Bogor
2015
1
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Disetujui oleh,
NIP 197504232002122001
Pembimbing
Disahkan oleh,
2
KATA PENGANTAR
3
Pada kesempatan ini tim penyusun masih membuka kritik dan saran.
Sehingga kritik dan saran tersebut dapat menjadi acuan untuk
memperbaiki laporan ini. Laporan ini masih jauh dari sempurna, karena
kesempurnaan hanya milik Tuhan.
4
DAFTAR ISI
5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 37
LAMPIRAN ............................................................................................................................... 38
6
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR GAMBAR
8
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lidah buaya atau Aloe vera (Latin : Aloe barbadensis Miller) merupakan
tanaman berduri yang berasal dari daerah kering di benua Afrika. Tanaman lidah
buaya ini telah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun yang lalu karena khasiat
dan manfaatnya yang luar biasa. Catatan sejarah yang menyebutkan bahwa bangsa
Mesir kuno telah mengetahui manfaat lidah buaya sebagai tanaman kesehatan sejak
1500 SM.
Lidah buaya mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh diantaranya
yaitu terdapat 20 macam asam amino dari 22 asam amino, karbohidrat, lemak, air,
vitamin, mineral, enzim, hormon dan zat golongan obat. Antara lain antibiotik,
antijamur, antiinfeksi, antiperadangan, antipembengkakan, antiparkinson,
antiaterosklerosis, serta antivirus yang resisten terhadap antibiotic.
Lidah buaya bermanfaat sebagai detoksifikasi alami dan berguna untuk
menyembuhakn gangguan pencernaan, gusi berdarah, dan perawatan kulit. Lidah
buaya bermanfaat untuk inflamasi adalah dalam membantu mengatasi luka bakar,
akibat digigit serangga dan juga gangguan sistem pencernaan.
Jerawat adalah suatu keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat sehingga
menimbulkan kantung nanah yang meradang. Jerawat adalah penyakit kulit yang
cukup besar jumlah penderitanya. Jerawat dapat disebabkan karena produksi
minyak berlebih, stres, sel-sel kulit mati, bakteri, penggunaan kosmetik, dan obat-
obatan kortikosteroid.
B. Pentingnya masalah
Masalah yang timbul pada remaja atau masa peralihan menuju dewasa
biasanya terletak pada kulit wajah yaitu, jerawat, karena pada saat remaja kita
mengalami peningkatan hormon yang sangat tinggi sehingga memicu timbulnya
jerawat, kurangnya menjaga kebersihan wajah juga dapat memicu tumbuhnya
jerawat di wajah.
9
Masyarakat biasanya memanfaatkan lidah buaya hanya sebagai bahan untuk
membuat suatu manisan atau minuman, padahal kandungan lidah buaya sangat
berguna untuk kesehatan.
C. Tujuan
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Lidah Buaya (Aloe vera. Latin : Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis
tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai
penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat
ditemukan dengan mudah di kawasan kering di Afrika.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manfaat tanaman
lidah buFDIaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika,
serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan. Secara umum, lidah buaya
merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi
untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri. Berdasarkan
hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat sepeti enzim, asam
amino, mineral, vitamin, dan polisakarida komponen lain yang sangat bermanfaat
bagi kesehatan.
Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), lidah buaya
berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses
regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderit
diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap
serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung
penyakit kanker, penderita HIV/AIDS. Di negara-negara Amerika, Australia, dan
Eropa saat ini lidah buaya juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri
makanan dan minuman kesehatan.
11
1. Taksonomi Lidah Buaya
Ordo Asparagales
Genus Aloe
12
essensial yang secara bersamaan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
yang menyangkut kesehatan tubuh. Kekayaan akan kandungan bahan yang didapat
berfungsi sebagai bahan kosmetik, obat dan pelengkap gizi menjadikan lidah buaya
sebagai tanaman ajaib, karena tidak ada lagi tanaman lain yang mengandung bahan
yang menguntungkan bagi kesehatan selengkap yang dimiliki tanaman tersebut. Di
samping itu keistimewaan lidah buaya terletak pada selnya yang mampu untuk
meresap di dalam jaringan kulit, sehingga banyak menahan kehilangan cairan yang
terlalu banyak dari dalam kulit (Hartanto dan Lubis, 2002).
Menurut Henry (1979), unsur utama dari cairan lidah buaya adalah aloin,
emodin, resin, gum dan unsur lainnya seperti minyak atsiri. Dari segi kandungan
nutrisi, gel atau lendir daun lidah buaya mengandung beberapa mineral seperti Zn,
K. Fe dan vitamin seperti vitamin A.
Kandungan zat gizi lidah buaya per 100 gram dapat dilihat pada Tabel 1 :
13
Vitamin C (mg) 3,476
Zat aloin yang terkandung dalam lidah buaya berfungsi sebagai pencahar,
sudah digunakan orang Yahudi sejak abad ke-4 SM. Hal ini dikemukakan oleh
Celsus dan dilanjutkan oleh Dioscordes yang menegaskan bahwa Aloe vera
berguna untuk mengobati sakit perut, sakit kepala, gatal, kerontokan rambut,
perawatan kulit dan luka bakar. Bahkan, di Amerika Selatan, lidah buaya resmi
diakui sebagai obat pencahar dan pelingdung kulit saat didaftarkan dalam United
State Pharmacopoeia (USP) pada tahun 1820 (Furnawanthi, 2002).
Gel lidah buaya juga memperlihatkan aktivitas anti penuaan karena mampu
menghambat proses penipisan kulit dan menahan kehilangan serat elastin serta
menaikkan kandungan kolagen dermis yang larut air. Lidah buaya terbukti dapat
menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes (Okyar, et al, 2001).
Cairan bening seperti jeli diperoleh dengan membelah batang lidah buaya.
Jeli ini mengandung zat anti bakteri dan anti jamur yang dapat menstimulasi
fibroblast yaitu sel-sel kulit yang berfungsi menyembuhkan luka. Selain kedua zat
14
tersebut, jeli lidah buaya juga mengandung salisilat, zat peredam sakit dan anti
bengkak seperti yang terdapat dalam aspirin (Sulaeman, 2008)
Jeruk sitrum atau buah lemon (Citrus limon (L.) Burm.f.) merupakan jenis
buah-buahan yang berwarna kuning menyala dan mempunyai rasa asam.
Kandungan mineral yang tersimpan didalam buah lemon diantaranya Vitamin C.
Kandungan Vitamin C yang paling tinggi terdapat pada kulit lemon. Vitamin C dapat
digunakan untuk merawat wajah dan kulit tubuh. Manfaat Vitamin C untuk wajah
salah satunya adalah untuk menghilangkan bekas jerawat. Vitamin C dapat
menghasilkan kolagen dalam jumlah banyak yang berfungsi sebagai penyembuhan
jerawat.
Jeruk sitrum atau buah lemon (Citrus limon(L.) Burm.f.) berbentuk bulat telur
dan mempunyai puting pada ujungnya. Di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan
lemon susu daripada jeruk sitrun (Sarwono,1994). Buah lemon berbentuk bola
tertekan dengan panjang 5-8 cm, tebal kulitnya 0,5-0,7 cm dan daging buahnya
berwarna kuning-orange.
Rantingnya tidak berduri dan tangkai daunnya selebar 1-1,5 mm. Buah lemon
yang baik berwarna kuning tua, padat dan berdaging tebal dengan permukaan kulit
mengkilap dan rata. Warna akan berubah lebih pucat ketika matang. Buah lemon
tidak segera matang setelah dipetik, karena itu dapat disimpan di lemari pendingin
selama tidak lebih dari satu minggu.Cairan buah lemon terdiri dari 5% asam sitrat,
yang memberikan rasa khas lemon dan pH-nya sekitar 2-3 (Hutasoit, 2005).
