Anda di halaman 1dari 7

_Kisi-Kisi AIK 8_

1. Hal-hal yang dapat merusak Akidah


a. Hal yang pertama adalah Kufur Dan Kafir
Dari segi bahasa kufur berasal dari kata Arab: kufr, yang berarti menutupi
sesuatu, atau menyembunyikan sesuatu kebaikan yang telah diterima, dan atau tidak
berterima kasih atas kebaikan yang diterima. Orangnya disebut kafir, bentuk
jamaknya adalah kafirun atau kuffar. Dalam perkataan sehari-hari, kata kafir agaknya
lebih lazim dipakai dari kata kufur, meskipun kata kafir sering disebut untuk
menunjuk sesuatu yang bermakna kufur.
Sedangkan dari segi istilah kufur sering diartikan sebagai sikap atau perbuatan
yang menolak, menentang, mendstkan dan mengingkari kebenaran dari allah yang
disampaikan oleh rasul-Nya. Dalam al-Qur’an kata kufur mengacu kepada perbuatan
yang ada hubungan dengan Tuhan. Dengan demikian, sikap atau perbuatan yang
termasuk dalam kategori kufur ini, antara lain dapat diidentifikasi seperti:
a) Mengingkari nikmat dan beberapa karunia Tuhan dan tidak berterima kasih
kepada-Nya. Ini ditemukan dalam QS An-Nahl: 55 dan QS ar-Rum: 34.
b) Lari dari tanggung jawab atau berlepas diri dari suatu perbuatan. Ini ditemukan
dalam QS Ibrahim:22.
c) Pembangkangan atau penolakan terhadap hukum-hukum Tuhan. Ini ditemukan
dalam QS al-Maidah:44.
d) Meninggalkan amal salih yang diperintahkan Tuhan. Ini ditemukan dalam QS
ar-Rum: 44.

b. Hal yang kedua adalah Syirik


Kata syirik berasal dari kata Arab syirk yang berarti sekutu atau persekutuan.
Dalam istilah ilmu tauhid, syirik digunakan dalam arti mempersekutukan tuhan lain
dengan Allah, baik persekutuan itu mengenai zat-Nya, sifat-Nya atau af’al-Nya,
maupun mengenai ketaatan yang seharusnya ditujukan hanya kepada-Nya saja. Ini
dapat dilihat dalam QS az-zumar: 38, Al-Ankabut: 63, dan al-zukhruf: 87.

c. Hal yang ketiga adalah Riddah dan Murtad


Kata riddah, makna asalnya kembali (ke tempat atau jalan semula). Sedangkan
kata murtad adalah untuk menyebut pelakunya. Pengertian ini mencakup keluar dari
iman dan kembali kepada kekafiran. Secara istilah murtad didefinisikan sebagai
seseorang yang secara sadar (tanpa paksaan) keluar dari agama Islam dalam bentuk
niat, perkataan, atau perbuatan yang menyebabkanya menjadi kafir, pindah kepada
agama lain atau tidak beragama sama sekali.
Dalam hubungan ini, bila seseorang yang mulutnya menyatakan keluar dari
agama Islam karena dipaksa oleh orang lain – seperti diancam hendak dibunuh –
sementara hatinya tetap beriman, maka ia tidak termasuk golongan yang murtad. Ini
dapat dilihat dalam QS An-Nahl: 106.

d. Hal yang keempat adalah Bid’ah


Arti bid’ah menurut bahasa ialah segala macam apa saja yang baru, atau
mengadakan sesuatu yang tidak berdasarkan contoh yang sudah ada. Sedangkan arti
bid’ah secara istilah adalah mengada-adakan sesuatu dalam agama islam yang tidak
dijumpai keteranganya dalam al-Qur’an dan al-Sunnah.

e. Hal yang kelima adalah Khurafat


Kata khurafat berasal dari bahas arab: al-khurafat yang berarti dongeng, legenda,
kisah, cerita bohong, asumsi, dugaan, kepercayaan dan keyakinan yang tidak masuk
akal, atau akidah yang tidak benar. Mengingat dongeng, cerita, kisah dan hal-hal yang
tidak masuk akal di atas umumnya menarik dan mempesona, maka khurafat juga
disebut “al-hadis al-mustamlah min al-kidb”, cerita bohong yang menarik dan
mempesona.
Sedangkan secara istilah, khurafat adalah suatu kepercayaan, keyakinan,
pandangan dan ajaran yang sesungguhnya tidak memiliki dasar dari agama tetapi
diyakini bahwa hal tersebut berasal dan memiliki dasar dari agama. Dengan
demikian, bagi umat Islam, ajaran atau pandangan, kepercayaan dan keyakinan apa
saja yang dipastikan ketidakbenaranya atau yang jelas – jelas bertentangan dengan
ajaran al-qur’an dan Hadis nabi, dimasukan dalam kategori khurafat.

