Vogel, Stepping Stone, Dualintas Punya Muthi
Vogel, Stepping Stone, Dualintas Punya Muthi
NIM :160631007
Semester :4
VAM selalu memberikan suatu solusi awal yang lebih baik disbanding metode North-west
Corner dan sering kali lebih baik daripada metode Least- Cost.
Kenyataannya, pada beberapa kasus, solusi awal yang diperoleh melalui VAM akan
menjadi optimum. VAM melakukan alokasi dalam suatu cara yang akan meminimumkan
penalty (apportunity cost) dalam memilih kotak yang salah untuk suatu alokasi. Proses VAM
dapat diringkas sebagai berikut :
1. Hitung Opportunity cost untuk setiap baris dan kolom. Opportunity cost untuk setiap baris
I dihitung dengan mengurangkan nilai C ij terkecil pada baris itu dari nilai C ij satu tingkat
lebih besarpada baris yang sama.Opportunity cost kolom diperoleh dengan cara yang
serupa. Biaya-biaya ini adalah penalty karena tidak memilih kotak dengan biaya
minimum.
2. Pilih baris atau kolom dengan opportunity cost terbesar (jika terdapat nilai kembar, pilih
secara sembarang). Alokasikan sebanyak mungkin ke kotak dengan nilai C ij minimum
pada baris atau kolom yang dipilih. Untuk C ij terkecil, X ij = minimum [S i ,D j ]. Artinya
penalty terbesar dihindari.
3. Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjukkan alokasi yang sudah dilakukan.
Hilangkan semua baris dan kolom di mana penawaran dan permintaan telah dihabiskan.
4. Jika semua penawaran dan permintaan belum dipenuhi, kembali ke langkah 1 dan hitung
lagi opportunity cost yang baru. Jika semua penawaran dan permintaan telah dipenuhi,
solusi awal telah diperoleh.
Penalty cost terbesar untuk Tabel 7 adalah 6 yang terdapat pada baris 3. Alokasi pada
baris ini dibuat pada kotak dengan nilai C ij terkecil, dalam hal ini X 31 = minimum [80, 150]
= 80. Sekarang tabel harus disesuaikan untuk menunjukkan sumber ke 3 telah terpakai habis
dengan cara menghapus baris 3. Di samping itu, permintaan yang belum terpenuhi pada
tujuan 1 menjadi 70 bukan lagi 150. Tabel yang disesuaikan dengan perhitungan ulang
penalty cost dan alokasi kedua ditunjukkan pada tabel berikut :
Proses evaluasi variabel non basis yang memungkinkan terjadinya perbaikan solusi dan
kemudian mengalokasikan kembali dinamakan metode stepping stone. Ini adalah proses jalur
tertutup dalam prosedur stepping stone. Jalur untuk X 12 ini ditunjukkan pada tabel berikut :
Beberapa hal penting perlu disebutkan dalam kaitannya dengan penyusunan jalur stepping
stone :
1. Arah yang diambil, baik searah maupun berlawanan arah dengan jarum jam adalah tidak
penting dalam membuat jalur tertutup.
2. Hanya ada satu jalur tertutup untuk setiap kotak kosong.
3. Jalur harus hanya mengikuti kotak terisi (di mana terjadi perubahan arah), kecuali pada
kotak kosong yang sedang dievaluasi.
4. Namun, baik kotak terisi maupun kosong dapat dilewati dalam penyusunan jalur tertutup.
DUALITAS
Konsep dualitas merupakan perkembangan teori program linier. Hal ini sangat diperlukan
sebagai dasar interpretasi ekonomi suatu persoalan program linier. Rumus persoalan program
linier terdiri dari primal dan dual. Pemecahan persoalan primal sekaligus juga bisa membantu
menghitung pemecahan dual yang dikehendaki, dan sebaliknya.
Ada segi lain yang menarik dari metode simpleks, yakni kita dapat juga menggunakannya
untuk memecahkan persoalan awal (yang disebut primal), dan kemungkinan ganda itu yang
disebut dualitas. Persoalan manapun yang kita pecahkan pertama kali akan memberikan
informasi pemecahan untuk persoalan lain.
Bila dirumuskan primal – dualnya untuk persoalan PT Dimensi akan diperoleh sebagai
berikut:
Maksimumkan:
2M + 4K + 3D
Dengan batasan:
a. 3M + 4K + 2D ≤ 60 (perakitan)
b. 2M + 1K + 2D ≤ 40 (pemolesan)
c. 1M + 3K + 2D ≤ 80 (pengepakan)
d. M, K, D ≥ 0
Primal dipusatkan pada memaksimumkan kontribusi ketiga produk, Dual akan dipusatkan
pada penilaian waktu yang digunakan dalam tiga fungsi untuk memproduksi meja, kursi dan
pintu.
Manajer PT Kayu Jaya mengetahui bahwa kapasitas produksi dari tiga fungsi itu
merupakan sumber-sumber berharga bagi perusahaan, ia ingin tahu apakah mungkin memberi
satuan uang pada nilainya. Caranya ia membayangkan sewa yang harus dipungutnya, jika ada
produsen furnitur lainnya yang ingin menyewa semua kapasitas ketiga fungsi tersebut. Ia
menghitungnya sebagai berikut :
Misalnya biaya sewa adalah $A / jam untuk perakitan, $B /jam untuk pemolesan, dan $C
/jam untuk pengepakan. Maka biaya sewa dari semua fungsi menjadi:
Tentunya penyewa menghendaki harga sewa sedemikian rupa demi meminimumkan total
sewa yang harus ia bayar, sehingga tujuan dualnya adalah: