkat elektronika


.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
..............................................................................................
2. Jelaskan secara Pengertian kesalahan sisi masukan
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
..............................................................................................

3. Jelaskan secara tertulis Pengertian Komponen Kategori Rusak


.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
..............................................................................................

4. Jelaskan secara tertulis cara menguji rangkaian pencatudaya


.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
..............................................................................................

5. Jelaskan secara tertulis pemeliharaan bersifat korektif


.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
..............................................................................................
Kunci LP3 : Produk

1. Pengertian Kesalahan

suatu proses penerapan cara berpikir logis dikombinasikan dengan kemampuan


pengetahuan dalam mengidenfikasi kerusakan sistem kerja suatu rangkaian
sehingga menjadi tidak rusak. Pendekatan sistematis dalam memecahkan suatu
kesa lahan/kerusakan terdiri dari tiga tahapan, yaitu; analisis, perencanaan, dan
pengukuran

2. Pencarian kerusakan sisi masukan

Pencarian kerusakan dimulai dari tingkat masukan/input (sekunder transformator


dalam kasus Power supply dc) sampai pada tingkat keluaran. Periksa tegangan pada
setiap titik uji sampai didapatkan hasil pengukuran yang salah. Bilamana dalam
pengukuran menunjukkan ada tegangan di tingkat masukan, maka pengujian
selanjutnya adalah menemukan kesalahan di tingkat berikutnya sampai ditemukan
data pengukuran berdasarkan fakta adalah tidak benar.

3. Pengertian Komponen Kategori Rusak

Parameter-parameter penting dari perangkat pencatu daya yang harus diukur oleh
seorang teknisi perbaikan adalah sebagai berikut, Tegangan keluaran DC, Arus
keluaran DC,Tegangan kerut keluaran pada kondisi beban penuh, Stabilisasi terhadap
perubahan tegangan jala-jala, Regulasi dari beban nol sampai beban penuh,
Peralatan/Test Set-Up: Sebuah tes umum sebuah Power supply memerlukan

4. Perbedaan Cross over elektronik aktip dan Pasif

Cross over elektronik aktip sinyal sebelum dikirim ke amplifier dibagi untuk
diberikan pada kanal amplifier setiap pengarah individu dalam komponen
system.cross over pasip sinyal dibagi setelah dikuatkan, memungkinkan untuk
melakukan pengaturan beberapa speaker dengan menggunakan satu kanal

5. Pemeliharaan korektif

bersifat memperbaiki (corrective maintenance) akan berkaitan dengan deteksi


kerusakan, penentuan lokasi kerusakan, dan perbaikan atau penggantian bagian yang
rusak
Nama : NIS : Tanggal :

LP4 : Proses

Prosedur:
1. Guru meminta siswa menyebutkan langkah-langkah perbaikan kerusakan pada rangkaian
vertical dan horizontal penerima televisi
2. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada Format Assessmen Kinerja pada tabel
3. Berikan format ini kepada siswa sebelum assessmen dimulai
4. Siswa diijinkan mengakses kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format yang
tersedia
Format Assessmen Kinerja Proses

Skor Assesmen
Skor Oleh
No Rincian Tugas Kinerja
Maksimum Siswa Oleh Guru
Sendiri

Langkah pencarian kerusakan, perbaikan


dan perawatan pada Power Supply

1 Siswa menyebutkan metode pencarian 25


kerusakan pada peralatan elektronika

2 Siswamenyebutkan langkah preventif pada 25


rangkaian power supply

3 Siswa menyebutkan metode pengukuran 25


pada peralatan elektronika

4 Siswa menyebutkan langkah pencarian 25


kerusakan pada power supply

Skor Total 100

Punggasan Utara, ..... Juli 2019

Siswa Guru,

( ) ( )
Nama : NIS : Tanggal :

LP5 : Keterampilan

Prosedur:

1. Siapkan alat untuk digunakan masing-masing siswa


2. Tugasi siswa mengukur gelombang suara.
3. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada Format Assessmen Kinerja pada tabel
4. Berikan format ini kepada siswa sebelum assessmen dilakukan
5. Siswa diijinkan mengakses kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format ini

Format Assessmen Kinerja Keterampilan

Skor Assesmen
Skor Oleh
No Rincian Tugas Kinerja
Maksimum Siswa Oleh Guru
Sendiri

Langkah pencarian kerusakan, perbaikan


dan perawatan pada Power Supply

1 Membuat perencanaan pemeliharaan 25

2 Menerapkan metode pencarian kerusakan 25

Melakukan penggantian pada komponen yg


3 25
rusak

Melakukan pemeliharaan pada rangkaian


4 25
power supply

Skor Total 100

Punggasan Utara, ..... Juli 2019

Siswa Guru

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai