Anda di halaman 1dari 7

2.

1 – Manifestasi Klinis
2.2 – Komplikasi 4
 Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid
storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani
terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak
terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 ºF), dan, apabila tidak
diobati, kematian.
 Badai tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi
secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebakan:
- demam
- kelemahan dan pengkisutan otot yang luar biasa
- kegelisahan
- perubahan suasana hati
- kebingungan
- perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
- pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan.

Badai tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan
segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang
bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok.

Badai tiroid biasanya terjadi karena hipertiroidisme tidak diobati atau karena pengobatan yang
tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh:

- infeksi
- trauma
- pembedahan
- diabetes yang kurang terkendali
- ketakutan
- kehamilan atau persalinan
- tidak melanjutkan pengobatan tiroid
- stres lainnya.

2.3 – Penatalaksanan1-4
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produk hormone tiroid yang berlebihan
dengan cara menekan produksi atau merusak jaringan tiroid.
Pasien hipertiroid dengan penyakit kardiovaskular biasanya resisten terhadap terapi. Terapi
dasar efek hipertiroid berupa takikardi adalah obat golongan penghambat adrenergic beta,
walaupun keadaan hipermetabolik belum teratasi. Bersama-sama dengan obat-obat anti tiroid
atau radioiodine sebelum tindakan operasi. Penyekat beta mengontrol takikardi, palpitasi,
tremor, kecemasan, dan mengurangi aliran darah ke kelenjar tiroid.
Pada usia lanjut dengan hipertiroid apatetik, manifestasi kardiovaskular lebih menonjol,
khususnya fibrilasi atrium dan atau gagal jantung kongesti. Terapi terhadap hipertiroid adalah
operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau radiasi dengan yodium radioaktif.
Terapi gagal jantung standard dapat diberikan sesuai gejala. Bila didapatkan fibrilasi atrium,
dapat diberikan anti koagulan. 3

 Non-medika mentosa
- Istirahat tirah baring (bed rest) , diet jantung dengan tujuan untuk mengurangi beban
jantung dengan diet yang lunak, rendah garam dan kalori, serta mengurangi segala
bentuk stress baik fisik maupun psikis yang dapat memperberat kerja jantung.

 Medikamentosa
 Obat Anti Tiroid
 Methimazole ( 30-40mg bekerja selama kira-kira 24 jam)
- Tersedia dalam bentuk tablet 5 mg dan 10 mg; dosis dianjurkan 30 mg sekali sehari.
 Propylthiouracil (PTU) (pada dosis 100 mg, masa kerja 6-8 jam)
- Tersedia dalam bentuk tablet 50 mg. biasanya diberkan dengan dosis 100 mg setiap 8
jam.

*Dengan dosis seperti di atas, keadaan eutiroid biasanya tercapai dalam waktu 12 minggu.
Setelah ini tercapai dosis perlu dikurangi, tetapi terapi sebaiknya jangan dihentikan.
Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh
kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi,
selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.
Antitiroid golongan tionamida menghambat proses inkorporasi yodium pada residu tirosil dari
tiroglobulin, dan juga menghambat penggabungan residu iodotirosil ini untuk membentuk
iodotronin. Kerjanya dengan menghambat enzim peroksidase sehingga oksidasi ion iodide dan
gugus iodotirosil terganggu.

Tabel 2; Farmakokietik antitiroid

Farmakokinetik Propiltiourasil Metimazol


Ikatan protein plasma 75% -
T 1/2 75 menit 4-6 jam
Volume distribusi 20 L 40 L
Metabolisme pada gangguan hati Normal Menurun
Metabolisme pada gangguan ginjal Normal Normal
dosis 1-4 kali / hari 1-2 kali / hari
Daya tembus sawar plasenta Rendah Rendah
Jumlah yang disekresikan dalam ASI Sedikit Sedikit

Dosis yang lebih tinggi bisa mempercepat pengendalian fungis tiroid, tetapi resiko terjadinya
efek samping juga meningkat. Efek samping yang terjadi bisa berupa reaksi alergi (ruam kulit),
mual, hilang rasa dan penekanan sintesa sel darah merah di sumsum tulang. Penekanan sumsum
tulang bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih, sehingga penderita sangat peka
terhadap infeksi. Pada wanita hamil, penggunaan propiltriurasil lebih aman dibandingkan dengan
metimazol karena lebih sedikit obat yang sampai ke janin.

