Anda di halaman 1dari 36

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

- PENDAHULUAN
Latar Belakang
“PELEBARAN JALAN NGARGOYOSO - JENAWI”, ini dilakukan sebagai penghubung antara suatu wilayah satu
dengan lainnya dalam kemajuannya dibidang ekonomi dan pembangunan. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan adalah
tahap realisasi design rencana menjadi sebuah bangunan yang utuh dan tahap pembangunan lanjutan dari
pekerjaan sebelumnya. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan shop drawing. Metode yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dapat berbeda meskipun untuk
pekerjaan yang sama, hal ini tergantung dari sumber daya dan kondisi lingkungan yang dihadapi. Perencanaan
yang matang mengenai tahapan-tahapan dalam menyelesaikan pekerjaan dilapangan mutlak diperlukan untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Selain menjamin mutu yang dihasilkan,
perencanaan juga harus memperhitungkan keselamatan kerja semua yang terlibat dalam proses pelaksanaan
pekerjaan sehingga tercapai ZERO ACCIDENT sesuai dengan standar OHSAS dalam proyek.

- MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari metode pelaksanaan ini adalah untuk memberikan penjelasan tahap-tahap pelaksanaan
pemeliharaan berkala sesuai dengan lingkup pekerjaan yang ada di BOQ (Bill Of Quantity). Metode pelaksanaan
ini dibuat sedemikian rupa agar semua Item pekerjaan bisa dijelaskan cara pengerjaannya sesuai dengan
spesifikasi teknis dan mutu.
I. UMUM
Kegiatan : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN
Pekerjaan : PELEBARAN JALAN NGARGOYOSO - JENAWI
Tahun : 2017
Kabupaten : KARANGANYAR
Lokasi : KECAMATAN NGARGOYOSO/JENAWI

II. LINGKUP PEKERJAAN

I DIVISI 1 - UMUM
1 1.2. Mobilisasi

II DIVISI 2 - DRAINASE
1 2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
2 K. 1 2 1 Gorong-gorong Pipa Beton Tanpa Tulangan diameter dalam 60 cm

1
III DIVISI 3 - PEKERJAAN TANAH
1 3.1.(1a) Galian Tanah dan Pembuangan (mekanis)
2 3.2.(1a) Timbunan Biasa dari Sumber Galian
3 3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari Sumber Galian (Sirtu Woro)

IV DIVISI 4 - PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


1 4.2.(2b) Lapis Pondasi Agregat Kelas S

V DIVISI 5 - PERKERASAN BERBUTIR

VI DIVISI 6 - PERKERASAN ASPAL


1 6.1.(2)a Lapis Perekat - Aspal Cair
2 6.3.(3a) Lataston Lapis Aus (HRS-WC) (gradasi senjang/semi senjang)
3 6.6.(2) Lapis Pondasi/Perata Penetrasi Macadam

VII DIVISI 7 - STRUKTUR


1 7.9.(1) Pasangan Batu 1 : 5
2 7.1.(7).a Beton fc’ 20 Mpa
3 Ls Sewa acuan beton untuk perkerasan jalan
4 Ls Plastik alas beton

VIII DIVISI 8 - PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

Adapun pelaksanaan dan uraian dari setiap item pekerjaan, adalah sebagai berikut :

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Dalam pekerjaan persiapan ini ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain :
a. Pembuatan Direksi Keet untuk kerja direksi beserta perlengkapannya
- 1 (satu) stel meja untuk rapat beserta kelengkapannya
b. Pengukuran
- Pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dilakukan dengan dilengkapi keterangan
mengenai peil, ketinggian tanah, letak batas-batas tanah dengan alat theodolit atau waterpass yang sudah
ditera kebenarannya.
- Jika terjadi ketidak cocokan antara gambar dengan kondisi di lapangan setelah pengukuran maka segera
dilaporkan kepada PTP atau konsultan pengawas .
c. Bouwplank

2
- Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau meranti 5/7, tertancap sehingga tidak bias digerak-
gerakkan atau berubah, berjarak 2 m antara satu dengan lainnya.
- Papan patok ukur dibuat dari kayu meranti dengan tebal 2 cm dan lebar 20 cm, lurus dan disebelah atasnya
diserut rata.
- Tinggi sisi atas papan dibuat sama antara satu dengan yang lainnya.
d. Papan Nama Proyek
- Pembuatan papan nama proyek berdasarkan redaksi normalisasi dari proyek.
e. Mobilisasi
- Mobilisasi alat dilakukan untuk mendukung pekerjaan yang akan dikerjakan.

B. PEKERJAAN TALUD
1. Pekerjaan Galian Tanah
- Galian tanah dilaksanakan bila tinggi permukaan rencana lebih rendah dari permukaan tanah asli.
- Galian dibuat sesuai dengan ketinggian rencana yang tertera pada gambar rencana dan menurut ketinggian dari
patok-patok referensi.
- Pada batas ketinggian rencana yang berbeda dibuat talud dengan kemiringan 1 : 1.
- Hasil galian yang layak berdasarkan tes dan persetujuan Engineer dan diperlukan untuk bahan timbunan
diangkut ketempat penimbunan sementara (stock trik) didekat lokasi rencana penimbunan sesuai arahan direksi
teknis.
- Tanah bekas galian yang tidak terpakai dibuang keluar lokasi.
- Galian Tanah sedalam lebih dari 1,5 meter menggunakan alat berat

2. Pekerjaan Batu Belah


a. Bahan atau material yang digunakan adalah :
- Kayu yang digunakan untuk pancang adalah Kayu Dolken dengan diameter minimal 15 cm.
- Semen yang digunakan adalah Portland cement tipe 1, menurut SNI 8 atau menurut ASTM, dan
memenuhi S 400 menurut standart cement Portland yang digariskan.
- Seluruh pasir menggunakan ex kali woro yang bermutu baik yang tidak mengandung bahan organis,
kandungan lumpur kurang 5%.

3
- Batu belah yang digunakan berukuran max 20 cm, bergradasi baik, tidak porous, permukaannya kasar
dan tidak mengandung lumpur 1%.
- Air yang digunakan adalah air tawar yang bersih, dan terbebas dari garam, zat kimia yang dapat
merusak mutu beton.
- Pipa suling-suling menggunakan pipa PVC 2”.
b. Pelaksanaan
- Sebelum pondasi dipasang, genangan air yang ada pada tanah galian pondasi dibersihkan sampai
kering.
- Pondasi Cerucuk kayu Dolken dipancang menggunakan atat berat, untuk letak dan kedalaman pancang
disesuaikan dengan gambar.
- Batu yang dipergunakan batu yang keras, permukaan kasar, tidak retak. Permukaan dasar galian
ditimbun dengan pasir urug setebal 5 cm, disiram dan diratakan dengan tingkat kepadatan 80%
conpacted.
- Batu kosong (tanpa adukan/aanstamping) setinggi 10 cm dipasang dibawah pondasi batu belah secara
tegak lurus dan rapat.
- Batu belah disusun dengan rapi menggunakan perekat dari mortar atau spesi yang sesuai persyaratan
dan dibuat serapat mungkin sehingga tidak terjadi rongga dalam pasangan tersebut. Batu yang
dipergunakan dalam pekerjaan tersebut adalah batu belah yang dapat mempunyai ikatan yang baik
dengan mortar atau spesi dan bukan batu blondos. Pekerjaan pondasi batu belah dilaksanakan dengan
campuran spesi 1 Pc : 5 Pp.
- Pada tengah-tengah tengan pondasi pasangan batu dipasang pipa PVC 2” untuk suling-suling.

3. Pekerjaan Pengaturan Berm


Sebelum pekerjaan jalan (pekerjaan utama) dimulai, badan jalan harus dibersihkan dari setiap vegetasi
(tumbuh-tumbuhan).Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan/pemindahan pepohonan (sisa pepohonan),
Semak-semak, tumbuhan-tumbuhan lainnya, sampah-sampah, dan semua material-material yang tidak diperlukan
termasuk semua material hasil penggalian.

4
Untuk konstruksi jalan baru, alignment jalan harus bisa ditentukan dimana kemungkinannya untuk
meminimalkan pemotongan pohon-pohon, dan untuk pohon yang terletak lebih dari 0,5 meter dari badan jalan
tidak boleh dipotong tanpa sepengetahuan Pengawas (Contract Supervisor). Semua reruntuhan harus
dikumpulkan dan dibuang di tempat yang sesuai dan dapat diterima oleh Pengawas (Contract Supervisor).
Metode Kerja:
- Pasang patok untuk lebar pembersihan dengan interval 10 meter antar patok. Gunakan patok As jalan
sebagai acuannya.
- Pasang benang sepanjang patok yang telah diset.
- Bersihkan semua semak-semak, rerumputan dan sampah-sampah yang berada dalam badan jalan yang
telah diset dengan patok-patok yang telah dipasang.
- Semua sisa-sisa pohon, rerumputan, pohon-pohon, semaksemak, reruntuhan dan batu-batu besar harus
dipindahkan dan dibuang keluar dari formasi jalan atau sesuai dengan arahan dari pengawas pekerjaan
(Contract Supervisor).
- Luas area yang harus dibersihkan sesuai dengan yang diinformasikan pada gambar atau sesuai dengan
yang diinstruksikan oleh Pengawas (Contract Supervisor).
- Seandainya batu-batu yang berada di lokasi lintasan kendaraan terlalu besar, bakar batu tersebut dan
siram dengan air untuk mempermudah memecahkan batu tersebut serta pecahkan menjadi ukuran yang
lebih kecil. Kemudian pindahkan keluar dari lokasi/jalur lintasan kendaraan.
-
4. Pekerjaan Plesteran, Siaran dan Acian
a. Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan tersebut adalah pekerjaan plesteran dan siaran pasangan batu.
b. Bahan yang dipakai adalah :
- Pasir yang digunakan bersih, tajam,bebas dari lumpur, tidak mengandung garam, dan terlebih dahulu diayak
lewat ayakan 10 mm. Pasir yang digunakan adalah pasir ex kali woro.
- Semen yang digunakan adalah Portland cement tipe I, menurut SNI 8 atau menurut standart cement Portland
yang digariskan.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
- Sebelum dinding diplester maka terlebih dahulu dikaprot dengan campuran 1 : 2 dengan ketebalan 3 mm
untuk mendapatkan ikatan yang baik. Ketebalan dan pengeringan plesteran selalu dijaga agar tetap stabil dan
kemudian diperhalus dengan acian semen.
- Tebal plesteran minimum 15 cm dan jika ketebalan 2,5 cm maka harus diberi kawat ayam untuk menambah
daya lekat dari plesterannya.
- Plesteran dilaksanakan dengan campuran 1 : 3
- Siaran menggunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogin, dilaksanakan pada
plesteran yang sudah berumur minimum 8 hari.
- Siaran dibuat rata pada nat pasangan batu kali.
- Untuk pekerjaan plesteran, dan siaran yang tidak lurus, berombak, dan retak, maka dilakukan pembenahan
dengan sebaik-baiknya.

5
5. Pekerjaan Suling Pipa PVC Ø 2 cm dan Pemasangan ijuk
a. Bahan atau material yang digunakan adalah pipa PVC dengan diameter 5 cm yang sesuai dengan standart
yang ada dan serat ijuk.
b. Pelaksanaan
Pipa PVC Ø 2 cm yang ada dipasang pada pasangan batu di jembatan dan di talud jembatan dengan jarak antar
pipa PVC kurang lebih 3 m. Pasangan pipa PVC Ø 2 cm tersebut dipasang dengan kemiringan tertentu agar air
didalam tanah dapat mengalir dengan lancar melalui suling-suling pipa yang ada.
Pemasangan ijuk sebagai penyaring supaya tidak terjadi sumbatan dari kotoran-kotoran dan tanah dan berfungsi
sebagai resapan air tanah.

6. Pekerjaan Urugan Tanah


Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir
yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian struktur dan untuk timbunan umum
yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis kelandaian, dan elevasi penampang
melintang yang disyaratkan atau disetujui.

7. Pekerjaan Timbunan Sirtu


Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi
semua ketentuan diatas level timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang
tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam
segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.
Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pengangkutan Material
Pengangkutan material urugan pilihan ke lokasi pekerjaan menggunakan Dump Truck dan loadingnya dilakukan
dengan menggunakan Wheel Loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat
penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.
2. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap penghamparan ini harus
diperhatikan hal-hal berikut :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi lapangan. Lebar
penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua
tahapan pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan.

6
3. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah.Pemadatan
dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat Water Tank untuk
membasahi material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.
Timbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang
sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar dapat
menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
Dasar perhitungan analisis adalah :
- Asumsi :
- Pekerjaan dilakukan secara mekanis
- Lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan
- Urutan Kerja/Metode kerja :
i. Material urungan biasanya dimuat ke Dump Truck dengan menggunakan Whell Loader
ii. Pengangkutan material urugan biasanya dilakukan dengan Dump Truck dari quarry / borrow pit dengan jarak
quarry ke lapangan pekerjaan 10 km
iii. Material urugan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Grader
iv. Hamparan material disiram air dengan Water Tank Truck (sebelum pelaksanaan pemadatan) dan dipadatkan
dengan menggunakan Vibro Roller.
v. Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.

7
8. Pekerjaan Beton f’c = 20 Mpa
a. Bahan atau material yang digunakan adalah :
- Semen yang digunakan adalah Portland cement tipe 1, menurut SNI 8 atau menurut standart cement Portland
yang digariskan.
- Seluruh pasir menggunakan ex kali woro yang bermutu baik yang tidak mengandung bahan organis, kandungan
lumpur kurang 5%.
- Split yang digunakan mempunyai ukuran maksimum 2-3 bergradasi baik, tidak porous, permukaannya kasar
dan tidak mengandung lumpur 1%.
- Air yang digunakan adalah air tawar yang bersih, dan terbebas dari garam, zat kimia yang dapat merusak mutu
beton.
- Tulangan besi beton merupakan tulangan baja U-24 polos untuk diameter < 12 mm, dan tulangan baja U-32 ulir
untuk diameter tulangan > 32 mm dengan nilai fys = 240 Mpa, fy = 400 Mpa, dan f’c= 20 Mpa.
b. Begisting
- Begisting dibuat dari papan kayu kelas III yang cukup kering.
- Panel begisting, jarak scaffolding, jarak sekur penguat disesuaikan.
- Pasangan begisting dibuat serapi mungkin , cukup kuat, dan kaku untuk menahan getaran dan kejutan gaya
yang diterima. Kerapian dan ketelitian begisting tetap dijaga agar setelah begisting dibongkar memberikan bidang
yang rata.
- Level Begisting diperiksa dengan alat ukur terhadap level finish.
c. Pelaksanaan Cor Beton
- Sebelum dicor maka begisting dibersihkan dulu dari segala macam kotoran.
- Begisting dilapisi dengan oli sehingga tidak lengket dengan betonnya.
- Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk untuk mendapatkan campuran yang homogen
- Untuk beton struktur, menggunakan campuran beton dari ready mix, dan dimintakan persetujuan
pengawas lapangan.
- Penuangan adukan beton dilakukan terus menerus sehingga didapatkan beton yang monolit, dan tidak
dijatuhkan dari tempat yang tinggi agar tidak terjadi segregasi.
- Pemadatan dengan alat getar tidak mengenai begisting dan tulangan, dan tidak terlalu lama agar tidak terjadi
segregasi. Pemadatan manual tidak dilaksanakan pada beton diatas ketebalan 15 cm.
- Selama pengecoran dilakukan pengujian nilai slump untuk mengetahui nilai kelencakan dan kekentalan
beton, dengan nilai slump 5 – 12,5 cm.
- Untuk keperluan test kuat desak beton dilakukan pada beton segar dengan ditempatkan pada kotak kubus baja
atau silinder baja, dan pengujiannya dilakukan dilaboratorium yang disetujui konsultan pengawas.
- Perawatan kubus atau silinder percobaan adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air selama 7 hari dan
selanjutnya di udara terbuka.
e Pembongkaran Beton dan Perawatan
- Pembongkaran begisting dilakukan bertahap, sehingga tidak menimbulkan beban kejut pada struktur, dan
pembongkaran harus disetujui pengawas lapangan.

8
- Beton dilindungi dari panas sehingga tidak terjadi penguapan yang cepat.
- Selama perawatan, beton dibasahi/curing paling sedikit 10 hari setelah pengecoran.

Metode Perhitungan Campuran Beton Job Mix Desain/Formula

Cara menakar campuran meterial beton.


Dengan berpatokan pada SNI 7394-2008 tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton
untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan, berdasarkan SNI tersebut, maka dapat kita mnentukan
porsi dari masing-masing material yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil campuran beton sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Beton Mutu K-100 (f"c = 7,4 MPa)
Komposisi campuran per m3 beton:
• Semen : 247 kg
• Pasir : 869 kg
• Kerikil : 999 kg
• Air : 215 liter
Pencampuran beton di dalam mixer menggunakan 1 zak semen dengan massa 50 kg/zak. Faktor pembagi
campuran adalah 247 : 50 = 5,48
Berdasarkan faktor pembagi maka diketahui komposisi campuran dalam mixer adalah sebagai berikut:
• Semen : 50 kg
• Pasir : 869/5,48 = 158,58 kg
• Kerikil : 999/5,48 = 182,30 kg
• Air : 215/5,48 = 39,23 liter
Konversi Campuran Material
Takaran yang akan digunakan untuk menakar material adalah:
1. Misalkan box papan untuk menakar pasir dan split ke dalam mixer memiliki dimensi panjang x lebar x
tinggi = 50 cm x 30 cm x 20 cm.
Volume box papan = 50 x 30 x 20 = 30.000 cm3
2. Ember plastik untuk menakar air memiliki dimensi:
• diameter atas = 23 cm

9
• diamter bawah = 16 cm
• tinggi = 17 cm
Volume ember plastik adalah = ((Luas atas + luas bawah)/2) x tinggi
Volume = (((3,14*(23/2)^2)+(3,14*(16/2)^2)/2) x 17 = 5.237 cm3 = 5,237 liter.
Sedangkan massa material dalam 1 box papan adalah:
• Pasir : 33,5 kg
• Kerikil : 35,5 kg
Maka dalam satu kali pencampuran di dalam mixer untuk beton mutu K-100 (f'c=7,4 MPa) digunakan
formula sebagai berikut:
o Semen : 1 zak
o Pasir : 158,58/33,5 = 4,73 box » 5 box
o Kerikil : 182,30/35,5 = 5,14 box » 5 box
o Air : 39,23/5,237 = 7,49 ember » 7,5 ember

