Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS

ICT PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Ketang Wiyono
Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
email: ketangw.fkipunsri@gmail.com

Abstrak: Telah berhasil dikembangkan model pembelajaran fisika berbasis ICT pada
implementasi kurikulum 2013 yang valid dan prkatis. Produk yang dihasilkan berupa
multimedia interaktif model drill, tutorial, simulasi dan instructional games. Penelitian ini
menggunakan metode Development Research model Rowntree dan menggunakan evaluasi
Tessmer. Instrumen yang digunakan berupa angket pada validasi ahli dan evaluasi one to one
serta evaluasi small group. Berdasarkan penilaian dari ahli, rata-rata total hasil validasi untuk
keempat produk yang dikembangkan berada pada 86 ≤ HVA ≤ 100. Nilai HVA tersebut
termasuk dalam kategori sangat valid. Berdasarkan angket yang diisi pada saat evaluasi one to
one dan evaluasi small group, rata-rata total keempat produk berada pada 70 ≤ HEOS ≤ 86 dan
dinyatakan praktis. Disimpulkan bahwa model pembelajaran fisika berbasis ICT berupa
multimedia interaktif model drill, tutorial, simulasi dan instructional games pada mata
pelajaran fisika telah dikembangkan valid dan praktis.

Kata kunci: Model Pembelajaran ICT, Kurikulum 2013

PENDAHULUAN pembelajaran sebelumnya karena media


Teknologi Informasi dan Komunikasi pembelajaran ini dapat menampilkan berbagai
(TIK) berkembang sangat pesat. peristiwa dalam bentuk gambar yang
Perkembangan ini memberikan pengaruh bergerak.
dalam berbagai aspek kehidupan manusia, Penggunaan komputer sebagai media
termasuk diantaranya dalam bidang pembelajaran sangat membantu dalam
pendidikan. Setiap era teknologi memiliki menyampaikan materi pembelajaran,
pengaruh dan membentuk era pendidikan khususnya dalam pembelajaran fisika. Segala
dimasanya. Perkembangan TIK dalam bidang sesuatu dalam pembelajaran fisika yang
pendidikan ditandai dengan pemanfaatan berkaitan dengan fenomena-fenomena yang
komputer untuk menciptakan pembelajaran terjadi di alam dapat divisualisasikan dengan
yang praktis, menarik dan interaktif. Sebagian bantuan komputer. Dengan kemampuannya
besar pemanfaatan komputer terdapat dalam menampilkan peristiwa dalam bentuk gambar
pembuatan media pembelajaran. Dengan yang bergerak, media pembelajaran ini
adanya keterlibatan komputer, banyak inovasi memberikan kemudahan dalam mengamati
yang muncul dalam media pembelajaran, fenomena-fenomena alam tersebut. Hal inilah
contohnya video pembelajaran, animasi, yang membuat penggunaan komputer sebagai
multimedia interaktif, instructional games dan media pembelajaran memberikan kontribusi
laboratorium virtual. Media pembelajaran yang cukup besar dalam menciptakan
yang dibuat dengan bantuan komputer ini jauh pembelajaran fisika yang menarik.
lebih menarik dan interaktif dari media-media

123
124 JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, NOVEMBER 2015.

