Anda di halaman 1dari 41

PEMBUATAN DAN ANALISIS GEL OBAT JERAWAT DARI

LIDAH BUAYA (Aloe vera) DAN EKSTRAK LEMON (Citrus


limon)

Laporan Praktik Kimia Terpadu Tahun Ajaran 2015/2016

oleh kelompok PKT-37, XIII-6 :

Aditya Affan Herdiyanto 12.58.07201

Afifah Suryono Putri 12.58.07206

Tubagus Luthfi Febriansyah 12.58.07412

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri

Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK

Bogor

2015

1
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Disetujui dan disahkan oleh:

Disetujui oleh,

Nur Hidayati, S.Pd

NIP 197504232002122001

Pembimbing

Disahkan oleh,

Ir. Tin Kartini, M.Si

NIP 196404416 199403 2 003

Kepala Laboratorium SMK-SMAK Bogor

2
KATA PENGANTAR

Laporan Praktikum Kimia Terpadu ini disusun sebagai syarat


melengkapi tugas dan nilai semester VII di Sekolah Menengah Kejuruan
SMAK Bogor. Di semester VII ini para siswa wajib melakukan Praktik Kimia
Terpadu (PKT) dengan pembimbing. Menyusun proposal, melakukan praktik,
menyusun makalah seminar hasil PKT, melaksanakan seminar, dan menulis
laporan PKT. Keseluruhan kegiatan ini dilakukan selama 3 bulan. Pembuatan
laporan PKT ini untuk melengkapi nilai semester VII.

Adapun isi laporan ini meliputi : pendahuluan, tinjauan pustaka,


metode pembuatan dan analisis, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan
saran. Bagian-bagian didalamnya membahasa tentang hasil dan analisis
Praktik Kimia Terpadu. Serta dilengkapi dengan saran-saran dari hasil
seminar PKT. Program ini dimaksudkan sebagai bahan pembelajaran yang
bersifat “holistic” sehingga bisa menjadi inspirasi untuk pembelajaran
selanjutnya.

Tim penyusun mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa karena telah menganugerahi segala kepandaian dan segala yang baik.
Sehingga laporan ini dapat selesai pada waktunya. Tidak lupa ucapan
terimakasih disampaikan kepada :

1. Dra. Hadiati Agustine sebagai Kepala SMK Sekolah Menengah Analis


Kimia Bogor.
2. Ir. Tin Kartini, M.Si sebagai Kepala Laboratorium.
3. Nur Hidayati, S.Pd sebagai pembimbing.
4. Semua unsur pendidik dan tenaga kependidikan SMK Sekolah
Menengah Analis Kimia Bogor.
5. Siswa-siswi SMK Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.
6. Semua pihak yang telah membantu secara langsung dan tidak
langsung atas selesainya laporan ini.

3
Pada kesempatan ini tim penyusun masih membuka kritik dan saran.
Sehingga kritik dan saran tersebut dapat menjadi acuan untuk
memperbaiki laporan ini. Laporan ini masih jauh dari sempurna, karena
kesempurnaan hanya milik Tuhan.

Tim penyusun berharap kepada seluruh pembaca agar laporan ini


dapat bermanfaat bagi pembaca. Baik yang berasal dari bidang
keanaliskimiaan ataupun di luar bidang keanaliskimiaan. Laporan ini juga
dapat menjadi ide yang inovatif. Serta dapat menciptakan peluang
wirausaha yang baru. Sehingga dapat membuka lapangan kerja yang
baru.

Bogor, 26 Agustus 2015 Penyusun,

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ............................................................................. 2


KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 5
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................... 7
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................... 8
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 9
A. Latar Belakang................................................................................................................... 9
B. Pentingnya masalah .......................................................................................................... 9
C. Tujuan ............................................................................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 11
A. Lidah Buaya (Aloe vera) .................................................................................................. 11
B. Lemon (Citrus limon)....................................................................................................... 15
C. Jerawat ............................................................................................................................ 16
D. Gel ................................................................................................................................... 19
E. CMC ................................................................................................................................. 19
F. Methyl Paraben (Nipagin) ............................................................................................... 20
G. Asam Borat ...................................................................................................................... 21
H. PEG (Poly Ethylene Glycol) .............................................................................................. 22
BAB III PEMBUATAN DAN METODE ANALISIS ......................................................................... 23
A. Ekstraksi kulit lemon ....................................................................................................... 23
B. Pembuatan gel obat jerawat........................................................................................... 23
C. Metode Analisis............................................................................................................... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................... 35
A. Hasil ................................................................................................................................. 35
B. Pembahasan .................................................................................................................... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................ 36
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 36

5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 37
LAMPIRAN ............................................................................................................................... 38

6
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Taksonomi Lidah Buaya ...................................................................................... 12


Tabel 2. Taksonomi Lemon ................................................................................................ 15
Tabel 3. Anggaran Kewirausahaan ................................................................................... 34

7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lidah Buaya ........................................................................................................... 12


Gambar 2. Lemon.................................................................................................................... 16

8
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lidah buaya atau Aloe vera (Latin : Aloe barbadensis Miller) merupakan
tanaman berduri yang berasal dari daerah kering di benua Afrika. Tanaman lidah
buaya ini telah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun yang lalu karena khasiat
dan manfaatnya yang luar biasa. Catatan sejarah yang menyebutkan bahwa bangsa
Mesir kuno telah mengetahui manfaat lidah buaya sebagai tanaman kesehatan sejak
1500 SM.
Lidah buaya mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh diantaranya
yaitu terdapat 20 macam asam amino dari 22 asam amino, karbohidrat, lemak, air,
vitamin, mineral, enzim, hormon dan zat golongan obat. Antara lain antibiotik,
antijamur, antiinfeksi, antiperadangan, antipembengkakan, antiparkinson,
antiaterosklerosis, serta antivirus yang resisten terhadap antibiotic.
Lidah buaya bermanfaat sebagai detoksifikasi alami dan berguna untuk
menyembuhakn gangguan pencernaan, gusi berdarah, dan perawatan kulit. Lidah
buaya bermanfaat untuk inflamasi adalah dalam membantu mengatasi luka bakar,
akibat digigit serangga dan juga gangguan sistem pencernaan.
Jerawat adalah suatu keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat sehingga
menimbulkan kantung nanah yang meradang. Jerawat adalah penyakit kulit yang
cukup besar jumlah penderitanya. Jerawat dapat disebabkan karena produksi
minyak berlebih, stres, sel-sel kulit mati, bakteri, penggunaan kosmetik, dan obat-
obatan kortikosteroid.