2. Beton Mutu K-125 (f"c = 9,8 MPa)


Komposisi campuran per m3 beton:
• Semen : 276 kg
• Pasir : 828 kg
• Kerikil : 1012 kg
• Air : 215 liter
Pencampuran beton di dalam mixer menggunakan 1 zak semen dengan massa 50 kg/zak. Faktor pembagi
campuran adalah 276 : 50 = 5,52
Berdasarkan faktor pembagi maka diketahui komposisi campuran dalam mixer adalah sebagai berikut:
• Semen : 50 kg
• Pasir : 828/5,52 = 150,00 kg
• Kerikil : 1012/5,52 = 183,33 kg
• Air : 215/5,52 = 38,95 liter
Konversi Campuran Material
Takaran yang akan digunakan untuk menakar material adalah:
1. Misalkan box papan untuk menakar pasir dan split ke dalam mixer memiliki dimensi panjang x lebar x
tinggi = 50 cm x 30 cm x 20 cm.
Volume box papan = 50 x 30 x 20 = 30.000 cm3
2. Ember plastik untuk menakar air memiliki dimensi:
• diameter atas = 23 cm
• diamter bawah = 16 cm
• tinggi = 17 cm
Volume ember plastik adalah = ((Luas atas + luas bawah)/2) x tinggi
Volume = (((3,14*(23/2)^2)+(3,14*(16/2)^2)/2) x 17 = 5.237 cm3 = 5,237 liter.

10
Sedangkan massa material dalam 1 box papan adalah:
• Pasir : 33,5 kg
• Kerikil : 35,5 kg
Maka dalam satu kali pencampuran di dalam mixer untuk beton mutu K-125 (f'c=9,8 MPa) digunakan
formula sebagai berikut:
o Semen : 1 zak
o Pasir : 150,00/33,5 = 4,48 box » 4,5 box
o Kerikil : 183,33/35,5 = 5,16 box » 5 box
o Air : 38,95/5,237 = 7,44 ember » 7,5 ember

3. Beton Mutu K-150 (f"c = 12,2 MPa)


Komposisi campuran per m3 beton:
• Semen : 299 kg
• Pasir : 799 kg
• Kerikil : 1017 kg
• Air : 215 liter
Pencampuran beton di dalam mixer menggunakan 1 zak semen dengan massa 50 kg/zak. Faktor pembagi
campuran adalah 299 : 50 = 5,98
Berdasarkan faktor pembagi maka diketahui komposisi campuran dalam mixer adalah sebagai berikut:
• Semen : 50 kg
• Pasir : 799/5,98 = 133,61 kg
• Kerikil : 1017/5,98 = 170,07 kg
• Air : 215/5,98 = 35,95 liter
Konversi Campuran Material
Takaran yang akan digunakan untuk menakar material adalah:
1. Misalkan box papan untuk menakar pasir dan split ke dalam mixer memiliki dimensi panjang x lebar x
tinggi = 50 cm x 30 cm x 20 cm.
Volume box papan = 50 x 30 x 20 = 30.000 cm3
2. Ember plastik untuk menakar air memiliki dimensi:
• diameter atas = 23 cm
• diamter bawah = 16 cm
• tinggi = 17 cm
Volume ember plastik adalah = ((Luas atas + luas bawah)/2) x tinggi
Volume = (((3,14*(23/2)^2)+(3,14*(16/2)^2)/2) x 17 = 5.237 cm3 = 5,237 liter.
Sedangkan massa material dalam 1 box papan adalah:
• Pasir : 33,5 kg
• Kerikil : 35,5 kg

11
Maka dalam satu kali pencampuran di dalam mixer untuk beton mutu K-150 (f'c=12,2 MPa) digunakan
formula sebagai berikut:
o Semen : 1 zak
o Pasir : 133,61/33,5 = 3,99 box » 4 box
o Kerikil : 170,07/35,5 = 4,79 box » 5 box
o Air : 35,95/5,237 = 6,87 ember » 6 ember

4. Beton Mutu K-175 (f"c = 14,5 MPa)


Komposisi campuran per m3 beton:
• Semen : 326 kg
• Pasir : 760 kg
• Kerikil : 1029 kg
• Air : 215 liter
Pencampuran beton di dalam mixer menggunakan 1 zak semen dengan massa 50 kg/zak. Faktor pembagi
campuran adalah 326 : 50 = 6,52
Berdasarkan faktor pembagi maka diketahui komposisi campuran dalam mixer adalah sebagai berikut:
• Semen : 50 kg
• Pasir : 760/6,52 = 116,56 kg
• Kerikil : 1017/6,52 = 157,82 kg
• Air : 215/6,52 = 32,98 liter
Konversi Campuran Material
Takaran yang akan digunakan untuk menakar material adalah:
1. Misalkan box papan untuk menakar pasir dan split ke dalam mixer memiliki dimensi panjang x lebar x
tinggi = 50 cm x 30 cm x 20 cm.
Volume box papan = 50 x 30 x 20 = 30.000 cm3
2. Ember plastik untuk menakar air memiliki dimensi:
• diameter atas = 23 cm
• diamter bawah = 16 cm
• tinggi = 17 cm
Volume ember plastik adalah = ((Luas atas + luas bawah)/2) x tinggi
Volume = (((3,14*(23/2)^2)+(3,14*(16/2)^2)/2) x 17 = 5.237 cm3 = 5,237 liter.
Sedangkan massa material dalam 1 box papan adalah:
• Pasir : 33,5 kg
• Kerikil : 35,5 kg
Maka dalam satu kali pencampuran di dalam mixer untuk beton mutu K-175 (f'c=14,5 MPa) digunakan
formula sebagai berikut:
o Semen : 1 zak
o Pasir : 116,56/33,5 = 3,48 box » 4,5 box

12
o Kerikil : 157,82/35,5 = 4,45 box » 4,5 box
o Air : 32,98/5,237 = 6,30 ember » 6 ember
5. Beton Mutu K-200 (f"c = 16,9 MPa)
Komposisi campuran per m3 beton:
• Semen : 352 kg
• Pasir : 731 kg
• Kerikil : 1031 kg
• Air : 215 liter
Pencampuran beton di dalam mixer menggunakan 1 zak semen dengan massa 50 kg/zak. Faktor pembagi
campuran adalah 352 : 50 = 7,04
Berdasarkan faktor pembagi maka diketahui komposisi campuran dalam mixer adalah sebagai berikut:
• Semen : 50 kg
• Pasir : 731/7,04 = 103,84 kg
• Kerikil : 1031/7,04 = 146,45 kg
• Air : 215/7,04 = 30,54 liter
Konversi Campuran Material
Takaran yang akan digunakan untuk menakar material adalah:
1. Misalkan box papan untuk menakar pasir dan split ke dalam mixer memiliki dimensi panjang x lebar x
tinggi = 50 cm x 30 cm x 20 cm.
Volume box papan = 50 x 30 x 20 = 30.000 cm3
2. Ember plastik untuk menakar air memiliki dimensi:
• diameter atas = 23 cm
• diamter bawah = 16 cm
• tinggi = 17 cm
Volume ember plastik adalah = ((Luas atas + luas bawah)/2) x tinggi
Volume = (((3,14*(23/2)^2)+(3,14*(16/2)^2)/2) x 17 = 5.237 cm3 = 5,237 liter.
Sedangkan massa material dalam 1 box papan adalah:
• Pasir : 33,5 kg
• Kerikil : 35,5 kg
Maka dalam satu kali pencampuran di dalam mixer untuk beton mutu K-200 (f'c=16,9 MPa) digunakan
formula sebagai berikut:
o Semen : 1 zak
o Pasir : 103,84/33,5 = 3,10 box » 3 box
o Kerikil : 146,45/35,5 = 4,13 box » 4 box
o Air : 30,54/5,237 = 5,83 ember » 6 ember
6. Beton Mutu K-225 (f"c = 19,3 MPa)
Komposisi campuran per m3 beton:
• Semen : 371 kg

13
• Pasir : 698 kg
• Kerikil : 1047 kg
• Air : 215 liter
Pencampuran beton di dalam mixer menggunakan 1 zak semen dengan massa 50 kg/zak. Faktor pembagi
campuran adalah 371 : 50 = 7,42
Berdasarkan faktor pembagi maka diketahui komposisi campuran dalam mixer adalah sebagai berikut:
• Semen : 50 kg
• Pasir : 698/7,42 = 94,07 kg
• Kerikil : 1047/7,42 = 141,11 kg
• Air : 215/7,42 = 28,98 liter
Konversi Campuran Material
Takaran yang akan digunakan untuk menakar material adalah:
1. Misalkan box papan untuk menakar pasir dan split ke dalam mixer memiliki dimensi panjang x lebar x
tinggi = 50 cm x 30 cm x 20 cm.
Volume box papan = 50 x 30 x 20 = 30.000 cm3
2. Ember plastik untuk menakar air memiliki dimensi:
• diameter atas = 23 cm
• diamter bawah = 16 cm
• tinggi = 17 cm
Volume ember plastik adalah = ((Luas atas + luas bawah)/2) x tinggi
Volume = (((3,14*(23/2)^2)+(3,14*(16/2)^2)/2) x 17 = 5.237 cm3 = 5,237 liter.
Sedangkan massa material dalam 1 box papan adalah:
• Pasir : 33,5 kg
• Kerikil : 35,5 kg
Maka dalam satu kali pencampuran di dalam mixer untuk beton mutu K-225 (f'c=19,3 MPa) digunakan
formula sebagai berikut:
o Semen : 1 zak
o Pasir : 94,07/33,5 = 2,81 box » 3 box
o Kerikil : 141,11/35,5 = 3,97 box » 4 box
o Air : 28,98/5,237 = 5,53 ember » 5,5 ember
7. Beton Mutu K-250 (f"c = 21,7 MPa)
Komposisi campuran per m3 beton:
• Semen : 384 kg
• Pasir : 692 kg
• Kerikil : 1039 kg
• Air : 215 liter
Pencampuran beton di dalam mixer menggunakan 1 zak semen dengan massa 50 kg/zak. Faktor pembagi
campuran adalah 384 : 50 = 7,68