f. Hal yang keenam adalah Tahayul


Kata tahayul berasal dari bahasa Arab, al-tahayul yang bermakna reka-rekaan,
persangkaan, dan khayalan. Sementara secara istilah, tahayul adalah kepercayaan
terhadap perkara ghaib, yang kepercayaan itu hanya didasarkan pada kecerdikan akal,
bukan didasarkan pada sumber Islam, baik al-Qur’an maupun al-hadis.

g. Hal yang ketujuh adalah Nifaq Atau Munafiq


Nifaq secara bahasa berasal dari kata Arab na-fi-qa-u, yaitu salah satu lubang
tempat keluarnya yarbu (hewan sejenis tikus) dari sarangnya. Nifaq juga dikatakan
berasal dari kata na-fa-qa, yaitu lubang tempat bersembunyi. Sementara menurut
syara, nifaq berarti menampakan Islam dan kebaikan, tetapi menyembunyikan
kekufuran dan kejahatan.
Nifaq dibedakan dalam dua jenis yaitu nifaq I’tiqadiy dan nifaq ‘amaliy.
Pertama: Nifaq I’tiqadiy (keyakinan) atau nifaq besar, dimana pelakunya
menampakan keislaman, akan tetapi menyembunyikan kekufuran. Orang yang
termasuk nifaq ini berarti ia keluar dari agama dan dia berada di dalam kerak neraka.
Kedua, Nifaq Amaly (perbuatan), yaitu melakukan sesuatu yang merupakan
perbuatan orang-orang munafik, akan tetapi masih ada iman di dalam hati. Nifaq jenis
ini tidak membawa pelakunya keluar dari agama, akan tetapi bisa menjadi wasilah
(perantara) bagi pelakunya keluar dari agama jika dia melakukan perbuatan nifaq
secara terus menerus.
2. Jelaskan Mattan Khittah Muhammadiyah
Khittah Ujungpandang 1971
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah islam tidak mempunyai hubungan
organisatoris dan aviliasi dari suatu partai atau organisasi apapun Setiap anggota
Muhammadiyah mempunyai hak asasi memasuki atau tidak memasuki organisasi lain
selama tidak menyimpnag dari AD/ART dan ketentuan lain Muhammadiyah Setelah
pemilu 1971, Muhammadiyah melakukan amar ma’ruf nahi mungkar secara konstruktif
dan positif trhadp partai muslimin indonesia (parmusi) Dalam bidang pembangunan
Muhammadiyah, PP Muhammadiyah menggariskan kebijakan dan mengambil langkah
langkah dalam pembangunan ekonomi, sosial dan mental spiritual.
Dirumuskan pada periode kepemimpinan K.H. A.R. (Abdul Razaq) Fahruddin
pada tahun 1971.
Isinya :
a. Muhammadiyah adalah gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam bidang kehidupan
manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dan tidak merupakan
afiliasi dari sesuatu partai atau organisasi apapun.
b. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau
memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, dan ketentuan- ketentuan lain yang berlaku dalam Muhammadiyah.
c. Untuk lebih memantapkan Muhammadiyah sebagai gerakan Dakwah Islam setelah
Pemilu tahun 1971, Muhammadiyah melakukan amar ma’ruf nahi munkar secara
konstruktif dan positif terhadap Partai Muslimin Indonesia seperti halnya partai – partai
politik dan organisasi – organisasi lainnya.
d. Untuk lebih meningkatkan partisipasi Muhammadiyah dalam pelaksanaan
pembangunan nasional, mengamanatkan kepada PP Muhammadiyah untuk menggariskan
kebijaksanaan dan mengambil langkah – langkah dalam pembangunan ekonomi, sosial,
dan mental spiritual

3. Matan Keyakinan dan Cita-Cita Muhammadiyah


1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar,
beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk
malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan
kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai
kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual,
duniawi dan ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a. Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang
diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai
dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi
bidang-bidang:
a. 'Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih
dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip
toleransi menurut ajaran Islam.
b. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul, tidak bersendi
kepada nilai-nilai ciptaan manusia
c. Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh
Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d. Muamalah Duniawiyah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyah
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama
serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah
SWT.
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat
karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan
bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil
dan makmur dan diridhoi Allah SWT:
"BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR"

4. 10 Sifat Muhammadiyah
Sepuluh sifat itu antara lain:
1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan, dengan semangat
filantropi dan niat tulus ikhlas warga Muhammadiyah terus menerus memberi dan
mengabdi.
"Memberi kebermanfaatan kepada sesama manusia tanpa membeda-bedakan warna kulit,
suku, ras maupun agama, tidak hanya di dalam negeri, di luar negeripun dilakukan,"
lanjut KH Kusno.
2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyyah. Menurut beliau,
perbedaan merupakan keniscayaan dalam kehidupan bersama, dalam keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara, maupun dalam beragama dan keberagamaan. Semua itu
menurut KH Kusno jarus kita akui dan hormati, dihargai dan dinjunjung tinggi sebagai
perekat kebersamaan.
3. Warga Muhammadiyah harus lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh
ajaran Islam.
"Gerakan Muhammadiyah itu dijiwai rasa cinta kasih, kasih sayang dan welas asih, jauh
dari sifat kebencian, kedengkian dan permusuhan, berjiwa penyantun, ber tata krama,
sabar serta pemaaf," lanjut KH Kusno.
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan serta tidak berpolitik praktis.

