Oleh
UUM SUMIATI
H34066126
Oleh
UUM SUMIATI
H34066126
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA EKONOMI
pada
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan
petunjuk-Nya pada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya. Atas izin Allah, penulis dipertemukan dengan orang-orang yang sangat
luar biasa dalam membantu penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua tercinta Ibu Rumsinah, Bapak Karna, dan Bapak Maruki yang
senantiasa memberikan doa dan menjadi motivator serta pendukung secara
moril dan materil, dan selalu sabar menjadi pendengar yang baik atas keluh
kesah penulis.
2. Bapak Dr. Ir. Harianto, MS selaku dosen pembimbing, atas segala masukan
dan bimbingan yang telah Bapak berikan. Ditengah kesibukan yang luar biasa,
Bapak selalu menyempatkan diri untuk membagikan ilmunya kepada penulis.
3. Bapak Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen evaluator, yang telah memberikan
kritik dan saran pada saat penulis kolokium.
4. Ibu Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen penguji utama dan Ibu Ir. Popong
Nurhayati, MM selaku dosen penguji komisi pendidikan, atas masukan dan
sarannya.
5. Bapak H. Ebo Bukhori dan seluruh karyawan PO Mekar Wangi, yang telah
memberikan izin kepada penulis dan memberikan informasi serta bantuan
selama penulis melakukan penelitian.
6. Bapak Drs. Nana Mulyana dan seluruh staf Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Kuningan, atas informasi, bantuan, dan saran yang
diberikan kepada penulis.
7. Dinas Pertanian dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan, atas segala
bantuan dan informasinya.
8. Sekretariat Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, atas
pelayanan yang diberikan kepada penulis. Mba Rahmi, Mba Liesca, Mba
Maya, Mba Nur, Mas Aji, dan Mas Agus terimakasih banyak, maaf apabila
ada kata dan perilaku penulis yang kurang berkenan.
9. Teman-teman AGB angkatan 1: Yuyun, Desti, Putri, Cut, Lia, Nita, Tuti,
Mira, Dian, Erni, Ayla, Mey, Yeni, Wasini, Balqis, Tami, dan semua teman-
teman, terimakasih banyak atas bantuan, motivasi dan dukungannya.
10. Keluarga Muslim Ekstensi (KAMUS) IPB, atas motivasinya.
11. Teman-teman dari B-14: Hesti, Farah, Sarmah, Mba Eka, Kak Dewi, Puspa,
Ros, Hanim, dan Endang, atas bantuan, motivasi, dan dukungannya.
12. Semua pihak, keluarga, teman, dan kerabat yang tidak tercantum penulis
ucapkan permintaan maaf dan terimakasih untuk segalanya.
Penulis
PERNYATAAN
Uum Sumiati
H34066126
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Departemen Agribisnis
Tanggal Kelulusan:
RIWAYAT HIDUP
Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. i
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah.......................................................................... 5
1.3. Tujuan .............................................................................................. 7
1.4. Manfaat ............................................................................................ 7
1.5. Ruang Lingkup ................................................................................. 8
Nomor Halaman
1. Produksi Tanaman Sayuran Indonesia Tahun 2003-2007......................... 2
4. Penelitian-Penelitian Terdahulu............................................................... 16
11. Harga Bawang Merah Goreng Berdasarkan Kualitas Pada PO Mekar Wangi
............................................................................................................... 54
13. Peluang dan Ancaman yang Dihadapi Perusahaan PO Mekar Wangi ....... 70
6. Matriks SWOT........................................................................................ 43
Nomor Halaman
11. Peringkat (Rating) Rata-Rata dari Lima Responden untuk Faktor Eksternal
............................................................................................................... 113
12. Peringkat (Rating) Rata-Rata dari Lima Responden untuk Faktor Internal
............................................................................................................... 114
Puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT, atas rahmat,
karunia dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi
Pengembangan Usaha Bawang Merah Goreng PO Mekar Wangi, Desa Taraju,
Kecamatan Sindang Agung, Kabupaten Kuningan”. Sholawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir massa.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor lingkungan eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi perusahaan,
serta merumuskan strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh
perusahaan PO Mekar Wangi. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan
dalam penelitian ini, sehingga masukan berupa kritik dan saran sangat penulis
harapkan. Akhir kata, semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan/wawasan bagi para pembaca.
Penulis
I. PENDAHULUAN
yang semakin menguat dibandingkan ekspor manufaktur. Hal ini ditunjukan Data
Bank Dunia dimana sebelum tahun 2000 ekspor dari sektor manufaktur mencapai
lebih dari 60 persen dibandingkan sektor lainnya, namun sejak tahun 2000-2006
khususnya komoditas hortikultura harus dapat tumbuh dengan cepat, agar secara
fungsional akan semakin mampu berperan dalam penyediaan bahan baku industri,
dan penyedap masakan karena aroma dan rasanya yang khas. Bawang merah
mempunyai potensi dan peluang yang cukup baik sebagai komoditas agribisnis,
1
www.antara.co.id/arc/2007/11/7/bank-dunia-perkirakan-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-
2008-meningkat/ - 23k - Tembolok - Halaman sejenis. 19 Juli 2008. 14:50
Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran Indonesia Tahun 2003-2007
Produksi (ton)
No Komoditas
2003 2004 2005 2006 2007*)
1 Bawang Merah 762,795 757,399 732,610 794,929 745,270
2 Bawang Putih 38,957 28,851 20,733 21,052 17,200
3 Bawang Daun 345,720 475,571 501,437 571,264 427,711
4 Kentang 1,009,979 1,072,040 1,009,619 1,011,911 1,034,490
5 Lobak 26,340 30,625 54,226 49,344 38,900
6 Kol/Kubis 1,348,433 1,432,814 1,292,984 1,267,745 1,254,856
7 Petsai/Sawi 459,253 534,964 548,453 590,400 544,126
8 Wortel 355,802 423,722 440,001 391,370 347,686
9 Kacang Merah 90,281 107,281 132,218 125,251 106,074
10 Kembang Kol 86,222 99,994 127,320 135,517 128,366
11 Cabe Besar 774,408 714,705 661,730 736,019 641,558
12 Cabe Rawit 292,314 385,809 396,293 449,040 436,982
13 Tomat 657,459 626,872 647,020 629,744 618,000
14 Terung 301,030 312,354 333,328 358,095 371,602
15 Buncis 247,782 267,619 283,649 269,533 236,858
16 Ketimun 514,210 477,716 552,891 598,892 510,928
17 Labu Siam 103,451 179,845 180,029 212,697 244,733
18 Kangkung 208,450 212,870 229,997 292,950 299,685
19 Bayam 109,423 107,737 123,785 149,435 135,589
20 Kacang Panjang 432,365 454,999 466,387 461,239 453,609
21 Jamur 31,233 10,544 30,854 23,559 46,837
22 Melinjo 244,864 209,630 210,836 239,209 194,349
23 Petai 134,099 135,715 125,587 148,268 166,305
Total sayuran 8,574,870 9,059,676 9,101,987 9,527,463 9,001,714
Keterangan : *) Angka sementara
Sumber : Ditjen Bina Produksi Hortikultura2
dataran tinggi antara lain Brebes, Tegal (Jawa Tengah) dan Probolinggo (Jawa
Timur), selain itu bawang merah juga banyak dibudidayakan di dataran rendah3.
Setelah dipanen bawang merah tidak dapat disimpan lama karena mudah rusak
dan sulit dipertahankan dalam bentuk segar. Penanganan yang kurang baik akan
2
http://hortikultura.deptan.go.id 13 Agustus 2008. 13:57
3
http://ntb.litbang.deptan.go.id/2005/TPH/peluang.doc
2
misalnya diolah menjadi bawang goreng. Cara tersebut dilakukan untuk
merah. Usaha pengolahan bawang ini, selain akan membantu pemasaran petani,
goreng memiliki daya simpan yang cukup lama yaitu 7-12 bulan. Industri bawang
struktur ekonomi nasional menjadi lebih kokoh dan berimbang. Hasil ini
masing sektor terhadap total PDRB dapat memberikan gambaran tentang tingkat
potensi ekonomi yang ada di Kabupaten Kuningan. Dari tahun ke tahun sektor
Pada tahun 2007 peranan sektor pertanian mencapai angka 36,08 persen
(Lampiran 2).
dalam bidang pertanian. Potensi tersebut didukung oleh tingkat kesuburan tanah
yang baik, ketersediaan air tanah maupun air hujan, iklim yang sesuai, dan
4
http://agribisnis.deptan.go.id. 13 Agustus 2008. 14:14
3
rumah tangga5. Terdapat banyak komoditas agribisnis yang dapat dibudidiayakan
sawi, tomat, dan ketimun. Bawang merah merupakan salah satu komoditas
Tahun
Jenis Tanaman
2005 2006 2007
Bawang merah 3,477 6,563 4,300
Bawang daun 23,084 27,236 25,487
Kentang 2,125 2,947 1,795
Wortel 2,048 1,011 1,877
Sawi 3,087 4,196 6,361
Tomat 1,150 2,980 3,906
Ketimun 1,062 614 577
Sumber : Dinas Pertanian, Kabupaten Kuningan, 2008.
berkembang secara optimal, jumlah yang masih sedikit dan nilai investasi belum
5
Badan Pusat Statistik, Kabupaten Kuningan dalam Angka 2008.
4
(Lampiran 4). Desa Taraju, Kecamatan Sindang Agung merupakan sentra industri
tenaga kerja sekitar 102 orang yang merupakan andalan warga masyarakat6.
Kabupaten Kuningan, maka dari itu terdapat industri pengolahan bawang merah
nilai ekonomi bawang merah karena tidak dapat disimpan lama dalam bentuk
merah menjadi bawang goreng. Dilihat dari jumlah tenaga kerjanya, perusahaan
termasuk jenis industri sedang atau menengah. Bahan baku utama PO Mekar
Wangi adalah bawang merah varietas Sumenep yang berasal dari petani-petani
6
BPS Kabupaten Kuningan, 2008
7
H. Ebo Bukhori (pimpinan PO Mekar Wangi)
5
dan pedagang pengumpul di Kabupaten Kuningan, Majalengka, Cirebon (Brebes
dan Losari), dan Bandung. Petani bawang merah di Kabupaten Kuningan tersebar
Produktivitas
Tahun Tambah Tanam Luas Panen Produksi (ton)
(ton/ha)
2002 1.056 617 55,74 3.439
2003 898 909 70,89 6.444
2004 679 766 62,52 4.789
2005 612 537 64,75 3.477
2006 717 791 82,97 6.563
2007 508 501 85,83 43.002
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan, 2008
PO Mekar Wangi berdiri sejak tahun 1982, akan tetapi dalam menjalankan
dan jumlah produksi yang dihasilkan. Ini ditunjukkan dengan omzet dan jumlah
6
Pengembangan dapat dilakukan dengan meningkatkan/memperluas wilayah
tersebut?
perusahaan?
1.3. Tujuan
perusahaan.
1.4. Manfaat
produk yang dihasilkan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi peneliti sebagai tahap awal dalam penerapan ilmu pengetahuan, dan menjadi
7
informasi bagi peneliti-peneliti yang sedang menyelesaikan tugas akhir, serta
berasal dari dalam (faktor internal) ataupun berasal dari luar (faktor eksternal).
Mekar Wangi. Hasil penelitian nantinya belum tentu sesuai bagi perusahaan yang
lain. Penelitian ini juga dibatasi sampai pada perumusan strategi pengembangan
penelitian.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat,
Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Irian
Jaya. Sentra produksi di Pulau Jawa antara lain berada di Kabupaten Malang,
Majalengka9.
Divisi : Spermathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
9
Setijo Pitojo dalam buku Benih Bawang Merah
9
dari daerah Sumenep (Madura). Varietas ini cocok ditanam di dataran rendah,
medium ataupun tinggi. Karakteristik dari varietas ini adalah jumlah anakan 7-14
per rumpun, daun berbentuk silindris atau bulat dan berlubang dengan umur panen
Pemanfaatan bawang merah sebagai bahan pangan didukung oleh zat gizi
Indonesia, kandungan gizi dalam 100 g umbi bawang merah meliputi 39 kalori,
zat besi, 0,03 mg vitamin B1, 2 mg vitamin C, dan 88 g air. Bawang merah
dimanfaatkan sebagai bahan pangan dalam bentuk segar, bumbu masakan, atau
a. Syarat tumbuh
optimalnya adalah 0-400 m dpl. Secara umum tanah yang tepat ditanami bawang
merah ialah tanah yang bertekstur remah, sedang sampai liat, berdrainase baik,
memiliki bahan organik yang cukup, dan pH-nya antara 5,6-6,5. Syarat lain,
b. Persiapan tanam
Bibit bawang merah diperbanyak dengan umbi yang diambil dari tanaman
yang sudah cukup tua yaitu sekitar 70 hari (masa penyimpanan 2,5-4 bulan) Pada
umur tersebut pertumbuhan calon tunas dalam umbi sudah penuh. Umbi
sebaiknya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, harus segar, sehat, dan tidak
10
kisut dengan warna yang mengilap. Untuk satu hektar lahan membutuhkan sekitar
600-800 kg bibit. Penanaman Bawang merah paling baik ditanam saat musim
kemarau dengan syarat air cukup untuk irigasi, awal tanam pada bulan April/Mei
diantara bedengan dibuat parit yang lebarnya 40-50 cm, dan kedalaman parit
antara 50-60 cm. Parit berfungsi untuk pemasukan air ataupun pengeluaran air
dan dihaluskan, pengolahan manual perlu 2-3 kali. Bila pH lahan kurang 5,5,
tambahkan kapur dolomit atau kaptan sebanyak 1-1,5 ton/ha minimal 2 minggu
bibit.
c. Pemeliharaan
ini tidak menyukai banyak hujan, tetapi kebutuhan airnya banyak. Pada saat
musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari pada waktu pagi dan sore sejak
ditanam hingga satu minggu sebelum panen. Sejak awal tanam hingga tanaman
bawang merah berumur dua minggu, gulma tumbuh dengan cepat sehingga
penyiangan secara manual, baik dengan mencabut langsung atau memakai kored.
anorganik. Pupuk organik yang diberikan ialah pupuk kandang, dosisnya 10-20
11
ton/ha, diberikan sebelum tanam pada saat melakukan pengolahan. Pupuk organik
yang dibutuhkan adalah TSP sebanyak 150-200 kg/ha, pupuk ini akan tercampur
dengan pupuk kandang. Pupuk tambahan berupa 300 kg Urea dan 200 kg KCl/ha,
Bawang merah disukai oleh ulat daun (Laphygma exigua) dan hama bodas
(Thrips tabaci). Serangan kedua hama ini sering menyebabkan ujung daun
terpotong dan daun menjadi terkulai, larvanya merusak umbi dalam masa
penyimpanan. Hama yang agak mirip ulat daun ialah Spodoptera exigua, gejala
serangannya terlihat pada pinggiran dan ujung daun berupa bekas gigitan.
mengandung bahan aktif kuinalfos atau Azodrin 15 WSC yang mengandung bahan
Penyakit bercak ungu yang disebabkan oleh jamur Alternaria porri, gejala
serangan dimulai dari daun berupa bercak-bercak putih kelabu, kemudian daun
berubah menjadi cokelat dan mengering. Dari daun serangan berlanjut ke umbi,
dibandingkan dengan yang di dataran tinggi. Ciri tanaman siap panen ialah leher
batang mengeras dan daun menguning, mencapai 70-80 persen dari jumlah
12
tanaman diikat menjadi satu pada bagian daunnya untuk mempermudah
Bawang merah yang telah dipanen, dijemur untuk mendapatkan kadar air
umbi 80 persen namun tidak dijemur langsung di bawah sinar matahari (disimpan
kelembapan nisbi 60-70 persen. Penyimpanan pada gudang yang dingin dan
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga
bebas menyebabkan adanya bawang impor dari Thailand, Vietnam, maupun dari
10
http://Organisasi Org. Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia. 23 Agustus 2008. 09:52.
13
Filipina yang masuk ke pasar Indonesia. Maka dari itu, cara yang dapat dilakukan
pendapatan petani terutama yang mempunyai lahan usaha yang relatif kecil atau
buruh tani.
b. Pengembangan distribusi
Distribusi antar wilayah sentra produksi dan konsumsi bawang merah pada
saat panen raya belum terlaksana secara teroganisir, sehinga terjadi fluktuasi yang
sangat tinggi antar sentra produksi. Salah satu kendala yaitu belum adanya sistem
informasi yang dapat diakses akibat tidak terdapatnya informasi harga antar sentra
c. Stabilisasi harga
Fluktuasi harga sering terjadi pada komoditas bawang merah, oleh karena
itu pemerintah hendaknya berperan aktif untuk mencari solusi yang dapat
http://agribisnis.deptan.go.id/layanan_info/view.php?file=ROADMAP+horti/Road++map+bawang
++merah.doc&folder=PENGOLAHAN-HASIL-PERTANIAN
14
d. Pengendalian serta proteksi impor
merah import (ilegal maupun legal) di sentra produksi yang berasal dari China,
Vietnam dan Philipina. Oleh karena itu, dengan adanya perbedaan musim tanam
antar wilayah sentra produksi dimana pada hakekatnya ada peluang untuk
mengatur musim tanam antara propinsi dan perlu adanya kebijakan proteksi
Tabel 4.
Nugroho mengenai objek yang diteliti yaitu usaha bawang goreng, tetapi berbeda
dalam kajian yang dibahas, lokasi penelitian, dan metode analisis yang digunakan.
Persamaan dengan penelitian Amin terletak pada objek yang diteliti dan metode
analisis yang digunakan, akan tetapi berbeda pada lokasi penelitian dan kajian
yang diteliti yaitu analisis strategi pemasaran bawang goreng. Persamaan lain
15
Tabel 4. Penelitian-Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, melibatkan responden dari pihak internal dan pihak
dari pihak eksternal yang dipilih yaitu dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
Dinas Pertanian, dan PO Gaya Baru sebagai pesaing. Kelima responden yang
16
III. KERANGKA PEMIKIRAN
peluang dan perubahan situasi sebagai faktor penentu kegiatan usahanya, terutama
perubahan situasi pasar yang mengarah pada pasar global. Pengusaha kecil akan
pemasaran produk.
yaitu dengan mengembangkan usaha yang sudah ada atau membeli perusahaan
a. Penetrasi pasar
Penetrasi pasar dilakukan dengan menjual jenis produk lama dalam jumlah
besar ke pasar yang lama, jika produksi ditingkatkan jumlahnya, produk tersebut
dapat diserap oleh pasar yang ada. Jika memang permintaan pasar yang dapat
diambil ternyata lebih besar dari produksi, pengelola harus tanggap dan segera
17
memanfaatkannya. Jika tidak, berarti akan memberi peluang bagi pesaing untuk
b. Perluasan pasar
Strategi perluasan pasar berarti harus mencari wilayah pasar yang baru
untuk jenis produk yang lama. Perluasan pasar dapat merupakan upaya untuk
memasarkan kelebihan hasil produksi yang tidak terserap oleh pasar yang lama.
Langkah pertama dalam perluasan pasar yaitu menjajaki wilayah pasar yang
c. Pengembangan produk
langsung. Jika situasi pasar memungkinkan bagi produk yang baru, strategi
yang lama tetapi produk baru atau produk yang diperbaharui. Dalam menetapkan
strategi ini bukan perkembangan hasil penjualan dari tahun ke tahun yang
digunakan untuk ramalan permintaan pasar karena termasuk jenis produk baru
d. Diversifikasi produk
yaitu dengan produk dan pasar yang baru. Dalam strategi ini, perusahaan
membuat produk baru yang berbeda dengan produk yang sudah ada. Dengan
18
demikian perusahaan mempunyai jenis produk lebih dari satu, sehingga
Bagi perusahaan kecil perluasan tingkat nasional jauh lebih mudah dari
pada perluasan ke luar negeri, namun peluang pasar dalam negeri relatif terbatas
dan laju perkembangan pasar pun lebih lambat. Untuk menembus pasar luar
negeri bukan hal yang mudah dan persyaratannya juga tidak sederhana, minimal
dari peluang dan menghindari atau atau mengurangi dampak dari ancaman.
kategori besar, yaitu (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya,
demografi, dan lingkungan; (3) kekuatan politik, ekonomi, dan hukum; (4)
banyak industri dengan model lima kekuatan Porter. Hubungan antara kekuatan-
kekuatan ini dengan organisasi dapat dilihat pada Gambar 1. Tren dan kejadian
organisasi.
19
Perubahan dalam kekuatan eksternal mengakibatkan perubahan dalam
permintaan konsumen untuk barang industri dan konsumsi serta jasa. Kekuatan
segmentasi pasar dan positioning, tipe jasa yang ditawarkan, dan pilihan bisnis
yang jelas, mendesain strategi untuk mencapai tujuan jangka panjang, dan
Pesaing
Pemasok
Distributor
Kekuatan ekonomi
Kreditor
Pelanggan
Kekuatan sosial,
Karyawan
budaya, demografi,
Komunitas
dan lingkungan
Manajer PELUANG
Pemegang saham DAN
Kekuatan politik,
Serikat kerja ANCAMAN
pemerintah, dan
Pemerintah ORGANISASI
hukum
Asosiasi dagang
Kelompok
Kekuatan teknologi
kepentingan khusus
Produk
Kekuatan kompetitif
Jasa
Pasar
Lingkungan alam
Faktor eksternal kunci ini dapat berubah seiring berjalannya waktu dan
berdasar industri. Hubungan baik dengan pemasok dan distributor sering kali
20
menjadi faktor penting untuk kesuksesan. Variabel lain yang umum digunakan
asing, keunggulan atas kepemilikan dan pelanggan besar, harga yang bersaing,
populasi.
a. Ekonomi
besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Organisasi kecil
ataupun besar berorientasi laba dan nirlaba dalam semua industri telah dikejutkan
dan ditantang oleh peluang dan ancaman yang berasal dari perubahan variabel
sosial, budaya, demografi, dan lingkungan. Tren sosial, budaya, demografi, dan
21
Faktor politik, pemerintah, dan hukum dapat menjadi peluang atau ancaman
d. Teknologi
penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik, perubahan posisi biaya
kompetitif dalam suatu industri, dan membuat produk dan jasa saat ini menjadi
ketinggalan zaman.
e. Kompetitif
lebih penting dari faktor internal dalam perusahaan yang ingin mencapai
yang ada. Keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan
persaingan pokok, dapat dilihat pada Gambar 2. Tujuan strategi bersaing untuk
suatu unit usaha (business unit) dalam sebuah industri adalah menemukan posisi
dalam industri tersebut di mana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan
22
tekanan tersebut secara positif. Kelima kekuatan persaingan secara bersama-sama
Pendatang baru
potensial
Pemasok Pembeli
Persaingan diantara
perusahaan yang ada
Produk pengganti
pesaing.
kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta sumber daya
23
yang besar. Mengakibatkan harga menjadi turun atau biaya membengkak
dalam industri bersaing, dalam arti yang luas dengan industri-industri yang
potensial dari industri dengan menetapkan harga baku (ceiling price) yang
laba industri.
dengan cara memaksa harga turun, tawar-menawar untuk mutu yang lebih
tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing satu
dan sistem informasi manajemen. Strategi didesain sebagai bagian dari usaha
24
menjadi kompetensi yang unik. Kompetensi yang unik (distinctive competencies)
adalah kekuatan perusahaan yang tidak dapat dengan mudah disamakan atau ditiru
oleh pesaing.
a. Manajemen
Perencanaan dapat memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja organisasi dan
b. Pemasaran
pelanggan atas barang dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran, yaitu analisis
kelemahan pemasaran.
c. Keuangan/akuntansi
kekuatan dan kelemahan keuangan suatu organisasi merupakan hal yang penting
guna memformulasikan strategi secara efektif. Menurut James Van Horne dalam
25
David (2006), fungsi keuangan/akuntansi terdiri atas tiga keputusan, yaitu
d. Produksi/operasi
Fungsi produksi/operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang
berhubungan dengan input transformasi, dan output yang bervariasi antar industri
dan pasar.
harus memiliki orientasi litbang yang kuat. Litbang dalam organisasi memiliki
dua bentuk dasar: (1) litbang internal, dimana organisasi menjalankan departemen
menyediakan dasar untuk semua keputusan manajerial, ini merupakan fondasi dari
internal.
kerangka kerja pengambilan keputusan tiga tahap seperti pada Gambar 3. Tahap 1
26
tahap input. Tahap 2 disebut tahap pencocokan, berfokus pada menciptakan
alternatif strategi yang layak dengan mencocokkan faktor eksternal dan internal
kunci. Tahap 3 disebut tahap keputusan, melibatkan strategi tunggal yaitu matriks
1) Tahap input
Tahap input terdiri atas Matriks EFE, Matriks IFE, dan Matriks CPM. Alat
selama tahap awal dari proses perumusan strategi. Membuat keputusan kecil
dalam matriks input berhubungan dengan tingkat penting relatif dari faktor
mengevaluasi alternatif strategi dengan lebih efektif. Penilaian intuitif yang baik
2) Tahap pencocokan
suatu organisasi antara sumber daya dan keterampilan internalnya dengan peluang
dan risiko yang diciptakan oleh faktor eksternal. Tahap pencocokan dari kerangka
kerja perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang dapat digunakan, yaitu
Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Matriks IE, dan Matriks Grand
Strategy. Alat ini bersandar pada informasi yang diturunkan dari tahap input untuk
27
internal. Mencocokkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal adalah
3) Tahap keputusan
layak. Banyak dari strategi ini kemungkinan diajukan oleh manajer dan karyawan
yang berpartisipasi dalam aktivitas analisis dan pilihan strategi. Strategi tambahan
28
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
yang dihasilkan sebagian besar dipasarkan ke beberapa wilayah di Jawa Barat dan
Jawa Tengah. Perusahaan ini dapat dikatakan berskala sedang jika dilihat dari
selalu berubah dan atmosfir usaha yang sangat kompetitif. Berbagai analisis di
internal dan eksternal perusahaan, akan dianalisis dengan metode analisis SWOT
dan QSPM. Diagram alir kerangka pemikiran operasional pada industri bawang
29
Wilayah Pemasaran dan Jumlah Produksi
PO Mekar Wangi yang Relatif Tetap
- Ekonomi - Manajemen
- Sosial, budaya, demografi,
- Pemasaran
dan lingkungan
- Politik, hukum, dan - Keuangan/akuntansi
pemerintah
- Produksi/operasi
- Teknologi
- Kompetitif
Prioritas Strategi
30
IV. METODE PENELITIAN
bertahan dalam waktu lama. Selain itu, bawang goreng merupakan komoditas
Jenis data yang diperlukan bagi penelitian ini dapat dipilah dalam kategori
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari perusahaan melalui
pemasaran, dan karyawan (data internal). Data primer terdiri dari data produksi,
Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kuningan (data eksternal), dan
31
Kuningan, relisasi produktivitas dan produksi tanaman pangan, palawija dan
dan Perdagangan dipilih karena perusahaan yang akan dikaji merupakan usaha
sistem agribisnis (on farm). PO Gaya Baru dipilih sebagai responden yang
merupakan pesaing dari PO Mekar Wangi, karena omzet dan jumlah produksi
yang dihasilkan kedua perusahaan tersebut hampir sama. Jumlah responden dari
pihak internal sebanyak dua orang dan dari pihak eksternal sebanyak tiga orang,
32
4.4. Metode Analisis Data
pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan. Analisis data
dalam penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu
hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks EFE dapat dibuat dengan lima
tahapan:
1. Membuat daftar lima faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses audit
sering kali diberi bobot lebih tinggi dari ancaman, tetapi ancaman juga dapat
diberi bobot yang tinggi jika sangat serius atau sangat mengancam. Bobot
33
yang tepat dapat ditentukan dengan membandingkan keberhasilan atau
kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon
peringkat 1, 2, 3, atau 4.
dimasukkan dalam matriks EFE, total nilai tertimbang tertinggi untuk suatu
organisasi adalah 4,0 dan nilai tertimbang terendah adalah 1,0. Total nilai
peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Dengan kata lain, strategi
perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada saat ini
34
dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari ancaman eksternal. Total nilai
Nilai
Faktor Stratregis Eksternal Bobot Peringkat
Tertimbang
Peluang
1..........
2..........
3..........
............
Ancaman
1..........
2..........
3..........
............
Total
Sumber : David, 2006.
strategi untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam
area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan
seharusnya diartikan bahwa ini adalah teknik yang sangat luar biasa. Pemahaman
yang baik atas faktor-faktor yang dimasukkan lebih penting dari pada angka yang
35
1. Menuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit
kelemahan.
2. Memberikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat
kunci itu adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor yang diangap
bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.
rata-rata tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan
36
rata-rata 2,5. Total rata-rata tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan organisasi
yang lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan
posisi internal yang kuat. Jumlah faktor tidak memiliki pengaruh terhadap kisaran
total rata-rata tertimbang karena bobot selalu berjumlah 1,0. Matriks Internal
Pemberian bobot setiap faktor dengan skala mulai dari 0,0 (tidak penting)
sampai 1,0 (paling penting). Pemberian bobot ini berdasarkan pengaruh faktor-
faktor tersebut terhadap posisi strategis unit yang dianalisis dalam suatu
perusahaan tertentu. Jumlah bobot yang diberikan harus sama dengan satu.
37
variabel digunakan skala 1, 2, dan 3 untuk menentukan bobot. Skala yang
Bentuk penilaian bobot dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8, cara membaca
variabel kolom (indikator horizontal) dan harus konsisten. Bobot setiap variabel
Keterangan :
Xi αi = Bobot variabel ke-i
αi = n
∑X i
Xi = Nilai variabel x ke-i
i =1 n = Jumlah data
i = 1,2,3,...,n
tersedia. Responden hanya mengisi bagian atas atau bagian bawah saja dari batas
38
kolom yang dihitamkan, tujuannya untuk menjaga konsistensi dalam melakukan
pengisian. Pemberian nilai bobot disesuaikan dengan skala yang telah ditetapkan.
Jika kolom atas diberi nilai satu maka kolom bagian bawah untuk perbandingan
variabel yang sama diisi tiga dan sebaliknya, dan jika kolom atas diisi dengan
nilai dua maka kolom bagian bawah untuk perbandingan variabel yang sama diisi
Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci: total rata-rata tertimbang IFE pada
sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y. Total rata-rata
matriks IE tingkat korporasi. Pada sumbu x dari matriks IE, total rata-rata
tertimbang dari 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah; nilai dari 2,0 hingga 2,99 adalah
39
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki
implikasi strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam
sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi
dapat menjadi paling sesuai untuk divisi-divisi ini. Kedua, divisi yang masuk
dalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga
dan pertahankan, penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi
yang umum digunakan untuk divisi tipe ini. Ketiga, rekomendasi yang umum
diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah tuai atau
divestasi.
Tinggi
3,0–4,0 I II III
diberi bobot
3,0
Menengah
IV V VI
2,0–3,99
2,0
Rendah VII VIII IX
1,0–1,99 1,0
(SWOT Matrix) adalah alat untuk mencocokan yang penting yang membantu
40
manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu strategi SO (kekutan-
internal kunci adalah bagian yang paling sulit dalam mengembangkan matriks
SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik dan tidak ada pencocokan yang
terbaik.
tren dan kejadian eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi
WO, ST, atau WT agar dapat mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan
strategi SO. Ketika suatu perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha
peluang.
untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak
41
kelemahan internal akan berada pada posisi yang tidak aman. Kenyataannya,
Matriks SWOT terdiri atas sembilan sel yaitu empat sel faktor kunci,
empat sel strategi, dan satu sel yang selalu dikosongkan (sel di kiri atas). Empat
sel strategi diberi nama SO, WO, ST, dan WT dikembangkan setelah
menyelesaikan empat sel faktor kunci yang diberi nama S, W, O, dan T. Ada
menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana
yang terbaik. Tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT
42
akan dipilih untuk implementasi. Penyajian yang sistematis dari matriks SWOT
1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. Gunakan kekuatan 3. Atasi kelemahan
4. 4. dengan 4. dengan
5. Tuliskan peluang 5. memanfaatkan 5. memanfaatkan
6. 6. peluang 6. peluang
7. 7. 7.
8. 8. 8.
9. 9. 9.
10. 10. 10.
Ancaman (Threats-T) Strategi ST Strategi WT
1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. Gunakan 3. Minimalkan
4. 4. kekuatan untuk 4. kelemahan dan
5. Tuliskan ancaman 5. menghindari 5. hindari ancaman
6. 6. ancaman 6.
7. 7. 7.
8. 8. 8.
9. 9. 9.
10. 10. 10.
43
4.4.6. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic
Planning Matrix-QSPM)
didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang layak.
Teknik ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik,
dengan menggunakan input dari analisis Tahap 1 dan hasil pencocokan dari
Format dasar dari QSPM diilustrasikan dalam Tabel 9. Alat pencocokan ini bisa
menghasilkan alternatif yang mirip, tetapi tidak semua strategi yang disarankan
Alternatif Strategi
Faktor Kunci
Strategi 1 Strategi 2
Bobot
AS TAS AS TAS
Faktor eksternal
..........................
Faktor internal
........................
Total Nilai Daya Tarik 1.0
Sumber: David, 2006.
Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi
dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam
satu set alternatif dihitung dengan menentukan pengaruh kumulatif dari masing-
44
masing faktor keberhasilan eksternal dan internal. Terdapat enam langkah yang
internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini harus
diambil secara langsung dari matriks EFE dan IFE. Minimum 10 faktor
Bobot ini identik dengan yang ada pada matriks EFE dan IFE. Bobot
mengindikasikan daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi lainnya
= sangat menarik.
45
Nilai Daya Tarik, semakin menarik alternatif strategi tersebut (dengan hanya
kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS)
mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari setiap set alternatif.
bertahap atau bersama-sama, tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat
diikuti dengan strategi tingkat divisi, dan kemudian strategi tingkat fungsional.
atau diberi bobot yang tidak sesuai. Akan tetapi membutuhkan sejumlah
terbaik bagi organisasi. QSPM dapat diadaptasikan untuk organisasi kecil, besar,
berorientasi laba maupun nirlaba dan dapat diaplikasikan untuk hampir semua tipe
organisasi.
asumsi yang berdasar. Peringkat dan nilai daya tarik membutuhkan keputusan
46
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
pada tahun 1982 yang dilatarbelakangi oleh ketersediaan bahan baku dan adanya
motivasi yang kuat untuk melakukan kegiatan home industry bawang merah
goreng. Pada tahun 2000 sampai saat ini, pengelolaan usaha PO Mekar Wangi
ketinggian yaitu dataran tinggi di bagian Barat dan Utara, sedangkan dataran
rendah di bagian Timur dan Selatan sehingga memiliki potensi pertanian tanaman
dataran tinggi maupun dataran rendah. Rata-rata ketinggian arah Utara 700 m,
Selatan 120-222 m, Timur 120-222 m, dan Barat 700 m. Curah hujan yang cukup
Kuningan adalah Kabupaten Cirebon, batas Selatan yaitu Kabupaten Ciamis dan
sentra home industry bawang merah goreng, dimana terdapat 19 home industry
Perusahaan dibagi menjadi dua bagian yaitu kantor yang menyatu dengan
gudang penyimpanan produk dan pabrik. Kantor dan gudang penyimpanan produk
didirikan di atas lahan seluas 600 m2 terdiri dari kantor, dua ruang gudang
penyimpanan, tempat pengepakan, garasi, mushola, dan satu kamar mandi. Pabrik
didirikan di atas lahan seluas 1400 m2 yang terdiri dari pabrik, gudang
diolah.
terdiri atas beberapa bagian dimana masing-masing bagian memiliki tugas dan
tanggung jawab yang berbeda. Akan tetapi setiap bagian tidak terspesialisasi
dengan baik sehingga setiap karyawan mampu mengerjakan tugas bagian lain.
48
Pemilik / Pemimpin Perusahaan
Karyawan
dihasilkan perusahaan.
b. Bagian Produksi
berkualitas.
49
c. Bagian Pengepakan
bawang goreng. Bahan kemasan yang digunakan yaitu dari plastik dengan ukuran
d. Bagian Pemasaran
e. Karyawan
Wangi merupakan industri sedang atau industri menengah, yaitu industri yang
Sumber daya yang dimiliki perusahaan terdiri dari sumber daya manusia,
sumber daya fisik, dan sumber daya keuangan. Tingkat pendidikan sumber daya
manusia pada umumnya lulusan SD, sedangkan bagian pemasaran terdapat dua
orang lulusan Sarjana dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Sumber
daya fisik yang dimiliki perusahaan terdiri dari bangunan, kendaraan, dan
peralatan yang digunakan dalam seluruh kegiatan produksi (Tabel 10). Di atas
luas tanah ± 2000 m2 terdiri dari pabrik, gudang, dan kantor. Untuk sumber daya
50
pinjaman dari Bank sebesar 20 persen. Menurut pemilik perusahaan omzet
5.5. Produksi
a. Bahan Baku
Bahan baku bawang goreng terdiri dari bahan baku utama bawang merah
varietas Sumenep dan bahan baku campuran tepung tapioka. Bahan baku utama
mengandalkan pengairan dari tadah hujan sekitar 8.012 ha dari total 29.078 ha,
lebih dari dua per tiga lahan sawah sudah memiliki sistem pengairan yang cukup
bahan baku akan semakin mudah diperoleh dan dapat mengurangi biaya produksi.
sekitar 25 ton per bulan untuk menghasilkan 9-10 ton bawang goreng (rendemen
51
38-40 %). Perusahaan memproduksi bawang goreng sesuai pesanan dari
baku, ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan bahan baku yang diperlukan
perusahaan. Pemasok terdiri dari petani dan pedagang di daerah sekitar dengan
pihak. Sedangkan bahan baku tambahan dibeli dari Cirebon dengan pembayaran
tunai.
b. Proses Produksi
merah, selain itu dapat diolah menjadi tepung bawang, dan acar. Proses produksi
bawang goreng cukup sederhana dan tidak diperlukan keahlian khusus serta dapat
dilakukan dengan biaya rendah sebagai usaha kecil di rumah tangga, maka dari itu
dapat dilakukan oleh siapa saja. Diagram alir proses produksi bawang goreng
dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar tersebut diperoleh dari hasil wawancara
bawang merah varietas Sumenep, tepung tapioka, dan minyak goreng. Peralatan
e. Kompor
52
f. Peniris, digunakan untuk meniriskan minyak irisan bawang yang baru
selesai digoreng.
Pengupasan / Pencucian
Pengirisan
Penambahan tepung
tapioka
Penggorengan
Penirisan minyak
Pengepakan
53
Sukabumi, Cianjur, Bogor, Pandeglang, Brebes, dan beberapa pabrik abon di
Jawa Tengah. Produk yang dihasilkan dikemas dalam berbagai ukuran sesuai
dengan kualitas dan permintaan dari konsumen, ukuran besar 17-20 kg dan ukuran
kecil 50-100 gr. Contoh kemasan produk dapat dilihat pada Lampiran 6.
memproduksi bawang merah goreng dengan kualitas yang berbeda yaitu kualitas
penggunaan tepung tapioka sebagai bahan campuran, dapat dilihat pada Tabel 11.
Wangi.
A 5 26.000,00
B 10 24.000,00
C 15 20.000.00
54
VI. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN
INTERNAL PERUSAHAAN
daftar peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari
6.1.1. Ekonomi
terdapat kekuatan ekonomi yang berpengaruh dan perlu diperhatikan oleh pelaku
Perkembangan inflasi dipengaruhi oleh faktor non regional yaitu faktor nasional
seperti naiknya TDL (listrik), BBM dan beberapa produk yang pusat
produktivitasnya masih dikuasai oleh pemerintah. Naiknya tarif dasar listrik dan
55
Penggunaan bahan bakar minyak masih cukup tinggi, karena belum seluruhnya
produksi menggunakan kompor gas. Sejalan naiknya tarif dasar listrik dan harga
meningkat tajam.
konsumen yang berbeda, ini mengakibatkan kebutuhan akan barang dan jasa serta
strategi yang berbeda. Hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah pola
konsumsi masyarakat pada saat ini, pada umumnya lebih menyukai menggunakan
produk yang praktis dan instan. Sehingga adanya produk bawang merah goreng
tahun diharapkan permintaan masyarakat akan produk bawang merah goreng terus
meningkat.
Pada tingkat akademi dan universitas pencari kerja mengalami peningkatan karena
Kuningan. Data pencari kerja yang terdaftar menurut jenis pendidikan yang
jumlah angkatan kerja, sedangkan jumlah lapangan kerja yang tersedia sangat
56
peluang karena jumlah penawaran tenaga kerja meningkat sehingga upah menjadi
rendah, selain itu dapat menjadi ancaman karena persaingan bisnis dengan
masing-masing perusahaan.
57
Diberlakukannya Undang-Undang No 22 tahun 1999, tentang otonomi
6.1.4. Teknologi
pada apa yang dapat dibiayai setelah memenuhi kebutuhan keuangan dan
yang semakin cepat dapat menghapus bisnis yang tidak mampu bertahan, maka
dari itu manajemen teknologi adalah salah satu tangung jawab utama pembuat
proses produksi yang dilakukan masih cukup sederhana karena tingkat pendidikan
58
6.1.5. Kompetitif
Persaingan dalam hampir semua industri dapat dikatakan sangat tajam dan
diperhatikan, namun hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan mudah karena
besar akan menentukan dan menjadi sangat penting dari sudut perumusan strategi.
harga, perang iklan, introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan
perusahaan yang sejenis karena terdapat 19 home industry yang sejenis dengan
rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah
ada yang dapat diperkirakan oleh pendatang baru. Dalam industri bawang goreng,
ancaman masuknya pendatang baru sangat besar karena untuk memulai usaha
tersebut tidak memerlukan keahlian yang khusus dengan modal tidak terlalu besar
sehingga dapat dilakukan oleh siapapun. Maka dari itu industri baru dapat muncul
59
kapan saja untuk memperebutkan peluang pasar yang ada sehingga menjadi
ancaman bagi perusahaan. Perusahaan yang sudah ada harus mampu merumuskan
menetapkan harga baku (ceiling price) yang dapat diberikan oleh perusahaan
dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk
pengganti maka semakin ketat pembatasan laba industri. Bawang merah goreng
merupakan produk non subtitusi, akan tetapi adanya campuran produk dari ubi
ubi menjadi lebih murah dari pada harga bawang goreng yang asli.
produk yang baru dalam batas waktu tertentu. Hal ini dilakukan untuk
dalam industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok tidak menghadapi
produk pengganti lain yang dijual kepada perusahaan. Pemasok bahan baku utama
PO Mekar Wangi adalah petani di Kuningan dan pedagang dari Kuningan dan
60
Cirebon. Hubungan yang terjalin dengan pemasok sampai saat ini masih sangat
baik karena penentuan harga dan cara pembayaran dapat dilakukan berdasarkan
6.2.1 Manajemen
1) Perencanaan, adalah proses cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan
diharapkan dengan sumber daya yang cukup. Maka dari itu perencanaan
Mekar Wangi belum tersusun dengan baik karena tidak tertulis sehingga tidak
61
2) Pengorganisasian menetukan tugas dan tanggungjawab masing-masing
PO Mekar Wangi sudah terlaksana dengan baik akan tetapi masih terjadi
perusahaan belum terlaksana dengan baik karena tidak terdapat data yang
6.2.2 Pemasaran
62
Perusahaan selalu berusaha memenuhi apa yang menjadi keinginan-keinginan
jangka pendek dan jangka panjang, karena pesaing dapat meniru perubahan
ditetapkan berdasarkan biaya produksi dan harga bahan baku. Maka dari itu
tingkat dan lokasi persediaan, alat transportasi, dan penjual partai besar. PO
dapat berjalan baik karena adanya dukungan dari sarana transportasi yang
63
6) Riset pemasaran adalah pengumpulan, pencatatan, dan analisis data secara
sistematis tentang masalah yang berkaitan dengan pemasaran barang dan jasa.
karena pencatatan data dari kegiatan produksi dan penjualan belum sesuai
dengan sistem akuntansi, sehingga data tidak terkumpul dan tidak dapat
dianalisis.
7) Analisis peluang melibatkan evaluasi terhadap biaya, manfaat, dan risiko yang
tetap saja tanpa adanya promosi ke pasar-pasar yang memiliki potensi besar.
6.2.3 Keuangan/Akuntansi
yang ingin dicapai. Modal PO Mekar Wangi adalah modal perseorangan milik H.
mencakup penjualan dan penerimaan yang bersifat sementara pada jangka waktu
sesuai dengan sistem akuntasi. Ini merupakan kelemahan bagi perusahaan karena
64
6.2.4 Produksi/Operasi
dengan upaya-upaya untuk mencapai tujuan. Agar barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan sesuai dan tepat seperti yang diharapkan yaitu tepat mutu (kualitas),
tepat jumlah (kuantitas), dan tepat waktu dengan biaya rendah. Perusahaan selalu
berusaha menjaga kualitas produknya dengan cara mendapatkan bahan baku yang
Bahan baku bawang merah goreng yang dipilih adalah varietas Sumenep
karena menghasilkan kualitas produk yang baik dari segi warna yang kuning agak
dengan varietas lain. Selain itu wilayah Kuningan cocok untuk budidaya bawang
merah varietas Sumenep, sehingga kebutuhan bahan baku 60 persen dari wilayah
Kuningan dan 40 persen dari luar Kuningan seperti Majalengka, Cirebon, dan
Bandung. PO Mekar Wangi memerlukan bahan baku bawang merah sekitar 25 ton
per bulan, dengan bawang merah goreng yang dihasilkan sekitar 9-10 ton
ditingkatkan baik model, fungsi, manfaat yang dapat diperoleh sehingga dapat
dipasarkan.
65
b) Penelitian dan pengembangan juga ditujukan untuk meningkatkan efisiensi
Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) dan sertifikasi halal dari MUI. Akan tetapi
produk baik yang dilakukan sendiri (internal) maupun kontrak litbang. Hal ini
dihasilkan kurang berkembang baik dari segi kualitas maupun variasi produk.
adanya SIM diharapkan perusahaan dapat mengikuti perubahan yang terjadi untuk
dapat bertahan dan bersaing di pasar. SIM belum dapat dilaksanakan oleh PO
Mekar Wangi karena bentuk usaha masih perorangan sehingga struktur organisasi
masih sederhana dan tingkat pendidikan sumber daya manusia yang masih
terbatas.
untuk menyusun matriks External Factor Evaluation (EFE) dan matriks Internal
66
kekuatan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi strategi yang dijalankan
perusahaan.
dapat dilihat pada Tabel 13. Faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dan
67
dan pelatihaan bagi kegiatan usaha kecil menengah agar dapat
bawang goreng kepada PO Mekar Wangi pada tahun 2004 (Lampiran 7).
informasi lebih cepat mengenai harga ataupun ketersediaan bahan baku dari
pemasok. Selain itu perusahaan juga dapat meningkatkan kerja sama yang
kualitas produk yang dihasilkan lebih baik dari warna, aroma, dan rasanya.
industri untuk dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik dan
68
kegiatan produksi PO Mekar Wangi karena kegiatan produksinya masih
menjadi berkurang.
I. Fluktuasi harga bawang merah, harga bawang merah yang selalu berubah
sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja, sehingga terdapat banyak
merupakan pesaing langsung bagi PO Mekar Wangi baik dari harga, kualitas,
maupun target pasar karena produk yang dihasilkan sama. Perusahaan sejenis
yang menjadi pesaing tidak hanya berasal dari Jawa Barat tapi dari Jawa
produk yang lebih baik. Produk pesaing yang berasal dari Sulawesi memiliki
tapioka dan menggunakan kemasan dari plastik yang lebih tebal sehingga
dapat menjaga kualitas produk dan harga jual produk lebih mahal.
lebih rendah.
69
Tabel 13. Peluang dan Ancaman yang Dihadapi Perusahaan PO Mekar
Wangi
70
terkait diantaranya pemilik/pimpinan perusahaan dan bagian pemasaran dapat
dilihat pada Tabel 14. Faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan
hazard.
B. Hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku merupakan kekuatan untuk
dapat menjaga ketersediaan dan kestabilan harga bahan baku dari pemasok
D. Saluran distribusi yang pendek karena sistem penjualan direct selling, menurut
pihak internal dan eksternal hal tersebut merupakan kekuatan bagi perusahaan.
Dengan sistem tersebut perputaran produk dan uang dapat dilakukan dengan
E. Modal usaha sendiri lebih besar daripada modal pinjaman, menurut pimpinan
71
F. Sarana transportasi yang dimiliki perusahaan telah mencukupi kebutuhan
G. Produk terdiri dari tiga kualitas yaitu kualitas A, B, dan C. Ini merupakan
kualitasnya.
masing.
berkembang.
diterima oleh masyarakat luas baik yang berada di dalam daerah maupun di
luar daerah.
72
pembelian, produksi, dan penjualan sehingga perhitungan laba rugi tidak dapat
perusahaan. Plastik yang digunakan kurang tebal sehingga dinilai belum dapat
menjaga kualitas produk dengan baik terutama untuk pengiriman jarak jauh
73
VII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
Tahap masukan terdiri dari matriks EFE (External Factor Evaluation) dan
IFE (Internal Factor Evaluation). Tahap ini merupakan tahap awal dalam
strategis eksternal diperolah dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh
Pesaing.
eksternal. Nilai pembobotan yang digunakan pada matriks EFE merupakan hasil
rata-rata dari lima responden yang dipilih. Pemberian peringkat (rating) dilakukan
oleh responden yang sama dan merupakan nilai rata-rata dari lima responden,
perhitungannya terdapat pada Lampiran 11. Nilai tertimbang diperoleh dari hasil
peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal, kemudian diberi bobot dan
74
Tabel 15. Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Nilai
Faktor Stratregis Eksternal Bobot Peringkat
Tertimbang
Peluang (Opportunities)
A. Otonomi daerah yang mendorong
0.095 3 0.285
kegiatan usaha menjadi kompetitif
B. Sektor agribisnis dan usaha kecil
akan mendominasi lapangan 0.095 3 0.285
pekerjaan
C. Permintaan yang terus meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah 0.064 4 0.256
penduduk Indonesia
D. Pembinaan dan pelatihan bagi UKM
0.091 3 0.273
dari Disperindag
E. Perkembangan teknologi informasi 0.091 2 0.182
F. Bawang merah goreng sebagai
produk unggulan Kabupaten 0.077 4 0.308
Kuningan
G. Kemajuan teknik pengolahan
0.091 3 0.273
makanan
Ancaman (Threats)
H. Kenaikan harga BBM 0.091 2 0.182
I. Fluktuasi harga bawang merah 0.1 2 0.2
J. Berdirinya perusahaan-perusahaan
0.105 2 0.21
sejenis
K. Perbedaan harga produk antar
0.1 2 0.2
perusahaan
Total 1 2.654
75
adalah bawang merah goreng sebagai produk unggulan Kabupaten Kuningan
dengan nilai tertimbang 0.308. Karena bahan baku yang digunakan pada
umumnya bawang merah varietas Sumenep yang memiliki warna, rasa, dan aroma
yang khas. Faktor peluang tersebut harus lebih diperhatikan lagi bagi pemerintah
maupun bagi pelaku usaha atau industri bawang goreng terutama PO Mekar
Wangi agar tetap menjaga kualitas produk sehingga dapat diterima konsumen dan
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), ini dapat dilihat pada nilai
tertimbangnya yaitu sebesar 0.182. Hal ini harus menjadi perhatian bagi
bakar minyak karena pada umumnya usaha-usaha kecil sangat tergantung dan
masih menggunakan bahan bakar minyak. Adanya kenaikan harga BBM, industri
menggunakan bahan bakar gas ternyata harganya meningkat tajam dan menjadi
dari kenaikan harga BBM bagi industri adalah meningkatnya biaya produksi
Hasil analisis matriks EFE untuk peluang dan ancaman diperoleh total
Mekar Wangi berada di atas rata-rata (2.50). Total nilai tertimbang 2.654
ancaman yang ada dalam industrinya. Dengan kata lain, strategi perusahaan secara
76
efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada saat ini dan meminimalkan
selanjutnya dibuat matriks IFE yang berisi kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Setelah itu nilai total faktor pada masing-masing variabel dibagi dengan nilai total
diperlukan.
oleh responden yang sama, sehingga diperoleh nilai tertimbang dari faktor-faktor
lima responden dapat dilihat pada Lampiran 12. Dengan memasukkan hasil
diberi bobot dan peringkat maka diperoleh hasil seperti pada Tabel 16.
77
Tabel 16. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Nilai
Faktor Stratregis Internal Bobot Peringkat
Tertimbang
Kekuatan (Stregths)
A. Komunikasi yang baik antara
0.055 4 0.22
pimpinan dan karyawan
B. Hubungan yang baik dengan
0.058 4 0.232
pemasok bahan baku
C. Ketersediaan SDM 0.061 3 0.183
D. Saluran distribusi yang pendek
karena sistem penjualan direct 0.064 3 0.192
selling
E. Modal usaha sendiri lebih besar
0.080 3 0.24
daripada modal pinjaman
F. Sarana transportasi yang tersedia 0.058 4 0.232
G. Kualitas produk terdiri dari tiga macam 0.054 3 0.162
Kelemahan (Weaknesses)
H. Jabatan rangkap 0.099 2 0.198
I. Bentuk usaha perorangan 0.106 2 0.212
J. Produksi tidak kontinyu 0.093 2 0.186
K. Promosi kurang maksimal 0.093 1 0.093
L. Pencatatan data dan keuangan
0.099 2 0.198
masih sederhana
M. Kemasan produk dari plastik 0.080 2 0.16
Total 1 2.508
yaitu modal usaha sendiri lebih besar daripada modal pinjaman dengan nilai
tertimbang 0.24, hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku dan
78
tersedianya sarana transportasi dengan nilai tertimbang 0.232. Dengan kekuatan-
kekuatan tersebut perusahaan dapat bersaing lebih mudah dari para pesaingnya.
melalui potongan penjualan dan diskon bagi konsumen yang membeli dalam
jumlah besar. Selain itu untuk mempromosikan produknya perusahaan juga dapat
mencukupi. Iklan merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan produk yang
dihasilkan oleh perusahaan agar dapat diterima oleh masyarakat luas. Tanpa
adanya pengenalan produk terhadap masyarakat, maka produk akan sulit dikenal.
Hasil analisis matriks IFE untuk kekuatan dan kelemahan diperoleh total
nilai tertimbang berada pada rata-rata yaitu sebesar 2.508, ini mengindikasikan
posisi internal PO Mekar Wangi cukup kuat. Dengan kata lain perusahaan telah
79
7.2.1. Matriks IE (Internal-External Matrix)
ini. Pemetaan posisi perusahaan sangat penting dalam pemilihan strategi yang
ditetapkan. Hasil analisis matriks EFE diperoleh total nilai tertimbang sebesar
2.654 dan total nilai tertimbang dari matriks IFE sebesar 2.508, menempatkan
perusahaan pada sel V dalam matriks IE dapat dilihat pada Gambar 9. Strategi
terbaik yang dapat diterapkan adalah strategi jaga dan pertahankan, penetrasi
pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk
Tinggi
3,0 – 4,0 I II III
diberi bobot
3,0 IV
Menengah 2.654 V VI
2,0 – 3,99
2,0
Rendah VII VIII IX
1,0 – 1,99 1,0
untuk produk/jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar (David,
80
ekstensif, atau meningkatkan usaha publisitas. Untuk meningkatkan pangsa pasar
diskon untuk pembelian dalam jumlah yang lebih besar. Selain itu strategi yang
dapat dilakukan adalah memberikan pelayanan yang lebih baik, dengan menjaga
ketersediaan produk yang kontinyu, pengiriman tepat waktu dan sesuai pesanan,
menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana
yang terbaik. Tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT
akan dipilih untuk implementasi. Empat tipe strategi yang disarankan yaitu
81
Kekuatan (Strengths-S) Kelemahan (Weakness-
Faktor Internal W)
1. Komunikasi yang baik
antara pimpinan dan 1. Jabatan rangkap
karyawan 2. Bentuk usaha perorangan
2. Hubungan yang baik 3. Produksi tidak kontinyu
dengan pemasok bahan 4. Promosi kurang
baku maksimal
3. Ketersediaan SDM 5. Pencatatan data dan
4. Saluran distribusi yang keuangan masih
pendek karena sistem sederhana
penjualan direct selling 6. Kemasan produk dari
5. Modal usaha sendiri plastik
lebih besar daripada
modal pinjaman
6. Sarana transportasi
Faktor Eksternal 7. Kualitas produk terdiri
dari tiga macam
82
Strategi SO
dapat memanfaatkan tren dan kejadian eksternal. Strategi yang dapat digunakan
pelanggan baru.
produk dalam rasa yang bervariasi seperti rasa asin dan pedas. Diversifikasi
konsumen.
Strategi WO
baku bawang merah sehingga ketika produk yang dihasilkan maksimal maka
produk yang ditawarkan akan semakin tinggi dan dapat mengembangkan wilayah
83
mendukung untuk mencapai hal tersebut sehingga perusahaan diharapkan dapat
masyarakat secara luas sehingga produk dapat dikenal dan dapat meningkatkan
sistem akuntasi, sehingga dapat mengetahui laporan laba rugi untuk periode
Strategi ST
kualitas produk dan mempererat kerjasama dengan sub sistem hulu maupun
dengan sub sistem hilir. Kualitas produk yang terdiri dari kualitas A, B, dan C
perusahaan sejenis untuk dapat bersaing di pasar. Industri bawang goreng sangat
terkait dengan industri hulu sebagai penyedia bahan baku dan industri hilir
84
sebagai penyalur produk yang dihasilkan maka dari itu harus terjalin kerjasama
yang baik untuk menjaga kualitas dan kontinuitas produksi serta kelangsungan
kegiatan usahanya.
Strategi WT
lingkungan eksternal.
Tahap ini merupakan tahap yang ke tiga yaitu Matriks Perencanaan Strategi
yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang
layak. Alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT yang dapat
tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan
85
Proses pengolahan pada matriks QSP dimulai oleh pemilik/pimpinan PO
daftar strategi yang akan dipilih. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik (TAS)
maka semakin menarik alternatif strategi tersebut sebagai prioritas strategi untuk
2. Diversifikasi produk dalam rasa yang bervariasi seperti rasa asin dan pedas
O3,5)
O1,2,4,5)
8. Mempererat kerjasama dengan sub sistem hulu dan sub sistem hilir (S2,4 dan
T1,3,4)
pengolahan QSPM dapat dilihat pada Lampiran 13. Terdapat tiga prioritas yang
86
1. Promosi secara ekstensif untuk mengembangkan pasar (nilai TAS = 5.402).
2. Mempererat kerjasama dengan sub sistem hulu dan sub sistem hilir (nilai
TAS = 5.296).
penjualan dan diskon untuk pembelian dalam jumlah besar serta memberikan
pelayanan yang baik bagi semua konsumen. Prioritas yang kedua yaitu
mempererat kerjasama dengan sub sistem hulu dan sub sistem hilir, sehingga
perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas untuk dapat bertahan dan
menggunakan bahan baku yang berkualitas baik dan menjaga kebersihan dalam
kegiatan produksinya.
Penelitian ini memiliki keterbatasan dengan hasil yang dicapai akan sangat
data yang mengandalkan data primer dan sekunder yang terbatas dalam
87
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
Faktor eksternal yang menjadi ancaman terbesar adalah kenaikan harga bahan
2. Faktor internal strategis yang menjadi kekuatan bagi PO Mekar Wangi yaitu
modal usaha sendiri lebih besar dari pada modal pinjaman, hubungan yang
baik dengan pemasok bahan baku, dan tersedianya sarana transportasi. Faktor
kurang maksimal.
sehingga strategi terbaik yang dapat diterapkan adalah strategi jaga dan
4. Hasil dari pengolahan QSPM diperoleh tiga prioritas strategi yang dapat
untuk memperluas pasar, mempererat kerjasama dengan sub sistem hulu dan
88
8.2. Saran
komisi yang disesuaikan dengan banyaknya produk yang dijual. Selain itu
dihasilkan lebih higienis dan berkualitas, sehingga produk dapat diterima dan
bersaing di pasar.
pelaku industri kecil, terutama dalam menetapkan harga BBM karena sangat
89
DAFTAR PUSTAKA
Imran, F. M. 2003. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Dodol Nenas Mekar Sari
Desa Tambak Mekar, Kec. Jalancagak, Kab. Subang. Jurusan Ilmu-ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
91
Lampiran 1. Angka Agregatif PDRB, Jumlah Penduduk, dan PDRB Kabupaten Kuningan Tahun 2003-2007
Uraian Tahun
Nilai absolut 2003 2004 2005 2006 2007**
a. PDRB atas dasar harga berlaku (juta RP) 3,542,718.73 3,955,110.33 4,596,459.75 5,305,236.21 6,023,543.95
b. PDRB atas dasar harga konstan 2000 2,953,403.43 3,072,812.51 3,198,189.04 3,330,401.07 3,470,977.97
c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (jiwa) 1,001,423 1,009,033 1,016,601 1,023,667 1,030, 322
d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rp) 3,537,684.61 3,919,703.65 4,521,399.99 5,182,580.09 5,846,273.26
e. PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 (Rp) 2,949,206.71 3,045,304.27 3,145,962.91 3,253,402.79 3,368,828.36
Indeks Harga Implisit PDRB ’00 119.95 128.71 143.72 159.30 173.54
Laju Pertumbuhan Ekonomi ‘00 3.54 4.04 4.08 4.13 4.22
Inflasi ‘00 4.92 7.30 11.66 10.84 8.94
Sumber: Kabupaten Kuningan dalam Angka, 2008.
Lampiran 2. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Kuningan Atas Dasar Harga Konstan menurut Lapangan
Usaha Tahun 2003-2007 (Juta Rupiah)
Tahun
Lapangan Usaha
2003 2004 2005 2006 2007
1. Pertanian 39.01 38.59 38.14 37.04 36.08
2. Pertambangan dan Penggalian 0.85 0.82 0.79 0.77 0.75
3. Industri Pengolahan 1.90 2.07 2.08 2.16 2.16
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.42 0.41 0.39 0.41 0.44
5. Bangunan 4,89 4.77 4.63 4.58 4.52
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 19.67 19.62 19.80 20.44 20.98
7. Pengangkutan dan Komunikasi 7.60 7.60 8.26 7.99 7.77
8. Keuangan, Persewaan & Jasa 5.14 5.83 5.75 5.80 6.00
Perusahaan
9. Jasa-Jasa 20.52 22.29 20.15 20.82 21.31
Sumber: BPS Kabupaten Kuningan, 2008.
94
Lampiran 3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Kuningan Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan
Usaha Tahun 2003-2007 (juta rupiah)
Tahun
Lapangan Usaha
2003 2004 2005 2006 2007
1. Pertanian 37.43 36.66 35.74 34.62 33.18
2. Pertambangan dan Penggalian 1.06 1.06 1.00 0.95 0.92
3. Industri Pengolahan 1.94 1.98 1.98 2.03 2.05
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.53 0.52 0.50 0.51 0.56
5. Bangunan 4.86 4.76 4.81 4.89 5.08
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 18.94 18.68 18.86 19.15 19.74
7. Pengangkutan dan Komunikasi 7.82 8.19 10.98 11.30 10.79
8. Keuangan, Persewaan & Jasa 5.38 6.15 6.24 6.06 6.15
Perusahaan
9. Jasa-Jasa 22.04 22.00 19.89 20.48 21.53
Sumber: BPS Kabupaten Kuningan, 2008.
95
Lampiran 4. Jumlah Industri Rumah Tangga Kabupaten Kuningan Tahun
2007
96
Lampiran 5. Produktivitas Tanaman Bawang Merah Kabupaten Kuningan
Tahun 2007
97
Lampiran 6. Contoh Kemasan Produk Bawang Goreng PO Mekar Wangi
98
Lampiran 7. Mesin Pengemas Bawang Goreng PO Mekar Wangi
99
Lampiran 8. Kuesioner untuk Responden dari Pihak Eksternal dan Internal
KUESIONER
Penentuan Faktor-faktor Eksternal dan Internal
Pembobotan Faktor-faktor Eksternal dan Internal
Penentuan Peringkat (Rating) Faktor-faktor Eksternal dan Internal
Oleh
Uum Sumiati
H34066126
Tujuan:
Menemtukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam
kelompok Peluang dan Ancaman dalam strategi pengembangan usaha bawang
goreng PO Mekar Wangi di Desa Taraju, Kecamatan Sindang Agung, Kabupaten
Kuningan, yang dilakukan oleh para responden.
Petunjuk Pengisian:
1. Berikan tanda (√) pada kolom Peluang pada Tabel 1 berikut ini, apabila
faktor-faktor tersebut menjadi Peluang dalam strategi pengembangan usaha
bawang goreng PO Mekar Wangi.
2. Berikan tanda (√) pada kolom Ancaman pada Tabel 1 berikut ini, apabila
faktor-faktor tersebut menjadi Ancaman dalam strategi pengembangan usaha
bawang goreng PO Mekar Wangi.
101
PEMBOBOTAN FAKTOR EKSTERNAL
(PELUANG dan ANCAMAN)
Tujuan:
Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor eksternal mengenai
tingkat kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam strategi pengembangan
usaha bawang goreng PO Mekar Wangi. Tingkat kepentingan yang dimaksud
adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategi tersebut
menentukan strategi pengembangan usaha usaha PO Mekar Wangi.
Petunjuk Pengisian:
1. Pemberian nilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara
dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap
strategi pengembangna usaha PO Mekar Wangi.
2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala
yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal
Catatan :
Matriks perbandingan berpasangan untuk faktor internal yang akan diisi oleh
Bapak/Ibu responden ada pada halaman berikutnya.
102
Keterangan faktor-faktor strategis eksternal:
A. Otonomi daerah yang mendorong kegiatan usaha menjadi kompetitif
B. Sektor agribisnis dan usaha kecil akan mendominasi lapangan pekerjaan
C. Permintaan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk Indonesia.
D. Pembinaan dan pelatihan bagi UKM oleh Disperindag
E. Perkembangan teknologi informasi
F. Bawang goreng sebagai produk agroindustri unggulan Kabupaten Kuningan
G. Kemajuan teknik pengolahan makanan
H. Kenaikan harga BBM
I. Fluktuasi harga bawang merah
J. Berdirinya perusahaan-perusahaan sejenis
K. Perbedaan harga produk bawang goreng antar perusahaan
103
PENENTUAN PERINGKAT (RATING) FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL
Petunjuk Umum:
1. Dalam pengisisan kuesioner ini, responden diharapkan melakukan secara
langsung (tidak menunda) untuk menghindari terjadinya inkonsistensi
jawaban.
2. Penentuan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor eksternal, baik faktor
peluang dan ancaman harus konsisten dengan tabel sebelumnya (Tabel 1.)
Tujuan:
Penentuan tingkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh
masing-masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor
eksternal ini terdiri dari faktor Peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor
Ancaman yang mungkin dapat dihindari dalam upaya strategi pengembangan
usaha bawang goreng PO Mekar Wangi.
Petunjuk Pengisian:
1. Pemberian nilai pada seberapa besar pengaruh faktor Peluang yang dapat
dimanfaatkan dalam strategi pengembangan usaha bawang goreng PO Mekar
Wangi.
2. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor Peluang dan
Ancaman dalam strategi pengembangan usaha bawang goreng PO Mekar
Wangi (Tabel 3.) berikut ini dengan menggunakan tanda (√) pada pilihan
Bapak/Ibu.
3. Penentuan nilai rating berdasar pada keterangan berikut:
104
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi Strategi Pengembangan Usaha
Bawang Goreng PO Mekar Wangi, terhadap faktor-faktor berikut ini:
105
PENENTUAN FAKTOR INTERNAL
Tujuan:
Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam
kelompok Kekuatan dan Kelemahan dalam strategi pengembangan usaha
bawang goreng PO Mekar Wangi Desa Taraju, Kecamatan Sindang Agung,
Kabupaten Kuningan, yang dilakukan oleh para responden.
Petunjuk Pengisian:
1. Berikan tanda (√) pada kolom Kekuatan pada Tabel 1 berikut ini, apabila
faktor-faktor tersebut menjadi Kekuatan dalam strategi pengembangan usaha
bawang goreng PO Mekar Wangi.
2. Berikan tanda (√) pada kolom Kelemahan pada Tabel 1 berikut ini, apabila
faktor-faktor tersebut menjadi Kelemahan dalam strategi pengembangan
usaha bawang goreng PO Mekar Wangi.
106
PEMBOBOTAN FAKTOR INTERNAL
(KEKUATAN dan KELEMAHAN)
Tujuan:
Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor internal mengenai
tingkat kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam strategi pengembangan
usaha bawang goreng PO Mekar Wangi. Tingkat kepentingan yang dimaksud
adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategi tersebut
menentukan strategi pengembangan usaha usaha PO Mekar Wangi.
Petunjuk Pengisian:
1. Pemberian nilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara
dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap
strategi pengembangna usaha PO Mekar Wangi.
2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala
yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal
Catatan :
Matriks perbandingan berpasangan untuk faktor internal yang akan diisi oleh
Bapak/Ibu responden ada pada halaman berikutnya.
107
Keterangan faktor-faktor strategis internal:
A. Komunikasi yang baik antara pemilik dan karyawan
B. Hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku (petani/pedagang)
C. Ketersediaan SDM
D. Saluran distribusi yang pendek karena sistem penjualannya direct selling
(tanpa perantara).
E. Modal usaha sendiri lebih besar dari pada modal pinjaman
F. Sarana transportasi yang tersedia
G. Kualitas produk terdiri dari tiga macam
H. Jabatan rangkap
I. Bentuk usaha perorangan
J. Produksi tidak kontinu
K. Promosi kurang maksimal
L. Pencatatan data dan keuangan masih sederhana
M. Kemasan produk dari plastik
108
PENENTUAN PERINGKAT (RATING) FAKTOR-FAKTOR INTERNAL
Petunjuk Umum:
1. Dalam pengisisan kuesioner ini, responden diharapkan melakukan secara
langsung (tidak menunda) untuk menghindari terjadinya inkonsistensi
jawaban.
2. Penentuan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor internal, baik faktor
kekuatan dan kelemahan harus konsisten dengan tabel sebelumnya (Tabel 1.)
Tujuan:
Penentuan tingkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh
masing-masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor internal
ini terdiri dari faktor Kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan faktor Kelemahan
yang mungkin dapat diatasi dalam upaya strategi pengembangan usaha bawang
goreng PO Mekar Wangi.
Petunjuk Pengisian:
1. Pemberian nilai pada seberapa besar pengaruh faktor kekuatan yang dapat
dimanfaatkan dalam strategi pengembangan usaha bawang goreng PO Mekar
Wangi.
2. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor kekuatan dan
kelemahan dalam strategi pengembangan usaha bawang goreng PO Mekar
Wangi (Tabel 3.) berikut ini dengan menggunakan tanda (√) pada pilihan
Bapak/Ibu.
3. Penentuan nilai rating berdasar pada keterangan berikut:
109
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi Strategi Pengembangan Usaha
Bawang Goreng PO Mekar Wangi, terhadap faktor-faktor berikut ini:
Peringkat (rating)
Faktor Internal Strategis
4 3 2 1
Komunikasi yang baik antara pemilik dan karyawan
Kemasan bawang goreng dari plastik
Kualitas produk terdiri dari tiga macam
Hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku
(petani/pedagang)
Saluran distribusi yang pendek karena sistem
penjualannya direct selling (tanpa perantara).
Promosi kurang maksimal
Jabatan rangkap
Pencatatan data dan keuangan masih sederhana
Produksi tidak kontinyu
Ketersediaan SDM
Bentuk usaha perorangan
Modal usaha sendiri lebih besar dari pada modal
pinjaman
Sarana transportasi yang tersedia
110
Lampiran 9. Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Pembobotan Faktor Eksternal
Peringkat (Rating)
Faktor Strategis Eksternal Responden
1 2 3 4 5 Rata-rata
Peluang (Opportunities)
A. Otonomi daerah yang mendorong kegiatan usaha menjadi kompetitif 4 3 3 3 4 3.4
B. Sektor agribisnis dan usaha kecil akan mendominasi lapangan pekerjaan 4 2 3 3 3 3
C. Permintaan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia 4 4 4 4 4 4
D. Pembinaan dan pelatihan bagi UKM dari Disperindag 3 3 3 3 3 3
E. Perkembangan teknologi informasi 3 1 3 2 2 2.2
F. Bawang merah goreng sebagai produk unggulan Kabupaten Kuningan 4 4 4 4 4 4
G. Kemajuan teknik pengolahan makanan 3 3 4 2 4 3.2
Ancaman (Threats)
H. Kenaikan harga BBM 2 3 2 2 2 2.2
I. Fluktuasi harga bawang merah 2 2 2 2 2 2
J. Berdirinya perusahaan-perusahaan sejenis 2 3 2 2 2 2.2
K. Perbedaan harga produk antar perusahaan 3 2 2 3 2 2.4
Peringkat (Rating)
Faktor-Faktor Strategis Internal Responden
1 2 3 4 5 Rata-rata
Kekuatan (Stregths)
A. Komunikasi yang baik antara pimpinan dan karyawan 4 4 4 4 4 4
B. Hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku 4 4 4 4 4 4
C. Ketersediaan SDM 3 3 4 4 3 3.4
D. Saluran distribusi yang pendek karena sistem penjualan direct selling 4 3 3 3 3 3.2
E. Modal usaha sendiri lebih besar daripada modal pinjaman 3 3 3 3 3 3
F. Sarana transportasi yang tersedia 4 3 4 4 4 3.8
G. Kualitas produk terdiri dari tiga macam 4 4 3 3 3 3.4
Kelemahan (Weaknesses)
H. Jabatan rangkap 2 2 2 1 2 1.8
I. Bentuk usaha perorangan 3 2 1 2 2 2
J. Produksi tidak kontinyu 3 3 2 2 2 2.4
K. Promosi kurang maksimal 1 1 1 1 2 1.2
L. Pencatatan data dan keuangan masih sederhana 1 2 1 2 2 1.6
M. Kemasan produk dari plastik 1 2 2 2 2 1.8
Lampiran 13. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM)
Alternatif Strategi
Faktor Kunci Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Strategi 8 Strategi 9
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor eksternal
Peluang (Opportunities)
A. Otonomi daerah yang mendorong
kegiatan usaha menjadi kompetitif 0.095 3 0.285 4 0.38 3 0.29 4 0.38 3 0.29 2 0.19 3 0.29 4 0.38 3 0.29
B. Sektor agribisnis dan usaha kecil akan
mendominasi lapangan pekerjaan 0.095 4 0.38 4 0.38 3 0.29 4 0.38 3 0.29 2 0.19 3 0.29 3 0.29 3 0.29
C. Permintaan yang terus meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk Indonesia 0.064 4 0.256 3 0.192 3 0.19 4 0.26 1 0.06 1 0.06 3 0.19 3 0.19 2 0.19
D. Pembinaan dan pelatihan bagi UKM
dari Disperindag 0.091 2 0.182 3 0.273 3 0.27 2 0.18 3 0.27 2 0.18 3 0.27 1 0.09 2 0.18
E. Perkembangan teknologi informasi
0.091 4 0.364 3 0.273 1 0.09 4 0.36 3 0.27 1 0.09 2 0.18 3 0.27 2 0.18
F. Bawang merah goreng sebagai
produk unggulan Kabupaten
Kuningan 0.077 3 0.231 3 0.231 3 0.23 4 0.31 1 0.08 2 0.15 4 0.31 3 0.23 3 0.23
G. Kemajuan teknik pengolahan
makanan 0.091 3 0.273 4 0.364 3 0.27 2 0.18 3 0.27 2 0.18 4 0.36 2 0.18 4 0.36
Ancaman (Threats)
H. Kenaikan harga BBM
0.091 2 0.182 1 0.091 2 0.18 2 0.18 1 0.09 1 0.09 2 0.18 2 0.18 2 0.18
I. Fluktuasi harga bawang merah
0.1 3 0.3 2 0.2 2 0.2 3 0.3 1 0.1 1 0.1 2 0.2 4 0.4 2 0.2
J. Berdirinya perusahaan-perusahaan
sejenis 0.105 3 0.315 4 0.42 2 0.21 4 0.42 2 0.21 2 0.21 3 0.32 3 0.32 3 0.32
K. Perbedaan harga produk antar
perusahaan 0.1 3 0.3 2 0.2 3 0.3 3 0.3 2 0.2 2 0.2 3 0.3 3 0.3 2 0.2
Faktor internal
Kekuatan (Stregths)
A. Komunikasi yang baik antara
pimpinan dan karyawan 0.055 2 0.11 2 0.11 3 0.17 3 0.17 3 0.17 1 0.06 3 0.17 1 0.06 2 0.11
B. Hubungan yang baik dengan pemasok
bahan baku 0.058 2 0.116 2 0.116 3 0.17 2 0.12 1 0.06 1 0.06 3 0.17 4 0.23 1 0.06
C. Ketersediaan SDM
0.061 3 0.183 2 0.122 2 0.12 2 0.12 2 0.12 1 0.06 2 0.12 2 0.12 2 0.12
D. Saluran distribusi yang pendek karena
sistem penjualan direct selling 0.064 - - - - - - - - - - - - - - - - - -
E. Modal usaha sendiri lebih besar
daripada modal pinjaman 0.08 2 0.16 3 0.24 3 0.24 3 0.24 2 0.16 2 0.16 3 0.24 2 0.16 2 0.16
F. Sarana transportasi yang tersedia
0.058 4 0.232 1 0.058 2 0.12 3 0.17 1 0.06 1 0.06 2 0.12 2 0.12 1 0.06
G. Kualitas produk terdiri dari tiga
macam 0.054 4 0.216 4 0.216 3 0.16 4 0.22 1 0.05 3 0.16 3 0.16 3 0.16 3 0.16
Kelemahan (Weaknesses)
H. Jabatan rangkap
0.099 1 0.099 1 0.099 1 0.1 1 0.1 4 0.4 1 0.1 2 0.2 2 0.2 1 0.1
I. Bentuk usaha perorangan
0.106 3 0.318 3 0.318 3 0.32 2 0.21 2 0.21 1 0.11 2 0.21 4 0.42 3 0.32
J. Produksi tidak kontinyu
0.093 1 0.093 1 0.093 4 0.37 1 0.09 2 0.19 1 0.09 3 0.28 3 0.28 1 0.09
K. Promosi kurang maksimal
0.093 3 0.279 2 0.186 1 0.09 4 0.37 2 0.19 1 0.09 3 0.28 3 0.28 1 0.09
L. Pencatatan data dan keuangan masih
sederhana 0.099 1 0.099 1 0.099 1 0.1 1 0.1 4 0.4 1 0.1 1 0.1 2 0.2 1 0.1
M. Kemasan produk dari plastik
0.08 2 0.16 2 0.16 1 0.08 3 0.24 1 0.08 3 0.24 3 0.24 3 0.24 3 0.24
Total Nilai Daya Tarik 1 5.133 4.821 4.56 5.402 4.2 2.94 5.172 5.296 4.23