14
Berdasarkan faktor pembagi maka diketahui komposisi campuran dalam mixer adalah sebagai berikut:
• Semen : 50 kg
• Pasir : 692/7,68 = 90,10 kg
• Kerikil : 1039/7,68 = 135,29 kg
• Air : 215/7,68 = 27,99 liter
Konversi Campuran Material
Takaran yang akan digunakan untuk menakar material adalah:
1. Misalkan box papan untuk menakar pasir dan split ke dalam mixer memiliki dimensi panjang x lebar x
tinggi = 50 cm x 30 cm x 20 cm.
Volume box papan = 50 x 30 x 20 = 30.000 cm3
2. Ember plastik untuk menakar air memiliki dimensi:
• diameter atas = 23 cm
• diamter bawah = 16 cm
• tinggi = 17 cm
Volume ember plastik adalah = ((Luas atas + luas bawah)/2) x tinggi
Volume = (((3,14*(23/2)^2)+(3,14*(16/2)^2)/2) x 17 = 5.237 cm3 = 5,237 liter.
Sedangkan massa material dalam 1 box papan adalah:
• Pasir : 33,5 kg
• Kerikil : 35,5 kg
Maka dalam satu kali pencampuran di dalam mixer untuk beton mutu K-250 (f'c=21,7 MPa) digunakan
formula sebagai berikut:
o Semen : 1 zak
o Pasir : 90,10/33,5 = 2,69 box » 2,5 box
o Kerikil : 135,29/35,5 = 3,81 box » 4 box
o Air : 27,99/5,237 = 5,35 ember » 5,5 ember
8. Beton Mutu K-275 (f"c = 24 MPa)
Komposisi campuran per m3 beton:
• Semen : 406 kg
• Pasir : 684 kg
• Kerikil : 1026 kg
• Air : 215 liter
Pencampuran beton di dalam mixer menggunakan 1 zak semen dengan massa 50 kg/zak. Faktor pembagi
campuran adalah 406 : 50 = 8,12
Berdasarkan faktor pembagi maka diketahui komposisi campuran dalam mixer adalah sebagai berikut:
• Semen : 50 kg
• Pasir : 684/8,12 = 84,42 kg
• Kerikil : 1026/8,12 = 126,35 kg
• Air : 215/8,12 = 26,48 liter

15
Konversi Campuran Material
Takaran yang akan digunakan untuk menakar material adalah:
1. Misalkan box papan untuk menakar pasir dan split ke dalam mixer memiliki dimensi panjang x lebar x
tinggi = 50 cm x 30 cm x 20 cm.
Volume box papan = 50 x 30 x 20 = 30.000 cm3
2. Ember plastik untuk menakar air memiliki dimensi:
• diameter atas = 23 cm
• diamter bawah = 16 cm
• tinggi = 17 cm
Volume ember plastik adalah = ((Luas atas + luas bawah)/2) x tinggi
Volume = (((3,14*(23/2)^2)+(3,14*(16/2)^2)/2) x 17 = 5.237 cm3 = 5,237 liter.
Sedangkan massa material dalam 1 box papan adalah:
• Pasir : 33,5 kg
• Kerikil : 35,5 kg
Maka dalam satu kali pencampuran di dalam mixer untuk beton mutu K-275 (f'c=24 MPa) digunakan formula
sebagai berikut:
o Semen : 1 zak
o Pasir : 84,42/33,5 = 2,51 box » 2,5 box
o Kerikil : 126,35/35,5 = 3,56 box » 3,5 box
o Air : 26,48/5,237 = 5,06 ember » 5 ember
9. Beton Mutu K-300 (f"c = 26,4 MPa)
Komposisi campuran per m3 beton:
• Semen : 413 kg
• Pasir : 681 kg
• Kerikil : 1021 kg
• Air : 215 liter
Pencampuran beton di dalam mixer menggunakan 1 zak semen dengan massa 50 kg/zak. Faktor pembagi
campuran adalah 413 : 50 = 8,26
Berdasarkan faktor pembagi maka diketahui komposisi campuran dalam mixer adalah sebagai berikut:
• Semen : 50 kg
• Pasir : 681/8,26 = 82,45 kg
• Kerikil : 1021/8,26 = 123,61 kg
• Air : 215/8,26 = 26,03 liter
Konversi Campuran Material
Takaran yang akan digunakan untuk menakar material adalah:
1. Misalkan box papan untuk menakar pasir dan split ke dalam mixer memiliki dimensi panjang x lebar x
tinggi = 50 cm x 30 cm x 20 cm.
Volume box papan = 50 x 30 x 20 = 30.000 cm3

16
2. Ember plastik untuk menakar air memiliki dimensi:
• diameter atas = 23 cm
• diamter bawah = 16 cm
• tinggi = 17 cm
Volume ember plastik adalah = ((Luas atas + luas bawah)/2) x tinggi
Volume = (((3,14*(23/2)^2)+(3,14*(16/2)^2)/2) x 17 = 5.237 cm3 = 5,237 liter.
Sedangkan massa material dalam 1 box papan adalah:
• Pasir : 33,5 kg
• Kerikil : 35,5 kg
Maka dalam satu kali pencampuran di dalam mixer untuk beton mutu K-300 (f'c=26,4 MPa) digunakan
formula sebagai berikut:
o Semen : 1 zak
o Pasir : 82,45/33,5 = 2,46 box » 2,5 box
o Kerikil : 123,61/35,5 = 3,48 box » 3,5 box
o Air : 26,03/5,237 = 4,97 ember » 5 ember
10. Beton Mutu K-325 (f"c = 28,8 MPa)
Komposisi campuran per m3 beton:
• Semen : 439 kg
• Pasir : 670 kg
• Kerikil : 1006 kg
• Air : 215 liter
Pencampuran beton di dalam mixer menggunakan 1 zak semen dengan massa 50 kg/zak. Faktor pembagi
campuran adalah 439 : 50 = 8,78
Berdasarkan faktor pembagi maka diketahui komposisi campuran dalam mixer adalah sebagai berikut:
• Semen : 50 kg
• Pasir : 670/8,78 = 76,31 kg
• Kerikil : 1006/8,78 = 114,58 kg
• Air : 215/8,78 = 24,49 liter
Konversi Campuran Material
Takaran yang akan digunakan untuk menakar material adalah:
1. Misalkan box papan untuk menakar pasir dan split ke dalam mixer memiliki dimensi panjang x lebar x
tinggi = 50 cm x 30 cm x 20 cm.
Volume box papan = 50 x 30 x 20 = 30.000 cm3
2. Ember plastik untuk menakar air memiliki dimensi:
• diameter atas = 23 cm
• diamter bawah = 16 cm
• tinggi = 17 cm
Volume ember plastik adalah = ((Luas atas + luas bawah)/2) x tinggi

17
Volume = (((3,14*(23/2)^2)+(3,14*(16/2)^2)/2) x 17 = 5.237 cm3 = 5,237 liter.
Sedangkan massa material dalam 1 box papan adalah:
• Pasir : 33,5 kg
• Kerikil : 35,5 kg
Maka dalam satu kali pencampuran di dalam mixer untuk beton mutu K-325 (f'c=28,8 MPa) digunakan
formula sebagai berikut:
o Semen : 1 zak
o Pasir : 76,31/33,5 = 2,28 box » 2 box
o Kerikil : 114,58/35,5 = 3,23 box » 3 box
o Air : 24,49/5,237 = 4,68 ember » 5 ember
11. Beton Mutu K-350 (f"c = 31,2 MPa)
Komposisi campuran per m3 beton:
• Semen : 448 kg
• Pasir : 667 kg
• Kerikil : 1000 kg
• Air : 215 liter
Pencampuran beton di dalam mixer menggunakan 1 zak semen dengan massa 50 kg/zak. Faktor pembagi
campuran adalah 448 : 50 = 8,96
Berdasarkan faktor pembagi maka diketahui komposisi campuran dalam mixer adalah sebagai berikut:
• Semen : 50 kg
• Pasir : 667/8,96 = 74,44 kg
• Kerikil : 1000/8,96 = 111,61 kg
• Air : 215/8,96 = 24,00 liter
Konversi Campuran Material
Takaran yang akan digunakan untuk menakar material adalah:
1. Misalkan box papan untuk menakar pasir dan split ke dalam mixer memiliki dimensi panjang x lebar x
tinggi = 50 cm x 30 cm x 20 cm.
Volume box papan = 50 x 30 x 20 = 30.000 cm3
2. Ember plastik untuk menakar air memiliki dimensi:
• diameter atas = 23 cm
• diamter bawah = 16 cm
• tinggi = 17 cm
Volume ember plastik adalah = ((Luas atas + luas bawah)/2) x tinggi
Volume = (((3,14*(23/2)^2)+(3,14*(16/2)^2)/2) x 17 = 5.237 cm3 = 5,237 liter.
Sedangkan massa material dalam 1 box papan adalah:
• Pasir : 33,5 kg
• Kerikil : 35,5 kg

