Bab 2 Baru
Bab 2 Baru
KAJIAN PUSTAKA
8
9
Pada fase setelah pembelajaran, guru harus mampu menganalisis kedua fase
yang telah dilakukan sebelumnya, yakni sebelum pembelajaran dan setelah
pembelajaran. Guru menelaah bagaimana keterkaitan antara fase sebelum
pembelajaran dan fase saat pembelajaran yang telah dilakukan serta apa saja
kekurangan dari kedua fase yang telah dilakukan tersebut. Analisis dari ketiga
fase berpikir tersebut akan menghasilkan suatu desain didaktis yang baru dan
inovatif.
materi, akan tetapi juga hubungan guru-siswa baik secara individu, maupun
kelompok atau kelas.
tindakan agar pembelajaran terus berjalan lancar dan optimal. Kemampuan yang
harus dimiliki guru ini oleh Suryadi (2010c) disebut sebagai kemampuan
metapedadidaktis yang dapat diartikan sebagai kemampuan guru untuk
memandang komponen segitiga didaktis yang dimodifikasi, yaitu ADP, HD, dan
HP sebagai suatu kesatuan utuh, mengembangkan tindakan sehingga tercipta
situasi yang didaktis dan pedagogis yang sesuai dengan kebutuhan siswa,
mengidentifikasi serta menganalisis respon siswa sebagai akibat tindakan didaktis
maupun pedagogis yang dilakukan serta melakukan tindakan didaktis dan
pedagogis lanjutan berdasarkan hasil analisis respon siswa menuju pencapaian
target pembelajaran.
𝑝⃗ = 𝑚 𝑥 𝑣⃗
Keterangan:
𝑝⃗ = momentum (kgm/s)
𝑚 = massa benda (kg)
15
2.4.2. Impuls
Pernahkah kamu menendang sebuah bola yang sedang diam? Atau
melihat tendangan pinalti yang dilakukan oleh seorang pemain bola? Jika kita
perhatikan, walaupun kontak antara kaki dan bola hanya sesaat, namun bola
dapat bergerak dengan kecepatan tertentu. Jika kita kembalikan lagi pada
konsep momentum, maka pada bola yang mulanya diam kemudian memiliki
kecepatan terjadi perubahan momentum akibat adanya gaya yang diberikan
dalam selang waktu tertentu. Gaya seperti itu, yang bekerja dalam selang
waktu yang singkat disebut dengan gaya impulsif.
Gaya impulsif yang bekerja pada suatu benda dikenal dengan sebutan
impuls. Maka, secara matematis impuls diartikan sebagai hasil kali gaya
impulsif dan selang waktu singkat.
𝐼⃗ = 𝐹⃗ 𝑥 ∆𝑡
Keterangan:
𝐼⃗ = Impuls (Ns)
𝐹⃗ = Gaya impulsif yang bekerja (N)
∆𝑡 = selang waktu selama gaya impulsif bekerja (s)
2.4.3. Hubungan Momentum dan Impuls
Kita misalkan sebuah bola baseball dilempar oleh seorang picker ke
arah seorang batter dengan kecepatan awal v0, sesaat sebelum batter
memukul. Kemudian, setelah bola dipukul (impuls bekerja), kecepatan akhir
bola adalah vt . Menurut Hukum II Newton, benda menerima gaya yang
16
searah dengan gerak benda, maka benda akan dipercepat. Percepatan rata-rata
yang disebabkan oleh gaya F adalah sebagai berikut:
𝐹⃗
𝑎⃗ =
𝑚
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
∆𝑣 ⃗⃗⃗⃗⃗−𝑣
𝑣𝑡 ⃗⃗⃗⃗⃗
0
Karena percepatan rata-rata 𝑎⃗ = = , maka:
∆𝑡 ∆𝑡
𝑣𝑡 − ⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗ 𝑣0
𝐹⃗ = 𝑚 ( )
∆𝑡
𝐹⃗ ∆𝑡 = 𝑚𝑣
⃗⃗⃗⃗𝑡 − 𝑚𝑣
⃗⃗⃗⃗⃗0
⃗⃗⃗⃗𝑡 = ⃗⃗⃗⃗
Apabila 𝑚𝑣 𝑣0 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑡 dan ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑃0 , persaman diatas dapat kita tulis
sebagai:
𝐼⃗ = ∆𝑃⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑡 − ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃0
Persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai: “Impuls yang dikerjakan
pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami
benda tersebut, yaitu beda antara momentum akhir dan momentum
awalnya”.
Persamaan 𝐼⃗ = ∆𝑃⃗⃗ menunjukkan bahwa perubahan momentum yang
besar akan menghasilkan impuls yang besar pula.
2.5. Keterkaitan Desain Didaktis, Hambatan Belajar dan Konsep Momentum
dan Impuls
Berdasarkan ketiga variabel yang terdapat dalam penelitian ini, dapat
disusun kerangka penelitian sebagai berikut.