Kurikulum 2013 yang mulai meningkatkan penguasaan konsep calon guru


diberlakukan oleh pemerintah fisika (Darmadi dkk, 2007; Gunawan dkk,
menyempurnakan kurikulum 2006 2008), dapat mengatasi miskonsepsi fisika
memberikan perubahan yang cukup mendasar dasar mahasiswa (Muller & Sharma, 2007),
terutama pada standar proses pembelajaran. meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan
Berdasarkan peraturan menteri pendidikan generik sains (Budiman dkk, 2008; Yahya
dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 65 dkk, 2008, Wiyono dkk, 2009). Keberhasilan
tahun 2013 tentang standar proses, pemerintah penggunaan ICT dalam perkuliahan fisika
telah menetapkan kebijakan penggunaan TIK dasar disebabkan mahasiswa lebih aktif dan
dalam pembelajaran pada Kurikulum 2013 mandiri (Darmadi dkk, 2007), animasi
sesuai dengan pendidikan dasar dan komputer dalam pembelajaran berbasis ICT
menengah, disebutkan pada butir ke 13 dapat memvisualisasikan proses-proses
prinsip pembelajaran yang digunakan yaitu abstrak yang mustahil dilihat atau
pemanfaatan teknologi informasi dan dibayangkan (Burke, 1998), mampu
komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan menayangkan kembali informasi-informasi
efektivitas pembelajaran. yang diperlukan. Penggunaan ICT
Menanggapi tuntutan dalam kurikulum pembelajaran pada fisika lanjut sangat
2013 tentang pemanfaatan TIK dalam membantu mahasiswa dalam memahami
pembelajaran, pendidik dapat menggunakan konsep-konsep yang bersifat abstrak. Menurut
dua setting pembelajaran dengan komputer, McKagan (2007) mahasiswa akan lebih
yaitu Computer Assisted Instruction (CAI), mudah memahami konsep mekanika kuantum
dimana komputer hanya sebagai alat bantu yang bersifat abstrak dengan bantuan software
pembelajaran saja dan Computer Based interaktif.
Instruction (CBI) dimana komputer sebagai Beberapa penelitian yang telah
sumber utama dari pembelajaran itu sendiri. dilakukan oleh peneliti antara lain yang
CBI bertujuan sedapat mungkin menggantikan berkaitan dengan penggunaan ICT dalam
dan/atau melengkapi serta mendukung unsur- pembelajaran fisika antara lain: Penerapan
unsur tujuan, materi, metode dan alat Pembelajaran berbasis ICT untuk
penilaian dalam proses belajar mengajar. Meningkatkan Penguasaan Konsep,
Komputer digunakan dalam pembelajaran Keterampilan Generik Sains dan Berpikir
karena beberapa pertimbangan, yaitu (1) Kritis Siswa SMA pada Topik Relativitas
kemampuan komputer untuk menyajikan Khusus (Wiyono, 2009). Model multimedia
informasi dalam bentuk multimedia (teks, interaktif adaptif yang terdiri dari presentasi
gambar, audio, video, animasi, simulasi) dan teks, audio, simulasi, animasi dengan
aspek interaktif, (2) Komputer dapat mengadaptasi gaya belajar dapat
diprogram untuk melakukan perhitungan, mempermudah mahasiswa dan dosen dalam
memeriksa hasil tes dan memberikan umpan mempelajari konsep-konsep pendahuluan
balik. fisika zat padat yang bersifat abstrak dan
Potensi yang dimiliki komputer tidak submikroskopik (Wiyono & Setiawan, 2012).
lepas dari perhatian pendidik untuk Menurut Wiyono & Tjiang (2011) model
memanfaatkannya dalam pembelajaran fisika. multimedia interaktif adaptif pendahuluan
Berbagai penelitian pemanfaatan ICT dalam fisika zat padat (MIA-PIZA) dapat
pembelajaran fisika telah dilakukan. meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada
Pemanfaaan ICT pada perkuliahan fisika dasar setiap gaya belajar terutama pada gaya belajar
dapat meningkatkan pemahaman konsep visual. Model MIA-PIZA secara signifikan
fisika dasar (Dori dan Belcher, 2005), dapat dapat meningkatkan keterampilan berpikir
Pengembangan Model Pembelajaran Fisika, Ketang Wiyono. 125

kritis dibandingkan dengan model


pembelajaran dengan bahan ajar lain (Wiyono
& Liliasari, 2012). Model Multimedia
Interaktif Berbasis Gaya Belajar untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep
Pendahuluan Fisika Zat Padat (Wiyono dkk,
2012). Pengembangan Multimedia Interaktif
Berbasis Gaya Belajar sebagai Inovasi Media
Pembelajaran Fisika Modern di LPTK
(Wiyono, 2013).
Untuk menjawab tantangan Gambar 1. Alur Desain Penelitian
implementasi kurikulum 2013 yang
menekankan pada pemanfaatan teknologi Untuk mendapatkan data yang
informasi dan komunikasi dalam diperlukan dalam penelitian ini digunakan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas teknik pengumpulan data sebagai berikut:
pembelajaran, rumusan masalah yang melatar 1) Untuk mendapatkan hasil validasi dari
belakangi penelitian ini adalah “Bagaimana ahli digunakan lembar validasi berupa
mengembangkan model pembelajaran fisika angket dan lembar saran.
berbasis TIK pada kurikulum 2013 yang valid 2) Untuk mendapatkan hasil uji coba
dan praktis. evaluasi one to one dan evaluasi small
group di gunakan lembar angket dan
METODE lembar saran.
Penelitian ini menggunakan metode Data hasil hasil validasi ahli (HVA) di
Development and Research dengan model skor dan dibuat dalam persentase kemudian
pengembangan Rowntree dan menggunakan dikelompokkan sesuai kategori berikut:
evaluasi Tessmer. Alur penelitian ini dapat
dilihat pada gambar 1: Tabel 1. Kategori Hasil Validasi Ahli
Persentase (%) Kategori
Sangat Valid
Valid
Kurang Valid
Tidak Valid