18
Maka dalam satu kali pencampuran di dalam mixer untuk beton mutu K-350 (f'c=31,2 MPa) digunakan
formula sebagai berikut:
o Semen : 1 zak
o Pasir : 74,44/33,5 = 2,22 box » 2 box
o Kerikil : 111,61/35,5 = 3,14 box » 3 box
o Air : 24,00/5,237 = 4,58 ember » 4,5 ember

9. Pekerjaan Pembesian
a. Pemasangan Tulangan
Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar struktur dan overlap (sambungan lewatan) harus sesuai
ketentuan dalam PBI 1971 NI - 2.
Pemasangan tulangan harus diikat sedemikian rupa dengan kawat baja, sehingga didapat jaminan bahwa
kedudukan tulangan tidak berubah pada saat beton dicor.
Blok-blok penyangga tulangan (plat deking) harus sesuai dengan tebal penutup beton, dan paling sedikit sama
kuatnya dengan betonnya dan harus dirancang dan ditempatkan sedemikian sehingga blok-blok penyanga itu
tidak menyebabkan noda-noda pada permukaan yang terbuka.

b. Penyimpanan Tulangan
Kontraktor berkewajiban untuk menjaga supaya material/barang-barang yang telah diserahkan
kepadanya, tetap baik keadaannya dan jika perlu untuk menyokong bagian-bagian konstruksi yang harus diangkut
diberi kayu penutup sandar-sandar dan sebagainya.

c. Perawatan
Untuk melindungi beton yang di cor dari cahaya matahari, angin dan hujan sampai beton itu mengeras dengan
baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat harus diambil tindakan sebagai berikut :
Semua cetakan yang sudah diisi dengan adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai cetakan tersebut
dibongkar.
Setelah pengecoran semua permukaan beton yang tidak tertutup cetakan harus dibasahi terus menerus selama
14 hari berturut-turut, secara periodik dan tidak menunggu sampai dengan permukaan beton menjadi kering.
Perhatian khusus harus diberikan pada permukaan-permukaan plat lantai, harus ditutup dengan karung basah
atau dengan cara lain yang sesuai untuk mencegah proses pengeringan terlalu cepat dan agar permukaan beton
pelat lantai tersebut selalu basah/lembab.
Tidak diperkenankan menaruh bahan-bahan diatas lantai yang menurut Konsultan Pengawas belum cukup
mengeras atau mempergunakan lantai tersebut sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan.

C. PEKERJAAN ASPAL
• LAPIS RESAP PENGIKAT

19
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang telah
disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus
dihampar di atas permukaan pondasi tanpa bahan pengikat aspal atau semen (misalnya Lapis Pondasi
Agregrat).
Bahan Lapis Resap Pengikat diencerkan dengan minyak tanah (kerosen).Proporsi minyak tanah yang
digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengambilan Lapis Resap Pengikat pada
Distributor Aspal pada saat akan dilaksanakan pekerjaan.
Lapisan Resap Pengikat hanya dikerjakan pada suatu permukaan jalan yang kering atau sedikit lembab.
Sebelum lapis resap harus dibersihkan dari segala kotoran yang tidak berguna. Penyemprotan
dilakukan dengan mempertimbangkan kelancaran arus lalu lintas.
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah compressor dan alat bantu lainnya.
Segera setelah pekerjaan penyemprotan dikerjakan, pengaturan arus lalu lintas dibuat dengan
menggunakan tanda-tanda lalu lintas agar permukaan yang baru disemprotkan tidak dilalui kenderaan.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
* Asumsi :
=> Menggunakan alat berat (secara mekanik)
=> Lokasi pekerjaan : Sepanjang Jalan
* Prosedur Pelaksanaan :
=> Aspal dan minyak flux dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair.
=> Permukaan yang akan dilapisi dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compressor.
=> Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapis.

• LATASTON LAPIS AUS (HRS – WC)


Tahapan pekerjaan ini harus sudah selesainya pekerjaan lapis aus aspal beton (HRS – WC) dilaksanakan
dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.Pekerjaan ini mencakup pengadaan,
penghamparan, pemadatan di atas permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan persyaratan.Aspal
dihampar pada jalan yang telah selesai dilapis Lapis Resap Pengikat atau biasa disebut Prime Coat.Material
yang digunakan mempunyai spesifikasi yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.Material Aspal
diangkut dari AMP dengan menggunakan Dump Truck. Bak Dump Truck harus terbuat dari metal dan harus

20
bersih dari kotoran. Dan pada bagian atas Dump Truck ditutup rapat dengan terpal yang terbuat dari kain
dan lahan terhadap air, agar material tidak melekat pada bak Dump Truck dan tidak cepat turun suhunya.
Dari Dump Truck material Aspal dicurahkan ke Aspal Finisher yang dilengkapi dengan carang curah dan
ulir-ulir pendistribusian, menempalkan material secara merata di depan batang perata yang dapat distel.
Dalam penghamparan selalu diikuti tenaga surveyor dan Direksi Pekerjaan, agar dapat mengontrol
ketebalan dan kemiringan penghamparan.Penggilasan Aspal yang telah dihamparkan oleh Aspal Finisher
dipadatkan dengan alat Tandem Roller dan PTR.Untuk penghubung antar lokasi penghamparqn dengan
AMP digunakan radio komunikasi.
Peralatan yang dipakai :
Aspal Mixing Plant (AMP)
Genset yang dipakai pada AMP
Aspal Finisher
Dump Truck
Tandem Roller
PTR
Wheel Loader
Agregrat yang digunakan adalah sesuai dengan hasil pengujian Lab. (sesuai dengan Job Mix Design) yang
telah ditentukan sesuai dengan spesifikasi leknis.setiap hasil campuran yang telah dimuat ke dalam Dump
Truck untuk dibawa ke lapangan pekerjaan terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui tonase campuran
tersebut. Sebelum penghamparan dilaksanakan permukaan jalan harus dibersihkan dari material lepas yang
tidak dihendaki dengan menggunakan Compressor atau alat manual.Untuk memastikan lebar dan tebal
hamparan Aspal, maka pada tepi-tepi jalan dipasang balok pembatas atau benang garis atau garis
pembatas.
Aspal dihamparkan dengan aspal finisher, serta unit-unit mesin pemadat antara lain : Tandem Roller, PTR,
penggilasan harus terdiri dari tiga operasi yaitu : penggilasan awal 0-10 menit, penggilasan sekunder 10-20
menit dan penggilasan akhir 20-45 menit. Pemadatan dilaksanakan dengan menggunakan Tandem Roller
dan PTR :
Pemadatan Awal (Breakdown Rolling) menggunakan Tandem Roller.
Pemadatan qwal dilaksanakan sedekal mungkin dengan mesin penghampar.Pemadatan awal dilakukan
pada saal temperatur 125 0C-l45 0C atau sekitar 0-I0 menit setelah penghamparan.Pemadatan ini dilakukan
dengan menggunakan Tandem Roller dengan jumlah lintasan sesuai dengan hasil trial compection untuk
masing-masing jenis lapisan perkerasan.
Pemadatan Sekunder (lntermediale Ralling) menggunakan PTR
Pemadatan sekunder dilaksanakan sedekat mungkin dengan mesin penghampar.Pemadatan sekunder
dilakukan pada saat temperatur 100 0C – 125 0C atau sekitar 0 – 10 menit setelah
penghamparan.Pemadatan ini dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller dengan jumlah lintasan
sesuai dengan hasil trial compection untuk masing-masing jenis lapisan perkerasan.
Pemadatan Akhir (Finish Rolling) menggunakan Tandem Roller

21
Pemadatan akhir dilaksanakan sedekat mungkin dengan mesin penghampar.Pemadatan akhir dilakukan
pada saat suhu > 95 0C atau sekitar > 45 menit setelah penghamparan. Pemadatan ini dilakukan dengan
menggunakan Tandem Roller dengan jumlah lintasan sesuai dengan hasil trial compection untuk masing-
masing jenis lapisan perkerasan.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
* Asumsi :
* Menggunakan alat berat (secara mekanik)
* Lokasi Pekerjaan : Sepanjang Jalan
* Kondisi Existing Jalan : Rusak dan Peningkatan
* Jarak Rata-rata Base Camp ke Lokasi Pekerjaan
* Prosedur Pelaksanaan
* Wheel Loader memuat agregrat dan Asphalt ke dalam Cold Bin AMP.

BAHAN PENGISI (FILLER) TAMBAHAN


Bahan pengisi (Filler) yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur (limestone dust), kapur padam
(hydrated lime), semen atau abu terbang yqng sumbernya disetujui areh Direksi Pekerjaan.Filler sebagai
bahan tqmbahan campuran Lataston HRS-WC selain Aspal Minyak yang telah dicampur pada Lapisan
HRS-WC itu sendiri. Filler digunakan sebagai bahan tambahan pengikat antara Lapis Resap Pengikat-Aspal
cair dan Lataston HRS-WC, bahan ini memberikan makna dan fungsi khusus untuk menambah kekakuan
ikatan antara kedua lapisan tersebut, sehingga hasil maksimal yang dicapai untuk ikatan tersebut lebih
terpenuhi dan tercapai.

