Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Model Pembelajaran Science, Environment, Technology,

Society (SETS) Terhadap Kemampuan Berkomunikasi Secara


Tertulis Berupa Penulisan Karya Ilmiah
%LGDQJ*HRJUD¿6LVZDSMA

Achmad Fatchan; Hadi Soekamto; Yuniarti


Dosen Geo-FIS Univeristas Negeri Malang, email afatchan@um.ac.id

Abstract: The purpose of this study was to determine the effect of SETS learning model on the written commu-
nication skill (pappers). The type of this study is quasi-experimental research, used control group design. This
study was conducted at senior high school. Experimental class was treated by using a SETS learning model
ZKHUHDVWKHFRQWUROFODVVE\XVLQJOHFWXUHVPHWKRGDQGSRZHUSRLQWPHGLDVOLGH¿OP7KHGDWDZDVDQDO\]HG
E\XVLQJLQGHSHQGHQWVDPSOHVWWHVWZLWK6366IRU:LQGRZV5HVXOWVVKRZHGWKDWWKHUHDUHVLJQL¿FDQW
differences between the average written communication skill in experiment class with the control class. Based
on the analysis of the data found that the experiments class have average written communication skills higher
WKDQFODVVFRQWURO&DQEHFRQFOXGHGWKDWWKH6(76OHDUQLQJPRGHOVLJQL¿FDQWO\DIIHFWVWKHZULWWHQFRPPX-
nication skill of students senior high school. It is suggested for the Geography teachers to applying the SETS
learning model. For further research is recommended to measure the other variables trialling a combination
of models and other learning media with SETS learning model.

Key Words: SETS learning model, written communication skill/pappers, and senior high school

Komunikasi merupakan proses penyampaian infor- sampai kegiatan mencatat dan menyalin tulisan dari
masi, gagasan, harapan, pesan, dan pengertian yang papan tulis. Akan tetapi kemampuan menulis dikalan-
disampaikan melalui lambang tertentu dari seseorang gan siswa masih rendah. Hal ini karena peserta didik
kepada orang lain. Komunikasi dinyatakan berhasil merasa sulit untuk menulis dan beranggapan bahwa
apabila terdapat kesamaan makna mengenai pesan menulis merupakan suatu tantangan yang cukup berat
yang disampaikan oleh pemberi pesan dengan infor- dan kompleks.
masi yang diterima oleh penerima pesan. Salah satu Salah satu model pembelajaran yang dapat mem-
bentuk komunikasi yang terjadi di sekolah adalah bantu siswa dalam mengembangkan kemampuan
proses belajar mengajar. Agar supaya siswa terampil berkomunikasi secara tulis adalah model pembelaja-
berkomunikasi, terutama untuk siswa yang malu me- ran Science, Environment, Technology, and Society
ngungkapkan pendapatnya secara verbal, salah satu (SETS). Model pembelajaran SETS pertama kali
solusinya adalah melalui komunikasi secara tertulis dikembangkan oleh Robert Yager pada tahun 1985
yang berupa penulisan papper (karya tulis ilmiah). GL8QLYHUVLW\RI,RZD'H¿QLVL6(76PHQXUXW167$
Seorang anak yang pendiam dan malu biasanya dalam Pradeep (2005) adalah memusatkan permas-
ia lebih senang mengungkapkan pendapatnya melalui alahan dari dunia nyata yang memiliki komponen
tulisan, karena dia merasa takut dan sulit untuk me- sains dan teknologi dari perspektif siswa, di dalam-
ngungkapkannya secara lisan. Sebagaimana juga nya terdapat konsep-konsep dan proses, selanjutnya
pendapat Semi (1990: 3) bahwa bentuk komunikasi siswa diajak untuk menginvestigasi, menganalisis,
tertulis merupakan bentuk komunikasi yang paling dan menerapkan konsep, dan proses itu pada situasi
diperlukan, kemampuan menulis diperlukan pada yang nyata.
semua lapangan pekerjaan atau dapat menunjang Model pembelajaran SETS terdiri dari 5 langkah
bahkan menentukan keberhasilan dalam suatu peker- sebagai berikut: Pertama, Inisiasi: dikemukakan isu-
jaan atau jabatan. Dalam kaitannya dengan dunia isu masalah yang ada di masyarakat yang dapat digali
pendidikan, menulis berperan besar dalam menun- dari siswa, tetapi jika guru tidak berhasil memperoleh
jang keberhasilan pembelajaran karena hampir tanggapan dari siswa dapat saja dikemukakan sendiri.
semua kegiatan tidak dapat dilepaskan dari kegiatan Kedua, Pembentukan/pengembangan konsep: dapat
menulis dari membuat proposal, karya ilmiah, skripsi dilakukan melalui berbagai pendekatan dan metode.
33
34 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 21, NOMOR 1, APRIL 2014

Misalnya pendekatan keterampilan proses, pendeka- melihat atau menunjukkan contoh konsep-konsep
tan sejarah, pendekatan kecakapan hidup, metode ilmiah dalam kehidupan sehari-hari; memahami
demonstrasi, eksperimen di laboratorium, observasi prinsip ilmiah dan teknologi pada alat-alat teknologi
di lapangan, diskusi kelompok, bermain peran dan yang ada dalam rumah tangga; menggunakan proses
lain-lain. Pada akhir tahap pembentukan konsep, di- ilmiah dalam meyelesaikan masalah-masalah yang
harapkan melalui konstruksi dan rekonstruksi siswa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
menemukan konsep-konsep para ilmuwan. Ketiga,
Aplikasi konsep: Konsep-konsep yang sudah didapat Model pembelajaran SETS dalam penerapannya
tersebut dapat diaplikasikan untuk memberikan solu- memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
si dari masalah atau topik di sekitarnya, topik atau model pembelajaran yang lain. Adapun beberapa
masalah ini sudah ditentukan pada tahap apersepsi. kelebihan model pembelajaran SETS menurut Poed-
Selanjutnya konsep-konsep yang telah dipahami jiadi (2005:137) yaitu:
siswa tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan a) Jika ditinjau dari segi tujuan: meningkatkan ket-
mereka sehari-hari. Keempat, Pemantapan Kon- erampilan inkuiri, keterampi-lan pemecahan, dan
sep: Guru meluruskan jika ada miskonsepsi selama keterampilan proses; menekankan cara belajar yang
pembentukan konsep dan penyelesaian masalah atau baik yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psi-
analisis isu (lihat tahap ke-2 dan ke-3). Guru melaku- komotorik; menekankan sains dalam keterpaduan
kan pemantapan konsep melalui penekanan pada dan antara bidang studi; b) Jika ditinjau dari segi
konsep-konsep kunci yang penting diketahui dalam pembe-lajaran: menekankan keberhasilan siswa; bisa
bahan kajian tertentu. Kelima, Evaluasi: dilakukan digabungkan dengan berbagai strategi pembelajaran;
untuk mengetahui ketercapaian tujuan belajar dan menyadarkan guru bahwa kadang-kadang dirinya
hasil belajar yang telah diperoleh siswa. Berbagai tidak selalu berfungsi sebagai sumber informasi; c)
jenis penilaian dapat dilakukan mengingat berag- Jika ditinjau dari segi evaluasi: ada hubungan antara
amnya hasil belajar yang diperoleh siswa melalui tujuan, proses dan hasil belajar; perbedaan antara
pembelajaran dengan model pembelajaran SETS. kecaka-pan, kematangan serta latar belakang siswa
Pada aplikasi kurikulum KTSP, penerapan mod- MXJDGLSHUKDWLNDQNXDOLWDVH¿VLHQVLGDQNHHIHNWLIDQ
el SETS dalam pembelajaran dapat mengembangkan serta fungsi program juga dievaluasi; guru juga ter-
keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor. Lebih masuk yang dievaluasi usahanya yang terus menerus
jelasnya Yager, dkk (2008) menguraikan terdapat dalam membantu siswa.
5 ranah domain utama yang terlibat dalam proses Model pembelajaran SETS tepat untuk di-
pembelajaran SETS, yaitu: (1) Domain konsep DSOLNDVLNDQ SDGD PDWD SHODMDUDQ JHRJUD¿ 6HVXDL
meliputi fakta, konsep, hukum (prinsip), serta teori dengan pendapat Sumarmi (2012) yang menyatakan
dan hipotesis yang digunakan oleh para saintis; EDKZDSHPEHODMDUDQ*HRJUD¿VDQJDWSHUOXGLSDGXNDQ
(2) Domain proses meliputi aspek-aspek yang ber- dengan model pembelajaran SETS. Hal itu karena
hubungan dengan sebagaimana para saintis berpikir dalam pembelajarannya siswa dikondisikan agar mau
dan bekerja, misalnya melakukan observasi dan dan mampu menerapkan pendekatan, prinsip, dan
HNVSODQDVLSHQJNODVL¿NDVLDQGDQSHQJRUJDQLVDVLDQ DVSHNJHRJUD¿GHQJDQWHNQRORJL VHGHUKDQDVDPSDL
GDWDSHQJXNXUDQGDQSHPEXDWDQJUD¿NSHPDKDPDQ yang rumit tergantung dengan jenjang pendidikan),
dan berkomunikasi; penyimpulan dan prediksi; pe- disertai dengan pemikiran untuk mengurangi atau
rumusan dan pengujian hipotesis; pengintrepetasian mencegah kemungkinan dampak negatif dari suatu
data atau informasi dan penyusunan laporan ilmiah; pengembangan atau pembangunan suatu wilayah ter-
 'RPDLQNUHDWL¿WDVPHOLSXWLYLVXDOLVDVLSURGXNVL hadap lingkungan dan masyarakat. Selain itu model
gambaran mental; pengkombinasian objek dan ide pembelajaran ini juga memberi peluang terhadap
atau gagasan dalam cara baru; memberikan ekspla- pemikiran yang lebih mendalam tentang keterkaitan
nasi terhadap objek dan peristiwa yang dijumpai; timbal balik antara sains, teknologi, lingkungan, dan
mengajukan pertanyaan; menghasilkan alternatif masyarakat.
atau menggunakan objek yang luar biasa; (4) Do- Beberapa riset terdahulu menunjukkan sebagai
main sikap meliputi: pengembangan sikap positif berikut, yang pernah dilakukan oleh Yager, dkk
terhadap guru-guru dan pelajaran sains di sekolah, (2008) menunjukkan bahwa dengan penerapan
kepercayaan diri, motivasi, kepekaan, daya tanggap, model pembelajaran SETS dapat meningkatkan
serta membuat keputusan tentang isu-isu lingkungan prestasi siswa berkenaan dengan konsep dan pros-
dan sosial; (5) Domain aplikasi dan keterkaitan: es penguasaan sains, meningkatkan kemampuan
Achmad Fatchan; Hadi Soekamto; Yuniarti, Pengaruh Model Pembelajaran Science, .. 35

