2.6.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum spot height ini diantaranya:
1. Untuk merencanakan suatu tata letak (site plan) untuk bangunan-bangunan atau pertamanan.
2. Untuk pembuatan garis kontur merupakan salah satu bagian penting pada peta.
3. Untuk mengetahui cara pengambilan kontur di lapangan
4. Untuk mengetahui tentang interpolasi kontur dan kemiringan lereng.
2.6.3. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari praktikum Spot Height ini diantaranya:
1. Mampu membuat garis kontur pada peta.
2. Mampu memahami bentuk permukaan bumi dibidang datar.
3. Dapat mengetahui perbedaan cut and fill.
4. Dapat mengetahui beda tinggi dan elevasi dari lahan yang diamati.
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik dengan ketinggian tempata yang
sama atau garis kontur adalah garis kontiniu diatas peta dengan memperlihatkan titik-titik diatas
peta dengan ketinggian yang sama.
Menurut Meywood (2002, p283) kontur adalah sebuah garis pada peta topografi yang
menghubungkan titik-titik dari ketinggian yang sama dan biasanya digunkan untuk mewakili
bentuk dari permukaan bumi.
Gambar 13. Kontur
Sumber: http://geomonkey.wordpress.com/2011/02/25/membuat-peta-kontur-dengan-er-mapper/
Nama lain dari garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis horizontal. Kontur
memberikan informasi relief, baik secara relatif maupun secara absolute. Informasi relief secara
relatif ini diperlihatkan dengan menggambarkan garis-garis kontur secara rapat untuk daerah
terjal, sedangkan untuk daerah yang landai dapat diperlihatkan dengan memoerlihatkan garis-
garis tersebut secara renggang.
Informasi relief secara absolute, diperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang
merupakan ketinggian garis tersebut diatas suatu bidang acuan tertentu. Bidang acuan yang
umum digunakan adalah bidang permukaan laut rata-rata. Interval kontur ini sama dengan beda
tinggi antar kedua kontur. Interval sangat bergantung pada skala peta juga pada relief
permukaan.
Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan
bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Hal ini disebabkan karena
peta pada umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur juga akan
mengalami pengecilan sesuai dengan skala peta.
Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan
informsaislope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan
tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan (cut and fill)
permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau bangunan.
2. Cara Barometris
Prinsip penentuan beda tinggi secara barometris adalah berdasarkan perbedaan tekanan
udara antara dua tempat. Maka tinggi permukaan tanah jika makin tinggi maka tekanan udara
makin berkurang.
Pengukuran tinggi dengan cara ini umumnya dilakukan untuk keperluan studi awal atau
pendahuluan, hasil pengukuran nya masih kasar (kurang akurat). Alat yang dipakai adalah
barometer dan termometer.
Titik A dan titik B ditentukan beda tinggi nya dengan cara trigonometri. Prosedur
perhitungan dan pengukuran sebagai berikut:
1. Tegakkan theodolit di A, ukur tinggi nya sumbu mendatar dari A, misalkan t.
2. Tegakkan target di b, ukur tinggi nya target dari B.
3. Ukur sudut tegak m (sudut Dm dengan EDM)
4. Ukur sudut tegak m (sudut miring), sudut Z (sudut Zenith)
5. Dari besaran-besaran yang diukur, maka terdapat persamaan:
Hab = ( Tb + Tb’ ) + BB’ – Tb
2.6.5.2 Metoda
1. Siapkan peralatan dan keperluan pengukuran.
2. Tentukan daerah yang akan diukur (orientasi medan).
3. Dirikan alat theodolite pada titik pertama yang telah diketahui ketinggiannya, misal Titik A.
4. Centeringkan theodolite dengan bantuan nivo kotak dan nivo tabung serta unting-unting.
5. Arahkan alat pada posisi rambu yang diletakkan pada jarak 10 m (misal Titik J), nolkan skala
sudut horizontal, kemudian kunci sudut horizontal. Lakukan pemasangan patok pada setiap
kelipatan jarak 1 m.
6. Putar alat sejauh 90o searah sudut horizontal. Kemudian lakukan pembacaan benang (atas,
bawah, tengah) pada setiap kelipatan jarak 1 m sepanjang 10 m (10 kali pembacaan benang).
7. Pindahkan alat pada titik patok berikutnya (misal Titik B). Nol kan alat pada titik ikat
sebelumnya (misal Titik A). Kemudian alat diputar sejauh 270o arah horizontal dan lakukan
pembacaan benang (atas, bawah, tengah) pada setiap kelipatan jarak 1 m sepanjang 10 m (10 kali
pembacaan benang).
8. Setelah pembacaan benang selesai, dengan cara yang sama pada point, lakukan juga untuk titik
patok berikutnya.
2.6.6.2 Pembahasan
Dari praktikum Spot Height, pertama kali ditentukan tempat yang akan dibuat konturnya
yaitu di lahan peternakan dekat gedung farmasi lama. Ukuran lahan atau tempat yang akan
digunakan yaitu dengan panjang dan lebar 10 meter dan jarak setiap patoknya 1 meter. Setelah
semua patok terpasang sesuai dengan jarak yang ditentukan pertama yang dilakukan yaitu
menembak dari A0 ke K0 menggunakan sudut vertical 90̊. Setelah itu baru dilakukan
penembakan dari patok A10 ke patok A1 yang masing-masing jaraknya 1 meter. Hal yang sama
dilakukan pada setiap patok hingga patok K. semua penembakan menggunakan sudut vertikal
90º, kecuali pada patok K0 – A0 menggunakan sudut 270̊.
Pada patok A diperoleh H0 dari GPS yang digunakan yaitu sebesar 275 mdpl. H0 ini
digunakan untuk mengetahui keberadaan wilayah yang kita amati dari permukaan laut. Untuk
mengetahui H0 patok selanjutnya dengan menjumlahkan beda tinggi dari setiap patoknya.
Pada proses penembakan sedikit mengalami kesulitan, karena medan yang tidak datar
sehingga proses penyentringan theodolite sedikit lama, selain itu praktikan yang memegang
rambu tidak lurus dan sering goyang. Sehingga terkadang penembakan dilakukan pengulangan
utnuk memperoleh jarak yangsesuai.
Pada proses pembuatan gambar dibuatlah titik grid sesuai dengan data yang diperoleh,
kemudian masukkan nilai interpolasi pada titik 0 dinilai tertinggi kemudian tandai titik pada
vertikal, horizontal dan diagonal. Setelah itu hubungkan titik dicari atau elevasi yang sama
sehingga membentuk kontur.
Kenaikan kontur yang digunakan dalam Spot height kelompok III adalah 0,02. Apabila
garis kontur jarang berarti lokasi dipermukaan bumi landai, dan jika garis kontur rapat berarti
keadaan dipermukaan bumi terjal. Untuk penggambaran dimulai dari penggabungan titik-titik
yang elevasinya telah dicari dengan ketinggian yang sama.
2.6.7.2 Saran
Adapaun saran untuk praktikum Spot Height yaitu :
1. Dibutuhkan keseriusan praktikan dalam melakukan praktikum ini.
2. Untuk praktikum Spot Height ini diperlukan ketelitian dari praktikan supaya data yang
diperoleh valid.
3. Untuk asisten hendaknya selalu dapat mendampingi praktikan ketika praktikum berlangsung.
4. Untuk pembuatan gambar dibutuhkan ketelitian dan kesabaran dari praktikan.
5. Diharapkan untuk tidak lebih banyak tidur daripada bekerja.