5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah


negara yang sah. Muhammadiyah berpandangan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), UUD 1945 dan Pancasila adalah konsensus nasional yang mengikat
semua elemen bangsa. Tidak boleh dicederai dan dikhianati oleh siapapun.
"Muhammadiyah merupakan pelopor dan teladan dalam menegakkan dan menjunjung
tinggi negara Pancasila sebagai Dar al-Ahdi wa asy-Syahadah menuju Dar al-Salam,
baldhatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
6. Amar makruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang
baik.
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah (perbaikan) dan
pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam.
8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan
membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah
SwT.
10. Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.

5. Tafsir 12 Langkah Muhammadiyah


1. Memperdalam iman
Hendaklah iman ditablighkan, disiarkan seluas-luasnya, diberi riwayat dan dalil
buktinya, dipengaruhnya dan digembirakan hingga iman itu mendarah daging, masuk di
tulang sumsum dan mendalam di hati sanubari pada anggota Muhammadiyah semuanya.
2. Memperluas faham agama
Hendaklah faham agama yang sesungguhnya (murni) dibentangkan seluas-
luasnya, diujikan dan diperbandingkan, sehingga para anggota Muhammadiyah mengerti
dan meyakinkan bahwa Agama Islam yang paling benar, ringan dan berguna, hingga
merasa nikmat mendahulukan amalan keagamaan itu.
3. Memperbuahkan budi pekerti
Hendaklah iman ditablighkan, disiarkan seluas-luasnya, diberi riwayat dan dalil
buktinya, dipengaruhnya dan digembirakan hingga iman itu mendarah daging, masuk di
tulang sumsum dan mendalam di hati sanubari pada anggota Muhammadiyah semuanya.
4. Menuntun amalan intiqad
Hendaklah senantiasa melakukan perbaikan diri kita sendiri (self correctio) dalam
segala usaha dan pekerjaan itu. Buah penyelidikan perbaikan itu dimusyawarahkan secara
khusus untuk mendatangkan kemaslahatan dan menjauhkan mudarat.
5. Menguatkan persatuan
Hendaklah menjadi tujuan kita menguatkan persatuan organisasi, mengokohkan
pergaulan persaudaraan, mempersamakan hak dan memerdekakan lahirnya pikiran-
pikiran kita.
6. Menegakkan keadilan
Hendaklah keadilan dijalankan semestinya walaupun terhadap diri sendiri, dan
ketetapan yang sudah seadilnya dan dipertahankan di mana juga.
7. Melakukan kebijaksanaan
Dalam gerak kita, tidaklah melupakan hikmat kebijaksanaan yang disendikan
kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Kebijaksanaan yang menyalahi kedua
pegangan itu haruslah dibuang, karena itu bukanlah kebijaksanaan yang sesungguhnya.
8. Menguatkan tanwir
Tanwir mempunyai pengaruh besar dalam kalangan organisasi Muhammadiyah
dan menjadi tangan kanan yang bertenaga di sisi PP Muhammadiyah. Karenanya
wajiblah Tanwir diperteguh dan diatur sebaik-baiknya.
9. Mengadakan Musyawarah
Untuk mengadakan garis yang tentu dalam langkah-langkah dan perjuangan kita,
hendaklah diadakan musyawarah-musyawarah terutama untuk hal yang khusus dan
penting seperti Usaha Dakwah Islam di seluruh Indonesia dan lain-lain.
10. Memusyawaratkan putusan
Agar dapat meringankan dan memudahkan pekerjaan, hendaklah setiap putus
mengenai tiap-tiap majlis/bagian, dimusyawarahkan dengan pihak yang bersangkutan,
sehingga dapatlah mentanfidzkannya untuk mendapatkan hasil dengan segera.
11. Mengawasi gerakan ke dalam
Pandangan kita hendaklah kita tajamkan, mengawasi gerak kita yang ada di dalam
Muhammadiyah, baik mengenai yang sudah lalu, yang masih berlangsung maupun yang
akan dihadapi.
12. Memperhubungkan gerakan luar
Kita berdaya upaya untuk menghubungkan diri dengan pihak luar, seperti
persyarikatan-persyarikatan dan pergerakan-pergerakan lain di Indonesia dengan dasar
silaturrahim, tolong-menolong dan segala kebaikan, dengan tidak mengubah asas masing-
masing. Terutama perhubungan dengan persyarikatan dan pemimpin Islam.

Anda mungkin juga menyukai