Anda di halaman 1dari 13

NAMA : HAYATUL ADIAN

Tugas M6 KB1

1. Jelaskan pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi dan berikan contoh untuk
masing-masing istilah tersebut!
1) Pengukuran
Pengukuran adalah proses pemberian angka atau bentuk kuntitatif pada objek-
objek atau kejadian-kejadian menurut sesuatu aturan yang ditetapkan. Artinya, proses
pemberian bentuk kuantitatif dalam pengukuran dilakukan atas dasar ketentuan atau
aturan yang sudah disusun secara cermat.
Contoh: Guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran bersama-sama merupakan
objek yang akan diukur dengan alat ukur berupa ujian (sekumpulan soal) akan
menghasilkan alat ukur berupa angka. Objek yang diukur adalah siswa dan metode yang
digunakan guru.
Soal: (6) Tumbuhan yang bisa bergerak dengan
(1) Ciri-ciri makhuk hidup adalah .... menutup daunnya ketika disentuh
a. Diam di tempat adalah ....
b. Menghadap keatas a. Mawar
c. Berkembang biak b. Nangka
d. Berwarna kuning c. Putri malu
(2) Berikut ini yang bukan makhluk hidup d. Enceng gondok
adalah .... (7) Burung merpat bisa terbang sampai
a. Ikan tinggi. Hal itu menunjukan ciri-ciri
b. Bunga mawar bahwa makhluk hidup dapat ....
c. Batu kali a. Melayang
d. Manusia b. Terbang
(3) Manusia awalnya adalah bayi lalu bisa c. Di langit
berkembang menjadi anak yang bisa d. Bergerak
berlari. Hal itu karena makhluk hidup (8) Berikut ini hewan yang berkembang
mengalami .... biak dengan cara bertelur adalah ....
a. Perkembangbiakan a. Sapi
b. Pertumbuhan b. Kelinci
c. Pergerakan c. Beruang
d. Pertukaran d. Cicak
(4) Burung dapat bertelur untuk (9) Tumbuhan berikut yang berkembang
melanjutkan keturunannnya, hal itu biak dengan cara tunas adalah ....
adalah ciri makhluk hidup yaitu .... a. Mangga
a. Bernafas b. Pisang
b. Tumbuh c. Nangka
c. Berkembang biak d. Ketela
d. Bergerak (10) Tumbuhan cocor bebek
(5) Ikan bernafas menggunakan .... berkembang biak dengan cara ....
a. Insang a. Tunas
b. Paru-paru b. Bertelur
c. Trakea c. Stek daun
d. Hidung d. Biji
Kunci jawaban:
1. c. Berkembang biak 6. c. Putri malu
2. c. Batu kali 7. d. Bergerak
3. b. Pertumbuhan 8. d. Cicak
4. c. Berkembang biak 9. b. Pisang
5. a. Insang 10. c. Stek daun

Jika siswa benar menjawab soal maka skornya 2 untuk setiap soal. Jika siswa
salah menjawab soal maka skornya 0 untuk setiap soal.
Patokan penilaian:
A = >8,5 – 10
B = >7,0 – 8,5
C = >5,5 – 7,0
D = <5,5
2) Penilaian
Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan bentuk kualitatif kepada
atribut atau karakteristik seseorang, kelompok, atau objek tertentu berdasarkan suatu
kriteria tertentu. Penilaian merupakan kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil
pengukuran. Penilaian adalah proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan
instrumen tes maupun non tes.
Contoh: Untuk mengambil keputusan, angka yang diperoleh ditransformasikan ke dalam
nilai A, B, C, dan D.
Siswa dinyatakan lulus jika mendapat nilai A dan B. Siswa dinyatakan tidak lulus jika
mendapat nilai C, dan D.
Nama Skor Total Nilai
Keterangan
Siswa 1 2 3 4 5 skor Huruf
Nova 2 2 0 2 2 8 B Lulus
Agus 2 2 2 2 2 10 A Lulus
Rihul 0 2 0 2 2 8 B Lulus
Dodik 2 2 0 2 2 8 B Lulus

3) Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk menentukan mutu atau nilai suatu program
yang di dalamnya ada unsur pembuatan keputusan. Evaluasi pada dasarnya merupakan
kegiatan pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis melalui suatu pengukuran,
yang selanjutnya data dianalisis dan hasil analisis data tersebut selanjutnya digunakan
untuk menentukan berbagai alternatif keputusan atau kebijakan yang relevan.
Contoh:
Berdasarkan total skor tersebut maka Agus adalah siswa paling cerdas di kelas
tersebut pada materi cirri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup. Metode yang digunakan
guru dalam kegiatan pembelajaran sudah efektif yang ditunjukkan dengan 100% siswa
telah lulus dalam materi tersebut.
2. Jelaskan perbedaan ketiga istilah di atas!
Perbedaan antara evaluasi dengan penilaian adalah terletak apada scope (ruang
lingkup) dan pelaksanaanya. Ruang lungkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya
terbatas pada salah atau komponen atau asspek saja, seperti prestasi belajar peserta didik.
Pelaksanaan penilaian biasanya dilaksanakan pada konteks internal , yakni orng-orang yang
menjadi bagian atau terlibat dalam sistem pembelajaran yang bersagkutan. Misalnya, guru
menilai prestasi belajar peserta didik , supervisisor menilai kenerja guru dan sebagainya.
Ruang lingkup evaluasi lebih luas mencakup semua komponen dalam suatu sistem (sistem
pendidikan, sistem kurikulum, sistem pembelajaran) dan dapat dilakukan tidak hanya pihak
internal (evaluasi internal ) tetapi juga pihak eksternal (evaluasi eksternal ) , seperti konsultan
mengevaluasi suatu program.
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran ,
sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran. Pengukuran lebih
memebatasi kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan
belajar peserta didik (learning progres) , sedangkan evalusi dan penilaian lebih bersifat
kualitatif.

3. Jelaskan penyebab terjadinya kesalahan dalam pengukuran!


Kesalahan pengukuran ada yang bersifat acak dan ada yang bersifat sistematik.
Kesalahan acak disebabkan situasi saat ujian, kondisi fisik-mental yang diukur dan yang
mengukur bervariasi. Kondisi mental termasuk emosi seseorang bisa bersifat variatif, dan
variasinya diasumsikan acak. Hal ini untuk memudahkan melakukan estimasi kemampuan
seseorang.
Kesalahan yang sistematik disebabkan oleh alat ukurnya, yang diukur, dan yang
mengukur. Ada guru yang cenderung membuat soal tes yang terlalu mudah atau sulit,
sehingga hasil pengukuran bisa underestimate atau overestimate dari kemampuan yang
sebenarnya. Setiap orang yang dites, teramsuk peserta didik, tentu memiliki rasa kecemasan
walau besarnya bervariasi. Apabila ada peserta didik yang selalu memiliki tingkat kecemasan
tinggi ketika dites, hasil pengukurannya cenderung underestimate dari kemampuan yang
sebenarnya.
Dalam melakukan pengukuran, guru bisa membuat kesalahan yang sistematik.
Kesalahan ini bisa terjadi pada saat penskoran, ada guru yang "pemurah" dan ada guru yang
"mahal" dalam memberi skor. Bila murah dan mahal ini berlaku pada semua peserta didik,
maka akan terjadi kesalahan yang sistematik. Sebalikya, bila hanya berlaku kepada peserta
didik tertentu, maka akan terjadi bias dalam pengukuran.