Data hasil evaluasi one to one dan


small group (HEOS) di skor dan dibuat dalam
persentase kemudian dikelompokkan sesuai
kategori berikut:

Tabel 2. Kategori Hasil Evaluasi One to


One dan Small Group
Persentase (%) Kategori
Sangat Praktis
126 JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, NOVEMBER 2015.

Praktis
Kurang Praktis
Tidak Praktis

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengembangan Multimedia
Interaktif Model Drill meliputi pengembangan
topik, pengembangan draf, dan computer
based. Pada tahap pengembangan topik, yang
dikembangkan adalah jabaran dari soal-soal
Gambar 2. Hasil pengembangan assesmen
yang ingin dimasukkan kedalam media yang
Model Drill and practice
dibuat. Bentuk soal yang digunakan pada tes
ini adalah multiple choice yang dituangkan ke
Hasil Pengembangan Multimedia
dalam bentuk multimedia, tes ini terdiri dari
Interaktif Model Tutorial meliputi
25 soal dari konsep kinematika. Pada tahap
pengembangan materi, Garis Besar Isi Media
pengembangan draft yang dilakukan oleh
(GBIM), Naskah (Storyboard) dan
peneliti adalah mengembagkan naskah yang
ComputerBased. Pada pengembangan materi,
ingin dibuat (storyboard). Storyboard pada
jabaran materi yang menjadi fokus
assesmen berbasis komputer ini memuat
pengembangan multimedia interaktif meliputi
menu-menu yakni halaman log in, halaman
4 pokok materi dan 12 indikator. Pada Garis
utama (home page), petunjuk penggunaan dan
Besar Isi Media (GBIM) digunakan GBIM
evaluasi. Selanjutnya bagian Computer based.
pengembangan multimedia interaktif
Computer based ini merupakan tempat atau
Problem Based Learning (PBL) yang meliputi
wadah untuk menempatkan semua rencana
pokok materi, indikator dan media yang
yang tersusun pada bagian paper based.
digunakan. setiap pokok materi telah
Program utama yang digunakan peneliti untuk
memanfaatkan media yang bervariasi, yaitu:
membuat assesmen berbasis komputer model
teks, gambar, audio, video dan virtual lab.
drill and practice ini adalah macromedia flash
Pada tahap naskah peneliti menyusun
8 professional. Peneliti memilih program ini
storyboard untuk memberikan gambaran
dikarenakan terdapat banyak pilihan untuk
mengenai apa saja yang akan disusun dalam
mendesain media yang akan dibuat sesuai
multimedia interaktif sesuai dengan GBIM
dengan apa yang diinginkan, selain itu
yang telah dibuat. Selanjutnya storyboard
terdapat tools yang membuat pengguna untuk
tersebut digunakan sebagai pedoman untuk
bisa menggabungkan teks, audio, video,
membuat desain multimedia interaktif
animasi. Namun tidak secara keseluruhan
berbasis model pembelajaran problem based
pada bagian ini peneliti menggunakan
learning berdasarkan materi pelajaran yang
program macromedia flash 8 professional, ada
telah ditentukan sebelum divalidasi oleh ahli.
beberapa program lain yang mendukung
Storyboard multimedia interaktif dapat dilihat
pembuatan assessment model drill and
pada lampiran desain multimedia interaktif.
practice ini sehingga produk yang dihasilkan
Pada tahap ComputerBased peneliti membuat
sesuai dengan yang diinginkan. Hasil dari
prototipe multimedia interaktif sesuai dengan
pengembangan assesmen adalah seperti
rancangan pada paper based. Peneliti
gambar 2 berikut:
menggunkan software Adobe Flash untuk
mendesain multimedia interaktif dalam
Pengembangan Model Pembelajaran Fisika, Ketang Wiyono. 127

