Anda di halaman 1dari 6

Banyak faktor yang mendorong para remaja melakukan tindakan aborsi terhadap

kandungannya. Namun, hal yang paling banyak adalah dikarenakan pergaulan bebas yang
dimulai dengan aktivitas “pacaran”. Pada awalnya, perilaku pacaran di kalangan remaja ini
masih dianggap “normal” dan sudah wajar, apalagi jika dipandang dari sisi psikologis bahwa
kebutuhan akan diperhatikan dan memperhatikan lawan jenis ini mulai nampak sejak
menginjak akil baligh. Namun dengan melihat fenomena yang terjadi pada saat ini, banyak
norma-norma yang telah dilanggar dan seakan-akan para pasangan muda-mudi tersebut telah
menganggap dirinya sebagai pasangan yang abadi. Mulai dari memberikan perhatian yang
berlebihan, seringnya berduaan, saling berkontak secara fisik (sentuhan, ciuman, maupun
berpelukan) hingga berlanjut kepada tindakan asusila, yakni melakukan hubungan seksual pra
nikah. Hal ini bukanlah sesuatu bentuk kekhawatiran saja, melainkan memang sebuah
kenyataan yang terjadi pada masyarakat kita. Buktinya dapat kita lihat dengan adanya
pemaparan hasil survei dari Jagatnita Consulting tersebut di atas.
Jika lebih jauh lagi kita telusuri, sebenarnya pacaran bukanlah satu-satunya variable
atas mencuatnya kasus Aborsi di kalangan remaja. Tapi kontrol keluarga (orang tua) dan
kontrol sosial masyarakat yang pada era modern ini semakin melemah dan berkurang.
Masing-masing menganggap bahwa itu adalah urusan masing-masing pribadi yang tak boleh
dicampurtangani oleh siapapun. Hal ini cukup memprihatinkan karena memperlihatkan
pemikiran warga masyarakat yang mulai mengerucut pada “individualistis” dan “liberal”.
Padahal norma agama telah jelas memerintahkan untuk mengantisipasi mengenai pergaulan
yang bebas di kalangan manusia, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka
menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi
mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat“ (Q.S An Nur 30) dan
juga dilanjutkan “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman agar mereka
menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya . . . . “ (Q.S An Nur 31)

.
3. Sudut Pandang Agama
 Agama Islam
Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama bagi kehidupan
manusia. Allah berfirman : ³Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk menjelaskan
segala sesuatu (QS 16:89). Berikut ini adalah pandangan Al-Quran terhadap masalah Aborsi.
1. Manusia berapapun kecilnya adalah ciptaan Allah yang mulia.
Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayat-ayat
dalam Al-Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah berfirman: ‘Dan
sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia.´(QS 17:70)
2. Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap perintah Allah. Membunuh
berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang dilakukan dengan tujuan
menghentikan kehidupan bayi dalamkandungan tanpa alasan medis dikenal dengan istilah
³abortus provokatuskriminalis´ yang merupakan tindakan kriminal ± tindakan yang melawan
Allah (QS 5:36).
3. Sejak kitamasih berupa janin, Allah sudah mengenal kita. Sejak kita masih sangat kecild
alam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita. Al Quran menyatakan:´Dia lebih
mengetahui keadaanmu, sejak mulai diciptakaNya unsur tanah dan sejak kamu masih dalam
kandungan ibumu.´(QS: 53:32).
4. Tidak ada kehamilan yang merupakan ‘kecelakaan´ atau kebetulan. Setiap janin yang
terbentuk adalah merupakan rencana Allah. Allah menciptakan manusia dari tanah, k
emudian menjadi segumpal darah dan menjadi janin. Semua ini tidak terjadi secara kebetulan.
Al-Quran mencatat firman Allah: ‘Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut
kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu
sebagai bayi.´ (QS 22:5).
5. Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan dalam kasus hamil diluar
nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi kehidupan. Hamil diluar nikah berarti hasil
perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas terhadap para pelaku zinah. Akan tetapi Nabi
Muhammad SAW, seperti dikisahkan dalam Kitab Al-Hudud tidak memerintahkan seorang
wanita yang hamil diluar nikah untuk menggugurkan kandungannya.
Menurut pandangan islam, apabila abortus dilakukan setelah janin berumur 4
bulan,maka telah ada kesepakatan ulama tentang keharaman abortus tersebut, karena
diaanggap sebagai pembunuhan terhadap manusia. Tetapi apabila pembunuhan dilakukan
sebelum usia kehamilan 4 bulan ada beberapa pendapat, yaitu :
a. Muhammad Ramli dalam kitab An-Nihayah, membolahkan abortus dengan alasan belum
bernyawa. “setiap oranng yang belum diberi nyawa tidak akan dibengkitkan Allah dihari
kiamat. Setiap Sesautu yang tidak dibangkitkan berarti keberadaannya tidak diperhitungkan
dengan demikian tidak ada larangan untuk menggugurkannya.(Muhammad Ramli dalam
kitabnya Al-Nihayah)”.
b. Adapula ulama yang mengatakan makruh karena janin masih mengalami pertumbuhan.
c. Ibnu Hajar dalam kitabnya At-Tuhfah dan Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya ‘ulumuddin
mengharamkan abortus dalam tahap ini.
d. Mahmud Syaltut mengatakan behwa sejak bertemunya ovum dan sperma maka pengguguran
adalah suatu kejahatan dan haram hukumnya, sekalipun si janin belum diberi nyawa, sebab
sudah ada kehidupan pada kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan dan pdersiapan
untuk menjadi manusia. Tetapi apabila abortus dilakukan benar-benar terpaksa demi
menyelamatkan nyawa ibu maka islam membolehkan, karena islam mempunyai prinsip
“menempuh salah satu tindakan yang lebih riongan dari 2 hal yang berbahaya, iru wajib
hukumnya”.