4. Uraikan prinsip dan acuan penilain!


Prinsip penilaian:
Dalam melaksanakan kegiatan pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik perlu
diperhatikan kaidah-kaidah penilaian yang baik dan tepat.Untuk itu, penilaian hasil belajar
harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
(1) Obyektip dimaksudkan bahwa penilaian harus sesuai dengan kriteria atau ketentuan
sudah ditetapkan dan tidak dipengaruhi faktor subyektivitas penilai atau pertimbangan-
pertimbangan lain yang tidak ada kaitannya dengan penilaian.
(2) Terpadu dimaksudkan bahwa penilaian harus memperhatikan dan memadukan kegiatan
belajar yang dilakukan peserta didik, baik yang menyangkut belajar pada ranah kognitif,
afektif, maupun psikomotorik.
(3) Sistematis artinya, penilaian harus dilakukan secara terencana dan mengikuti tahapan-
taahaapan yang baku.
(4) Terbuka diartikan bahwa penilaian harus terbuka bagi siapa saja sehingga tidak ada hal-
hal yang dirahasiakan dalam memutuskan hasil penilaian.
(5) Akuntabeldiartikan bahwa penilaian yang sudah direncanakan dan dilakukan harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang disepakati.
(6) Menyeluruh dan berkenambungandimaknai bahwa setiap kegiatan penilaian harus
memperhatikan semua aspek kompetensi dan bentuk penilaian yang tepat sehingga
mampu menilai perkembangan kompetensi peserta didik.
(7) Adil dimaksudkan bahwa dalam penilaian harus menguatamakan keadilan sehingga tidak
ada peserta didik yang diuntungkan atau merasa dirugikan dilihat dari aspek apapun.
(8) Valid adalah bahwa penilaian harus mampu mengukur kompetensi hasil belajar sesuai
dengan indikator yang sudah ditetapkan sehingga penilaian tersebut tepat sasaran.
(9) Andal diartikan penilaian harus dapat dipercaya dan memberikan hasil yang stabil pada
pengukuran berulang.
(10) Manfaat artinya bahwa penilaian harus dapat memberikan nilai tambah, memberi
kebermaknaan, dan kebermanfaatan khususnya bagi peserta didik.
Acuan penilaian:
Dalam kegiatan penilaian pembelajaran dapat merujuk pada dua macam acuan yakni
penilaian acuan norma (norm reference test) dan penilaian acuan kriteria/patokan (criterion
reference test).
(1) Penilaian acuan norma memiliki asumsi bahwa kemampuan belajar peserta didik adalah
berbeda dengan peserta didik lain yang diukur dalam waktu yang sama.
(2) Penilaian acuan kriteria/patokan berasumsi bahwa kemampuan belajar semua peserta
didik adalah sama untuk periode waktu yang berbeda.

5. Jelaskan dengan rinsi model-model evaluasi!


Untuk dapat mengevaluasi suatu program perlu memperhatikan model evaluasi yang
digunakan agar hasil evaluasi tepat sasaran. Beberapa model yang telah dikembangkan
adalah:
(1) Model Tyler menekankan adanya proses evaluasi langsung berdasarkan atas tujuan
instruksional yang sudah ditetapkan. Esensi dari model evaluasi ini adalah suatu proses
dan kegiatan yang dilakukan oleh evaluator untuk menentukan pada kondisi seperti apa
tujuan program dapat dicapai.
(2) Model evaluasi Sumatif-Formatif banyak digunakan oleh pengajar untuk melakukan
evaluasi terhadap program pengajaran. Evaluasi sumatif dilakukan setelah program
selesai dilaksanakan untuk periode waktu tertentu. Dalam evaluasi sumatif biasanya
digunakan acuan penilaian, yaitu acuan norma atau acuan patokan. Evaluasi formatif
dilakukan pada setiap pada akhir satu unit kegiatan untuk setiap tatap muka
(3) Model evaluasi Countenance dikembangkan oleh Stake, yang secara garis besar model
ini difokuskan pada evaluasi bagian awal (antecedent), tahap transaksi (transaction), dan
pada hasil (outcomes).
(4) Model evaluasi bebas tujuan dikembangkan oleh Scrieven yang intinya bahwa evaluasi
program dapat dilakukan tanpa mengetahui tujuan program itu sendiri.
(5) Model evaluasi context input process product (CIPP) merupakan model evaluasi yang
menekankan pada evaluasi untuk aspek konteks (context), masukan (inpu)t, proses
(process), dan hasil (product).
(6) Model evaluasi ahli merupakan model evaluasi yang memiliki dua ciri khas yaitu a)
manusia dijadikan sebagai instrumen untuk pengambillan keputusan dan b) menggunakan
kritikan untuk menghasilkan konsep-konsep dasar evaluasi.