bentuk computer based. Peneliti memilih materi tersebut. Pada tahap produksi prototipe
software Adobe Flash dikarenakan software Desain multimedia teori kinetik gas yang telah
tersebut memiliki fitur yang lengkap yang dibuat oleh peneliti dalam bentuk storyboard
dapat digunakan untuk mengabungkan diwujudkan dalam bentuk prototipe. Adapun
berbagai macam unsur multimedia yang program yang digunakan peneliti untuk
terdiri dari teks, audio, gambar, video dan mendesain multimedia dalam bentuk prototipe
virtual lab yang bekekstensi java. Contoh adalah adobe director 12, dikarenakan adobe
tampilan multimedia interaktif model tutorial director 12 memiliki tools yang dapat
adalah seperti gambar 3 berikut: digunakan untuk mengabungkan berbagai
macam unsur multimedia yang terdiri dari
teks, audio, gambar, dan animasi secara
mudah.
Tampilan software adobe director 12
yang digunakan dalam pengembangan produk
seperti gambar 4 berikut:

Gambar 3. Contoh tampilan multimedia


interaktif Model Tutorial

Hasil Pengembangan Multimedia


Interaktif Model Simulasi meliputi
pengembangan topik dan produksi prototipe.
Desain multimedia materi teori kinetik gas Gambar 4. Tampilan Adobe Director 12
pada tahap pengembangan topik meliputi
penyiapan Jabaran Materi (JM) dan Garis Berikut ini contoh tampilan prototype 1
Besar Isi Media (GBIM). Jabaran materi multimedia pembelajaran interaktif yang
materi teori kinetik gas yang menjadi fokus dikembangkan :
pengembangan multimedia terdiri dari
sepuluh pokok materi dengan 23 indikator
pembelajaran. Kesepuluh pokok materi ini
dimuat dalam multimedia dengan berbagai
variasi media sesuai dengan karakteristik
pokok materinya. Adapun GBIM multimedia
interaktif fisika materi teori kinetik gas terdiri
dari sepuluh pokok materi dengan 23
indikator pembelajaran. setiap pokok materi
telah memanfaatkan media yang bervariasi,
yaitu: teks, gambar, audio dan animasi yang
merupakan salah satu syarat dari multimedia.
Pemanfaatan media yang bervariasi ini telah Gambar 5. Tampilan Prototype 1
disesuaikan dengan karakteristik dari pokok
128 JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, NOVEMBER 2015.

Pengembangan Multimedia Interaktif Instructional Games dapat dilihat pada


Model Instructional Games meliputi gambar 6 berikut:
penyusunan draft dan rancangan awal. Pada
tahap penyusunan draft peneliti melakukan
persiapan, dengan menyusun jabaran materi
(JM) dan garis besar isi materi (GBIM) yang
nantinya akan di masukkan kedalam
storyboard. GBIM multimedia interaktif
model instructional games meliputi
Kompetensi Dasar 3.8, 6 indikator dan 6
pokok materi. Pada Jabaran Materi (JM) yang
terdapat pada multimedia interaktif model
instructional games, setiap pokok materi telah
memanfaatkan setting media games yang
bervariasi, yaitu: teks, gambar, audio,animasi
dan video. Pada tahap rancangan awal akan Gambar 6. Tampilan Awal Instructional
dilakukan produksi prototype multimedia Games
interktif model instructional games. Peneliti
menyiapkan kebutuhan dasar seperti progam Hasil Validasi yang diperoleh dari
atau software yang mendukung untuk keempat multimedia interaktif tersebut adalah
pembuatan media pembelajaran. Dalam hal sebagai berikut:
ini, Software utama yang digunakan peneliti
untuk membuat dan mendesain multimedia Tabel 3. Hasil Validasi Multimedia
interaktif model instructional games ini Interaktif
adalah Adobe director 12.0, dengan di dukung Persentase Hasil
No. Media Validasi (%) Rata- Ket
software macromedia flash 8 profesional dan
A B C rata
3Dmax Studio 6.0. Adobe director 12.0
1 Drill & Valid
merupakan software yang dapat membuat
Prac 84 84,6 84 84,2
progam aplikasi berektensi (.exe) dan tice
memiliki tools yang digunakan untuk 2 Tutori Sgt
menggabungkan berbagai macam unsur media 100 53,37 93 92,75
al valid
seperti gambar, teks, audio, animasi, video 3 Simula 91,1 Sgt
89,15 89,15 89,82
dan penambahan unsur interaktif pada si 7 Valid
multimedia yang dikembangkan. Setelah 4 Instruc Sgt
menyiapkan progam yang mendukung, tional 88 95 95 92,67 Valid
peneliti mulai membuat tampilan media Games
pembelajaran berdasarkan pada storyboard Rata-rata Sgt
89,86
Valid
yang telah dibuat. Peneliti memasukkan
Keterangan:
materi ajar serta animasi pembelajaran
A= Materi B= Desain C= Layout
kedalam media yang akan dibuat. Setelah
proses meng-input materi selesai, peneliti Hasil Angket yang diperoleh dari
kemudian mem-publish progam kedalam keempat multimedia interakktif tersebut
format exe untuk dapat dilihat hasilnya. adalah sebagai berikut:
Selanjutnya aplikasi yang telah dibuat dapat
dikatakan sebagai prototype 1 dan di lanjutkan
pada tahap pengembangan. Tampilan
Pengembangan Model Pembelajaran Fisika, Ketang Wiyono. 129