B. Pentingnya masalah

Masalah yang timbul pada remaja atau masa peralihan menuju dewasa
biasanya terletak pada kulit wajah yaitu, jerawat, karena pada saat remaja kita
mengalami peningkatan hormon yang sangat tinggi sehingga memicu timbulnya
jerawat, kurangnya menjaga kebersihan wajah juga dapat memicu tumbuhnya
jerawat di wajah.

9
Masyarakat biasanya memanfaatkan lidah buaya hanya sebagai bahan untuk
membuat suatu manisan atau minuman, padahal kandungan lidah buaya sangat
berguna untuk kesehatan.

Lidah buaya mengandung zat saponin sebagai antibakterial memiliki potensi


untuk menghilangkan jerawat, sehingga kelompok PKT-37 akan membuat obat
jerawat dari gel lidah buaya dan lemon yang mengandung banyak vitamin C yang
baik untuk kulit. Agar obat jerawat mudah digunakan maka obat jerawat dibuat
dalam bentuk gel dengan aroma lemon yang dapat mengangkat kotoran dari wajah.

C. Tujuan

1) Memanfaatkan lidah buaya dan lemon sebagai antibakteri untuk obat


jerawat.
2) Dapat meningkatkan nilai ekonomis lidah buaya, yaitu dengan cara
mengolah lidah buaya menjadi obat jerawat karena lidah buaya memiliki
nilai jual rendah sebagai bahan baku.
3) Memanfaatkan lemon beserta kulit lemon

10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Lidah Buaya (Aloe vera)

Lidah Buaya (Aloe vera. Latin : Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis
tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai
penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat
ditemukan dengan mudah di kawasan kering di Afrika.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manfaat tanaman
lidah buFDIaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika,
serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan. Secara umum, lidah buaya
merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi
untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri. Berdasarkan
hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat sepeti enzim, asam
amino, mineral, vitamin, dan polisakarida komponen lain yang sangat bermanfaat
bagi kesehatan.
Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), lidah buaya
berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses
regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderit
diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap
serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung
penyakit kanker, penderita HIV/AIDS. Di negara-negara Amerika, Australia, dan
Eropa saat ini lidah buaya juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri
makanan dan minuman kesehatan.

Aloe vera/lidah buaya mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D,


mineral yang diperlukan untuk fungsi enzim, saponin yang berfungsi sebagai anti
mikroba dan 20 dari 22 jenis asam amino. Dalam penggunaannya untuk perawatan
kulit, Aloe vera dapat menghilangkan jerawat, melembabkan kulit, detoksifikasi kulit,
penghapusan bekas luka dan tanda, mengurangi peradangan serta perbaikan dan
peremajaan kulit. Aloe vera juga mengandung asam folik yang melindungi sistem
kekebalan tubuh dan kesehatan tubuh yang seringkali terefleksi pada kulit.

11
1. Taksonomi Lidah Buaya

Tabel 1. Taksonomi Lidah Buaya

Kingdom Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Ordo Asparagales

Genus Aloe

Spesies Aloe vera L.

Gambar 1. Lidah Buaya

2. Komposisi Lidah Buaya

Unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam daging lidah buaya menurut


para peneliti antara lain : lignin, saponin, anthraquinone, vitamin, mineral, gula dan
enzim, monosakarida dan polisakarida, asam-asam amino essensial dan non

12
essensial yang secara bersamaan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
yang menyangkut kesehatan tubuh. Kekayaan akan kandungan bahan yang didapat
berfungsi sebagai bahan kosmetik, obat dan pelengkap gizi menjadikan lidah buaya
sebagai tanaman ajaib, karena tidak ada lagi tanaman lain yang mengandung bahan
yang menguntungkan bagi kesehatan selengkap yang dimiliki tanaman tersebut. Di
samping itu keistimewaan lidah buaya terletak pada selnya yang mampu untuk
meresap di dalam jaringan kulit, sehingga banyak menahan kehilangan cairan yang
terlalu banyak dari dalam kulit (Hartanto dan Lubis, 2002).

Menurut Henry (1979), unsur utama dari cairan lidah buaya adalah aloin,
emodin, resin, gum dan unsur lainnya seperti minyak atsiri. Dari segi kandungan
nutrisi, gel atau lendir daun lidah buaya mengandung beberapa mineral seperti Zn,
K. Fe dan vitamin seperti vitamin A.

Lidah buaya tidak menyebabkan keracunan pada manusia maupun hewan,


sehingga sebagai bahan industri lidah buaya dapat diolah menjadi produk makanan
dalam bentuk serbuk, gel, jus dan ekstrak. Cairan yang keluar dari potongan lidah
buaya tadi bila diuapkan menjadi bentuk setengah padat, dapat digunakan sebagai
alat pencuci perut atau obat pencahar (Suryowidodo, 1998).

Kandungan zat gizi lidah buaya per 100 gram dapat dilihat pada Tabel 1 :

Tabel 1. Kandungan gizi lidah buaya

Zat Gizi Kandungan / 100 g Bahan

Energi (Kal) 4,00

Protein (g) 0,10

Lemak (g) 0,20

Serat (g) 0,30

Abu (g) 0,10

Kalsium (mg) 85,00

Fosfor (mg) 186,00

Besi (mg) 0,80

13
Vitamin C (mg) 3,476

Vitamin A (IU) 4,594

Vitamin B1(mg) 0,01

Kadar Air (g) 99,20

Sumber : Departemen Kesehatan R.I., (1992).

Zat aloin yang terkandung dalam lidah buaya berfungsi sebagai pencahar,
sudah digunakan orang Yahudi sejak abad ke-4 SM. Hal ini dikemukakan oleh
Celsus dan dilanjutkan oleh Dioscordes yang menegaskan bahwa Aloe vera
berguna untuk mengobati sakit perut, sakit kepala, gatal, kerontokan rambut,
perawatan kulit dan luka bakar. Bahkan, di Amerika Selatan, lidah buaya resmi
diakui sebagai obat pencahar dan pelingdung kulit saat didaftarkan dalam United
State Pharmacopoeia (USP) pada tahun 1820 (Furnawanthi, 2002).

Gel lidah buaya juga memperlihatkan aktivitas anti penuaan karena mampu
menghambat proses penipisan kulit dan menahan kehilangan serat elastin serta
menaikkan kandungan kolagen dermis yang larut air. Lidah buaya terbukti dapat
menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes (Okyar, et al, 2001).

