Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN PEMANTAUAN PADA RESIKO TINGGI ( BUMIL,BUFAS,BAYI,BALITA )

I. Latar Belakang

Pengelompokkan ibu hamil dalam kelompok tidak berisiko dan berisiko, sebaiknya tidak digunakan
lagi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa lebih dari90% kematian ibu disebabkan komplikasi obstetric, yang
sering tak diramalkan saat kehamilan. Kebanyakan komplikasi itu terjadi pada saat atau sekitar persalinan.
Banyak diantara ibu yang tidak dikategorikan berisiko, ternyata mengalami komplikasi; dan sebaliknya,di antara
ibu yang dikategorikan berisiko, ternyata persalinannya berlangsung normal. Karenaitu pendekatan yang
dianjurkan adalah menganggap semua kehamilan itu berisiko dan setiap ibu hamil agar mempunyai akses ke
pertolongan persalinan yang aman dan pelayanan obstetri.

Salah satu Tujuan MDG 2015 adalah perbaikan kesehatan maternal.Kematian maternal di jadikan
ukuran keberhasilan terhadap pencapaian target MDG’S adalah penurunan 75% rasio kematian maternal
(Adriaansz.G.2006).Dalam periode sekarang ini asuhan masa nifas sangat diperlukan karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayi.Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dari 50%
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.( Prawirohardjo.2005).

Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan
penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas kelainanan atomik dan lingkungan yang
kurang baik dalam kandungan pada persalinan maupun sesudah lahir masalah pada neonatus biasanya timbul
sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa perinatal tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga
keselamatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu perawatan kehamilan yang kurang
memadai manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih$ kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau
ibu meninggal pada waktu melahirkan si bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil.

Balita yang termasuk gizi kurang mempunyai resiko meninggal lebih tinggi di bandingkan balita yang
gizinya baik.Setiap tahun kurang lebih 11 juta dari balita di seluruh dunia meninggal oleh karena penyakit-
penyakit seperti ISPA,diare,malaria,campak,dan lain-lain.Ironisnya 54% dari kematian tersebut berkaitan dengan
adanya gizi kurang (WHO,2002) dan pada tahun 2005 angka kejadian gizi kurang pada balita meningkat dari
27,5% menjadi 28% (http://www.gizi.net).

II.Tujuan

 Tujuan Umum: Sebagai acuan untuk meningkatkan Pemantauan Resiko


Tinggi pada Bumil,Bufas,Bayi dan Balita di wilayah Puskesmas Pasongsongan.

 Tujuan Khusus:

- Menurunkan kematian ibu,bayi dan balita


- Menurunkan angka kejadian komplikasi pada ibu,bayi dan balita.

II. Cara Melaksanakan Kegiatan


a) Petugas berkunjung ke rumah bumil,bufas,bayi dan balita resti sesuai
dengan jadwal.
b) Pemeriksaan dilakukan sesuai di buku Pedoman Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal

III. Sasaran
Sasaran kegiatan adalah bumil,bufas,bayi dan balita resti.
IV. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop Des
1 Pemantauan V V V V V V V V V
bumil risti
2 V V V
Pemantauan
Bufas Risti
3 V V V
Pemantauan
Bayi risti
4 V V V
Pemantauan
Balita Risti

Ket: v = dilaksanakan
x = tidak dilaksanakan

V. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah kegiatan ini dilaksanakan dan
dilaporkan langsung kepada Kepala Puskesmas untuk ditindaklanjuti.

VI. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan


Pencatatan dan pelaporan dengan menggunakan buku KIA kolom kesehatan ibu
hamil,kesehatan ibu nifas, MTBM dan kesehatan bayi dan balita dilaporkan di PWS KIA
indikator ibu dan bayi.

Pasongsongan, Januari 2016


Mengetahui
Kepala Puskesmas Pasongsongan Penanggung Jawab Program

drg.Yenny Tri Suci,M.Kes HASILAH,S.ST


NIP 19820119 200901 2 007 NIP 19650816 198803 2 015

Anda mungkin juga menyukai