untuk menerapkan konsep dan proses sains dalam ing dengan hasil penelitian Lestiorini (2009), yang
kehidupan sehari-hari siswa. Juga meningkatkan menunjukkan bahwa penerapan pendekatan SETS
rasa ingin tahu siswa tentang alam dan lingkungan dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat
EXDWDQ PDQXVLD 6HFDUD VLJQL¿NDQ PHQLQJNDWNDQ WLQJJL¿VLND'LGXNXQJGHQJDQKDVLOSHQHOLWLDQSDUD
sikap/kesopanan siswa terkait sains dan pekerjaan ahli terdahulu yang menunjukkan bahwa penerapan
\DQJ WHUNDLW GHQJDQ VDLQV GDQ VHFDUD VLJQL¿NDQ model pembelajaran kooperatif GI dengan pendekat-
meningkatkan kreativitas siswa yang relevan dengan an SETS dapat meningkatkan kemampuan menyusun
sains seperti kuantitas dan kualitas pertanyaan dan karya ilmiah dan hasil belajar kognitif siswa.
karya tulis siswa (Pradeep, 2005:97). Penelitian menggunakan model pembelajaran
Dalam model pembelajaran SETS siswa diarah- 6(76SDGDPDWDSHODMDUDQ*HRJUD¿\DQJGLODNXNDQ
kan kepada pemberian pengalaman secara langsung, oleh Bayu pada tahun 2011 di SMA. Pada penelitian
secara aktif siswa mencari informasi antara lain tersebut pendekatan SETS digabungkan dengan
dengan terjun ke masyarakat untuk mencari data model pembelajaran penugasan portofolio pada
sebagai dasar membuat kesimpulan atau jawaban dari siswa kelas XII IPS pada materi pewilayahan dan
masalah pokok yang dihadapi masyarakat sehingga pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bah-
nantinya dapat memberikan saran-saran berdasar- wa pendekatan SETS dengan model pembelajaran
kan temuannya. Berdasarkan hasil temuan peneli- penugasan portofolio dapat meningkatkan aktivitas
tian Amirudin, Fatchan, dan menunjukkan bahwa dan hasil belajar siswa. Berdasarkan berbagai uraian
pembelajaran studi lapang secara kontekstual pada diatas, menunjukkan bahwa riset tentang pengaruh
PDWHULSHODMDUDQ,36*HRJUD¿GDSDWPHQLQJNDWNDQ SETS terhadap kemampuan berkomunikasi melalui
aktivitas dan kreativitas serta kemampuan menulis karya tulis ilmiah (pappers) belum pernah dilakukan
karya ilmiah siswa. Karya ilmiah yang dihasilkan para peneliti terdahulu. Dengan demikian maka
utamanya berdasarkan data dan fakta yang siswa rumusan masalah penelitian ini yaitu apakah model
jumpai di lapangan. pembelajaran SETS berpengaruh terhadap kemam-
Didukung oleh temuan Basmajian 1978 dalam puan berkomunikasi secara tertulis pada siswa SMA.
Lawson (1992) yang mencatat para siswa yang
mempunyai keterampilan praktik laboratorium atau METODE
praktik di lapangan akan lebih mampu berpikir kri- Bentuk penelitian yang digunakan dalam pe-
tis. Ia juga menemukan bahwa studi lapangan lebih nelitian ini adalah “quasi experiment” (eksperimen
mampu mendatangkan penalaran yang konkrit bagi semu). Desain pelaksanaan penelitian yang digu-
siswa. Siswa yang mempunyai penalaran formal nakan adalah control-group design dengan menggu-
lebih mampu menguji hipotesis keilmuan serta lebih nakan post-test tanpa pre-test. Penelitian dilakukan
mampu menganalisis data yang diperolehnya. Seh- di SMA di Malang. Subjek penelitian kelas XI IPS
ingga memudahkan siswa dalam penyusunan sebuah 1 sebagai kelas kontrol (tidak mendapat perlakuan
karya tulis. Diperkuat hasil temuan riset Tim Dosen menggunakan model pembelajaran SETS) akan tetapi
Pendidikan Geografi (1995) yang menunjukkan dengan pembelajaran yang biasanya digunakan oleh
EDKZD SHPEHODMDUDQ PDKDVLVZD *HRJUD¿ PHODOXL JXUXJHRJUD¿60$\DQJEHUVDQJNXWDQ\DLWXGHQJDQ
pengamatan dan atau disertai wawancara terhadap ceramah dan menggunakan media powerpoint serta
EHUEDJDLREMHN*HRJUD¿VHVXQJJXKQ\DOHELKXQJ- ¿OPVOLGH.HODV;,,36VHEDJDLNHODVHNVSHULPHQ
gul dalam hal: tidak hanya perolehan hasil belajar, yang mendapat perlakuan dengan model pembela-
aktivitas, dan kreativitas mahasiswa. Tetapi juga jaran SETS. Kedua kelas tersebut dipilih atas dasar
keterampilan dan keberanian menulis, berpendapat, nilai rerata masing-masing kelas paling mendekati
berdebat, dan memberikan suatu solusi terhadap sama (homogen). Instrumen yang digunakan dalam
masalah yang ditemukan mahasiswa dibanding den- penelitian ini adalah rubrik penilaian makalah untuk
gan pembelajaran konvensional di kelas, kendatipun mengukur variabel kemampuan berkomunikasi siswa
pembelajaran di kelas tersebut menggunakan media secara tertulis seperti yang disarankan oleh PPKI
audio visual aids. (Pedoman Penulisan Karya Ilmiah) dari Universitas
Temuan lainnya menunjukkan bahwa dengan Negeri Malang. Pengumpulan data dalam penelitian
penerapan pendekatan SETS dapat meningkatkan ini menggunakan teknik penilaian terhadap doku-
KDVLOEHODMDUVLVZD7HUXWDPDSDGDWLQJNDWEHU¿NLU mentasi yang berupa makalah ilmiah siswa. Analisis
analisis siswa dengan menggunakan perspektif sosial data dalam penelitian ini ada dua, yaitu (1) Uji pra-
budaya, politik dan moral (Rosario: 2009). Seband- syarat yang terdiri dari uji normalitas (Kolmogorov
36 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 21, NOMOR 1, APRIL 2014

