Anda di halaman 1dari 3

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam Damai Sejahtera untuk kita semua,

Alhamdulillahi rabbil’aalamiin, wash-sholaatu wassalaamu ‘ala isyrofil anbiyaa i


walmursaliin, wa’alaa alihi washohbihii ajma’iin ammaba’adu.

Yang saya hormati, bapak ketua RW…. Kelurahan …………. Beserta jajaranya

Para sesepuh dan tokoh masyarakat RW….. Kelurahan …………. ;


Bapak ibu warga RW yang berbahagia ….
Segenap pengurus karang taruna dan pemuda RW….
Anak -anak yang saya banggakan

Marilah kita bersama-sama bersyukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas karunia-Nya kita dapat menghadiri peringatan 73 tahun Indonesia
Merdeka yang sederhana ini.

Bapak – ibu yang saya hormati , seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia kita ini
adalah bangsa yang besar bukan hanya jumlah penduduk Indonesia yang mencapai
3,49 % dari penduduk dunia dengan jumlah penduduknya yang lebih dari 250 juta
jiwa
( Lihat data )

bukan hanya karena memiliki 17 ribuan pulau. Tapi juga memiliki sumber daya alam
yang melimpah.

Bapak ibu yang saya hormati,


perlu kita ketahui bahwa Sebentar lagi Indonesia memasuki tahun-tahun penting
datangnya puncak bonus demografi, yakni antara tahun 2020 hingga 2030. Disebut
sebagai "bonus" karena 70 persen penduduk berada di usia produktif

Bonus demografi merupakan suatu fenomena, di mana struktur penduduk sangat


menguntungkan dari sisi pembangunan. Sebab jumlah penduduk usia produktif
sangat besar, sementara proporsi usia muda semakin kecil dan proporsi usia lanjut
belum banyak.

Penduduk yang produktif itu berusia 15 tahun hingga 64 tahun. Sementara


penduduk tak produktif berusia di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas. Pada tahun
1971, jumlah ketergantungan masih sangat tinggi, yaitu 86 orang tak produktif
ditanggung 100 pekerja. Sementara pada tahun 2000, jumlah ketergantungan sudah
mulai menurun yaitu 54 ditanggung 100 pekerja.
Maka kita memiliki tanggung jawab terhadap anak – anak kita yaitu menyiapkan
mereka untuk siap menjadi orang yang produktif, siap dengan kompetisi dan siap
bekerja dengan skill yang baik.
Bagi adik – adik juga harus berusaha dengan cara belajar dengan tekun, karena
Pendidikan menjadi modal yang paling vital guna membangun keluarga, asyarakat
dan bangsa kita.

Isu sensitive berikutnya adalah Tahun ini adalah tahun politik yang rentan sekali
dengan permasalahan social.
Alhamdulillah ujian pertama di tahun politik, Jawa Tengah sukses melaksanakan
Pemilihan Daerah memilih Gubernur. Tidak ada permasalahan yang berarti, namun
perlu kita waspadai menuju Pileg dan Pilpres sangat rentan sekali masyarakat kita di
guncang isu sara, saling hujat karena membabi buta memperjuangkan idolanya.
Saya berharap masyarakat Tembalang menjadi masyarakat yang cerdas untuk
memilah dan memprioritaskan keutuhan bermasyarakat daripada menonjolkan
perbedaan pilihan.

Bahayanya lidah juga dingatkan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu yang
mengingatkan, "Seseorang mati karena tersandung lidahnya. Dan, seseorang tidak
mati karena tersandung kakinya. Tersandung mulut akan membuat (pening) kepala,
sedang tersandung kaki akan sembuh perlahan."

Di era milineal kita juga harus paham dengan Bahayanya Jari jemari karena social
media bisa menjadikan lading mudhorot karena orang saling hujat bukan lagi lewat
mulut, tapi lewat ujaran kebencian, fitnah dan berita hoax. Saya berharap kita
bersikaphati hati karena dalam konteks bernegara kita di awasi hokum ITE.

Bapak ibu dan adik adik sekalian


Pada kesemptan ini kita wajib bersyukur atas karunia kemerdekaan yang di
anugrahkan oleh Alloh sWT, kita juga wajib berterimakasih kepada para pahlawan
yang rela menukar nyawanya dengan kata MERDEKA.

Kita harus percaya pada kekuatan bangsa kita sendiri. Anak-anak muda kita banyak
yang menjadi juara olimpiade matematika, fisika, dan biologi. Anak-anak muda kita
telah menunjukan prestasi mereka, mulai dari menjadi juara hafidz Alquran,
berprestasi dalam karya robotik, sangat inovatif sebagai start-up, dan juga kreatif
dalam berkesenian sampai di panggung-panggung dunia.

Mari kita kawal masa depan mereka dengan menerapkan pola hidup disiplin .
Disiplin dalam belajar, disiplin dalam bersekolah, disiplin dalam beribadah. Jngan
biarkan mereka terjerat pada fanatisme agama yang ekstrem. Hindari penggunaan
Gadget yang berlebihan, anak – anak kecil jangan terbiasa di pegangi HP untuk
menyenangkan mereka, berilah mainan untuk anak seusianya. Luangkan waktu
Bersama keluarga guna membentuk keluarga yang harmonis, agar anak anak kita
tidak mencari pelampiasan di luar keluarga.

Bapak ibu,
Kita apresiasi program-program pemerintah kota semarang, adanya sekolah gratis
pada Pendidikan dasar, jaminan kesehatan seperti UHC / Universal Helath
Coverage (UHC) alias pembiayaan pengobatan gratis, ambulan gratis, santunan
keluarga meninggal , BRT, tamanisasi, revitasisasi sungai dll patut kita dukung dan
kita manfaatkan secara bijaksaana. Alokasi dana Musrenbang disetiap kelurahan
juga sangat membantu perbaikan infrastuktur RT dan RW, oleh karena kita
manfaatkan dengan baik.

Akhirnya saya akan mengutip kalimat kemerdekaan dalam perspektif agama


Umar bin Khathab pernah berkata, “Manusia terlahir merdeka; dari mana engkau
mendapat hak untuk memperbudaknya?”

Allah berpesan dalam Al-Quran (artinya): “Tetapi dia tidak menempuh jalan terjal.
Tahukah kamu apakah jalan terjal itu? Yaitu membebaskan perbudakan atau
memberi makan pada hari kelaparan, anak yatim yang dalam pertalian kerabat, atau
orang miskin yang bergelimang di atas debu” (QS 90: 11-16).

Para nabi dan rasul mengemban misi memerdekakan manusia dari kegelapan
hidup. Allah swt menurunkan wahyu dari waktu ke waktu untuk mengeluarkan
manusia dari kegelapan menuju cahaya. Yang demikian itu mencapai setiap bangsa
menurut bahasa dan lingkungannya masing-masing. Begitu pula halnya dengan
Nabi Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad saw.

Dirgahayu Republik Indonesia! Dirgahayu Negeri Pancasila!


Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

SURYONOTO

Anda mungkin juga menyukai