Menurut Nijima dan Nagai, (2003), kedudukan taksonomi jeruk lemon adalah
sebagai berikut :
Filum Spermathophytya
Subfilum Angiosperma
Kelas Dicotyledone
15
Ordo Rutales
Famili Rutaceae
Genus Citrus
16
bercampur dengan jumlah debu atau kotoran yang sudah meningkat itu,
campuran yang tebal dan lengket itu dapat membentuk penyumbat yang
menjadi bintik hitam atau putih. Banyak yang beranggapan, bahwa jerawat
hanya menyerang muka, tetapi jerawat bisa juga menyerang bagian tubuh
lain, seperti di bagian punggung, dada dan lengan atas.
c. Bakteri
d. Kosmetik
e. Obat-obatan
f. Telepon Genggam
g. Stres
17
Sebenarnya, stres tidak secara langsung menyebabkan jerawat.
Masalahnya, ada hormon tertentu yang keluar saat seseorang stres, yang
memungkinkan tumbuhnya jerawat. Tak hanya itu, stres membuat orang
tersebut mempunyai pola makan yang cenderung banyak mengkonsumsi
makanan manis dan berlemak, sebagai "pelarian" dari stres.
Komedo
Komedo sebenarnya adalah pori-pori yang tersumbat, bisa terbuka atau
tertutup. Komedo yang terbuka (blackhead), terlihat seperti pori-pori yang
membesar dan menghitam. Komedo yang tertutup (whitehead) memiliki kulit
yang tumbuh di atas pori-pori yang tersumbat sehingga terlihat seperti
tonjolan putih kecil. Jerawat jenis komedo ini disebabkan oleh sel-sel kulit
mati dan sekresi kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit.
Jerawat biasa
Jenis jerawat ini mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna pink atau kemerahan.
Terjadi karena pori-pori yang tersumbat terinfeksi oleh bakteri jenis
propionibacterium acne. Bakteri ini biasanya hidup di saluran kelenjar
sebaceous yang tersumbat, yaitu di daerah tempat beradanya asam lemak
pada kantung kelenjar sebaceous yang tersembunyi di dalam pori-pori kulit.
Diberi nama propionibacterium karena mampu memproduksi asam propionik
(propionic acid). Bakteri ini merupakan jenis anaerobik sehingga dapat hidup
tanpa butuh oksigen, dan mempunyai ciri-ciri aerotolerant yang menimbulkan
iritasi pada daerah sekitarnya. Bakteri yang menginfeksi bisa dari waslap,
kuas make up, jari tangan, juga telepon. stres, hormon dan udara yang
lembap, dapat memperbesar kemungkinan terbentuknya jerawat.
18
A. Kelenjar minyak yang over aktif yang membanjiri pori-pori dengan
kelenjar minyak,
B. Pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak normal yang tidak bisa
beregenerasi secepat kulit normal
C. Memiliki respon yang berlebihan terhadap peradangan sehingga
meninggalkan bekas di kulit
D. Gel
Gel (dari Bahasa Latin gelu - membeku, dingin, es atau gelatus - membeku)
adalah campuran kolodial antara dua zat berbeda fase: padat dan cair. Penampilan gel
seperti zat padat yang lunak dan kenyal (seperti jelly), namun pada rentang suhu
tertentu dapat berperilaku seperti fluida (mengalir). Berdasarkan berat, kebanyakan gel
seharusnya tergolong zat cair, namun mereka juga memiliki sifat seperti benda padat.
Contoh gel adalah gelatin, agar-agar, dan gel rambut..
Biasanya gel memiliki sifat tiksotropi (Ing.: thyxotropy) : menjadi cairan ketika
digoyang, tetapi kembali memadat ketika dibiarkan tenang. Beberapa gel juga
menunjukkan gejala histeresis.
E. CMC
CMC adalah ester polimer selulosa yang larut dalam air dibuat dengan
mereaksikan Natrium Monoklorasetat dengan selulosa basa (Fardiaz, 1987).
Menurut Winarno (1991), Natrium karboxymethyl selulosa merupakan turunan
selulosa yang digunakan secara luas oleh industri makanan adalah garam Na
karboxyl methyl selulosa murni kemudian ditambahkan Na kloroasetat untuk
mendapatkan tekstur yang baik. Selain itu juga digunakan untuk mencegah
19
terjadinya retrogradasi dan sineresis pada bahan makanan. Adapun reaksi
pembuatan CMC adalah sebagai berikut:
ROH + NaOH R-ONa + HOH
R-ONa + Cl CH2COONa RCH2COONa + NaCl
Carboxy Methyl Cellulose (CMC) merupakan turunan selulosa yang mudah
larut dalam air. Oleh karena itu CMC mudah dihidrolisis menjadi gulagula sederhana
oleh enzim selulase dan selanjutnya difermentasi menjadi etanol oleh bakteri
(Masfufatun, 2010).