• LAPIS PENETRASI MACADAM (LAPEN)


Penetrasi macadam pada umumnya digunakan sebagai lapisan permukaan pada jalan-jalan di

22
Indonesia. Pekerjaannya adalah menyediakan material kerikil yang distabilisasikan oleh aspal pada base
course baru ataupun base course hasil perbaikan. Lapisan macadam terdiri dari suatu kesatuan lapisan
dengan tebal 50 mm, terdiri dari dua atau tiga lapisan Aspal panas, dan juga tiga lapis agregat/material.

Metode Kerja:
- Set batas ketebalan lapisan dan kemiringan melintang jalan sebesar 4% dengan mengunakan patok-
patok dan benang. Patok-patok harus dipasang pada As jalan dan sisi kiri dan kanan jalan dengan jarak
interval antar patok 10 m. Tandai ketebalan lapisan pada patok dan pasang benang pada tanda tersebut.
- Material batu pecah dengan ukuran berbeda untuk lapisan penetrasi macadam harus diletakkan
sepanjang jalan dalam bentuk tumpukan-tumpukan kecil sepanjang jalan yang akan dikerjakan.

- Setelah penyemprotan aspal prime coat, kerjakan lapisan pertama dengan menggunakan kerikil pecah
3-5 cm, kunci dengan kerikil pecah ukuran 2-3 cm dengan jumlah penggunaan 80-100 kg/m2. kemudian
secepatnya lakukan pemadatan dengan menggunakan mesin gilas (steel wheel roller ) 8-10 ton untuk
minimal 10 kali lintasan dan dengan kecepatan tidak lebih dari 5 km/jam

- Semprotkan aspal yang telah dipanaskan pada kerikil yang telah dipadatkan. Jumlah penyemprotan
aspal minimal 2.5 liter/m2, Lakukan penyemprotan dengan merata dan pada temperatur yang tercantum
pada spesifikasi.

23
- Ketika lapisan pertama penyemprotan aspal masih panas dan lengket, hamparkan lapisan kedua
dengan menggunakan kerikil pecah ukuran 1-2 cm dengan jumlah penghamparan sekitar 25 kg/m2 dan
kemudian secepatnyadipadatkan dengan menggunakan mesin gilas (steel wheel roller) dengan berat 6-10
ton untuk 10 kali lintasan dengan kecepatan tidak lebih dari 5 km/jam.

- Selanjutnya semprotkan lagi aspal yang telah dipanaskan dengan jumlah minimal 1,5 liter/m2 diatas
lapisan kerikil yang sebelumnya telah dipadatka. Lakukan penyemprotan dengan merata dan pada
temperature yang tercantum pada spesifikasi.

24
- Ketika lapisan aspal yang baru disemprotkan masih panas dan lengket, lakukan pemasangan lapisan
ketiga dengan menghamparkan agregrat halus atau pasir dengan ukuran 0-0,5 cm (atau agregrat pipih)
dengan jumlah sekitar 8-10 kg/m2. Kemudian secepatnya dilakukan pemadatan dengan menggunakan
mesin gilas (steel wheel roller) dengan berat 8-10 ton untuk minimum 10 kali lintasan dan dengan kecepatan
tidak lebih dari 5 km/jam. Pada lintasan terakhir harus didapatkan permukaan jalan yang rata dan halus.

D. PEKERJAAN LAPIS BERBULIR


- LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS S
Lapis pondasi Agregrat Kelas A adalah mutu Lapis pondasi Atas untuk lapisan di bawcrh lapisan
beraspar.Lapis pondasi Agregat Kelas S mempunyai 70% berat agregat kasar dengan angularitas 65/75*.
Pekerjaan Lapis pondasi Aggregat Keras S dengan prosedur sebagai berikut
a. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Base S ke lokasi pekerjaan menggunakan Dump Truck dan loadingnya dilakukan
dengan menggunakan Wheel Loader.Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat di
lokasi pekerjaan sebelum material di stock.
Material diturunkan dengan jarak dan volume tertentu untuk memudahkan pada saat penghamparan agar
tidak terjadi kelebihan material di satu tempat dan kekurangan material di tempat lain.

b. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap penghamparan ini
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi lapangan. Lebar
penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan
spesifikasi
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan.

c. Pemadatan Material

25
Pemadalan dilakukan dengan menggunakan Vibrator Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
• Asumsi :
- Pelaksanaan ini menggunakan alat berat (secara mekanik)
- Lokasi pekerjaan sepanjang jalan
- Material agregrat kelas S dicampur di Base Camp Kontraktor

• Prosedur Pelaksanaan :
- Pencampuran agregrat kelas S dicampur di Base Camp dengan menggunakan alat Wheel Loader
- pengisian aggregat kelas S ke Dump Truck dilaksanakan dengan memakai alat Wheel Laader
- Pengangkutan material agregrat kelas S dilaksanakan dengan Dump Truck
- Penghamparan material agregrat kelas S dengan menggunakan alat Motor Grader
- Hamparan agregrat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem Roller
- Operasi penggilasan harus amati dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu
jalan kedalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilas harus dimulai dari bagian
yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi.Operasi penggilasan
harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara
merata.
- Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu.

E. Pekerjaan Pelebaran Jalan Beton


Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari plat beton semen, dengan atau tanpa
lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar.Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton semen sering
juga dianggap sebagai lapis pondasi, kalau di atasnya masih ada lapisan aspal.
Plat beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas

26
yang tinggi, akan mendistribusikan beban lalu lintas ke tanah dasar yang melingkupi daerah yang cukup
luas. Dengan demikian, bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton itu
sendiri.Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis
pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan; dimana masing-masing lapisan memberikan
kontribusinya.
Yang sangat menentukan kekuatan struktur perkerasan dalam memikul beban lalu lintas adalah kekuatan
beton itu sendiri.Sedangkan kekuatan dari tanah dasar hanya berpengaruh kecil terhadap kekuatan daya
dukung struktural perkerasan kaku.
Lapis pondasi bawah, jika digunakan di bawah plat beton, dimaksudkan untuk sebagai lantai kerja, dan
untuk drainase dalam menghindari terjadinya "pumping".
Pumping adalah peristiwa keluarnya air disertai butiran-butiran tanah dasar melalui sambungan dan retakan
atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat gerakan lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena
beban lalu lintas, setelah adanya air bebas yang terakumulasi di bawah plat beton. Pumping dapat
mengakibatkan terjadinya rongga di bawah plat beton sehingga menyebabkan rusak/retaknya plat beton.

PENYIAPAN TANAH DASAR DAN LAPIS PONDASI BAWAH


Pembentukan Permukaan
Persyaratan tanah dasar untuk perkerasan kaku sama dengan persyaratan tanah dasar untuk perkerasan
lentur, baik mengenai daya dukung, kepadatan maupun kerataannya.
Lapis pondasi bawah untuk perkerasan kaku dapat berupa lean concrete (beton kurus), atau bahan berbutir
yang bisa berupa agregat atau lapisan pasir (sand bedding). Lapis pondasi bawah tidak dimaksudkan untuk
ikut menahan beban lalu lintas, tetapi lebih berfungsi sebagai lantai kerja dan sebagai fasilitas drainase agar
air dapat bebas bergerak di bawah plat beton tanpa mengerosi butir-butir tanah yang membentuk tanah
dasar. Oleh karena itu biasanya lapis pondasi bawah dari bahan berbutir harus memenuhi persyaratan
sebagai filter material.
Persiapan penting yang harus dilakukan sebelum penghamparan plat beton meliputi berbagai hal seperti
membentuk, membuat penyesuaian-penyesuaian seperlunya pada permukaan tanah dasar atau lapis
pondasi bawah, dan bila perlu, menambahkan air dan memadatkan kembali permukaan disesuaikan dengan
alinyemen dan potongan melintang seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana. Pembentukan permukaan
secara teliti sangat penting bagi pelaksanaan ditinjau dari segi jumlah beton yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
Bila digunakan metode dengan acuan tetap (fixed form) dianjurkan agar lapis pondasi bawah dibuat paling
sedikit 30 cm lebih lebar dari pada lebar plat beton yang akan dicor, pada masing-masing sisi memanjang
hamparan, yang akan berguna sebagai landasan acuan tetap. Bila digunakan metode dengan acuan gelincir
(slip form) hal tersebut tidak diperlukan, karena biasanya alat penghampar sudah dilengkapi peralatan
otomatis untuk mengatur ketinggian penghamparan sesuai dengan yang direncanakan (string control).
Bagian-bagian permukaan yang menonjol harus dikupas.Bagian-bagian, yang rendah harus diisi dan
dipadatkan sesuai dengan persyaratan kepadatan. Bila alat pengupas dilengkapi dengan sistem pengatur

27
ketinggian otomatis, maka alat tersebut dapat langsung dioperasikan di atas permukaan yang akan
dibentuk.

Persyaratan dan Pemeriksaan Bentuk Akhir


Sebelum dilakukan penghamparan beton, tanah dasar atau lapisan pondasi bawah diperiksa kepadatan dan
bentuk penampang melintangnya.
Permukaan lapisan yang akan dicor beton harus senantiasa bebas dari benda-benda asing, sisa-sisa beton,
dan kotoran-kotoran lainnya.