Indikasi pemberian OAT adalah :

1. Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang
menetap, pada pasien – pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan
tirotoksikosis
2. Sebagai obat untuk control tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
3. Sebagai persiapan untuk tiroidektomi
4. Untuk pengobatan pada pasien hamil (tiroidektomi sering menimbulkan abortus, yodium
radioaktif tidak bisa terutama setelah trimester pertama kehamilan karena merusak
kelenjar tiroid fetus).
5. Pasien dengan krisis tiroid

Obat Sediaan Dosis Efek

6. Dapat dikombinasi bersama yodium radioaktif untuk mempercepat perbaikan.


 Beta-adrenergic reseptor antagonist.
Obat ini adalah untuk mengurangi gejala-gejala hipotiroidisme.
Contoh: Propanolol
Obat-obat beta bloker (misalnya propanolol) membantu mengendalikan beberapa gejala
hipertiroidisme. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang cepat,
mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan. Beta blocker menurunkan kebutuhan
oksigen oto jantung dengan cara menurunkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah dan
kontraktilitas. Beta bloker terutama bermanfaat dalam mengatasi badai tiroid dan penderita
yang memiliki gejala yang mengganggu atau berbahaya, yang hipertiroidismenya tidak dapat
dikendalikan oleh obat lain. Tetapi beta bloker tidak mengendalikan fungsi tiroid yang
abnormal.

 Diuretic
Dapat diberikan untuk mengurangi beban volume jantung dan mengatasi bendungan paru.
Furosemid Tab. 20 dan 40 mg 10-40 mg oral 2 x sehari Dieresis dalam 10-20
Injeksi 20 mg/amp 2 mL (HT) menit
20-80 mg iv, 2-3 x sehari Efek maksimal 1,5 jam
(CHF) Lama kerja 4-5 jam
Sampai 250-2000mg
oral/iv
Torsemid 5-10 mg oral, 1 x sehari Onset 10 menit
(HT) Efek maksimal 60 menit
10-20 mg (CHF), oral Lama kerja 6-8 jam
atau IV, dapat naik
sampai 200 mg
Bumetanid Tab. 0,5 dan 1 mg 0,5-2 mg, oral 1-2 x Onset 75-90 menit
Injeksi 5 mg sehari Lama kerja 4-5 jam
Maksimum 10 mg/hari

 Digitalis
Pemberiaan digitalis masih controversial, karena sifatnya yang kronotropik negative tapi
inotropik positif. Diharapkan kerja kronotropik negatifnya unuk mengatasi takikardi yang
ada, tapi kerja inotropik positifnya dapat menambah kerja jantung mengingat pda penyakit
jantung hipertiroid, hormone tiroid justru bersifat kronotropik positif juga.

 Antikoagulan
Direkomendasikan untuk AF, khususnya jika 3 hari atau lebih, dilanjutkan untuk 4 minggu
setelah kembali ke sinus rhythm dan kondisi uetiroid.
1. Heparin diberikan secara subkutan atau intravena. Untuk pengbatan tromboemboli vena
dimulai dengan satu suntikan bolus 5000 U, diikuti dengan 1200-1600 U/jam yang
diberikan melalui infuse IV. Heparin subkutan : dosis total sekitar 35000 U/hari diberiakn
sebagai dosis terbagi tiap 8 atau 12 jam.
2. Oral:
- Anisindion : oral, dosis dewasa 300 mg pada hari pertama, 200 mg pada hari kedua
dan 100 mg pada hari ketiga. Dosis pemeliharaannya biasanya 25-250 mg/hari.

 Pengobatan dengan yodium radioaktif


Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif. Yodium radioaktif
per-oral memberikan pengaruh yang sangat kecil terhadap tubuh, tetapi memberikan
pengaruh yang besar terhadap kelenjar tiroid. Karena itu dosisnya disesuaikan sehingga
hanya menghancurkan sejumlah kecil tiroid agar pembentukan hormon kembali normal,
tanpa terlalu banyak mengurangi fungsi tiroid. Terdapat pelbagai macam yodium radioaktif,
umpamanya 125I, 130I dan 131I. Yang paling banyak dipakai untuk maksud biologis adalah 131I.
131
Waktu paruh I adalah 8 hari, jadi baru kira-kira sesudah 56 hari (7 kali waktu paruh)
kekuatan radioaktivitasnya menjadi 1%.Yodium radioaktif tidak diberikan kepada wanita
hamil karena bisa melewati sawar plasenta dan bisa merusak kelenjar tiroid janin.