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berkomunikasi secara Tertulis pada Kelas Eksperimen

Klasifikasi Interval Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase (%)


A 86-100 Sangat Baik 18 52,94
B 71-85 Baik 14 41,18
C 56-70 Cukup 2 5,88
D 41-55 Kurang - -
E 26-40 Sangat Kurang - -
Jumlah 34 100

Smirnov) dan uji homogenitas (Levene) dan (2) Uji dalam kategori cukup. Dan sangat sedikit siswa
hipotesis dengan menggunakan uji t dua sampel tidak (2,86%) yang memiliki kemampuan berkomunikasi
berpasangan (Independent samples t test). secara tertulis yang termasuk dalam kategori kurang.
Tidak ada satu siswa pun yang kemampuan berko-
HASIL munikasi secara tertulisnya termasuk pada kategori
Data kemampuan berkomunikasi secara tertu- sangat kurang.
lis pada kelas eksperimen, disajikan pada Tabel 1 Hasil uji prasyarat yang meliputi uji normalitas
sebagai berikut. Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas varian
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bah- Levene, menunjukkan bahwa data kemampuan
wa hampir seluruh siswa pada kelas eksperimen berkomunikasi tertulis pada kelas kontrol dan eks-
(94,12%) memiliki kemampuan berkomunikasi perimen terdistribusi normal dan homogen, sehingga
secara tertulis dengan kriteria baik-sangat baik. dapat dianalisis menggunakan uji t Independent Sam-
Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berko- ples. Adapun hasil penghitungannya sebagaimana
munikasi secara tertulis dalam kategori cukup sangat pada Tabel 3 berikut.
sedikit (5,88%). Tidak ada satu siswa pun yang ke- Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa t hitung
mampuan berkomunikasi secara tertulisnya termasuk sebesar 6,356 dengan Sig. (2-tailed) 0,000. Oleh
pada kategori kurang-sangat kurang. Sedangkan data karena Sig. (2-tailed) < 0,05, maka kedua rata-rata
kemampuan berkomunikasi secara tertulis pada kelas atau mean kemampuan berkomunikasi secara tertulis
kontrol, disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut. pada kelas kontrol dan eksperimen benar-benar ber-

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berkomunikasi secara Tertulis pada Kelas Kontrol

Klasifikasi Interval Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase (%)


A 86-100 Sangat Baik 4 11,43
B 71-85 Baik 13 37,14
C 56-70 Cukup 17 48,57
D 41-55 Kurang 1 2,86
E 26-40 Sangat Kurang - -
Jumlah 35 100