Tabel 4. Hasil Angket Multimedia Ucapan Terima Kasih


Interaktif Ucapan terimakasih kepada Rektor,
Persentase Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
No. Media Hasil Angket Ket Masyrakat yang telah membiayai penelitian
(%) ini dalam skim penelitian sains teknologi dan
1 Drill and Praktis seni dengan nomor surat perjanjian
82,8
Practice No.216/UN9.3.1/LT/2015 dan semua pihak
2 Tutorial 81,15 Praktis
yang telah membantu pelaksanaan penelitian
3 Simulasi Sangat
86,5 ini.
Praktis
4 Instructional Sangat
88,64 DAFTAR PUSTAKA
Games Praktis
Rata-rata 84,7725 Praktis ANTARA, (2012). Pengguna Internet
Indonesia 2012 Capai 63 juta orang
SIMPULAN DAN SARAN http://www.antaranews.com/berita.
Simpulan (Diakses tanggal 8 Mei 2013).
Berdasarkan hasil penelitian
pengembangan model pembelajaran Fisika Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
berbasis ICT pada implementasi kurikulum Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
2013 yang telah dilakukan, maka dapat Jakarta
disimpulkan bahwa telah berhasil
dikembangkan multimedia interaktif model Budiman, I. dkk. (2008). Model Pembelajaran
drill, tutorial, simulasi dan instructional Multimedia Interaktif Dualisme
games yang valid dan praktis berdasarkan Gelombang Partikel untuk
hasil validasi ahli dan evalusai one to one Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
serta small group. Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal
Saran Penelitian Pendidikan IPA. 2, (1), 48-
Berdasarkan kesimpulan penelitian 55.
tentang pengembangan model pembelajaran
Fisika berbasis ICT pada implementasi Burke, K.A. (1998). Developing and Using
kurikulum 2013, disarankan hal-hal sebagai Conceptual Computer Animation for
berikut: Chemistry Instruction. Journal of
1. Multimedia interaktif model drill, Chemical Education. Vol. 75. Iowa
tutorial, simulasi dan instructional games State University.
yang valid dan praktis agar
diimplementasikan dalam pembelajaran Darmadi, I.W. dkk. (2007). Pembelajaran
yang sesungguhnya. Berbasis Teknologi Informasi untuk
2. Dalam mengembangkan multimedia Meningkatkan Penguasaan Konsep
interaktif perlu mempertimbangkan Fisika Mahasiswa Calon Pengajar.
karakteristik materi dan karakteristik Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. 1,
peserta didik. (1).
3. Materi yang sesuai dikembangkan
dengan multimedia interaktif adalah Dori, Y.J. & Belcher, J. (2005). How Does
materi fisika yang bersifat abstrak dan Technology-Enable Active Learning
mikroskopis. Affect Undergraduate Student’s
Understanding of Electromagnetism
130 JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, NOVEMBER 2015.

