PENDAHULUAN
Kebiasaan merokok telah menjadi bagian dari sebagian besar kaum pria dan bahkan
telah menjadi suatu yang dibutuhkan dan tidak dapat lagi ditinggalkan. Konsumsi
rokok didominasi baik oleh orang dewasa, kaum remaja dan bahkan anak-anak SD dan
SMP ikut di dalamnya, di kalangan ekonomi atas, menengah terlebih lagi kalangan
ekonomi lemah. Rokok juga dikonsumsi baik oleh kaum intelek, pendidik, tokoh
agama atau rakyat biasa. Kegiatan merokok tidak saja dilakukan ditempat terbuka tapi
bahkan dimana-mana termasuk ruangan umum dan terbatas. Ironisnya, sekalipun telah
ada tanda larangan merokok, kegiatan merokok juga kadang terjadi di dalam gedung
ber AC.
Kenyataannya pabrik rokok terus tumbuh dan informasi produk rokok cepat sampai
pada masyarakat luas. Berbagai iklan rokok yang gencar dan intensif serta meluas
sampai pada berbagai kalangan masyarakat. Periklanan yang merebak baik pada
berbagai kegiatan sosial, turnamen, pemasangan poster jalanan dan bahkan berbagai
penyebaran informasi tentang pengaruh negatif merokok hampir tidak ada artinya
1
2
kota, bis, kereta api, ruang ber-AC,dan ruang terbatas lainnya dengan mudah dan
Keadaan seperti ini tentu saja pandangan masyarakat terhadap merokok menjadi
suatu hal yang sah-sah saja dan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa perlu
negatif pada kesehatan baik itu bagi dirinya sendiri terlebih terhadap orang lain
disekitarnya.
Suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap-
sikap yang diungkapkan dalam sikap yang dapat bersikap positif dan negatif itu yang
di sebut harga diri (Dariyo, A & ling, 2002).Yang di sebut harga diri ialah konstruk
yang penting dalam kehidupan sehari-hari dan berperan dalam menentukan tingkah
laku seseorang meliputi penilaian, perasaan atau pandangan individu terhadap dirinya
atau hal-hal yang berkaitan dengan dirinya yang diekspresikan pada dimensi positif
yaitu menghargai kelebihan diri serta menerima kekurangan yang ada dan dimensi
negatif yaitu tidak puas dengan kondisi diri, tidak menghargai kelebihan diri serta
melihat diri sebagai sesuatu yang selalu kurang (Conger, 2001). Ketika menghadapi
transisi kehidupan harga diri bisa berubah, seperti: ketika lulus dari Sekolah Menengah
(SMA) Pertama dan akan melanjutkan kuliah, pada saat memperoleh pekerjaan, dan
ketika harus kehilangan pekerjaan. Harga diri akan meningkat pada masa remaja awal
sampai remaja akhir, kemudian pada suatu saat harga diri akan menurun (Rahmawati,
2007).
3
Menurut Wong tahun 2004,Harga diri merupakan penilaian terhadap hasil yang
dicapai terhadap analisis, sejauh mana perilaku, memenuhi ideal diri jika individu
selalu sukses maka cenderung harga dirinya tinggi, dan jika gagal maka harga dirinya
akan cenderung rendah. Harga diri tinggai adalah perasaan yang berakar dalam
penerimaan diri sendiri tanpa syarat walaupun melakukan kesalahan tanpa merasa
sebagai orang yang penting dan berharga. Rosenberg menyebutkan individu dengan
harga diri yang tinggi akan menghargai diri sendiri, menyadari bahwa mereka berharga,
dan melihat diri mereka serta dengan orang lain. Mereka tidak berpura-pura sempurna,
mereka menyadari keterbatasanya, dan berharap untuk dapat lebih meningkat dan
berkembang. Individu dengan harga diri yang rendah biasanya mengalami penolakan,
ketidakpuasan, dan peremehan akan dirinya sendiri. Di tinjau dari dimensi harga diri
virtue (kebijakan). Pada tahun 1978 Rosenberg, harga diri pada remaja dibagi menjadi
lima yang pertama perasaan ingin dihargai yaitu perasaan ingin diterima oleh orang
lain, perasan ingin dihargai, didukung diperhatikan, dan merasa berguna, ke dua
percaya diri dalam bersosialisasi yaitu merasa percaya diri, mudah bergaul dengan
orang lain, baik barudikenal maupun baru kenal, yang ketiga kemampuan akademik
yaitu Sukses memenuhi tuntunan prestasi ditandai oleh keberhasilan individu dalam
penampilan fisik yaitu Kemampuan dirinya merasa punya kelebihan, merasa dirinya
menarik, dan merasa percaya diri, yang kelima Kemampuan fisik yaitu Mampu
4
melakukan sesuatu dalam bentuk aktivitas, dapat berpartisipasi dalam hal kemampuan
fisik.
Menurut Sells, Early & Smith, Remaja merupakan individu yang mengala-mi masa
peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Remaja yang mendapat-kan
disebabkan oleh teknik pengasuhan yang tidak efektif, ditolak oleh orang tua, disiplin
yang keras dan tidak konsisten serta hubungan ke-luarga yang buruk.
Keadaan yang sangat berbeda di negara tetangga (Australia dan Malaysia) dan
perokok dan bahkan terdapat sangsi hukuman dan denda bagi mereka yang melanggar.
Terlebih lagi di Amerika, akhir-akhir ini mengeluarkan slogan (melalui internet) “lebih
baik Anda minum (beverage beralkohol) dari pada Anda merokok”. Hal yang jelas
sekali nampak, bahwa mereka lebih mengkhawatirkan kegiatan merokok dari pada
merokok tanggal 31 Mei 2001 lalu, duta besar Amerika yang diwawancarai mengenai
pendapatnya berapa lama untuk lamanya hari bebas merokok, ia mengatakan “all
years” (selamanya). Suatu sikap yang jelas sekali yang menunjukkan betapa mereka
begitu peduli akan akibat buruk merokok bagi kesehatan manusia. Mengapa mereka
5
pengetahuan yang kuat yang mereka sadari dan informasi yang luas dan intensif yang
sampai kepada mereka akan kejelekan-kejelekan dan akibat yang merugikan dari
merokok.
Suatu yang ironis sekali dari pandangan-pandangan di atas, terhadap apa yang
terjadi di negara kita tercinta ini. Sementara, minuman beralkohol jelas-jelas dilarang
dan bahkan diharamkan oleh penduduk muslim, tapi kegiatan merokok sangat
merajalela dan tanpa terusik suatu aturan hukum apapun. Terlebih lagi ada diantara
mereka yang bahkan dari kalangan ulama, cendekia dan kaum intelektual yang mahfum
dan sadar betul akan bahaya dan kejelekan merokok terhadap kesehatan, hampir tidak
berbuat sesuatupun yang nyata yang dapat menyadarkan masyarakat akan hal tersebut.
Ditambah lagi dengan kurangnya dukungan media masa dalam upaya menyebarkan
informasi akan bahaya dan kejelekan merokok secara intensif dan meluas kepada
Sementara itu, telah banyak penelitian yang dilakukan oleh para peneliti terhadap
harga diri rendah pada remaja. Kenapa peneliti menggunakan judul ini karena harga
diri adalah faktor yang penting dalam pertumbuhan anak sampai remaja. Harga diri
kesehatan menurut mentri kesehatan. Jika terdapat hubungan yang signifikan maka
6
variabel harga diri ini dapat menjadi pengaruh terhadap perilaku merokok yang
nantinya peningkatan harga diri sejak dini dapat menjadi salah satu cara untuk
lebih lanjut dengan judul penelitian yaitu : hubungan prilaku merokok dengan harga
1. Tujuan umum
antara perilaku merokok dengan harga diri pada siswa putra SMAN 8 Banda
Aceh.
2. Tujuan Khusus
kehidupan sehari-hari.
Dari hasil penelitian ini semoga dapat menjadi data tambahan dalam
Dari hasil penelitian ini semoga dapat menjadi masukan dan sumber
kepada remaja putra tentang prilaku merokok, khususnya harga diri remaja
putra.
8
d. Bagi Peneliti