Lidah buaya mengandung saponin yang mempunyai kemampuan membunuh


kuman, serta senyawa antrakuinon dan kuinon sebagai antibiotik dan penghilang
rasa sakit. Lidah buaya juga merangsang pertumbuhan sel baru dalam kulit. Dalam
gel lidah buaya terkandung lignin yang mampu menembus dan meresap ke dalam
kulit, sehingga sel akan menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan tubuh.
Adapun manfaat lain dari lidah buaya adalah untuk mengobati cacingan, susah
buang air besar, sembelit, penyubur rambut, luka bakar atau tersiram air panas,
jerawat, noda hitam, batuk, diabetes, radang tenggorokan, menurunkan kolesterol
(Sudarto, 1997).

Cairan bening seperti jeli diperoleh dengan membelah batang lidah buaya.
Jeli ini mengandung zat anti bakteri dan anti jamur yang dapat menstimulasi
fibroblast yaitu sel-sel kulit yang berfungsi menyembuhkan luka. Selain kedua zat

14
tersebut, jeli lidah buaya juga mengandung salisilat, zat peredam sakit dan anti
bengkak seperti yang terdapat dalam aspirin (Sulaeman, 2008)

B. Lemon (Citrus limon)

Jeruk sitrum atau buah lemon (Citrus limon (L.) Burm.f.) merupakan jenis
buah-buahan yang berwarna kuning menyala dan mempunyai rasa asam.
Kandungan mineral yang tersimpan didalam buah lemon diantaranya Vitamin C.
Kandungan Vitamin C yang paling tinggi terdapat pada kulit lemon. Vitamin C dapat
digunakan untuk merawat wajah dan kulit tubuh. Manfaat Vitamin C untuk wajah
salah satunya adalah untuk menghilangkan bekas jerawat. Vitamin C dapat
menghasilkan kolagen dalam jumlah banyak yang berfungsi sebagai penyembuhan
jerawat.

Jeruk sitrum atau buah lemon (Citrus limon(L.) Burm.f.) berbentuk bulat telur
dan mempunyai puting pada ujungnya. Di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan
lemon susu daripada jeruk sitrun (Sarwono,1994). Buah lemon berbentuk bola
tertekan dengan panjang 5-8 cm, tebal kulitnya 0,5-0,7 cm dan daging buahnya
berwarna kuning-orange.

Rantingnya tidak berduri dan tangkai daunnya selebar 1-1,5 mm. Buah lemon
yang baik berwarna kuning tua, padat dan berdaging tebal dengan permukaan kulit
mengkilap dan rata. Warna akan berubah lebih pucat ketika matang. Buah lemon
tidak segera matang setelah dipetik, karena itu dapat disimpan di lemari pendingin
selama tidak lebih dari satu minggu.Cairan buah lemon terdiri dari 5% asam sitrat,
yang memberikan rasa khas lemon dan pH-nya sekitar 2-3 (Hutasoit, 2005).

Menurut Nijima dan Nagai, (2003), kedudukan taksonomi jeruk lemon adalah
sebagai berikut :

Tabel 2. Taksonomi Lemon

Filum Spermathophytya

Subfilum Angiosperma

Kelas Dicotyledone

15
Ordo Rutales

Famili Rutaceae

Genus Citrus

Spesies (Citrus limon(L.)Burm.f.)

C. Jerawat Gambar 2. Lemon

Jerawat adalah suatu keadaan di mana pori-pori kulit tersumbat sehingga


menimbulkan kantung nanah yang meradang. Jerawat adalah penyakit kulit yang
cukup besar jumlah penderitanya Kligmann, seorang peneliti masalah jerawat
ternama di dunia berpendapat,"Tak ada satu orang pun di dunia yang melewati
masa hidupnya tanpa sebuah jerawat di kulitnya." Kemungkinan penyebabnya
adalah perubahan hormonal yang merangsang kelenjar minyak dikulit. Perubahan
hormonal lainnya yang dapat menjadi pemicu timbulnya jerawat adalah masa
menstruasi, kehamilan, pemakaian pil KB, dan stres.
Adapun beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya jerawat :
a. Produksi minyak berlebihan

Jerawat tidak selalu muncul karena kotor, melainkan lebih disebabkan


faktor dari dalam tubuh. Jerawat adalah kondisi abnormal kulit akibat
gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak (sebaceous gland) yang
menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori
kulit. Penyebab jerawat yang paling umum adalah hormon, tumpukan minyak
atau sebum di kulit berkolaborasi dengan bakteri.

b. Sel-sel kulit mati

Umumnya, jerawat disebabkan oleh kelebihan kelenjar minyak karena


giat diproduksi hormone androgen. Jerawat timbul karena kelenjar minyak
yang berlebih tersebut bercampur dengan sel kulit mati. Ketika sel-sel kulit itu

16
bercampur dengan jumlah debu atau kotoran yang sudah meningkat itu,
campuran yang tebal dan lengket itu dapat membentuk penyumbat yang
menjadi bintik hitam atau putih. Banyak yang beranggapan, bahwa jerawat
hanya menyerang muka, tetapi jerawat bisa juga menyerang bagian tubuh
lain, seperti di bagian punggung, dada dan lengan atas.

c. Bakteri

Yang membuat masalah semakin rumit, bakteri biasanya ada di kulit,


yang disebut p.acne, yang cenderung berkembang biak di dalam
kelenjar sebaceous yang tersumbat, yang menghasilkan zat-zat yang
menimbulkan iritasi daerah sekitarnya. Kelenjar tersebut terus membengkak,
dan mungkin akan pecah, kemudian menyebarkan radang ke kulit daerah
sekitarnya. Inilah yang menyebabkan jerawat batu jenis yang paling mungkin,
yaitu meninggalkan pigmentasi jangka panjang dan bekas luka seperti cacar
yang permanen.

d. Kosmetik

Penyumbatan pori-pori seringkali terjadi oleh penggunaan kosmetik yang


mengandung banyak minyak atau penggunaan bedak yang menyatu dengan
foundation. Foundation yang terkandung pada bedak menyebabkan bubuk
bedak mudah menyumbat pori-pori.

e. Obat-obatan

Konsumsi obat kortikosteroid, baik oral (obat minum) maupun topical


(obat oles), yang mengakibatkan daya tahan tubuh menurun, juga
meningkatkan potensi timbulnya jerawat karena aktivitas bakteri patogen
yang meningkat.

f. Telepon Genggam

Permukaan telepon genggam bisa jadi media subur untuk tumbuhnya


bakteri. Untuk mencegahnya, bersihkan permukaan telepon secara rutin
dengan alkohol, dan usahakan jangan menempelkan telepon genggam ke
pipi ketika menelepon.

g. Stres

17
Sebenarnya, stres tidak secara langsung menyebabkan jerawat.
Masalahnya, ada hormon tertentu yang keluar saat seseorang stres, yang
memungkinkan tumbuhnya jerawat. Tak hanya itu, stres membuat orang
tersebut mempunyai pola makan yang cenderung banyak mengkonsumsi
makanan manis dan berlemak, sebagai "pelarian" dari stres.

Adapun tipe-tipe jerawat :

 Komedo
Komedo sebenarnya adalah pori-pori yang tersumbat, bisa terbuka atau
tertutup. Komedo yang terbuka (blackhead), terlihat seperti pori-pori yang
membesar dan menghitam. Komedo yang tertutup (whitehead) memiliki kulit
yang tumbuh di atas pori-pori yang tersumbat sehingga terlihat seperti
tonjolan putih kecil. Jerawat jenis komedo ini disebabkan oleh sel-sel kulit
mati dan sekresi kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit.

 Jerawat biasa
Jenis jerawat ini mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna pink atau kemerahan.
Terjadi karena pori-pori yang tersumbat terinfeksi oleh bakteri jenis
propionibacterium acne. Bakteri ini biasanya hidup di saluran kelenjar
sebaceous yang tersumbat, yaitu di daerah tempat beradanya asam lemak
pada kantung kelenjar sebaceous yang tersembunyi di dalam pori-pori kulit.
Diberi nama propionibacterium karena mampu memproduksi asam propionik
(propionic acid). Bakteri ini merupakan jenis anaerobik sehingga dapat hidup
tanpa butuh oksigen, dan mempunyai ciri-ciri aerotolerant yang menimbulkan
iritasi pada daerah sekitarnya. Bakteri yang menginfeksi bisa dari waslap,
kuas make up, jari tangan, juga telepon. stres, hormon dan udara yang
lembap, dapat memperbesar kemungkinan terbentuknya jerawat.

 Jerawat batu (Cystic acne)


Cystic acne adalah jerawat yang besar-besar, dengan peradangan hebat,
berkumpul diseluruh muka. Penderita cystic acne biasanya juga memiliki
keluarga dekat yang menderita jerawat jenis ini. Secara genetik penderitanya
memiliki:

18
A. Kelenjar minyak yang over aktif yang membanjiri pori-pori dengan
kelenjar minyak,
B. Pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak normal yang tidak bisa
beregenerasi secepat kulit normal
C. Memiliki respon yang berlebihan terhadap peradangan sehingga
meninggalkan bekas di kulit

D. Gel

Gel (dari Bahasa Latin gelu - membeku, dingin, es atau gelatus - membeku)
adalah campuran kolodial antara dua zat berbeda fase: padat dan cair. Penampilan gel
seperti zat padat yang lunak dan kenyal (seperti jelly), namun pada rentang suhu
tertentu dapat berperilaku seperti fluida (mengalir). Berdasarkan berat, kebanyakan gel
seharusnya tergolong zat cair, namun mereka juga memiliki sifat seperti benda padat.
Contoh gel adalah gelatin, agar-agar, dan gel rambut..

Biasanya gel memiliki sifat tiksotropi (Ing.: thyxotropy) : menjadi cairan ketika
digoyang, tetapi kembali memadat ketika dibiarkan tenang. Beberapa gel juga
menunjukkan gejala histeresis.

Dengan mengganti cairan dengan gas dimungkinkan pula untuk membentuk


aerogel ('gel udara'), yang merupakan bahan dengan sifat-sifat yang khusus, seperti
massa jenis rendah, luas permukaan yang sangat besar, dan isolator panas yang sangat
baik..

E. CMC

CMC adalah ester polimer selulosa yang larut dalam air dibuat dengan
mereaksikan Natrium Monoklorasetat dengan selulosa basa (Fardiaz, 1987).
Menurut Winarno (1991), Natrium karboxymethyl selulosa merupakan turunan
selulosa yang digunakan secara luas oleh industri makanan adalah garam Na
karboxyl methyl selulosa murni kemudian ditambahkan Na kloroasetat untuk
mendapatkan tekstur yang baik. Selain itu juga digunakan untuk mencegah

19
terjadinya retrogradasi dan sineresis pada bahan makanan. Adapun reaksi
pembuatan CMC adalah sebagai berikut:
ROH + NaOH R-ONa + HOH
R-ONa + Cl CH2COONa RCH2COONa + NaCl
Carboxy Methyl Cellulose (CMC) merupakan turunan selulosa yang mudah
larut dalam air. Oleh karena itu CMC mudah dihidrolisis menjadi gulagula sederhana
oleh enzim selulase dan selanjutnya difermentasi menjadi etanol oleh bakteri
(Masfufatun, 2010).
Carboxy Methyl Cellulose (CMC) adalah turunan dari selulosa dan ini sering
dipakai dalam industri makanan untuk mendapatkan tekstur yang baik. Fungsi CMC
ada beberapa terpenting, yaitu sebagai pengental, stabilisator, pembentuk
gel,sebagai pengemulsi, dan dalam beberapa hal dapat merekatkan penyebaran
antibiotik (Winarno, 1985).
Penggunaan CMC di Indonesia sebagai bahan penstabil, pengental,
pengembang, pengemulsi dan pembentuk gel dalam produk pangan khususnya
sejenis sirup yang diijinkan oleh Menteri Kesehatan RI, diatur menurut PP. No. 235/
MENKES/ PER/ VI/ 1979 adalah 1-2%.

F. Methyl Paraben (Nipagin)

Metil paraben termasuk dalam Bahan Tambahan Pangan (BTP) khususnya


anti jamur yang digunakan secara luas sebagai pengawet untuk makanan, obat-
obatan dan kosmetika. Senyawa ini sering ditemukan pada pembiusan local
bertindak sebagai agen bakterostatik dan pengawet.
Metil paraben siap diserap dari saluran pencernaan atau melalui kulit. Hal ini
terhidrolisis menjadi asam p-hidroksibenzoate dan cepat dikeluarkan tanpa
akumulasi dalam tubuh. Penelitian tenang toksitas akut menunjukkan bahwa metil
adalah praktis tidak beracun baik secara oral maupun parental. Dalam populasi
dengan kulit normal, reaksi metil paraben praktis non-iritasi dan non-sensitif,
walaupun reaksi alergi terhadap paraben telah dilaporkan.