Pemasangan Membran Kedap Air


Membran kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang kedap air setebal 125 micron yang berguna agar
air semen dari plat beton yang dicor tidak meresap ke dalam lapisan di bawahnya, dan juga untuk
mencegah adanya ikatan antara plat beton dengan lapis pondasi bawah yang akan mengakibatkan
terjadinya retak-retak pada plat beton setelah terjadinya penyusutan pada waktu pengerasan beton.
Membran kedap air tersebut dipasang di atas permukaan lapis pondasi bawah yang telah siap. Lembar-
lembar yang berdampingan dipasang overlap,
dengan lebar tumpang-tindih tidak kurang dari 10 cm pada arah lebar dan 30 cm pada arah memanjang.
Pemasangan lembar kedap air harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah sobeknya lembar-lembar
tersebut, dan harus dipaku ke permukaan lapis pondasi bawah agar tidak mudah tergulung akibat tiupan
angin.

F. Pekerjaan Masa Pemeliharaan

28
Pada Masa ini pekerjaan yang akan kami lakukan adalah, Kami akan melakukan test sesuai dengan syarat dan
standar yang berlaku dalam jangka waktu pemeliharaan selama 6 bulan kami akan mengontrol pekerjaan tersebut
apabila ada kerusakan akan kami ganti sesuai dengan spek yang sudah tertera dalam kontrak.

a. DEMOBILISASI
Setelah pekerjaan fisik selesai ( Pra PHO ) maka dilanjutkan dengan demobilisasi peralatan untuk dikembalikan ke
gudang kontraktor.

b. PEMBERSIHAN
Setelah pekerjaan selesai maka diadakan pembersihan dari sisa material, kotoran bekas bongkaran dan kotoran lain
yang dapat mengganggu kelancaran lalu lintas, bekas kotoran dibuang diluar lokasi pekerjaan.

c. PEMERIKSAAN PEKERJAAN 100%


Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan kemudian diadakan pemeriksaan lapangan oleh tim Panitia Pemeriksa
Pekerjaan.

d. AMANDEMEN
Hasil dari Pemeriksaan kemudian dituangkan dalam berita acara Serah Terima I kepada pengguna jasa dan apabila
terjadi perubahan volume ataupun perubahan design pada saat pelaksanaan maka dituangkan dalam amandemen.

e. AS BULIT DRAWING
Gambar As built drawing dibuat mengacu pada keadaan yang sebenarnya di lapangan.

f. FOTO 100%
Setelah pekerjaan mencapai prestasi 100% kemudian diambil gambarnya dengan posisi mengacu pada hasil
foto 0% dan 50%.
g. PENYERAHAN I (PHO)
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan dan sudah diperiksa oleh Tim Pemeriksa Kegiatan kemudian dilakukan
penyerahan pekerjaan tahap I (PHO) oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa.

h. PEMELIHARAAN
Sebagaimana yang telah ditentukan dalam Dokumen Lelang bahwa Pelaksana / Kontraktor wajib melaksanakan waktu
pemeliharaan pekerjaan minimal 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal Serah Terima I
(Pertama) pekerjaan pelaksanaan. Selanjutnya setelah masa waktu pemeliharaan pekerjaan tersebut berakhir, akan
dilakukan pemeriksaan lapangan kembali guna diadakan Serah Terima II (Kedua) pekerjaan pelaksanaan. Tugas utama
Pelaksana/Kontraktor dalam masa pemeliharaan konstruksi adalah melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan
yang terjadi.

29
Adapun kegiatan-kegiatan pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam masa waktu pemeliharaan konstruksi adalah sebagai
berikut :
1. Menugaskan Pelaksana Lapangan di lokasi proyek secara berkala (1 kali dalam seminggu) untuk melaksanakan
monitoring (kontrol) terhadap semua jenis pekerjaan, utamanya yang berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan
2. Melaksanakan segera semua perbaikan-perbaikan pekerjaan apabila terjadi hal-hal seperti tersebut di atas.
3. Melaksanakan koordinasi dan laporan-laporan selama masa waktu pemeliharaan tersebut kepada Pejabat Pembuat
Komitmen dan Unsur Pengelola Teknik Kegiatan.
4. Melaksanakan rapat-rapat koordinasi dengan Instansi yang terkait dengan pekerjaan ini, bilamana diperlukan.

i. PENYERAHAN II (FHO/ Final Hand Over)


Setelah masa pemeliharaan selesai dan semua kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan telah diperbaiki
untuk selanjutnya dilakukan penyerahan kedua (FHO).

- Bagan Struktur Organisasi Proyek


Agar pelaksanaan pekerjaan dapat teratur dan berjalan lancar, maka dalam pelaksanaan di lapangan dibuat
uraian pekerjaan (job description) sehingga masing-masing unsur dapat mengetahui tugasnya dengan jelas dan tidak
ada tugas yang tumpang tindih antar pihak yang terkait. Terdapat tiga unsur utama dalam unsur pengelola proyek pada
proyek “PELEBARAN JALAN NGARGOYOSO - JENAWI “yaitu :
1) Pemilik Proyek (Owner) : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan RuangKabupaten Karanganyar
2) Konsultan Manajemen Konstruksi : Konsultan Supervisi
3) Kontraktor atau Pelaksana : CV. PERKASA JAYA MANDIRI

Pemilik Proyek
“Dinas PU dan PR Kab
Karanganyar”

Konsultan Manajemen Kontraktor Pelaksana


“CV. PERKASA JAYA
“KonsultanSupervisi” MANDIRI”

30
Rencana Struktur Organisasi Penyedia Jasa :

Direktur
CV. PERKASA JAYA MANDIRI Administrasi

Site Manager

Pelaksana Pembantu Pelaksana

Logistik

Keterangan :
= Garis Koordinasi
= Garis Perintah

Adapun tugas-tugasnya adalah :


1. Site Manager
Site Manager merupakan wakil dari pimpinan proyek yang bertugas membantu pimpinan proyek dalam
mengendalikan jalannya proyek di lapangan. Adapun tugas dan tanggung jawab Site Manager sebagai berikut :
1. Menyeleksi dan menyimpan semua data dan dokumen yang diperlukan.
2. Melaksanakan kegiatan seleksi supplier dan Sub Kontraktor.
3. Melaksanakan kegiatan pembelian barang, jasa Sub Kontraktor dan mandor.
4. Melaksanakan maintenance alat berat.
5. Membuat contract review pekerjaan tambah kurang.
6. Tersajinya rencana kerja proyek secara lengkap dan rinci, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terdapat
penyimpangan dari rencana kerja.

31
7. Terselenggaranya evaluasi kesesuaian jadwal tiap paket dengan kontrak yang diserahkan oleh Sub Kontraktor
dengan jadwal induk atau jadwal rinci beserta upaya pemutahirannya (update) secara berkala melalui peninjauan
terhadap kemajuan proyek.
8. Terselenggaranya fungsi perancangan dan teknis proyek.
9. Tersusunnya rekomendasi upaya peningkatan prestasi pekerja agar proyek selesai sesuai rencana serta meninjau
penyimpangan teknis yang terjadi.
10. Terselenggaranya tertib administrasi di bidang teknis.
11. Terselenggaranya kegiatan monitoring pelaksanaan pekerjaan proyek secara teliti baik yang menyangkut
perubahan design, volume maupun pengembangan metode konstruksi.
12. Tersusunnya pola pengendalian baik dalam hal pengendalian progres fisik maupun yang menyangkut metode
pelaksanaan.
13. Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan arah perkembangan
perusahaan.

2. Pelaksana
Pelaksana mempunyai wewenang dan tanggung jawab mengenai masalah-masalah teknis di lapangan serta
mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi bagiannya.Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah :
1. Memahami gambar desain dan spesifikasi sebagai pedoman di lapangan dan membuat laporan harian tentang
pelaksanaan kegiatan di lapangan.
2. Membuat rencana kerja mingguan.
3. Melakukan check list pekerjaan dengan menggunakan daftar simak.
4. Melakukan penilaian kinerja mandor per tahap pekerjaan.
5. Mengadakan Rapat Koordinasi Mingguan dengan Sub Kontraktor dan mandor dan memberi pengarahan kepada
mandor.
6. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program yang telah dibuat.
7. Menyiapkan tenaga kerja sesuai jadwal dan mengatur tugas-tugasnya setiap hari di lapangan dan mengadakan
pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan.

3. Pembantu Pelaksana
Pembantu pelaksana mempunyai wewenang dan tanggung jawab membantu dan sebagai wakil dari pelaksana
mengenai masalah-masalah teknis di lapangan serta mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi
bagiannya.

4. Administrasi
Administrasi atau admin dalam hal ini bisa dikatakan sebagai Seksi Keuangan dan Administrasi mempunyai fungsi
utama yaitu, mengelola fungsi keuangan, akuntansi, pengelolaan sumber daya manusia, manajemen perkantoran
mutakhir, pengelolaan fungsi umum dan pergudangan lingkup proyek dalam rangka menunjang peningkatan
produktifitas sumber daya manusia dan tingkat laba proyek.

32
5. Logistik
Seksi Logistik dan Peralatan Proyek mempunyai fungsi utama yaitu, mengendalikan pengadaan material dan suku
cadang dan evaluasi kinerja pemasok lingkup proyek dalam rangka mendapatkan harga pengadaan yang optimal.