Concept? The Journal of Learning


Science.14, (2), 243-279. Rusman. (2009). Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Pembelajaran.
Fikriyaturrohmah dan Rini Nurhakiki. 2010. Bandung: Universitas Pendidikan
Pengembangan Media Pembelajaran Indonesia.
Interaktif Hands-On Equations
Berbantu Komputer Pada Materi Rusman. (2012). “Belajar dan Pembelajaran
Persamaan Linier Satu Variabel untuk Berbasis Komputer : Mengembangkan
Siswa Kelas VII. http://jurnal- Profesionalisme Guru Abad 21”.
online.um.ac.id/data/artikel/artikel552F Bandung : Alfabeta.
E9AF59C4346253B49958E6924C43.p
df. Tanggal akses 5 Maret 2014. Sembiring, T. (2008). Urgensi dan kontribusi
riset dasar fisika dalam bidang
Gunawan, dkk. (2008). Model Pembelajaran teknologi informasi: Efek
Berbasis Multimedia Interaktif Untuk GiantMagnetoresistance (GMR) dalam
Meningkatkan Penguasaan Konsep Head Read Device. Pidato Pengukuhan
Calon Guru Pada Materi Elastisitas. Guru Besar FMIPA Universitas
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. 2, Sumatera Utara.
(1), 11-22.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
Hake, Richard R. (2002). Relationship of Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Individual Student Normalized Bandung : Alfabeta.
Learning Gains in Mechanics with
Gender, High-School Physics, and Wahyudi, J.B. (1992). Teknologi Informasi
Pretest Scores on Mathematics and dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta :
Spatial Visualization. Physics PT. Gramedia.
Education Research Conference; Boise,
Idaho; Agustus 2002. Warsita, Bambang. (2008). Teknologi
Pembelajaran : Landasan &
Kadir, A dan Triwahyuni. (2003). Teknologi Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Informasi. Yogyakarta : Kanisius
Wiyono, K & Liliasari. (2012) Peningkatan
McKagan, S. B., et al. (2007). “Developing Keterampilan Berpikir Kritis
and Researching PhET Simulations For Mahasiswa Calon Guru dengan Model
Teaching Quantum Mechanics”. MIA-PIZA. Majalah Ilmiah Forum
Physics Education Research.1, MIPA. 14 (1), 10-16.
(0709),4503.
Wiyono, K. & Agus Setiawan. (2012).
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Karakteristik multimedia interaktif
Informasi dan Komunikasi. Bandung : adaptif pendahuluan fisika zat padat
ALFABETA. (MIA-PIZA). Prosiding Seminar
Nasional Sains Pasca Sarjana
Prawiradilaga, Dewi Salma. (2009). Prinsip Unesa.Surabaya: Unesa University
Desain Pembelajaran (Instructional Press. 14 Januari. pp 28-38.
Design Principles)Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Pengembangan Model Pembelajaran Fisika, Ketang Wiyono. 131

Wiyono, K. & Paulus. C. Tjiang, (2011). Yahya, S. dkk. (2008). Model Pembelajaran
Profil Gaya Belajar Mahasiswa Pada Multimedia Interaktif Optic Fisis Untuk
Perkuliahan MIA-PIZA. Prosiding Meningkatkan Penguasaan Konsep,
Seminar Nasional FMIPA UNESA. Keterampilan Generik Sains Dan
Surabaya: Unesa University Press. 10 Keterampilan Berpikir Kritis Guru
Desember. pp 25-31. Fisika. Jurnal Penelitian Pendidikan
IPA. 2, (1), 56-63.
Wiyono, K. (2013). Pengembangan
Multimedia Interaktif Berbasis Gaya Yamasari, Yuni. (2010.) Pengembangan
Belajar Sebagai Inovasi Media Media Pembelajaran Matematika
Pembelajaran Fisika Modern di LPTK. Berbasis ICT yang Berkualitas.
Laporan Hibah Penelitian Bersaing. Makalah disampaikan dalam Seminar
Lembaga Penelitian Unsri: Palembang. Nasional Pascasarjana X-ITS, pada
tanggal 4 Agustus 2010 di Surabaya.
Wiyono, K. dkk. (2009). Model Pembelajaran
Multimedia Interaktif Realtivitas Zulkardi. (2009). Formative Evaluation :
Khusus untuk Meningkatkan What, Why, When, and How
Keterampilan Generik Sains Siswa (online).Tersedia
SMA. Jurnal Penelitian Pendidikan http://www.oocities.org/zulkardi/books.
IPA. 3, (1), 21-30. html. (Diakses tanggal 13 Februari
2013)
Wiyono, K. dkk. (2012) Model Multimedia
Interaktif Berbasis Gaya Belajar untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep
PEndahuluan Fisika Zat Padat. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia.8 (1), 74-
82.

Anda mungkin juga menyukai