20
G. Asam Borat

Asam borat, juga disebut hidrogen borat, asam boraks, asam


ortoborat dan acidum boricum, adalah mono basa asam Lewis boron lemah yang
sering digunakan sebagai antiseptik, insektisida, penghambat nyala, penyerap
neutron, atau prekursor untuk senyawa kimia lainnya. Senyawa ini memiliki rumus
kimia H3BO3 (kadang-kadang ditulis B(OH)3), dan ada dalam bentuk kristal tidak
berwarna atau serbuk putih yang larut dalam air. Ketika berbentuk mineral, senyawa
ini disebut sasolit.

Dalam bidang medis asam borat dapat digunakan sebagai antiseptik untuk
luka bakar ringan atau luka dan kadang-kadang digunakan dalam pembalut atau
salep. Asam borat diterapkan dalam larutan yang sangat encer sebagai pencuci
mata. Asam borat encer dapat digunakan sebagai penyemprot vagina untuk
mengobati vaginosis bakteri yang disebabkan oleh alkalinitas berlebihan, serta
kandidiasis yang disebabkan oleh kandida non albikan. Sebagai senyawa
antibakteri, asam borat juga dapat digunakan sebagai pengobatan jerawat. Senyawa
ini juga digunakan untuk mencegah penyakit kaki atlet, dengan memasukkan serbuk
asam borat ke dalam kaus kaki atau stoking, dan dalam larutan alkohol dapat
digunakan untuk mengobati beberapa jenis otitis externa (infeksi telinga) baik pada
manusia maupun hewan. Asam borat juga digunakan sebagai pengawet dalam botol
sampel urin di Inggris.

Larutan asam borat yang digunakan sebagai pencuci mata atau pada kulit
terkelupas diketahui menjadi racun, terutama bagi bayi, penggunaan terutama
setelah berulang, hal ini dikarenakan tingkat penghilangan yang lambat.

Dalam kombinasi dengan penggunaannya sebagai insektisida, asam borat


juga mencegah dan menghancurkan busuk basah dan kering pada kayu. Asam
borat dapat digunakan dalam kombinasi dengan pembawa glikol etilena untuk
merawat kayu eksternal terhadap serangan jamur dan serangga. Hal ini
dimungkinkan untuk membeli borat, kemudian diresap ke sebuah tongkat untuk
dimasukkan ke dalam kayu melalui lubang bor di mana kelembaban dan lengasan
diketahui berkumpul dan berdiam. Asam borat ini tersedia dalam bentuk gel dan
bentuk pasta injeksi untuk merawat kayu yang terkena pembusukan tanpa perlu
mengganti kayu. Konsentrat perawatan berbasis borat dapat digunakan untuk
mencegah lendir, miselium, dan pertumbuhan alga, bahkan dalam lingkungan laut.

21
Asam borat ditambahkan ke dalam garam untuk mengawetkan kulit sapi, kulit
lembu, dan kulit domba. Campuran ini dapat membantu untuk mengontrol
perkembangan bakteri, dan membantu untuk mengendalikan serangga.

H. PEG (Poly Ethylene Glycol)

Polietilena glikol (PEG) adalah polimer yang banyak digunakan dalam industry
pangan, kosmetik dan farmasi. Secara kimiawi, PEG merupakan sekelompok polimer
sintetik yang larut air dan memiliki kesamaan struktur kimia berupa adanya gugus
hidroksil primer pada ujung rantai polieter yang mengandung oksietilen (-CH2-CH2-O-
). Beberapa sifat utama dari PEG adalah stabil, tersebar merata, higroskopik (mudah
menguap), dapat mengikat pigmen, dll.

Dalam industri farmasi, PEG digunakan untuk melarutkan obat-obat yang tidak
larut air. Penggunaan PEG sebagaipelarut juga dapat meningkatkan penyebaran obat di
dalam tubuh manusia. PEG dapat digunakan untuk melapisi kaca atau metal, dan
sebagai campuran cat serta tinta. Di dalam kehidupan sekari-hari, PEG juga
dimanfaatkan untuk pembuatan kosmetik, perlengkapan mandi, dan alat-alat rumah
tangga. Selain itu, PEG juga banyak dimanfaatkan dalam industri kertas,
bahan karet, kulit, dan tekstil.

PEG dengan berat molekul cukup tinggi (5000 sampai 10 000) dipakai dalam
skrining tanaman tahan kekeringan, karena akar mengalami kesulitan menyerap air
pada konsentrasi PEG tertentu

22
BAB III PEMBUATAN DAN METODE ANALISIS

A. Ekstraksi kulit lemon

Kulit lemon dipisahkan dari buah lemon

Dibagi menjadi 4 bagian

Dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu

Diekstraksi dengan maserasi dengan etanol 95% selama 6 jam

Disaring diambil filtratnya

Dipisahkan ekstrak kulit lemon dari etanol menggunakan rotary evaporator

Ekstrak kulit lemon yang mengandung vitamin C

B. Pembuatan gel obat jerawat

Dimasukkan CMC ke dalam air panas aduk hingga membentuk gel

Masukkan nipagin dan asam borat aduk hingga rata

Masukkan ekstrak lidah buaya dan kulit lemon

Aduk hingga rata

Kemas gel dalam wadah tertutup rapat

23
C. Metode Analisis

Menurut KepMenKes RI No:661/MENKES/SK/VII/1994 tenteng persyaratan


obat tradisional yang meliputi metode-metode analisis berikut. Metode analisis yang
dilakukan terhadap obat anti jerawat yang dibuat meilputi :

1. Uji Potensi Obat

Dasar
Kemampuan daya kerja desinfektan berbeda-beda tergantung dari
konsentrasi zat tersebut terhadap pertumbuhan bakteri dengan cara
membuat beberapa pengenceran. Suspensi bakteri dicampurkan media
Antibiotik Medium I lalu didistribusikan ke dalam petri dengan volume yang
sama. Sampel dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan kemudian
diinkubasi dalam inkubator dengan suhu 37oC selama 24 jam.