6. Jelaskan aspek hasil belajar yang diukur!


Aspek-Aspek Hasil Belajar
(1) Ranah Kognitif; ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Domain / Ranah kognitif
ini terdiri atas:
▪ Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan
tesimpan dalam ingatan. Pengetahuan berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian,
kaidah, teori, prinsip atau metode. Misalnya siswa mengetahui apa yang terkandung
dalam Qur'an hadits.
▪ Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang
dipelajari.
▪ Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya siswa menerapkan apa yang
dipahami.
▪ Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian
sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
▪ Sintesis, mencakup kemampuan membantu suatu pola baru. Misalnya kemampuan
siswa dapat menerapkan cepat menghafal Al-Qur’an.
▪ Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan criteria tertentu.
(2) Ranah afektif; internalisasi sikap yang menunjukan kearah pertumbuhan batiniyah dan
terjadi bila peserta didik sadar tentang nilai yang diterima kemudian mengambil sikap
sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah
laku. Hasil belajar afektif dibagi menjadi lima tingkat yaitu:
▪ Penerimaan, yang mencakup tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal
tersebut. Misalnya kemampuan untuk menyerap ilmu yang diberikan oleh guru mata
pelajaran Matematika.
▪ Partisipasi, yang mencakup kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu
kegiatan. Misalnya siswa tidak mencontek waktu ujian berlangsung meskipun tidak
ada pengawas.
▪ Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima pendapat orang lain.
▪ Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman
dan pegangan hidup. Misalnya menempatkan nilai ajaran islam sebagai pedoman dan
bertindak sesuai dengan aturan Qur'an hadits.
▪ Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan
membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya siswa dapat
mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang positif.
(3) Ranah Psikomotorik; ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil
belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak
individu. Wujud nyata dari hasil belajar psikomotor yang merupakan kelanjutan dari hasil
belajar kognitif dan afektif itu adalah:
▪ Persepsi, mencakup memilah-milah (mendeskriminasikan) hal-hal yang khas dan
menyadari adanya perbedaan khas tersebut.
▪ Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam keadaan dimana
akan tejadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan, kemampuan ini mencakup jasmani
dan rohani.
▪ Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh atau
gerakan peniruan.
▪ Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.
▪ Gerakan komplek, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau
keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar dan tepat.
▪ Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan menyesuaikan gerak-gerik
dengan persyaratan yang berlaku. Misalnya kemampuan membaca Al-Qur’an dengan
tajwidnya.
▪ Kreatifitas, mencakup kemampuan malahirkan pola gerak-gerik yang baru atas dasar
prakarsa sendiri. Misalnya kemampuan membuat kreasi lagu.