Carboxy Methyl Cellulose (CMC) adalah turunan dari selulosa dan ini sering
dipakai dalam industri makanan untuk mendapatkan tekstur yang baik. Fungsi CMC
ada beberapa terpenting, yaitu sebagai pengental, stabilisator, pembentuk
gel,sebagai pengemulsi, dan dalam beberapa hal dapat merekatkan penyebaran
antibiotik (Winarno, 1985).
Penggunaan CMC di Indonesia sebagai bahan penstabil, pengental,
pengembang, pengemulsi dan pembentuk gel dalam produk pangan khususnya
sejenis sirup yang diijinkan oleh Menteri Kesehatan RI, diatur menurut PP. No. 235/
MENKES/ PER/ VI/ 1979 adalah 1-2%.
20
G. Asam Borat
Dalam bidang medis asam borat dapat digunakan sebagai antiseptik untuk
luka bakar ringan atau luka dan kadang-kadang digunakan dalam pembalut atau
salep. Asam borat diterapkan dalam larutan yang sangat encer sebagai pencuci
mata. Asam borat encer dapat digunakan sebagai penyemprot vagina untuk
mengobati vaginosis bakteri yang disebabkan oleh alkalinitas berlebihan, serta
kandidiasis yang disebabkan oleh kandida non albikan. Sebagai senyawa
antibakteri, asam borat juga dapat digunakan sebagai pengobatan jerawat. Senyawa
ini juga digunakan untuk mencegah penyakit kaki atlet, dengan memasukkan serbuk
asam borat ke dalam kaus kaki atau stoking, dan dalam larutan alkohol dapat
digunakan untuk mengobati beberapa jenis otitis externa (infeksi telinga) baik pada
manusia maupun hewan. Asam borat juga digunakan sebagai pengawet dalam botol
sampel urin di Inggris.
Larutan asam borat yang digunakan sebagai pencuci mata atau pada kulit
terkelupas diketahui menjadi racun, terutama bagi bayi, penggunaan terutama
setelah berulang, hal ini dikarenakan tingkat penghilangan yang lambat.
21
Asam borat ditambahkan ke dalam garam untuk mengawetkan kulit sapi, kulit
lembu, dan kulit domba. Campuran ini dapat membantu untuk mengontrol
perkembangan bakteri, dan membantu untuk mengendalikan serangga.
Polietilena glikol (PEG) adalah polimer yang banyak digunakan dalam industry
pangan, kosmetik dan farmasi. Secara kimiawi, PEG merupakan sekelompok polimer
sintetik yang larut air dan memiliki kesamaan struktur kimia berupa adanya gugus
hidroksil primer pada ujung rantai polieter yang mengandung oksietilen (-CH2-CH2-O-
). Beberapa sifat utama dari PEG adalah stabil, tersebar merata, higroskopik (mudah
menguap), dapat mengikat pigmen, dll.
Dalam industri farmasi, PEG digunakan untuk melarutkan obat-obat yang tidak
larut air. Penggunaan PEG sebagaipelarut juga dapat meningkatkan penyebaran obat di
dalam tubuh manusia. PEG dapat digunakan untuk melapisi kaca atau metal, dan
sebagai campuran cat serta tinta. Di dalam kehidupan sekari-hari, PEG juga
dimanfaatkan untuk pembuatan kosmetik, perlengkapan mandi, dan alat-alat rumah
tangga. Selain itu, PEG juga banyak dimanfaatkan dalam industri kertas,
bahan karet, kulit, dan tekstil.