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Ber- beda. Untuk pengujian hipotesis selanjutnya dilihat
komunikasi secara Tertulis pada Kelas Kontrol dari besarnya rata-rata kelas eksperimen dan kontrol
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa seperti yang tertera pada Tabel 4 sebagai berikut.
hampir separuh siswa pada kelas kontrol (48,57%) Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa ra-
memiliki kemampuan berkomunikasi secara tertulis ta-rata kemampuan berkomunikasi tertulis pada kelas
yang termasuk dalam kategori baik-sangat baik. eksperimen sebesar 84,0588 yang 13,7731 lebih ting-
Hampir separuh siswa (48,57%) memiliki kemam- gi dibandingkan dengan rata-rata kelas kontrol yang
puan berkomunikasi secara tertulis yang termasuk hanya 70,2857. Berdasarkan pada hasil penghitungan
Achmad Fatchan; Hadi Soekamto; Yuniarti, Pengaruh Model Pembelajaran Science, .. 37

Tabel : 3 Hasil Penghitungan Uji t (Independent Samples t Test)

t-test for Equality of Means


t df Sig. (2-tailed)

Kemampuan Berkomunikasi Equal variances assumed 6.356 67 .000


secara Tertulis
Equal variances not assumed 6.376 64.815 .000

uji t dan perbandingan mean diatas maka keputusan belajaran SETS dapat meningkatkan aktivitas dan
yang diambil adalah Ho ditolak. Berarti bahwa ke- kreativitas siswa. Diperkuat dengan hasil penelitian
mampuan berkomunikasi siswa secara tertulis pada Yager,dkk (2008) yang menunjukkan bahwa siswa
kelas yang diajar dengan model pembelajaran SETS yang diajar dengan menggunakan pendekatan SETS
lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berko- kreativitas, pengaplikasian konsep sains, penggunaan
munikasi siswa secara tertulis pada kelas yang tidaksains di rumah dan komunitas, dan prestasi belajarn-
diajar dengan model pembelajaran SETS. Sehingga ya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran SETS dengan berpusat pada buku teks.
berpengaruh terhadap kemampuan berkomunikasi Pada kelas kontrol digunakan metode pembela-
secara tertulis pada siswa SMA. jaran ceramah dan menggunakan media powerpoint.
Dalam interaksi pembelajarannya sangat terpusat
PEMBAHASAN pada guru (teacher’s centered oriented), sehingga
Kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan belum bisa mengoptimalkan pembelajaran dan belum
dengan kelas kontrol. Hal ini disebabkan pada kelas bisa mengaktifkan siswa. Siswa masih tergantung
eksperimen digunakan model pembelajaran SETS di- pada penjelasan yang disampaikan oleh guru sehing-
mana siswa menentukan sendiri permasalahan yang ga kemampuan atau wawasan siswa sangat minim.
akan dipelajari dan menggali sendiri informasi yang Selain itu sumber data atau kajian pustaka yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut. digunakan siswa pada kelas kontrol untuk membuat
+DOLQLDNDQPHQLQJNDWNDQNUHDWL¿WDVVLVZDGDODP makalah adalah dari buku dan internet, sehingga data
hal pemunculan ide, gagasan, solusi permasalahan yang mereka peroleh pun sangat terbatas. Terkadang
serta pengembangan gagasan dalam makalah. Se- siswa tidak mendapatkan data yang dibutuhkan,
bagaimana pendapat Yager, dkk (2008) bahwa dalam sehingga dalam menyusun makalah hanya meng-
pembelajaran SETS siswa berhadapan langsung gunakan data seadanya. Tema yang diambil siswa
dengan dunia nyata dan permasalahannya hal ini juga kontekstual akan tetapi tidak terjadi di sekitar

Tabel 4 Perbandingan Mean

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean


Nilai Makalah Eksperimen 34 84.0588 7.97322 1.36740
Kontrol 35 70.2857 9.89228 1.67210

akan meningkatkan sikap siswa dan mempertajam siswa. Hal ini akan berimbas pada kesulitan siswa
kreativitas siswa. Pemanfaatan lingkungan sekitar dalam pengembangan gagasan pada makalah dan
tersebut sangat diperlukan bagi suatu proses yang pemecahan masalah karena siswa kurang memahami
dapat meningkatkan kreativitas peserta didik (Gage situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.
and Berliner, 1985; Kunkel, 1975; dan Fatchan dan Komunikasi dinyatakan berhasil apabila ter-
Purwanto. 2009). Didukung dengan pernyataan Su- dapat kesamaan makna mengenai pesan atau infor-
marmi (2012) yang menyatakan bahwa model pem- masi yang disampaikan oleh pemberi pesan dengan
38 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 21, NOMOR 1, APRIL 2014