Cara Kerja
1) Disediakan tiga buah cawan petri, diberi label
2) Dipipet suspensi bakteri sebanyak 1 mL ke dalam cawan petri
3) Media dituangkan ke dalam cawan petri lalu dihomogenkan
4) Ditunggu hingga beku
5) Dilubangi media dengan pelubang yang terbuat dari kaca yang steril
6) Diteteskan sampel ke dalam lubang dengan konsentrasi High
(100%), Medium (75%), dan Low (50%)
7) Diinkubasi dalam inkubator dengan suhu 37OC selama 24 jam
8) Diamati dan dicatat hasil

2. Angka Paling Mungkin

Dasar
Bakteri E.coli ditandai dengan terbentuknya gas didalam tabung
durham yang diisi dengan media BGBB (Brilliant Green Byle Broth)
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37OC.

24
Cara Kerja
1) Ditimbang ± 8 gram sampel lalu dilarutkan dalam 80 mL Bacto
Peptone Water di dalam Erlenmeyer lalu dihomogenkan (10-1)
2) Disiapkan 11 tabung durham yang telah berisi media BGBB yang
telah di sterilisasi sebelumnya dan 4 tabung reaksi steril
3) Dipipet Bacto Peptone Water sebanyak 9 mL ke dalam tabung
reaksi steril
4) Diberi label pengenceran 10-2, 10-3, dan blanko
5) Dipipet contoh sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam tabung
pengenceran 10-2 lalu dihomogenkan
6) Dari tabung pengenceran 10-2 dipipet 1 mL ke dalam tabung
pengenceran 10-3 lalu dihomogenkan
7) Dipipet dari tiap-tiap tabung pengenceran sebanyak 1 mL
dimasukkan ke dalam 3 tabung ulir yang telah berisi media BGBB
sesuai label lalu dihomogenkan
8) Dimasukkan semua tabung ke dalam piala gelas lalu di tutup koran
9) Diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama 24 jam
10) Diamati dan dicatat hasil, dan dibandingkan dengan table Angka
Paling Mungkin

3. Angka Lempeng Total

Dasar

Contoh berupa produk dilakukan pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, dimana


contoh dari tiap pengenceran dipipet sebanyak 1 mL lalu dituangkan ke
dalam cawan petri steril. Kemudian dituangkan media PCA bersuhu 45oC.
Disiapkan pula sebuah cawan petri steril untuk blanko. Diinkubasi selama
24 jam - 48 jam pada suhu 37oC. Hasil inkubasi diamati dan dihitung dalam
satuan koloni dengan alat colony counter.

25
Cara kerja

1) Ditimbang ± 8 gram sampel lalu dilarutkan dalam 80 mL Bacto


Peptone Water di dalam Erlenmeyer lalu dihomogenkan (10-1)
2) Dipipet Bacto Peptone Water sebanyak 9 mL ke dalam tabung
reaksi steril
3) Diberi label pengenceran 10-2, 10-3, dan blanko
4) Dipipet contoh sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam tabung
pengenceran 10-2 lalu dihomogenkan
5) Dari tabung pengenceran 10-2 dipipet 1 mL ke dalam tabung
pengenceran 10-3 lalu dihomogenkan
6) Dituangkan media PCA bersuhu 45oC ke setiap cawan petri
sebanyak 15 mL secara aseptic
7) Media dan contoh dalam cawan dihomogenkan lalu dibiarkan hingga
beku
8) Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam
9) Diamati, dicatat hasilnya, dan dihitung jumlah bakterinya

4. Penentuan Jumlah Kapang Khamir Cara Tuang

Dasar
Perhitungan jumlah kapang khamir cara tuang ini dilakukan dengan
pengenceran contoh 10-1 s/d 10-3 dan blanko kemudian dari masing-
masing pengenceran dipipet sebanyak 5 mL ke dalam cawan petri dan
dituang media PDA (Potato Dextrose Agar) sebanyak 15 mL lalu
diinkubasi pada suhu 280C selama 3-5 hari. Hitung jumlah koloni kapang
dan khamir pada setiap cawan petri dengan alat instrument colony
counter yang dilengkapi dengan kaca pembesar kemudian dihitung rata-
rata dari 2 cawan dengan pengenceran yang setingkat sesuai dengan
kaidah yang berlaku
Cara Kerja

26
1) APD : lengkap (sarung tangan, masker, penutup kepala, jas lab,
sepatu lab)
2) Dilakukan teknik aseptik untuk area kerja, kemudian nyalakan
pembakar
3) Dilakukan labelling pada setiap alat
4) Disiapkan botol contoh yang sudah disanitasi dengan
menggunakan alcohol 70%
5) Dipipet 9 mL BPW (Bacto Peptone Water) ke masing-masing
tabung: blanko, 10-1, 10-2, dan 10-3
6) Dipipet 1 mL BPW (Bacto Peptone Water) dari tabung blanko ke
dalam petri (blanko)
7) Dipipet 1 mL contoh ke dalam tabung pengenceran 10-1, lalu
dihomogenkan: 3x pembilasan pipet serologi, kemudian
dimasukkan ke dalam petri steril simplo (S) dan duplo (D) 10-1
8) Dipipet 1 mL contoh dari tabung pengenceran 10-1 ke dalam tabung
pengenceran 10-2 , lalu dihomogenkan, kemudian dimasukkan ke
dalam petri steril simplo (S) dan duplo (D) 10-2
9) Dipipet 1 mL contoh dari tabung pengenceran 10-2 ke dalam tabung
pengenceran 10-3 , lalu dihomogenkan, kemudian dimasukkan ke
dalam petri steril simplo (S) dan duplo (D) 10-3
10) Dipipet 1 mL suspensi jamur ke dalam petri steril (uji efektifitas)
11) Dituangkan media PDA bersuhu 40-450C sebanyak ± 15 mL atau
sepertiga volume petri dihomogenkan dan tunggu sampaii beku
12) Diinkubasi pada suhu 280C selama 3-5 hari (posisi terbalik)
13) Dihitung jumlah koloni bakteri dengan colony counter
14) Dihitung jumlah kolono bakteri pada table: data pengamatan

5. Analisis Cemaran Mikroba Patogen Staphylococcus aureus

Dasar

Pemeriksaan bakteri patogen ini dilakukan setelah proses


pengerjaan perhitungan jumlah bakteri cara APM dan perhitungan

27
jumlah koliform. Hasil pengujian yang positif (keruh dan bergas) dan
pengerjaan sebelumnya digoreskan di media selektif streil (plat) lalu
diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam.