PEG dengan berat molekul cukup tinggi (5000 sampai 10 000) dipakai dalam
skrining tanaman tahan kekeringan, karena akar mengalami kesulitan menyerap air
pada konsentrasi PEG tertentu
22
BAB III PEMBUATAN DAN METODE ANALISIS
23
C. Metode Analisis
Dasar
Kemampuan daya kerja desinfektan berbeda-beda tergantung dari
konsentrasi zat tersebut terhadap pertumbuhan bakteri dengan cara
membuat beberapa pengenceran. Suspensi bakteri dicampurkan media
Antibiotik Medium I lalu didistribusikan ke dalam petri dengan volume yang
sama. Sampel dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan kemudian
diinkubasi dalam inkubator dengan suhu 37oC selama 24 jam.
Cara Kerja
1) Disediakan tiga buah cawan petri, diberi label
2) Dipipet suspensi bakteri sebanyak 1 mL ke dalam cawan petri
3) Media dituangkan ke dalam cawan petri lalu dihomogenkan
4) Ditunggu hingga beku
5) Dilubangi media dengan pelubang yang terbuat dari kaca yang steril
6) Diteteskan sampel ke dalam lubang dengan konsentrasi High
(100%), Medium (75%), dan Low (50%)
7) Diinkubasi dalam inkubator dengan suhu 37OC selama 24 jam
8) Diamati dan dicatat hasil
Dasar
Bakteri E.coli ditandai dengan terbentuknya gas didalam tabung
durham yang diisi dengan media BGBB (Brilliant Green Byle Broth)
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37OC.
24
Cara Kerja
1) Ditimbang ± 8 gram sampel lalu dilarutkan dalam 80 mL Bacto
Peptone Water di dalam Erlenmeyer lalu dihomogenkan (10-1)
2) Disiapkan 11 tabung durham yang telah berisi media BGBB yang
telah di sterilisasi sebelumnya dan 4 tabung reaksi steril
3) Dipipet Bacto Peptone Water sebanyak 9 mL ke dalam tabung
reaksi steril
4) Diberi label pengenceran 10-2, 10-3, dan blanko
5) Dipipet contoh sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam tabung
pengenceran 10-2 lalu dihomogenkan
6) Dari tabung pengenceran 10-2 dipipet 1 mL ke dalam tabung
pengenceran 10-3 lalu dihomogenkan
7) Dipipet dari tiap-tiap tabung pengenceran sebanyak 1 mL
dimasukkan ke dalam 3 tabung ulir yang telah berisi media BGBB
sesuai label lalu dihomogenkan
8) Dimasukkan semua tabung ke dalam piala gelas lalu di tutup koran
9) Diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama 24 jam
10) Diamati dan dicatat hasil, dan dibandingkan dengan table Angka
Paling Mungkin
Dasar
25
Cara kerja
Dasar
Perhitungan jumlah kapang khamir cara tuang ini dilakukan dengan
pengenceran contoh 10-1 s/d 10-3 dan blanko kemudian dari masing-
masing pengenceran dipipet sebanyak 5 mL ke dalam cawan petri dan
dituang media PDA (Potato Dextrose Agar) sebanyak 15 mL lalu
diinkubasi pada suhu 280C selama 3-5 hari. Hitung jumlah koloni kapang
dan khamir pada setiap cawan petri dengan alat instrument colony
counter yang dilengkapi dengan kaca pembesar kemudian dihitung rata-
rata dari 2 cawan dengan pengenceran yang setingkat sesuai dengan
kaidah yang berlaku
Cara Kerja
26
1) APD : lengkap (sarung tangan, masker, penutup kepala, jas lab,
sepatu lab)
2) Dilakukan teknik aseptik untuk area kerja, kemudian nyalakan
pembakar
3) Dilakukan labelling pada setiap alat
4) Disiapkan botol contoh yang sudah disanitasi dengan
menggunakan alcohol 70%
5) Dipipet 9 mL BPW (Bacto Peptone Water) ke masing-masing
tabung: blanko, 10-1, 10-2, dan 10-3
6) Dipipet 1 mL BPW (Bacto Peptone Water) dari tabung blanko ke
dalam petri (blanko)