informasi yang diterima oleh penerima pesan. aspek-aspek yang berhubungan dengan sebagaima-
Sehingga ketika berkomunikasi pesan atau infor- na para saintis berpikir dan bekerja (metode kerja
masi harus disampaikan sedemikian rupa sehingga ilmiah), yang meliputi meliputi merumuskan serta
mudah dipahami oleh penerima pesan. Komunikasi PHQGH¿QLVLNDQPDVDODKPHODNXNDQREVHUYDVLGDQ
tertulis (makalah) yang dibuat oleh siswa pada kelas eksplanasi; pengorganisasian data; penyimpulan dan
eksperimen lebih mudah dipahami, dapat dipercaya prediksi; serta pengintrepetasian data atau informasi
dan meyakinkan pembaca dibandingkan dengan dan penyusunan laporan ilmiah. Melalui metode
kelas kontrol. Hal ini dikarenakan makalah siswa NHUMDLOPLDKLQLPHODWLKVLVZDXQWXNEHU¿NLUGDQEHU-
pada kelas eksperimen disertai dengan bukti dan tindak secara sistematis atau tertata. Sehingga ketika
fakta-fakta hasil pengamatan secara langsung pada siswa menuangkan gagasan atau isi pesannya dalam
obyek nyata atau riil yang ada di lapangan yang makalah juga akan tertata secara sistematis sesuai
akan memperkuat pendapat siswa dalam penyusu- dengan pola pikir kerja ilmiah. Sesuai dengan hasil
nan gagasan atau pendapat sehingga akan meyak- penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan mod-
inkan pembaca dan dapat dipercaya. Sebagaimana el pembelajaran kooperatif GI dengan pendekatan
pendapat Poedjiadi (2005) melalui pembelajaran SETS dapat meningkatkan kemampuan kerja ilmiah,
SETS melatih siswa melakukan penyelidikan secara pengkomunikasian hasil penyelidikan ilmiah, sikap
langsung untuk mendapatkan pengetahuan yang ilmiah dan hasil belajar kognitif siswa.
berkaitan dengan sains, lingkungan, teknologi, dan Makalah yang dibuat oleh siswa pada kelas
masyarakat. Selain itu siswa pada kelas eksperimen eksperimen juga lebih unggul dalam hal pengemban-
juga mencantumkan gambar-gambar yang diper- gan gagasan atau isi pesan. Sesuai dengan pendapat
oleh dari hasil pengamatan di lapangan. Adanya Binadja (1999) bahwa salah satu keuntungan meng-
gambar-gambar hasil observasi yang dicantumkan gunakan model pembelajaran SETS adalah mem-
dalam makalah akan memperjelas isi tulisan seh- bantu siswa dalam mengembangkan keterampilan
ingga memudahkan pembaca dalam memahami isi LQWHOHNWXDOQ\DGDODPEHU¿NLUORJLVGDQPHPHFDKNDQ
makalah tersebut. Sesuai dengan pendapat Widjaja masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses
(2000), bahwa salah satu hal yang bisa dilakukan pemecahan masalah tersebut menuntut siswa untuk
untuk mengatasi kelemahan berkomunikasi secara EHU¿NLU GHQJDQ DQDOLVD WLQJJL GHQJDQ FDUD PHQJ-
tulis yang terkadang sulit dipahami oleh pembaca gabungkan hasil pengamatan dengan konsep yang
adalah dengan menggunakan ilustrasi, bagan, denah, diperoleh dari berbagai sumber serta lintas antar
dan sket untuk memperjelas isi. bidang studi sehingga diperoleh suatu pemecahan
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Cahyani masalah yang tepat. Selain itu juga menuntut siswa
(2010) yang menunjukkan bahwa model pembela- XQWXNEHU¿NLUOHELKPHQGDODPWHQWDQJNHWHUNDLWDQ
jaran menulis makalah berbasis penelitian sangat timbal balik antara sains, teknologi, lingkungan, dan
efektif untuk membangun kemampuan menulis masyarakat. Didukung dengan pendapat Basmajian
karya ilmiah di Perguruan Tinggi. Diperkuat dengan dalam Lawson (1992) bahwa studi lapangan lebih
KDVLOULVHW7LP'RVHQ3HQGLGLNDQ*HRJUD¿   mampu mendatangkan penalaran yang konkrit bagi
yang menunjukkan bahwa pembelajaran mahasiswa siswa. Sehingga memudahkan siswa dalam penyusu-
*HRJUD¿PHODOXLSHQJDPDWDQGDQGLVHUWDLZDZDQ- nan sebuah karya tulis. Didukung dengan hasil riset
FDUDWHUKDGDSEHUEDJDLREMHN*HRJUD¿VHVXQJJXKQ\D Rosario (2009) yang menunjukkan bahwa dengan
lebih unggul dalam hal keterampilan dan keberanian penerapan pendekatan SETS dapat meningkatkan
menulis, berpendapat, berdebat, dan memberikan NHPDPSXDQ EHU¿NLU DQDOLVLV VLVZD GHQJDQ PHQJ-
suatu solusi terhadap masalah yang ditemukan gunakan perspektif sosial budaya, politik dan moral.
mahasiswa dibandingkan dengan pembelajaran Diperkuat dengan hasil temuan penelitian Amirudin,
konvensional di kelas. Fatchan, dan Sumarmi (2009) yang menunjukkan
Makalah siswa pada kelas eksperimen lebih bahwa pembelajaran studi lapangan secara kon-
tertata dan terorganisasi dengan baik sehingga mu- WHNVWXDO SDGD PDWHUL SHODMDUDQ ,36*HRJUD¿ GDSDW
dah dibaca dan dipahami. Hal ini dikarenakan pada meningkatkan aktivitas dan kreativitas serta kemam-
model pembelajaran SETS siswa melakukan metode puan menulis karya ilmiah siswa. Di dalam karya
kerja ilmiah. Sesuai dengan pendapat Yager, dkk tulisan siswa tersebut menunjukkan adanya beberapa
(2008) yang menyatakan bahwa salah satu ranah alternatif pemecahan masalah yang lebih operasional
atau domain yang terdapat dalam pelaksanaan model sejalan dengan apa yang mereka amati di lapangan.
pembelajaran SETS adalah domain proses meliputi
Achmad Fatchan; Hadi Soekamto; Yuniarti, Pengaruh Model Pembelajaran Science, .. 39