7. Jelaskan perbedaan tes bentuk uraian dan tes bentuk obyektif! berikan contoh
masing-masing jenis tes!
Tes bentuk uraian adalah tes yang jawabannya tidak disediakan pada lembar
soal, tetapi harus diungkap atau diberikan sendiri oleh peserta tes. Pengungkapan
jawaban oleh peserta tes sangat bervariasi dilihat dari sisi gaya bahasa dan keluasan
lingkup jawaban. Berdasarkan sifat jawaban inilah maka tes bentuk uraian dapat dipilah
menjadi uraian bebas dan uraian terbatas. Tes uraian bebas memberi keleluasaan pada
peserta tes untuk mengungkapkan secara panjang lebar jawaban yang diberikan. Tes
uraian terbatas membatasi peserta tes dalam menjawab berdasarkan aspek-aspek tertentu
dari materi yang diujikan.
Contoh:
1. Apa yang anda ketahui tentang fotosintetis?
2. Untuk apa makhluk hidup berkembang biak?
3. Apa manfaat makanan dan air bagi makhluk hidup?
4. Sebutkan bintang apa saja yang bernafas menggunakan ingsang?
5. Tuliskan ciri-ciri makhluk hidup!
Tes bentuk obyektip adalah yang jawabannya disediakan oleh pembuat soal,
peserta tes hanya memilih jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X),
tanda centang (V), atau lingkaran (O). Secara umum tes bentuk obyektip dapat dipilahkan
menjadi dua yaitu tes menyajikan (supply test) dan tes pilihan (selection test). Tes bentuk
pilihan (selection test) dapat dipilah menjadi benar – salah (true – false), menjodohkan
(matching test), pilihan ganda (multiple choice), tes analogi (analogy test), dan tes
menyusun kembali (rearrangement test) . Tes menyajikan (supply test) adalah tes yang
pertanyaan atau soalnya disusun sedemikian rupa dengan maksud agar peserta tes
memberikan jawaban cukup dengan satu atau dua kata saja.
Contoh:
1. Di bawah ini, yang termasuk makhluk hidup ialah....
a. itik c. kursi
b. meja d. buku
2. Jika burung tidak mendapat makanan burung akan....
a. segar c. tetap hidup
b. bergerak d. mati
3. Makhluk hidup yang berkembang biak dengan beranak ialah....
a. ayam c. sapi
b. burung d. katak
4. Di bawah ini, yang termasuk ciri-ciri makhluk hidup ialah....
a. tidak dapat bergerak
b. tidak dapat bernapas
c. memerlukan makanan dan air
d. tidak mengalami perubahan ukuran tubuh

8. Jelaskan kelebihan dan kekurangan tes bentuk uraian dan tes bentuk obyektif!
No. Jenis Tes Kelebihan Kekurangan
1. Tes 1. Mengembangkan kemampuan 1. Materi terbatas sehingga
bentuk dalam menyusun kalimat yang validitas isi rendah.
Uraian baik. 2. Proses koreksi relatif lama
2. Menjawab soal dengan ekspresi dan cenderung bersifat
pikiran tanpa menebak. subyektip.
3. Mengukur kemampuan yang 3. Jawaban yang diberikan
lebih kompleks. peserta tes tidak terkait
4. Mengembangkan daya nalar dengan pertanyaan.
peserta tes. 4. Proses koreksi hanya bisa
5. Mengembangkan dan dilakukan oleh si pembuat
menyusun soal relatif mudah. soal.
6. Memudahkan dalam melacak 5. Tingkat reliabilitas relatif
proses berpikir peserta tes rendah.
berdasarkan jawaban yang 6. Kemampuan peserta tes
diberikan. menyusun kalimat
mempengaruhi kualitas
jawaban.
7. Sifat soal cenderung hanya
mengungkap pengetahuan
yang dangkal.
2. Tes 1. Lingkup materi yang diujikan 1. Tidak mengembangkan daya
Bentuk luas sehingga dapat mewakili nalar peserta tes.
Obyektif materi yang sudah diajarkan 2. Peserta tes cenderung
(representatif) menjawab dengan jalan
2. Tingkat validitas isi relatif menerka.
tinggi 3. Memungkinkan terjadinya
3. Proses koreksi dan penyekoran kecurangan, saling
mudah dan obyektif, menyontek.
4. Tidak memungkinkan peserta 4. Mengembangkan dan
tes untuk mengemukakan hal- menyusun soal relatif sulit dan
hal yang tidak berkaitan waktu lama.
dengan pertanyaan 5. Membutuhkan waktu untuk
5. Informasi hasil tes dapat lebih membaca soal dan
cepat jawabannya sehinnga
6. Tingkat reliabilitas tinggi mengurangi waktu ujian.
7. Memungkinkan
penyelenggaraan tes bersama
pada wilayah yang luas.

