Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 8

Nama anggota :

1. Intan Fatria Y
2. Elsa Dian W
3. Frida Mahardini
4. Fina Mayasita
5. Mitha Dwi Kartika

Tingkat : IA

Naskah Roleplay Etika Keperawatan


EUTHANASIA

Disalah satu rumah sakit terdapat pasien yang menderita penyakit HIV / AIDS. Pasien yang bernama
Dina yang berusia 20 tahun pada awalnya dibawa ke rumah sakit dengan keluhan BAB lebih dari 3x
dalam sehari dan tubuhnya mengeluarkan keringat yang berlebih. Pasien mendapatkan perawatan
dan meminum obat secara rutin. Akan tetapi, setelah mendapatkan perawatan intensif, kondisi
pasien bukannya membaik akan tetapi sebaliknya, kondisi pasien justru kian hari kian memburuk.
Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh serta mengalami penurunan berat badan yang sangat
drastis. Dokter dan perawat pun melakukan pemeriksaan kembali berupa tes darah. Ternyata dari
hasil pemeriksaan , pasien positif terkena HIV/aids. Perawat pun memberitahukan hal tersebut
kepada keluarga pasien. Keluarga pasien sangat terkejut mendengar hal tersebut dan berniat untuk
memberitahukan itu kepada pasien tetapi saat pasien mengetahui hal tersebut dia sangat depresi
hingga mencoba berkali kali bunuh diri dan beberapa kali merengek agar diberi suntikan yang
mematikan karena dia tidak tahan terhadap penyakitnya itu. Awalnya ibunya menolak mengabulkan
permintaan anaknya, tetapi melihat penderitaan anaknya yang terus menangis kesakitan dan usaha
bunuh diri terus menerus dengan meminum obat depresi sampai overdosis, akhirnya ibunya
mengabulkan permintaan anaknya dan meminta dokter agar memberikan suntikan pengurang rasa
sakit dengan dosis berlebihan agar anaknya tidak merasakan depresi lagi dan dapat mengakhiri
penderitaannya.

Perawat a : assalamualaikum, apakah benar ini dengan keluarga dari pasien yang bernama mbak
Dina ?

Keluarga : waalaikum salam , iya saya ibunya. Ada apa sus?

Perawat a : ibu, boleh bicara sebentar ?

Ibu : oh iya. . baik sus

Perawat a : baik, mari ikut dengan saya

Perawat dan ibu pun pergi menuju ruangan dokter

Dokter : silahkan duduk bu, begini , setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium ternyata
anak ibu positif terkena HIV/aids ( sambil memperlihatkan hasil pemeriksaan)

Ibu : astagfirullah bukannya itu penyakit yang berbahay adan mematikan ya ?


Dokter : iya bu, hiv termasuk salah satu penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan. Hiv
adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga pasien sangat rentan untuk
terkena penyakit. Saat anak ibu batuk batuk yang tak kunjung henti , itu merupakan salah satu tanda
bahwa sistem kekebalan tubuhnya sudah terserang oleh virus. Hiv juga termasuk salah satu penyakit
menular. Oleh sebab itu anak ibu akan kami pindahkan ke ruangan isolasi, guna mencegah penularan
pada pasien lainya.

Ibu : bagaimana dengan pengobatanya dok ? bisa sembuh kan ?

Dokter : untuk sembuh , kemungkinannya memang kecil, akan tetapi kita dapat menekan
pergerakan dari virus tersebut, agar virus tidak menimbulkan kerusakan semakin parah

Ibu : tetapi apa penyebabnya dok?

Dokter : biasanya virus ini bisa ditularkan dari penggunaan jarum suntik , pergaulan bebas,
atau dari ibu yg terkena hiv dan menyusui anaknya. Nah bagaimana dengan pola pergaulan dan
lingkungan anak ibu sendiri ?

Ibu : setau saya anak saya sering keluar malam, dan saya tidak dapat memantau anak saya
selama 24 jam karena saya bekerja paruh waktu

Dokter : oh kalau begitu sebaiknya kita fokus saja ke pengobatan yang akan ditempuh anak
ibu

Ibu : iya dok, tolong sembuhkan anak saya dok

Ibu pasien kembali menuju ke ruangan dimana anaknya dirawat, dan ia memberitahukan hal tsb ke
anaknya.

Ibu : assalamualaikum

Pasien : waalaikumsalam mah

Ibu : (langsung memeluk anaknya )

Pasien : kenapa mah ?

Ibu : mbak, ada yang ingin mamah sampaikan, kamu harus kuat ya nak, tadi setelah
mamah dipanggil sma perawat terkait dengan kondisi kmu saat ini. Kamu harus rajin minum obat ya
nak biar cepet sembuh.