Salah satu faktor yang mempengaruhi penulisan jadi menyenangkan dan dapat mengubah pandangan
yang baik menurut D. Angelo dalam Tarigan (1983) siswa bahwa pembelajaran menulis merupakan
adalah harus melihat kondisi pembaca. Hal ini berarti kegiatan yang sulit; (5) Membantu siswa mengenal
harus jelas tulisan ditunjukkan kepada pembaca yang dan memahami sains dan teknologi serta dampak
bagaimana (dalam hal usia, pengetahuan, dan minat). negatif yang bisa ditimbulkan oleh pemanfaatan sains
Sehingga, tulisan yang dibuat menjadi suatu karya dan teknologi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
yang berguna. Pada kelas eksperimen yang meng-
gunakan model pembelajaran SETS, dalam hasil PENUTUP
tulisannya siswa mengkaitkan hubungan timbal balik
antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Kesimpulan
Nampak pada makalah siswa kelas eksperimen yang Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil
dalam makalahnya menguraikan teknologi sebagai kesimpulan bahwa penggunaan model pembelaja-
penyebab kerusakan lingkungan dan juga sebagai ran SETS berpengaruh terhadap kemampuan ber-
solusi untuk mengatasi kerusakan lingkungan terse- komunikasi siswa secara tertulis pada siswa SMA
but. Sehingga akan lebih menarik pembaca, tidak pada kompetensi dasar menganalisis pelestarian
dapat dipungkiri sekarang ini penggunaan teknologi lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pemba-
canggih di segala bidang telah terjadi di mana-mana ngunan berkelanjutan. Dimana rata-rata kemampuan
dan teknologi selalu memiliki daya tarik yang ting- berkomunikasi siswa secara tertulis pada kelas yang
gi. Selain itu juga dirasa penting bagi masyarakat menggunakan model pembelajaran SETS lebih tinggi
umum untuk membacanya karena makalah tersebut dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan
membahas tentang permasalahan lingkungan yang model pembelajaran SETS.
ada di sekitarnya.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disim- Saran
pulkan bahwa penelitian saat ini dan penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah diper-
sebelumnya sama-sama menunjukkan bahwa oleh dan pembahasan yang telah diuraikan, ada
dengan menggunakan model pembelajaran SETS pun beberapa saran yang diajukan adalah: (1) Bagi
meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa JXUX*HRJUD¿GLVDUDQNDQXQWXNPHQHUDSNDQPRGHO
secara tulis (makalah ilmiah), walaupun model pembelajaran SETS sebagai alternatif model pembe-
tersebut dikolaborasikan dengan berbagai metode lajaran dalam praktek pembelajaran dengan memilih
dan model lainnya. Selain itu, persamaan penelitian materi yang tepat sesuai dengan karakteristik model
ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama pembelajaran SETS serta membentuk team teaching
menggunakan model pembelajaran SETS, dan dalam untuk mempermudah dalam membimbing siswa; (2)
sintaksnya menggunakan tahap observasi di lapangan Bagi pihak sekolah disarankan untuk mengundang
atau outdoor study dengan lingkungan sekitar sebagai narasumber untuk memberikan pelatihan penerapan
sumber permasalahan. model pembelajaran SETS di sekolah, menganjur-
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggu- kan semua guru untuk melaksanakan LS, PTK serta
nakan model pembelajaran SETS pada penelitian ini membentuk kelompok PMPG mini dengan menggu-
memiliki beberapa keunggulan. Adapun keunggulan nakan model pembelajaran SETS, serta memberikan
model pembelajaran SETS terhadap kemampuan kegiatan ekstrakulikuler penulisan karya ilmiah pada
berkomunikasi secara tertulis yang ditemukan pada siswa; (3) Peneliti selanjutnya disarankan untuk
penelitian ini yaitu: (1) Siswa lebih peka dan peduli melaksanakan penelitian dengan mengukur variabel
terhadap permasalahan lingkungan di sekitar tempat lain (hasil belajar, keaktifan, tingkat berpikir kritis
tinggal mereka dan mampu memberikan beragam siswa, tingkat berpikir analitis siswa, kemampuan
solusi yang berlandaskan IPTEK untuk pemecahan berdebat, dan kemampuan memecahkan masalah)
masalah tersebut; (2) Melatih siswa melakukan serta melaksanakan penelitian pengembangan model
metode kerja ilmiah (melakukan penelitian, meng- pembelajaran SETS dengan mengujicobakan kom-
gunakan instrumen penelitian serta menganalisis, binasi model dan media pembelajaran yang lebih
juga menyimpulkan data lapangan). Sehingga siswa variatif.
mampu membuat makalah yang tertata dan terorgan-
isasi dengan baik sehingga dipahami pembaca; (3)
Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomuni-
kasi secara tertulis; (4) Membuat pembelajaran men-
40 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 21, NOMOR 1, APRIL 2014