Cara Kerja
1) APD : lengkap (sarung tangan, masker, penutup kepala, jas lab,
sepatu lab)
2) Lakukan teknik aseptik untuk area kerja, kemudian nyalakan
pembakar.
3) Lakukan labelling pada setiap alat
4) Siapkan erlenmeyer yang sudah berisi media selektif steril MSA
(Methol Salt Agar) untuk masing-masing bakteri yang akan diujikan
400C
5) Tuangkan masing-masing media selektif ke dalam cawan petri
sebanyak ± 15 mL (1/3 tinggi cawan petri) secara merata dan
tunggu hingga media membeku
6) Ambil 1 mata ose hasil pengujian yang positif (keruh dan bergas)
dari pengerjaan sebelumnya kemudian digores (bentuk goresan zig
zag) secara aseptik.
7) Masukkan kedalam inkubator pada suhu 30-350C selama 24 jam
posisi terbalik
8) Amati dan catat hasilnya

6. Analisis Cemaran Mikroba Patogen Pseudomonas aeruginosa

Pemeriksaan bakteri patogen ini dilakukan setelah proses


pengerjaan perhitungan jumlah bakteri cara APM dan perhitungan
jumlah koliform. Hasil pengujian yang positif (keruh dan bergas) dan
pengerjaan sebelumnya digoreskan di media selektif streil (plat) lalu
diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam.

Cara Kerja

28
1) APD : lengkap (sarung tangan, masker, penutup kepala, jas lab,
sepatu lab)
2) Lakukan teknik aseptik untuk area kerja, kemudian nyalakan
pembakar.
3) Lakukan labelling pada setiap alat
4) Siapkan erlenmeyer yang sudah berisi media selektif steril CA
(Cetrimide Agar) untuk masing-masing bakteri yang akan diujikan
400C
5) Tuangkan masing-masing media selektif ke dalam cawan petri
sebanyak ± 15 mL (1/3 tinggi cawan petri) secara merata dan
tunggu hingga media membeku
6) Ambil 1 mata ose hasil pengujian yang positif (keruh dan bergas)
dari pengerjaan sebelumnya kemudian digores (bentuk goresan zig
zag) secara aseptik.
7) Masukkan kedalam inkubator pada suhu 30-350C selama 24 jam
posisi terbalik
8) Amati dan catat hasilnya

7. Penetapan Kadar Zat Aktif pada Lidah Buaya

Dasar
Saponin dapat ditetapkan kadarnya dengan menggunakan metode
pengocokkan. Dengan mengocoknya dengan air.

Cara Kerja
1) Dimasukkan gel lidah buaya ke dalam air yang telah disiapkan
dalam botol
2) Kocok botol dengan cepat
3) Diamati hasilnya jika muncul gelembung maka saponin positif

8. Penetapan Kadar Vitamin C pada Lemon

29
Dasar

Vitamin C (asam askorbat) C6H8O6 memiliki daya reduksi yang tinggi.


Hal ini dapat dilihat dari struktur kimia dan sifat-sifat kimia vitamin C.
Vitamin C akan dioksidasikan oleh I2 berlebih terukur menjadi asam dehidro
askorbat kelebihan I2 kemudian akan dititar oleh larutan Na2S2O3 hingga
berwarna kuning muda kemudian ditambahkan indikator kanji. TA yang
diperoleh dari biru menjadi tak berwarna

Cara Kerja

1) Timbang 0,1 gram vit. C


2) Dilarutkan dengan air suling
3) Ditambahkan larutan iod 0,1 N 10 mL berlebih terukur
4) Dititar dengan tio 0,1 N hingga TA kuning muda seulas
5) Ditambahkan indikator kanji
6) Dititar kembali dengan tio 0,1 N hingga TA tak berwarna

Blanko

1) Dipipet 10 mL iod 0.1N berlebih terukur


2) Ditambah air 100 mL
3) Dititar dengan tio 0,1 N hingga TA kuning muda seulas
4) Ditambahkan indikator kanji 2-3 tetes
5) Dititar kembali dengan tio 0.1 N hingga TA tak berwarna

9. Pengukuran pH

Dasar

Alat yang digunakan elektroda gelas H2 dan elektroda standar


kalomel, maka dilakukan uji pH.

Cara Kerja

30
1) Sejumlah contoh diambil dan dimasukkan ke dalam piala gelas 100
mL
2) Alat pH meter dikalibrasi dengan larutan buffer pH 4 dan larutan
buffer pH 7
3) Elektroda dicelupkan ke dalam contoh, ditunggu hingga pembacaan
alat stabil
4) Dicatat pH contoh

10. Organoleptik Uji Hedonik Kesukaan

Dasar
Panelis Diminta untuk mencoba suatu produk, kemudian setelah itu
memberikan tanggapan pribadi atas suka atau tidak suka berdasarkan
skala hedonik kesukaan.

Cara kerja
1) Disiapkan format uji panelis
2) Disiapkan beberapa gram contoh gel lalu diletakkan diatas piring
kecil
3) Diberikan format uji dan sampel yang akan diujikan ke panelis
4) Diberikan pengarahan kepada panelis
5) Dilakukan pengujian oleh panelis
6) Dicatat hasilnya pada format uji
7) Dilakukan rekapitulasi terhadap data yang diperoleh

11. Organoleptik Uji Hedonik Mutu

Dasar

Panelis diminta untuk mencoba suatu produk,kemudian setelah itu


memberikan tanggapan pribadi atas mutu produk berdasarkan skala
hedonik mutu

31
Cara Kerja

1) Disiapkan format uji panelis


2) Disiapkan beberapa gram contoh gel lalu diletakkan diatas piring
kecil
3) Diberikan format uji dan sampel yang akan diujikan ke panelis
4) Diberikan pengarahan kepada panelis
5) Dilakukan pengujian oleh panelis
6) Dicatat hasilnya pada format uji
7) Dilakukan rekapitulasi terhadap data yang diperoleh

12. Kadar Cemaran Logam Timbal

Dasar
Sejumlah sampel didestruksi dengan HNO3 pekat menjadi larutan
garam nitratnya. Di dalam nyala oleh panas,larutan garam akan dijadikan
atom bebas yang dapat mengadsorb energi cahaya. Dengan
membandingkan A (Absorbansi) sampel dan standar,maka kadar unsur
logam dapat di cari.

