Anda di halaman 1dari 4

Rumah sehat adalah merupakan bangunan rumah tinggal yang memenuhi persyaratan kesehatan,

yaitu memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan
limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak
terbuat dari tanah.

Menurut Depkes RI (2002) dan menurut Winslow dan APHA (American Public Health Association),
rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan


penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan
tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya
makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.

4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan
luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak
mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh
tergelincir.

1. Landasan Teori
a) Devinisi Rumah Sehat
Rumah yang menjadi tempat tinggal dan tempat berlindung bagi para penghuninya
merupakan salah satu alasan yang dapat menjamin kesehatan penghuninya. penilaian
rumah sehat menjadi salah satu syarat untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia.
Rumah sehat menurut Krieger dan Higgins (2002), harus tersedianya sarana dan
prasarana yang meliputi ketersediaan air bersih serta sanitasi pembuangan sampah.

b) Akibat Rumah Tidak Sehat


Akibat dari keadaan rumah yang tidak sehat akan menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan manusia itu sendiri. Salah satu dampaknya yaitu akan terserang
penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), Diare, kusta dan lain sebagainya,
terutama pada balita yang masih rentang terhadap penyakit. Menurut Machfoed
(2004), masalah tersebut disebabkan karena belum terpenuhinya kebutuhan sanitasi
dasar sehingga menjadi salah satu penyebab timbulnya berbagai masalah kesehatan
masyarakat. Menurut Azwar (1990) agar terhindar dari penularan penyakit dan
kecelakaan didalam rumah, maka rumah yang sehat harus dibangun sedemikian rupa
sehingga dapat melindungi penghuninyadari kemungkinan terjadinya bahaya atau
kecelakaan dan penularan penyakit.

Hasil penilaian kondisi rumah

Komponen Sarana

No KK Perilaku Hasil Keterangan

Rumah Sanitasi

1 AA 403 10 1162 Sehat

2 AS 310 0 132 442 Tidak Sehat

3 DW 341 100 220 661 Tidak Sehat

4 ER 434 175 176 785 Tidak Sehat

5 FN 372 75 176 623 Tidak Sehat

6 SW 434 100 132 575 Tidak Sehat

7 ML 279 100 132 511 Tidak Sehat

8 GG 372 225 264 861 Tidak Sehat


9 LK 310 125 220 655 Tidak Sehat

10 ND 217 25 308 550 Tidak Sehat

11 DQ 248 125 308 681 Tidak Sehat

12 ER 310 125 264 699 Tidak Sehat

13 TW 279 50 176 505 Tidak Sehat

14 DS 279 50 132 461 Tidak Sehat

15 FI 403 225 264 892 Tidak Sehat

16 WW 434 300 352 1086 Sehat

17 BN 403 200 220 803 Tidak Sehat

18 MN 372 0 175 548 Tidak Sehat

19 AS 372 0 132 504 Tidak Sehat

20 PW 186 25 220 431 Tidak Sehat

21 RT 310 25 176 511 Tidak Sehat

22 HG 314 25 264 603 Tidak Sehat

23 BN 403 75 132 610 Tidak Sehat

24 KL 434 125 176 735 Tidak Sehat

25 CW 403 175 308 886 Tidak Sehat

26 GG

27 MN

28 RY

29 NY

30 DS

Anda mungkin juga menyukai