DAFTAR RUJUKAN Lestiorini. 2009. Penerapan pendekatan sains te-


knologi masyarakat (STM) untuk meningkatkan
Amirudin, Ach., Fatchan, Ach., & Sumarmi. 2009. kemampuan berpikir tingkat tinggi dan prestasi
Pengembangan Pembelajaran Kontekstual EHODMDU¿VLNDVLVZDNHODV;0$18.HSXKDUMR
Melalui Outdoor Study untuk Meningkatkan Karangploso, Malang. Skripsi tidak diterbitkan.
Aktivitas dan Kemampuan Menulis Karya Il- Malang: Jurusan Fisika FMIPA UM.
PLDK6LVZDSDGD0DWHUL*HRJUD¿'LUMHQ'LNWL Poedjiadi, Anna. 2005. Sains Teknologi Masyarakat
DP2M, Jakarta-Lemlit UM-Malang, Malang. Model Pembelajaran Kontekstual Bermakna
Binadja, Achmad. Fitriani, dkk. 1999. Penerapan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Model Connected Bervisi Science Environmnet Pradeep, M.Dass. 2005. Using a Science/Environ-
Technology Society Pada Pembelajaran IPA ment/Technology/Society Approach To Prepare
Terpadu. Jurusan Kimia FMIPAUniversitas Reform-Oriented Science Teachers. North Car-
Negeri Semarang. Unnes Science Education olina: Appalachian State University.
Journal, (online) (http://journal.unnes.ac.id/ Rosario, Bernadete I.2009. Science, Technology,
sju/index.php/usej), diakses pada tanggal 26 Society and Environment (STSE) Approach
Maret 2013. in Environmental Science for Nonscience
Cahyani, Isah. 2010. Peningkatan Kemampuan Students in a Local Culture. Liceo Journal of
Menulis Makalah Melalui Model Pembelajaran Higher Education Research Science and Tech-
Berbasis Penelitian pada Mata Kuliah Umum nology Section. Vol. 6 No. 1 December 2009
Bahasa Indonesia. Universitas Pendidikan ISSN: 2094-1064
Indonesia (UPI). Jurnal SOSIOHUMANIKA, Semi, Atar, M. 1990. Kaidah-kaidah Menulis. Band-
3(2) 2010. ung: Angkasa
Fatchan, Ach; Edy Purwanto. 2009. PBM Berbasis Sumarmi. 2012. Model-model Pembelajaran Geogra-
Pemecahan Masalah di Daerah Bencana Alam. ¿0DODQJ$GLW\D0HGLD3XEOLVKLQJ
Jurnal Penelitian Kependidikan. Universitas 7LP 'RVHQ *HRJUD¿L  3HQHOLWLDQ 3HQHUDSDQ
Negeri Malang 3HPEHODMDUDQ *HRJUD¿ %HUEDVLV .XULNXOXP
Gage, N. L. & Berliner, David C. 1985. Education- KBK. Malang: FPIPS-IKIP Negeri Malang.
al Psychology. New York: Gulf Publishing Widjaja, H.AW. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar
Company. Studi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kunkel, John H. 1975. Behavior, Social Problems, Yager, Robert E, dkk.2008. Comparison of Student
and Change: A Social Learning Approach. New Learning Outcomes in Middle School Science
York: Prentice Hall, Inc. Classes with an STS Approach and a Typical
Lawson, Anton E. 1992. Development of Reasoning Textbook Dominated Approach. Volume 31.
Among College Biology Student. V-A Review Research in Middle Level Education Journal.
of Research. JCST: Vol. XX1 (6) May: 338-344. Iowa University.

Anda mungkin juga menyukai