Indikasi pengobatan dengan iodium radioaktif adalah :

1. Hipertiroidisme uisa lanjut atau dengan penyakit jantung


2. Penyakit Grave yang menetap atau kambuh setelah tiroidektomi subtotal atau setelah
memakai obat antitioid dalam jangka waktu lama
3. Goiter noduler toksik
4. Goiter multinodular non-toksik yang disertai gejala kompresi
5. Karsinoma tiroid
6. Sebagai alat diagnostic fungsi tiroid

Sediaan :

131 131
Larutan Natrium Iodida I dapat diberikan oral dan IV sedangkan kapsul Natrium Iodida I
tersedia untuk pemberiaan oral.

 Operasi
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar. Setelah
menjalani pembedahan, bisa terjadi hipotiroidisme. Kepada penderita ini diberikan terapi
sulih hormon sepanjang hidupnya. Komplikasi lain dari pembedahan adalah kelumpuhan pita
suara dan kerusakan kelenjar paratiroid (kelenjar kecil di belakang kelenjar tiroid yang
mengendalikan kadar kalsium dalam darah).
Indikasi operasi adalah :
1. Pasien umur muda dengan struma yang besar
2. Pada wanita hamil yang membutuhkan OAT dalam dosis besar
3. Alergi terhadap OAT
4. Adenoma toksik atatu struma multinodular toksik
5. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul.

Anda mungkin juga menyukai

  • File Update No. 4
    File Update No. 4
    Dokumen8 halaman
    File Update No. 4
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Sistem Saraf Tepi
    Sistem Saraf Tepi
    Dokumen2 halaman
    Sistem Saraf Tepi
    Rika Gusneri
    Belum ada peringkat
  • Upload 2
    Upload 2
    Dokumen5 halaman
    Upload 2
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Upload 1
    Upload 1
    Dokumen6 halaman
    Upload 1
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Dox 1
    Dox 1
    Dokumen1 halaman
    Dox 1
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Bahan 1x
    Bahan 1x
    Dokumen1 halaman
    Bahan 1x
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • File Update No 1
    File Update No 1
    Dokumen2 halaman
    File Update No 1
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • File Update No. 3
    File Update No. 3
    Dokumen3 halaman
    File Update No. 3
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • File Update No. 2
    File Update No. 2
    Dokumen6 halaman
    File Update No. 2
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Bahan 5x
    Bahan 5x
    Dokumen4 halaman
    Bahan 5x
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Dok 1
    Dok 1
    Dokumen2 halaman
    Dok 1
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Up 2
    Up 2
    Dokumen1 halaman
    Up 2
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Dok 2
    Dok 2
    Dokumen2 halaman
    Dok 2
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Bahan 5x
    Bahan 5x
    Dokumen4 halaman
    Bahan 5x
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Bahan 4x
    Bahan 4x
    Dokumen2 halaman
    Bahan 4x
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Bahan 2x
    Bahan 2x
    Dokumen2 halaman
    Bahan 2x
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Dox 1
    Dox 1
    Dokumen4 halaman
    Dox 1
    Anonymous uBvePkfrk
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen1 halaman
    2
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • 3
    3
    Dokumen1 halaman
    3
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Bahan 1x
    Bahan 1x
    Dokumen1 halaman
    Bahan 1x
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • 5
    5
    Dokumen2 halaman
    5
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen1 halaman
    4
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Fisik
    Pemeriksaan Fisik
    Dokumen3 halaman
    Pemeriksaan Fisik
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Glaukoma Akut
    Laporan Kasus Glaukoma Akut
    Dokumen13 halaman
    Laporan Kasus Glaukoma Akut
    Deny Rahmat Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Glaukoma Akut
    Laporan Kasus Glaukoma Akut
    Dokumen17 halaman
    Laporan Kasus Glaukoma Akut
    Hana Keiichan
    100% (2)
  • Pada Palpasi Kita Raba Suhu Benjolannya Apakah Panas
    Pada Palpasi Kita Raba Suhu Benjolannya Apakah Panas
    Dokumen2 halaman
    Pada Palpasi Kita Raba Suhu Benjolannya Apakah Panas
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat
  • Diferential Diagnosis
    Diferential Diagnosis
    Dokumen2 halaman
    Diferential Diagnosis
    Gabriela Susi Gurning
    Belum ada peringkat