Setelah beberapa hari mendapatkan perawatan, kondisi pasien tak kunjung membaik

Pasien : mah aku tuh kenapa sih? Kok semakin hari aku merasa kalau kondisi aku semain
lemah, badan aku makin kurus

Ibu : sebenarnya kamu itu sakit hiv/aids

Pasien : (hanya diam dan menangis)

Ibu : kamu yang sabar nak, mamah juga mengusahakan yang terbaik buat kesembuhan
kamu

Semenjak pasien mengetahui penyakit yang dideritanya, pasien sangat terpukul dan depresi. Pasien
tidak mau makan, tidak mau bertemu dengan siapapun, dan kondisinya semakin memburuk.
Semangat hidupnya seakan sudah hilang.
Salah satu perawat datag ke ruang pasien

Perawat b : assalamualaikum, ibu sekarang sudah pergantian shift ya bu, sekarang saya yang
akan merawat anak ibu, jika ada yang harus dibantu ibu bisa panggil saya

Ibu : iya sus, terimaksih

Perawat b : iya bu, sekarang saya permisi dulu bu

Setelah beberapa saat perawatpun datang keruang pasien

Perawat b : assalamualaikum

Pasien : ( hanya diam tidak menjawab salam)

Perawat b : sekarang sudah saatnya makan dan minum obat ya

Pasien : untuk apa makan dan minum obat, penyakit saya juga kan ga sembuh sembuh, saya
mending mati saja. Dari pada hidup , tapi saya menyusahkan dan mempermalukan keluarga saya.

Perawat b mendekat ke pasien.

Perawat b : siapa yang bilang kamu menyusahkan? Kamu tidak menyusahkan dan memalukan
keluarga ko, iya kan bu?(perawat bertanya pada ibu pasien yang sedang menunggu pasien)

Kamu harus semangat menghadapi penyakit kamu. Maka dari itu kamu harus makan dan rajin
minum obat biar sembuh biar bisa kumpul lagi sama keluarga.

Ibu : iyaa benar yang dikatakan suster nak, ibu tidak merasa disusahkan ko. Kamu makan
yaa habis itu obatnya diminum? (bujuk ibu)

Pasien : sekarang buat apa aku minum obat tapi aku ngga sembuh-sembuh maahhh. (sambil
menangis)

Ibu : kamu pasti sembuh nak. Makanya diminum obat nya yaaa

Pasien : sembuh apanya mahhh? Aku udah ngga kuat mahhh. Aku mau mati aja. Sus, beri
saya suntik mati sussss (sambil menangis)

Ibu : jangan bicara seperti itu nakk. Kamu akan sembuh (memeluk anaknya)

Perawat b : mbak, mbak harus semangat menghadapi penyakit mbak. Mbak jangan putus asa yaa
mbak. Liat ibu mbak sangat menyayangi mbak. Mbak harus tetap semangat yaa mbak. Sekarang
mbak minum obatnya dulu yaa.

Pasien : iyaa sus

Perawat b : yasudah, saya keluar yaa. Assalamualaikum

Ibu : walaikumsallam

Beberapa saat kemudian orangtua berunding dengan dokter.

Ibu : dok, apa sebaiknya anak saya diberikan suntik mati saja dok? Saya tidak tega melihat
anak saya yang terus kesakitan dok. Kasian anak saya, dok. Dia sudah sangat ingin mengakhiri
penderitaannya dok.
Dokter : tidak bu, kami tidak bisa melakukan itu. Itu sama saja kita membunuh, pasien masih
bisa bertahan dan masih memungkinkan untuk hidup bu. Nanti saya berikan obat pereda rasa sakit
saja ya bu.

Ibu : apa dengan diberikan obat pereda rasa sakit anak saya akan reda sakitnya dalam
jangka waktu yang lama?

Dokter : mungkin tidak selamanya akan reda sakitnya bu, tapi setidaknya akan mengurangi
rasa sakit yang diderita anak ibu.

Ibu : baiklah, kalau begitu berikan dengan dosis yang tinggi ya dok. Saya tidak bisamelihat
anak saya terus merengek kesakitan.

Dokter : baiklah bu (dengan berat hati)

Lalu dokter membicarakan tentang euthanasia yang akan diberikan kepada Dina ke perawat.

Dokter : sus, nanti kita akan melakukan euthanasia kepada pasien bernama Dina.

Perawat : tidak bisa dok. Itu sama saja kita membunuh pasien. Bukan kah itu dilarang?

Dokter : iya sus. Saya tahu, tapi bagaimana lagi keluarga pasien yang memintanya.

Perawat : kan bisa diberikan obat pereda rasa nyeri dok.

Dokter : baiklah sus.

Akhirnya dokter tidak jadi memberikan suntik mati tetapi memberikan obat pereda rasa nyeri. Dan
dokter sadar ia telah melakukan kesalahan dengan menyetujui memberika suntik euthanasia kepada
pasien.

Anda mungkin juga menyukai