7) Dipipet 1 mL contoh ke dalam tabung pengenceran 10-1, lalu
dihomogenkan: 3x pembilasan pipet serologi, kemudian
dimasukkan ke dalam petri steril simplo (S) dan duplo (D) 10-1
8) Dipipet 1 mL contoh dari tabung pengenceran 10-1 ke dalam tabung
pengenceran 10-2 , lalu dihomogenkan, kemudian dimasukkan ke
dalam petri steril simplo (S) dan duplo (D) 10-2
9) Dipipet 1 mL contoh dari tabung pengenceran 10-2 ke dalam tabung
pengenceran 10-3 , lalu dihomogenkan, kemudian dimasukkan ke
dalam petri steril simplo (S) dan duplo (D) 10-3
10) Dipipet 1 mL suspensi jamur ke dalam petri steril (uji efektifitas)
11) Dituangkan media PDA bersuhu 40-450C sebanyak ± 15 mL atau
sepertiga volume petri dihomogenkan dan tunggu sampaii beku
12) Diinkubasi pada suhu 280C selama 3-5 hari (posisi terbalik)
13) Dihitung jumlah koloni bakteri dengan colony counter
14) Dihitung jumlah kolono bakteri pada table: data pengamatan
Dasar
27
jumlah koliform. Hasil pengujian yang positif (keruh dan bergas) dan
pengerjaan sebelumnya digoreskan di media selektif streil (plat) lalu
diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam.
Cara Kerja
1) APD : lengkap (sarung tangan, masker, penutup kepala, jas lab,
sepatu lab)
2) Lakukan teknik aseptik untuk area kerja, kemudian nyalakan
pembakar.
3) Lakukan labelling pada setiap alat
4) Siapkan erlenmeyer yang sudah berisi media selektif steril MSA
(Methol Salt Agar) untuk masing-masing bakteri yang akan diujikan
400C
5) Tuangkan masing-masing media selektif ke dalam cawan petri
sebanyak ± 15 mL (1/3 tinggi cawan petri) secara merata dan
tunggu hingga media membeku
6) Ambil 1 mata ose hasil pengujian yang positif (keruh dan bergas)
dari pengerjaan sebelumnya kemudian digores (bentuk goresan zig
zag) secara aseptik.
7) Masukkan kedalam inkubator pada suhu 30-350C selama 24 jam
posisi terbalik
8) Amati dan catat hasilnya
Cara Kerja
28
1) APD : lengkap (sarung tangan, masker, penutup kepala, jas lab,
sepatu lab)
2) Lakukan teknik aseptik untuk area kerja, kemudian nyalakan
pembakar.
3) Lakukan labelling pada setiap alat
4) Siapkan erlenmeyer yang sudah berisi media selektif steril CA
(Cetrimide Agar) untuk masing-masing bakteri yang akan diujikan
400C
5) Tuangkan masing-masing media selektif ke dalam cawan petri
sebanyak ± 15 mL (1/3 tinggi cawan petri) secara merata dan
tunggu hingga media membeku
6) Ambil 1 mata ose hasil pengujian yang positif (keruh dan bergas)
dari pengerjaan sebelumnya kemudian digores (bentuk goresan zig
zag) secara aseptik.
7) Masukkan kedalam inkubator pada suhu 30-350C selama 24 jam
posisi terbalik
8) Amati dan catat hasilnya
Dasar
Saponin dapat ditetapkan kadarnya dengan menggunakan metode
pengocokkan. Dengan mengocoknya dengan air.
Cara Kerja
1) Dimasukkan gel lidah buaya ke dalam air yang telah disiapkan
dalam botol
2) Kocok botol dengan cepat
3) Diamati hasilnya jika muncul gelembung maka saponin positif
29
Dasar
Cara Kerja
Blanko
9. Pengukuran pH
Dasar
Cara Kerja
30
1) Sejumlah contoh diambil dan dimasukkan ke dalam piala gelas 100
mL
2) Alat pH meter dikalibrasi dengan larutan buffer pH 4 dan larutan
buffer pH 7
3) Elektroda dicelupkan ke dalam contoh, ditunggu hingga pembacaan
alat stabil
4) Dicatat pH contoh
Dasar
Panelis Diminta untuk mencoba suatu produk, kemudian setelah itu
memberikan tanggapan pribadi atas suka atau tidak suka berdasarkan
skala hedonik kesukaan.