9. Jelaskan fungsi penilaian hasil belajar bagi pendidik, peserta didik, dan kurikulum!
1) Bagi pendidik:
a. Guru akan mengetahui peserta didik mana yang sudah menguasai bahan pelajarannya.
b. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi peserta didik.
c. Guru akan mengetahui apakah metode yang diberikan sudah tepat atau belum.
2) Bagi peserta didik:
Peserta didik dapat mengetahui sejauh mana dia telah berhasil mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh guru.
3) Bagi kurikulum/sekolah:
a. Dengan evaluasi dapat diketahui kondisi belajar yang dilangsungkan di sekolah.
b. Informasi guru tentang tepat tidaknya kurikulum sekolah dapat merupakan bahan
pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan dating.
c. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat digunakan sebagai
pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standart atau
belum. Pemenuhan standart akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh.

10. Jelaskan langkah-langkah merencanakan tes hasil belajar!


Perencanaan tes hasil belajar mencakup :
1) Pengambilan sampel dan pemilihan butir soal; pemilihan atau sampling butir soal
dilakukan dengan mempertimbangkan konsep, generalisasi, dalil, atau teori yang akan
diuji peranannya terhadap bidang studi secara keseluruhan.
2) P e m i l i h a n t i p e t e s y a n g a k a n d i g u n a k a n ; secara umum tipe soal dibedakan
atas dua yaitu esai dan objektif. Soal esai dan objektif tidak menyebabkan perbedaan yg
berarti dalam mengukur level ranah kognitif yg sama. Soal objektif yg baik dpt mengukur
ranah kognitif sama baiknya dgn menggunakan soal esai, atau sebaliknya.
3) Penentuan aspek kemampuan yang akan diuji ; ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
4) Pemilihan format butir soal yang tepat ;
5) P e n e n t u a n j u m l a h b u t i r s o a l ; harus mempertimbangkan waktu yang tersedia,
biaya yang ada, kompleksitas tugas yang dituntut oleh tes, dan waktu atau lama ujian
berlangsung.
6) P e n d i s t r i b u s i a n tingkat kesukaran ; tes yang terbaik adalah tes yang
mempunyai tingkat kesukaran di sekitar 0,50. Makin dekat ke 0,50 maka tes itu makin
mampu membedakan antara kelompok yang banyak belajar dan kurang belajar.
7) P e n y u s u n a n k i s i - k i s i s o a l ;
11. Jelaskan langkah-langkah mengembangkan tes hasil belajar!
1) Identifikasi hasil belajar; untuk mengetahui masalah yang dihadapi siswa sebagai dasar
pembuatan tes.
2) Deskripsi materi; Data dari hasil belajar yang ingin dikumpulkan didasarkan pada semua
informasi mengenai hasil belajar yang mana sudah dideskripsikan terlebih dahulu di
dalam materi. Hal itu berarti uraian materi tentang hasil belajar yang akan diukur datanya
akan menentukan data yang bervariasi. Materi sendiri akan menjadi acuan dalam
pengumpulan data serta dalam memahami hasil belajar
3) Pengembangan spesifikasi; seperti penentuan jenis tes hasil belajar, banyaknya butir soal,
waktu ujia coba, peserta uji coba, aturan penskoran, kriteria uji coba, tujuan instruksional
umum, tujuan instruksional khusus dan menyusun kisi-kisi tes.
4) Menuliskan burti-buitir tes dan kunci jawaban; untuk mengukur variabel dengan
berpedoman pada kisi-kisi tes.
5) Mengumpulkan data uji coba hasil belajar; dengan mengujikan instrumen uji coba tes
hasil belajar. Instrumen tes hasil belajar sendiri dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang
telah dibuat.
6) Uji kualitas tes hasil belajar; agar mendapatbukti secara empiris bahwa memang butir
soal tersebut baik. Uji coba kualitas ini juga dilakukan agar tes hasil belajar dijamin
kelayakannya sebagai sebuah alat ukur
7) Kompilasi tes; berarti memilah butir soal yang telah diuji coba lalu membuang butir soal
yang jelek dan menyusun tes dengan butir soal yang baik. Butir-butir yang terbukti baik
adalah butir kompilasi yang mana butir ini siap digunakan dalam mengumpulkan data
hasil belajar.

Anda mungkin juga menyukai