Cara Kerja

1) Ditimbang 1,0 gram obat jerawat


2) Ditambahkan 20 ml HNO3 pekat
3) Dipanaskan (digest) 150oC sampai larutan sampel jernih
4) Dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml,diencerkan dengan air suling
5) Disaring dengan kertas saring whatman 41 apabila masih terdapat
residu
6) Diukur dengan AAS

32
13. Kadar Cemaran Logam Merkuri

Dasar
Sejumlah sampel didestruksi dengan HNO3 : HClO4 : H2SO4
dengan perbandingan 1 : 1 : 5 menjadi larutan garam nitratnya. Di dalam
nyala oleh panas, larutan garam akan dijadikan atom bebas yang dapat
mengadsorbsi energi cahaya. Dengan membandingkan A (Absorbansi)
sampel dan standar, maka kadar unsur logam dapat di cari.

Cara Kerja

1) Ditimbang 0,5 gram obat jerawat


2) Ditambahkan 15 ml campuran pereaksi : HClO4 : H2SO4 dengan
perbandingan 1 :1 : 5
3) Dipanaskan (digest) 250oC sampai larutan sampel jernih
4) Dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml,diencerkan dengan HCl 1N
5) Disaring dengan kertas saring whatman 41 apabila masih terdapat
residu
6) Diukur dengan AAS

14. Kadar Air Secara Langsung

Dasar

Penetapan Kadar air secara gravimetri dengan dasar pemanasan


pada suhu 105oC, selisih bobot yang diperoleh setelah penguapan adalah
bobot air.

Cara Kerja

1) Ditimbang 2 gram sampel pada kotak timbang yang telah diketahui


bobot keringnya
2) Dikeringkan di dalam oven pada suhu 105oC selama 2-3 jam
3) Didinginkan di desikator
4) Ditimbang hingga diperoleh bobot tetap

33
B. Kewirausahaan

Berikut ini adalah tabel anggaran pembuatan dan pengemasan analisis gel
obat jerawat dari lidah buaya dan ekstrak lemon :

Tabel 4. Anggaran Kewirausahaan

Tabel 3. Anggaran Kewirausahaan

Variable Cost Harga


Bahan baku 50.000
Bahan pembuatan 170.500
Pengemasan 100.000
Pelabelan 100.000
Upah kerja 12.000
Air, listik, dan gas -
Jumlah 432.500

34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil dari Pembuatan dan Analisis Gel Obat Jerawat dari Lidah Buaya (Aloe
vera) dan Ekstrak Lemon (Citrus limon) merupakan gel yang berbentk cairan
setengah padat setengah cair berwarna kuning, warna yang dihasilkan dari ekstrak
lemon yang telah dimaserasi oleh ethanol 96% selama 2 hari.

Jika dibandingkan dengan standar maka produk ini

B. Pembahasan

Pada saat pembuatan gel perlu diperhatikan takaran saat


penambahan CMC. Karena kita harus mengaduk CMC secara perlahan
dalam air panas agar tekstur gel yang kita gunakan tidak kasar dan lembut
pada saat digunakan pada kulit muka.

35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan awal pembuatan gel jerawat ini dapat disimpulkan bahwa gel ini kita
buat untuk :

A. Memanfaatkan lidah buaya dan lemon sebagai antibakteri untuk obat


jerawat.
B. Dapat meningkatkan nilai ekonomis lidah buaya, yaitu dengan cara
mengolah lidah buaya menjadi obat jerawat karena lidah buaya
memiliki nilai jual rendah sebagai bahan baku.
C. Memanfaatkan lemon beserta kulit lemon

B. Saran

Sebaiknya penambahan CMC tidak terlalu banyak agar didapatkan gel


yang tidak terlalu lengket dan transparan. Disarankan untuk melakukan
sintesis secara berulang agar didapatkan komposisi gel yang pas.

36
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39269/3/Chapter%20II.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/6520/3/BL201140.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Jerawat
https://id.wikipedia.org/wiki/Gel
http://resepkimiaindustri.blogspot.com/2015/02/cmc-carboxymethyl-cellulose-
manfaat-dan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_benzoat
https://id.wikipedia.org/wiki/Polietilena_glikol
http://nonasandha.blogspot.com/2012/05/nipagin.html

37
LAMPIRAN

Perhitungan hasil analisis gel obat jerawat:

1. Angka Lempeng Total

2. Perhitungan Jumlah Kapang Khamir

3. Angka Paling Mungkin

4. Cemaran Mikroba Staphylococcus aureus

5. Cemaran Mikroba Pseudomonas aeruginosa

38
6. Uji Potensi Obat

7. Kadar Vitamin C
(𝑣𝑏 − 𝑣𝑝)𝑥𝑁 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3𝑥𝐵𝑠𝑡 𝑉𝑖𝑡 𝐶
% 𝑉𝑖𝑡 𝐶 = 𝑥 100 %
𝑚𝑔 𝑉𝑖𝑡 𝐶
(5,50 − 5,30)𝑥0.0951𝑥88𝑥20
% 𝑉𝑖𝑡 𝐶 = 𝑥 100 %
1030.0

% 𝑉𝑖𝑡 𝐶 = 3.25 %

8. Perhitungan Cemaran Logam

a. Logam Timbal
Deret standar Pb 0-12 ppm

Konsentrasi (ppm) Absorbansi


0 0
1 0.0113
3 0.0230
6 0.04545
9 0.5719
12 0.06619

Int = 0.000175

Slope = 0.00560

Regresi =0.9995

39
LD = 0.1087

Absorbansi sampel ( simplo) = 0.00086

( Duplo) = 0.00081

Kadar Pb Simplo = abs-int x 10 x vlabu

Slope 1000

mg sampel

= 0.00086-0.000175 x 10 x 50

0.0056 1000

1149.7

= 5.35 x 10-3 ppm

Kadar Pb Duplo = abs-int x 10 x vlabu

Slope 1000

mg sampel

= 0.00081-0.000175 x 10 x 50

0.0056 1000

1049.8

= 4.69 x 10-3 ppm

Logam Merkuri

Deret standar Hg

Konsentrasi (ppm) Absorbansi


25 0.0599
50 0.1391
75 0.2107
100 0.2547
150 0.3281

40
Intercept = 0.0295

Sope = 2.1124 x 10-3

Regresi = 0.98156

LD = 0.3641

Absorbansi sampel ( simplo) = -0.0028

( Duplo) = -0.0020

Kadar Pb Simplo = abs-int x 10 x vlabu

Slope 1000

mg sampel

= -0.0028-0.0295 x 10 x 50

2.1124x10-3 1000

544.7

= -0.0140 ppm

Kadar Pb Duplo = abs-int x 10 x vlabu

Slope 1000

mg sampel

= -0.0020-0.0295 x 10 x 50

2.1124x10-3 1000

556.6

=-0.01339 ppm

41

Anda mungkin juga menyukai