Cara kerja
1) Disiapkan format uji panelis
2) Disiapkan beberapa gram contoh gel lalu diletakkan diatas piring
kecil
3) Diberikan format uji dan sampel yang akan diujikan ke panelis
4) Diberikan pengarahan kepada panelis
5) Dilakukan pengujian oleh panelis
6) Dicatat hasilnya pada format uji
7) Dilakukan rekapitulasi terhadap data yang diperoleh
Dasar
31
Cara Kerja
Dasar
Sejumlah sampel didestruksi dengan HNO3 pekat menjadi larutan
garam nitratnya. Di dalam nyala oleh panas,larutan garam akan dijadikan
atom bebas yang dapat mengadsorb energi cahaya. Dengan
membandingkan A (Absorbansi) sampel dan standar,maka kadar unsur
logam dapat di cari.
Cara Kerja
32
13. Kadar Cemaran Logam Merkuri
Dasar
Sejumlah sampel didestruksi dengan HNO3 : HClO4 : H2SO4
dengan perbandingan 1 : 1 : 5 menjadi larutan garam nitratnya. Di dalam
nyala oleh panas, larutan garam akan dijadikan atom bebas yang dapat
mengadsorbsi energi cahaya. Dengan membandingkan A (Absorbansi)
sampel dan standar, maka kadar unsur logam dapat di cari.
Cara Kerja
Dasar
Cara Kerja
33
B. Kewirausahaan
Berikut ini adalah tabel anggaran pembuatan dan pengemasan analisis gel
obat jerawat dari lidah buaya dan ekstrak lemon :
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari Pembuatan dan Analisis Gel Obat Jerawat dari Lidah Buaya (Aloe
vera) dan Ekstrak Lemon (Citrus limon) merupakan gel yang berbentk cairan
setengah padat setengah cair berwarna kuning, warna yang dihasilkan dari ekstrak
lemon yang telah dimaserasi oleh ethanol 96% selama 2 hari.
B. Pembahasan
35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan awal pembuatan gel jerawat ini dapat disimpulkan bahwa gel ini kita
buat untuk :
B. Saran
36
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39269/3/Chapter%20II.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/6520/3/BL201140.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Jerawat
https://id.wikipedia.org/wiki/Gel
http://resepkimiaindustri.blogspot.com/2015/02/cmc-carboxymethyl-cellulose-
manfaat-dan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_benzoat
https://id.wikipedia.org/wiki/Polietilena_glikol
http://nonasandha.blogspot.com/2012/05/nipagin.html
37
LAMPIRAN
38
6. Uji Potensi Obat
7. Kadar Vitamin C
(𝑣𝑏 − 𝑣𝑝)𝑥𝑁 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3𝑥𝐵𝑠𝑡 𝑉𝑖𝑡 𝐶
% 𝑉𝑖𝑡 𝐶 = 𝑥 100 %
𝑚𝑔 𝑉𝑖𝑡 𝐶
(5,50 − 5,30)𝑥0.0951𝑥88𝑥20
% 𝑉𝑖𝑡 𝐶 = 𝑥 100 %
1030.0
% 𝑉𝑖𝑡 𝐶 = 3.25 %
a. Logam Timbal
Deret standar Pb 0-12 ppm
Int = 0.000175
Slope = 0.00560
Regresi =0.9995
39
LD = 0.1087
( Duplo) = 0.00081
Slope 1000
mg sampel
= 0.00086-0.000175 x 10 x 50
0.0056 1000
1149.7
Slope 1000
mg sampel
= 0.00081-0.000175 x 10 x 50
0.0056 1000
1049.8
Logam Merkuri
Deret standar Hg
40
Intercept = 0.0295
Regresi = 0.98156
LD = 0.3641
( Duplo) = -0.0020
Slope 1000
mg sampel
= -0.0028-0.0295 x 10 x 50
2.1124x10-3 1000
544.7
= -0.0140 ppm
Slope 1000
mg sampel
= -0.0020-0.0295 x 10 x 50
2.1124x10-3 1000
556.6
=-0.01339 ppm
41