G. PROGRAM-PROGRAM K3 Pada Proyek


I. Pembuatan Safety Plan
• Membentuk Organisasi K3 Proyek
• Daftar material yang memerlukan penanganan khusus
• Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus
• Daftar tenaga kerja yang memerlukan keahlian tertentu
• Indentifikasi sumber bahaya dan pencengahanya
• Site plan K3
• Program kebersihan dan 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rajin, Rawat)

II. Menyiapkan peralatan, Sarana penunjang K3 dan Alat pelindung diri


• Alat pemadam kebakaran
• Rambu-rambu K3
• Instruksi-instruksi keselamatan kerja
• Sarana penunjang : MCK, Urinuir sementara, Pompa air
• Helm, Safety belt, Sepatu kerja, Masker, Kotak P3K

III. Kerjasama dengan Rumah sakit, Puskesmas terdekat serta mengasuransikanTenaga kerja ke Jamsostek.
1. Persiapan Keselamatan Kerja
Dengan berusaha seoptimal mungkin untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan
produktivitas tenaga kerja dapatlebih meningkat dan diharapkan tingkat penyelesaian proyek dapat lebih cepat
dari yang ditentukan schedule. Untuk keselamatan kerja, setiap pekerja dilengkapi dengan helm pengaman,
sarung tangan, sepatu kerja,safety belt sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing pekerjaan. Pada bagian
mesin dan alat yang mudah atau rawan terhadap kecelakaan kerja, akan dibuat pengaman/pagar yang diperlukan.
Untuk kesehatan kerja dibuat tempat-tempat sampah agar tidak berserakan dan bila sudah penuh dibuang keluar
area proyek.Potongan kayu dan besi sisa ditempatkan tersusun rapi, agar tidak menganggu kelancaran
perkerjaan.Penyediaan obat-obatan P3K bagi pekerja yang terluka atau mendapat kecelakaan kerja di
proyek disediakan obat-obatan yang ditempatkan secara khusus dan selalu ditambah bila ada obat yang
kurang.Apabila keadaan pekerja yang mendapat kecelakaan tersebut memerlukan perawatan yang lebih, maka
segera dibawa ke rumah sakit yang terdekat.

2. Pengendalian Mutu
Secara internal, maka selalu diadakan pekerjaan inspeksi dan test, baik pada awal pekerjaan, pada saat proses
pekerjaan maupun pada akhir pekerjaan. Proses pengendalian mutu pekerjaan ini dimulai dengan pembuatan

33
rencana mutu (untuk membantu personil pelaksana proyek agar mengetahui persyaratan mutu yang ditetapkan
sesuai dengan pelaksanaan inspeksi dan test terhadap bahan/material maupun produk atau hasil kerja
sampai ke saat serah terima kedua.
Pada awal pelaksanaan proyek, seluruh penerimaan syarat (Accepted Criteria) yang terdapat dalam dokumen
kontrak dituangkan dalam suatu catatan mutu penerimaan syarat. Selanjutnya catatan mutu penerimaan syarat ini
dipakai sebagai dasar dalam melaksanakan inspeksi dan test terhadap bahan/material maupun terhadap produk
atau hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan (kekuatan beton, kepadatan tanah,dll). Secara internal
bahan/material maupun produk atau hasil kerja yangtidak sesuai dengan penerimaan syarat tersebut akan ditolak
oleh personil pelaksana pengendali mutu kontrak. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam pembelian suatu
bahan/material agar terjamin sesuai dengan dokumen kontrak adalah sebagai berikut:
1. Mencatat penerimaan syarat dari seluruh bahan yang ada pada dokumen kontrak dalam suatu mutu
penerimaan syarat.
2. Meminta ijin kepada pihak direksi atau yang mewakilinya sebelum membuat order pembelian bahan tersebut.
Prosedur permintaan ijin ini dapat dengan jalan mengirimkan contoh barang/material, brosur bahan/material
ataupun mengirimkan hasil tes dari bahan/material tersebut.
3. Setelah bahan/material tersebut diijinkan oleh pemberi kerja atauyang mewakilinya untuk digunakan dalam
proyek ini, maka personil pengadaan bahan/material baru dapat membuat order pembelian untuk barang/material
tersebut. Setelah order dibuat dan material/bahan mulai masuk mata seluruh bahan/material yang masuk tersebut
selalu melewati proses inspkesi atau test.Setiap terjadi kesalahan prosedur, hasil pekerjaan bermutu jelek, atau
apapun yang dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi, maka pihak kami selalu akan menindak lanjuti dengan
penyelidikan, sehingga dapat diketahui penyebab kesalahan/kegagalan konstruksi untuk selanjutnya dicarikan
jalan keluarnya bersama dengan pihak direksi.

- MANAJEMEN PENGATURAN LALU LINTAS


Manajemen Pengaturan Lalu Lintas Pengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan jalan ini. Untuk setiap tahapan pekerjaan dan sepanjang
waktu pelaksanaan, diupayakan tidak mengganggu aktifitas arus lalu lintas yang ada di jalan
tersebut. Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas dilokasi pekerjaan dan daerah sekitarnya akan
menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dalam berbagai aspek, safety bagi para pengguna jalan perlu
mendapat jaminan agar tidak menimbulkan kerugian bagi seluruh pihak. Manajemen pengaturan lalu
lintas dalam pelaksanaan pekerjaan dapat di lakukan dengan dengan berbagai cara antara lain:
1. memasang berbagai jenis rambu-rambu pengaman di sekitar lokasi pekerjaan secara tepat dan benar,
baik secara fungsi bentuk dan lokasi penempatan sesuai spesifikasi dan ketentuan yang ada.
2. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk mengatur dan mengerahkan arus
lalu lintas yang ada.
3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada. Pekerjaan-pekerjaan
yang akan menimbulkan gangguan besar (friction) terhadap arus lalu lintas, di atur jadwalnya

34
sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas yang ada
dan menimbulkan kepadatan arus lalu lintas yang berarti.
4. Jika tidak memingkinkan melakukan pekerjaan pada siang hari, maka untuk pekerjaan tertentu seperti
pengecoran akan dilakukan pada malam hari dengan memasang penerangan yang cukup, agar tidak
mengganggu arus lalu lintas.

KETENTUAN DALAM SISTEM MANAJEMEN LALU LINTAS


1. PERTIMBANGAN KESELAMATAN
Dalam rangka menerapkan perambuan sementara di lokasi pekerjaan jalan, maka pada prinsipnya mengacu
kepada aspek keselamatan, baik untuk pengguna jalan (termasuk pejalan kaki) maupun pekerja. Pertimbangan
pengaturan lalu lintas melalui penempatan perambuan berdasar pada:
a. kecepatan rencana, dan
b. kapasitas jalan.

2. ALAT PENGATUR DAN PENGAMANAN LALU LINTAS


Alat pengatur dan pengaman lalu lintas yang digunakan untuk perambuan dalam pengaturan lalu lintas pada
lokasi pekerjaan antara lain :
a. rambu tidak tetap,
b. papan tambahan,
c. kerucut lalu lintas,
d. brikade,
e. lampu kedip dan lampu penerangan sementara, dan
f. bendera.

3. PENEMPATAN RAMBU DAN ALAT PENGAMANAN LALU LINTAS

4. PENGATURAN LALU LINTAS PADA LOKASI PEKERJAAN


Dalam rangka upaya menjamin keselamatan pada lokasi pekerjaan, alat pengendali dan pengaman lalu lintas
serta teknik penenmpatannya harus mempertimbangkan factor keselamatan lalu lintas termasuk pejalan
kaki.Disamping itu, pengaturan lalu lintas agar lebih efektif juga harus memperhitungkan kondisi lalu lintas
sehingga tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas.

5. PENGATURAN PEJALAN KAKI


Pejalan kaki yang biasa menggunakan lokasi pekerjaan dalam menjalankan aktivitasnya harus terhindar dari
pengaruh yang diakibatkan oleh aktivitas pekerjaan serta lalu lintas di sekitarnya. Lalu lintas pejalan kaki ini harus
diatur sedemikian rupa sehingga dapat terpisah dari aktivitas pekerjaan dan lalu lintas, yaitu dengan cara memberi
fasilitas berupa lajur khusus bagi pejalan kaki. Pengaturan lalu lintas pejalan kaki diatur dengan cara berikut :

35
a. Brikade atau penghalang harus ditempatkan di sepanjang lokasi pekerjaan guna menutup lokasi pekerjaan
tersebut.
b. Lebar lajur untuk pejalan kaki berkisar antara 1 m s/d 1,5 m.
c. Pada bagian luar dari lajur pejalan kaki yang berdampingan dengan arus lalu lintas harus ditempatkan kerucut
lalu lintas di sepanjang lajur pejalan kaki di lokasi pekerjaan tersebut.

- PENUTUP
Demikian uraian dalam metode pelaksanaan ini, dan akan dijabarkan secara lebih detail pada waktu persiapan
pelaksanaan pekerjaan, dan dituangkan dalam satu dokumen yang menjadi acuan pelaksanaan yang disetujui
oleh penyedia jasa dan pengguna jasa. Saran dan kritik dibutuhkan dalam perbaikan dan kesempurnaan dalam
uraian metode pelaksanaan ini.
Madiun, 15 November 2017
CV.PERKASA JAYA MANDIRI

Muhammad Anshori, S.T.


Direktur

36

Anda mungkin juga menyukai