,.
.

.
Diposkan oleh Artia Sofftiyani di 3:41:00 PM
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

.
.

2. Aborsi
Diantara dari sekian banyak remaja yang terjerak pergaulan bebas ini ada juga yang
mengalami hamil di luar nikah, Sebagian besar dari mereka menggugurkan kandugan mereka
untuk melepaskan masalah dari kehamilan atau disebut jga dengan ABORSI .
Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung
jawab kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Legalisasi aborsi bukan sekedar masalah-
masalah kesehatan reproduksi lokal Indonesia, tapi sudah termasuk salah satu pemaksaan
gaya hidup kapitalis sekuler yang dipropagandakan PBB melalui ICDP (International
Conference on Development and Population) tahun 1994 di Kairo Mesir.
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami ; penderitaan
kehilangan harga diri (82%), berteriak-teriak histeris (51%), mimpi buruk berkali-kali
mengenai bayi (63%), ingin bunuh diri (28%), terjerat obat-obat terlarang (41%), dan tidak
bisa menikmati hubungan seksual (59%).

Norma Pancasilanya
Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 64% remaja mengakui secara sadar
melakukan hubungan seks pranikah dan telah melanggar nilai-nilai dan norma agama. Tetapi,
kesadaran itu ternyata tidak mempengaruhi perbuatan dan prilaku seksual mereka. Alasan
para remaja melakukan hubungan seksual tersebut adalah karena semua itu terjadi begitu saja
tanpa direncanakan.
Hasil penelitian juga memaparkan para remaja tersebut tidak memiliki pengetahuan khusus
serta komprehensif mengenai seks. Informasi tentang seks (65%) mereka dapatkan melalui
teman, Film Porno (35%), sekolah (19%), dan orangtua (5%). Dari persentase ini dapat
dilihat bahwa informasi dari teman lebih dominan dibandingkan orangtua dan guru, padahal
teman sendiri tidak begitu mengerti dengan permasalahan seks ini, karena dia juga
mentransformasi dari teman yang lainnya.
Bebera faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja yaitu;
Pertama, Faktor agama dan iman.
Kedua, Faktor Lingkungan seperti orangtua, teman, tetangga dan media.
Ketiga, Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan.
Keempat, Perubahan Zaman.

Nilai Agamanya
Firman Allah: ” Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah
yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka
adalah dosa yang besar.” ( QS 17:31 ). Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa
karena penghasilannya masih belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia
merencanakan untuk menggugurkan kandungannya.
Oleh sebab itu aborsi adalah membunuh, membunuh berarti melakukan tindakan kriminal dan
melawan terhadap perintah Allah. Al-Quran menyatakan: “Adapun hukuman terhadap orang-
orang yang berbuat keonaran terhadap Allah dan RasulNya dan membuat bencana kerusuhan
di muka bumi ialah: dihukum mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara
bersilang, atau diasingkan dari masyarakatnya. Hukuman yang demikian itu sebagai suatu
penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang pedih.” (QS
5:36)

Faktor-faktor yangg melatar belakangi perilaku aborsi:

1. Faktor agama dan iman.


Perilaku aborsi terjadi ketika ada kehamilan tidak dinginkan yang disebabkan oleh
adanya perilaku seks bebas di kalangan remaja. Hampir semua, perilaku seks bebas memiliki
beban dosa. Tapi entah kenapa, bagi mereka hal itu “dibelakangkan” dan menjadikan nafsu
sebagai pemimpin. Ini menunjukkan lemahnya rasa keimanan mereka.

2. Faktor Lingkungan
Lingkungan Keluarga
Yang dimaksud disini adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang diberikan orang
tua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak
dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya, dan
lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika tidak, maka anak akan mencari
tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan
dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh di
lingkungan pergaulan bebas, bahkan sang anak bisa saja melakukan tindakan aborsi untuk
menutupi kesalahannya.

Lingkungan pergaulan
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah
kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah ini menjadi
sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-
mandir di mal, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan
mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang
disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya,
remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya
terjebak dalam perilaku seks bebas. yang akhirnya juga akan melakukan aborsi jika ia sampai
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.

3. Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan


Apabila seorang anak tidak memiliki pengetahuan yang minim tentang pendidikan
seks, maka anak dimungkinkan akan mencari tahu tentang seks di tempat yang salah. Karena
remaja memiliki sifat ingin tahu yang besar.

4. Perubahan zaman
Tuntutan perkembangan zaman, pergaulan remaja meluas hingga tidak terbatas.
Remaja bisa saja salah memilih teman. Dia bisa saja bergaul dengan berbagai orang yang
berbeda budaya (budaya barat/budaya asing) yang cenderung menghalalkan perilaku seks
bebas. Sehingga remaja bisa saja terjebak pada kehamilan di uar nikah yang akhirnya
terpaksa harus melakukan aborsi demi menutupi kesalahannya.

Anda mungkin juga menyukai